Anda di halaman 1dari 39

KELOMPOK:4

 
EKA LUTFI NUR ANDINI (2019717008)
WA IDE NUR ARFIANTI (2019717011)
ENDAH KHAMELIA (2019717013)
ZAHRA KHUMAIRA SAPUTRA (2019717016)
NOVIANTO (2019717026)
 
Manajemen Kesehatan
Pengertian Manajemen Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2015) dalam buku Manajemen Kesehatan


dan Rumah Sakit, manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan
atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan
nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui program Kesehatan.
Sesuai dengan tujuan sistem kesahatan, yakni peningkatan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, maka manajemen kesehatan
tidak dapat disamakan dengan manajemen niaga yang lebih
berorientasi pada upaya mencari keuntungan berupa uang untuk
pemilik perusahaan (profit oriented) melainkan manajemen
kesehatan berorientasi memberikan manfaat pelayanan secara
optimal pada masyarakat (benefit oriented) oleh karena organisasi
kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan umum.
Fungsi Manajemen Kesehatan

a. Fungsi perencanaan (Planning)


Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Perencanaan
kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok,
dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut. Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses
penyusunan sebuah perencanaan dalam manajemen kesehatan, yaitu:
 Analisa situasi
 Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
 Menentukan tujuan program
 Mengkaji hambatan dan kelemahan program
 Menyusun rencana kerja operasional
b. Fungsi pengorganisasian (Organizing)
Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Ada enam langkah penting
dalam membuat pengorganisasian, yaitu:
a. Tujuan organisasi harus sudah dipahami oleh staf
b. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang praktis
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
e. Penugasan personal yang terampil
c. Fungsi pelaksanaan dan pembimbingan (Actuating)
Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa hal yang dapat
menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi
yaituperan kepemimpinan (leadership), motivasi staf, kerja sama antar staf,
dan komunikasi yang lancer antar staf.

Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah:


 Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
 Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
 Menumbuhkan rasa menyukai dan memiliki pekerjaan
 Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi
prestasi kerja staf
 Membuat organisasi berkembang secara dinamis
d. Fungsi pengawasan (Controlling)
 Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang telah dibuat dalam
bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan
hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf.Jenis standar
pengawasan ada dua, yaitu:
a. Standar norma, standar yang dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan
program yang sejenis atau yang pernah dilaksanakan dalam situasi yang sama di
masa lalu
b. Standar norma, standar yang dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan
program yang sejenis atau yang pernah dilaksanakan dalam situasi yang sama di
masa lalu

e. Fungsi evaluasi (Evaluation)


Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
program dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi ada beberapa
macam, yaitu:
a. Evaluasi terhadap input, dilaksanakan sebelum program dilaksanakan
b. Evaluasi terhadap proses, dilaksanakan pada saat kegiatan
berlangsung
c. Evaluasi terhadap output, dilaksanakan setelah pekerjaan selesai.
 
Ruang Lingkup Manajamen Kesehatan
Ruang lingkup manajemen kesehatan secara garis besar mengerjakan
kegiatan yang berkaitan dengan:
 Manajemen sumber daya manusia (personalia)
 Manajemen keuangan (mengurusi cashflow keuangan)
 Manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)
 Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi
manajemen (melayani pelayanan kesehatan masyarakat)
Untuk masing-masing bidang tersebut dikembangkan manajemen
yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokok
institusi kesehatan. Penerapan manajemen pada unit pelaksana
teknis seperti puskesmas dan RS merupakan upaya untuk
memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki oleh
masing-masing unit pelayanan kesehatan tersebut, dan diarahkan
untuk mencapai tujuan organisasi (unit kerja dan sebagainya) secara
efektif, efisien, produktif, dan bermutu.
Subsistem Manajemen Kesehatan

Subsistem adalah bagian dari sistem yang membentuk sistem pula.


Dalam sistem kesehatan nasional, subsistem manajemen kesehatan
adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi
kesehatan yang didukung oleh pengelolaan data dan informasi,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung,
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.Subsistem manajemen kesehatan terdiri dari empat unsur
utama:
 Administrasi kesehatan
 Informasi kesehatan,.
 Ilmu pengetahuan dan teknologi,
 Hukum kesehatan
Pembiayaan Program Kesehatan

Sesuai dengan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 (diubah menjadi UU No.32 dan
33 tahun 2004) tentang pemerintah daerah dan perimbangan keuangan pusat
dan daerah, dana pembangunan kesehatan berasal dari tiga sumber yaitu:
1. Pemerintah (APBN), yang disalurkan ke daerah dalam bentuk DAU (Dana
Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Dengan
diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sector kesehatan yang
bersumber dari APBN menurun.
2. APBD yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), baik yang
bersumber dari pajak maupun penghasilan badan usaha milik Pemda.
Mobilisasi dana kesehatan juga bisa bersumber dari masyarakat dalam
bentuk asuransi kesehatan, investasi pembangunan sarana pelayanan
kesehatan oleh pihak swasta dan biaya langsung yang dikeluarkan oleh
masyarakat untuk perawatan kesehatan.
3. Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan)
untuk investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.
Pelayanan Kesehatan

Pengertian Pelayanan Kesehatan


 Pelayanan kesehatan yaitu suatu konsep yang dipakai dalam
pemberian layanan kesehatan terhadap masyarakat. Pelayanan
kesehatan juga diartikan sebagai konsep yang diterapkan untuk
memberikan layanan dengan jangka waktu lama dan terus dilakukan
kepada publik dan masyarakat.
 Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI adalah upaya untuk
menyelenggarakan perorangan atau bersama-sama dalam organisasi
untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan, memelihara serta
menyembuhkan penyakit dan juga memulihkan kesehatan
perorangan, kelompok, keluarga dan ataupun publik masyarakat.
Tujuan Pelayanan Kesehatan

Sistem pelayanan kesehatan mempunyai tujuan antara lain yaitu:


 Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatanpelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang
bersifat promosi kesehatan.
 Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah
 Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, pengendalian
kecacatanagar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
 Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatanuntuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna
untuk dirinya danmasyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan secara umum, yaitu:


a. Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service)
Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh perorangan secaramandiri
(self care), dan keluarga (family care) atau kelompok anggotamasyarakat yang
bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkankesehatan perseorangan
dan keluarga. Upaya pelayanan perseorangan tersebutdilaksanakan pada institusi
pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit,klinik bersalin, praktik mandiri.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)
Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok danmasyarakat
yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan Kesehatan yang mengacu pada
tindakan promotif dan preventif. Upaya pelayananmasyarakat tersebut dilaksanakan
pada pusat-pusat kesehatan masyarakattertentu seperti puskesmas.
 
Tenaga Pelayanan Kesehatan
Pihak-pihak yang berhubungan dengan setiap kegiatan pelayanan
kesehatan baikitu di rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun praktek
pribadi, antara lain:
 Dokter adalah orang yang memiliki kewenangan dan izin
sebagaimanamestinya untuk melakukan pelayanan kesehatan, khususnya
memeriksa danmengobati penyakit berdasarkan hukum dan pelayanan di
bidang kesehatan.
 Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam
situasiyang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi
serta salingmemengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-
tiap individu yangbersangkutan.
 Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional
oleh sejumlah praktisi diseluruh dunia.
 Apoteker ialah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apotekerdan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas:
a. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit
pelaksanateknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja
b. Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan
atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter
gigi atau dokter gigi spesialis).
c. Tempat praktik mandiri dokter gigi
d. Tempat praktik mandiri dokter
Praktik perorangan/praktik mandiri adalah praktik swasta yang
dilakukan oleh dokter, baik umum maupun spesialis. Dokter
mempunyai tempat praktik yang diurusnya sendiri, dan biasanya
memiliki jam praktik.
e. Tempat praktik mandiri tenaga kesehatan lain
Balai kesehatan masyarakat (Balkesmas) adalah tempat pelayanan
kesehatan yangdisediakan oleh pihak swasta. Dokter yang bertugas
di balkesmas sama halnyadengan puskesmas.
f. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
rawat darurat. Rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis
pelayanan dan pengelolaannya. Berdasarkanjenis pelayanan yang
diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam Rumah SakitUmum
(RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK).
Pengertian Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Primer

Manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen untuk


mengawasi semua kegiatan dan tugas dalam suatu organisasi
untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang
ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk mencapainya
bersifat konsisten.

Menurut Kemenkes RI, mutu pelayanan kesehatan yang


meliputi kinerja yang menunjukan tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan
kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata
penduduk tetapi juga sesuai dengan standar dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan.
KOMPONEN MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN

Berdasarkan definisi (Komisi Pendidikan Administrasi


Kesehatan Amerika Serikat) ditemukan 5 faktor pokok yang
berperan penting dalam menetukan keberhasilan manajemen
kesehatan, yaitu:

 Masukan (input)
adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan manajemen.
Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari
menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur
serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan
diberikan. Ada 3 macam input, yaitu:
1. Sumber (resources)
Adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam yaitu sumber tenaga,
sumber modal, sumber alamiah
2. Tatacara (prosedures)
Adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki
dan yang diterapkan.
3. Kesanggupan (capacity)
Adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.
 Proses (process)
Adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi
manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen
merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah
semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.

 Keluaran (Output)
Adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen
kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan
(health services). Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan
kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek,
misalnya akhir darikegiatan pemasangan infus, sedangkan
outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan
jangka pendek misalnya plebitis setelah 3x24jam pemasangan
infus. Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
 Sasaran (target group)
Adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan
tersebut ditujukan UKP untuk perseorangan dan UKM untuk masyarakat
(keluarga dan kelompok). Dengan macam-macam sasaran yaitu secara langsung dan
tidak langsung.

 Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output.


Untuk manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat
tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands)
perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.

Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu


pemenuhanya bersifat mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan
oleh masalah kesehatan di masyarakat sedangkan tuntutan kesehatan
(health demands) pada dasarnya bersifat subyektif, karena itu
pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif
dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya
dsb). Tuntutan kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.
Tujuan dari manajemen mutu pelayanan kesehatan adalah untuk
memastikan bahwa semua bagian dalam organisasi bekerja bersama
untuk meningkatkan proses, produk, layanan, dan budaya perusahaan
untuk mencapai keberhasilan jangka panjang yang berasal dari kepuasan
pelanggan.

Manfaat Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan


1. Membantu organisasi mencapai konsistensi yang lebih besar dalam
tugas dan kegiatan yang terlibat dalam produksi produk dan layanan.
2. Meningkatkan efisiensi dalam proses, mengurangi pemborosan dan
meningkatkan penggunaan waktu dan sumber daya lainnya.
3. Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan.

4. Memungkinkan bisnis untuk memasarkan bisnis mereka secara


efektif dan mengeksploitasi pasar baru.
5. Memudahkan bisnis untuk mengintegrasikan karyawan baru dan
dengan demikian membantu bisnis mengelola pertumbuhan dengan
lebih mulus.
6. Memungkinkan bisnis untuk terus meningkatkan produk, proses, dan
sistem mereka.
 
BATASAN MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

1. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien


Pembatasan pertama yang telah disepakati adalah pada derajat kepuasan
pasien. Untuk menghindari adanya subjektivitas individual yang dapat
mempersulit pelaksanan program meenjaga mutu, maka ditetapkan bahwa
ukuran yang dipakai untuk mengukur kepuasan disini bersifat umum yakni
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.

2. Pembatasan pada upaya yang dilakukan


Pembatasan kedua yang telah disepakati pada upaya yang dilakukan dalam
menimbulakan rasa puas pada diri setiap pasien. Untuk melindungi
kepentingan pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang pada umumnya
awam terhadap tindakan kedokteran, ditetapkanlah upaya yang dilakukan
tersebut harus sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi,
bukanlah pelayanan kesehatan yang bermutu. Dengan kata lain dalam
pengetian mutu pelayanan kesehatan tercakup pula kesempurnaan tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan
prifessi yang telah ditetapkannya.
SYARAT POKOK MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
 Tersedia dan berkesinambungan
 Dapat diterima dan wajar

 Mudah dicapai

 Mudah dijangkau

 Bermutu
Indikator Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Indikator yang mengacu pada aspek medis.


2. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat
efisiensi RS.
3. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.
4. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan
pasien.
Kebijakan Dalam Menjamin Mutu Pelayanan
Kesehatan

1. Peningkatan kemampuan dan mutu pelayanan


kesehatan
2. Penetapan dan penerapan berbagai standar dan
pedoman
3. Peningkatan mutu sumber daya manusia
4. Penyelenggaraan quality assurance
5. Percepatan pelaksanaan aktreditasi
6. Peningkatan public
7. Peningkatan kerjasama dan koordinasi
8. Peningkatan peran serta masyarakat
 
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESAHATAN

1. Pelanggan dan harapannya


2. Perbaikan kinerja
3. Proses perbaikan
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Penataan organisasi
2. Regulasi peraturan perundangan
3. Pemantapan jejaring
4. Standarisasi
5. Pengembangan sumber daya manusia
6. Quality Assurance
7. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi
profesi
9. Peningkatan kontrol sosial
Sistem Dan Mekanisme Meningkatkan Mutu
Pelayanan Terus Menerus

Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus,


pilar utamanya terdiri atas hal-hal berikut:
1. Visi manajemen dan komitmen

2. Tanggung jawab

3. Pengukuran umpan balik

4. Pemecahan masalah dan proses perbaikan

5. Komunikasi

6. Pengembangan staf dan pelatihan

7. Keterlibatan tim kesehatan

8. Penghargaan dan pengakuan

9. Keterlibatan dan pemberdayaan staf

10. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan


Dimensi Mutu

The Victorian Government Department of Human Services,


Melbourne, Victoria (2008) dalam buku A guide to using data for
health care quality improvement mendefinisikan mutu sebagai
kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan
layanan maupun produk perawatan kesehatan sesuai dengan yang
diinginkan. Ada Sembilan (9) dimensi mutu dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan, yaitu: efektif, sesuai, aman,
efisien, responsif, dapat diakses, kontinyu, mampu, dan
berkelanjutan.

Beda halnya dengan buku quality of care oleh WHO tahun 2006
bahwa ada enam (6) dimensi mutu dalam pelayanan kesehatan
yaitu: efektif, efisien, dapat diakses, dapat diterima/berfokus pada
pasien, adil, dan aman.
Pengukuran Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Indikator
Merupakan ukuran dari hasil yang diberikan oleh tenaga
profesional berdasarkan bukti ilmiah ataupun consensus dalam
rangka menilai kualitas pelayanan kesehatan sehingga akan
dihasilkan perubahan pelayanan jika pelayanan yang
didapatkan sesuai dengan bukti ilmiah. Pengukuran indikator
dilakukan untuk mengetahui cara kerja sistem (understanding)
dan bagaimana cara meningkatkannya (improved), monitoring
kinerja sistem (performance system), dan tranparansi
(accountability) (Pencheon. 2008)

Jenis inidikator yaitu indikator struktur, indicator proses dan


indicator outcome
2. Kepuasan
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan
apa yang diharapkan. Lebih lanjut Pohan juga menyatakan bahwa kepuasan pasien
dapat diukur dengan indikator sebagai berikut :
 Kepuasan terhadap akses pelayanan kesehatan, hal ini terkait dengan sikap dan
pengetahuan tentang sejauh mana layanan kesehatan tersedia pada waktu dan tempat
saat dibutuhkan, kemudahan memperoleh layanan kesehatan, baik dalam keadaan
biasa atau dalam keadaan gawat darurat serta sejauh mana pasien mengerti bagaimana
sistem layanan kesehatan bekerja dantersedianya layanan keseahatan.
 Kepuasan terhadap mutu pelayanan kesehatan yang dinyatakan melalui sikap
terhadap kompetensi teknis tenaga kesehatan, serta perubahan kesehatan yang
dirasakan pasien dari hasil pelayanan kesehatan.
 Kepuasan terhadap proses pelayanan kesehatan, termasuk hubungan antar manusia
yang ditentukan dengan melakukan pengukuran sejauh mana ketersediaan layananan
di layanan kesehatan menurut pasien, perhatian dan kepedulian tenaga kesehatan,
tingkat kepercayaan dan keyakinan kepada tenaga kesehatan, tingkat pengertian
tenaga kesehatan tentang diagnosis pasien.
 Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan ditentukan dengan fasilitas fisik dan
lingkungan layanan kesehatan, lingkup dan sifat keuntungan dari layanan kesehatan
yang ditawarkan, sistem perjanjian termasuk waktu tunggu, sikap mau menolong,
maupun pemecahan masalah.
Akreditasi Pada Puskesmas
Dalam peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No 46 tahun 2015,
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 39 ayat (5) Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar secara berkesinambungan,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan


berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Akreditasi Puskesmas menilai tiga kelompok pelayanan di
Puskesmas, yaitu:

1. Kelompok Administrasi Manajemen, yang diuraikan dalam Bab I.


Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP), Bab II. Kepemimpinan dan
Manajemen Puskesmas (KMP), dan Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas
(PMP).

2. Kelompok Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), yang diuraikan dalam


Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran (UKMBS),
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
(KMUKM), dan Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat.

3. Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan, yang diuraikan dalam Bab VII.


Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP), Bab VIII. Manajemen
Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dan Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis
dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan
Rumah Sakit

Menurut Herlambang (2016), sesuai dengan peranan yang dimiliki


oleh masing-masing unsur pelayanan kesehatan, standar dalam
program menjaga mutu secara umum dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
1. Standar Persyaratan Minimal
Adalah yang menunjuk kepada keadaan minimal yang harus dipenuhi
untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bermutu,
diantaranya :
 Standar Masukan

Dalam standar masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur


masukan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi tenaga
pelaksana, jenis, jumlah dan spesifikasi pada tenaga pelaksana, serta
jumlah dana (standar tenaga, standar sarana)
 Standar Lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur
lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu garis-garis besar kebijakan,
pola organisasi serta sistem manajemen yang harus dipenuhi oleh
setiap pelaksana pelayanan (standar organisasi dan manajemen)
 Standar Proses

Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses


yang harus dilakukan untuk dapat menyelenggaran pelayanan
kesehatan yang bermutu yaitu tindakan medis dan tindakan
nonmedis pelayanan kesehatan (standar tindakan)
 Standar Penampilan Minimal

Standar penampilan minimal adalah yang menunjuk kepada


penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar
ini, karena menunjuk kepada unsur keluaran, disebut dengan nama
standar keluaran atau standar penampilan.
Menurut Azwar (1996) dalam Herlambang (2016),
menyatakan bahwa syarat pokok dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu adalah:
1. Tersedia dan berkesinambungan

2. Dapat diterima dan wajar

3. Mudah dicapai

4. Mudah dijangkau

5. Bermutu
KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan sistem kesahatan, yakni peningkatan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya, maka manajemen kesehatan tidak dapat disamakan
dengan manajemen niaga yang lebih berorientasi pada upaya mencari
keuntungan berupa uang untuk pemilik perusahaan (profit oriented)
melainkan manajemen kesehatan berorientasi memberikan manfaat pelayanan
secara optimal pada masyarakat (benefit oriented) oleh karena organisasi
kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan umum.
Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi dalam

manajemen perusahaan yaitu Fungsi perencanaan (Planning), Fungsi


pengorganisasian (Organizing), Fungsi pelaksanaan dan pembimbingan
(Actuating), Fungsi pengawasan (Controlling), dan Fungsi evaluasi
(Evaluation).
Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan

di Indonesia, seperti Kantor Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan di


daerah, Rumah Sakit, dan Puskesmas, dan jajarannya. Untuk memahami
penerapan manajemen kesehatan di Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, dan
Puskesmas perlu dilakukan kajian proses penyusunan rencana tahunan
Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan di daerah. Khusus untuk tingkat
Puskesmas, penerapan manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang
disusun setiap lima tahunan.
 Berbicara tentang mutu pelayanan maka tidak luput dari
berbicara tentang kepuasan setiap orang dalam menerima
pelayanan kesehatan, maka pembahasan tentang kepuasan
pasien yang dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan
mengenal paling tidak dua pembatasan yaitu pembatasan pada
derajat kepuasan pasien dan pembatasan pada upaya yang
dilakukan
 Dengan menajemen yang baik, maka pelayanan kesehatan
akan memberikan pelayanan yang dinilai bermutu sesuai
dengan kriteria penilaian pelayanan kesehatan. Mutu yang baik
harus selalu berkesinambungan dan terus ditingkatkan
sehingga memberikan kepuasan kepada masyarakat.
 Evalusi juga dibutuhkan dalam mencapai mutu yang baik,
dimana evalusi ini disarankan diambil berdasarkan impact atau
hasil akhir dari menajemen pelayanan mutu itu sendiri
sehingga bisa menjadi masukan dalam peningkatan pelayanan
kesehatan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai