Anda di halaman 1dari 8

Resume Materi Metodologi Keperawatan

” PERENCANAAN KEPERAWATAN (SIKI)”

Ni Kadek Gita Arista Putri Pratiwi

06/ P07120122047

1.2/ D-III Keperawatan

KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN 2022/2023
Definisi Dari Intervensi & Perencanaan Tindakan Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan atau perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah
bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan dan siapa
yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan untuk pasien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal (Asmadi,
2008).
Perencanaan Tindakan Keperawatan
Perencanaan keperawatan atau lebih dikenal dengan rencana asuhan keperawatan (Nursing
Care Plan) atau disingkat Renpra atau Rencana Perawatan merupakan langkah ketiga dari proses
keperawatan. Setelah menetapkan diagnosis keperawatan, kita menyusun rencana tindakan
keperawatan sebagai dasar pelaksanaan tindakan/intervensi keperawatan. Renpra tersebut juga
harus didokumentasi dengan baik sebagai dasar tindakan berikutnya atau sebagai dasar penilaian.
Tujuan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia bertujuan untuk :
1. Menjadi panduan atau acuan bagi perawat dalam menyusun intervensi keperawatan.
2. Meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan Kesehatan.
3. Memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofesional dengan penggunaan istilah
intervensi keperawatan yang seragam dan terstandarisasi.
4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Landasan Hukum Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Pasal 13 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Setiap tenaga kesehatan yang
bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak
pasien, dan mengutamakan keselamatan pasien.
3. Pasal 66 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Setiap tenaga kesehatan dalam
menjalankan praktik berkewajiban untuk mematuhi standar profesi, standar pelayanan
profesi, dan standar prosedur operasional.
4. Pasal 36 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Standar profesi dan standar
pelayanan profesi untuk masing masing tenaga kesehatan ditetapkan oleh organisasi
profesi dan bidang kesehatan dan disahkan oleh menteri.
5. Pasal 28 UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan Praktik keperawatan harus didasari
pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur operasional.
6. Pasal 30 UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan Dalam menjalankan tugas sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat berwewenang, untuk menegakkan diagnosis
keperawatan.
7. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Klasifikasi Intervensi Keperawatan
Pengklasifikasian Intervensi keperawatan dimaksudkan untuk memudahkan penelusuran
intervensi keperawatan, memudahkan untuk memahami beraneka ragam intervensi keperawatan
yang sesuai dengan area praktik dan/atau cabang disiplin ilmu, serta memudahkan pengkodean
(coding) untuk penggunaan berbasis komputer.
1. Fisiologis
Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung f ungsi fisik dan regulasi
homeostatis, yang terdiri atas:
a. Respirasi
b. Sirkulasi
c. Nutrisi dan Cairan
d. Eliminasi
e. Aktivitas dan Istirahat
f. Neurosensori
g. Reproduksi dan Seksualitas

2. Psikologis
Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung f ungsi dan proses mental, yang
terdiri atas:
a. Nyeri dan Kenyamanan, yang memuat kelompok intervensi yang meredakan nyeri dan
meningkatkan kenyamanan
b. Integritas Ego, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan kesejahteraan diri
sendiri secara emosional
c. Pertumbuhan dan Perkembangan, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan
fungsi pertumbuhan dan perkembangan.
3. Perilaku
Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung perubahan perilaku atau pola
hidup sehat, yang terdiri atas:
a. Kebersihan Diri, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan perilaku sehat dan
merawat diri
b. Penyuluhan dan Pembelajaran, yang memuat kelompok intervensi yang meningkatkan
pengetahuan dan perubahan perilaku sehat
4. Relasional
Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung hubungan interpersonal atau
interaksi sosial, terdiri atas:
 Interaksi Sosial, yang memuat kelompok intervensi yang memulihkan hubungan antara
individu dengan individu lainnya.
5. Lingkungan
Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung keamanan lingkungan dan
menurunkan risiko gangguan kesehatan, yang terdiri atas:
 Keamanan dan Proteksi, yang memuat kelompok intervensi yang meningkatkan keamanan
dan menurunkan risiko cedera akibat ancaman dari lingkungan internal maupun eksternal.

Komponen Intervensi Keperawatan


Setiap intervensi keperawatan pada standar ini terdiri atas tiga komponen yaitu:
1. Label
2. Definisi
3. Tindakan

Tindakan- tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi.
a. Tindakan Observasi Tindakan yang ditujukan untuk mengumpulkan dan menganalisis
data status kesehatan pasien.
b. Tindakan Terapeutik Tindakan yang secara langsung dapat memulihkan status
kesehatan pasien atau dapat mencegah perburukan masalah kesehatan pasien.
c. Tindakan Edukasi Tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pasien
merawat dirinya dengan membantu pasien memperoleh perilaku baru yang dapat
mengatasi masalah.
d. Tindakan Kolaborasi Tindakan yang membutuhkan kerjasama baik dengan perawat
lainnya maupun dengan profesi kesehatan lainnya.

Penentuan Intervensi Keperawatan Menentukan intervensi keperawatan membutuhkan


pertimbangan Perawat terhadap beberapa faktor, antara lain:
1. Karakteristik Diagnosis Keperawatan
Intervensi keperawatan diharapkan dapat mengatasi etiologi atau tanda/gejala diagnosis
keperawatan.
2. Luaran Keperawatan yang diharapkan
Luaran keperawatan akan memberikan arahan yang jelas dalam penentuan intervensi
keperawatan.
3. Kemampulaksanaan Intervensi Keperawatan
Perawat perlu mempertimbangkan waktu, tenaga/staf dan sumber daya yang tersedia sebelum
merencanakan dan mengimplementasikan intervensi keperawatan kepada pasien.
4. Kemampuan Perawat
Perawat diharapkan mengetahui rasionalisasi ilmiah terkait intervensi keperawatan yang akan
dilakukan dan memiliki keterampilan psikomotor yang diperlukan untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan tersebut.
5. Penerimaan Pasien
Intervensi keperawatan yang dipilih harus dapat diterima oleh pasien dan sesuai dengan nilai-nilai
dan budaya yang dianut pasien.
6. Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menunjukkan efektivitas keperawatan pada pasien tertentu. Jika penelitian
belum tersedia, maka perawat dapat menggunakan prinsip ilmiah atau berkonsultasi dengan
perawat spesialis dalam menentukan pilihan intervensi keperawatan.

Tahap-Tahap Merencanakan Asuhan Keperawatan


Tahapan–Tahapan Perencanaan Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Prioritas Masalah
Prioritas keperawatan adalah penyusunan diagnosa keperawatan atau masalah pasien dengan
menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh tahapan intervensi
keperawatan yang dibutuhkan.
2. Menuliskan Tujuan Dan Kriteria Hasil
Tujuan perawatan adalah hasil yang diinginkan dari asuhan keperawatan yang diharapkan dapat
dicapai bersama pasien serta direncanakan untuk mengurangi masalah yang telah diidentif ikasi
dalam diagnosis keperawatan (Manurung, 2011).
3. Memilih Rencana Tindakan Atau Intervensi Keperawatan
a. Tindakan keperawatan harus aman bagi pasien.
b. Tindakan keperawatan harus sejalan dengan tindakan pengobatan.
c. Tindakan keperawatan harus didasari prinsip dan pengetahuan yang digabungkan dari
pendidikan dan pengalaman sebelumnya.
d. Tulis sekumpulan tindakan keperawatan untuk mencapai setiap tujuan.
e. Pilih satu kumpulan tindakan keperawatan yang kiranya cocok dengan sikap yang
disebutkan dalam pernyataan tujuan.
f. Tindakan keperawatan harus realistis.
g. Tindakan keperawatan harus penting bagi peningkatan kesehatan pasien dan sejalan
dengan tujuan serta nilai perseorangan pasien.
h. Gunakan pasien sebagai sumber-sumber dalam memilih tindakan keperawatan.
i. Tulis tindakan keperawatan secara berurutan.

4. Dokumentasi
Dokumentasi rencana tindakan keperawatan merupakan penulisan rencana tindakan keperawatan
dalam suatu bentuk yang bervariasi guna mempromosikan perawatan yang meliputi : perawatan
individu, perawatan yang kontinyu, komunikasi, dan evaluasi (Bower, 1982).

Tautan SDKI-SIKI
Tautan (linkage) merupakan suatu hubungan antara dua elemen atau konsep, yakni SDKI dan
SIKI. Tautan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan penilaian klinis (clinical judgement)
perawat. Pemilihan intervensi keperawatan tetap harus didasarkan pada penilaian klinis dengan
mempertimbangkan kekhasan kondisi pasien, keluarga, kelompok atau komunitas.
1. Karakteristik Tautan
Tautan ini memberikan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan intervensi yang
dapat dijalankan untuk mengatasi diagnosis keperawatan
2. Level Intervensi Keperawatan
a. Level 1 (Intervensi Utama) Intervensi ini merupakan intervensi prioritas (the
intervention of choice) yang bersifat resolutif karena intervensi ini memiliki banyak
tindakan (aktivitas) yang dapat mengatas masalah
b. Level 2 (Intervensi Penunjang) Intervensi ini bukan merupakan intervensi prioritas,
karena tidak bersifat resolutif namun dapat menunjang resolusi masalah
3. Tautan SDKI dan SIKI
Tautan-tautan yang termuat dalam standar ini diuraikan berdasarkan diagnosis
keperawatan dengan urutan alfabetis untuk memudahkan penelusuran intervensi
keperawatan yang akan direncanakan untuk mengatasi diagnosis keperawatan.
Pertanyaan :
1. Bagaimana ketentuan membuat tujuan pada perencanaan keperawatan?
2. Mengapa perawat perlu perencanaan dalam melakukan asuham keperawatan?
Sumber :
Wahid, Abdul dan Suprapto Imam. (2012). Pengantar
DokumentasiProses Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi


danTindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai