Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi SDKI, SLKI dan SIKI

Di zaman era globalisasi pada saat ini, banyak sekali terjadi perubahan – perubahan
baik ilmu pengetahuan, teknologi maupun perubahan pola pikir masyarakat. Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas dan profesionalisme pemberian pelayanan kesehatan semakin
meningkat, khususnya di bidang keperawatan sebagai salah satu sumber daya manusia
dimana profesi perawat dituntut untuk akuntabel dalam memberikan pelayanan keperawatan
secara profesional sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri
maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya terkhusus yang berkeja baik di
puskesmas maupun rumah sakit.
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang memberikan bentuk
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup
aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi semua unsur warga masyarakat, sering
kali mengalami permasalahan yang menyangkut tentang ketidakpuasan masyarakat terhadap
mutu pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai atau memuaskan dalam kontek
pelayanan prima. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit ,
maka salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian adalah bentuk kualitas dalam
memberikan pelayanan keperawatan secara professional untuk lebih ditingkatkan kembali
dan mengikuti kajian ilmu yang lebih baru. Beberapa rumah sakit sudah mulai menerapkan
praktek pelayanan keperawatan secara profesional, walaupun aktivitas keperawatan belum
sepenuhnya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasien, banyaknya hal positif yang telah
dicapai di bidang pendidikan keperawatan, salah satunya penerapan SDKI,SLKI dan SIKI.
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 Tentang Undang – undang
Omnibuslow tentang Kesehatan, Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi antara
perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan,
kemandirian klien dalam merawat dirinya serta menegakan diagnosis keperawatan.
Disamping itu, berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan, Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban untuk
memenuhi standar profesi, standar pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional.
Perawat memiliki peran penting dalam melakukan dokumentasi keperawatan, di
Korea selatan menunjukkan yang melakukan dokumentasi keperawatan terdiri dari perawat
pelaksana sebesar 40,4 %, ketua tim Perawat 38 %, kepala keperawatan 16,6 % dan perawat
administrasi dan perawat infeksi masing-masing 2,5 % (Tasew et.al., 2019). Pelaksanaan
asuhan keperawatan di Indonesia belum optimal dilihat dari pelaksanaan proses keperawatan
yang dilakukan dimana Pengkajian yang dilakukan hanya 45,5 %, Pembuatan diagnosis
hanya 37,7 %, pembuatan perencanaan 22,22 %, intervensi hanya 29.26 %, evaluasi 15,38
% dan pendokumentasian hanya 31.7 % (Lehane et al., 2019).
Dokumentasi keperawatan berperan penting sebagai komunikasi dan kolaborasi,
mencatat proses keperawatan, memudahkan pengambilan keputusan perawatan dan
keamanan pasien, mengandung nilai profesionalisme, dan memberikan standar aturan dan
observasi berdasarkan bukti. Dokumentasi yang lengkap dapat meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan dapat mengidentifikasi sejauh mana
tingkat keberhasilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang baik dan
berkualitas (Nurhesti et al., 2020).
Dokumentasi keperawatan berdasarkan 3S (SDKI, SIKI, SLKI) merupakan standar
dalam melakukan penyusunan dan pencatatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Mengingat masih banyaknya rumah sakit dan perawat klinis yang masih belum terpapar
dengan 3S (SDKI, SIKI, SLKI) (Awaliyani et al., 2021). Adanya kebijakan terkait
penyusunan 3S (SDKI, SIKI, SLKI) ini diharapkan pencatatan dan penulisan sesuai dengan
anjuran PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan kebijakan pemerintah terkait
dokumentasi keperawatan sesuai standar 3S (SDKI, SIKI, SLKI) kebijakan penggunaan
standar 3S (SDKI, SIKI, SLKI) diharapkan perawat dapat membuat dokumentasi yang
berkualitas, mempermudah dalam proses diagnosis hingga menentukan luaran dan intervensi
keperawatan menjadi praktis dan cepat .
A. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia )
Penegakan diagnosis keperawatan merupakan satu komptensi perawat yang
merupakan entry point untuk merumuskan rencana asuhan keperawatan ( nurse care plan).
penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada
masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis
Keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai
untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal. Dengan tujuan untuk menjadi
panduan atau acuan bagi perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan dan
meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan, dalam
menegakan diagnosa untuk dilihat isi dalam SDKI yaitu : Tanda & Gejala Faktor Risiko.
Jenis diagnosa keperawatan dapat diuraikan dengan diagnosa actual yaitu diagnosa ini
menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang
menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Diagnosa risiko yaitu diagnosa yang
menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang
dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan. Diagnosa promosi
kesehatan yaitu diagnosa yang menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien
untuk meningkatan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal,
Penulisan diagnosis disesuikan dengan jenis diagnosis keperawatan, ada dua metode
perumusan diagnosis yaitu :

1. Penulisan 3 bagian yaitu metode penulisan ini terdiri atas masalah, penyebab dan tanda
gejala, metode ini hanya digunakan pada diagnosis actual, sebagai contoh :
pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d gangguan persepsi d.d pasien kurang mampu
menunjukan prilaku adapatif terhdapa lingkungan
2. Penulisan 2 bagian yaitu dilakukan pada diagnosis resiko dan diagnosis promosi
kesehatan, sebagai contohnya : kesiapan peningkatan emilinasi urin d.d pasien ingin
meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal.

B. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia )


Standar Luaran Keperawatan adalah merupakan acuan bagi perawat dalam
menetapkan kondisi atau status kesehatan seoptimal mungkin ,yang diharpkandapat
dicapai oleh klien setelah diberikan intervensi keperawatan. Luaran keperawatan
menunjukan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan,
dengan tujuan untuk menjadi acuan penentuan luaran (outcome) keperawatan,
meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan, mengukur pencapaian level keberhasilan
intervensi keperawatan. Dalam pembuatan luaran ini ada 3 komponen utama yaitu label,
ekspetasi dan kriteria hasil, sebagai contoh : setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 24 jam maka pemeliharaan kesehatan meningkat dengan kriteria hasil menunjukan
perilaku adaptif meningkat.
Jenis Luaran Positif ( Arahnya meningkatkan atau memperbaiki ) yaitu:
1. Bersihan Jalan Nafas
2. Keseimbangan Cairan
3. Integritas Kulit dan Jaringan
4. Citra Tubuh
Jenis Luaran Negatif ( Arahnya menurunkan ) yaitu :
1. Tingkat Nyeri
2. Tingkat Keletihan Tingkat Anxietas
3. Tingkat Berduka
C. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia )
Intervensi Keperawatan merupakan salah satu standar profesi yang dibutuhkan dalam
menjalankan praktik keperawatan di Indonesia dengan segala tindakan/ bentuk terapi yang
dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran yang diharapkan.
Klasifikasi SIKI terdiri atas 5 kategori dan 14 subkategori dengan uraian sebagai berikut:
1. Fisiologis : kategori intervensi keperawatan yang dituju untuk mendukung fungsi fisik
dan regulasi homestatis, yang terdiri dari :
1) Respirasi
2) Sirkulasi
3) Nutrisi dan cairan
4) Eliminasi
5) Aktivitas dan istirahat
6) Neurosensory
7) Reproduksi dan seksualitas
2. Psikologis : kategori intervensi keperawatan yang dituju untuk mendukung fungsi dan
proses mental, yang terdiri dari :
1) Nyeri dan kenyamanan
2) Integritas ego
3) Pertumbuhan dan perkembangan
3. Perilaku : kategori intervensi keperawatan yang dituju untuk mendukung perubahan
perilaku atau pola hidup sehat, yang terdiri dari :
1) Kebersihan diri
2) Penyuluhan dan pembelajaran
4. Relasional : kategori intervensi keperawatan yang dituju untuk mendukung
interpersonal atau interaksi sosial, yang terdiri dari :
1) Interaksi social
5. Lingkungan : kategori intervensi keperawatan yang dituju untuk mendukung
keamanan lingkungan dan menurunkan risiko gangguan kesehatan, yang terdiri dari :
1) Keamanan dan proteksi
Komponen Intervensi :
1. Label : ada 18 Deskriptor Intervensi yaitu dukungan, edukasi, kolaborasi, konseling,
konsultasi, latihan, manajemen, pemantauan, pemberian, pemeriksanaan,
pencegahan, pengontrolan, perawatan, promosi, rujukan, resusistasi, skrining, terapi.
2. Definisi label intervensi keperawatan diawali dengan kata kerja (verbal) berupa
perilaku yang dilakukan oleh perawat, bukan perilaku pasien.
3. Tindakan : ada 4 Jenis yaitu tindakan observasi, tindakan terapeutik, tindakan
edukasi, tindakan kolaborasi.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia amatlah penting bagi perawat
dalam menjalankan praktiknya pada semua lingkup pelayanan keperawatan, pemberian
asuhan keperawatan yang meliputi proses keperawatan (Pengkajian, Diagnosa,
Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi). Sehingga dengan adanya standar
penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan yang terstandar.

DAFTAR PUSTAKA
Awaliyani, V. A., Pranatha, A. (2021). Pengaruh Penggunaan Buku SDKI, SLKI dan SIKI
Terhadap Peningkatan pengetahuan perawat dalam membuat dokumentasi keperawatan
berbasis SDKI, SLKI dan SIKI di rumah sakit Kmc kuningan tahun 2021. Journal Of
Nursing Practice And Education, 2(1), 22-32.
https://doi.org/10.34305/jnpe.v2iI.334

Lehane, E. (2019). Evidence-Based Practice Education For Healthcare Professions.


https://doi.org/10.1136/bmjebm-2018-111019

Nurhesti, Putu, O. (2020). Analisis Penggunaan Diagnosa Keperawatan Berbasis SDKI Dan
NANDA. https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i02.p02

PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

Tasew, H. (2019). Risk Factors Of Stillbirth Mothers Delivered In Public Hospitals Of


Central Zone, Tigray, Ethiopia. African Health Sciences 19(2): 1930-11937

Anda mungkin juga menyukai