Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KESEHATAN LANJUTAN

“Sistem Pelayanan Kesehatan”

Dosen Pengampu:
Dr. Isniati, SKM., MPH.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Dayyan Shiddiq 1911212051
Dwi Fachraeni 1911212033
Meysha Farashanda 2221212007
Liza Safitri 2221212008
Yolanda Febria 2221212003

PROGRAM STUDI MAGISTER EPIDEMIOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang selalu


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini yang berjudul “Sitem Pelayanan Kesehatan”, Makalah “Sistem
Pelayanan Kesehatan” diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
nilai semester ganjil mata kuliah Manajemen Kesehatan Lanjutan.
Proses penulisan makalah ini dapat terlaksana atas bantuan dan bimbingan
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Kesehatan Lanjutan, Dr. Isniati, SKM., MPH.dan
teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami berharap agar makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan
inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. Kami juga berharap agar makalah ini
menjadi acuan yang baik dan berkualitas.

Padang, Desember 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

3
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan pada dasarnya merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakekatnya tidak berwujud serta tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu, proses produksinya tidak dikaitkan dengan suatu
produk fisik. Pelayanan publik adalah kegiatan saling membantu antara pihak pelayan
kepada pelanggan. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat
maka akan melahirkan revolusi baru yang mana adanya peralihan model kinerja dari
konvensional ke digital. Pemerintah dituntut untuk memanajemen kembali
mekanisme pelayanan publik yang lebih efisien dan tidak berbelit-belit. Berbagai
negara-negara didunia agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya bersama
PBB merencakan program milenium development goals (MDG), yang mana dituntut
untuk meimplementasikan e-goverment yang disesuaikan dengan keadaan negaranya
masing- masing. Berdasarkan survei PBB pada 2018 Indonesia menempati peringkat
ke 7 di ASEAN dalam penerapan e-goverment. Tentunya dika melinat fakta tersebut
negara Indonesia masih ketinggalan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Indonesia adalah salah suatu negara yang mulai menerapkan pelayanan publik
yang berbasis electronic dengan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi serta mutu kualitas pelayanan demi menciptakan good governance (tata
kelola pemerintahan yang baik). Berdasarkan Undang-Undang Nomer 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik bahwa pemerintah memiliki kewajiban serta tanggung
jawab untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakatnya, yang mana
kita tahu bahwa pelayanan harus berfokus pada kepentingan masyarakat.
Dalam pelayanan publik ada beberapa jenis pelayanan publik, termasuk
halnya pelayanan kesehatan yang masuk pada bagian pelayanan sosial. Pelayanan
kesehatan adalah kewajiban negara kepada warga negara untuk memenuhi haknya,
warga negara yang dimaksud adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh

4
suatu rasa persamaan yang mendiami suatu wilayah tertentu. Warga negara
mempunyai hak untuk sehat, termasuk untuk mendapatkan perlindungan dan
pemenuhan haknya dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat berbentuk
pelayanan individu yang dilakukan oleh dokter praktik maupun pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Semua jenis pelayanan kesehatan tersebut
pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memberikan pelayanan untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan maupun
masyarakat.
Menurut Syafrudin (2015), agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan, maka syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik yaitu tersedia
dan berkesinambungan, dapat diterima wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan
bermutu. Pelayanan kesehatan itu juga memiliki standar layanan kesahatan, yang
mana standar layanan kesehatan merupakn bagian dari layanan kesehatan itu sendiri
dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu layanan
kesehatan. Banyak sekali permaslahan kesehatan yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat diindonesia itu sendiri salah satunya yaitu pelayanan dalm proses
menunggu untuk mendapatkan pelayanan yang diinginkan, menunggu atau kita sebut
sebgai antrian. Dimana antrian tidak akan terlepas dari kehidupan manusia, dalam
menunggu antrian ini tersendiri mempunya permasalahan yang sering sekali
dikeluhkan masyarakat karna pelyanan yang diharapkan itu tidak melayani dengan
cepat. Masalah pelayanan yang lamban serta mekanisme yang cukup panjang hal
itulah yang harus direvitalisasi terkait pelayanan yang cepat, serta efisien dan
berkualitas. Dengan adanya pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
dalam pelayanan kesehatan merupakan sebuah inovasi yang dikembangkan oleh
pemerintah untuk menciptakan pelayanan yang efisien dan efektif. Penggunaan
teknologi ini tentunya tidak akan mudah dengan melihat jumlah penduduk Indonesia
yang mencapai 240 juta jiwa dan pemerintah harus memperhatikan pelayanan yang
telah diberikan.

5
E-Health merupakan salah satu inovasi aplikasi untuk mempercepat
pelayanan kesehatan untuk masyarakat. aplikasi ini diciptakan untuk pengguna
layanan kesehatan agar tidak perlu mengantri untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang ada di puskesmas-puskesmas serta rumah sakit. Selain meningkatkan
kinerja penyelenggara kesehatan melalui peningkatan kualitas prasarana layanan
kesehatan, pemenuhan kelengkapan sarana kesehatan, peningkatan kompetensi tenaga
medis dan tenaga paramedis, peningkatan kualitas prasarana layanan kesehatan,
pemenuhan kelengkapan sarana kesehatan, peningkatan kompetensi tenaga medis dan
tenaga paramedis, penggunaan e-health tentunya akan memudahkan masyarakat
untuk mengakses layanan kesehatan dengan cepat dan tepat. Begitu juga pelayanan
puskesmas yang diselenggarakan saat ini, di mana pelayanan kesehatannya juga
dikembangkan dengan menggunakan e-health.
Program e-health merupakan salah satu bentuk pengembangan dalam e-
goverment yang mana telah di tetapkan oleh pemerintah memalui intruksi presiden
No. 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan startegi nasional yang merupakan upaya
pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efesien.
Pemanfaatan e-health telah terjadi isu global dan merupakan salah satu rencana aksi
WSIS (word summit on the information society) dimana untuk menghubungkan pusat
kesehatan dan rumah sakit menggunakan teknologi informasi komunikasi. Program
ini tentunya akan memberikan banyak tantangan kepada Indonesia. Oleh karena itu,
berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas mengenai Sistem
Pelayanan Kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah sistem pelayanan kesehatan?

6
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah tersebut adalah untuk mengetahui sistem pelayanan
kesehatan

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah tersebut adalah dapat menambah wawasan mengenai
system pelayanan kesehatan

1.5 Ruang Lingkup


1. Definisi Pelayanan Kesehatan
2. Keis Pelayanan Kesehatan
3. Syarat pokok pelayanan dalam pelayanan kesehatan
4. masalah dalam pelayanan kesehatan
5. definisi pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu
6. Stratafikasi pelayanan kesehatan

7
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoadmojo (2003) adalah sebuah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat (Notoadmojo, 2003).
Sedangkan, menurut Azrul Azwar (1996), pelayanan Kesehatan adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat
(Azwar, 1996).
Sub sistem pelayanan keehatan (Levey dan Loomba (1973)) adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dengan sesuatu
organisai untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan keehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Levey dan Loomba (1973),
dapat diperoleh bahwa batasan pelayanan kesehatan mengandung hal usaha sendiri,
usaha lembaga atau organisasi, memiliki tujuan yang dicapai, lingkup program,
sasaran pelayanan. Berikut penjelasannya (Levey & Loomba, 1973):
1. Usaha sendiri, yaitu setiap usaha pelayanan kesehatan bisa dilakukan sendiri
ditempat pelayanan, misalnya pelayanan bidan praktek mandiri.
2. Usaha lembaga atau organisasi, yaitu setiap usaha pelayanan kesehatan
dilakukan secara kelembagaan atau organisasi kesehatan ditempat pelayanan,
misalnya pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas.

8
3. Memiliki tujuan yang dicapai. Tiap pelayanan kesehatan memiliki produk
yang beragam yang pada tujuan pokoknya adalah peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
4. Lingkup program. Lingkup pelayanan kesehatan meliputi kegiatan
pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan, pencengah penyakit,
penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, atau gabungan dari
keseluruhan.
5. Sasaran pelayanan. Tiap pelayanan kesehatan menghasilkan sasaran yang
berbeda, tergantung dari program yang akan dilakukan, bisa untuk
perseorangan, keluarga, kelompok ataupun untuk masyarakat secara umum.

Jadi batasan pelayanan kesehatan mencakup ;

1. Pengorganisasian pelayanan, dilaksanakan ecara sendiri atau bersama-sama


dalam organisasi
2. Ruang lingkup, hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan,
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
3. Sasaran pelayanan kesehatan, untuk perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat

2.2 Macam-Macam Pelayanan Kesehatan


Menurut Hodgetts dan Cascio (1983) secara secara umum bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan banyak macamnya dapat dibedakan atas dua. Macam-macam pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan kedokteran (medical services)
• Pelayanan kesehatan yang termaksud dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu
organisasi (institution)

9
• tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memilihkan
kesehatan
• sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
• Pengorgansasian : sendiri dan bersama-sama
2. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
• Pelayanan kesehatan yang termaksud dalam kelompok pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersamasama dalam satu
organisasi
• tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit
• sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
• Pengorganisaian : bersama-sama dalam orang
Perbedaan lebih lanjut dari kedua bentuk pelayanan kesehatani ini, dapat
dilihat dari rincian Leavel dan Clark (1953), yang secara sederhana dapat diuraikan
pada tabel berikut (Leavel &Clark, 1953):

Tabel 2. 1 Perbedaan Pelayanan Kedokteran dengan Pelayanan Kesehatan


Masyarakat

Pelayanan Kedokteran Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Tenaga pelaksananya terutama adalah Tenaga pelaksananya terutama ahli
dokter kesehatan masyarakat
Perhatian utamanya pada penyembuhan Perhatian utamanya pada pencegahan
penyakit penyakit
Sasaran utamanya adalah perseorangan Sasaran utamanya adalah masyarakat
atau keluarga keseluruhan
kurang memperhatikan efisiensi Selalu memperhatian efisiensi
Tidak boleh menarik perhatian karena Menarik perhatian masyarakat, misalnya
bertentangan dengan etik dokter penyuluhan masyarakat
Menjalankan fungsi perseorangan dan Menjalankan fungsi pengorganisasian
terikat dengan undang-undang masyarakat dan didukung dengan
undang-undang

10
Penghasilan diperoleh dari imbal jasa Penghasilan merupakan gaji dari
pemerintah
Bertanggung jawab hanya pada Bertanggungjawan kepada seluruh
penderita masyarakat
Tidak dapat memonopoli upaya Dapat memonopoli upaya kesehatan
kesehatan dan bahkan mendapat saingan
Masalah administrasi sangat sederhana Menghadapi berbagai persoalan
kepemimpinan

2.3 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan


Sekalipun pelayanan kedokteran berbeda dengan pelayanan kesehatan
masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai suatu pelayanan kesehatan yang baik,
keduanya harus memiliki berbagai persyaratan pokok, syarat pokok yang dimaksud
adalah (Wijono, 2000):
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan
tersebut harus tersedia dimasyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan
(continous). Artinya, semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaanya dalam masyarakakt adalah
setiap saat yang dibutuhkan.
2. Dapat diterima dengan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima
(acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya, pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat serta bersifat tidak wajar,
bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai
(accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan disini
terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan

11
kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat
penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja,
dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah pelayanan
kesehatan yang baik.
4. Mudah di jangkau
Syarat pokok keempat peayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah
dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud
disini terutama dari sudut biaya.Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini
harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.Pelayanan kesehatan yang mahal dank arena itu
hanya mungkin di nikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah
pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu
Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu
(quality). Pengertian mutu yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah di tetapkan.

2.4 Masalah Pelayanan Kesehatan


xxxxxx

2.5 Pelayanan Kesehatan Menyeluruh dan Terpadu


Menyadari bahwa pelayanan kesehatan yang berkotak kotak bukanlah
pelayanan kesehatan yang baik, maka berbagai pihak berupaya mencari jalan keluar
yang sebaik-baiknya. Salah satu dari jalan keluar tersebut ialah memperkenalkan
kembali bentuk pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu (comprehensive
and integrated health services). Pengertian pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan
terpadu ada dua macam. Pertama, pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan
barbagai upaya kesehatan yang ada di masyarakat yakni, pelayanan peningkatan dan

12
pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakitbserta pemulihan
kesehatan (Azwar, 2000).
Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang
menyeluruh dan terpadu apabila kelima jenis pelayanan ini diselenggarakan
bersamaan. Kedua, pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang
menyeluruh (holistic approach). Jadi, tidak hanya memperhatikan keluhan penderita
saja, tetapi juga berbagai latar belakang sosial ekonomi, social budaya, sosial
psikologi, dan lain sebagainya. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu apabila pendekatan yang dipergunakan
memperhatikan berbagai aspek kehidupan dari para pemakai jasa pelayanan
kesehatan. Tergantung dari filosofi serta perkembangan pelayanan kesehatan yang
dimiliki oleh suatu Negara, maka upaya yang dilakukan untuk mewujudkan pelayana
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu ini agak berbeda. Secara umum upaya
pendekatan yang dimaksud dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu (Azwar, 2000):
1. Pendekatan Institusi
Jika pelayanan kesehatan masih bersifat sederhana maka kehendak untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu dilakukan melalui
pendekatan institusi (institutional approach). Dalam arti penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dilakukan dalam satu atap. Disini setiap bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dikelolah dalam satu instuisi kesehatan saja.
2. Pendekatan Sistem
Tentu mudah untuk dipahami bahwa Negara yang pelayanan kesehatannya telah
berkembang dengan pesat, pendekatan institusi telah tidak mungkin di terapkan lagi.
Akibat makin kompleknya pelayanan kesehatan adalah mustahil untuk menyediakan
semua bentuk dan jenis pelayanan dalam suatu institusi. Bukan saja akan menjadi
terlalu mahal, tetapi yang terpenting lagi akan tidak efektif dan efisien. Disamping
memang dalam kehidupan masyarakat moderen kini, telah terdapa apa yang disebut
dengan spesialisasi, yang apabila dapat diatur dan dimanfaatkan dengan baik, akan
dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan. Dalam keadaan seperti ini,

13
keinginan untuk mewujudkan pelayanan keserhatan yang menyeluruh dan terpadu
di lakukan melalui pendekatan system (system approach) pengertian pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu yang dsiterapkan saat ini, adalah dalam arti
system. Disini pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa strata,untuk kemudian
antara satu strata dengan strata lainnya, di ikat dalam satu mekanisme hubungan
kerja, sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan yang terpadu
(Azwar, 2000).
2.6 Stratafikasi Pelayanan Kesehatan
Strata pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap negara tidaklah sama, namun
secara umum berbagai strata ini dapat di kelompokkan menjadi tiga macam yakni
(Azwar, 1988):
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primery health services) adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat
pelayanan rawat jalan.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang lebih lanjut,
telah bersifat rawat inap dan untuk menyelenggarakannnya telah dibutuhkan
tersediannya tenaga-tenaga spesialis.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih
compleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga sub spesialis.

Tingkat pelayanan kesehatan (five level of prevention)


1. Health promotion
2. Pelindungan khusus
3. Diagnosa dini dan pengobatan segera/ early diagnosis dan prompt treathment

14
4. Pembatasan kecacatan / disability limitation
5. Rehabilitasi

Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan (azrul azwar, 1996);


1. Unsur masukan meliputi tenaga medis , dana dan sarana yang tersedia sesuai
kebutuhan
2. Unsur lingkungan meliputi kebijakan, organisasi dan managemen
3. Unsur proses meliputi tindakan medis dan tindakan non medis sesuai standar
profesi yang telah ditetapkan.

2.7 Studi Kasus Sistem Pelayanan Kesehatan

Judul: IMPLEMENTASI E-HEALTH SEBAGAI ALTERNATIF ANTRIAN


ONLINE DI PUSKESMAS KALIRUNGKUT KOTA SURABAYA
Penulis: Setyo Adjie Prabowo, Moch Rizky dan Moch. Ali Mashuri
Tahun: 2020
Pendahuluan:
Sesuai Instruksi Presiden RI No.3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional. Pengembangan e-government merupakan bukti keseriusan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui electronic government.
Pengembangan e-government di Kota Surabaya mengalami kemajuan yang sangat
pesat dan juga cepat. Terbukti dari adanya berbagai prestasi yang diperoleh Kota
Surabaya di bidang pemanfaatan teknologi komunikasi dan komunikasi. Selain itu,
Surabaya juga dianugerahi ICT Pura oleh Kementerian Komunikasi dan Komunikasi.
ICT Pura yaitu penghargaan bagi kota yang berhasil mengelola TIK dengan baik
sehingga memberikan kontribusi manfaat yang signifikan terhadap sistem kehidpan
masyarakatnya.

15
Kota Surabaya merupakan salah satu kota dengan prediket Kota dengan
iplementasi e-government terbaik. Surabaya juga membuktikan dirinya dengan
menghadirkan inovasi-inovasi egovernment di berbagai bidang pelayanan kesehatan
adalah electronic health atau e-health yang merupakan sebuah sistem informasi
kesehatan terintegrasi yang dibangun dan dikembangkan oleh Pemerintah Kota
Surabaya atas gagasan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Hal tersebut tentunya
menuntut pemerintah untuk bisa beradaptasi dan menjawab tantangan dari lingkungan
yang berkembang cepat dikarenakan dampak dari adanya kemajuan dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi
sangat penting sebab terbukti bahwa dengan menggunakan teknologi informasi,
efektivitas dan efisiensi dalam melakukan sebuah proses lebih cepat dapat dicapai
(Kristianto, 2013)
Permasalahan utama yang mendasari munculnya e-health menurut (Marshela,
2016) adalah pertama, volume antrean di puskesmas maupun rumah sakit selalu padat
setiap hari kerja, jumlah pasien puskesmas ratarata per hari 100 s.d. 300 pasien dan
jumlah pasien rumah sakit rata-rata per hari 500 s.d. 1000 pasien. Kedua, untuk sekali
pendaftaran di loket puskesmas dan rumah sakit, pasien memerlukan waktu rata-rata
1,5 menit, sementara untuk sekali tindakan di puskesmas dan rumah sakit waktu yang
dibutuhkan adalah sekitar 5 s.d. 30 menit tergantung tindakan yang dibutuhkan.
Ketiga, pelayanan rujukan pasien kurang maksimal dari segi waktu karena masalah
administrasi seperti data pasien, dan validasi data. Kelompok yang terpengaruh
umumnya adalah orang miskin, buta huruf, penyandang cacat, dan manula yang
membutuhkan pelayanan kesehatan murah.
Dalam inovasi pemerintah Kota Surabaya yang bertujuan untuk memperbaiki
sistem agar menjadi lebih baik dan terwujudnya good governance. E-health ialah
berupa aplikasi yang didalamnya terdapat program yang dapat digunakan untuk
mengambil nomor antrian untuk puskesmas dan rumah sakit. Didalam aplikasi e-
health terdapat tiga pilihan bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa
Inggris yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam memilih bahasa sesuai

16
yang diinginkan. Adapun e-health juga dapat diakses melalui eKios, e-kios ini adalah
sebuah mesin yang berisi program pelayanan pemerintah secara online. Salah satu
ayanan yang ditawarkan adalah program pendaftaran pada RS dan Puskesmas.
(Ghafar & Sudiarno, 2018)Namun, pada kenyataan dilapangan layanan e-health di
Puskesmas Kalirungkut Kota Surabaya, berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
masyarakat selalu meminta bantuan kepada petugas loket untuk mengakses layanan
e-health salah satunya di dalamya program antrian online, masyarakat masih tidak
mau belajar, maju dan melek teknologi agar mereka dapat melakukan sendiri untuk
mendapatkan antrian dengan memanfaatkan aplikasi e-health yang didalamnya
terdapat program antrian online. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini
berfokus pada implementasi layanan e-health di Puskesmas Kalirungkut Kota
Surabaya. Dalam era digital saat ini pemerintah memberikan pelayanan publik secara
online. Pelayanan e-health secara online ini diharapkan dapat mempermudah
masyarakat dan memutus antrian panjang di puskesmas. Berdasarkan uraian di atas
maka penelitian ini berfokus pada implementasi layanan e-health di Puskesmas
Kalirungkut Kota Surabaya.
Metode:
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitaitif. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan literature review yang diperoleh dari
jurnal terdahulu dan sumber artikel lain yang dapat mendukung penelitian ini.
Wawancara dilakukan kepada masyarakat pengguna e-health di Puskesmas
Kalirungkut Kota Surabaya.
Hasil dan Pembahasan:
E-health merupakan program yang digagas oleh Walikota Surabaya Ibu Tri
Risma Harini, kemudian selaku leading sector yang utama yaitu Dinas Kesehatan
Surabaya. Kemudia diterapkan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Surabaya. E-Health
ini dapat diakses menggunakan aplikasi/web atau dapat secara langsung saat di
puskesmas/rumah sakit yaitu mesin ekios. Analisis implementasi e-health di

17
Puskesmas Kalirungkut Kota Surabaya menggunakan model teori implementasi
kebijakan van meter dan van horn, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi yaitu :
a. Ukuran dan tujuan kebijakan
Kebijakan program e-health ini memiliki tujuan dan standard yang jelas yaitu :
1. Menciptakan akses efisiensi dan efektifitas dari proses pelayanan kesehatan,
masyarakat dari memperoleh pelayanan yang berkualitas dari puskesmas
dengan menggunakan kecanggihan teknologi atau dapat mengakses melalui
website yang telah disediakan untuk mendapat nomor antrian secara online.
2. Memotong antrian panjang yang ada dirumah sakit. Keuntungan
menggunakan ehealth ini pasien dapat memperkirakan waktu kedatangan di
puskesman. Sehingga masyarakat tidak perlu mengantri panjang yang sering
terjadi di puskesmas atau rumah sakit.
b. Sumber Daya
Keberhasilam implementasi ehealth di Puskesmas Kalirungkut ini bergantung kepada
aspek memanfaatkan sumber daya manusia. Selain sumber daya manusia, terdapat
pula sumber daya finansial/anggaran dan fasilitasyang menjadi perhitungan penting
dalam implementasi e-health di Puskesmas Kalirungkut. Sumber daya manusia atau
petugas Puskesmas diketuai oleh Kepala Puskesmas Kalirungkut dan petugas untuk
mengopersikan IT. Penyelenggaraan e-health di Puskesmas Kalirungkut didukung
oleh pemerintah Kota Surabaya yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya untuk penyediaan fasilitas penunjang ehealth
seperti e-kios dan web ehealth yang sudah disedikan pemerintah Kota Surabaya
bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Adapun sumber daya fasilitas salah satunya
mesin e-kios yaitu computer berupa layar touchscreen dilengkapi dengan printer.
c. Karateristik
Organisaisi Pelaksana Pelibatan beberapa puskesmas di Kota Surabaya menunjukkan
luasnya cakupan kebijakan implementasi e-health di Kota Surabaya. Puskesmas
merupakan puskesmas yang paling juga turut andil dalam pelaksanaan e-health.
Kemudian terdapat petugas yang bertanggung jawab pada loket pendaftaran,

18
penanggung jawab loket akan memantu jika terjadi permasalahan pada pasien yang
akan menggunakan. Pada Puskesmas Kalirungkut sudah menunkukkan komitmen
untuk menciptakan keberhasilan e-health di Puskesmas Kalirungkut.Akan tetapi pada
masyarakat yang sudah tua tidak tau penggunaan mesin ekios dan harus dibantu oleh
petugas puskesmas dan masyarakat pada umumnya juga tidak mau belajar, maju dan
melek teknologi agar mereka dapat melakukan sendiri untuk mendapatkan antrian
dengan memanfaatkan aplikasi e-health yang didalamnya terdapat program antrian
online.
d. Sikap Pelaksana
Sikap yang ditunjukkan oleh pelaksana dari kebijakan ehealth di Kota Surabaya
dalam hal ini adalah Puskesmas Kalirungkut menerima dengan tangan terbuka dan
menyambut baik gagasan yang dicetuskan oleh ibu walikota Surabaya yaitu Tri
Rismaharini. Bahkan, Kepala puskesmas Kalirungkut sangat antusias dan
bersemangat dalam implementasi e-health ini. Antusiasme itu ditunjukkan melalui
kesiapan sumber daya manusia dan manajemen maupun tata kelola acara yang teratur
dan rapi. Selain itu kesiapan juga ditunjukkan dengan sosialisasi penggunaan ehealth
melalui e-kios dan web/aplikasi e-health.
e. Komunikasi antar Organisasi Pelaksana
Komunikasi yang terjalin dalam penyelenggaraan e-health berupa koordinasi,
sinkronisasi dan rapat antar puskesmas, dinas Kesehatan Kota Surabaya. Komunikasi
yang terjalin selama penyelenggaraan e-helath dilakukan secara berkala dengan
pengawasan dari Dinas Kesehatan. Dinas kesehatan Kota Surabaya sebagai
stakeholders tertinggi dalam proses penerapana kebijakan e-health di Puskesmas
Kalirungkut. Selain itu juga Puskesmas Kalirungkut menciptakan komunikasi yang
baik dengan para pasien pengguna e-health.

Berdasarkan analisis diatas menunjukan pelayanan publik yang dilaksanakan


oleh Pemerintah Kota Surabaya merupakan pemenuhan kebutuhan kesehatan untuk
masyarakat. Kesehatan adalah kebutuhan mendasar yang dibutuhkan manusia,

19
kualitas kesehatan masyarakat sangat didukung peran pemerintah dalam menyediakan
pelayanan kesehatan. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah puskesmas yang
bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Kemudian e-health sebagai layanan publik
kepada masyarakat pada implementasinya di Puskesmas Kalirungkut dapat terlaksana
dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala tetapi dapat diatasi sehingga
pelayanan kesehatan menggunakan ehealth dapat dilakukan secara berkualitas

20
BAB 3: PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistem pelayanan dalam bidang
kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat, Pelayanan kesehatan
terbagi atas 2 yaitu pelayanan kesehatan kedokteran dimana berfokus untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan serta sasarannya perseorangan
dan keluarga dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan tujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit serta sasarannya terutama untuk
kelompok dan masyarakat, Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu yang menerapkan pendekatan yang
menyeluruh (holistic approach).

3.2 Saran
Diharapakan tenaga pelaksana pada pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan
masyarakat mampu menerapkan pelayanan kesehatan yang baik yaitu pelayanan
kesehatan yang bermutu (quality) yang dapat memuaskan masyarakat dan
diselenggarakan sesuai dengan kode etik serta standar yang telah di tetapkan sehingga
terpenuhi hak masyarakat untuk sehat, termasuk untuk mendapatkan perlindungan
dan pemenuhan kebutuhan dalam pelayanan kesehatan.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Wijono Djoko. Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Artikel Penelitian.


Surabaya. 2000.
2. Azwar, Azrul. Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta:Sinar Harapan.
2000.
3. Leavell, H.R. & Clark, E.D. Textbook of preventive medicine.1st ed. New
York: McGraw-Hill. 1953.
4. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu kesehatan masyarakat (prinsipprinsip dasar).
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. 2003
5. Syamsul, Arifin dkk. Buku Ajar Dasar-dasar Manajemen Kesehatan.
Banjarmasin: Pustaka Banua. 2016
6. Albercht, K. dan L.J. Bradford., (1990), The Service Advantage: How to
Identify and Fulfill Customer Needs. New York: Dow Jones-Irwin.
7. Astaqauliyah.com/pelayanan kesehatan.
8. Azwar, Azrul, (1988), Pengantar Administrasi Kesehatan., edisi kedua., PT.
Bina Rupa Aksara
9. Departemen Kesehatan RI., (1999), ARRIF Pedoman Manajemen Peran Serta
Masyarkat. Jakarta.
10. Linda (2015), Pelayanan Kesehatan di Era BPJS Kesehatan. http://hukum.
komposiana.com.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2017
12. Wibowo, A. W., Fitri, W. Y., & Sentiya, M. (2020). Pelayanan Publik Berbasis
E-Health Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Di
Indonesia. Prosiding Simposium Nasional''Tantangan Penyelenggaraan
Pemerintahan di Era Revolusi Indusri 4. O", 597-619.

22
13. Prabowo, S. A., Rizky, M., & Mashuri, M. A. (2020). Implementasi E-Health
Sebagai Alternatif Antrian Online di Puskesmas Kalirungkut Kota
Surabaya. Jurnal Syntax Transformation, 1(2), 66-73.

23

Anda mungkin juga menyukai