Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561

Pengaruh Audit Operasional dan Good Clinical Governance terhadap Efektivitas


Pelayan Kesehatan JKN/BPJS
(Survey pada 2 Rumah Sakit Umum di Kota Bandung, Jawa Barat)
1
Ella Dwi Septianingsih, 2Pupung Purnamasari, 3Hendra Gunawan
1,2,3
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
e-mail: ellaaadwi@yahoo.com , 2p_purnamasari@yahoo.co.id ,
1
3
indira_aulia@ymail.com

Abstract: This study aims to determine the effect of operational audits , good clinical governance and
effectiveness of health services JKN / BPJS . The object of this study conducted in hospitals and general
hospitals Sariningsih PINDAD Bandung . Respondents in this study are the internal control unit , the head
part and BPJS employees , all Head Room and Inpatient Clinical Instructure , Head Instructure room and
Clinical Pharmacy , Head Instructure room and Clinical Laboratory , Head of Accounting and Finance ,
Head of the Outpatient .
The method used in this study is the verification method using a survey approach , sampling in this study
using the Proportionate Stratified Random Sampling . Results of this study express the relationship
between operational audits and good clinical governance affects the effectiveness of medical care JKN /
BPJS in both class D Hospital in Bandung.

Keywords: Operational Audit, Good Clinical Governance, The Effectiveness of Health Services
JKN/BPJS

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh operasional audit , good clinical
governance dan efektivitas pelayanan kesehatan JKN/BPJS. Objek penelitian ini dilakukan di rumah sakit
Sariningsih dan rumah sakit umum Pindad Kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah kepada
satuan pengawasan internal, kepala bagian dan pegawai BPJS, seluruh Kepala Ruangan dan Clinical
Instructure Instalasi Rawat Inap, Kepala Ruangan dan Clinical Instructure Farmasi, Kepala Ruangan dan
Clinical Instructure Laboratorium, Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Rawat Jalan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode verifikatif dengan menggunakan pendekatan
survey, pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Proportionate Stratified Random
Sampling. Hasil penelitian ini menyatakan keterkaitan antara audit operasional dan good clinical
governance mempengaruhi efektivitas pelayanan kesehatan JKN/BPJS di kedua Rumah Sakit kelas D di
Bandung.

Kata kunci : Audit Operasional, Good Clinical Governance, Efektifitas pelayanan kesehatan
JKN/BPJS

A. Pendahuluan
Dalam satu dasawarsa belakangan ini dunia medis mengalami perkembangan
begitu pesat baik dari tempat pelayanan maupun penemuaan-penemuan dalam bidang
pengobatan. Kebijakan pemerintah tentang pendirian rumah sakit, poliklinik dan
puskesmaspun merambah ke berbagai daerah. Bukan hanya sekedar kuantitas tempat
pelayanan saja yang menjadi sorotan masyarakat umum tetapi kualitas dari pelayanan
yang menjadi prioritas utama yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan akan pelayanan pengobatan (Divianto, 2012).
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar, 2004). Upaya kesehatan adalah setiap

368
Pengaruh Audit Operasional dan Good Clinical Governance terhadap… | 369

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk


mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan
berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya
kesehatan penunjang.
Sama halnya yang dikemukakan oleh Georgopoulos dan Tannenbaum (1985),
yang meninjau efektivitas dari sudut pencapaian tujuan, berpendapat bahwa rumusan
keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi
tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dan mengejar sasarannya, penilaian
efektivitas harus berkaitan dengan masalah sarana maupun tujuan-tujuan organisasi.
Efektivitas merupakan tujuan dari organisasi rumah sakit untuk memberikan jasa
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kesehatan. Pemerintah bekerja sama dengan
instansi rumah sakit yang menjamin kesehatan memantapkan programnya dengan
popgram JKN/BPJS. Sebenarnya program Jaminan Kesehatan Nasional yang dibuat
pemerintah mengacu sesuai “Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dengan adanya JKN, maka seluruh masyarakat
Indonesia akan dijamin kesehatannya. Dan juga kepesertaanya bersifat wajib tidak
terkecuali juga masyarakat tidak mampu karena metode pembiayaan kesehatan individu
yang ditanggung pemerintah” (koranfesbuk.com).
Dalam situs resmi BPK (2014) Sejak awal tahun hingga pertengahan tahun 2014
telah menyelesaikan kerugian Negara sebesar 30,7 triliun. Laporan KPK tahun 2014
juga menyebutkan bahwa di tahun 2014 terjadi 14.584 kasus karena sistem
pengendalian intern yang lemah dan kurangnya kesiapan dari pemerintah daerah
termasuk didalamnya rumah sakit (www.bpk.go.id). Program JKN/BPJS ini pada
akhirnya menyebabkan pelayanan kesehatan rendah dan mengurangi efektivitas dalam
ngengoptimalkan jasa kesehatan.
Salah satu kurangnya efektivitas pelayanan jaminan kesehatan JKN/BPJS yang
menimpa rumah sakit adalah kasus pada pengadaan obat. Dari sisi jenis obat, melalui e-
katalog hanya dapat dijaring 200 jenis obat sementara dengan sistem DPHO bisa
mencakup 600 jenis obat. Dari sisi harga obat, melalui sistem DPHO harga obat bisa
ditekan hingga 50% karena volume pemesanannya besar dan mencakup seluruh
Indonesia. Dengan e-katalog, jika RS kekurangan obat maka mereka harus membeli
sendiri .Sementara banyak RS (terutama RS kecil) yang tidak mempunyai cukup dana
dan pengalaman membeli obat melalui e-katalog. Selain itu, jarang ada pabrik obat yang
mau melayani pembelian obat oleh RS dalam jumlah sedikit dan mendadak. Ini yang
menyebabkan banyak RS saat ini sering kekurangan atau kehabisan obat sejak BPJS
Kesehatan beroperasi (detik.com). Pelayanan kesehatan Depkes RI (2009) Upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai
dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang ditemukan banyak macamnya. Sarana pelayanan kesehatan yaitu rumah
sakit yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat juga perlu diadakan
audit operasional, karena manajemen rumah sakit harus dapat menciptakan serta
mendorong pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, baik itu dari segi pelayanan,
kinerja pegawai, persediaan obat-obatan dan alat-alat medis yang memadai serta
kegiatan operasional lainnya. Cahyati (2012), berdasarkan hal tersebut manajemen

Akuntansi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015


370 | Ella Dwi Septianingsih, et al.

rumah sakit perlu mendorong efektivitas pelayanan kesehatan masyarakatnya, untuk


meningkatkan kualitas pelayanan dari rumah sakit tersebut. Maka manajemen rumah
sakit ini memerlukan auditor operasional dalam pengelolaan .pelayanan kesehatan.
Audit operasional secara umum bertujuan untuk memeriksa suatu pelayanan
yang telah dilaksanakan apakah sesuai dengan yang diharapkan dan apabila didalam
audit tersebut ditemukannya hal-hal yang menyimpang dari yang diharapkan, maka
pemeriksa laporan melaporkan temuan tersebut kepada manajemen dan memberikan
rekomendasi untuk melakukan tindakan perbaikan dan penyempurnaan. Pihak
manajemen yang berkepentingan langsung dengan pemeriksaan tersebut dan harus
menerima setiap hasil pemeriksaan dan segera melakukan tindakan perbaikan yang
diperlukan, sehingga seluruh kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif
dan efisien (Divianto,2012). Tidak hanya auditor operasional yang mendukung
pencapaian dalam efektivitas pelayanan kesehatan, dibutuhkan juga penerapan good
clinical governance untuk menjaga agar pelayanan kesehatan terjaga dengan baik.
Untuk pengembangan sistem pelayanan klinis dilakukan melalui penerapan
good clinical governance. Konsep clinical governance yang dikembangkan oleh Scally
and Donaldson (1998) yang didefinisikan sebagai: “ A framework through which NHS
organizations are accountable for continuously improving the quality of their services,
and safeguarding high standards of care by creating an environment in which
excellence in clinical care can flouris” ternyata menunjukkan perbaikan mutu
pelayanan klinis yang signifikan. Konsep tersebut diadopsi di Indonesia untuk
peningkatan mutu pelayanan klinis dirumah sakit dan menjamin keselamatan pasien,
yang diharapkan menjadi kerangka kerja dalam meningkatan mutu pelayanan klinis di
rumah sakit. Adapun tujuan akhir diterapkannya good clinical governance adalah
untuk menjaga agar pelayanan kesehatan dapat terselenggara dengan baik berdasarkan
standar pelayanan yang tinggi serta dilakukan pada lingkungan kerja yang memiliki
tingkat profesionalisme tinggi. Dengan demikian pada gilirannya akan mendukung
dalam upaya mewujudkan peningkatan derajat kesehatan melalui upaya klinik yang
maksimal dengan biaya yang paling cost-effective, (Bayu,2012).
Penulis melakukan penelitian berdasarkan referensi dari penetitian yang
dilakukan oleh Divianto (2012). Peranan Audit Operasional Terhadap Efektivitas
Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit. Divianto (2012) menemukan bahwa
peranan audit operasional mempunyai pengaruh terhadap efektivitas terhadap pelayanan
kesehatan rawat inap namun terdapat hal lain yang mempengaruhi tetapi diluar batasan
penelitan.

B. Landasan Teori
Audit operasional yang mencakup penyebutan efficiency (pengeluaran yang
minimum dari sumber daya), effectiveness (pencapaian hasil yang diinginkan) dan
economy (kinerja dari suatu entitas) Tunggal, (2001). Tujuan audit operasional
Menurut IBK. Bayangkara (2008:3) tujuan dari audit operasional (audit manajemen)
yaitu Audit operasional ( audit manajemen ) bertujuan untuk mengidentifikasi
kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan
rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan
berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut.
Scally and Donaldson (1998), Clininical Governance is approach to
maintaining and improving the quality of patient care within a health system (NHS). And

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan Humaniora)


Pengaruh Audit Operasional dan Good Clinical Governance terhadap… | 371

its most widely cited formal definition it as: “a framework throught which NHS
organizations are accountable for continually improving the quality of their services and
safeguarding high standards of care by creating an environment in which excellence in
clinical care flourish”. Clinical governance suatu kerangka kerja organisasi yang
akuntabel untuk meningkatkan kualitas layanan dan menerapkan standar tinggi layanan
dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk melakukan melakukan layanan
klinis (NHS-UK Department of Health, 1998).
Clinical governance yang baik dinilai tanggung jawabnya/akuntabilitasnya
berdasarkan kinerja klinis bukan kinerja yang lain karena ini adalah setting rumah sakit,
dinilai dari kecepatan pasien mendapat layanan misalnya, info ini belum mencakup hal-
hal klinis sehingga memaksa RS untuk akuntabel untuk mencapai high standar of health
care. Tujuan Clinical Governance untuk menjamin akses yang memadai dan high
quality, the best care untuk semua pasien, melindungi pasien dari risiko yang tidak
diharapkan.
Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2009:179) mengungkapkan pengertian
efektivitas adalah sebagai berikut Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang–undangan.
Rumah sakit umum pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah
sakit umum kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan,
ketenagaan, fisik dan peralatan (Siregar dan Amalia, 2004). BPJS merupakan Badan
Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan
jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai
Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan
beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa. BPJS Kesehatan
bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek) merupakan program
pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada
tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1
Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.
BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh
PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT.
Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014.
JKN merupakan program pelayanan kesehatan terbaru yang merupakan
kepanjangan dari Jaminan Kesehatan Nasional yang sistemnya menggunakan sistem
asuransi. Artinya, seluruh warga Indonesia nantinya wajib menyisihkan sebagian kecil
uangnya untuk jaminan kesehatan di masa depan. Sesuai Undang-undang Nomor 40
tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dengan adanya JKN, maka
seluruh masyarakat Indonesia akan dijamin kesehatannya. Dan juga kepesertaanya
bersifat wajib tidak terkecuali juga masyarakat tidak mampu karena metode pembiayaan
kesehatan individu yang ditanggung pemerintah.

Akuntansi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015


372 | Ella Dwi Septianingsih, et al.

Variabel Independen Variabel dependen

audit operasional
(X1) (+)

Efektifitas
pelayanan
kesehatan
JKN/BPJS
(Y)
Good Clinical (+)
Governance
(X2)

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode verifikatif dengan
pendekatan survey melalui teknik pengumpulan data dengan kuisioner. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan
daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah terstuktur dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada rumah sakit umum sebagai
responden dalam penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-
masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan
kepada kepada satuan pengawasan internal, kepala bagian dan pegawai BPJS, seluruh
Kepala Ruangan dan Clinical Instructure Instalasi Rawat Inap, Kepala Ruangan dan
Clinical Instructure Farmasi, Kepala Ruangan dan Clinical Instructure Laboratorium,
Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Rawat Jalan kedua rumah kelas D
sakit umum di Bandungsebagai responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
menggunakan angket (kuesioner).
Populasi dalam penelitian ini adalah kepada satuan pengawasan internal, kepala
bagian dan pegawai BPJS, seluruh Kepala Ruangan dan Clinical Instructure Instalasi
Rawat Inap, Kepala Ruangan dan Clinical Instructure Farmasi, Kepala Ruangan dan
Clinical Instructure Laboratorium, Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala
Rawat Jalan kedua rumah kelas D sakit umum di Bandung. Metode pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Proportionate
Stratified Random Sampling, yaitu Pengambilan sampel anggota populasi dilakukan bila
populasi mempunyai anggota atau unsure yang tidak homogen dan berstrata propesional
. sehingga sampel dalam penelitian ini sesuai dengan kuesioner yang kembali yang akan
diolah. Alat uji analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Audit Operasional diukur menggunakan 10 indikator(Boynton, Njohansundan
dan Kell,2003), Good Clinical Governance diukur dengan 9 indikator (Rustam,2012),

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan Humaniora)


Pengaruh Audit Operasional dan Good Clinical Governance terhadap… | 373

dan efektivitas pelayanan kesehatan JKN/BPJS diukur dengan 18 indikator (Ratminto


dan Winarsih,2009).

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid dan reliabel, yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi item-total variabel lebih besar dari 0,3 dan
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai cronbach
alpha untuk semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,70.

Uji Parsial (t)


Sig
Variabel thitung ttabel Α Keputusan Keterangan
(p)
Audit Operasional
10,814 0,000 1,669 5% H0ditolak Signifikan
X1
Good Clinical Governance
7,439 0,000 1,669 5% H0ditolak Signifikan
X2

Dalam penelitian ini digunakan sampel n = 68. Nilai ttabel dengan jumlah sampel
(n) = 68, jumlah variabel X (k) = 2, taraf signifikan α = 5%; derajat bebas (db) = n-k-1 =
68-2-1 = 65 dengan pengujian satu arah diperoleh sebesar 1,669 .Penentuan hasil
pengujian (penerimaan/ penolakan H0) dapat dilakukan dengan membandingkan thitung
dengan ttabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya.
ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4986.360 2 2493.180 592.857 .000a
Residual 273.349 65 4.205
Total 5259.709 67
a. Predictors: (Constant), Good_Clinical_Governance, Audit_Operasional
b. Dependent Variable: Efek_Pel_aKes_JKN_BPJS

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel diatas dapat
dilihat F hitung adalah 592.857 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas
(0,0000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel audit
operasional dan good clinical governance secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
secara signifikan. Dan jika dilihat secara parsial bahwa nilai signifikansi untuk variabel
Audit Operasional (X1) adalah 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
audit operasional berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelayanan kesehatan
JKN/BPJS, selanjutnya Good Clinical Governance diperoleh nilai signifikan sebesar
0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan good clinical governance berpengaruh secara
signifikan terhadap efektivitas pelayanan kesehatan JKN/BPJS.

Akuntansi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015


374 | Ella Dwi Septianingsih, et al.

Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .974 .948 .946 2.05070
a. Predictors: (Constant), Good_Clinical_Governance, Audit_Operasional

Diperoleh besarnya korelasi antara Audit Operasional dan Good Clinical


Governance dengan Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS sebesar 0,974.
Korelasi yang diperoleh masuk dalam kategori kuat.Berdasarkan tabel di atas
menyatakan bahwa nilai koefisien nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan
(Adjusted R Square) adalah sebesar 0,946. Hasil ini berarti bahwa ada kontribusi dari
Audit Operasional dan Good Clinical Governance sebesar 94,6% dalam
menjelaskan/mempengaruhi Efektifitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS. Sedangkan
5,4% dijelaskan oleh variabel lainnya.

Pengaruh Audit Operasional Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan


JKN/BPJS
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa perubahan Audit Operasional
berbanding lurus terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS dengan koefisien
bertanda regresi sebesar 0,452 .Apabila Audit Operasional mengalami peningkatan
sebesar satu point sedangkan Good Clinical Governance tidak mengalami perubahan
(konstan), maka Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS akan meningkat sebesar
0,452 point. Ini berarti bahwa semakin Audit Operasional dapat menjalankan fungsinya
meningkatkan Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS. Hasil uji t yang diperoleh
menunjukkan Ho ditolak. Nilai t-hitung untuk X1 lebih besar dari nilai positif ttabel(t =
10.814> 1,669) dan hasil nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X1
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Diperoleh keputusan uji adalah menolak H0. Jadi
dapat disimpulkan Audit Operasional berpengaruh terhadap Efektivitas Pelayanan
Kesehatan JKN/BPJS. Audit Operasional dalam sebuah institusi rumah sakit sangat
penting dikarenakan Audit Operasional layak atau tidaknya satuan pengawasan internal
yang berhubungan dengan kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa
yang diberikan kepada pasien dengan didukung dengan penelitian sebelumnya bahwa
audit operasional berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan kesehatan rawat
inap.Cahyati (2012)

Pengaruh Good Clinical Governance Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan


JKN/BPJS
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa perubahan good clinical governance
berbanding lurus dengan efektivitas pelayanan kesehatan JKN/BPJS dengan koefisien
bertanda positif sebesa 0,547. Jadi apabila Good Clinical Governance mengalami
peningkatan sedangkan Audit Operasional tidak mengalami perubahan (konstan), maka
Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS meningkat 0,547. Hasil uji t yang diperoleh
menunjukkan Ho ditolak. Nilai t-hitung untuk X2 lebih besar dari ttabel(t = 7.439 > 1,668
) dan hasil nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X2 sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05.Diperoleh keputusan uji adalah menolak H0.Jadi dapat disimpulkan
Good Clinical Governance berpengaruh terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan
JKN/.BPJS .

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan Humaniora)


Pengaruh Audit Operasional dan Good Clinical Governance terhadap… | 375

Pengaruh Audit Operasional dan Good Clinical Governance Terhadap Efektivitas


Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS
Berdasarkan hasil perhitungan regresi yang telah dikemukakan oleh penulis,
maka dapat diketahui bahwa Audit Operasional dan Good Clinical Governance
mempunyai pengaruh terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS. Hal ini
dapat dilihat dari hasil analisis regresi ganda yang menunjukkan adanya pengaruh
variabel bebas terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS yang secara
sistematis dinyatakan dengan statistik. didapat F hitung adalah 592.857 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,0000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel audit operasional dan good clinical governance secara
simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan. Dan jika dilihat secara parsial
bahwa nilai signifikansi untuk variabel Audit Operasional (X1) adalah 0,00 < 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel audit operasional berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas pelayanan kesehatan JKN/BPJS, selanjutnya Good Clinical
Governance diperoleh nilai signifikan sebesar 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan
good clinical governance berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan JKN/BPJS. Keeratan hubungan antara Audit Operasional dan Good Clinical
Governance dengan Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS sebesar 0,974 dan
masuk dalam kategori sangat kuat. Dari koefisien determinasi (R Square) diperoleh ada
kontribusi Audit Operasional dan Good Clinical Governance sebesar 94,6% dalam
menjelaskan/mempengaruhi Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS. Sedangkan
5,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

E. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai “Pengaruh Operasional Audit
dan Good Clinical Governance Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS”
( Survey Di Rumah Sakit Sariningsih dan Rumah Sakit Pindad Bandung)”, maka
penulis dalam bab ini akan mencoba menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran
berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya.
a. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada pada bab
sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa secara parsial audit operasional
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelayanan kesehatan JKN/BPJS Di
Rumah Sakit Sariningsih dan Rumah Sakit Pindad Bandung.
b. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada pada bab
sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa secara parsial good clinical
governance berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelayanan kesehatan
JKN/BPJS Di Rumah Sakit Sariningsih dan Rumah Sakit Pindad Bandung.
c. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada pada bab
sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa secara simultan audit operasional
dan good clinical governance berpengaruh signifikan terhadap efektivitas
pelayanan kesehatan JKN/BPJS Di Rumah Sakit Sariningsih dan Rumah Sakit
Pindad Bandung dengan total pengaruh sebesar 94,6%, sedangkan sisanya sebesar
5,4% dijelaskan oleh variabel lainnya.

Akuntansi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015


376 | Ella Dwi Septianingsih, et al.

Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan oleh penulis dengan harapan dapat menjadi
bahan pertimbangan dan bahan masukan bagi Rumah Sakit Sariningsih dan Rumah
Sakit Umum PINDAD yaitu:
a. Rumah Sakit harus sering mengadakan pelatihan khusus dan pendidikan
professional untuk Satuan Pengawasan Internal agar menghasilkan sumber daya
manusia yang kompeten di bidangnya.
b. Rumah Sakit harus bisa menyeleksi pegawai Satuan Pengawasan Internal, dari
mulai perektrutan dan penempatan posisi karena Satuan Pengawasan Internal
sangat memegang andil dalam kemajuan Rumah Sakit.
c. Satuan Pengawasan Internal harus berkomunikasi dengan pihak manajemen
Rumah Sakit khususnya di bidang masalah yang diaudit agar dapat mendapatkan
informasi yang lengkap, akurat dan relevan.
d. perbanyak dokter spesialis untuk meningkatkan Good Clinical Governance karena
pasien JKN/BPJS meningkat maka kualitas klinispun harus meningkat.
e. Perbanyak ruangan agar tidak terjadi penumpukan pasien JKN/BPJS.

Daftar Pustaka
Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Bayu, 2012.“Tujuan Akhir Diterapkannya Good Clinical Governance“. www.elearning
.mmr.umy.ac.id diakses pada tanggal 31 maret 2015.
Boynton, Njohansundan dan Kell,2003. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga
Cahyati, Icah, 2012. “Pengaruh Audit Operasional Terhadap Efektivitas Pelayanan
Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Cibabat”. Bandung: Universitas Pasundan
Bandung.
Detik.com, 2015. “Kurangnya Efektivitas Pelayanan Kesehatan JKN/BPJS”.
www.detik.com diakses pada tanggal 31 maret 2015
Depkes RI, 2009. “Upaya Pelayanan Kesehatan”. www.depkes.go.id diakses pada
tanggal 31 maret 2015.
Divianto, 2015. “ Peranan Audit Operasional Terhadap Efektivitas Pelayanan
Kesehatan Rawat Inap Rumah Sakit (Studi Kasus pada Rumah Sakit Bunda
Palembang). Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
G. Scally and L.J Donaldson, 1998. Clinical Governance and The Drive For Quality
Improvement In The New NHS. England
Georgopulous, Tannembaum, 1995. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi, 2002. Auditing 1 Edisi ke 6. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Perundang – undangan UU nomor 40 Tahun 2004. “ Sistem Jaminan
Nasional”. www.koranfesbuk.com. Diakses pada tanggal 1 April 2015.
Ratmino dan Winarsih, Atik Septi. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rustam, Astriana, 2012. “Dunia Kesehatan Clinical Governance”.
astrianarustam21.blogspot.com diakses pada tanggal 16 April 2015.
Siregar dan Amalia, 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan. Jakarta: EGC.

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan Humaniora)


Pengaruh Audit Operasional dan Good Clinical Governance terhadap… | 377

Tips-tips-keluarga-bunda.blogspot.com. “ Apa itu BPJS Kesehatan dan Bagaimana


Mengurusnya”. Diakses pada tanggal 1 April 2015
Tunggal, Amin Widjaya, 2001. Audit Operasional Suatu Pengantar. Jakarta:
Harvarindo.

Akuntansi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

Anda mungkin juga menyukai