Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah kardiovaskular yang utama
karena menyebabkan angka perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi
(PERKI, 2018). Istilah unstable angina pectoris untuk menggambarkan nyeri dada
atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit arteri koronari, biasanya
digambarkan sebagai tekanan, rasa penuh, diremas, berat atau nyeri. Sindroma
unstable angina pectoris telah lama dikenal sebagai gejala awal dari infark miokard
akut (Huda & Kusuma, 2015).
WHO menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian
nomor satu secara global, yaitu sebagai penyebab 31% kematian. Pada tahun 2015
sekitar 17.5 juta orang di dunia meninggal dunia karena penyakit kardiovaskular ini,
yang terdiri dari 42% kematian karena penyakit jantung Koroner. Saat ini telah terjadi
peningkatan insiden angina tidak stabil di Amerika Serikat dan setiap tahunnya lebih
dari satu juta orang dirawat di rumah sakit karena angina tidak stabil. Selain itu,
insiden angina tidak stabil di luar rumah sakit memiliki angka yang sama besar
dengan angka pasien yang harus mendapatkan perawatan. Hal tersebut akan
meningkatkan kewaspadaan terhadap angina tidak stabil namun insidennya akan tetap
tinggi dikarenakan angka harapan hidup yang lebih baik dan meningkatnya
kelangsungan hidup setelah serangan angina tidak stabil (WHO, 2015). Di Indonesia,
hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi jantung koroner
berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan
berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen. Penyakit jantung
koroner tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu, dan menurun sedikit pada
kelompok umur ≥ 75 tahun. Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter maupun
berdasarkan diagnosis dokter atau gejala lebih tinggi pada perempuan (0,5% dan
1,5%) (Riskesdas, 2018).
Nyeri akut akibat angina yang dibiarkan akan menyebabkan rasa tertusuk dibagian
dada, dada seperti tertindih, sesak nafas, disertai keringat dingin dan muncul perasaan
takut akan kematian (American Heart Association, 2015).
Sindrom koroner akut merupakan spektrum manifestasi akut dan berat yang
merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen miokardium dan aliran. Sindrom koroner akut meliputi berbagai
kondisi patologi yang menghambat aliran darah dalam arteri yang mensuplai jantung.
Penyakit aterosklerosis koroner disebabkan kelainan metabolisme lipid, koagulasi
darah, keadaan biofisika, dan biokimia dinding arteri. Sindrom koroner akut (SKA)
meliputi spektrum penyakit dari infark miokard akut (IMA) sampai angina tak stabil
(unstable angina) (Sartono, dkk, 2019).

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah
“Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Unstable Angina Pectoris
(UAP) diruang Jantung RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2021”.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan unstable angina
pectoris (UAP) diruang Jantung RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2021
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu memahami konsep dasar pada pasien dengan unstable angina pectoris
di ruang Jantung RSUD Raden Matahher Jambi tahun 2021.
b. Mampu melakukan asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi) pada pasien dengan unstable angina pectoris di
ruang Jantung RSUD Raden Matahher Jambi tahun 2021.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Mampu menerapkan asuhan keperawatan yang profesional bidang keperawatan
pada klien dengan unstable angina pectoris di ruang Jantung.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan masukan kepada institusi pendidikan yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar untuk perbandingan dalam pemberian konsep asuhan
keperawatan secara teori dan praktik.
3. Bagi RSUD Raden Mattaher Jambi
Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan RSUD Raden Mattaher Jambi
dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan menghasilkan pelayanan yang
memuaskan pada pasien serta melihatkan perkembangan pasien yang lebih baik
serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, sehingga perawatnya
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Unstable Angina Pectoris
(UAP).

Anda mungkin juga menyukai