Anda di halaman 1dari 16

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

KELOMPOK 10
DOKTER CHYNTIA PRIEELY TANGKAWAROUW (20210309163)
DWI PRABAWATI, SKM (20210309187)
SRI DJUNIARTI, S.Si.,Apt (20210309217)

PROGRAM STUDY S2 MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomis. Pelayanan kesehatan bersifat sangat rumit dan sangat mahal. Selain
karena kompleksitas dan biaya yang tinggi tersebut, kesehatan juga berubah
dengan cepat, dipengaruhi oleh perubahan teknologi, demografi, ekonomi dan
politik. Hal tersebut memicu munculnya kebijakan untuk membatasi pertumbuhan
biaya kesehatan yang menjadi sebab terjadinya reformasi kesehatan disamping
karena tekanan poltik akibat meningkatnya jumlah warga negara yang tidak
diasuransikan.

Dalam perkembangan industri kesehatan saat ini, diperlukan suatu alat yang
fleksibel dan komprehensif untuk penilaian kinerja rumah sakit. Melalui konsep
PATH penilaian terhadap kinerja manajemen rumah sakit meliputi dimensi
efektifitas klinis, safety, berfokus pada pasien, efisiensi produk, berorientasi pada
staff serta manajemen yang responsive. Clinical governance atau selanjutnya
disebut dengan tata kelola klinis adalah system untuk meningkatkan standar klinis
praktek.

Selain aspek klinis, rumah sakit perlu mempertimbangkan aspek keuangan.


Aspek keuangan tersebut antara lain sumber pembiayaan dan control keuangan.
Peran luas keuangan pada organisasi kesehatan tidak berbeda dalam tujuan atau
fungsinya di industri lain. Terkait dengan hal itu efektivitas rumah sakit sangat
tergantung pada kualitas layanan dan kinerja karyawannya.

Oleh karena itu, fungsi manajemen Sumber Daya Manusia menjadi sangat
penting untuk operasional rumah sakit yang efisien dan efektif. Seiring dengan
kemajuan dunia saat ini cara kerja pelayanan pada pasien tidak hanya
membutuhkan tata kelola klinis yang baik saja melainkan juga manajemen
informasi yang baik pula. Hal tersebut dapat dicapai dengan tata kelola klinis
secara elektronik. Aspek terakhir dalam manajemen rumah sakit adalah
manajemen sarana atau system pemantauan dan pelaporan yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjukkan bagaimana system pelayanan terorganisir
bekerja. Dan sistem perencanaan yang baik dalam manajemen sarana/Teknik akan
meghasilkan efektifitas biaya yang dikeluarkan dalam operasional rumah sakit

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Sistem didiefinisikan sebagai sebuah model dari seluruh entitas, yang


mencerminkan hubungan antara unsur-unsur yang berbeda tingkat
kompleksitasnya. Seperti dengan sistem sosial lainnya, pelayanan kesehatan
dapat dilihat sebagai satu set unsur-unsur yang saling berhubungan yang
merupakan satu kesatuan tujuan yang terdiri dari input_proces_outcomes.
Sistem Kesehatan Nasional merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa
subsistem. Salah satu sub sistem tersebut adalah upaya kesehatan. Upaya
kesehatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat. Upaya kesehatan tersebut dilakukan salah
satunya oleh rumah sakit.

2. PENGERTIAN, LINGKUP DAN FUNGSI RUMAH SAKIT

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan
Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Rumah sakit memiliki fungsi untuk menyelenggarakan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan. Dimaksudkan didalamnya adalah
pelayanan medis, pelayanan farmasi, pelayanan keperawatan dan pelayanan
laboratorium; memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka meningkatkan pemberian layanan kesehatan baik berafiliasi atau tidak
dengan Universitas; menyelenggarakan penelitian dan pengembangan secara
penapisan teknologi dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan. Dimana diantaranya mencakup merencanakan prosedur
diagnosis yang baru, melakukan percobaan laboratorium klinik, pengembangan
dan penyempurnaan prosedur pembedahan yang baru, mengevaluasi obat,
menginvestigasi dan penelitian formulasi obat yang baru.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ORGANISASI DAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Organisasi adalah ciptaan dan kreasi manusia untuk mencapai tujuan dan
hal-hal yang dapat dicapai oleh mereka. Teori organisasi kesehatan didasarkan
pada tiga konsep yang diterima secara luas di antara organisasi kesehatan, yaitu
konsep sistem terbuka, manajemen strategis dan perbaikan terus menerus.
Struktur organisasi didefinisikan sebagai pola hierarki wewenang, tanggung jawab
dan akuntabilitas hubungan yang dirancang untuk memberikan koordinasi kerja
organisasi, susunan vertical dari pekerjaan dalam organisasi (Hodge dan Anthony
1984). Tujuannya untuk menyalurkan informasi yang tepat kepada pimpinan,
sehingga tingkat ketidak pastian berkurang ketika mereka membuat keputusan.
Selanjutnya untuk secara efektif mendistribusikan kewenangan untuk membuat
keputusan, sehingga anggota organisasi dapat melaksanakan rencana mereka
lancer dan kohesif pada setiap tingkat. Setiap rumah sakit harus memiliki struktur
organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Organisasi Rumah Sakit paling
sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan
medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksa internal serta administrasi umum dan keuangan.

B. DISAIN DAN PERENCANAAN RUMAH SAKIT

Perencananan adalah aspek terpenting dalam pembangunan sebuah rumah


sakit. Perencanaan rumah sakit dimulai dengan menetapkan tujuan untuk rumah
sakit diikuti oleh studi lingkungan eksternal organisasi. Dalam perencanaan
konstruksi dan pelayanan di rumah sakit, pasien adalah focus utama sehingga
semua fasilitas harus disediakan dengan memikirkan perawatan terbaik untuk
pasien. Disain organisasi yang umum terlihat dalam organisasi pelayanan
kesehatan (Leat dan Fred 1985) yaitu disain fungsional, disain divisional, disain
korporasi, disain matrix dan disain parallel. Berdasarkan berbagai disain pelayanan
kesehatan diatas, pemimpin rumah sakit dapat memilih disain yang dianggap
sesuai dengan organisasinya. Disain yang dipilih tergantung pada tuntutan
lingkungan dan strategi organisasi.

C. PRAKTEK MANAJEMEN PADA LAYANAN KESEHATAN NASIONAL (NHS)

Kinerja rumah sakit dalam Layanan Kesehatan Nasional (National Health


Services; NHS) bervariasi. Manajemen yang baik sangat kuat hubungannya
dengan kinerja rumah sakit yang lebih baik. Hal ini diukur dari keluaran (outcome)
klinis maupun finansial. Rumah sakit dengan skor manajemen yang tinggi
menunjukkan outcomes klinis yang lebih baik. Dari hasil penelitian didapatkan data
bahwa skor manajemen pada rumah sakit pemerintah terlihat lebih rendah dari
rumah sakit swasta. Hasil penelitian lainnya adalah manajemen terlihat lebih baik
pada rumah sakit dimana managernya mendapatkan pelatihan klinis yang baik
sehingga mampu memahami dan berkomunikasi dengan baik pada dokter senior.

D. CLINICAL GOVERNANCE-DEFINISI DAN RUANG LINGKUP

Clinical Governance yang selanjutnya disebut dengan Tata Kelola Klinis


dapat didefinisikan sebagai pendekatan sistematis dan terintegrasi yang menjamin
dan mereview tanggung jawab klinis untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan
agar keluaran pasien lebih optimal. Tata kelola adalah sistem dimana organisasi
diarahkan dan datur, mempengaruhi bagaimanan arah strategi dibuat dan dicapai,
resiko dimonitor dan dinilai dan seoptimal apa kinerja yang bisa dicapai. Sistem tata
kelola yang baik menyediakan akuntabilitas dan sistem control dimana resiko yang
proporsional terlibat.

Kualitas pelayanan sendiri didefinisikan sebagai derajat pelayanan


kesehatan bagi individu dan populasi yang meningkatkan kemungkinan hasil
kesehatan yang diinginkan dan konsisten dengan pengetahuan professional saat ini.
Perawatan yang tepat adalah perawatan yang diharapkan memberikan manfaat
kesehatan melebihi konsekuensi negatifnya. Sedangkan efisiensi adalah
maksimalisasi kualitas unit pelayanan kesehatan yang diberikan dibandingkan
dengan sumber daya kesehatan yang digunakan. Pengembangan tata kelola klinis
yang baru didasarkan pada beberapa 5 pilar yakni audit klinis, manajemen resiko
klinis, efektifitas klinis dan manajemen ilmu pengetahuan, manajemen dan
pengembangan profesi, keterbukaan.

Pengelolaan dari sebuah organisasi membutuhkan review terhadap program


dan perbaikan pada proses internal dan keluaran dari setiap tingkat di organisasi.
Tata kelola yang efektif dari pelayanan kesehatan terjadi dengan kombinasi dari
mekanisme “bottom-up dan “top-down”.

Setiap domain mutu dan keselamatan terdiri dari sejumlah struktur, proses
dan aktivitas untuk mendukung pelaksanaan pelayanan yang aman dan bermutu
tinggi, Partisipasi konsumen ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan
pengertian perspektif konsumen, Efektivitas klinis, berfokus pada Right care, right
patient, right time, right clinician, right way yang harus terjadi secara
berkesinambungan, effective workforce dan manajemen resiko.

E. ORGANISASI PELAYANAN KLINIS

Struktur organisasi pelayanan klinis telah mengalami perubahan dari waktu


ke waktu. Selain itu model hubungan antara institusi layanan kesehatan juga
mengalami perkembangan, model yang sebelumnya adalah dengan menempatkan
dokter sebagai profesi mandiri (kemitraan), sedangkan model kedua adalah dengan
menjadikan dokter sebagai karyawan. Untuk menjadi kunci sukses dalam
organisasi pelayanan medis/klinisi di abad ke-21 ini terdapat beberapa emelen
dasar yang harus dipenuhi yaitu memberlakukan kemandirian praktek profesi,
keterikatan yang kuat diantara staff medis dalam organisasi, retensi dokter akan
menjadi baik karena pengaruh struk tur organisasi klinis dalam struktur rumah sakit.
Tujuan dari pembentukan organisasi pelayanan klinis adalah mencakup penetapan
kualitas yang tinggi, pelayanan yang cost effective kepada masyarakt, mendukung
perkembangan profesi dan mempertahankan organisasi. Sedangkan fungsi
organisasi pelayanan medis mencakup peningkatan kualitas klinis dan manajemen
biaya, melakukan kredensial dan pemberian kewenangan klinis, perencanaan
tenaga medis dan rekruitmen Pendidikan berkelanjutan bagi dokter, representasi,
komunikasi dan penyelesaan konflik serta negosiasi dan mempertahankan
pengaturan kompensasi.
1. Disain Organisasi Pelayanan Klinis

a. Organisasi Klinis Tradisional.

Pada organisasi klinis tradisional, layanan klinis biasanya dipimpin oleh


Chief Medical Officer (CMO), yang bertugas memimpin dan
mengkoordinasikan aktivitas staff medis. Struktur tradisional ini
menunjukkan otoritas dokter yang lebih besar dalam profesinya. Ada 3
kelemahan pada bentuk organisasi klinis ini; belum bisa mencakup jumlah
spesialisasi yang cukup banyak dalam unit tersendiri, layanan medis primer
menjadi terpecah, serta model ini kurang mampu menjadi media
pemecahan masalah karena masih bergantung pada komite medik

b. Bentuk Organisasi Klinis Baru

Bentuk organisasi klinis yang baru lebih mengedepankan dokter


sebagai partner dalam organisasi disbanding sebagai bagian dari struktur
organisasi institusi. Bentuk baru ini membagi organisasi klinis dalam
pelayanan primer dan layanan rujukan spesialis dalam membuat keputusan
klinis.

Pada tata kelola klinis, inti peran dan tanggung jawab untuk Kepala
Eksekutif/Direktur dan Manajer Pelayanan meliputi kepemimpinan dan
komitmen untuk peningkatan mutu, membangun garis tanggung jawab
yang jelas dan akuntabilitas tata kelola klinis di semua tingkat organisasi,
membangun budaya kepercayaan dan kejujuran, mengembangkan dan
menerapkan kebijakan klinis yang jelas untuk mengelola risiko,
mengembangkan program yang komprehensif dari proses peningkatan
kualitas, mengintegrasikan prosedur berbasis bukti untuk semua kelompok
professional, membangun proses monitoring dan system pelaporan
terpadu serta ,menyediakan program Pendidikan dan pelatihan.
c. Pengukuran Kinerja Klinis

Dalam melakukan aktivitasnya, dokter sebagai bagian dari organisasi harus


dinilai kinerjanya secara rutin. Penilaian meliputi perilaku, kompetensi dan
kinerja. Dalam memastikan kualitas pelayanan, kita juga dapat
menggunakan harapan klinis. Harapan klinis merupakan respon
professional yang benar untuk hal dan situasi tertentu dalam perawatan
pasien. Harapan klinis terdiri dari protocol fungsional untuk menentukan
bagaimanan elemen fungsional perawatan dilakukan, rencana perawatan
merupakan harapan perawatan sesuai kebutuhan dan protocol
manajemen pasien.

d. Hambatan yang ditemukan

Dalam pelaksanaan kerangka kerja tata kelola klinis antara lain


budaya sulit mengakui kesalahan serta upaya mencari kesalahan, dokter
tidak dapat memberikan dukungan dan komitmen yang diperlukan,
kekhawatiran tentang litigasi serta sumber daya yang tidak memadai.

F. SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN DI RUMAH SAKIT


Sistem keuangan organisasi kesehatan modern mengontrol semua asset,
mengumpulkan dan mengatur semua pendanaan, mengendapkan semua
kewajiban keuangan dan membuat kontribusi besar terhadap informasi
pengumpulan dan pengendalian biaya. Peran luas keuangan pada organisasi
kesehatan tidak berbeda dalam tujuan dan fungsinya di industry lain yakni
menyimpan dan melaporkan transaksi yang mengubah nilai perusahaan;
membantu menetapkan dan mencapai perbaikan biaya dan pendapatan; menjaga
set dan sumber daya terhadap pencurian; membantu pemerintah dalam
perencanaan jangka pendek dan jangka Panjang; dan mengatur modal dana untuk
melaksanakan keputusan.

Pada prinsipnya informasi keuangan memiliki 2 tujuan, yaitu untuk


kebutuhan eksternal dan internal. Statement keuangan meliputi :
 Pengakuan posisi keuangan (Balance sheet, asset perusahaan, liabillitis dan
net asset). Pengakuan keuangan rumus dasarnya adalah Assets = Liabilities +
Owners equity. Empat tipe asset yang termasuk dalam Pengakuan Posisi
Keuangan adalah : Current asset, limited use assets, property, plant &
equipment serta asset lainnya. Pada pelayanan kesehatan pengakuan Posisi
Keuangan dibagi dalam 3 liabilities, yaitu : current liabilities, Accrued pension
and medical malpractice liabilities dan Long-term liabilities.

 Pengakuan penerimaan dan pengfeluaran atau Profit & Loss Statement,


meliputi revenue, beban biaya, pendapatan dan beban biaya non operasional.

 Pengakuan cashflow dari kegiatan operasional. Meliputi 3 hal : biaya


operasional, investasi dan keuangan.

1. FUNGSI PENGAWASAN (CONTROLLERSHIP)

a) Transaksi Akutansi. Catatan dan laporan semua transaksi mempengaruhi


nilai perusahaan dan anak perusahaan. Transaksi jasa mencatat hamper
semua kas rutin organisasi kesehatan selain hadiah, pinjaman dan
penjualan asset. Transaksi sumber daya menggambarkan semua akuisisi
sumber daya. Beberapa transsaksi sumber daya internal dan eksternal
disebut transaksi buku besar yang menyesuaikan nilai persediaan, biaya
modal, mengenali konsumsi sumber daya jangka panjang dan
mencerminkan sumber daya yang dikeluarkan oleh organisasi secara
keseluruhan.

b) Akuntansi Manajerial, melakukan restrukturisasi data transaksi akuntansi


untuk mendukung perencanaan. Akuntansi manajerial berorientasi untuk
menghasilkan informasi bagi internal organisasi, sehingga manajemen bisa
memutuskan revisi, kelanjutan dan penghentian layanan.

c) Akuntasi Keuangan, memenuhi kewajiban langsung ke pemilik, krediitor


dan masyarakat. Tujuannya untuk menyatakan seakurat mungkin posisi
Lembaga secara keseluruhan dalam hal nilai set, sisa ekuitas pemilik dan
perubahan nilai yang terjadi dalam setiap periode akuntansi.
d) Anggaran. Penganggaran dimulai pada tingkat strategis. Penilaian
lingkungan serta analisis strategi mengarahkan pada 4 dimensi dari
balance score card-finance, operation, customer and learning. Anggaran
keuangan disusun menjadi anggaran pemasukan dan pengeluaran,
perencanaan pernyataan keuangan, anggaran arus kas dan anggaran
program kapital dan program baru. Anggaran dapat fleksibel tergantung
pada variable biaya yang sesuai dengan unit cost.

2. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN

a) Perencanan Keuangan bisa dilakukan dengan metode long-range


financial plan (LRFP). Pengembangan LFRP membahas bagaimanan
penerimaan keuangan yang dierncanakan pada masa depan melalui
rencana strategis. Asumsi dari beban biaya pada model ini meliputi cost,
tarif dan market share harus dimuat dalam perencanaan. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan model analisis rasio.

b) Penentuan Tarif Pelayanan Klinis. Manajemen menentukan dan


mengembangkan besaran tarif pelayanan yang disetujui oleh Dewan
Pengelola. Struktur tarif rentangnya mulai dari model fee for service hingga
system managed care seperti DRG’s atau melalui system kapitasi dan
insentif.

c) Manajemen Keuangan Pada Struktur Multicorporate. Keuangan sistem


manajemen keuangan multicorporate diantaranya adalah capital
oppurtunities, reward, mempertimbangkan risiko serta mempermudah
penghitungan pajak.

d) Mengamankan dan mengelola dana jangka Panjang. Bagian keuangan


bertanggung jawab terhadap pengelolaan semua pinjaman dan biaya
kapitasi. Hal ini untuk mengevaluasi alternatif pembiayaan keuangan,
mengembangkan LFRP dalam perencanaan strategis serta memberikan
rekomendasi untuk keputusan terbaik yang diambil oleh Dewan Pengelola.
G. PENGORGANISASIAN SUMBER DAYA MANUSIA
Begitu bervariasinya staf yang bekerja di akunting dan keuangan dengan
latar belakang keterampilan yang juga bervariasi perlu mendapatkan perhatian.
Perekrutan tenaga keuangan yang bisa saja kurang berpengalaman sering ditemui
di organisasi layanan kesehatan. Metode pembelajaran seperti on job training bisa
menjembatani permasalahan tersebut, tetapi yang lebih bermakna adalah
dilakukannya supervise yang ketat oelh atasan bagian keuangan. Pemilihan Kepala
Depatemen Keuangan melibatkan Dewan Pengelola.

1. Kepala Departemen Keuangan haruslah orang yang akuntabel dalam


menjalankan sistem keuangan, termasuk menjalankan fungsi manajemen
keuangan dan memberikan saran kepada Direktur Utama terkait issue dibidang
keuangan. Karena posisinya sangat penting maka Kepala Departemen
Keuangan harus memiliki latar belakang Pendidikan dan pengetahuan yang
mencukupi, minimal dengan standar S2 dalam manajemen bisnis serta
merupakan akuntan yang tersertifikasi.

2. Organisasi Sistem Keuangan harus menggambarkan aktivitas sesuai fungsi


manajemen keuangan antara lain meliputi bagian perencanaan (budgeting),
akunting pembiayaan, manajemen keuangan, audit internal dan bagian
collection.

3. Komite Keuangan bertugas untuk membantu memilih Kepala Departemen


Keuangan, melakukan review perencanaan keuangan jangka Panjang setiap
tahun dan memberikan rekomendasi ke seluruh Dewan Pengelola,
memberikan rekomendasi dalam pedoman perencanaan keuangan,
memberikan rekomendasi dalam penentuan tarif, melakukan review
perencanaan keuangan tahunan ke Dewan Pengelola, melakukan usulan
dalam pembelian investasi, menyusun prioritas dalam program baru serta
memberikan rekomendasi serta menerima laporan keuangan baik bulanan,
triwulan apakah sesuai dengan harapan.
H. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH SAKIT

Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) secara harfiah merupakan paduan


dari pengertian manajemen dengan sumber daya manusia. Tujuan umum
manajemen SDM adalah memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan rumah
sakit. Adapun tujuan khususnya adalah mencapai dan memelihara hubungan antar
staf yang baik di dalam rumah sakit, mengaktifkan setiap karyawan untuk
berkontribusi maksimum dan bekerja efektif, memastikan penghargaan dan
kesejahteraan karyawan, memastikan perkembangan maksimum dan kepuasan
karyawan.

I. MANAJEMEN SARANA

Dispilin Teknik didefinisikan oleh Badan Akreditasi untuk Engineering dan


teknologi (ABET), sebelumnya Dewan Insinyur Pengembangan Profesi (ECPD)
sebagai profesi dimana pengetahuan tentang ilmu matematika dan alam yang
diperoleh melalui studi (pendekatan kuantitatif), pengalaman dan praktek,
diterapkan serta dipertimbngkan dalam upaya memanfaatkan bahan dan kekuatan
alam untuk kepentingan umat manusai. Menurut American Institite of Industrial
Engineers (AIIE) industry Teknik berkaitan dengan desain, perbaikan dan instalasi
sistem terintegrasi dalam bidang administrasi kesehatan.

1. SISTEM PERENCANAAN GEDUNG DAN PELAYANAN PELANGGAN

Organisasi pelayanan kesehatan selain memiliki tanggung jawab dalam


inti bisnisnya, juga hendaknya mempertimbangkan pelayanan lainnya untuk
pelanggan, seperti pengembangan Gedung dan pelayanan tambahan bagi
pelanggan. Hal tersebut bertujuan untuk mempertahankan lingkungan sebagai
komponen pusat budaya organisasi, menjamin pengembangan Gedung yang
reliable, nyaman, menarik dan efisien, menjamin organisasi melakukan desain
Gedung dengan baik dengan mempertimbangkan bahaya yang mungkin timbul
(risk management), menyediakan Gedung yang aman sesuai dengan misi
rumah sakit serta mencegah karyawan dan pengunjung terhadap bahaya dari
efek perencanaan Gedung.
Perencanaan Gedung dan pelayanan berfungsi untuk perencanaan
fasilitas yang adekuat, memperhatikan dari sisi pengguna, kebutuhan khusus
serta spesifikasi arsitektur dengan mempertimbangkan area luas lokasi dan
mengupayakan biaya yang efisien; memperkirakan kebutuhan ruang dengan
perhitungan Kebutuhan Fasilitas = (Kebutuhan unit/waktu yang dibutuhkan) X
(Kebutuhan ruang per kebutuhan unit) X (1/load factor) atau kebutuhan fasilitas
= kebutuhan maksimal unit pada satu satuan waktu X kebutuhan ruangan per
kebutuhan unit; memprediksi kemungkinan renovasi, konstruksi serta proses
akuisisi.

Dalam memfungsikan fasilitas Gedung harus memperhatikan aspek


pemeliharaan dan perbaikan yang bertujuan untuk menjaga fasilitas dan
peralatan masih berfungsi baik serta aspek pemanfaatan Gedung yang harus
memenuhi persyaratan khusus yang mengatur tata udara, kelembaban, air,
suhu, tekanan terkait dengan mencegah atau menurunkan kontaminasi bakteri.

Clinical Engineering berperan untuk membantu user mengembangkan


dan mereview pemilihan spesifikasi peralatan kesehatan, melakukan verifikasi
bahwa kekuatan listrik, berat, ukuran dan persyaratan keselamatan terpenuhi,
melakukan kerja sama dengan sub kontraktor maintenance untuk pelatihan staf,
melakukan perencanaan penggantian bila diperlukan.

2. DEPARTEMEN PEMELIHARAAN / MAINTENANCE

a) Housekeeping. Bertugas mem[ertahankan kebersihan fasilitas Gedung


secara efisien.

b) Manajemen Limbah agar tidak berbahaya bagi lingkungan maupun


masyarakat.

c) Memastikan lingkungan yang aman baik bagi pasien, staf maupun


penunjang.

3. Pelayanan Pengunjung ditekankan pada kepuasan pengunjung secara


umum.
4. Resepsionis dan Kurir yang diperlukan saat pengunjung dan pasien
memasuki rumah sakit serta berpindah di seluruh area rumah sakit.

5. Security yang bertugas melakukan pengamanan terhadap kemungkinan


kejadian tidak diharapkan seperti pencurian, perusakan dan kecelakaan pada
staf atau pengunjung.

6. Pelayanan Logistik mencakup suplai peralatan bedah dan implant, suplai obat
dan alkes, makanan, linen, keperluan amenities pasien.

J. UPAYA PENINGKATAN TERUS MENERUS


1. Siklus perbaikan. Organisasi rumah sakit yang baik menitikberatkan pada
upaya perbaikan terus menerus menyesuaikan dengan kebutuhan pasar
meliputi pembiayaan dan kualitas layanan.
2. Melakukan Evaluasi Jangka Pnajang yang biasanya memakan waktu
selama 2-3 tahun.
K. TATA ORGANISASI DAN PENGELOLAAN STAF
1. Kebutuhan akan manager dan staf yang professional.
2. Penggunaan kontrak servis antara lain mendapatkan tenaga yang ahli dalam
menangani peralatan khusus, penggunaan alat yang lebih spesifik dari fasilitas
yang dilakukan sevis serta memungkinkan biayay yang dikeluarkan akan lebih
kecil bila kontrak servis dilakukan pada jumlah peralatan yang banyak dan luas
area yang bervariasi. Sedangkan kerugiannya adalah memungkinkan
terjadinya tingkat pengawasan kinerja yang lemah karena dilakukan oleh
tenaga dari luar, bila spesifikasi alat yang dibawa salah atau tidak lengkap
maka akan menimbulkan biaya tambahan atau ketidakpuasan serta
memungkinkan adanya praktek monopoli bagi kontraktor.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel.
Organisasi kesehatan terbaik dikelola dengan konsep etika yang meminimalkan konflik
antara pelanggan dan penyedia. Organisasi kesehatan yang dikelola dengan baik
berusaha untuk menarik dan mendorong orang-orang yang terlibat didalamnya untuk
berbagi nilai. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan
tata kelola klinis yang baik.

Manajemen rumah sakit yang baik harus memperhatikan beberapa aspek dalam
pengelolaannya. Aspek tersebut meliputi tata kelola klinis, pendanaan, manajemen
sumber daya manusia, manajemen sarana. Seluruh aspek tersebut saling terkait untuk
memberikan mutu pelayanan yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai