Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yohanes Enggal Pastike

Nim : 11210004
Prodi : D3 KEPERAWATAN

PENGAKAJIAN

1. Pengkajian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mencatat data hasil pengkajian
sesuai dengan pedoman (71,7%), dikelompokan (bio-psiko-sosialspiritual) dalam format
yang berlaku (54,7%), dan masalah tidak dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
status kesehatan dengan keadaan normal (79,2%). Hasil pengamatan peneliti ada beberapa
hal yang menyebabkan hal ini antara lain kurang tersosialisasi pemahaman pengisian form
asuhan keperawatan yang ada di Rumah Sakit. Tindakan evaluasi yang dilakukan kurang
rutin dan terjadwal dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan,
pemahaman perawat muda yang belum menerapkan asuhan keperawatan professional
bahwa pencatatan dan pelaporan adalah suatu hal mutlak yang harus ada dan dilaksanakan
2. Komponen kunci dan pondasi proses keperawatan adalah pengkajian membuat data dasar
dan merupakan proses dinamis. Suatu pengkajian yang mendalam memingkinkan perawat
kritikal deteksi perubahan cepat, melakukan intervensi dini dan melakukan asuhan.
Terdapat tiga fase dasar untuk pengkajian :
a. Pengkajian awal : dibuat dengan cepat selama pertemuan pertama dengan pasien
b. Pengkajian dasar : pengkajian lengkap pasien dimana semua sistem diuji
c. Pengkajian terus-menerus : suatu pengkajian ulang secara terus-menerus yang
dibutuhkan pada status perubahan pasien yang sakit kritis.
3. Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses keperawatan dengan tujuan
mengumpulkan informasi dan data-data pasien. Supaya dapat mengidentifikasi masalah-
masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat
penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan respon individu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosis keperawatan di tentukan berdasarkan pengkajian. Diagnosa keperawatan adalah


suatu penilaian klinis yang menggambarkan tentang respons yang diberikan oleh
individu, keluarga, atau kelompok terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
aktual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan secara tepat
untuk menjaga status kesehatan klien. Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah,
penyebab, dan tanda atau gejala yang muncul dalam pengkajian. Data hasil pengkajian
ditelaah melalui proses analisis sebagai dasar untuk mengindentifikasi diagnosis
keperawatan.
2. Diagnosis keperawatan merupakan sebuah konsep kritis untuk memandu proses
pengkajian dan intervensi (Rabelo et al., 2016). Diagnosis juga menjadi komunikasi dan
basis ilmu keperawatan dalam interaksinya dengan disiplin ilmu lain. Diagnosis
keperawatan merupakan penilaian perawat berdasarkan respon pasien secara holistik
(bio-psiko-sosio-spiritual) terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang dialaminya.
Diagnosis sama pentingnya serta memiliki muatan aspek legal dan etis yang sama dengan
diagnosis medis
3. terdapat 3 komponen diagnosa keperawatan yaitu problem, etiologic dan symptom.
Problem merupakan alasan dari pemberian asuhan keperawatan, dimana keadaan yang
menyimpang dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi. Etiologic factor
penyebab terjadinya penyimpangan status normal menjadi suatu masalah yang harus
diatasi dan symptom yang merupakan kumpulan komponen dari Data subyektif dan
obyektif hasil dari pengkajian keperawatan.

PERENCANAAN

1. Perencanaan keperawatan merupakan tahap ketiga dalam proses keperawatan. Rencana


asuhan keperawatan merupakan tahap antara penetapan kebutuhan klien dan pelaksanaan
tindakan keperawatan yang diberikan. Rencana tindakan keperawatan adalah suatu proses
penyusunan strategi atau intervensi keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan pasien yang
telah diidentifikasi dan validasi pada tahap pengkajian dan pemberian diagnosa
keperawatan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi untuk mencegah, mengurangi,
atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan.
Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana
dokumentasi.
2. Tujuan rencana tindakan dibagi menjadi dua menurut Dermawan (2012) yaitu:
a. Tujuan administratif
Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada pasien atau kelompok.
Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.
Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.
Untuk menyediakan kriteria klasifikasi pasien.
b. Tujuan klinik
Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, diobservasi dan
dilaksanakan.
Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.

IMPLEMENTASI

1. Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan


melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan. Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat berdasarkan tindakan yang telah di rencanakan di tahap intervensi
sebelumnya, implementasi terdiri dari melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang
diberikan merupakan suatu tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan
intervensi keperawatan.
2. Pedoman implementasi keperawatan menurut Dermawan (2012) sebagai berikut:
a) Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan dilakukan setelah memvalidasi
rencana.
b) Keterampilan interpersonal, intelektual dan teknis dilakukan dengan kompeten dan efisien
di lingkungan yang sesuai.
c) Keamanan fisik dan psikologis pasien dilindungi. Selama melaksanakan implementasi,
keamanan fisik dan psikologis dipastikan dengan mempersiapkan pasien secara adekuat,
melakukan asuhan keperawatan dengan terampil dan efisien, menerapkan prinsip yang baik,
mengindividualisasikan tindakan dan mendukung pasien selama tindakan tersebut.
d) Dokumentasi tindakan dan respon pasien dicantumkan dalam catatan perawatan kesehatan
dan rencana asuhan.

EVALUASI

1. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses pelaksanaan asuhan keperawatan yang bertujuan
untuk mengevaluasi atau melihat tingkat keberhasilan dari tindakan keperawatan yang
diberikan. Penyunan rencana keperawatan yang baru apabila tindakan yang dilakukan
sebelumnya tidak atau belum berhasil. Yang dinilai dalam evaluasi tersebut berupa
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan tiindakan yang dapat dievaluasi secara
langsung isetelah tindakan diberikan ialah pendidikan kesehatan.
2. Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi
keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan (Deswani,
2009). Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Koerniawan, D., Daeli, N. E., & Srimiyati, S. (2020). Aplikasi Standar Proses Keperawatan:
Diagnosis, Outcome, dan Intervensi pada Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Silampari, 3(2), 739-751.

Yanti, R. I., & Warsito, B. E. (2013). Hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi
dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan. Jurnal Manajemen Keperawatan, 1(2).

Muttaqin, A. (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba
Medika

http://repository.unimus.ac.id/2026/6/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai