Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH PENGGANTI UAS

DASAR ADMINITRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

“SUBSISTEM PELAYANAN KESEHATAN”

OLEH :

KELOMPOK 2

KELAS C

Asti Ananta J1A121117


Dian Sasnita J1A121127
Fazri Wahyudi J1A121140
Marfiani J1A121157
Nasywa Rasyifa J1A121167

Dosen Pengampu : Rastika Dwiyanti Liaran, S.K.M., M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Subsistem Pelayanan Kesehatan” dapat tersusun hingga selesai.Tidak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Administrasi dan
Kebijaka Kesehatan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dengan
memberikan informasi mengenai syarat pokok, stratifikasi pelayanan kesehatan dan pelayanan
kesehatan menyeluruh dan terpadu bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 17 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL.................................................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................

2.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan............................................................................

2.2 Pengertian Subtansi Pelayanan Kesehatan.............................................................

2.3 Stratifkasi Pelayanan Kesehatan.............................................................................

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................

3.1.Pengertian pelayanan kesehatan.............................................................................

3.2 macam-macam pelayanan kesehatan......................................................................

3.3 syarat pokok pelayanan kesehatan..........................................................................

3.4 masalah pelayanan kesehatan ................................................................................

3.4 pelayanan kesehatan dan menyeluruh....................................................................

3.5 stratifikasi pelayanan kesehatan.............................................................................

BAB 1V PENUTUP……………………………………………………………………..

3.6 Kesimpulan………………………………………………………………………

3.7 penutup………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu oraganisasi untuk memelihara dan meningkatnya kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Azrul anwar, 1996). Salah satu
indikator kualitas mutu pelayanan puskesmas adalah kepuasan pasien. Namun, tidak semua
puskesmas dapat memenuhinya. Fakta menganai buruknya pelayanan di puskesmas masih ada.
Terlebih lagi sikap dari pihak puskesmas yang membeda-bedakan pelayanan yang diberikan.
Pelayanan yang cepatn dan tepat, biaya pengobatan yang murah, serta sikap tenaga medis yang
ramah dan komunikatif adalah sebagian dari tuntutan pasien terhadap pelayanan puskesmas.
Namun, hanya sebagian puskesmas yang dapat memenuhi tuntutan tersebut terutama masalah
kepuasan pasien (Zulfa, 2009)

Puskesmas merupakan salah satu bentuk organisasi publik yang tujuan utamanya adalah
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan yang
diberikan oleh puskesmas termasuk dalam bentuk pelayanan umum. Untuk memahami konsep
pelayanan umum, maka akan diuraikan beberapa pendapat mengenai pelayanan umum. Konsep
pelayanan menurut (Moenir 2000:26).

Dengan mendekati masyarakat dan memahami latar belakang kebudayaannya, dokter dan
perawat sebagai tenaga kesehatan dari Puskesmas harus bisa menyakinkan masyarakat akan
pentingnya kesehatan, memperoleh dukungan mereka, dan jika perlu mendorong agar mengubah
segala kebiasaan dan perilaku yang dapat mengganggu kesehatan. Selain itu, mereka harus
memotivasi peran serta masyarakat dalam bermacam kegiatan kesehatan. Disamping itu,
puskesmas sebagai focus interaksi telah meniadakan golongan sosial-ekonomi tertentu seperti
biasanya terjadi dalam pertemuan, yang sebagian besar dihadiri oleh golongan masyarakat yang
berstatus sosial-ekonomi relative tinggi. Masyarakat dari kelas sosial-ekonomi rendah terlalu
sibuk bekerja sehingga tidak mempunyai kesempatan mendapatkan pengetahuan baru. Kadang-
kadang mereka diberitahu secara tidak langsung melalui kader kesehatan atau pejabat desa yang
hadir dalam pertemuan. Namun informasi yang disampaikan sering kurang lengkap dan akurat.
Mengingat masyarakat yang berstatus sosialekonomi rendah adalah pihak yang paling
membutuhkan pelayanan kesehatan, perlu ditemukan strategi yang tepat untuk
menginformasikan mereka secara langsung, pemanfaatan

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah. sebagai


berikut:

1. Apa itu subsistem pelayanan kesehatan?


2. Syarat pokok subsistem pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana masalah yang ada di subsistem pelayanan kesehatan?
4. Bagaimana stratifikasi subsistem pelayanan kesehatan
5. Subsistem pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahu apa itu subsistem pelayanan kesehatan?


2. Untuk mengetahui syarat pokok subsistem pelayanan kesehatan?
3. Untuk mengetahui bagaimana masalah yang ada di subsistem pelayanan
kesehatan?
4. Untuk mengetahui bagaimana stratifikasi subsistem pelayanan kesehatan
5. Untuk mengetahui subsistem pelayanan kesehatan secara menyeluruh
danterpadu?
1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu:

1. Manfaat bagi pembaca, yakni agar para pembaca dapat mengetahui apa itu
subsistem pelayanan kesehatan, syarat pokok, masalah, stratifikasi, dan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
2. Manfaat bagi penulis, yakni makalah ini merupakan hasil dari tugas kelompok
mata kuliah Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Dengan penulisan
makalah ini para penulis juga dapat mengetahui tentang subsistem pelayanan
kesehatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan


Kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi manusia. Dengan adanyakesehatan,
manusia dapat menjalankan segala aktivitas. Menjaga kesehatan diri dapat dilakukan dengan
tetap menjaga kebersihan lingkungan agar tidak timbul penyakit yang dapat menyerang.
Selain itu, pemerintah telah memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini
sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang terserang penyakit.
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, kesehatan diartikan sebagai
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara social dan ekonomis(Azwar, 1994:11). Menurut Levey Loomba, pelayanan
kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh suatu organisasi baik secara sendiri atau
bersama-sama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat
(Azwar, 1994: 42).
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif( peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

1.2. Pengertian Subtansi Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan
kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoadmojo (2003) adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat (Notoadmojo, 2003). Sedangkan, menurut Azrul Azwar (1996),
pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat (Azwar, 1996).
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Levey dan Loomba (1973), dapat diperoleh
bahwa batasan pelayanan kesehatan mengandung hal usaha sendiri, usaha lembaga atau
organisasi, memiliki tujuan yang dicapai, lingkup program, sasaran pelayanan. Berikut
penjelasannya (Levey & Loomba, 1973):
a. Usaha sendiri, yaitu setiap usaha pelayanan kesehatan bisa dilakukan sendiri ditempat
pelayanan, misalnya pelayanan bidan praktek mandiri.
b. Usaha lembaga atau organisasi, yaitu setiap usaha pelayanan kesehatan dilakukan
secara kelembagaan atau organisasi kesehatan ditempat pelayanan, misalnya pelayanan
kesehatan masyarakat di puskesmas.
c. Memiliki tujuan yang dicapai. Tiap pelayanan kesehatan memiliki produk yang
beragam yang pada tujuan pokoknya adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
d. Lingkup program. Lingkup pelayanan kesehatan meliputi kegiatan pemeliharaan
kesehatan, peningkatan kesehatan, pencengah penyakit, penyembuhan penyakit,
pemulihan kesehatan, atau gabungan dari keseluruhan.
e. Sasaran pelayanan. Tiap pelayanan kesehatan menghasilkan sasaran yang berbeda,
tergantung dari program yang akan dilakukan, bisa untuk perseorangan, keluarga,
kelompok ataupun untuk masyarakat secara umum.

1.3. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan


Stratifikasi pelayanan kesehatan merupakan pengelompokan pemberian pelayanan
kesehatan berdasarkan tingkat kebutuhan subjek layanan kesehatan.
BAB III

PEMBAHASAN

1.4. Pengertian Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan atau perawatan kesehatan (health care) adalah pemeliharaan atau
peningkatan status kesehatan melalui usaha-usaha pencegahan, diagnosis, terapi, pemulihan,
atau penyembuhan penyakit, cedera, serta gangguan fisik dan mental lainnya. Pelayanan
kesehatan diberikan secara profesional oleh tenaga kesehatan dan tenaga pendukung
kesehatan, misalnya dokter, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, beserta asisten-asistennya.
Kegiatan pelayanan kesehatan diberikan di fasilitas kesehatan primer, sekunder, tersier, serta
mencakup kesehatan masyarakat.

1.5. Macam-macam Pelayanan Kesehatan


Menurut Hodgetts dan Cascio (1983) secara secara umum bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan banyak macamnya dapat dibedakan atas dua. Macam-macam pelayanan kesehatan
adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termaksud dalam kelompok pelayanan kedokteran
(medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri
(solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi (institution), tujuan
utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memilihkan kesehatan serta sasarannya
terutama untuk perseorangan dan keluarga.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termaksud dalam kelompok pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya
terutama untuk kelompok dan masyarakat. Perbedaan lebih lanjut dari kedua bentuk
pelayanan kesehatani ini, dapat dilihat dari rincian Leavel dan Clark (1953), yang
secara sederhana dapat diuraikan pada tabel berikut (Leavel & Clark, 1953).
Tabel perbedaan pelayanan kedokteran dengan elayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kedokteran Pelayanan kesehatan masyarakat

Tenaga pelaksanaannya Tenaga pelaksanaannya terutama ahli


terutama adalah dokter kesehatan masyarakat
Perhatian utamanya Perhatian utamanya pada pencegahan
pada penyembuhan penyakit
penyakit
Sasaran utamanya Sasaran utamanya adalah masyarakat
adalah perseorangan keseluruhan
atau keluarga
Kurang memperhatikan Selalu memperhatikan efisiensi
efisiensi
Tidak boleh menarik Menarik perhatian masyarakat misalnya
perhatian karena penyuluhan masyarakat
bertentangan dengan
etik dokter
Menjalankan fungsi Menjalankan fungsi pengorganisasian
perseorangan dan masyarakat dan didukung dengan undang-
terikat dengan undang- undang
undang
Penghasilan diperoleh Penghasilan merupakan gaji dari pemerintah
dari imbal jasa

Bertanggung jawab Bertanggung jawab kepada seluruh


hanya pada penderita masyarakat
Tidak dapat Dapat memonopoli upaya kesehatan
memonopoli upaya
kesehatan dan bahkan
mendapat saingan
Masalah administrasi Menghadapi berbagai persoalan
sangat sederhana kepemimpinan

1.6. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan


Sekalipun pelayanan kedokteran berbeda dengan pelayanan kesehatan masyarakat,
namun untuk dapat disebut sebagai suatu pelayanan kesehatan yang baik, keduanya harus
memiliki berbagai persyaratan pokok, syarat pokok yang dimaksud adalah (Wijono, 2000):
a. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan tersebut harus tersedia dimasyarakat (available) serta bersifat
berkesinambungan (continous). Artinya, semua jenis pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaanya dalam
masyarakakt adalah setiap saat yang dibutuhkan.
b. Dapat diterima dengan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat
diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya,
pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat serta bersifat tidak wajar,
bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.
c. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah
dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan
disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan
menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah
perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah
pelayanan kesehatan yang baik.
d. Mudah di jangkau
Syarat pokok keempat peayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah
dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud
disini terutama dari sudut biaya.Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini
harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.Pelayanan kesehatan yang mahal dank arena itu
hanya mungkin di nikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah pelayanan
kesehatan yang baik.

e. Bermutu Syarat
pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu (quality).
Pengertian mutu yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah di tetapkan.

1.7. Masalah Pelayanan Kesehatan


Dalam syarat pokok pelayanan kesehatan terdiri atas 5 hal. Namun, kelima persyaratan
pokok ini sering kali tidak dipenuhi dalam perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Dengan telah berkembangnnya ilmu dan teknologi, terjadi beberapa perubahan dalam
pelayanan kesehatan. Perubahan yang seperti ini di satu pihak memang mendatangkan
banyak keuntungan seperti misalnya meningkatnya mutu pelayanan yang dapat dilihat dari
makin menurunnya angka kesakitan, cacat, dan kematian serta meningkatnya umur harapan
hidup rata-rata. Tetapi di pihak lain, perubahan yang seperti ini ternyata juga mendatangkan
banyak masalah sebagai berikut (Wijono, 2000):
a. Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan
Timbulnya pengkotakan dalam pelayanan kesehatan (fragmented health services),
erat hubungannya dengan munculnya spesialisasi dan sub spesialisasi dalam
pelayanan kesehatan. Dampak negative yang ditimbulkan ialah menyulitkan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang apabila, berkelanjutan pada
gilirannya akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan.
b. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan
Perubahan ini muncul sebagai akibat telah terkotak kotaknya pelayanan
kesehatan, yang pengaruhnya terutama ditemukan pada hubungan dokter pasien.
Sebagai akibat munculnya spesialis dan sub spesialis menyebabkan perhatian
penyelenggara pelayanan kesehatan tidak dapat lagi diberikan secara menyeluruh.
Perhatian tersebut hanya tertuju kepada keluhan dan ataupun organ tubuh yang sakit
saja. Perubahan sifat pelayanan kesehatan makin bertambah nyata, jika diketahui
bahwa pada saat ini telah banyak dipergunakan pula berbagai peralatan kedokteran
canggih. Ketergantungan yang kemudian muncul terhadap berbagai peralatan
kedokteran canggih tersebut, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang
merugikan, yaitu (Wijono, 2000):
1) Makin renggangnya hubungan dokter dan pasien antara dokter dan pasien telah
terdapat suatu tabir pemisah yakni berbagai peralatan kedokteran yang
dipergunakan tersebut.
2) Makin mahalnya biaya kesehatan keadaan yang seperti ini mudah diperkirakan
akan menyulitkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.
Kedua perubahan dengan dampak negatif tersebut mau tidak mau akan mempengaruhi
mutu pelayanan. Pelayanan Kesehatan yang hanya memperhatikan organ tubuh saja, tentu
tidak akan berhasil secara sempurna menyelesaikan masalah kesehatan yang diderita
seseorang (Wijono, 2000).

1.8. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh dan Terpadu


Menyadari bahwa pelayanan kesehatan yang berkotak-kotak bukanlah pelayanan
kesehatan yang baik, maka berbagai pihak berupaya mencari jalan keluar yang sebaik-
baiknya. Salah satu dari jalan keluar tersebut ialah memperkenalkan kembali bentuk
pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu (comprehensive and integrated health
services). Pengertian pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu ada dua macam.
Pertama, pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan barbagai upaya kesehatan yang ada
di masyarakat yakni, pelayanan peningkatan dan pemeliharaankesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakitbserta pemulihan kesehatan (Azwar, 2000).
Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan
terpadu apabila kelima jenis pelayanan ini diselenggarakan bersamaan. Kedua, pelayanan
kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic approach). Jadi, tidak
hanya memperhatikan keluhan penderita saja, tetapi juga berbagai latar belakang sosial
ekonomi, social budaya, sosial psikologi, dan lain sebagainya. Suatu pelayanan kesehatan
disebut sebagai pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu apabila pendekatan yang
dipergunakan memperhatikan berbagai aspek kehidupan dari para pemakai jasa pelayanan
kesehatan. Tergantung dari filosofi serta perkembangan pelayanan kesehatan yang dimiliki
oleh suatu Negara, maka upaya yang dilakukan untuk mewujudkan pelayana kesehatan yang
menyeluruh dan terpadu ini agak berbeda. Secara umum upaya pendekatan yang dimaksud
dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu (Azwar, 2000):
a. Pendekatan institusi
Jika pelayanan kesehatan masih bersifat sederhana maka kehendak untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu dilakukan melalui
pendekatan institusi (institutional approach). Dalam arti penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dilakukan dalam satu atap. Disini setiap bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dikelolah dalam satu instuisi kesehatan saja.
b. Pendekatan sistem
Tentu mudah untuk dipahami bahwa Negara yang pelayanan kesehatannya telah
berkembang dengan pesat, pendekatan institusi telah tidak mungkin di terapkan lagi.
Akibat makin kompleknya pelayanan kesehatan adalah mustahil untuk menyediakan
semua bentuk dan jenis pelayanan dalam suatu institusi. Bukan saja akan menjadi
terlalu mahal, tetapi yang terpenting lagi akan tidak efektif dan efisien. Disamping
memang dalam kehidupan masyarakat moderen kini, telah terdapa apa yang disebut
dengan spesialisasi, yang apabila dapat diatur dan dimanfaatkan dengan baik, akan
dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan.

Dalam keadaan seperti ini, keinginan untuk mewujudkan pelayanan keserhatan yang
menyeluruh dan terpadu di lakukan melalui pendekatan system (system approach) pengertian
pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu yang dsiterapkan saat ini, adalah dalam
arti system. Disini pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa strata,untuk kemudian antara
satu strata dengan strata lainnya, di ikat dalam satu mekanisme hubungan kerja, sehingga
secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan yang terpadu (Azwar, 2000).
1.9. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan
Strata pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap negara tidaklah sama, namun secara
umum berbagai strata ini dapat di kelompokkan menjadi tiga macam yakni (Azwar, 1988):
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primery health services) adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat
pelayanan rawat jalan.
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka (promosi kesehatan).
Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat pokok (basic health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian
besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Pada umunya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat
pelayanan rawat jalan (ambulatory/ out patient services). Bentuk pelayanan ini di
Indonesia adalah Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan
Balkesmas.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang lebih lanjut,
telah bersifat rawat inap dan untuk menyelenggarakannnya telah dibutuhkan
tersediannya tenaga-tenaga spesialis.
Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan
yang lebih lanjut yang diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan rawat
inap (in patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
primer dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. Bentuk pelayanan ini
misalnya Rumah Sakit tipe C dan D.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
lebih compleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga sub spesialis.
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan
kesehatan yang diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak
dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih komplek dan
umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga superspesialis. Bentuk pelayanan ini di
Indonesia adalah Rumah Sakit tipe A dan B (Azwar, 1996).
BAB IV

PENUTUP

1.5 Kesimpulan

Kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi manusia. Dengan adanya kesehatan,
manusia dapat menjalankan segala aktivitas. Menjaga kesehatan diri dapat dilakukan dengan
tetap menjaga kebersihan lingkungan agar tidak timbul penyakit yang dapat menyerang. Selain
itu, pemerintah telah memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat yang terserang penyakit.

Menurut Hodgetts dan Cascio (1983) secara secara umum bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan banyak macamnya dapat dibedakan atas dua. Macam-macam pelayanan kesehatan
adalah Pelayanan kedokteran dan Pelayanan kesehatan masyarakat. Sekalipun pelayanan
kedokteran berbeda dengan pelayanan kesehatan masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai
suatu pelayanan kesehatan yang baik, keduanya harus memiliki berbagai persyaratan pokok.

1.6 Saran

Demikian makalah yang dapat kami uraikan, sebagai penulis makalah ini kami berharap kepada
pembaca dapat memahami apa yang kami telah uraikan dalam makalah ini yaitu mengenai
Subsistem Pelayanan Kesehatan. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai
pihak sangat kami butuhkan agar dapat mengoreksi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Syamsul dkk. 2016. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. Banjarmasin.
Pustaka Banua

Utami, TN. 2015. Sistem Pelayanan Kesehatan. Sumber dari: http://repository.uinsu.ac.id ›...PDF
sistem pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai