Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ADMINISTRASI DAN MUTU PELAYANAN KESPRO

“Standar Pelayanan Kesehatan secara Umum”

Disusun oleh:
Kelompok 1
Indah Tiansy 1711211002 Elsy Agusneli 1711211032
Shintia Febriani S. 1711211004 Anjarwati Pangestu 1711211033
Reni Novita 1711211005 Egi Adelweis 1711211037
Icha Wilma 1711211014 Lili Wulandari 1711211040
Siti Khodijah R. 1711211018 Aurora Alifa 1711212002
Shindy Sintia S. 1711211020 Syiffa Kurnia F. 1711212005
Faraditha Dwi A. 1711211021 Rahmi Umarefi 1711212008
Alif Laila 1711211024 Intan Rahma Sari 1711212010
Fajrice Febrila 1711211025

Dosen Pengampu:
Suci Maisyarah Nasution, S.ST, M.K.M

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkah dan
rahmat-Nya kelompok dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Standar
Pelayanan Kesehatan secara Umum”. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan kontribusi
baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Administrasi dan Mutu Pelayanan Kesehatan Reproduksi. Selain itu makalah ini
disusun agar dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca tentang
Standar Pelayanan Kesehatan secara Umum.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan.Maka dari itu penulis berharap agar adanya kritik dan saran yang
diberikan, sehingga dapat menjadi pelajaran untuk kedepannya.

Padang, 22 April 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Standar Pelayanan Kesehatan Secara Umum............................................3

2.2 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit...............................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

3.1 Kesimpulan..............................................................................................12

3.2 Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

Hasil Diskusi..........................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada pasal 28 H, ayat ( l) perubahan Undang – undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang
berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan dalam Pasal 34 ayat (3)
dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas perayanan kesehatan
perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.
Berbagai jenis tenaga kesehatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga
kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar,
membuat semakin kompleksnya permasalahan di rumah sakit. Pada
hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung
jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam
meningkatkan taraf kesejahteraan mesyarakat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
BAB I ayat 6 menyatakan : Standar pelayanan Minimal yang selanjutnya
disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
negara secara minimal, Ayat 7 menyatakan: Indikator SPM adalah tolak
ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuh didalarn pencapaian
suatu SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat
pelayanan, Ayat 8 menyatakan: Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan
publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam kehidupan sosial ekonomi dan pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Standar Pelayanan KesehatanSecara Umum?
2. Apa Itu StandarPelayanan Minimal RumahSakit?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Standar Pelayanan Kesehatan Secara Umum.
2. Untuk mengetahui Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
BAB II PEMBAHASAN

1.4 Standar Pelayanan Kesehatan Secara Umum


Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal.Juga merupakan spesifikasi teknis
tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan
Umum kepada masyarakat (Kepmenkes/228/Menkes/SK/III/2008).
Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang
yang dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya
peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan.5 Defenisi Pelayanan kesehatan menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 (Depkes RI) yang
tertuang dalam UndangUndang Kesehatan tentang kesehatan ialah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan,
keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU
Kesehatan, pelayanan kesehatan secara umum terdiri dari dua bentuk
pelayanan kesehatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service)
Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh perorangan
secara mandiri (self care), dan keluarga (family care) atau kelompok
anggota masyarakat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.Upaya
pelayanan perseorangan tersebut dilaksanakan pada institusi
pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik bersalin, praktik
mandiri.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)
Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan
masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang mengacu pada tindakan promotif dan preventif.Upaya
pelayanan masyarakat tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat
kesehatan masyarakat tertentu seperti puskesmas.
Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal 52
ayat (2) UU Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a. Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan
yang bersifat promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap
suatu masalah kesehatan/penyakit.
c. Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit,
pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.
Pelayanan kegiatan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat
puskesmas, rumah sakit umum/swasta, klinik dan institusi pelayanan
kesehatan lainnya diharapkan kontribusinya agar lebih optimal dan
maksimal.Masyarakat atau pasien dalam hal ini menuntut pihak pelayanan
kesehatan yang baik dari beberapa institusi penyelenggara di atas agar
kinerjanya dapat dirasakan oleh pasien dan keluarganya, dilain pihak
pemerintah belum dapat menerapkan aturan pelayanan kesehatan secara
tepat, sebagaimana yang diharapkan karena adanya keterbatasan-
keterbatasan.Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga
kesehatan yang baik, terampil dan fasilitas rumah sakit yang baik, tetapi
tidak semua institusi pelayanan medis tersebut memenuhi kriteria tersebut,
sehingga meningkatkan kerumitan sistem pelayanan kesehatan dewasa ini.
Dalam rangka penerapan SPM Bidang Kesehatan disusun Standar
Teknis Penerapan SPM yang menjelaskan langkah operasional pencapaian
SPM Bidang Kesehatan di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai acuan
bagi pemerintah daerah dengan memperhatikan potensi dan kemampuan
daerah. SPM juga akan berfungsi sebagai instrumen untuk memperkuat
pelaksanaan Performance Based Budgeting. Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 juga mengamanatkan pada Pemerintah Daerah untuk benar-
benar memprioritaskan belanja daerah untuk mendanai urusan pemerintahan
wajib yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan SPM (pasal
298). Pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) ke daerah akan berdasar
pada kebutuhan daerah untuk pencapaian target-target SPM. Daerah dengan
kemampuan sumber daya yang kurang akan menjadi prioritas dalam
pengalokasian DAK.
Hal-hal tersebut di atas membuat seluruh elemen akan bersatu padu
berbenah untuk bersama-sama menuju pencapaian target-target SPM,
termasuk di dalamnya adalah pemenuhan sumber daya manusia kesehatan
terutama di level Puskesmas sesuai Permenkes Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama akan menjadi unit terdepan dalam upaya
pencapaian target-target SPM.
Mekanisme pelaksanaan SPM yaitu :
1) Pelayanan kesehatan saat pra krisis kesehatan, yaitu edukasi
pengurangan risiko krisis kesehatan bagi penduduk yang tinggal di
wilayah berpotensi bencana;
2) Pelayanan kesehatan saat tanggap darurat krisis kesehatan ditujukan
untuk merespon seluruh kondisi kedaruratan secara cepat dan tepat,
guna menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan lebih lanjut dan
mengurangi angka kesakitan dengan memperhatikan kepentingan
kelompok rentan, yang meliputi:
a. mendapatkan layanan medis dasar dan layanan rujukan bila
diperlukan;
b. mendapatkan layanan pencegahan penyakit menular dan
penyehatan lingkungan;
c. mendapatkan layanan gizi darurat;
d. mendapatkan layanan kesehatan reproduksi darurat;
e. mendapatkan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial;
f. mendapatkan penyuluhan kesehatan.

Dalam Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang


Standar Pelayanan Minimal disebutkan bahwa Standar Pelayanan Minimal
atau disingkat dengan SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap  Warga Negara secara minimal. Pelayanan dasar dimaksud
adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga
negara.Pelayanan Dasar (PD) sendiri merupakan pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan dasar warga negara.

Bentuk PD untuk SPM terdiri atas berbagai jenis, salah satunya


melalui kesehatan atau disebut SPM kesehatan.SPM kesehatan mencangkup
atas Daerah Otonom atau disebut juga dengan Daerah yaitu SPM kesehatan
daerah provinsi dan SPM kesehatan Daerah kabupaten/kota.Untuk jenis PD
pada SPM kesehatan Daerah provinsi terdiri atas pelayanan kesehatan bagi
penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/ berpotensi
bencana, dan pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar
biasa provinsi. Untuk jenis PD pada SPM kesehatan Daerah kabupaten/kota
terdiri atas pelayanan kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir, balita, pada usia
pendidikan dasar, usia produktif, usia lanjut, penderita hipertensi, diabetes
mellitus, orang dengan gangguan jiwa berat, terduga tuberkulosis dan orang
dengan risiko terinfeksi HIV.

Selanjutnya, tentang SPM kesehatan baik teknis dan peraturannya


dapat dilihat Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan dan lembaga pemerintah nonkementerian
terkait.Pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal merupakan
urusan pemerintahan wajib yang diselenggarakan Pemerintah daerah baik
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Daerah.Urusan Pemerintahan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang selanjutnya menjadi
jenis SPM, salah satunya adalah Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.

Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan bagi


Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut.

Pemerintah Provinsi :

a. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat


bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi
b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa
provinsi

Pemerintah Kabupaten/Kota :

a. pelayanan kesehatan ibu hamil


b. pelayanan kesehatan ibu bersalin
c. pelayanan kesehatan bayi baru lahir
d. pelayanan kesehatan bayi baru lahir
e. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar

Berdasarkan isi Isi Permenkes 4 tahun 2019


Pasal 1
1. Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
wajib menerapkan Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.
2. Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut
SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.

Pasal 2
1. SPM Kesehatan terdiri atas SPM Kesehatan Daerah Provinsi dan SPM
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota.
2. Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Provinsi terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan
akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan
b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar
biasa provinsi.
3. Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil;
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
d. Pelayanan kesehatan balita;
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus).
4. Pelayanan yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mencakup:
a. peningkatan kesehatan;
b. perlindungan spesifik;
c. diagnosis dini dan pengobatan tepat;
d. pencegahan kecacatan; dan
e. rehabilitasi.
5. Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada fasilitas
pelayanan kesehatan baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
maupun swasta.
6. Pelayanan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan.
7. Selain oleh tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) untuk
jenis pelayanan dasar tertentu dapat dilakukan oleh kader kesehatan
terlatih di luar fasilitas pelayanan kesehatan di bawah pengawasan tenaga
kesehatan.

Pasal 3
1. Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan setiap jenis
pelayanan dasar pada SPM bidang Kesehatan.
2. Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam standar teknis yang
terdiri atas:
a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia
kesehatan; dan
c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
3. Standar teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Pasal 4
Capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam pemenuhan mutu pelayanan setiap
jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100% (seratus persen).

Pasal 5
Perhitungan pembiayaan pelayanan dasar pada SPM Kesehatan
memperhatikan berbagai sumber pembiayaan agar tidak terjadi duplikasi
anggaran.
Pasal 6
Pelaksanaan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5)
dicatat dan dilaporkan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah
daerah provinsi, dan Menteri Kesehatan secara berjenjang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7
Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan evaluasi serta pembinaan dan
pengawasan secara berjenjang sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Pasal 8
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1473), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

1.5 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi
jenis-jenis pelayanan indikator dan standar pencapaiain kinerja pelayanan
rumah sakit.Fungsi standar pelayanan minimal adalah mengurangi
kesenjangan mutu pelayanan kesehatan antar daerah dan sebagai aspek
sumber dana desentralisasi dan dana dekonsentrasi atau pembatuan.
Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan
oleh rumah sakit meliputi :
a. Pelayanan gawat darurat
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan rawat inap
d. Pelayanan bedah
e. Pelayanan persalinan dan perinatology
f. Pelayanan intensif
g. Pelayanan radiologi
h. Pelayanan laboratorium patologi klinik
i. Pelayanan rehabilitasi medis
j. Pelayanan farmasi
k. Pelayanan gizi
l. Pelayanan transfusi darah
m. Pelayanan keluarga miskin
n. Pelayanan rekam medis
o. Pengelolaan limbah
p. Pelayanan administrasi manajemen
q. Pelayanan ambulans atau kereta jenazah
r. Pelayanan pemulasaraan jenazah
s. Pelayanan laundry
t. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
u. Pencegah Pengendalian Infeksi
BAB III PENUTUP

1.6 Kesimpulan
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal. Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan,
pelayanan kesehatan secara umum terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan
yaitu Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service) yang
diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga
(family care) atau kelompok anggota masyarakat yang bertujuan untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan
keluarga, serta Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) yang
diselenggarakan oleh kelompok dan masyarakat yang bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang mengacu pada tindakan
promotif dan preventif.
Penerapan SPM yang menjelaskan langkah operasional pencapaian
SPM Bidang Kesehatan di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai acuan
bagi pemerintah daerah dengan memperhatikan potensi dan kemampuan
daerah. SPM juga akan berfungsi sebagai instrumen untuk memperkuat
pelaksanaan Performance Based Budgeting. Mekanisme pelaksanaan SPM
yaitu Pelayanan kesehatan saat pra krisis kesehatan serta Pelayanan kesehatan
saat tanggap darurat.
SPM kesehatan baik teknis dan peraturannya dapat dilihat
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan dan lembaga pemerintah nonkementerian terkait. Pelayanan dasar
dalam Standar Pelayanan Minimal merupakan urusan pemerintahan wajib
yang diselenggarakan Pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Daerah.
1.7 Saran
Dalam materi perkembangan dan pengendalian mutu yang telah kelompok
paparkan dalam makalah ini, seharusnya dapat meningkatkan pengetahuan
bagi pembaca. Penulisan dan penyusunan materi sudah dilakukan melalui
pengumpulan dari berbagai sumber yang ada. Untuk itu kelompok
mengharapkan apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
kata-kata, huruf dan kelengkapan materi pembaca dapat memaklumi dan
memberikan sanggahan beserta masukan pada saat proses diskusi dilakukan.
Hal tersebut sangat membantu dalam perbaikan makalah dan pemberian
informasi tambahan bagi kelompok sendiri maupun bagi pembaca. Kelompok
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA

PMK Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
http://digilib.unila.ac.id/10047/11/BAB%20II.pdf
Wirawan, Parvani. 2012. Standar Pelayanan Medis SPM Dan Standar Operasional
Prosedur SOP. Tersedia
dihttp://www.academia.edu/6762261/standar_pelayanan_medis_SPM_dan_
standar_operasional_prosedur_SOP . Diakses pada tanggal 21 april 2020
Kapalawi, Irwandi. 2012. Langkah-Langkah Standar Operasional Prosedur.
Tersedia di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32843/3/chapter
%20II.pdf . Diakses pada tanggal 21 April 2020
Hasil Diskusi
Rangkuman Hasil Diskusi (sesi Tanya jawab) :

1. Mike rasyadi BP 1711212044 dari kelompok 2


Q: Pada keadaan saat ini tepat nya seluruh Masyarakat di dunia khusus nya
Indonesia sedang berjuang melawan CoVid-19, pertanyaan nya, apakah
memungkinkan SPM yang telah Ada mengalami perubahan karena
mengingat urgensi keadaan saat ini? Jikalau ada perubahan tolong
sbutkan?
A:
Menurut kami, SPM saat ini masih tetap sama belum mengalami
perubahan walaupun skrg sedang urgensinya COVID-19, tetapi kami
berpendapat bahwa apabila nantinya covid-19 ini tidak kunjung hilang
kemungkinan pemerintah akan merubah dan memasukkan pelayanan
untuk penderita Covid-19 ini kedalam SPM

Anda mungkin juga menyukai