Anda di halaman 1dari 23

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

“Pelatihan Hospital Management Program”

Oleh Kelompok 13 :
Herlina Wani Siwu (212021110057)
Windy Patricya Stevani Lapian (212021110075)
Latar Belakang

Pelayanan kesehatan akan diapresiasi oleh masyarakat luas


selaku pengguna layanan jika pelayanan institusi pelayanan
kesehatan tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang
bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen sehingga
pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif.
(Hernawati, 2019)

Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, diperlukan


standar pelayanan minimum di rumah sakit. Standar pelayanan minimum
di rumah sakit merupakan panduan bagi pemilik rumah sakit dalam
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pelayanan di
rumah sakit. (Siswati & Maryati, 2017)

Selanjutnya
Pelatihan adalah sebuah proses dimana orang mendapatkan
kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan- tujuan
organisasional. Pelatihan adalah proses mengajar ketrampilan
yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya.
Program pelatihan karyawan terbagi menjadi dua, yaitu on the
job training dan off the job training dimana keduanya memiliki
metode masing- masing.

Manajemen Rumah Sakit layaknya layanan jasa yang lain juga


memerlukan program pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi setiap
sumber daya manusia (SDM) secara terus menerus agar memiliki
kemampuan yang handal dalam meningkatkan visi dan misi Rumah
Sakit. Selain itu tujuan diadakan diklat adalah untuk menyatukan
persepsi antara pihak manajemen perusahaan dengan karyawan
dalam pencapaian tujuan serta visi dan misi Rumah Sakit.
(Chotimah, 2019)
Kebijakan Kesehatan

Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan yang


berpengaruh terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan
kesehatan dan pengaturan keuangan dari sistem kesehatan. Kebijakan
kesehatan merupakan bagian dari sistem kesehatan. Komponen sistem
kesehatan meliputi sumber daya, struktur organisasi, manajemen,
penunjang lain dan pelayanan kesehatan. Kebijakan kesehatan bertujuan
untuk mendisain program-program di tingkat pusat dan lokal, agar dapat
dilakukan perubahan terhadap determinan-determinan kesehatan,
termasuk kebijakan kesehatan internasional. (Arifin, Rahman, Wulandari,
& Anhar, 2016)

Selanjutnya
Secara operasional, kebijakan kesehatan beroperasi pada 4 (empat) tingkatan, yaitu: (Dachi, 2017)

Tingkat • yaitu corak utama yang membetnuk sistem


Sitemik kesehatan secara keselurhan

Tingkatan • yaitu memutuskan prioritas untuk pelayanan


kesehatan, program-program kesehatan yang nyata
Program dan cara yang ditempuh dimana sumber daya harus
dialokasikan.

Tingkatan • yaitu menunjuk pada cara yang ditempuh agar


sumber daya dapat digunakan produktif dan
Organisasi menyediakan pelayanan yang bermutu tinggi.

Tingkatan • yaitu menjadi tingkatan dalam pengembangan instrumen


organisasi yang baik, seperti dalam pengembangan

Instrumental sumber daya manusia kesehatan, manajemen kesehatan,


pembiayaan kesehatan dan lain sebagainya.
Konsep Administrasi

Dalam bidang kesehatan, administrasi memiliki pengertian serangkaian kegiatan


yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (orginizing), pengarahan
(directing), pengawasan (controlling), pengkoordinasian (coordinating), serta
penilaian (evaluating), sehingga tuntutan dan kebutuhan yang berkaitan dengan
kesehatan dapat dipenuhi melalui penyediaan serta penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan yang ditujukan kepada perorangan, kelompok, ataupun
masyarakat. Sehingga, administrasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang
terdiri dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, hingga
penggerakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. (Kartikasari, 2019)

Selanjutnya
Terdapat lima unsur pokok administrasi, antara lain: (Kartikasari, 2019)

INPUT PROSES OUTPUT TARGET IMPACT

• INPUT : Semua aspek yang diperlukan dalam proses kegiatan administrasi sehingga
seluruh rangkaian kegiatan administrasi dapat dilakukan.
• PROSES : Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
• OUTPUT : Hasil dari suatu pekerjaan administrasi.
• TARGET : tujuan keluaran yang dihasilkan antara lain instansi atasan, masyarakat umum,
keperluan internal dan eksternal organisasi
• IMPACT / Dampak : Akibat yang ditimbulkan OUTPUT.
Konsep Dasar Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan


yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah Sakit mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.

Selanjutnya
Fungsi Rumah Sakit (UU 44/2009 Tentang Rumah Sakit): (Arifin, Rahman, Wulandari, & Anhar)

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan


kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan


melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya


manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta


penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan.
Dalam menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan
kegiatan (UU 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit): (Arifin, Rahman, Wulandari, &
Anhar)

Pelayanan dan
Pelayanan medis. asuhan
keperawatan.

Pelayanan
Pelayanan
kesehatan
penunjang medis
kemasyarakatan
dan nonmedis.
dan rujukan.

Pendidikan, Administrasi
penelitian dan umum dan
pengembangan. keuangan.
Sesuai penjelasan dalam Perpres RI No.77 Tahun 2015, diketahui unit-unit di rumah
sakit adalah sebagai berikut: (Kartikasari, 2019)

Unsur Unsur
Unsur Satuan
Kepala RS atau Unsur Administrasi
Pelayanan Penunjang Komite Medis Pemeriksaan
Direktur RS Keperawatan
Medis
Umum dan
Internal
Medis Keuangan
Manajemen Rumah Sakit

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah


proses perencanan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efisien. Efektif bearti bahwa tujuan dapat
dicapai desuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,
dan sesuai dengan jadwal. (Setyawan & Supriyanto, 2019)

Selanjutnya
Peran manajemen dalam organisasi yaitu: (Setyawan & Supriyanto, 2019)

1. Manajemen sebagai aktivitas


atau proses yang sistematik,
runtut, terpadu untuk mencapai
tujuan organisasi oleh, dengan dan
melalui manusia.

Selanjutnya
Peran manajemen dalam organisasi
yaitu:

2. Sebagai ilmu dan seni.


Sebagai ilmu artinya
bahwa manajemen
merupakan pengetahuan
yang diajarkan dan diakui
dlama kurikulum formal

Selanjutnya
Peran manajemen dalam organisasi yaitu:

3. Sebagai profesi, artinya


merupakan bidang pekerjaan
yang didasarkan atas pendidikan
formal khusus dan
terlembagakan dalam suatu
asosiasi profesi.

4. Profesional; manajemen adalah


orang disiplin dalam menjalankan
fungsi manajemen dalam
organisasi. Mereka yang bekerja
secara profesionalism manajemen
disebut manajer.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah


suatu proses pengumpulan, pengolahan dan
penyajian data rumah sakit se- Indonesia. Sistem
informasi ini mencakup semua Rumah Sakit
umum maupun khusus. sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
(Kartikasari, 2019)

SIM (Sistem Informasi Manajemen)


merupakan sistem yang mengelola serta
mengorganisasikan data dan informasi yang
berguna untuk mendukung pelaksanaan tugas
dalam suatu organisasi. . (Hernawati, 2019)
Pelatihan Hospital Management Program

Tuntutan untuk mengembangkan pelatihan manajemen


rumah sakit di Indonesia merupakan kombinasi dari
jumlah dan pertumbuhan rumah sakit, kebutuhan yang
terus menerus untuk menghasilkan manajer rumah sakit
yang kompeten, dan ketersediaan institusi pendidikan
yang kompeten yang mampu menyelenggarakan
pelatihan tersebut. (Utarini, Ehry, & Hill, 2009)

Sebagai contoh sebuah Kursus Pelatihan Manajemen


Rumah Sakit (HMT) dikembangkan dalam konteks dua
proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Jerman dan Inggris .
Tujuan umum dari proyek Peningkatan Sistem Kesehatan
Kabupaten di Nusa Tenggara Timur/Nusa Tenggara Barat
(SISKES) adalah agar penduduk di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya
masyarakat miskin, perempuan dan anak-anak, gunakan
layanan perawatan kesehatan yang berkualitas. (Utarini,
Ehry, & Hill, 2009)
Berdasarkan pengalaman ini, konsep inovatif untuk pelatihan manajemen rumah sakit
yang membahas masalah ini telah dikembangkan. Konsep utama HMT yang diujicobakan di
NTB adalah sebagai berikut: (Utarini, Ehry, & Hill, 2009)

1. Materi pelatihan telah dikembangkan dalam bentuk modular

2. Pelatihan telah diakreditasi oleh universitas atau lembaga


pelatihan, dan modul memberikan kredit untuk program gelar lainnya

3. Jalur artikulasi telah dikembangkan untuk memungkinkan peserta


melanjutkan pelatihan mereka untuk menyelesaikan gelar Master

4. Peserta yang berhasil memenuhi kriteria pendaftaran Universitas


adalah dihargai dengan kesempatan untuk melanjutkan pelatihan
mereka untuk mendapatkan gelar Master.

Selanjutnya
5. Pelatihan ini memberikan dasar untuk advokasi kriteria pendidikan yang
objektif untuk penempatan, seperti membutuhkan gelar Master untuk
pemimpin seperti direktur rumah sakit dalam sistem kesehatan.

6. Manfaat pelatihan yang ditunjukkan telah digunakan untuk bernegosiasi


dengan pemberi kerja untuk mempertahankan staf di posisi mereka untuk
waktu yang lebih lama, agar tidak mengganggu proses perubahan dan
peningkatan

7. Pelatihan telah mengembangkan rencana pengembangan karir bagi


peserta pelatihan yang memungkinkan mereka untuk menerapkan isi
kursus mereka untuk meningkatkan praktik manajemen rumah sakit

Selanjutnya
Selama HMT, tim rumah sakit diberi kesempatan untuk
menerapkan apa yang dipelajari dalam pelatihan mereka melalui
proyek aksi peningkatan kualitas. Tujuannya adalah agar tim
mengalami proses lengkap dari analisis masalah, perencanaan,
hingga evaluasi perubahan, dan untuk membangun massa kritis
untuk memperkenalkan budaya manajemen mutu di rumah sakit.
Hal ini dilakukan melalui interaksi terstruktur antara tim rumah
sakit, staf rumah sakit, tutor, pelatih dan pemangku kepentingan di
akhir setiap blok pelatihan dan proyek tindakan peningkatan
kualitas. (Utarini, Ehry, & Hill, 2009)

Selanjutnya
Sebuah peta untuk HMT kemudian disiapkan dengan mengacu pada prinsip-prinsip di atas untuk
pengembangan dan implementasi pelatihan. Peta ini terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut: (Utarini,
Ehry, & Hill, 2009)

Advokasi di tingkat lokal

Pengembangan kurikulum

Orientasi Pemangku Kepentingan dan


Pelatihan Pelatih

Pelaksanaan pelatihan

Evaluasi Pelatihan, Ujian Akhir dan


Akreditasi

Penilaian dampak 6-12 bulan setelah


pelatihan selesai

Tinjauan pelatihan pertama, pelajaran


yang dipetik dan jalan ke depan
KESIMPULA
N

Dalam pengelolaan sebuah rumah sakit, pelatihan


merupakan suatu upaya strategis manajemen yang
bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia
dalam rangka untuk meningkatkan kinerja suatu sebuah
rumah sakit. Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah
penyelenggaraan. Karena hanya dengan penyelengaraan
pelatihan yang baik, maka pengembangan sumber daya
manusia dapat diwujudkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai