BAB I
GAMBARAN UMUM
1. Latar belakang
Mutu pelayanan di rumah sakit pada saat ini masih belum memadai. Menurut Wijono
(1999), mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu jasa pelayanan yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan. Mutu dalam pelayanan di rumah sakit
berguna untuk mengurangi tingkat kecacatan atau kesalahan. Keselamatan (safety) telah menjadi isu
global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Sejak awal
tahun 1900, institusi rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada tiga elemen yaitu struktur, proses,
dan outcome dengan berbagai macam program regulasi yang berwenang misalnya penerapan
Standar Pelayanan Rumah Sakit, ISO, Indikator Klinis dan lain sebagainya. Namun harus diakui,
pada pelayanan yang berkualitas masih terjadi kejadian yang tidak diharapkan (KTD) (Dep Kes R.I
2006).
Mutu merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik oleh penyedia jasa atau
pelayanan (Tomey,2006). Aplikasi mutu sebagai suatu sifat dari penampilan produk atau kinerja
yang merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang
berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar atau pun sebagai strategi untuk terus tumbuh.
Keunggulan suatu produk jasa atau pelayanan adalah tergantung dari keunikan jasa tersebut, apakah
sudah sesuai dengan harapan keinginan pelanggan (Supranto, 2001).
Mutu merupakan suatu produk yang diberikan kepada pelanggan untuk memberikan
kepuasan akan kebutuhan dalam pelayanan jasa yang diberikan kepada pelanggan, dengan
menjamin kualitas pelayanan yang berkesinambungan, efektif dan efisien serta tanggap terhadap
adanya indikator yang menyebabkan ketidakpuasan. Manajemen mutu menurut J.M Juran dan
wijono,1999 bahwa mutu yang lebih tinggi memungkinkan untuk mengurangi tingkat kesalahan,
mengurangi pekerjaan ulang, mengurangi kegagalan di lapangan, mengurangi ketidakpuasan
pelanggan, mengurangi keharusan memeriksa dan menguji, meningkatkan hasil kapasitas,
memberikan dampak utama pada biaya, dan biasanya mutu lebih tinggi biaya lebih sedikit.
Mutu pelayanan rumah sakit perlu untuk ditingkatkan dengan pendekatan sistem, menurut
Donabedian dalam Wijono, 1999 bahwa penilaian mutu terbagi atas input atau struktur, proses, dan
outcome. Struktur meliputi peralatan dan sarana fisik, keuangan, organisasi dan sumber daya
kesehatan lainnya. Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari jumlah besarnya input,
mutu struktur atau mutu input, besarnya anggaran atau biaya, kewajaran. Proses merupakan
kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan. Proses mencakup diagnosa,
rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan penanganan kasus. Sedangkan outcome adalah
2
hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien. Penilaian terhadap
outcome merupakan evaluasi hasil akhir dari kesehatan atau kepuasan pelanggan (Wijono, 1999).
Penilaian mutu menurut Dep Kes R.I, 2006 terdiri dari struktur, proses, dan outcome.
Struktur adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya keuangan, dan sumber daya
pada fasilitas pelayanan kesehatan. Proses adalah kegiatan yang dilakukan dokter dan tenaga profesi
lain terhadap pasien, evaluasi, diagnosa keperawatan, konseling, pengobatan, tindakan dan
penanganan pasien secara efektif dan bermutu. Outcome adalah kegiatan dan tindakan dokter dan
tenaga profesi lain terhadap pasien dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan pelanggan.
2. Tujuan
Tujuan Panduan indikator mutu pelayanan di Direktur RSJ Dr. Soeharto Heerdjan adalah :
1.Tercapainya Peningkatan Mutu Rumah Sakit di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan melalui
a) Tenaga, sarana, dan prasarana.
b) Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakan
secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.
c) Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan.
2. Mengetahui konsep dasar dan prinsip Upaya Peningkatan Mutu RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
3. Mengetahui cara-cara dan langkah-langkah dalam melaksanakan Upaya Peningkatan Mutu RSJ
Dr. Soeharto Heerdjan
3. Pengertian
3.1 Pengertian Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang secara sederhana
melukiskan apa hakekat mutu.
a) Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
b) Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (Commitment) yang selalu dicurahkan
pada pekerjaan.
c) Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
3.2 Definisi Mutu RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
Adalah derajat kesempurnaan pelayanan di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
secara wajar, efisien, efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma,
3
etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan Rumah Sakit
dan masyarakat konsumen.
3.3 Pihak Yang Berkepentingan Dengan Mutu
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, pihak-pihak tersebut adalah :
a. Konsumen
b. Pembayar atau perusahaan atau asuransi
c. Manajemen RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
d. Karyawan RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan kepentingannya terhadap mutu,
karena itu mutu adalah multi dimensional.
3.4 Dimensi Mutu
Dimensi atau aspeknya adalah :
1) Keprofesian
2) Efisiensi
3) Keamanan pasien
4) Kepuasan pasien
5) Aspek sosial budaya
3.5 Mutu Terkait Dengan Struktur, Proses dan Outcome
Mutu suatu rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang rumit antara
berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai suatu sistem. Aspek tersebut terdiri dari
struktur, proses dan outcome.
a) Struktur :
Adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya keuangan dan sumber daya
lain-lain pada fasilitas pelayanan kesehatan. Baik tidaknya struktur dapat diukur dari
kewajaran, kuantitas, biaya dan mutu komponen-komponen struktur itu.
b) Proses :
Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien: evaluasi,
diagnosa, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penanganan jika terjadi penyulit,
follow up. Baik tidaknya proses dapat diukur dari relevansinya bagi pasien, efektifitasnya
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan, monitoring dan evaluasi indikator indikator yang telah ditetapkan
oleh seluruh unit di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. Pimpinan rumah sakit menetapkan prioritas
evaluasi indikator sesuai kelompok area dengan mempertimbangkan :
Penilaian berfokus pada Keselamatan pasien , pengunjung dan karyawan rumah sakit .
INDIKATOR
Angka kelengkapan assesmen resiko jatuh
Pelayanan laboratorium
Pelayanan
imaging;
radiologi
Prosedur bedah
TDD
Kesalahan medikasi (medication error) dan Pemantauan kewaspadaan pemberian HAM dan
Kejadian Nyaris Cedera(KNC);
LASA
Penggunaan anestesi dan sedasi;
TDD
TDD
Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam Waktu tunggu status (rekam medis) rawat jalan
medis pasien; Mis :
Waktu tunggu status (rekam medis) rawat inap
Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap
Lengkap dalam 24 jam
Pencegahan dan pengendalian
surveilans dan pelaporan;
Riset klinis;
Manajemen keuangan;
Cost recovery
Pencegahandan pengendalian dari kejadian Angka kejadian pasien kabur dari rawat inap
yang dapat menimbulkan masalah bagi
keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
INDIKATOR
Pelaksanaan Identifikasi pada pemberian
tindakan/prosedur
INSTALASI GAWAT
DARURAT
PICU LAKI-LAKI
PICU PEREMPUAN
PERKUTUT
Merak
Mawar
CEMPAKA
MELATI
NURI
ELANG 2
PURI NURANI
KENANGA
ANAK DAN
REMAJA
RAWAT INAP
RAWAT JALAN
REHABILITASI
MHCU
KESWAMAS
LABORATORIUM
RADIOLOGI
GIZI
ADMINISTRASI
KEUANGAN
RUMAH TANGGA
DAN
PERLENGKAPAN
VERIFIKASI DAN
ADMINISTRASI
PASIEN JAMINAN
SUBAGIAN DIKLIT
MEDIS
SUBAGIAN DIKLIT
KEPERAWATAN
DAN NON MEDIS
INSTALASI DIKLIT
LITBANG
SUBAGIAN
PENGEMBANGAN
SDM
SUBAGIAN
ADMINISTRASI
DAN
KEPEGAWAIAN
PPI
BAB III
TATA LAKSANA
merupakan
9. Frekuensi pengukuran dan target ditentukan masing masing unit dan SMF berdasarkan area
sasaran setiap indikator yang diukur .
10. Hasil penilaian dilaporkan kepada pimpinan RS dan unit terkait untuk melakukan evaluasi
terhadap efektifitas dari peningkatan .
11. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Sensus ( di mana data dari
seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu) atau dengan Sampling ( di mana
pengumpulan data berdasarkan dari sebagian populasi yang didapat dengan penghitungan
yang sudah ditetapkan ) .
12. Penghitungan sampling .
Jumlah populasi 100 , jumlah pengambilan sampel 100% dari populasi
jumlah populasi >100 - 500 , jumlah pengambilan sampel 30 sampel
Jumlah populasi >500 , jumlah pengambilan sampel 30% dari populasi
13. Sumber data adalah Rekam Medis pasien dan data-data lain yang diperlukan, dapat
diperoleh pada saat:
Pasien datang
Pasien dalam pelayanan
Pasien pulang
14. Validasi data dilakukan dengan cara :
Pengumpulan ulang data dilakukan oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam
pengumpulan data orisinil.
Penggunaan sampel rekor , kasus dan data lainnya yang sahih secara statistik .
Penggunaan 100% sampel hanya diperlukan apabila jumlah rekor , kasus atau
data lainnya sangat kecil .
Pembandingan antara data orisinil dengan data pengumpulan ulang.
Perhitungan keakuratan dengan membagi jumlah seluruh elemen data dengan
jumlah total elemen data dan mengalikan total tersebut dengan 100% . Tingkat
ketidak akuratan maximal 10% merupakan tolok ukur yang baik .
Apabila datanya tidak sama , alasan alasannya ( misalnya , definisi data yang
tidak jelas ) harus dicatat dan tindakan korektif harus dilaksanakan .
13
14
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Indikator Mutu Klinis dan International Library
a) Pengumpulan data harian /Sensus harian indikator mutu diisi oleh masing-masing unit yang
bersangkutan di seluruh unit RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. Sensus harian ini dikumpulkan ke petugas
mutu dan keselamatan pasien yang ada di Komite Mutu dan Keselamatan Pasien paling lambat
tanggal 5 bulan berikutnya.
b Seluruh indikator mutu yang masuk dicek kelengkapan pengisiannya dan dilakukan verifikasi.
Verifikasi dilakukan oleh tim mutu Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSJ Dr. Soeharto
Heerdjan
c) Data yang masuk direkap dan diolah dengan program excel sehingga dapat diperoleh nilai
prosentase yang dapat dibandingkan dengan nilai standar indikator mutu. Apabila didapatkan
perbedaan nilai yang bermakna dibanding standar indikator mutu, perlu dilakukan validasi terhadap
data sensus harian. Validasi dilakukan dengan melakukan pengecekkan ulang ke unit yang
bersangkutan untuk memastikan data yang masuk benar adanya. Pengecekkan data dapat dilakukan
dengan wawancara petugas maupun telusur ulang dokumen yang ada di unit tersebut.
d) Indikator mutu yang memiliki perbedaan nilai dengan standar indikator mutu dilakukan evaluasi
oleh tim mutu dan bila sampai 3 bulan belum ada perbaikan akan diterbitkan Form Tindakan
Korektif dan Pencegahan ( FTKP ) untuk kemudian dibahas rencana tindak lanjut-nya.
2. Insiden Keselamatan Pasien
a) Sensus harian insiden keselamatan pasien diisi oleh masing-masing unit yang bersangkutan di
seluruh bagian RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Sensus harian ini dikumpulkan ke petugas mutu yang
ada di Tim mutu paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
b) Seluruh sensus harian insiden keselamatan pasien yang masuk dicek kelengkapan pengisiannya
dan dilakukan verifikasi.
Apabila terjadi insiden keselamatan pasien, maka pihak yang pertama kali mengetahui insiden
diwajibkan membuat laporan insiden selambatnya 2x24 jam dengan menggunakan form yang ada,
dilaporkan kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. Apabila hasil
grading matrix Low tindak lanjut oleh unit terkait , bila hasil grading moderate , High dan Extrim
dilakukan RCA / investigasi sederhana dan bila perlu dengan Tim mutu komite medik dan
keperawatan RS
15
)penyebab insiden diminta untuk membuat investigasi sederhana selambatnya 1-2 minggu.
)Validasi data indikator insiden keselamatan pasien adalah dengan mencocokkan data sensus
harian dengan laporan insiden yang masuk ke Tim mutu dan keselamatan pasien dalam bulan
tersebut.
)Evaluasi dan tindak lanjut insiden yang ada :
1. Memeriksa kebenaran penggolongan insiden : Kondisi Potensial Cidera (KPC), Kejadian Nyaris
Cidera (KNC), Kejadian Tidak Cidera (KTC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), dan Kejadian
Sentinel
2. Memeriksa kebenaran grading, dan jika diperlukan melakukan grading ulang
3. Menelaah dan menindaklanjuti hasil investigasi sederhana
4. Melakukan RCA (Root Cause Analysis) untuk insiden dengan grading kuning dan merah.
5. Membuat laporan ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit untuk insiden dengan grading
kuning dan merah. Dengan alamat sebagai berikut :
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Alamat: Komplek Sentra Bisnis Artha Gading
Jl. Boulevard Artha Gading Blok A-7A No. 28, Kelapa Gading - Jakarta Utara
Telp. 021-45845303, 45845304, 45857832 ; Fax. 021-45857833
16
BAB IV
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan indikator mutu pelayanan sesuai prosedur di RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan.Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan
ini, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi.
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan dikesempatan berikutnya. Semoga panduan ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga untuk para pembaca pada umumnya.
17