Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN

Mata kuliah ilmu kesehatan masyarakat

Dosen pembimbing : hasan aroni

Kelompok 4 :

1. Putri Wailul Ulana P17110204131


2. Aulia Dewi Rohmawati P17110204132
3. Zakiya Fastahfaru Rahmat P17110204133
4. Dhea Ayu Anistiana P17110204134
5. Safira Rizka Amalia P17110204135
6. Shintya Permata Adinda P17110204136
7. Salsabil Salma P17110204137

COVER

APRIL 2021
JURUSAN GIZI PRODI D-III GIZI
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Definisi

 Sistem kesehatan
Suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) & orang yang
menggunakan pelayanan tersebut di setiap wilayah (WHO, 1996).

 Pelayanan kesehatan
Setiap upaya yang diselelnggarakan sendiri atau secara bersama dlm
suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan, mencegah &
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
kelompok dan masyarakat (Depkes RI, 2009).

 Sistem pelayanan kesehatan


Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan
pembangunan kesehatan dapat dicapai dengan cara efektif, efisien dan
tepat sasaran. Keberhasilansystem pelayanan kesehatan tergantung
dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan diantara perawat
dokter atau tim keschatan lain yang satu dengan yang lain saling
menunjang. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan
yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam
pelayanan keperawatan yang merupakan bagian penting dalam
pelayanan keschatan, para perawat diharapkan juga dapat memberikan
layanan secara berkualitas.

Tujuan utamanya adalah : pelayanan preventif (pencegahan)


dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasarannya 
masyarakat.

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam


meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan
pembangunan kesehatan dapat dicapai dengan cara efektif, efisien dan
tepat sasaran. Keberhasilan system pelayanan kesehatan tergantung
dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan diantara perawat
dokter atau tim keschatan lain yang satu dengan yang lain saling
menunjang. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan
yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam
pelayanan keperawatan yang merupakan bagian penting dalam
pelayanan kesehatan, para perawat diharapkan juga dapat memberikan
layanan secara berkualitas.

• INPUT  potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan


 Merupakan subsistem yang memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan, maka
masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana
kesehatan, dan lain-lain. Output Hasil yang diperoleh dari sebuah
proses, dalam sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa
pelayanan keschatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta dapat
dicapai oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh dan
sehat secara optimal.

• PROSES  berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan


 Proses Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan
untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut,
mengorbankan contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka proses
yang dimaksud adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan keschatan.
• OUTPUT  pelayanan kesehatan yg berkualitas, efektif, efisien
 Output Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem pelayanan
kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan keschatan yang berkualitas,
cfcktif dan efisicn serta dapat dicapai oleh seluruh lapisan masyarakat
schingga pasien sembuh dan sehat secara optimal.
• DAMPAK  (waktu lama) masyarakat sehat
 Dampak merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sistem,
yang terjadi relatif lama "waktunya. Setelah hasil dicapai, dalam sistem
pelayanan keschatan, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat
schat dan mengurangi angka kesakitan dan kematían karena pelayanan
yang terjangkau oleh masyarakat.

• UMPAN BALIK  kualitas tenaga kesehatan


 Umpan merupakan suatu hasil yang masukan masukan dan ini terjadi
dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Umpan balik dalam sistem pelayanan keschatan dapat berupa kualitas
tenaga keschatan yang juga dapat menjadikan masukan yang selalu
meningkat

• LINGKUNGAN  kondisi sosial yg ada di masyarakat


 Lingkungan Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi
dapat mempengaruhi pelayanan keschatan Schagaimana dalam sistem
keschatan, lingkungan yang dimáksud dapat berupa lingkungan
geografis, situasi sosial yang ada di masyarakat seperti instusi dari luar
pelayanan kesehatan.

TEORI SISTEM
Teori about system akan memudahkan dalam masalah masalah yang ada
di dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk
sebuah sistem yang antara satu dengan lainnya harus saling
mempengaruhi. Dalam teori sistem bahwa sistem itu terbentuk dari
subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian
tersebut terdiri dari masukan, proses, keluaran, dampak, umpan balik

dan lingkungan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi,


sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :

KEBERHASILAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


• Komponen yang ada didalam pelayanan kesehatan:
1) Dokter
Dokter adalah tenaga kesehatan yang merupakan titik kontak pertama
bagi pasien dengan dokter mereka untuk menyelesaikan masalah
kesehatan apa pun yang mereka hadapi terlepas dari organisme,
kelompok usia, jenis penyakit secara keseluruhan, dalam pleno , dalam
sebuah sesi tentang keberlanjutan dan gender.Secepat dan sejauh
mungkin dan dalam koordinasi dan kerjasama dengan para profesional
kesehatan lainnya, menerapkan prinsip-prinsip layanan yang efisien dan
efektif dan mendukung tanggung jawab hukum, professional, etika dan
moral.

Kemampuan Dokter Umum :


1) Bertanggung jawab untuk merujuk pasien ke spesialis yang sesuai.
2) Pengalaman dalam melakukan tes fisik umum untuk mendiagnosis dan
menentukan perawatan yang memenuhi kebutuhan pasien.
3) Dapat meresepkan obat berdasarkan penyakit pasien.
4) Dapat memberikan pendidikan atau nasihat kesehatan.
5) Pengalaman dengan anamnesis (wawancara medis) untuk pasien.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi tentang gejala dan
informasi lain yang berkaitan dengan penyakit.
6) Mampu menawarkan tes pendukung lainnya, seperti x-ray berdasarkan
gejala yang dialami pasien.
7) Dapat melakukan rehabilitasi medis primer pada pasien dan di
masyarakat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dari penyakit.
8) Dapat melakukan tes dukungan sederhana seperti tes urin dan darah
dan menginterpretasikan hasil tes tersebut.
9) Dapat melakukan vaksinasi dan perawatan luka.
10) Dapat mengambil tindakan pencegahan dan membantu pasien
menjalani gaya hidup sehat.
2) Ahli gizi
Merupakan tenaga spesialis yang bertugas memberikan saran dan
informasi kepada pasien tentang penatalaksanaan gizi dan masalah
kesehatan, terlibat dalam diagnosis dan pengobatan masalah kesehatan
yang terkait gizi dan nutrisi.Ahli gizi merupakan profesi khusus, yakni
orang yang mengabdikan diri dalam bidang gizi serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui suatu pendidikan khusus di
bidang gizi. Ahli gizi memiliki peran penting terutama dalam mengatur
gizi pada kelompok khusus, termasuk penderita kanker, diabetes,
penyakit ginjal, atau pada ibu hamil, juga masyarakat secara
keseluruhan.Tak hanya mempelajari bagaimana zat-zat gizi dicerna,
diserap, digunakan, disimpan, dan dikeluarkan oleh tubuh, ilmu gizi
klinik juga mempelajari tentang hubungan antara makanan dan zat-zat
gizi dengan kesehatan serta penyakit-penyakit terkait gizi (nutrition–
related diseases), baik akut maupun kronis. Selain itu, ilmu gizi juga
mempelajari keterkaitannya dengan proses metabolisme dalam aspek
kesehatan preventif (pencegahan penyakit), kuratif, dan rehabilitatif.

3) Fisioterapi
Fisioterapi merupakan profesi bidang kesehatan. Fisioterapi merupakan
sebutan di Indonesia, diberbagai negara dengan nama yang berbeda-
beda, pada umumnya menggunakan nama Physiotherapy, Physical
Therapy, Kinesiologic dan lain-lain. Namun pada dasarnya memiliki dasar
keilmuan dan tujuan yang sama.

4) Perawat
Perawat adalah seseorang yang bertugas memberikan asuhan pada
individu, keluarga, juga kelompok dalam keadaan sakit maupun sehat.
Seorang perawat setidaknya berperan sebagai care provider, manager
and community leader, educator, advocate, juga researcher.
Ini tugas perawat selain periksa kondisi kesehatan pasien :
a) Menjaga dan Merawat Pasien.
b) Memberikan Obat Sesuai Waktu dan Takaran. Menjaga Kesehatan
Pasien.
c) Memberikan Motivasi dan Perhatian.

5) Fasilitas
Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 terdiri atas:
a. Tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan; adalah Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Bidan lulusan pendidikan profesi
untuk memberikan pelayanan langsung kepada klien.

b. Pusat kesehatan masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya

c. Klinik adalah suatu fasilitas kesehatan publik kecil yang didirikan untuk
memberikan perawatan kepada pasien luar. Biasanya klinik hanya
mengobati penyakit-penyakit ringan seperti demam dan sebagainya,
sedangkan kasus-kasus yang lebih parah diajukan ke rumah sakit.

d. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan


yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.

e. Apotek adalah tempat menjual dan kadang membuat atau meramu


obat. Apotek juga merupakan tempat
apoteker melakukan praktik profesi farmasi
sekaligus menjadi peritel. Kata ini berasal
dari kata bahasa Yunani apotheca yang
secara harfiah berarti "penyimpanan".

f. Unit transfusi darah adalah salah satu unit kerja yang ada di PMI Provinsi
DKI Jakarta. Tugas dan fungsi utamanya ialah meningkatkan derajat
kesehatan melalui pengelolaan darah yang berkualitas, mewujudkan
pelayanan penyediaan darah yang aman, tepat waktu, terjangkau dan
berkesinambungan.

g. Laboratorium kesehatan adalah laboratorium di mana berbagai macam


tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi
tentang kesehatan pasien.

h. Optikal adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat


cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan
diwarnai oleh gejala optis.

TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN

 Health promotion
Tingkat pertama, memberikan pelayanan kesehatan. Bertujuan 
meningkatkan status kesehatan masyarakat/sasaran tidak terjadi
gangguan kesehatan.

 Spesific protection
Perlindungan khusus. Melindungan masyarakat dari bahaya yang
menyebabkan penurunan status kesehatan. mis: perlindungan terhadap
penyakit tertentu, ancaman kesehatan  pemberian imunisasi BCG,
DPT, Hepatitis, Campak dll.

 Early diagnosis and promotion treatment (diagnosis dini & pengobatan


segera). Pelayanan dimulai dari timbulnya gejala suatu penyakit.
Pelayanan dilaksanakan mencegah meluasnya penyakit. Bentuk tingkat
pelayanan  survey pencarian kasus.

 Disability limitation (pembatasan cacat). Dilakukan utk mencegah agar


masyarakat tdk mengalami dampak kecacatan. Bentuk kegiatan
perawatan utk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi &
kematian.

 Rehabilitation (rehabilitasi). Tingkat pelayanan dilaksanakan setelah


pasien didiagnosis sembuh. Fase pemulihan terhadap kecacatan 
program latihan. Fasilitas  agar pasien memiliki keyakinan kembali atau
gairah hidup ke masyarakat, dan masyarakat mau menerima .

TUJUAN PELAYANAN KESEHATAN  pencegahan :

 Preventif primer  program pendidikan: imunisasi, penyediaan nutrisi


yang baik dan kesegaran jasmani.

 Preventif sekunder  pengobatan penyakit tahap dini utk membatasi


kecacatan, dgn cara menghindari akibat yg timbul dari perkembangan
penyakit.

 Preventif tersier  pembuatan diagnosa ditujukan utk melaksanakan


tindakan rehabilitasi: kuratif & rahabilitatif
LINGKUP PELAYANAN KESEHATAN

Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan


dokter, pelayanan keperawatan, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem
pelayanann kesehatajn tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan
tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan keschatan. Pelayanan
kesehatan yang ada sekarang ini dapat mengungkapkan pihak
pemerintah atau swasta. Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga
bentuk yaitu pelayanan kesehatan primer (pelayanan kesehatan tingkat
pertama), pelayanan kesehatan sekunder (pelayanan kesehatan tingkat
ke dua), dan pelayanan kesehatan tersier (pelayanan kesehatan tingkat
ketiga). Bentuk Ketiga pelayanan kesehatan terbagi dalam pelayanan
dasar yang dilakukan di puskesmas dan pelayanan rujukan yang
dilakukan di rumah sakit.

Tersier  tenaga ahli, sub spesialis (RS Type A atau B)


Pelayanan kesehatan tersier (pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
merupakan tingkat tertinggi dimana tingkat pelayanan ini tidak lagi
dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua. Biasanya
pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau subspesialis
dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.

Sekunder  RS daerah yg tersedia tenaga spesialis


Pelayanan kesehatan sekunder (pelayanan kesehatan tingkat ke dua)
Dibutuhkan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan
kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit
yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.

Primer  Puskesmas, balai kesehatan


Primary Helath Care (pelayanan kesehatan tingkat pertama) Dibutuhkan
atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah kesehatan
yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan
peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga
sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar, Pelayanan
kesehatan ini dapat dilakukan oleh puskesmas atau balai kesehatan
masyarakat dan lain-lain.

LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN

Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat


mempersembahkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan
berdasarkan ini sangat bervariasi untuk memberikan pelayanan
kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan dapat berupa rawat jalan,
imstitusi kesehatan, lembaga berbasis masyarakat dan rumah sakit :

1. Rawat Jalan
Lembaga pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk memberikan
kesehatan pada tingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan penyakit
akut atau mendadak dan kronis yang tidak dimungkinkan terjadi rawat
inap. Lembaga ini dapat dilaksanakan pada klinik-klinik kesehatan
seperti klinik dokter spesialis, klinik keperawatan spesialis dan lain-lain.
Tingkat pelayanan kesehatan  diagnosis & pengobatan: (klinik, praktek
spisialis).

2. Institusi
Merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalam
memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit,
pusat rehabilitasi, dan lain-lain.
Fasilitas cukup, memberikan berbagai pelayanan kesehatan: (RS)

3. Community Based Agency.


Merupakan bagian dari lembaga pclayanan keschatan yang dilakukan
pada klien pada keluarga kerumunan pelaksanaan perawatan keluarga
seperti praktek perawat keluarga, dan lain-lain.

4. Hospice.
Lembaga ini bertujuan untuk meberikan pelayanan kesehatan yang
difokuskan pada klien yang sakit terminal agar lebih tenang dan dapat
melewati masa-masa terminalnya dengan tenang. Lembaga ini
digunakan dalam bome care.

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PELAYANAN KESEHATAN

Pelaksanaan pelayanan kesehatan pada masyarakat kurang


maksimal. Hal ini dibangun oleh beberapa faktor, yaitu peningkatan
ilmu pengetahuan dan teknologi baru, aspek hukum dan etik, ekonomi
dan politik :

a. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru Pelaksanaan sistem pelayanan


Kesehatan dapat diandalkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi baru,
mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan
diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai
dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan
dan teknologi seperti mengatasi masalah penyakit -penyakit yang sulit
berdasarkan maka pelayanan membutuhkan biaya yang cukup mahal
dan pelayanan akan lebih profesional dan butuh tenaga-tenaga yang ahli
dalam bidang tertentu.

b) Pergeseran nilai masyarakat Berlangsungnya sistem pelayanan


Kesehatan juga dapat mengukur nilai yang ada di masyarakat sebagai
pengguna jasa pelayanan, mana dengan beragamnya masyarakat, maka
dapat menimbulnya pemanfaatan jasa kesehatan yang berbeda.
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka
akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan / penggunaan
pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya.

c) Aspek hukum dan etik


Dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau
penggunaan jasa kesehatan, maka akan semakin tinggi pula dalam
penggunaan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga
pelaku pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai-
nilai hukum dan etika yang berlaku.

d) Ekonomi
Pelaksanaan kesehatan akan dibangun oleh tingkat ekonomi
masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan
akan lebih diperhatikan dan mudah dicapai, demikian juga kawasan
tingkat ekonomi sescorang rendah, maka sangat sulit menjangkau
pelayanan kesehatan mengingat biaya dalam pelayanan kesehatan
membutuhkan biaya yang cukup mahal.

e) Politik Kebijakan pemerintah


Melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat
memberikan pola dalam sistem pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan  kompleks; menggalang potensi masyarakat

a) Potensi masyarakat. Partisipasi mengadakan dana sehat, iuran PMT utk


balita, kader kesehatan dan lainnya.
b) Menggalang masyarakat  LSM
c) Perusahaan swasta.

SYARAT PELAYANAN KESEHATAN :


1. Tersedia & berkesinambungan
2. Dapat diterima dan wajar
3. Mudah dicapai
4. Mudah dijangkau
5. Bermutu

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang dimaksud (Azwar, 1996) adalah:

a. Tersedia dan berkesinambungan Artinya semua jenis pelayanan


kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh
masyarakat.

b. Dapat diterima dan wajar pelayanan kesehatan tersebut tidak


bertentangan dengan adat istiadat. kebudayaan, keyakinan,
kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.

c. Mudah dicapai Pengertian ketercapaian yang ditujukan disini terutama


dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat
penting.

d. Mudah dicapai Pengertian keterjangkauan di sini, terutama dari sudut


jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat
diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya
kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

e. Bermutu Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada


tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang
disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak
lain. Serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar yang telah ditetapkan,
SISTEM RUJUKAN

Suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang


melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu
kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yg lebih
mampu menangani) atau secara horizontal (antar unit yang setingkat
kemampuannya).

Sistem rujukan pembuktian alur dari mana dan harus ke mana


seseorang yang mempunyai masalah kesehatan tertentu untuk
memeriksakan masalah kesehatannya. Sistem ini diharapkan semua
memperoleh keuntungan. Misalnya:

a) Pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (pembuat


kebijakan), manfaat yang akan diperoleh di antaranya,
membantu memberikan dana dan memperjelas sistem
pelayanan kesehatan.
b) Masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan akan meringankan
biaya pengobatan karena pelayanan yang diperoleh sangat
mudah.
c) Pelayanan kesehatan sebagai mendorong jenjang karier tenaga
kesehatan, selain meningkatkan pengetahuan maupun
keterampilan, serta meringankan beban tugas.

Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan berjenjang sesuai


dengan kebutuhan medis. Pada pelayanan kesehatan tingkat
pertama, peserta dapat berobat ke fasilitas kesehatan primer seperti
puskesmas, klinik, atau dokter.

Pelayanan kesehatan di tingkat ini hanya bisa diberikan jika


peserta mendapat rujukan dari fasilitas primer / FKTP. Rujukan ini hanya
diberikan jika pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik
dan fasilitas kesehatan primer yang ditunjuk untuk melayani peserta,
tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
karena keterbatasan fasilitas, pelayanan, dan atau ketenagaan. "Jika
peserta masih belum dapat tertangani di kesehatan sekunder, peserta
dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tersier. Di sini, peserta akan
mendapatkan penanganan dari dokter sub-spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan sub-spesialiastik. Peserta BPIS
harus mengikuti sistem rujukan Yang ada. Sakit apapun, kecuali dalam
keadaan darurat, harus berobat ke fasilitas kesehatan primer, tidak
boleh langsung ke rumah sakit atau dokter spesialis. Jika ini dilanggar
peserta harus membayar sendiri. Khusus mengenai keadaan gawat
darurat ini diperlukan untuk pandang antara BPJS dengan FKTP dan
FKTL.

Keluhan lain yang terkait sistem rujukan BPJS yang dirasakan


adalah ketidaksiapan tenaga kesehatan dan fasilitas di layanan
kesehatan primer, kasus yang seharusnya dapat mendukung layanan
primer / sekunder tetapi langsung dirujuk ke rumah sakit tersier.
Idealnya rujukan tidak hanya berasal dari Puskesmas, namun juga
layanan primer lain, misalnya klinik tempat pekerja tersebut. Kasus lain
yang protes program JKN adalah mutasi peserta Jamsostek ke BPJS,
seorang manula gagal mendapat pelayanan perawatan kesehatannya
karena salah satu rumah sakit swasta yang sebelumnya merupakan
rujukan Jamsostek menolaknya. Seharusnya dalam masa dua tahun ini
ada peluang penerapan sistem tidak kaku. Masyarakat yang tinggal di
keputauan juga menjadi korban kurang sosialisasi mengenai sistem
rujukan pada BPIS. Perjalanan jauh yang telah dikirim ke wilayah pulau
dan biaya tidak sedikit menjadi sia-sia karena rumah sakit menolak
pasien. Pelayanan rujukan juga menjadi sesuatu yang rumit di daerah
seperti Papua. Banyak daerah yang tidak bisa dicapai oleh kendaraan
darat, sehingga diperlukan heli-ambulans untuk mengangkut pasien atau
pasien rujukan. Namun fasilitas ini tidak tersedia di BPIS. Tidak jarang
juga komentar oleh rumah sakit dilakukan karena ruangan benar-benar
penuh. Ini tentu saja menyebabkan mutu pelayanan rumah sakit jadi
menurun. Seharusnya pasien tersebut dapat dirujuk ke rumah sakit lain
yang setingkat tetapi ada banyak rumah sakit yang menolak (swasta)
atau belum siap (swasta dan pemerintah) untuk in initerlibat BPIS
Sebaiknya dalam masa transisi ini kasus yang ditemukan merupakan
masukan dari seluruh pemangku kepentingan terkait pelayanan
kesehatan ini untuk perbaikan-perbaikan baik dalam hal operasionalnya
maupun dalam hal penyusunan regulasi yang mendukungnya.

Untuk menjamin berjalannya sistem rujukan berjenjang BPIS


maka perlu dilakukan langkah-langkah yaitu: sosialisasi yang terus-
menerus, proses pertemuan lintas sektor secara proaktif serta
pemantauan dan evaluasi yang juga terus menerus harus dilakukan
antar seluruh pemangku kepentingan, guna menanamkan kesadaran
masyarakat tentang sistem rujukan berjenjang. Masyarakat penilaian
sistem rujukan untuk berbelit-belit ini dipicu oleh keengganan
masyarakat untuk antre di layanan primer seperti Puskesmas.
Pembenahan sarana dan prasarana yang memadai di setiap tingkat
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan. Kompetensi petugas
kesehatan / dokter perlu ditingkatkan dan ditingkatkan sehingga mampu
bekerja sesuai tingkat tingkatnya. Kebijakan sistem rujukan yang
ditetapkan harus lobih mencakup cakupan jejaring yang melibatkan
swasta, dan 'buka seluas- luasnya kesempatan bagi klinik yang mau
bergabung dengan BPJS sehingga tidak terjadi antrean di Puskesmas.
Peran dokter dalam sistem rujukan berjenjang adalah memahami secara
jelas mengenai sistem rujukan karena dokter adalah petugas garda
depan yang selalu menjadi tempat bertanya pasien atau masyarakat
yang membutuhkan dan dokter harus selalu meningkatkan kompetensi
agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara profesional yang
dibutuhkan pasien.Monitoring dan evaluasi pelaksanaan sistem rujukan
yang perlu dilakukan terus menerus oleh pemerintah dan organisasi
profesi sebagai organ Pembina, agar menjamin setiap masyarakat
mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai dengan haknya.
Diketahui bahwa dalam era JKN ini, BPJS telah membagi fasilitas.
pelayanan kesehatan atas: Pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan terdiri
dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama / FKTP merupakan pelayanan


kesehatan dasar yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua / FKRTL sekunder merupakan


pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis
atau dokter gigi yang menggunakan pengetahuan dan teknologi
kesehatan spesialistik.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga / FKRTL tersier merupakan


pelayanan kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub
spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan pengetahuan
dan teknotogi kesehatan sub spesiatistik.

Dalam menjatankan pelayanan kesehatan, FKTP dan FKTL wajib


melakukan sistem rujukan dengan mengacu pada peratur dan
undangan-undangan yang bertaku. Jika ada peserta yang ingin
mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan sistem rujukan maka
tidak dapat ditanggung oleh BPIS Kesehatan. Bagi peserta BPIS
Kesehatan, pelayanan rujukan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan


kesehatan dalam satu tingkat persetujuan tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan / atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau
menetap.
2. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan
yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih
rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.

Sistem rujukan pasien dirasakan masih tidak efektif dan efisien,


masih banyak masyarakat belum dapat menjangkau pelayanan
kesehatan, akibatnya terjadi penumpukan pasien yang luar biasa di
rumah sakit besar tertentu. Pemahaman masyarakat tentang alur
rujukan sangat rendah sehingga mereka tidak mendapatkan pelayanan
seharusnya. Pasien menganggap sistem rujukan birokrasinya cukup
rumit, sehingga pasien langsung merawat dirinya sendiri untuk
mendapatkan kesehatan di tingkat kedua atau ketiga.

Rujukan vertikal dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat


pelayanan yang lebih tinggi dilakukan oleh:

a) pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau


subspesialistik;
b) perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan / atau ketenagaan.

Rujukan vertikal dari tingkat pelayanan yang lebih tinggi ke tingkat


pelayanan yang lebih rendah dilakukan :

a) permasalahan kesehatan pasien dapat mendukung oleh tingkat


pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya;
b) kewenangan dan kewenangan tingkat pertama atau kedua lebih
baik dalam pasien tersebut;
c) pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat
mendukung oleh tingkat pelayanan kesehatan yang lebih rendah
dan alasan alasan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan
d) perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan prasarana,
peralatan dan / atau ketenagaan. sarana, Sistem rujukan
pelayanan kesehatan dilaksanakan berjenjang sesuai kebutuhan
medis, yaitu secara

PEMBAGIAN RUJUKAN :
a. Rujukan medik. Rujukan pengetahuan (konsultasi medis) atau bahan
pemeriksaan.
b. Rujukan kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan penyakit (preventif)
& promotif, mencakup: teknologi, sarana dan operasional.

SKEMA RUJUKAN

KESIMPULAN:

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam


meningkatkan derajat kesehatan. Keberhasilan system pelayanan
kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam
pelayanan diantara perawat dokter atau tim keschatan lain yang satu
dengan yang lain saling menunjang.

Teori about system akan memudahkan dalam masalah masalah


yang ada di dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang
membentuk sebuah sistem yang antara satu dengan lainnya harus saling
mempengaruhi. Dalam teori sistem bahwa sistem itu terbentuk dari
subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu


pelayanan kesehatan primer (pelayanan kesehatan tingkat pertama),
pelayanan kesehatan sekunder (pelayanan kesehatan tingkat ke dua),
dan pelayanan kesehatan tersier (pelayanan kesehatan tingkat ketiga).

Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat


mempersembahkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan
berdasarkan ini sangat bervariasi untuk memberikan pelayanan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai