Anda di halaman 1dari 13

LBM 2 SISTEM KESEHATAN

NASIONAL

1. Apa tujuan administrasi kesehatan?


Tujuan utamanya adalah agar kebutuhan dan tuntutan masyarakat
terhadap kesehatan, perawatan kedokteran dan lingkungan yang sehat
dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.

Kebutuhan kesehatan adalah sesuatu yang secara obyektif


diperlukan oleh seseorang untuk meningkatkan kesehatannya, dan
terpenuhi / tidaknya kebutuhan tersebut amat menentukan berhasil /
tidaknya suatu upaya kesehatan.
Tuntutan kesehatan adalah sesuatu yang secara subyektif
diperlukan oleh seseorang untuk meningkatkan kesehatannya,
terpenuhi / tidaknya tuntutan tersebut tidak menentukan keberhasilan
suatu upaya kesehatan.
Sehingga kebutuhan kesehatan dan tuntutan kesehatan tidaklah sama.
Didalam kehidupan sehari-hari sering terdapat perbedaan antara
kebutuhan dengan tuntutan kesehatan yang dimiliki seseorang, dan ini
kewajiban dari petugas kesehatan untuk menyamakannya, meskipun tidak
mudah

(buku Pengantar Administrasi Kesehatan ed.3 : Dr. Azrul Azwar,


M.P.H.)
2. Manfaat administrasi kesehatan?
Dapat dikelola sumber, tatacara dan kesanggupan secara efektif
dan efisien.
Sumber, tata cara dan kesanggupan yg tersedia pada dasarnya
bersifat terbatas dan karena itulah perlu dikelola dengan sebaik-
baiknya.
Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan secara
tepat dan sesuai
Mengenal kebutuhan dan tuntutan adalah penting dalam
melaksanakan administrasi kesehatan. Seyogyanyalah setiap
upaya kesehatan yg dilaksanakan ditujukan untuk pemenuhan
kebutuhan dan tuntutan yg dimaksud.
Dapat disediakan dan diselengarakan pelayanan kesehatan yg
sebaik-baiknya
Fungsi administrasi kesehatan:
Dapat dikelola sumber, tata cara dan kesanggupan sec efektif
dan efisien
Dapat dipenuhi kebutuhan tuntutan secara tepat dan sesuai
Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan sebaik
baiknya.
Pengantar Administrasi Kesehatan, Dr.Azrul Azwar M.P.H.

3. Apa saja unsur dari administrasi kesehatan?


Masukan
Yang dimaksud dengan masukan (input) dalam administrasi
adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan dan atau
perangkat administrasi tersebut banyak macamnya. Pembagian
yang banyak dikenal di masyarakat ialah yang disebut 4 M, yakni
manusia (man), uang (money), sarana (material), metode
(method), untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, serta
6M yakni manusia (man), uang (money), sarana (material),
metode (method), pasar (market) serta mesin (machinery) untuk
organisasi yang mencari keuntungan.
Proses
Yang dimaksud dengan proses (process) dalam administrasi
adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dikenal pla dengan nama fungsi
administrasi. Pada umunya proses dan ataupun fungsi
administrasi ini merupakan tanggung jawab pimpinan.
Dalam praktek sehari-hari, untuk memudahkan pelaksanaannya,
berbagai fungsi administrasi disederhanakan menjadi 4 macam
yakni :
a. perencanaan (planning) yang didalamnya termasuk
penyusunan anggaran belanja
b. pengorganisasian (organizing) yang didalamnya termasuk
penyusunan staff.
c. pelaksanaan (implementing) yang didalamnya termasuk
pengarahan, pengkoordinasiaan, bimbingan, penggerakan dan
pengawasan.
Keluaran
Yang dimaksud dengan keluaran (output) adalah hasil dari suatu
pekerjaan administrasi. Untuk administrasi kesehatan, keluaran
tersebut dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health
service). Pada saat ini pelayanan kesehatan tersebut banyak
macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
Pertama, pelayanan kedokteran (medical services). Kedua,
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services).
Sasaran
Yang dimaksud dengan sasaran (target group) kepada siap
keluaran yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut,
ditujukkan. Untuk administrasi kesehatan sasaran yang dimaksud
disini dibedakan atas empat macam yakni perseorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Dapat bersifat langsung
(direct target group), ataupun bersifat tidak langsung (indirect
target group).
Dampak
Yang dimaksud dengan dampak (impact) adalah akibat yang
ditimbulkan oleh keluaran. Untuk administrasi kesehatan,
dampak yang diharapkan adalah makin meningkatnya derajat
kesehatan.
Budioro B, 2002, Pengantar Administrasi Kesehatan
Masyarakat, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

4. Jelaskan tentang GPVI!

Global Programme for Vaccines and Immunization (GPVI), yaitu

Eradikasi Polio (ERAPO)

Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (Maternal and Neonatal Tetanus

Elimination/MNTE)

Reduksi Campak (RECAM)

Peningkatan mutu pelayanan imunisasi

Penetapan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices)

Keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste disposal management)


Keberhasilan Indonesia dalam penyelenggaraan program imunisasi mampu menarik

perhatian dunia. Sehingga Indonesia terlibat dalam mewujudkan aksebilitas,

keterjangkauan dan akuntabilitas imunisasi di tingkat global.

5. Bagaimana perencaan program kesehatan yang baik?


Menetapkan prioritas masalah
Melakukan pengumpulan data
Pengolahan data
Penyajian data
Pemilihan prioritas masalah
Menetapkan prioritas jalan keluar
Menyusun alternatif jalan keluar
Memilih prioritas jalan keluar
Efektivitas jalan keluar
Besarnya masalah yang dapat diselesaikan ( magnitude=M)
Pentingnya jalan keluar ( importency=I )
Sensitivitas jalan keluar ( vuneralbility=V )
Efisiensi jalan keluar
Nilai efisiensi dikaitkan dengan besarnya biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan , makin tidak
efisien jalan keluar tersebut.
Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara,
Jakarta.

6. Perbedaan administrasi kesehatan dan menejemen


kesehatan dan hubungan antara keduanya?
Manajemen berasal kata manegie (Latin: manus yang berarti tangan dan agere yang
berarti melakukan, melaksanakan). Jika dilihat dari asal katanya manajemen berarti
melakukan dengan tangan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang
berarti menangani, managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk
kata kerja to manage untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhinya
management diterjemahkan kedalam bahasa indonesia menjadi manajemen/
pengelolaan.
Manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang (Mary
Parker Follet). Atau sebagai pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang ada
sehingga hasilnya maksimal. Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk
memeperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian suatu tujuan melalui kegiatan
orang lain (Siagian, 1990). Sedangkan menurut (Hasibuan 2005) manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah sebuah kegiatan
memadukan semua sumber daya yang ada sehingga tercipta sinergi sumber daya
dengan efektifitas dan efisiensi yang optimal dalam mencapai tujuan tertentu.
Aktivitas memadukan harusnya merupakan penyesuaian antara karakteristik sumber
daya dengan penggunaan sumber daya.
Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara,
Jakarta.

a. Administrasi lebih rendah dari manajemen (oleh Samuel


Levey & Paul Loomba)
Pekerjaan administrasi hanya melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan, sedangkan pekerjaan manajemen adalah merumuskan
kebijakan tersebut.
b. Administrasi lebih tinggi dari manajemen (oleh Herman
Finer)
Administrasi adalah seni manajemen, sedangkan manajemen
hanyalah mengolah hal-hal yang berhubungan dengan sumber saja,
yang pada dasarnya hanya merupakan bagian dari pekerjaan
administrasi.

(buku Pengantar Administrasi Kesehatan ed.3 : Dr. Azrul Azwar,


hal 5)

7. Fungsi menejemen?
G.TERRY L.GULLICK H.FAYOL K.ODONNEL
Planning Planning Planning Planning
Organiizing Organizing Organizing Organizing
Staffing,direct
Commanding Staffing
Actuating ing
/coordinating Directing
coordinating
Controlling Reporting Controlling Controling
Budgetting
Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan.
Binarupa Aksara, Jakarta.

8. Bagaimana fungsi manajemen?


Pengorganisasian:
Karena pengorganisasian mengandung pengertian pengaturan maka pekerjaan
pengorganisasian pada dasarnya merupakan suatu proses (process). Proses yang
dimaksudkan di sini ialah yang menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga segala kegiatan dan tenaga pelaksana mendapatkan
pengaturan yang sebaik-baiknya serta setiap kegiatan ada penanggung jawabnya.
Hasil yang dicapai:
Sebagai hasil pengorganisasian terbentuklah wadah (entity) yakni yang merupakan
perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksana. Wadah yang seperti ini dikenal
dengan nama organisasi (organization).
PENGANTAR ADMINISTRASI KESEHATAN, DR. AZRUL AZWAR, ed.2,
BINARUPA ANGKASA, 1988.
Tahap-tahap:
memahami tujuan agar jelas tolak ukurnya
memahami kegiatan sehingga jelas arah dan sasarannya
mengelompokan kegiatan
Dalam melakukan pengelompokkan kegiatan ini ada beberapa prinsip pokok yang
harus ditempuh yakni :
a. Jenis Kegiatan
b. Jumlah Kegiatan
mengubah kelompok kegiatan kedalam bentuk jabatan (position clasification)
untuk itu dilakuakan beberapa kegiatan
a. analisis tugas untuk memperjelas tugas setiap kelomok kegiatan
b. uraian kegiatan tugas agar lebih jelas
c. penilaian tugas untuk mengkaji ulang tugas yang telah diperinci ada yang
berlebihan dan atau kurang.
melakukan pengelompokan jabatan
mengubah kelompok jabatan kedalam bentuk satuan organisasi

Cara membentuk satuan organisasi banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang


penting ialah :
a. atas dasar kesamaan fungsi dan jabatan
b. atas dasar kesamaan proses cara kerja dari jabatan
c. atas dasar kesamaan hasil (produksi) dari jabatan
d. atas dasar kesamaan kelompok masyarakat yang memanfaatkan
e. atas dasar kesamaan lokasi jabatan
Membentuk struktur organisasi (bagan) dengan membagi tugas dan wewenang
serta kemampuan pengawasan yang dimiliki (span of control)
Prinsip:
a. adanya tujuan yang jelas
b. pembagian tugas pekerjaan
c. pendelegasian kekuasaan
d. rentangan pengendalian
e. jenjang pengawasan
Budioro. 1997. Pengantar Administrasi Kesehatan. FKM. Undip. Semarang.

9. Tujuan dan manfaat puskesmas?


Secara fungsional puskesmas berperan :
1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
2. Sebagai pembina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Pengantar IKM, Budioro B.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:


1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas.

Peran Puskesmas:
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran yang
sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realisize, tata
laksana kegiatan yang tersusun rapi,serta sistem evaluasi dan pemantauan yang
akurat. Rangkaian manajerial di atas bermanfaat dalam penentuan skala prioritas
daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan RAPBD yang
berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Puskesmas juga dituntut berperan
dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan
kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
www.freewebtown.com

Fungsi:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Sebagai pembina peran-serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
d. Pelayanan yang 'menyeluruh' berarti meliputi semua jenjang pelayanan, yaitu:
promotif, preventif, kuratif ( dasar ), dan rehabilitatif.
e. Pelayanan yang 'terpadu' berarti mencakup berbagai kegiatan upaya pokok
( upaya pelayanan kesehatan dasar ) yang dapat dilaksanakan dibawah satu
koordinasi dan pimpinan Puskesmas tersebut. Dewasa ini dikenal tidak kurang
dari 20 macam kegiatan pokok (upaya pelayanan kesehatan dasar), tapi
pelaksanaannya tergantung pada kemampuan dan sumber daya yang tersedia
pada Puskesmas yang bersangkutan.
Budioro, IKM

10. Bagaimana sistem menejemen puskesmas?


Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia. pengelolaan
program kerja PUSKESMAS berpedoman pada empat asas pokok yakni:
a. Asas pertanggung-jawaban wilayah
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, PUSKESMAS harus melaksanakan
asas pertanggung-jawaban wilayah. Artinya, PUSKESMAS harus bertanggung
jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya. Karena
adanya as as yang seperti ini, maka program kerja PUSKESMAS tidak
dilaksanakan secara pasif saja, dalam arti hanya sekedar menanti kunjungan
masyarakat ke PUSKESMAS, melainkan harus secara aktif yakni memberikan
pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan masyarakat. Lebih dari pada itu,
karena PUSKESMAS harus bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan
yang terjadi di wilayah kerjanya, maka banyak dilakukan berbagai program
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Asas peran serta masyarakat
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, PUSKESMAS harus melaksanakan
asas peran serta masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan masyarakat dalam
menyelenggarakan program kerja tersebut. Bentuk peran serta masyarakat dalam
pelayanan kesehatan banyakmacamnya. Di Indonesia dikenal dengan nama Pos
Pelayanan Terpadu (POSYANDU).
c. Asas keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, PUSKESMAS harus melaksanakan
asas keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja
dengan program kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan program dari
sektor lain (lintas sektoral). Dengan dilaksanakannya asas keterpaduan ini,
berbagai manfaat akan dapat diperoleh. Bagi PUSKESMAS dapat menghemat
sumber daya, sedangkan bagi masyarakat, lebih mudah memperoleh pelayanan
kesehatan.
d. Asas rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, PUSKESMAS harus melaksanakan
asas rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu masalah kesehatan harus
merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu. Untuk pelayanan kedokteran
jalur rujukannya adalah rumah Sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat jalur rujukannya adalah pelbagai "kantor" kesehatan.
Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara,
Jakarta.

11. Syarat-syarat untuk menjadi kepala puskesmas yang


baik?
Peka berbagai bentuk masalah kesehatan yg berkembang di wilayah kerjanya
Bersifat pencegahan,motivator dan penggerak kerjasama dengan kelompok-
kelompok masyarakat
Lebih memahami dan menerapkan prinsip dasar ilmu kes.masy.
Lebih produktif, efektif dan efisien
Seorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang bersifat
manajerial sesuai dengan tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi. Di dalam
organisasi yang besar kedudukan manajer akan dibedakan ke dalam tiga tingkatan,
yaitu ; manajer tingkat tinggi (top level manager), manajer tingkat menengah (middle
level manager) dan manajer tingkat bawah (low level manager). Berdasarkan
tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer juga akan berbeda.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu : keterampilan
manajerial (management skill), keterampilan melakukan hubungan antar manusia
(human relation skill), dan keterampilan teknis (technical skill).
Syarat pokok Pelayanan Kesehatan:
a. Sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan
b. Dapat dijangkau oleh mereka yang membutuhkan
c. Sesuai dengan prinsip ilmu dan teknologi kedokteran
Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara,
Jakarta.

12. Jika tujuan belum tercapai bagaimana?

13. Perencanaan Tingkat Puskesmas?


Pengertian
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah sebagai suatu proses kegiatan yang
sistematis untuk menyususn atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh Puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu
pelayanan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan
setempat.
Tujuan
Tujuan umum adalah meningkatnya kemampuan manajemen Puskesmas dalam
mengelola kegiatan-kegiatannya dalam upaya peningkatan fungsi Puskesmas
sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan di
wilayah kerjanya.
Tujuan khusus adalah dapat disusunnya RPK Puskesmas yang akan dilaksanakan
tahun berikutnya dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan di wilayah kerjanya. RPK
Puskesmas dapat disusun setelah diterimanya alokasi sumber daya dari berbagai
sumber dalam rangka memantapkan penggerakan pelaksanaan kegiatan dalam
tahun yang sedang berjalan.
Ruang Lingkup
Perencanaan kegiatan meliputi semua kegiatan yang tercakup dalam upaya kesehatan
pokok Puskesmas. Kegiatan yang diusulkan termasuk kegiatan di luar gedung
Puskesmas dengan tetap mempertimbangkan sumber daya yang ada. Rencana dapat
dibedakan atas rencana sekali pakai (single use) dan rencana tetap atau berulang
(standing use).
Tahapan dan Langkah-Langkah PTP
Pada prinsipnya PTP dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan
Tujuan tahap ini adalah membentuk tim perencana tingkat Puskesmas,
menyiapkan informasi situasi program (kegiatan, hasil, bahan lain yang
diperlukan) serta informasi kebijakan kesehatan yang diperlukan dalam
perencanaan. Susunan tim perencana di tingkat Puskesmas dapat terdiri dari staf
Puskesmas ditambah anggota dari dinas lintas sektor terkait (tingkat kecamatan).
Adapun pembagian tim perencana dapat terdiri dari :
Tim A : tim lintas program Puskesmas terdiri dari kepala Puskesmas, kepala tata
usaha, kepala unit (penanggung jawab program) serta perwakilan Pustu dan bidan
di Desa.
Tim B : tim lintas sektor tingkat kecamatan terdiri dari camat dan dinas sektor
terkait tingkat kecamatan.
Tim C : tim lintas program tingkat kabupaten terdiri dari Dinas Kesehatan tingkat
II (Kab./Kota).
Tim D : tim lintas sektor tingkat kabupaten terdiri dari Bupati dan dinas sektoral
terkait tingkat kabupaten.
Tugas Tim A adalah merencanakan seluruh program pokok Puskesmas. Hasil
rumusan Tim A dibahas dalam Rakorbang (Rapat Koordinasi Pembangunan)
tingkat kecamatan bersama-sama Tim B yang dilaksanakan sekitar bulan Mei.
Hasil Rakorbang tingkat kecamatan kemudian dibawa ke Rakorbang tingkat
Kabupaten/Kota pada sekitar bulan Juni. Rakorbang adalah upaya integrasi dan
koordinasi pembangunan tingkat kecamatan. Dalam tahap persiapan ini, harus
diperhatikan kebijaksanaan yang ada, baik kebijaksanaan dari pusat, tingkat I
maupun kebijaksanaan tingkat Kabupaten/Kota.
Adapun bahan yang dibutuhkan dalam tahap persiapan adalah :
a. Pedoman kerja Puskesmas jilid kesatu.
b. Buku pedoman perencanaan tingkat Puskesmas.
c. Pedoman lokakarya mini Puskesmas.
d. Hasil kegiatan tahun lalu dan hasil stratifikasi Puskesmas.
e. Petunjuk perencanaan lain, misalnya dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
f. Format daftar usulan kegiatan (DUK).
g. Informasi lain, misalnya informasi epidemiologi dan demografi (vital
statistik).
2. Tahap analisis situasi
Tujuan pada tahap ini adalah untuk memahami permasalahan operasional
Puskesmas yang perlu ditanggulangi. Kegiatan tahap ini adalah mengidentifikasi
masalah, penamaan dan penetapan prioritas masalah. Tahap ini biasanya cukup
sulit karena :
a. Biasanya banyak masalah-masalah yang dijumpai.
b. Ketidakjelasan masalah dan sering terdapat keterkaitan diantara masalah-
masalah yang ada.
c. Kurangnya data atau informasi yang dapat dikumpulkan.
Tahap analisis situasi dimulai dengan membuat uraian situasi program secara
umum, kemudian menggarisbawahi hal-hal yang merupakan masalah dalam
program, mengumpulkan data pendukung yang diperlukan, memilih prioritas
masalah dan selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah tersebut.
Data atau informasi yang ada akan sangat penting artinya dalam penentuan
skala prioritas masalah maupun dalam melaksanakan perencanaan pemecahan
masalahnya nanti.
Adapun macam data untuk bahan analisis situasi yaitu :
a. Data umum yang meliputi peta wilayah, data kependudukan, data fasilitas
pendidikan, data fasilitas kesehatan dan data mata pencaharian penduduk.
b. Data ketenagaan Puskesmas yang meliputi tingkat pendidikan, TMT,
DUK, jumlah tenaga, pelatihan-pelatihan tenaga kesehatan, dan lain-lain.
c. Data ketatausahaan yang meliputi keuangan, inventaris alat, obat, sarana
non medis, kendaraan, gedung, dan lain-lain.
d. Data cakupan program kegiatan pelayanan Puskesmas yang meliputi:
upaya kesehatan keluarga (termasuk kesehatan reproduksi dan KB),
upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular,
upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular,
upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan,
upaya kesehatan lingkungan, upaya pembinaan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS),
upaya pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat,
upaya pelayanan penduduk miskin dan kelompok masyarakat khusus,
serta upaya pengembangan kegiatan program inovatif.
3. Tahap penyusunan RUK
Tujuan tahap ini adalah tersusunnya rencana dan prioritas rencana penyelesaian
masalah. Pada tahap ini perlu pelaksanaan 3 (tiga) kegiatan sebagai berikut:
a. Identifikasi penyebab masalah.
b. Perumusan pendekatan pemecahan masalah.
c. Penyusunan RUK.
Beberapa teknik untuk identifikasi penyebab masalah yang dapat digunakan
antara lain :
a. Diagram flow chart
b. Diagram fish bone
c. Diagram unsur organisasi
Sementara itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum
menyusun RUK antara lain:
a. Informasi mengenai masalahnya apa, dimana, siapa, bilamana, kapan, dan
lain-lain.
b. Mekanisme apa yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah, misalnya dalam
rangka meningkatkan pembinaan terhadap dukun bayi bisa dikembangkan
Polindes.
c. Punyakah kita teknologi atau cara untuk mengatasi masalah, misalnya
rendahnya mutu pelayanan oleh dukun dengan mengadakan pelatihan para
dukun, bila hasilnya tidak maksimal karena dukun yang hadir sedikit maka
perlu supervisi aktif ke desa-desa.
d. Seberapa besar kekuatan sumber daya tenaga yang tersedia dalam
melaksanakan kegiatan tersebut
4. Tahap penyusunan RPK
Tujuan tahap ini adalah tersusunnya rencana operasional berupa rencana
pelaksanaan masing-masing kegiatan Puskesmas berupa Gantt Chart.
RPK berisi kegiatan, sarana, dana, tenaga yang dibutuhkan, jadwal waktu,
pembagian tugas dan tanggung jawab para pelaksana. Penyusunan RPK atau biasa
disebut POA (Plan of ,Action), dapat disusun setelah Puskesmas mengetahui
alokasi sumber dana, baik dari APBN, APBD I, APBD II, Inpres, dan sumber dana
lainnya. Penyusunan RPK dilakukan melalui suatu pembahasan dalam Mini
Lokakarya intern yang dihadiri semua staf Puskesmas, dan dipimpin kepala
Puskesmas, serta dalam Mini Lokakarya ekstern yang dihadiri oleh dinas sektoral
terkait dan dipimpin oleh camat.
Dalam menyusun POA yang penting diperhatikan oleh Puskesmas adalah :
a. Penjadwalan yang meliputi penentuan waktu, penentuan lokasi dan
sasarannya, dan pengorganisasian.
b. Pengalokasian sumber daya yang meliputi penentuan besarnya dana yang
diperlukan, sumbernya dari mana dan bagaimana pemanfaatannya, harus
dirinci jenis dan jumlah tenaga yang diperlukan.
c. Pelaksanaan kegiatan yang meliputi persiapan kegiatan, penggerakan
pelaksanaan, serta pengawasan, pengendalian dan penilaian.
Penulisan Dokumen Perencanaan
Dari seluruh rangkaian kegiatan perencanaan tersebut diatas beserta semua
kelengkapan form-form bantunya harus dikumpulkan dan disusun, sehingga
menjadi suatu dokumen resmi dengan mengikuti sistematika penulisan yang baku.
Kesimpulan
Perencanaan Tingkat Puskesmas yang telah dilakukan cukup memadai. Dengan
semakin meningkatnya kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan serta tren otonomi daerah, maka perlu diperhatikan faktor :
a. Keterlibatan masyarakat yang lebih luas dalam perencanaan kegiatan
puskesmas.
b. Perencanaan jenis program/pelayanan kesehatan yang lebih berorientasi pada
kebutuhan masyarakat dibanding provider.
Prof. DR. S. P. Siagian, MPA, 1995, Manajemen Stratejik, Jakarta : Bumi Aksara.
DR. Vinsent Gaspersz, M.St, CIQA, CPIM, 1997, Manajemen Kualitas Dalam
Industri Jasa, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Dr. Siswanto, MHP, 2000, Materi Perkuliahan Manajemen, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai