KELOMPOK 10
DOKTER CHYNTIA PRIEELY TANGKAWAROUW (20210309163)
DWI PRABAWATI, SKM (20210309187)
SRI DJUNIARTI, S.Si.,Apt (20210309217)
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomis. Pelayanan kesehatan bersifat sangat rumit dan sangat mahal. Selain
karena kompleksitas dan biaya yang tinggi tersebut, kesehatan juga berubah
dengan cepat, dipengaruhi oleh perubahan teknologi, demografi, ekonomi dan
politik. Hal tersebut memicu munculnya kebijakan untuk membatasi pertumbuhan
biaya kesehatan yang menjadi sebab terjadinya reformasi kesehatan disamping
karena tekanan poltik akibat meningkatnya jumlah warga negara yang tidak
diasuransikan.
Dalam perkembangan industri kesehatan saat ini, diperlukan suatu alat yang
fleksibel dan komprehensif untuk penilaian kinerja rumah sakit. Melalui konsep
PATH penilaian terhadap kinerja manajemen rumah sakit meliputi dimensi
efektifitas klinis, safety, berfokus pada pasien, efisiensi produk, berorientasi pada
staff serta manajemen yang responsive. Clinical governance atau selanjutnya
disebut dengan tata kelola klinis adalah system untuk meningkatkan standar klinis
praktek.
Oleh karena itu, fungsi manajemen Sumber Daya Manusia menjadi sangat
penting untuk operasional rumah sakit yang efisien dan efektif. Seiring dengan
kemajuan dunia saat ini cara kerja pelayanan pada pasien tidak hanya
membutuhkan tata kelola klinis yang baik saja melainkan juga manajemen
informasi yang baik pula. Hal tersebut dapat dicapai dengan tata kelola klinis
secara elektronik. Aspek terakhir dalam manajemen rumah sakit adalah
manajemen sarana atau system pemantauan dan pelaporan yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjukkan bagaimana system pelayanan terorganisir
bekerja. Dan sistem perencanaan yang baik dalam manajemen sarana/Teknik akan
meghasilkan efektifitas biaya yang dikeluarkan dalam operasional rumah sakit
B. TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Organisasi adalah ciptaan dan kreasi manusia untuk mencapai tujuan dan
hal-hal yang dapat dicapai oleh mereka. Teori organisasi kesehatan didasarkan
pada tiga konsep yang diterima secara luas di antara organisasi kesehatan, yaitu
konsep sistem terbuka, manajemen strategis dan perbaikan terus menerus.
Struktur organisasi didefinisikan sebagai pola hierarki wewenang, tanggung jawab
dan akuntabilitas hubungan yang dirancang untuk memberikan koordinasi kerja
organisasi, susunan vertical dari pekerjaan dalam organisasi (Hodge dan Anthony
1984). Tujuannya untuk menyalurkan informasi yang tepat kepada pimpinan,
sehingga tingkat ketidak pastian berkurang ketika mereka membuat keputusan.
Selanjutnya untuk secara efektif mendistribusikan kewenangan untuk membuat
keputusan, sehingga anggota organisasi dapat melaksanakan rencana mereka
lancer dan kohesif pada setiap tingkat. Setiap rumah sakit harus memiliki struktur
organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Organisasi Rumah Sakit paling
sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan
medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksa internal serta administrasi umum dan keuangan.
Setiap domain mutu dan keselamatan terdiri dari sejumlah struktur, proses
dan aktivitas untuk mendukung pelaksanaan pelayanan yang aman dan bermutu
tinggi, Partisipasi konsumen ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan
pengertian perspektif konsumen, Efektivitas klinis, berfokus pada Right care, right
patient, right time, right clinician, right way yang harus terjadi secara
berkesinambungan, effective workforce dan manajemen resiko.
Pada tata kelola klinis, inti peran dan tanggung jawab untuk Kepala
Eksekutif/Direktur dan Manajer Pelayanan meliputi kepemimpinan dan
komitmen untuk peningkatan mutu, membangun garis tanggung jawab
yang jelas dan akuntabilitas tata kelola klinis di semua tingkat organisasi,
membangun budaya kepercayaan dan kejujuran, mengembangkan dan
menerapkan kebijakan klinis yang jelas untuk mengelola risiko,
mengembangkan program yang komprehensif dari proses peningkatan
kualitas, mengintegrasikan prosedur berbasis bukti untuk semua kelompok
professional, membangun proses monitoring dan system pelaporan
terpadu serta ,menyediakan program Pendidikan dan pelatihan.
c. Pengukuran Kinerja Klinis
I. MANAJEMEN SARANA
6. Pelayanan Logistik mencakup suplai peralatan bedah dan implant, suplai obat
dan alkes, makanan, linen, keperluan amenities pasien.
Kesimpulan
Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel.
Organisasi kesehatan terbaik dikelola dengan konsep etika yang meminimalkan konflik
antara pelanggan dan penyedia. Organisasi kesehatan yang dikelola dengan baik
berusaha untuk menarik dan mendorong orang-orang yang terlibat didalamnya untuk
berbagi nilai. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan
tata kelola klinis yang baik.
Manajemen rumah sakit yang baik harus memperhatikan beberapa aspek dalam
pengelolaannya. Aspek tersebut meliputi tata kelola klinis, pendanaan, manajemen
sumber daya manusia, manajemen sarana. Seluruh aspek tersebut saling terkait untuk
memberikan mutu pelayanan yang diharapkan.