Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada jaman dahulu pola manajemen yang diterapkan pada


instansi pelayanan kesehatan selalu berpola pada kepentingan internal
instansi, namun pada masa kini bergeser kepada pola yang mengacu
kepada kepentingan dan tuntutan kebutuhan dari para konsumen. Oleh
karena itu tidaklah mengherankan kalau pada saat ini instansi
pelayanan kesehatan telah mengembangkan sistem pelayanan
kesehatan yang berbasis kepada kebutuhan konsumen. Dengan
keberpihakan kepada konsumen akan terjadi persaingan sistem
pelayanan kesehatan dalam hal memberikan pelayanan yang paling baik
dan memuaskan bagi konsumen (Suyadi, 2011).
Berdasarkan hal itu, untuk memberikan pelayanan yang
paling baik dan memuaskan bagi konsumen pastinya ada sistem
manajemen yang mengatur jalannya pekerjaan agar berjalan dengan
baik dan sesuai dengan fungsi. Manajemen dapat dideskripsikan sebagai
proses sosial yang mengikutsertakan tanggung jawab untuk membuat
rencana dan regulasi yang efektif. Dengan adanya proses manajemen
diharapkan semua dapat berjalan teratur untuk mencapai tujuan
bersama (Herwati et al., 2021)
Dalam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan
pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu
tercapai dengan baik. Proses pengaturan bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk mencapai
tujuan disebut manajemen, sedangkan untuk mengatur kegiatan-kegiatan
pelayanan kesehatan masyarakat disebut manajemen pelayanan kesehatan
masyarakat (Yannasari, 2021)

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas masalah tentang lingkup
manajemen pelayanan kesehatan dan karakteristik manajemen
pelayanan kesehatan.

1
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah menjelaskan tentang
lingkup manajemen pelayanan kesehatan dan karakteristik manajemen
pelayanan kesehatan.

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara
akademis maupun praktis. Dengan makalah ini diharapkan dapat
menambah khasanah pengetahuan, pembaca dapat mengetahui konsep
dan manajemen pelayanan kesehatan. Manfaat praktis, manajemen
dapat diterapkan dibidang kesehatan untuk membantu manajer
organisasi kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat
dengan tujuan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Pelayanan Kesehatan

Dalam kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan


pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai
dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah atau ilmu seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta
rasional untuk mencapai tujuan ini disebut manajemen , sedangkan untuk
mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut
“ Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat “ .
Sebagian orang masih rancu dengan pengertian manajemen,
kebanyakan masih menyatakan bahwa proses pengaturan kegiatan untuk
mencapai tujuan ini disebut “Administrasi”. “Manajemen ialah seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional
untuk mencapai tujuan. Administrasi sendiri ialah ilmu dan seni yang
mempelajari kerjasama kelompok orang dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan . Bedanya dengan manajemen adalah Manajemen
sebagai proses sosial dan organisasi sebagai system sosial (Marry Parket
Follet).

B. Pengertian Manajemen Pelayanan Kesehatan

Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui paradigma


sehat, pelayanan kesehatan pada saat ini lebih difokuskan pada upaya
promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan bukan
hanya kepada individu (pasien), tetapi juga keluarga dan masyarakat,
sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan
kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik) (Rendra, 2003).
Menurut Notoadmodjo (2005), upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah atau masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan UU
RI No. 36 Tahun 2009 (Kemenkes RI, 2009) pasal 1 ayat 11 pengertian
upaya atau pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
3
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Menurut Azrul Azhar (1996), pengertian pelayanan kesehatan,
adalah setiap bentuk pelayanan atau program kesehatan yang ditujukan pada
perseorangan atau masyarakat dan dilaksanakan secara perseorangan atau
secara bersama- sama dalam suatu organisasi, dengan tujuan untuk
memelihara ataupun meningkatkan derajat kesehatan yang dipunyai.
Sedangkan menurut Munif Arifin, pelayanan kesehatan, merupakan suatu
aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak
dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara kosumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
pemberi pelayanan yang dimaksud (Arifin, 2021). Konsumen dalam hal
ini adalah masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, sedangkan
karyawan adalah setiap orang yang bekerja di instansi pelayanan kesehatan
baik petugas kesehatan maupun yang nonpetugas kesehatan.
Manajemen pelayanan kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu
seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan
guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.
Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan
manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga
yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan
kesehatan masyarakat. Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen
Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu
melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan atau pelaksanaan (actuating), pengawasan dan
pengendalian (controlling) (Notoadmojo, 2005).
Manajemen berasal dari bahasa romawi kuno dengan dasar manage
atau managiare yang berarti belajar melangkahkan kaki. Dalam bahasa
inggris yaitu management  dengan asal kata to manage yang berarti
mengatur. Didalam manajemen, proses pengaturan berbagai sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi
tertentu. Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain
guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan.” Apabila
batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan
sebagai berikut: “Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu
seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan
guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.”
Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen
umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang
4
menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan
masyarakat. Manajemen kesehatan adalah suatu proses untuk
menggerakkan sumber daya manusia dalam merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi semua kegiatan
pelayanan kesehatan dalam organisasi dalam upaya untuk:
1) Mengetahui adanya persoalan pelayanan kesehatan
2) Mendefiniskan persoalan pelayanan kesehatan
3) Mengumpulkan fakta-fakta yang terkait dengan pelayanan kesehatan
4) Data dan informasi yangtimbul dalam pelayanan kesehatan
5) Menyusun alternatif penyelesaian persoalan pelayanan kesehatan
6) Mengambil keputusan pelayanan kesehatan dengan memilih salah satu 
alternatf penyelesaian dan melaksanakan keputusan serta tidak
lanjut untuk mencapai tujuan yang harus di capai (Yannasari, 2021).

C. Jenis dan Bentuk Pelayanan Kesehatan


Menurut AA Gde Muninjaya (Muninjaya, 2004), jenis pelayanan
kesehatan adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan masyarakat
yang bertujuan untuk pencegahan atau preventif dan peningkatan
kesehatan atau promotif, pelayanan pengobatan atau kuratif dan
pemulihan kesehatan atau rehabilitatif dengan sasaran masyarakat.
Terdapat beberapa jenis pelayanan kesehatan antara lain :
1. Pelayanan kedokteran (medical services) merupakan pelayanan
kesehatan yang cara pengorganisasiannya secara individu atau sendiri
(solo practice) maupun berkelompok dalam satu organisasi.
Pelayanan kedokteran ini mempunyai tujuan pokok demi
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan yang sasaran
utamanya adalah individu dan keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat (Public Health Service) merupakan
bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan secara bersama-sama di
dalam organisasi. Pelayanan kesehatan masyarakat atau public health
service ini mempunyai tujuan untuk menyembuhkan penyakit,
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit.
Kelompok dan masyarakat menjadi sasaran utama pada pelayanan
kesehatan ini (Sebastian, 2021).

Sementara bentuk pelayanan kesehatan ada tiga yaitu pelayanan


kesehatan primer, sekunder, dan tersier (Arifin, 2021).

5
1. Pelayanan Kesehatan Primer atau Tingkat Pertama
Pelayanan kesehatan primer (primary health care) bersifat paling
dasar yang dilakukan bersama masyarakat dan tenaga kesehatan atau
paramedis seperti dokter, perawat dan bidan dll. Sifat pelayanan kesehatan
primer adalah berobat jalan (Ambulatory Services) pada pasien yang
sakit ringan atau masyarakat sehat untuk meningkatkan kesehatannya.
Fasilitas kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan primer ini
seperti Puskesmas atau klinik.
2. Pelayanan Kesehatan Sekunder atau Tingkat Kedua
Pelayanan kesehatan sekunder (secondary health care) bersifat
spesialis atau subspesialis yang dilakukan oleh dokter spesialis dan
dokter subspesialis terbatas. Pelayanan kesehatan sekunder atau tingkat
kedua ini ditujukan kepada masyarakat atau kelompok yang
membutuhkan pelayanan jalan atau pelayanan rawat inap. Ada pun
kriteria sasaran pelayanan kesehatan sekunder ini adalah pasien yang
tidak lagi dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Fasilitas
kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan sekunder ini
seperti rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D seperti RSUD atau rumah
sakit swasta.
3. Pelayanan Kesehatan Tersier atau Tingkat Ketiga
Pelayanan kesehatan tersier (tertiary health care) mengutamakan
pelayanan subspesialis dan subspesialis luas yang dilakukan oleh
dokter subspesialis dan dokter subspesialis luas. Pelayanan kesehatan
tingkat tiga ini ditujukan kepada masyarakat yang membutuhkan
pelayanan jalan maupun pelayanan rawat inap (rehabilitasi) pada
kelompok atau masyarakat. Adapun kategori pasien yang
membutuhkan pelayanan kesehatan tersier ini adalah mereka yang tidak
dapat ditangani pada pelayanan kesehatan sekunder. Fasiltias
kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan tersier atau
tingkat ketiga ini adalah rumah sakit tipe A, rumah sakit tipe B
seperti RSUD, RSUP ataupun rumah sakit swasta.

D. Pendekatan Praktis Mempelajari Manajemen Kesehatan

Dalam mempelajari manajemen kesehatan, kita dapat


menggunakan lima pendekatan guna mengkaji fungsi dan unsur
manajemen, antara lain (Maulana, 2004):
a. Management by objective oleh Peter Drucker (Manajemen dilaksanakan
untuk mencapai tujuan organisasi).
6
Penerapan manajemen by objective pada organisasi puskesmas. Salah
satu tugas pokok kepala puskesmas adalah mengatur pekerjaan staf
yang diperbantukan kepadanya. Kepala puskesmas harus mengerti visi
dan misi puskesmas yang dipimpinnya dan mampu mengajak staf
puskesmas menerjemahkan visi dan misi organisasi dalam rencana
strategis puskesmas dan rencana operasional masing-masing program.
Seorang pimpinan puskesmas harus menjabarkan secara operasional
visi dan misi puskesmas kedalam kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
staf puskesmas untuk mencapai tujuan pelayanan puskesmas. Disinilah
pentingnya keterampilan seorang pimpinan merumuskan strategi dan
kebijakan pengembangan program sesuai dengan masalah kesehatan
masyarakat yang potensial berkembang di wilayah kerjanya. Staf
puskesmas harus paham dan terampil merumuskan masalah program
yang dihadapi oleh unit kerjanya dan masalah kesehatan masyarakat
yang berkembang sesuai dengan bidang dan wilayah binaannya.
b. Management is how to work with others (manajemen adalah kerja sama
untuk mencapai tujuan bersama).
Dengan pendekatan ini, fungsi manajemen akan dapat dipelajari dari
proses kerja sama yang berkembang antara pimpinan dengan
stafnya dalam mencapai tujuan organisasi. Sumber daya lain
yang penting adalah dana dan material. Manajemen harus mampu
mengelola sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.
Aplikasi pendekatan ini dibidang kesehatan misalnya : Seorang bidan
puskesmas akan mampu memberikan pertolongan persalinan untuk ibu-
ibu hamil di wilayah kerjanya jika ibu hamil memilih fasilitas
kesehatannya dan dia memiliki staf pembantu bidan yang akan menjaga
ibu–ibu selama perawatan masa nifas. Bidan dan staf pembantu bidan
adalah SDM penting dalam melaksankan program KIA. Pengembangan
tugas Bidan Puskesmas mempunyai arti penting dalam manajemen
puskesmas.
c. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.
Manusia sebagai sumber daya utama manajemen selalu akan responsive
pada saat berinteraksi dengan orang lain. Manajemen dapat dipelajari
melalui perilaku organisasi tersebut. Perilaku organisasi ditentukan oleh
upaya kepemimpinan yang mampu membangkitkan motivasi staf.
Perilaku organisasi kesehatan memiliki ciri khas sendiri yang berbeda
dengan organisasi lain (Darma, 2009).
d. Manajemen sebagai suatu proses.
Manajemen sebagai proses dapat dipelajari melalui fungsi–fungsi
7
manajemen. Fungsi manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian. Dalam
manajemen kesehatan, seorang kepala puskesmas harus mampu
melaksanakan fungsi –fungsi manajemen dalam melaksanakan
program-program kesehatan masyarakat di puskesmas (Darma, 2009).
e. Manajemen sebagai ilmu terapan.
Kepala puskesmas harus memiliki wawasan yang cukup luas dan terus
mengembangkan diri dengan mempelajari berbagai ilmu yang terkait
dengan tugas-tugasnya. Seorang SKM yang menjadi pimpinan
organisasi kesehatan harus mampu menghitung persediaan dana,
memahami kebijakan anggaran pemerintah dan menghitung
pengeluaran biaya kesehatan untuk memelihara kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya (Darma, 2009).

E. Ruang Lingkup Manajemen Kesehatan

1. Manajemen personalia (mengurusi SDM)
Manajemen personalia atau sumber daya manusia adalah bagian
dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada
pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan organisasi
yang dikarenakan untuk mencapai tujuannya organisasi memerlukan
sumber daya manusia sebagai pengelola sistemnya (Badriyah,2017).
2. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai seluruh aktivitas
yang berhubungan dengan bagaimana mengelola keuangan dengan
tujuan menyediakan informasi akuntansi dan keuangan yang
membantu manajemen puncak dalam mencapai tujuan organisasi.
Menurut Nowicki (Nowicki,2018) ada enam tujuan utama
manajemen keuangan dalam layanan Kesehatan yaitu:
a. Generate Income
Tujuan manajemen keuangan layanan kesehatan adalah untuk
memberikan informasi akuntansi dan keuangan yang membantu
mencapai tujuan organisasi. Organisasi di industri lain mungkin
merujuk pada tujuan ini sebagai memaksimalkan kekayaan
pemilik, namun organisasi layanan kesehatan biasanya
menyebutnya sebagai mempertahankan layanan masyarakat.
b. Respons to regulations
Pemerintah mengatur layanan kesehatan pada tingkat yang
signifikan karena organisasi ini berada pada posisi yang terkait
8
dengan keselamatan pasien; peraturan melindungi individu yang
tidak dapat melindungi diri mereka sendiri. Tujuan kedua dari
manajemen keuangan perawatan kesehatan adalah untuk
menanggapi segudang peraturan secara tepat waktu dan hemat
biaya.
c. Facilitate relationships with third-party payers
Tujuan ketiga dari manajemen keuangan layanan kesehatan
adalah untuk memfasilitasi hubungan organisasi dengan setiap
pembayar pihak ketiga, seperti perusahaan asuransi, yang akan
membayar semua atau sebagian dari tagihan. Manajemen keuangan
harus responsif terhadap pembayar pihak ketiga dan dalam banyak
hal harus memperlakukan pembayar pihak ketiga ini sebagai
pelanggan (karena pihak ketiga membayar tagihan).
d. Influence the method and amount of payment
Tujuan keempat dari manajemen keuangan layanan
kesehatan adalah untuk mempengaruhi metode dan jumlah
pembayaran yang dipilih oleh pembayar pihak ketiga.
e. Monitor physicians
Tujuan kelima dari manajemen keuangan perawatan
kesehatan adalah untuk memantau dokter dan potensi
pertanggungjawaban keuangan mereka kepada organisasi. Dokter
mempengaruhi banyak pengeluaran perawatan kesehatan yang
tidak secara langsung dikaitkan dengan mereka. Manajemen
keuangan harus memastikan bahwa pola pemesanan dokter
konsisten dengan apa yang dibutuhkan pasien. Selain itu juga harus
memastikan melalui proses kredensial dan proses manajemen
risiko bahwa dokter telah menggunakan lebih banyak layanan
kesehatan untuk meminimalkan paparannya terhadap tanggung
jawab hukum atas kemungkinan tindakan yang lalai.
f. Protect tax status
Tujuan utama keenam dari manajemen keuangan layanan
kesehatan adalah untuk melindungi status pajak organisasi.
Organisasi layanan kesehatan for-profit mencari cara untuk
mengurangi kewajiban pajak mereka, dan organisasi layanan
kesehatan non-profit berusaha melindungi status bebas pajak
mereka. Melindungi status bebas pajak menjadi lebih sulit karena
setiap pemerintahan biasanya mencari sumber pendapatan baru.
3. Manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)
Istilah manajemen logistik rumah sakit didefinisikan oleh
9
Aditama (2003) yaitu ilmu dan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan pengadaan, penyimpanan, distribusi,
kebutuhan pemeliharaan, dan penghapusan bahan dan alat.
Pemahaman Bowersox (2004) tentang manajemen logistik
adalah manajemen strategis transportasi dan penyimpanan barang,
suku cadang dan produk jadi dari pemasok di bawah fasilitas
pabrik dan untuk para pelanggan.
Sejalan dengan pengertian manajemen logistik menurut
Aditama (2003) maka tujuan manajemen logistik mempunyai tiga
tujuan, yaitu :
1. Tujuan operasional, agar tersedianya barang serta bahan
dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
2. Tujuan keuangan meliputi pengertian bahawa upaya
tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-
rendahnya.
3. Tujuan pengamanan bermaksud agar persediaan tidak
terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak,
pencurian, dan penyusutan yang tidakwajar lainnya.
4. Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (men
gurusi pelayanan kesehatan).
Menurut Hartono (2002) Sistem Informasi Kesehatan atau yang
disebut juga dengan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan adalah
suatu sistem yang menyediakan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di setiap jenjang administrasi kesehatan, baik di
tingkat unit pelaksanaan upaya kesehatan, di tingkat kabupaten/kota, di
tingkat propinsi, maupun di tingkat pusat. Sistem Informasi kesehatan
pada pelaksanaanya meliputi tiga rangkaian kegiatan pokok, yaitu
pengumpulan dan pengolahan informasi, analisa, penyajian dan
ppelaporan informasi kesehatan, dan pemanfaatan/penggunaan
informasi kesehatan.

F. Fungsi Manajemen Kesehatan


Sebagai suatu proses, manajemen dapat dilihat dari fungsi-fungsi
manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak ahli manajemen
yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya
tidak ada perbedaan, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling
melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ; George Terry, L. Gullick,
H. Fayol dan Koonzt O’Donnel mengemukakan tentang fungsi manajemen
sebagai berikut (Rendra, 2003) :
10
Namun terdapat 4 fungsi manajemen yang penting, yaitu Planning,
Organizing, Actuating, dan Controling (Rusmitasari, 2020) :
1. Planning (perencanaan) adalah sebuah  proses yang
dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan
menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya.
2.  Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menaje
men  untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien
untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinat
ing) atau fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses
bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara
optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang
tersedia.
4. Controlling (monitoring)
atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk
mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi jika terjadi penyimpangan.
G. Unsur-Unsur Manajemen Pelayanan Kesehatan
George R. Terry, unsur-unsur manajemen yang disebut yaitu, “
the six M in management” yakni :
1. Manusia (Man)
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan terlaksananya manajemen dalam pembangunan organisasi
kesehatan. Tanpa manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul
karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Uang (Money)
Uang atau anggaran sangat diperlukan sebagai biaya yang harus
dimiliki organisasi untuk melakukan pelayanan kesehatan, mulai dari
perizinan, pembangunan gedung, peralatan, pembayaran tenaga
11
kerja dan lain sebagainya.
3. Bahan baku (Materials)
Material adalah obat-obatan yang digunakan organisasi kesehatan
untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan secara efisien.
4. Mesin (Machine)
Mesin adalah peralatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
seperti peralatan untuk perawatan gigi, peralatan untuk persalinan,
peralatan radiologi dan sebagainya.
5. Metode (Methods)
Metode adalah cara yang ditempuh untuk melaksanakan sesuatu yang
telah dirancang dengan baik sehingga tujuan akan dapat dicapai dengan
tepat sesuai dengan perencanaan semula. Metode yang digunakan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan dengan berpedoman pada SOP
(Standar Operational Procedure)
6. Pasar (Market)
Unsur pasar dalam pelayanan kesehatan adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penerapan program, kebijakan,
strategi, dan teknik pemasaran untuk menciptakan permintaan akan
penawaran produk atau jasa pelayanan kesehatan.
H. Penerapan Manajemen Dalam Pelayanan Kesehatan
Manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat berjalan sendiri,
namun harus berjalan dan didukung oleh berbagai komponen yang lain
(interrelationships). Secara garis besar sifat interrelationships ini dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu organ manajemen dan
fungsi manajemen.
1. Organ manajemen pelayanan kesehatan di antaranya terdiri dari para
pimpinan (manajer), manajer lini bawah, sarana manajemen (dana,
material, permesinan dan peralatan laboratorium, tenaga paramedis,
tenaga administrasi, tenaga pendukung dan tenaga riset dan
pengembangan, pemerintah dan tenaga pendukung yang lain.
2. Fungsi manajemen pelayanan kesehatan tidak melepaskan fungsi-
fungsi manajemen secara umum yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan dan pembinaan staf yang sesuai,
sistem penganggaran, sistem pelaksanaan, pengendalian, monitoring
dan evaluasi (Suyadi, 2011).

Manajemen dapat diterapkan dibidang kesehatan untuk membantu


manajer organisasi kesehatan memecahkan masalah kesehatan
masyarakat dengan tujuan peningkatan derajat kesehatan masyarakat
12
yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan tujuan tersebut, manajemen
kesehatan tidak dapat disamakan dengan manajemen niaga yang lebih
banyak berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial
(profit oriented). Manajemen kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam
administrasi umum/publik (public administration), oleh karena organisasi
kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat
umum. Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis organisasi
kesehatan (Rumah sakit, Puskesmas) merupakan upaya untuk
memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki masing-masing
unit pelayanan kesehatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif,
efesien dan rasional (Yannasari, 2021).
Menurut Syafrudin (2015), agar pelayanan kesehatan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, maka syarat pokok pelayanan kesehatan
yang baik yaitu :
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama yaitu harus tersedia di masyarakat (available)
dan besifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit
ditemukan, sehingga pada saat dibutuhkan mereka dengan mudah.
2. Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua yaitu dapat diterima dan wajar. Artinya
pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan masyarakat, serta
bersifat wajar.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga yaitu yang mudah dicapai (accessible) oleh
masyarakat. Ketercapaian yang dimaksudkan di sini terutama dari
sudut lokasi, dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan
kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan
menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu
terkontaminasi sering di daerah perkotaan saja dan sementara itu
tidak ditemukan di daerah pedesaan, ini bukanlah pelayanan
kesehatan yang baik.
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat yaitu mudah dijangkau (affordable) oleh
masyarakat. Keterjangkauan disini terutama dari sudut biaya, untuk
dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan
biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal mungkin hanya
13
dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja.
5. Bermutu
Syarat pokok kelima yaitu bermutu (quality). Mutu yang dimaksudkan
di sini adalah menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah
ditetapkan

I. Tantangan dan Masalah Kebijakan Manajemen Kesehatan

Manajemen organisasi pelayanan kesehatan dihadapkan pada


berbagai tantangan dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya.
Menerapkan program yang hemat biaya, mempertahankan operasi dan
layanan yang efisien, serta memiliki staf dan karyawan terlatih, merupakan
bagian dari tantangan yang ada. Karena itu, keberlanjutan organisasi
pelayanan kesehatan di masa mendatang, membutuhkan manjemen yang
terampil dalam mengatasi setiap masalah (Teel,2018).
Globalisasi merupakan tantangan, masalah, dan sekaligus
potensi untuk pembangunan nasional berwawasan kesehatan di masa
mendatang. Pengaruh globalisasi, liberalisasi perdagangan, dan pelayanan
melalui berbagai kesepakatan internasional akan memengaruhi berbagai
aspek penyelenggaraan upaya kesehatan dan memerlukan kesiapan
pemerintah beserta masyarakat. Pemerintah seharusnya melakukan upaya
terpadu dalam pembangunan kesehatan supaya masyarakat mendapatkan
haknya untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Yannasari, 2021).
Menurut Teel dalam raymond (2018), manajemen kesehatan akan
menghadapi banyak tantangan dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan,
termasuk perubahan peraturan dan kebijakan, kemajuan medis dan
teknologi, pendanaan, pendidikan, dan masalah etika. Manajemen harus
menyadari bahwa kombinasi dari tantangan ini membuat penelitian medis,
pemeliharaan fasilitas, perbaikan peralatan dan pelatihan operasional
memakan waktu dan mahal.

J. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesehatan

Dalam Perpres RI No.72 tentang Sistem Kesehatan Nasional


(2012), dikatakan bahwa manajemen kesehatan adalah tatanan yang
14
menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh
pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Perencanaan diperlukan karena
pembangunan lebih besar dari pada sumber daya yang tersedia. Melalui
perencanaan ingin dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efesien
dan efektif dapat memberi hasil yang optimal dalam memanfaatkan
sumber daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada. Proyek-
proyek pembangunan harus memuat dengan jelas tujuannya (objective),
sasaran yang akan dicapai (target), cara mengukur keberhasilannya
(performance evaluation), jangka waktu pelaksanaannya, tempat
pelaksanaan, cara melaksanakan, kebijaksanaan untuk menjamin proyek
itu dapat dilaksanakan, biaya serta tenaga yang diperlukan dan badan yang
akan melaksanakannya.

K. Kebutuhan Pada Manajemen Kesehatan Yang Bermutu

Perbaikan mutu pelayanan diutamakan pada peningkatan


profesionalisme tenaga kesehatan disamping kinerja dan keadaan fisik
institusi. Berbagai teknologi yang digunakan perlu dipilih sehingga
memberi manfaat yang optimal sesuai dengan pola pemerintahan
masyarakat akan pelayanan kesehatan, situasi setempat, dan daya dukung
daerah. Berkaitan hal itu, pengobatan tradisional dan penggunaan obat
tradisonal harus dikembangkan. Dalam upaya pemerataan pelayanan,
penekanan diberikan pada pemenuhan tenaga kesehatan yang paling
dibutuhkan masyarakat disamping penyediaan berbagai sasaran kesehatan
lain yang diperlukan. Secara khusus, pemenuhan tenaga dan sarana
kesehatan ini diarahkan untuk meningkatkan potensi desa tertinggal.
Selain itu, peningkatan mutu pelayanan yang didukung kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dibidang kedokteran juga diarahkan
secara bertahap untuk menjadikan pelayanan medis di Indonesia sebagai
salah satu pusat rujukan global, baik dalam hal pengobatan
modern maupun pengobatan (Yannasari, 2021).
L. Penerapan Manajemen Dibidang Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik fisik, mental
maupun sosial, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit
atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang ingin dicapai oleh sistem
15
kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan tersebut, administrasi
(manajemen) kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga
(business adminstration) yang lebih banyak berorientasi pada upaya untuk
mencari keuntungan finansial (profit oriented). Administrasi kesehatan
lebih tepat digolongkan ke dalam administrasi umum/publik (public
administration), oleh karena organisasi kesehatan lebih mementingkan
pencapaian kesejahteraan masyarakat umum. Manajemen kesehatan harus
dikembangkan ditiap-tiap organisasi kesehatan di Indonesia seperti Kantor
Depkes, Dinas Kesehatan di daerah, Rumah Sakit dan Puskesmas dan
jajarannya. Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di RS,
Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu dilakukan kajian proses
penyusunan rencana tahunan Depkes dan Dinas Kesehatan di daerah.
Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan manajemen dapat dipelajari
melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahun (micro planning),
pembagian dan uraian tugas staf puskesmas sesuai dengan masing-masing
tugas pokoknya.

M. Jenis-Jenis Manajemen Kesehatan

Manajemen adalah upaya pengelolaan suatu sistem atau entitas


dan sumber dayanya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Inti
dari upaya ini adalah pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa manajemen pada hakikatnya adalah rangkaian dari proses
pengambilan keputusan-keputusan. Dalam bidang kesehatan dikenal
adanya paling sedikit dua jenis manajemen, yaitu:
1. Manajemen Pasien/Klien, yaitu rangkaian proses pengambilan
keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah kesehatan (penyakit
dan lain-lain) yang diderita oleh seseorang, sekelompok orang, atau
masyarakat. Tujuannya adalah agar pasien/klien tersebut dapat
terhindar atau terbebas dari masalah kesehatan, dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambil
keputusannya adalah setiap petugas kesehatan yang melayani
pasien/klien (disebut petugas fungsional–dokter, perawat, bidan,
sanitarian, dan lain-lain), baik yang bertugas di puskesmas dan
jaringannya maupun yang bertugas di rumah sakit dan sarana-sarana
kesehatan lain.
2. Manajemen Unit/Organisasi Kesehatan, yaitu rangkaian proses
pengambilan keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah yang
16
menghambat atau potensial menghambat kinerja unit/organisasi
kesehatan. Misalnya masalah tingginya absensi karyawan, masalah
kurangnya dana/anggaran, masalah tidak terawatnya peralatan,
masalah tingginya kebocoran pendapatan, dan lain-lain. Tujuannya
adalah agar unit/organisasi terhindar atau terbebas dari masalah,
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam hal ini manajer
atau pengambil keputusannya adalah para pimpinan unit/organisasi
kesehatan-Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya, Kepala Dinas
Kesehatan dan staf intinya, Direksi Rumah Sakit, Kepala Puskesmas,
dan lain-lain (Yannasari, 2021).

N. Penerapan Manajemen Kesehatan Di Indonesia

Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan dalam


berbagai jenis organisasi untuk membantu manajer dalam memecahkan
masalah organisasi. Atas dasar pemikiran tersebut, manajemen dapat
diterapkan di bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi
kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Tujuan umum
sistem kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, atau mencapai suatu keadaan sehat bagi individu atau
kelompok masyarakat. Administrasi kesehatan tidak dapat disamakan
dengan administrasi niaga yang lebih banyak berorientasi pada upaya
untuk mencari keuntungan finansial. Administrasi kesehatan lebih tepat
digolongkan ke dalam administrasi umum oleh karena organisasi
kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat
umum.
Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap–tiap organisasi
kesehatan di Indonesia seperti kantor Depkes, Dinas kesehatan di daerah,
rumah sakit, dan puskesmas dan jajarannnya. Untuk memahami penerapan
manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, dinas kesehatan dan di
puskesmas memerlukan kajian proses penyusunan rencana tahunan
Departemen kesehatan. Khusus untuk tingkat puskesmas penerapan
manajemen dapat melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahun.
Ruang lingkup manajemen pelayanan kesehatan meliputi manajemen
kegiatan dan sumber daya yang dikelolanya diantaranya manajemen
personalia, manajemen keuangan, manajemen logistik, manajemen
pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen. Untuk masing–
masing bidang tersebut dikembangkan manajemen spesifik sesuai dengan
ruang lingkup dan tugas pokoknya. Penerapan manajemen pada unit
17
pelaksana teknis seperti puskesmas dan rumah sakit merupakan upaya
untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki masing–
masing unit pelayanan kesehatan untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif, efesien dan rasional.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan


pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai
dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah atau ilmu seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional
untuk mencapai tujuan ini disebut manajemen , sedangkan untuk mengatur
kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut “ Manajemen
Pelayanan Kesehatan Masyarakat “ .
Manajemen pelayanan kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni
untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. Dengan kata
lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum
dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek
dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap–tiap organisasi
kesehatan di Indonesia seperti kantor Depkes, Dinas kesehatan di daerah,
rumah sakit, dan puskesmas dan jajarannnya. Untuk memahami penerapan
manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, dinas kesehatan dan di
puskesmas memerlukan kajian proses penyusunan rencana tahunan
Departemen kesehatan. Khusus untuk tingkat puskesmas penerapan

18
manajemen dapat melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahun.
Ruang lingkup manajemen pelayanan kesehatan meliputi manajemen
kegiatan dan sumber daya yang dikelolanya diantaranya manajemen
personalia, manajemen keuangan, manajemen logistik, manajemen
pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen. Untuk masing–
masing bidang tersebut dikembangkan manajemen spesifik sesuai dengan
ruang lingkup dan tugas pokoknya.

B. Saran
Manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat berjalan sendiri,
namun harus berjalan dan didukung oleh berbagai komponen yang lain
(interrelationships). Perubahan yang mendasar perlu dilakukan dalam
manajemen pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di puskesmas.
Perubahan tersebut mencakup perubahan visi, misi dan strategi,
mengembangkan struktur organisasi sesuai kebutuhan, melakukan
manajemen strategis, mengembangkan SDM (manajemen SDM) dan
melakukan upaya-upaya yanmmendorong kemandirian. Perbaikan terhadap
mutu pelayanan kesehatan baik dari layanan administrasi maupun medis.
Fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia baik milik pemerintah maupun
swasta, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dari
sebelumnya. Semua upaya perubahan tersebut diarahkan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.
Dengan demikian masyarakat benar-benar memperoleh pelayanan kesehatan
yang cepat dan tepat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aditama. (2003). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI Press


Arifin, M. (2021) Manajemen Pelayanan Kesehatan, http://www.indonesian-
publichealth.com diakses 30 September 2022.
Azhar, A. (1996) Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Badriyah, Mila. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV
Pustaka Setia
Bowersox, Donal J.(2004). Manajemen logistik: Integrasi sistem-sistem
manajemen distribusi fisik dan manajemen material . Jakrta: Bumi
Aksara
Darma S. (2009) Manajemen kinerja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hartono. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 2). Jakarta: PT.
Prehallindo.
Herwati, I. et al. (2021) Manajemen Pelayanan Kesehatan. Pertama. Malang:
Literasi Nusantara.
Kemenkes RI (2009) UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Indonesia.
Maulana, A. (2004) Sistem Manajemen Jilid I Edisi 6. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.
Muninjaya, A. G. (2004) Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
Nowicki, Michael. (2018). Introduction to the Financial Management of
Healthcare Organizations seventh edition. Washington DC: Health
administration press
20
Notoadmojo, S. (2005) Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
Raymond, Tubagus.(2018). Tantangan yang dihadapi Manajemen Pelayanan
Kesehatan,https://mvpjogja.com/tantangan-yang-dihadapi-
manajemen-pelayanan-kesehatan. Diakses pada 3 Oktober 2022
Rusmitasari, H. (2020) Organisasi dan Manajemen Kesehatan. Pertama.
Semarang: FKM Universitas Muhammadiyah Semarang.
Rendra. (2003) Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK Manajemen
Pelayanan Kesehatan, http://www.kmpk.ugm.ac.id. diakses 30 September
Sebastian, I. (2021) Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan yang Ada di Indonesia,F
https://mhomecare.co.id. diakses 30 September 2022
Suyadi (2011) ‘Seminar Nasional “Pergesearan Paradigma Manajemen:
Tinjauan dari Berbagai Disiplin Ilmu’, in. PROGRAM
PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
INDONESIA MALANG.
Syafrudin (2015) Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media.
Yannasari, A. (2021) Manajemen Kesehatan, www.academia.edu. diakses 30
September 2022

21

Anda mungkin juga menyukai