Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
berperan besar menentukan pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai
profesi dan perawat sebagai tenaga profesional dan bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang
dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota kesehatan
lainnya. (Depkes RI, 2006). Profesi keperawatan sebagai bagian integral dari
sistem pelayanan kesehatan dan menjadi kunci utama dalam keberhasilan
pelayanan kesehatan (Sumijatun, 2010). Mengingat perawat adalah sumber
daya terpenting dalam menjalankan pelayanan suatu rumah sakit, maka
perawat dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, komunikasi
interpersonal, kemampuan teknis dan moral. Perawat adalah tenaga yang
paling dominan yang memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam
secara terus-menerus. dengan demikian, perawat adalah tenaga yang paling
sering kontak langsung dengan pasien dan keluarga, sehingga peranannya
sangat menentukan mutu serta citra rumah sakit. Pelayanan keperawatan
menentukan nilai suatu pelayanan kesehatan sehingga perawat adalah salah
satu unsur vital dalam rumah sakit (Artianingsih, 2016). Gambaran kinerja
dalam melaksanan kegitan merupakan seperangkat fungsi, tugas dan tanggung
jawab. Hal ini merupakan dasar utama perawat untuk memahami dengan tepat
fungsi, tugas dan tanggung jawab jawabnya (mulati, 2006). Fungsi perawat
dalam melakukan kegiatan yaitu membantu individu baik yang sehat maupun
yang sakit, dari lahir hingga meninggal, membantu melaksanan aktivitas
sehari – hari secara mndiri, dengan menggunakan kekuatan, kemauan, atau
pengetahuan yang dimiliki.
Kinerja perawat saat ini dapat dilihat dari beberapa aspek seperti dalam
memberikan pelayanan kepada pasien yang mengacu pada perilaku,
kemampuan profesional dan proses keperawatan dalam mencapain atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, social, dan spritual yang

1
optimal. Proses keperawatan disini mencakup proses pengkajian, identifikasi
diagnosis keperawatan, penentuan rencana asuhan keperawatan (Suarli,
2009). Pengelolahan proses keperawatan akan berhasil jika perawat memiliki
tanggung jawab, pengetahuan tentang manajaemen keperawatan dan
kemampuan memimpin orang lain selain pengetahuan dan keterampilan klinis
yang juga harus dikuasainya (Nursalam, 2011).
Menurut Sedarmayanti (2008) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing- masing, dalam upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika. Pendapat yang sama yaitu menurut
Mangkunegara (2013) pada dasarnya kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya,
seseorang yang dibebankan tugas diharapkan mampu menunujukkan suatu
performance yang terbaik. Dalam penelitian Budiarto (2016) kinerja pegawai
dapat dipengaruhi oleh faktor individu masing- masing, tidak melanggar
hukum, aturan serta norma dan etika, dimana kinerja yang baik memberikan
kepuasan pada pengguna jasa (Mathius, 2013). Kinerja perawat sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting untuk dikaji dalam
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Kinerja yang baik adalah jembatan dalam jaminan kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien (Langingi, 2015). Kinerja perawat
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat
penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam
menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap
pasien baik yang sakit maupun yang sehat. Kunci utama dalam peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat yang mempunyai kinerja yang
tinggi.Namun tidak jarang ditemukan keluhan berkaitan dengan kualitas
pelayanan kesehatan yang dilihat dari kinerja petugas kesehatan termasuk
perawat.

2
1.2 Rumusan Masalah
Melihat latar belakang diatas, maka dirumuskan suatu masalah yang
merujuk pada pertanyaan, yaitu bagaimana pelayanan keperawatan dalam
sistem pelayanan kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami pelayanan keperawatan dalam sistem
pelayanan kesehatan
1.3.2 Tujuan Khusus
Memahami pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan
dan mahasiswa dapat mempraktekkan serta menerapkan pelayanan
keperawatan di instansi kesehatan

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Mahasiswa
Menambah wawasan pengetahuan dan menyelesaikan tugas mata kuliah
untuk nilai, serta menambah referensi mahasiswa atau bahan ajar
1.4.2 Institusi
Menambah bahan ajar dan referensi untuk mahasiswa maupun dosen
pengajar

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem Pelayanan Kesehatan


2.1.1 Pengertian system
Pengertian system banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang
dipandang cukup penting adalah:
a. System adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling
dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan.
b. System adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-
fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit
organic untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif
dan efisien.
c. System adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari
berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi
yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

2.1.2 Konsep Dasar Kesehatan


Kesehatan menurut WHO 1974 adalah suatu keadaan sejahtera
sempurna yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental dan
social. Bukan semata-mata bebas dari penyakit dan/atau kelemahan.
White (1977) sehat adalah keadaan dimana seseorang ketika diperiksa
oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-
tanda penyakit atau kelainan. Sedangkan system kesehatan adalah
kumpulan dari berbagai factor yang kompleks dan saling berhubungan
yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi
suatu kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, ataupun masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.

4
a. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu
menyiapkan, menyediakan dan memproses, serta membantu
keperluan orang lain. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok
ataupun masyarakat.
b. Jenis pelayanan kesehatan
Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio (1983), ada dua macam
jenis pelayanan kesehatan.
1) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya
secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan
utamanya adalah untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit, dan sasarannya
terutama untuk kelompok dan masyarakat.
2) Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok
pelayanan kedokteran (medical service) ditandai dengan
cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (soslo
practice) atau secara bersama-sama dalam satu
organisasi (institution), tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan,
serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.
c. Syarat pokok pelayanan kesehatan
1) Tersedia (available) dan berkesinambungan (continuous)

5
Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan.
2) Dapat diterima (acceptable) dan bersifat wajar
(appropriate)
Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
3) Mudah dicapai (accessible)
Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di
daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan
didaerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang
baik.
4) Mudah dijangkau (affordable)
Keterjangkauan yang dimaksud adalah terutama dari
sudut biaya. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya
mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja
bukanlah kesehatan yang baik.
5) Bermutu (quality)
Mutu yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kode etik serta standart yang telah ditetapkan.

2.1.3 Teori Sistem Pelayanan Kesehatan


Defini dari sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana
konsep ini memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi
pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan
kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Dan menurut
Level dan Loomba pelayanan kesehatan adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam waktu
organisasi dalam memelihara dan menigkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan.

6
a. Input
Merupakan subsistem yang memberikan masukan yang
berfungsi untuk sebuah sistem, seperti system pelayanan
kesehatan, maka masukan dapat berupa potensi masyarakat,
tenaga kesehatan,dan lain-lain.
b. Proses
Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan untuk
menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari system tersebut,
contoh dalam system pelayanan kesehatan yang dimaksud
adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
c. Output
Hasil berupa layanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan
efisien serta dapat di jangkau oleh seluruh masyarakat sehingga
pasien sembuh dan sehat optimal.
d. Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil bari system,
yang terjadi relative lama waktunya.
e. Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan
ini terjadi dari sebuah system yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi.
f. Lingkungan
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar system tetapi
dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam
system pelayanan kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat
berupa lingkungan strategis, atau situasi kondisi social yang ada
di masyarakat.

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan
terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa factor :
a. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru

7
Karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan, atau
sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti
perkembangan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan,
untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit
penyembuhannya. Maka digunakanlah alat seperti laser, terapi
peruahan gen dll.
b. Pergeseran nilai masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka
akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau
pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya
pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan
memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan
kesehatan,sehinnga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
c. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatannya
lebih mudah diperoleh dan di jangkau dan begitu sebaliknya
dengan orang yang tergolong ekonomi rendah. Keadaan
ekonomi ini akan mempengaruhi dalam system pelayanan
kesehatan.
d. Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan
sangat berpengaruh sekali dalam system pemberian pelayan
kesehatan.

2.1.5 Tingkat Pelayanan Kesehatan


Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus
memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan,
yaitu :

8
a. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan
melalui peningkatan kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh :
Kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dsb
b. Specifik Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya
atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh : Imunisasi,
perlindungan keselamatan kerja
c. Early Diagnosis and Prompt Treatment
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan dilakukan untuk
mencegah penyebaran penyakit. Contoh : Survey penyaringan
kasus
d. Disability limitation (pembatasan cacat)
Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar
pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan
akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan
pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi kecacatan.
Bentuk kegiatan yang dapat di lakukan dapat berupa perawatam
untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih
lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan
mencegah kematian.
e. Rehabilitation (rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini di laksanakan setelah pasien didiagnosis
sembuh. Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan
terhadap kecacatan sebagaimana program latihan-latihan yang
diberikan pada pasien., kemudian memberikan fasilitas agar
pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup kembali
ke masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang
hati karina kesadaran yang dimilikinya.

9
2.1.6 Lembaga Pelayanan Kesehatan
Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian pelayanan
kesehatan pada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan.
Tempat pelayanan kesehatan ini sangat bervariasi berdasarkan tujuan
pemberian pelayanan kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan dapat
berupa rawat jalan, imstitusi kesehatan, community based agency dan
hospice.
a. Rawat Jalan
Lembaga pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk memberikan
kesehatan pada tingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan
pada penyakit akut atau mendadak dan kronis yang
dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Lembaga ini dapat
dilaksanakan pada klinik-klinik kesehatan seperti klinik dokter
spesialis, klinik keperawatan spesialis dan lain-lain.
b. Institusi
Merupakan lembaga pelayanan keehatan yang fasilitasnya
cukup dalam memberikan berbagai tingkat pelayanan
kesehatan, seperti rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan lain-lain.
c. Hospice
Lembaga ini bertujuan untuk meberikan pelayanan kesehatan
yang difokuskan pada klien yang sakit terminal agar lebih
tenang dan dapat melewati masa-masa terminalnya dengan
tenang. Lembaga ini digunakan dalam home care.
d. Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang
dilakukan pada klien pada keluarganya sebagaimana
pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat
keluarga, dan lain-lain

2.1.7 Bentuk Pelayanan Kesehatan


Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu primary helath
care (pelayanan kesehatan tingkat pertama), secondary health care

10
(pelayanan kesehatan tingkat ke dua) , dan tertiary health services
(pelayanan kesehatan tingkat ketiga). Ketiga bentuk pelayanan
kesehatan terbagi dalam pelayanan dasar yang dilakukan di puskesmas
dan pelayanan rujukan yang dilakukan di rumah sakit.
a. Primary health care (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
Dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki
masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi
ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal
dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah
pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini dapat
dilakukan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan
lain-lain.
b. Secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat ke dua)
Dibutuhkan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan
di pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini
dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis atau
sejenisnya.
c. Tertiary health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
Merupakan tingkat pelayanan tertinggi dimana tingkat
pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada
tingkat pertama dan kedua. Biasanya pelayanan ini
membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau subspesialis dan
sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau tipe
B.

11
2.2 Pelayanan Keperawatan Pada Sistem Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik yang
sakit maupun yang sehat, dari lahir hingga meninggal dalam bentuk
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga individu
tersebut dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan optimal
(Yulihastin, 2009). Sedangkan pelayanan keperawatan professional
dilaksanakan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh
golongan dan lapisan masyarakat yang memerlukan, baik di tatanan
pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan pelayanan rumah sakit
(Kusnanto, 2009). Pelayanan/ asuhan keperawatan yang bersifat spesialistik,
baik keperawatan klinik maupun keperawatan komunitas antara lain adalah
keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan medical bedah,
keperawatan jiwa, keperawatan gawat darurat, keperawatan keluarga,
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas.
Menurut Gilles (1989) pelayanan keperawatan sebagai pelayanan yang
profesional, maka pelayanan dan praktek keperawatan yang dilakukan harus
dilandasi dengan prinsip – prinsip sebagai berikut :
a. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan.
Dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan harus dilandasi serta
menggunakan ilmu dan kiat keperawatan yang mempelajari tentang
bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta
upaya perawatan dan penyembuhan.Ilmu keperawatan merupakan
sintesa dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinik, ilmu
biomedik, ilmu psikologi dan ilmu sosial. Kiat keperawatan lebih
difokuskan kepada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif. Kiat keperawatan dilakukan dalam
upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada pelanggan. Kiat –
kiat keperawatan meliputi :
1) Caring
Merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat, menghargai orang
lain, artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan

12
kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir dan
bertindak.
2) Sharing
Perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau
berdiskusi dengan pasiennya.
3) Laughing
Senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman pasien.
4) Crying
Perawat dapat menerima respon emosional baik dari pasien
maupun perawat lain sebagai suatu hal yang biasa disaat
senang ataupun duka.
5) Touching
Sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan
komunikasi simpatis yang memiliki makna.
6) Helping
Perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.
7) Believing in orders
Perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan
kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
8) Learning
Perawat selalu belajar dan mengembangkan keterampilan
dirinya.
9) Respecting
Memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang
lain dengan menjaga kerahasiaan pasien kepada yang tidak
berhak mengetahuinya.
10) Listening
Mau mendengar keluhan pasiennya
11) Feeling
Perawat dapat menerima, merasakan dan memahami perasaan
duka, senang, frustasi dan rasa puas pasien.

13
b. Bersifat Komprehensif
Pelayanan keperawatan dinamakan bersifat komprehensif karena
asuhan keperawatan bersifat menyeluruh meliputi aspek bio, psiko,
sosial dan spiritual. Dalam hal ini didalam memberikan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat perawat bukan
hanya mampu memenuhi aspek biologi atau fisiknya saja akan tetapi
juga mampu memenuhi aspek psikologi, sosial dan spiritualnya.
c. Ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat
maupun sakit.
Sesuai dengan dasar ilmu keperawatan yang melandasi praktek
keperawatan, pelayanan keperawatan bisa diberikan kepada individu
pada instansi pelayanan kesehatan seperti puskesmas, poliklinik serta
rumah sakit.Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
dan masyarakat dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit serta
komunitas yang lebih berorientasi pada pendidikan atau penyuluhan
kesehatan.
d. Sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
Pada dasarnya pelayanan kesehatan meliputi peayanan medis,
pelayanan keperawatan serta pelayanan penunjang kesehatan.Sebagai
bagian integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan tidak
dapat dipisahkan dan merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan
seperti halnya pelayanan medis dan penunjang medis.
e. Mencakup siklus hidup manusia
Pelayanan keperawatan bisa diberikan kepada pengguna pelayanan
sejak konsepsi setelah lahir, anak, remaja, dewasa, lansia sampai
menjelang kematian.Dalam hal ini pelayanan keperawatan dibutuhkan
aktifitas untuk menelaah kondisi pengguna pelayanan menyimpulkan
respon pengguna pelayanan terhadap masalah yang dihadapinya serta
menentukan pelayanan keperawatan yang tepat untuk mengatasinya.

2.2.1 Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit


Adapun jenis-jenis pelayanan keperawatan dirumah sakit, yaitu :

14
a. Pelayanan Kegawatdaruratan
b. Pelayanan rawat inap
c. Pelayanan rawat intensif
d. Pelayanan bedah dan anastesi
e. Pelayanan radiologi
f. Pelayanan transfusi darah
g. Pelayanan rahabilitasi medik
Adapun juga dalam melakukan tindakan pemberian asuhan
keperawatan maka harus memperhatikan standar asuhan keperawatan.
Standar Asuhan Keperawatan menurut Departemen Kesehatan meliputi
enam standar yaitu:
(1) Pengkajian keperawatan,
(2) Diagnosa keperawatan,
(3) Perencanaan keperawatan,
(4) Intervensi keperawatan,
(5) Evaluasi keperawatan, dan
(6) Catatan asuhan keperawatan.
Pelayanan Keperawatan bukan hanya di rumah sakit umum, tapi
dirumah sakit khusus maupum rumah sakit umum yang memiliki
pelayanan kekhusussan. Ruang lingkup pengaturan Standar Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit Khusus meliputi:
a. standar pelayanan keperawatan ibu dan anak;
b. standar pelayanan keperawatan mata;
c. standar pelayanan keperawatan kusta;
d. standar pelayanan keperawatan ortopedi;
e. standar pelayanan keperawatan penyakit infeksi;
f. standar pelayanan keperawatan ginjal;
g. standar pelayanan keperawatan kanker;
h. standar pelayanan keperawatan jantung dan pembuluh darah;
i. standar pelayanan keperawatan paru dan respirasi;
j. standar pelayanan keperawatan stroke;
k. standar pelayanan keperawatan neuroscience; dan

15
l. standar pelayanan keperawatan ketergantungan obat,

2.2.2 Pelayanan Keperawatan di Lingkup Masyarakat


Kegiatan pelayanan ini berupa :
a. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan
kelompok khusus melalui home care.
b. Penyuluhan kesehatan
c. Konsultasi dan problem solving
d. Bimbingan
e. Melaksanakan rujukan
f. Penemuan kasus
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan
h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
i. Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan
keperawatan komunitas
j. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
k. Memberikan tauladan
l. Ikut serta dalam penelitian
Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut:
a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan
masyarakat
b. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
c. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja
untuk masyarakat.
d. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada
upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
e. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat
adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dituangkan dalam proses keperawatan.

16
f. Kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah
dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
g. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit
maupun yang sehat.
h. Perawatan kesehatan masyarakat ditingkatkan kepada
pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat.
i. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin.
j. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi
bekerja secara team.
k. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan
masyarakat digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan,
pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau
yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas,
pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
l. Home visite sangat penting.
m. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
n. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu
pada sistem pelayanan kesehatan yang ada.
o. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi
pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah,
panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
Contoh pendekatan yang dapat digunakan dalam Perawatan
Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Problem solving approach
Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan
menggunakan proses keperawatan.
2) Family approach
Pendekatan terhadap keluarga binaan.
3) Case Approach

17
Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke
puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut.
4) Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah
binaan melalui survey mawas diri dengan melibatkan
partisipasi masyarakat.

18
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah kegiatan dinamis berupa membantu
menyiapkan, menyediakan dan memproses, serta membantu keperluan orang
lain dan juga merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat. Pelayanan yang
baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembaga kesehatan, juga
akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagi konsumen
(pasien dan keluarganya) yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendorong
untuk bekerja sama, berperan aktif dalam kegiatan sosial lembaga kesehatan
itu, bahkan dapat menjadi promotor lembaga kesehatan tersebut. Pada sistem
pelayanan kesehatan pasti terdapat pelayanan keperawatan, pelayanan
keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik yang sakit maupun
yang sehat, dari lahir hingga meninggal dalam bentuk pengetahuan, kemauan,
dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga individu tersebut dapat melakukan
kegiatan sehari-hari secara mandiri dan optimal.

3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mencari referensi tambahan dan memahami isi materi agar mahasiswa
dapat sekiranya mengedukasi dengan informasi yang didapat atau
diperoleh dari bahar ajar ini.
2. Bagi Institusi
Memperbanyak referensi di perpustakaan agar memperbanyak lagi bahan
ajar bagi mahasiswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Dubois & Miley. 2005. Pelayanan Kesehatan Edisi terjemahan. Jakarta : EGC

Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DEPKES RI. (2012). Modul Sistem


Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional. Jakarta : Departemen Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10. (2015). Tentang


Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Khusus

Marwati. (2016). Hubungan Kecerdasan Spiritual dan Budaya Organisasi dengan


Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Arjawinangun Cirebon. Tesis, Universitas Muhammadiyah Jakarta,
Indonesia. http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=show_detail&id=3320&key
words=. Diakses pada 22 Oktober 2023

20

Anda mungkin juga menyukai