93
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
Seorang administrator kesehatan harus mampu membuat perencanaan
kesehatan yang dapat meyakinkan pimpinan daerah untuk menyediakan
alokasi dana anggaran kesehatan yang cukup. Hal ini berarti seorang
administrator kesehatan bersama Kepala Dinas Kesehatan harus mampu
melaksanakan advokasi tentang pentingnya pembangunan kesehatan untuk
kelangsungan pembangunan di daerah. Seorang administrator kesehatan
harus pandai meyakinkan DPRD akan pentingnya anggaran kesehatan yang
memadai agar program-program kesehatan dapat berjalan dengan baik dan
berkesinambungan. Seorang administrator kesehatan harus bisa melihat
peluang dan memprioritaskan program-program kesehatan spesifik
daerah,punya daya ungkit yang tinggi yang dapat membuat masyarakat
dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
1. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Tujuan
Program ini bertujuan memberdayakan individu, keluarga, dan
masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM).
B. Sasaran
1) Terwujudnya komitmen semua unsur/stakeholders
pembangunan kesehatan di semua tingkat akan pentingnya
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
2) Terselenggaranya promosi kesehatan berskala nasional dalam
rangka pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan PHBS.
3) Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat menjadi 60%.
C. Kebijakan pelaksanaan
1) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan
untuk meningkatkan kepedulian para pengambil kebijakan, tokoh
masyarakat dan masyarakat untuk mengembangkan Desa Siaga,
Puskesmas dan jaringannya,serta sarana kesehatan lainnya.
2) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan
untuk mengembangkan UKBM.
3) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ber-PHBS dan gizi
(keluarga sadar gizi), serta memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu.
4)Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan
untuk mendukung KIA, Pengendalian Penyakit
100
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
101
danPenyehatan Lingkungan, serta Pemeliharaan
Kesehatan.
5)Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan
untuk memberdayakan masyarakat dalam kesiap-siagaan dan
penanganan masalah darurat kesehatan.
6) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan
untuk mengembangkan jejaring promosi kesehatan bagi petugas
kesehatan dan masyarakat tentang sediaan farmasi, makanan, dan
perbekalan kesehatan yang memenuhi syarat.
7) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan
untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
ibu dani anak, pencegahan penyakit,dan kesehatan lingkungan.
8) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan
untuk mengembangkan kemitraan dalam upaya kesehatan.
9) Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan
dengan strategi pemberdayaan/penggerakkan masyarakat yang
didukung oleh bina suasana dan advokasi.
102
C. Kebijakan pelaksanaan
1) Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran,
membangun komitmen, dan menjadi bagian integral pembangunan
kesehatan dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan
produktif terutama bagi masyarakat rentan dan miskin hingga ke desa.
2) Pengendalian lingkungan sehat diselenggarakan melalui
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat, serta
pengendalian faktor risiko baik di perkotaan dan di perdesaan.
3) Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mengembangkan
dan memperkuat jejaring surveilans epidemiologi faktor risiko dengan
fokus pemantauan wilayah setempat dan kewaspadaan dini dengan
keterlibatan semua stakeholders termasuk partisipasi masyarakat di
desa.
4) Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mengembangkan
sentra rujukan kesehatan lingkungan,sentra.pelatihan
penanggulangan faktor risiko, sentra regional untuk kesiapsiagaan
penanggulangan faktor risiko KLB/wabahdan bencana termasuk
peningkatan
103
kemampuan petugas dan masyarakat melalui klinik sanitasi
di Puskesmas.
5)Pengendalian lingkungan sehat diarahkan utuk memantapkan
jejaring lintas program, lintas sektor, serta kemitraan dengan
masyarakat termasuk swasta dalam percepatan program
lingkungan sehat melalui pertukaran informasi, pelatihan,
pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pemanfaatan sumberdaya
lainnya.
6) Pengendalian lingkungan sehat dilakukan melalui penyusunan,
review dan sosialiasi, serta advokasi produk hukum, baik di pusat
maupun di daerah.
7) Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk meningkatkan
profesionalisme sumberdaya manusia di bidang kesehatan
lingkungan yang secara fungsional merupakan sumberdaya inti
dalam pengelolaan dan penyelenggaraan program lingkungan
sehat.
8) Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk menyiapkan,
pengadaan, dan distribusi kebutuhan alat,bahan, dan reagen untuk
pengendalian faktor risiko guna mendukung penyelenggaraan
program lingkungan sehat hingga ke desa.
9) Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk meningkatkan
cakupan,jangkauan, dan pemerataan pengendalian faktor risiko
secara berkualitas hingga ke desa.
104
105
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
c) Membangun/memantapkan jejaring kerja
dan.melakukan koordinasi secara berjenjang dan
berkesinambungan;
d)Melakukan pemantauan, penilaian. pencatatan,pelaporan,
bimbingan teknis, dan monitoring;
e) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi
aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang bersifat TOT
atau sangat spesifik/teknis pemeliharaan dan pengawasan
kualitas lingkungan melalui kerjasama dengan institusi terkait
untuk mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan
masyarakat dalam melakukan pengendalian faktor risiko
secara berjenjang hingga ke desa;
Melakukan penyusunan perencanaan dan penganggaran
untuk kebutuhan pemeliharaan dan pengawasan kualitas
lingkungan hingga kesiapan masyarakat di desa untuk mampu
berpartisipasi dalam mencegah dan menanggulangi faktor risiko;
g)Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional
pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
h) Meningkatkan dan memantapkan kesiapan Desa Siaga
dalam pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
melalui berbagai kegiatan, yaitu: melakukan review,
revitalisasi, pembinaan, dan evaluasi secara berjenjang
dengan sasaran prioritas Pustu, Polindes,dan kegiatan yang
dikelola oleh masyarakat; dan
i)Menyelenggarakan bantuan teknis untuk kesiapsiagaan dan
penanggulangan permasalahan kesehatan lingkungan pada
situasi darurat (KLB/wabah, keracunan,bencana, dan
pengungsian).
3) Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
a) Melakukan penyusunan, review, revitalisasi,
adopsi,adaptasi, dan implementasi kebijakan,
peraturan,standar, dan juklak/juknis pengendalian dampak
risiko pencemaran lingkungan;
106
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
b) Advokasi dan sosialisasi kebijakan, peraturan, standar,dan
juklak/juknis pengendalian dampakrisiko pencemaran lingkungan
kepada stakeholders;
c) Membangun/memantapkan jejaring kerja dan melakukan
koordinasi secara berjenjang dan berkesinambungan;
d) Melakukan pemantauan, penilaian, pencatatan,pelaporan,
bimbingan teknis, dan monitoring;
e) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek
teknis, manajemen, dan administrasi yang bersifat TOT atau sangat
spesifik/teknis pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk mendorong dan
menyiapkan kemampuan petugas dan masyarakat dalam melakukan
pengendalian faktor risiko secara berjenjang hingga ke desa;
f)Melakukan penyusunan perencanaan dan penganggaran
untuk kebutuhan pengendalian dampak risiko pencemaran
lingkungan hingga kesiapan masyarakat di desa untuk mampu
berpartisipasi dalam mencegah dan menanggulangi faktor risiko;
g) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional
pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan;dan
h)Meningkatkan dan memantapkan kesiapan Desa Siaga dalam
pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan melalui
berbagai kegiatan yaitu: melakukan review, revitalisasi, pembinaan,
dan evaluasi secara berjenjang dengan sasaran prioritas Pustu,
Polindes,dan kegiatan yang dikelola oleh masyarakat.
4) Pengembangan wilayah sehat
a) Melakukan penyusunan, review, revitalisasi, adopsi,adaptasi,
dan implementasi kebijakan, peraturan,standar, dan
juklak/juknis pengembangan wilayah sehat;
b) Advokasi dan sosialisasi kebijakan, peraturan, standar,dan
juklak/juknis pengembangan wilayah sehat kepada
stakeholders;
107
RIMBEI NORITA EDUCA C
c) Membangun/memantapkan Jejaring kerja
pengembangan wilayah sehat dan melakukan koordinasi
secara berjenjang dan berkesinambungan;
d) Melakukan pemantauan, penilalan,
pencatatan,pelaporan, bimbingan teknis, dan monitoring
kegiatan pengembangan wilayah sehat dalam pelaksanaan
dan pencapaian program/keglatan:
e) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi
aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang bersifat
TOT atau sangat spesifik/teknis pengembangan wilayah
sehat melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk
mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan
masyarakat dalam melakukan pengendalian faktor risiko
secara berjenjang hingga ke desa;
Melakukan penyusunan perencanaan dan
penganggaran untuk kebutuhan pengembangan wilayah
sehat hingga kesiapan masyarakat di desa untuk mampu
berpartisipasi dalam mencegah dan menanggulangi faktor
risiko;
g) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional
pengembangan wilayah sehat; dan
h) Meningkatkan dan memantapkan kesiapan Desa Siaga
dalam pengembangan wilayah sehat melalui berbagai
kegiatan, yaitu: melakukan review, revitalisasi,pembinaan,
dan evaluasi secara berjenjang dengan sasaran prioritas
Pustu, Polindes, dan kegiatan yang dikelola oleh
masyarakat.
B. Sasaran
1) Cakupan rawat jalan sebesar 15%.
2) Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menjadi 90%.
3) Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K4) 90%,cakupan
kunjungan neonatus (KN2) menjadi 90%, dan cakupan kunjungan
bayi menjadi 90%.
4) Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar bagi Gakin secara
cuma-cuma di Puskesmas sebesar 100%.
5) Meningkatnya persentasi Posyandu Purnama Mandiri menjadi
40%.
6)Tersedia dan beroperasinya Pos Kesehatan Desa di 36.000desa.
C.Kebijakan pelaksanaan
1) Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
fisik,kinerja, dan fungsi Puskesmas serta jaringannya sebagai
penanggungjawab kesehatan di wilayah kerjanya.
2) Upaya kesehatan masyarakat diarahkanuntuk meningkatkan
manajemen dan pemanfaatan data Puskesmas serta fasilitas
pelayanan kesehatan masyarakat lainnya.
3) Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk menyediakan
pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif,terintegrasi dan
bermutu terutama bagi bayi, anak, ibu hamil, kelompok masyarakat
risiko tinggi termasuk pekerja rentan, dan usia lanjut.
4) Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
dan memberdayakan Puskesmas dan jaringannya dalam pelayanan
kesehatan luar gedung.
109
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
5) Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk membina dan
meningkatkan UKBM sebagai bagian dari Desa Siaga.
6) Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
sistem rujukan upaya kesehatan masyarakat.
7) Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
kewaspadaan dini dalam upaya kesehatan ibu dan anak oleh
masyarakat dan petugas kesehatan.
8) Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Puskesmas dan
jaringannya.
)Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan Puskesmas di daerah terpencil, tertinggal, dan
perbatasan.
10) Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
kesehatan kerja utamanya pada sektor informal.
111
RIMREINO UA CT
d) Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan di bidang
upaya kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan komunitas,
kesehatan kerja, dan penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat; dan
e) Mengembangkan kesehaian masyarakat di daerah
terpencil,perbatasan, kepulauan, dan tertinggal.
5) Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan:
a) Menyelenggarakan dukungan
administrasi,manajemen,dan sumberdaya program upaya
kesehatan masyarakat; dan
b) Mendukung operasionalisasi Puskesmas, UPT
Kesmas,UKBM termasuk Pos Kesehatan Desa dan inovasi
pelayanan kesehatan masyarakat (daerah
terpencil,perbatasan, kepulauan, dan tertinggal).
B. Sasaran
1) Cakupan rawat inap sebesar 1,5%.
2) Jumlah rumah sakit yang melaksanakan pelayanan gawat
darurat sebesar 90%, jumlah rumah sakit.yang melaksanakan
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
sebesar 75%, dan jumlah rumah sakit yang terakreditasi sebanyak
75%.
3) Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi Gakin di kelas III
rumah sakit sebesar 100%.
112
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
C.Kebijakan pelaksanaan
1)Upayakesehatan perorangan diarahkan untuk meningkatkan
sistem rujukan upaya kesehatan perorangan dan mengembangkan
RS Kabupaten/Kota sebagai pusat rujukan safe community.
2) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk menyediakan
sarana dan prasarana pelayanan medik yang memadai dan merata
termasuk daerah terpencil dan perbatasan
3) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk mengem-bangkan
pelayanan medik mobilitas berbasis rumah sakit.
4) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk mengembang-kan
dan peningkatan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di RS Kabupaten/Kota.
5) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk mengembang-kan
RS Sayang Ibu dan Sayang Bayi di seluruh rumah sakit.
6) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk mengembang-kan
dan penerapan standar pelayanan kedokteran, keperawatan dan
penunjang medik lainnya di sarana kesehatan lainnya.
7) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk menerapkan
akreditasi RS dan sarana kesehatan lainnya.
8) Upaya kesehatanperorangan diarahkan untuk mengembang-kan
pelayanan medik sub-spesialistik di RS Pendidikan.
9) Upayakesehatan perorangan diarahkan untuk mengembang-kan
EWORS dan Laboratory Emerging Infectious Diseases (LEID) di rumah
sakit.
10) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
11) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk mengembangkan
jaminan keselamatan pasien (patient safety assurance) di rumah
sakit.
12) Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk
mengembangkan SIMRS sampai kabupaten/kota dengan
113
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
menggunakan website Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik.
114
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
rangka memenuhi standar kelas RS; (5) Bimbingan teknis sarana
dan prasarana RS serta sarana Gawat Darurat Pra-RS dan RS;
dan (6) Monitoring dan evaluasi perbaikan sarana dan
prasarana RS.
4) Pengadaan obat dan perbekalan RS: (1) Pengadaan peralatan
kesehatan dan penunjang untuk RS Vertikal, serta laboratorium
kesehatan; (2) Fasilitasi pengadaan peralatan RS Daerah; dan (3)
Bimtek pengadaan peralatan di RS.
5) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan: (1) Menyusun
kebijakan peningkatan pelayanan kesehatan rujukan Upaya
Kesehatan Perorangan di RS dan Labkes; (2) Menyusun standar,
pedoman dan peta/pola pelayanan kesehatan rujukan; (3)
Menyusun Grand Design Safe Community(SC);(4) Meningkatkan
upaya jangkauan kualitas dan citra pelayanan kesehatan rujukan di
fasilitas pelayanan kesehatan; (5) Menyusun sistem rujukan dalam
peningkatan jejaring pelayanan medik termasuk jejaring rujukan
medik pada kegawatdaruratan; (6) Peningkatan pelayanan,kualitas
dan jejaring Labkes; (7) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
rujukan melalui sosialisasi dan advokasi akreditasi RS dan sarana
kesehatan lainnya; (8)Pengembangan dan pemenuhan sumberdaya
manusia termasuk pendidikan dokter spesialis berbasis
kompetensi;(9) Penapisan teknologi dan pengembangan pelayanan
unggulan serta pelayanan kedokteran komplementer dan alternatif;
(10) Bimbingan teknis dan pelatihan tenaga kesehatan di sarana
kesehatan dan pengembangan sistem pelayanan darah
(pel.manajemen keperawatan); (11)Bimbingan teknis, monitoring,
dan evaluasi pelayanan gawat darurat pra-RS dan RS, Pedoman kerja
Brigade Siaga Bencana (BSB), pengembangan model Safe
Community,Disaster Victims Identification (DVI), penatalaksanaan
DBD,penyakit tropik dan infeksi. serta hospital disaster
preparedness; (12) Pengembangan pelayanan gawat darurat (safe
community) di desa; (13) Pemberian dukungan psikososial dan
penguatan kapasitas organisasi kemasyarakatan dalam pelayanan
kesehatan jiwa di desa;(14)Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
rencana induk
115
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
Administrator Kesehatan dan manajemen informasi kesehatan di
RS; (15) Bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi peningkatan
pelayanan kesehatan rujukan termasuk pelayanan PONEK; (16)
Bimbingan teknis,advokasi, sosialisasi, informasi kesehatan/RS,
SPGDT/SC,Humas dan pelaksanaan pelayanan medik dan Gigi
Dasar;dan (17) Pengembangan sistem Informasi RS secara
elektronik.
6) Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga: (1)Menyusun
kebijakan praktik kedokteran keluarga; (2)Menyusun pedoman
pengembangan kedokteran keluarga;(3) Menyusun standar
akreditasi kedokteran keluarga;(4)Bimbingan teknis, monitoring,
dan evaluasi penerapan kebijakan praktik kedokteran keluarga; dan
(5) Advokasi,sosialisasi, dan uji coba pengembangan Pelayanan
Dokter Keluarga.
7) Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan: (1)Menyusun
rencana jangka panjang,jangka menengah,dan rencana kerja
tahunan upaya kesehatan perorangan/pelayanan medik; (2)
Menyusun dan sosialisasi kebijakan pemberlakuan perundang-
undangan di bidang pelayanan medik dan kegiatan
penunjangnya/manajemen;(3) Menyusun perencanaan dan
perhitungan anggaran UPT pelayanan medik; (4) Asistensi
pelaksanaan anggaran subsidi; (5) Peningkatan kemampuan tenaga.
di bidang manajemen pelayanan medik; (6) Evaluasi kinerja program
dan keuangan upaya kesehatan perorangan/pelayanan medik; (7)
Implementasi sistem akuntansi keuangan RS; (8)Penyusunan
laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Ditjen Yan
Medik; (9) Menyusun dan sosialisasi berbagai pedoman manajemen
upaya kesehatan perorangan/pelayanan medik; (10) Penataan
organisasi RS dan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik; dan (11) Dukungan operasional dan administrasi
kantor pusat, RS, dan UPT Vertikal.
8) Peningkatan Peran Serta Sektor Swasta dalam UKP: (1)Menyusun
kebijakan peningkatan peran serta sektor swasta
116
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
dalam penyelenggaraan RS dan sarana pelayanan medik dasar serta
spesialistik; (2) Menyusun kebijakan dan bimbingan teknis serta
sosialisasi peran serta swasta pada SPGDT/SC dan kewaspadaan dini
serta penanggulangan bencana; (3) Menyusun pedoman kerja sama
perumahsakitan; dan (4) Sosialisasi pedoman kemitraan Humas di
lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik dengan LSM.
B. Sasaran
1) Persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI)
sebesar 98%.
117
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
C. Kebijakan pelaksanaan
1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
mendorong peran, membangun komitmen, dan menjadi bagian
integral pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusia
Indonesia yang sehat dan produktif terutama bagi masyarakat
rentan dan miskin hingga ke desa.
2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diselenggarakan
melalui penatalaksanaan kasus secara cepat dan
tepat,imunisasi, peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat,serta pengendalian faktor risiko baik di perkotaan dan di
perdesaan.
3) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans
epidemiologi dengan fokus pemantauan wilayah setempat dan
kewaspadaan dini, guna mengantisipasi ancaman penyebaran
penyakit antar daerah maupun antar negara yang melibatkan
masyarakat hingga ke desa.
4) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
mengembangkan sentra rujukan penyakit, sentra pelatihan
penanggulangan penyakit, sentra regional untuk
118
121
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
ke desa termasuk kerjasama dengan luar negeri;(4)Melakukan
pemantauan, penilaian, pencatatan,pelaporan,bimbingan teknis,
dan monitoring pelaksanaan peningkatan imunisasi secara
berjenjang hingga ke desa; (5)Memfasilitasi pendidikan dan
pelatihan petugas meliputi aspek teknis, manajemen, dan
administrasi yang sifatnya TOT atau sangat spesifik/teknis
peningkatan imunisasi melalui kerjasama dengan institusi terkait
untuk mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan
masyarakat secara berjenjang hingga ke desa; (6) Melakukan
penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk kebutuhan
peningkatan imunisasi hingga tercapai kondisi kesiapan
masyarakat di desa; dan (7) Meningkatkan dukungan administrasi
dan operasional peningkatan imunisasi termasuk melakukan
kegiatan-kegiatan inovasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3) Penemuan dan tatalaksana penderita: (1) Melakukan penyusunan,
review, revitalisasi, adopsi, adaptasi, dan implementasi kebijakan,
peraturan, standar, dan juklak/juknis penemuan dan tatalaksana
penderita hingga di desa; (2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan,
peraturan,standar, dan juklak/juknis penemuan dan tatalaksana
penderita penyakit kepada stakeholders secara berjenjang hingga ke
desa; (3) Membangun/memantapkan jejaring kerja penemuan dan
tatalaksana penderita serta melakukan koordinasi secara berjenjang
dan berkesinambungan mulai dari pusat hingga ke desa termasuk
kerjasama dengan luar negeri; (4) Melakukan pemantauan, penilaian,
pencatatan,pelaporan, bimbingan teknis, dan monitoring pelaksanaan
penemuan dan tatalaksana penderita secara berjenjang hingga ke
desa; (5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi
aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang sifatnya TOT atau
sangat spesifik/teknis penemuan dan tatalaksana penderita melalui
kerjasama dengan institusi terkait untuk mendorong dan menyiapkan
kemampuan petugas dan masyarakat secara berjenjang hingga ke
desa; (6) Melakukan penyusunan perencanaan dan penganggaran
untuk kebutuhan penemuan dan
tatalaksana penderita hingga tercapai kondisi kesiapan masyarakat
di desa; dan (7) Meningkatkan dukungan administrasi dan
operasional penemuan dan tatalaksana penderita, termasuk
melakukan kegiatan-kegiatan inovasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah:
(1) Melakukan penyusunan, review, revitalisasi,adopsi, adaptasi, dan
implementasi kebijakan, peraturan,standar, dan juklak/juknis
peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
hingga di desa;(2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan, peraturan,
standar,dan juklak/juknis peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan wabah penyakit kepada stakeholders secara
berjenjang hingga ke desa; (3)Membangun/memantapkan jejaring
kerja peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan
wabah serta melakukankoordinasi secara berjenjang dan
berkesinambungan mulai dari pusat hingga ke desa termasuk
kerjasama dengan luar negeri; (4) Melakukan pemantauan,
penilaian, pencatatan, pelaporan, bimbingan teknis, dan monitoring
pelaksanaan peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan wabah secara berjenjang hingga ke desa; (5)
Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek
teknis, manajemen, dan administrasi yang sifatnya TOT atau sangat
spesifik/teknis peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan wabah melalui kerjasama dengan institusi terkait
untuk mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan
masyarakat secara berjenjang hingga ke desa; (6) Melakukan
penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk kebutuhan
peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
hingga tercapai kondisi kesiapan masyarakat di desa;dan (7)
Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional peningkatan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah termasuk
melakukan kegiatan-kegiatan inovasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
122
pinun -
5) Peningkatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)pencegahan
dan pemberantasan penyakit: (1) Melakukan penyusunan, review,
revitalisasi, adopsi, adaptasi, dan implementasi kebijakan, peraturan,
standar, dan juklak/juknis peningkatan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit hingga di
desa; (2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan,peraturan, standar, dan
juklak/juknis peningkatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit penyakit kepada
stakeholders secara berjenjang hingga ke desa;
(3)Membangun/memantapkan jejaring kerja pening-katan
Komunikasi,Informasi, dan Edukasi (KIE) pencegahani dan
pemberantasan penyakit serta melakukan koordinasi secara
berjenjang dan berkesinambungan mulai dari pusat hingga ke desa
termasuk kerjasama dengan luar negeri; (4)Melakukan pemantauan,
penilaian, pencatatan, pelaporan,bimbingan teknis, dan monitoring
pelaksanaan peningkatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KiE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit secara berjenjang hingga ke
desa;(5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi
aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang sifatnya TOT atau
sangat spesifik/teknis peningkatan Komunikasi,Informasi, dan Edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit melalui kerjasama
dengan institusi terkait untuk mendorong dan menyiapkan
kemampuan petugas dan masyarakat secara berjenjang hingga ke
desa;(6) Melakukan penyusunan perencanaan dan penganggaran
untuk kebutuhan peningkatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit hingga tercapai
kondisi kesiapan masyarakat di desa; dan (7) Meningkatkan dukungan
administrasi dan operasional peningkatan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE)pencegahan dan pemberantasan penyakit, termasuk
melakukan kegiatan-kegiatan inovasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
123
RIMBEL NORITA EDUCA CENTER
E. Contoh kegiatan pelayanan administrasi kesehatan untuk
mendukung upaya kesehatan peorangan yang dapat diakukan :
1) Menyusun Kerangka Acuan.
2) Membuat notulen rapat-rapat persiapan kegiatan.
3) Membantu mengolah data.
4) Membuat draft peraturan daerah (Perda).
5) Menyusun laporan akhir kegiatan.
B. Sasaran
1)Mencegah meningkatnya prevalensi kegemukan pada Balita
menjadi setinggi-tingginya 5%, pada anak sekolah dan orang
dewasa menjadi setinggi-tingginya 10%.
2) Meningkatnya cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet
Fe menjadi 80%.
3) Menurunnya prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil dan
ibu nifas menjadi 40%.
4)Meningkatnya cakupan ASI eksklusif menjadi 80%.
5) Meningkatnya cakupan Balita yang mendapatkan Vit A
menjadi 80%.
C. Kebijakan pelaksanaan
1) Perbaikan gizi masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
pelaksanaan gerakan keluarga sadar gizi.
2) Perbaikan gizi masyarakat diarahkan untuk meningkatkan
promosi ASI eksklusif.
3) Perbaikan gizi masyarakat diarahkan untuk menyediakan
suplementasi zat gizi.
4) Perbaikan gizi masyarakat diarahkan untuk memantapkan
dan menerapkan sistem kewaspadaan dini dan kejadian luar
biasa masalah gizi secara berhasil-guna dan berdaya-guna.
124
niuonie nuo--
D. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1) Peningkatan pendidikan gizi: (1) Melaksanakan pembinaan dan
peningkatan kemampuan petugas dalam program perbaikan gizi; (2)
Melaksanakan pengembangan sumberdaya tenaga gizi; (3)
Menyiapkan kerangka kebijakan dan menyusun pedoman
peningkatan pemberian ASI; (4)Menyiapkan materi dan menyusun
perencanaan kebutuhan upaya peningkatan pemberian ASI.
2) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi,
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya:(1)MenyusuIn kerangka kebijakan
perbaikan gizi masyarakat;(2) Menyiapkan materi dan menyusun
petunjuk teknis dan pedoman penanggulangan gizi kurang; (3)
Melaksanakan pemberian makanan tambahan kelompok rawan gizi;
(4)Melaksanakan suplementasi obat program gizi;(5)Memfasilitasi
pemantauan dan promosi pertumbuhan Balita;(6) Mengembangkan
program gizi mikro; (7)Mengembangkan standar pelayanan gizi
klinis; dan (8)Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional
program.
3) Penanggulangan gizi lebih: (1) Menyusun strategi nasional dan
melaksanakan sosialisasi peningkatan gizi seimbang,aktivitas fisik
dan kesehatan; (2) Menyusun pedoman penerapan gizi seimbang,
aktivitas fisik, dan kesehatan; dan (3) Mengembangkan perangkat
lunak standar dan materi konseling gizi.
4) Peningkatan surveilans gizi: (1) Mengembangkan jejaring dan
melaksanakan pemantauan status gizi; (2)Mengembangkan dan
meningkatkan surveilans gizi; (3)Mengembangkan jejaring informasi
gizi; dan (4)Mengadakan materi dan menyelenggarakan advokasi
dan sosialisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).
sadar gizi: (1) Memfasilitasi upaya revitalisasi Posyandu;
(2)Memfasilitasi upaya pemberdayaan keluarga; dan
(3)Melaksanakan kampanye keluarga sadar gizi.
125
PIMBEI NORITAUCA CENTCR
E. Contoh kegiatan pelayanan administrasi kesehatan untuk
mendukung Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang dapat
dilakukan:
1) Menyusun Kerangka Acuan.
2) Membuat notulen rapat-rapat persiapan kegiatan.
3) Membantu mengolah data.
4) Membuat draft peraturan daerah (Perda).
5) Menyusun laporan akhir kegiatan.
B. Sasaran
Tersedianya SDM kesehatan yang didistribusikan secara adil
dan merata, serta dimanfaatkan secara berhasil-guna dan
berdaya-guna.
·Rasio dokter dengan penduduk 24 : 100.000
·Rasio bidan dengan penduduk 100 : 100.000
·Rasio perawat dengan penduduk 158 : 100.000
·Puskesmas yang memiliki tenaga dokter : 80%
· Rasio apoteker dengan penduduk 9 :100.000
·Rasio sarjana kesmas dengan penduduk 35:100.000
·Tersedianya satu orang tenaga bidan, di setiap desa siaga.
C. Kebijakan pelaksanaan
1) Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
menyiapkan kebijakan, pedoman, dan perundang-undangan yang
berkaitan dengan PPSDM Kesehatan.
2) Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
advokasi dan sosialisasi kebijakan, pedoman, dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan PPSDM Kesehatan.
126
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
3) Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
mengadakan, merencanakan, dan mendayagunakan SDM
Kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan termasuk di desa
siaga.
4) Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
mengembangkan sistem perencanaan dan
pendayagunaan SDM Kesehatan.
5) Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
mengembangkan kemitraan dengan lembaga pemerintah,lembaga
non pemerintah termasuk swasta dalam PPSDM Kesehatan.
6) Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
mengembangkan sistem pemberdayaan profesi kesehatan.
7) Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
mengembangkan sistem informasi pendidikan dan pelatihan serta
manajemen SDM Kesehatan.
8) Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas Bapelkes nasional dan daerah,termasuk
pembentukan Bapelkes regional dalam pengelolaan pendidikan dan
pelatihan SDM Kesehatan.
9)1Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan manajemen PPSDM Kesehatan.
127
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
kesehatan; (1) Pengembangan SDM Kesehatan dalam
pelatihan tenaga kesehatan; (2) Pengembangan manajemen
pelatihan; (3) Pengembangan metode dan teknologi
pelatihan; (4) Pengendalian mutu pelatihan;
(5)Pengembangan sumberdaya pelatihan;
(6)Penyelenggaraan pelatihan di Bapelkes;
(7)Pengembangan manajemen pendidikan tenaga
kesehatan; (8) Pengembangan kurikulum dan sistem PBM
pendidikan tenaga kesehatan; (9) Peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan tenaga kesehatan; (10)Pengendalian
mutu pendidikan tenaga kesehatan; (11)Penyelenggaraan
pendidikan tenaga kesehatan di institusi penyelenggara
pendidikan tenaga kesehatan; (12)Pengembangan dan
pemberdayaan SDM pendidikan tenaga kesehatan;
dan(13)Penyelenggaraan administrasi dan dukungan
operasional program pendidikan tenaga kesehatan, serta
pelatihan.
3) Pembinaan tenaga kesehatan termasuk pengembangan karir
tenaga kesehatan; (1) Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan,
terutama untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya, serta rumah sakit kabupaten/kota; (2) Pengendalian
mutu dan standarisasi kompetensi tenaga kesehatan; (3)
Melaksanakan pembinaan dan pengelolaan sistem karir tenaga
kesehatan; dan (4) Penyelenggaraan administrasi dan dukungan
operasional program PPSDM Kesehatan.
4) Penyusunan standar kompetensi dan regulasi profesi
kesehatan: (1) Peningkatan kemandirian organisasi profesi; (2)
Pemberdayaan tenaga kesehatan Indonesia ke luar negeri; (3)
Memfasilitasi pembentukan dan pembinaan konsil; dan (4)
Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional
program pemberdayaan profesi dan tenaga kesehatan luar
negeri.
B. Sasaran
1) Ketersediaan obat esensial-generik di sarana pelayanan
kesehatan menjadi 95%.
2) Anggaran untuk obat esensial generik di sektor publik setara
dengan 2 USD/kapita/tahun.
C. Kebijakan pelaksanaan
1) Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas sarana pelayanan kefarmasian sampai
tingkat desa.
2) Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas sarana produksi dan distribusi sediaan
farmasi dan alat kesehatan.
3) Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan,
khususnya di sektor publik yang lengkap jenis,jumlah cukup dan
mudah diperoleh setiap saat dengan harga terjangkau dan
kualitas terjamin.
4) Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk
melaksanakan perizinan dalam rangka perlindungan terhadap
penggunaan obat dan perbekalan kesehatan yang tidak
memenuhi standar mutu, keamanan, dan kemanfaatan.
5) Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk
menyelenggarakan pelayanan farmasi yang
129
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
berkualitas melalui penerapan jabatan fungsional apoteker
dan asisten apoteker serta pelaksanaan pendidikan
berkelanjutan.
6) Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk
menyelenggarakan pembinaan, advokasi, dan promosi
penggunaan obat rasional.
7) Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan pelaksanaan harmonisasi standar bidang
kefarmasian dan alat kesehatan dengan standar regional maupun
internasional.
131
j) Memfasilitasi dan memantau pelaksanaan kebijakan obat
generik;
130
131
k) Mendorong pengembangan produksi dalam negeri;
I) Meningkatkan cara pengadaan obat yang baik (good procurement
practices) dan efisiensi pengadaan obat;
m) Menjamin ketersediaan dan mencegah penyalahgunaan narkotik
dan psikotropik;
n) Melaksanakan dan memonitor regulasi di bidang obat dan
perbekalan kesehatan secara efektif; dan
o) Meningkatkan sistem manajemen dan pertukaran informasi di
bidang obat dan perbekalan kesehatan.
2) Menjamin obat dan perbekalan kesehatan memenuhi persyaratan
mutu, keamanan dan kemanfaatan;
a) Menyusun, menerapkan, dan memutakhirkan kebijakan
peningkatan mutu, keamanan dan kemanfaatan obat dan
perbekalan kesehatan;
b) Melindungi aspek kesehatan masyarakat dengan
mempertimbangkan kesepakatan internasional,regional, dan
bilateral;
c) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam bidang
produksi dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan;
d) Meningkatkan sistem jaminan mutu di bidang obat dan
perbekalan kesehatan;
e) Melaksanakan post-marketing surveillance mengenai keamanan
obat dan perbekalan;
f) Memantau dan mencegah peredaran obat-obat substandar dan
obat palsu; dan
g) Memonitor dan meningkatkan harmonisasi regulasi,serta
mengembangkan networking dalam peningkatan mutu, keamanan,
dan kemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan.
3) Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan farmasi rumah
sakit:
a) Menyusun, menerapkan, dan memutakhirkan kebijakan
peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan farmasi rumah
sakit;
b) Melindungi aspek kesehatan masyarakat dengan
mempertimbangkan kesepakatan internasional,regional, dan
bilateral;
c) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia
kefarmasian melalui pelaksanaan jabatan fungsional apoteker
dan asisten apoteker;
d) Menjamin akses terhadap obat esensial sebagai hak asasi
manusia;
e) Menerapkan etik profesi dan mengimplementasikan
praktik anti-korupsi dalam sektor kefarmasian;
t) Mengintegrasikan obat tradisional/komplementer dan
alternatif yang memenuhi syarat ke dalam pelayanan farmasi
komunitas dan rumah sakit;
g)Menyusun dan memperbaharui norma, standar, dan
pedoman pelayanan kefarmasian di komunitas dan rumah
sakit;
h) Melaksanakan dan memonitor regulasi di bidang pelayanan
kefarmasian secara efektif;
i) Meningkatkan sistem manajemen dan pertukaran
informasi;
j) Memonitor dan meningkatkan harmonisasi regulasi,serta
mengembangkan networking dalam pelayanan kefarmasian
komunitas dan rumah sakit; dan
k) Menyelenggarakan pelatihan tentang pelayanan
kefarmasian komunitas dan rumah sakit.
133
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
132
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
133
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
f) Mendorong promosi obat yang bertanggungjawab dan etis kepada
profesi kesehatan dan konsumen;
g) Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan konsumen;
h) Membentuk komite obat dan terapi di institusi kesehatan tingkat
nasional maupun daerah;
Menyusun pedoman pencegahan resistensi antibiotika;dan
j) Meningkatkan kerasionalan penggunaan obat melalui pendekatan
strategi cost-effective.
136
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
·Ortotetik Prostetik
Farmasi
·Anals Farmasi dan Makanan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Analis Kesehatan
·Teknik Gigi
·Teknik Elektromedik
·Refraksi Optisi
·Perekam dan Informasi Kesehatan Teknologi Transfusi Darah
·Akupunktur
· Teknik Kardiovasculer
B. Apotik
Apotik adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyalur sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat.
Persyaratan Apoteker Pengelola Apotik:
1) ljazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
2) Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker.
3) Memiliki Surat Izin kerja dari Menteri Kesehatan.
4) Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk
melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.
5) Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi
Apoteker Pengelola Apotik di apotik lain.
Untuk mendapatkanizin apotik, Apoteker atau Apoteker yang
bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi
persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk
sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang merupakan milik
sendiri atau milik pihak lain. Sarana Apotik dapat didirikan pada
lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di
luar sediaan farmasi.
137
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
3. PERSYARATAN DAN PROSEDUR PERIJINAN PEMBERI JASA DIBIDANG
KESEHATAN
A. Praktik Kedokteran
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.
· Surat izin praktik dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang
berwenang di Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dilaksanakan.
· Surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat.
B. Praktik Bidan
Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki Surat Izin Praktik
Bidan (SIPB). Bidan dapat menjalankan praktik pada sarana
kesehatan dan/atau perorangan.
Untuk mendapat SIPB, Bidan mengajukan permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan
melampirkan :
1) Fotocopy Surat Izin Bidan (SIB) yang masih berlaku.
2) Fotocopy ijasah bidan.
3) Surat persetujuan atasan, bila dalam pelaksanaan masa
bakti atau sebagai pegawai negeri atau pegawai pada sarana
kesehatan.
138
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
4) Surat keterangan sehat dari dokter.
5) Rekomendasi dari organisasi profesi.
6) Pas foto 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar.
139
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
1. PENGERTIAN AKREDITASI
A. Akreditasi adalah merupakan pengakuan yang diberikan
pemerintah kepada institusi yang telah memenuhi standar.(Modul 13 Diklat
Jabatan Fungsional Adminkes, 2001)
B. Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan
yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah lembaga itu memenuhi
syarat kebakuan atau kriteria tertentu. Atau pengakuan oleh suatu jawatan
tentang adanya wewenang seseorang untuk melaksanakan atau
menjalankan tugasnya.(KBBI edisi ke 3 tahun 2003)
2. JENIS-JENIS AKREDITASI
Akreditasi institusi yang dibahas dalam modul ini, antara lain :
A. Akreditasi rumah sakit.
B. Akreditasi institusi diklat kesehatan.
C. Akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan.
D. Akreditasi pelatihan bidang kesehatan.
148
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
C. Prosedur Akreditasi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Akreditasi
dilaksanakan atas permintaan dan keslapan institusl Tim Akreditasi berjumlah
maksimum 4 orang yang ditunjuk oleh Kepala Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan dan dapat berasal dari unsur :
1) Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
2) Dinas Kesehatan Propinsi.
3) Institusi Diknakes.
4) Organisasi Profesi yang terkalt.
155
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
rekomendasi penghentian sementara sampai dengan
pencabutan izin penyelenggaraan pendidikan.
156
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
1. PENGERTIAN
Laporan dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang benar akan mendorong mutu
penulisan laporan yang baik, artinya isi tercakup pada laporan yang
memiliki bentuk yagn sistematis, penalaran yang jelas dan mengikuti
bahasa dengan kritis.
Secara umum, laporan dapat dianggap sebagai pelaksanaan
komunikasi secara tertulis dan lisan. Sedangkan secara khusus
dalamkonteks administrasi, laporana memperoleh pengertian khusus
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi setiap
organisasi.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan
adalah setiap tulisan yagn berisi hasil pengolahan data /
informasi.laporan juga sebagai alat komunikasi yagn didalamnya
terdapat beberapa kesimpulan atau rekomendasi dari fakta-fakta atau
keadaan keadaan yang telah diselidiki. Berdasarkan pengertian ini, suatu
laporan berkaitan dengan suati penyelidikan, pengamatan, penelitian
dari suatu keadaan yang kemudian diperoleh data informasi yang
relevan Selanjutnya data informasi diolah dan ditulis menjadi suatu
laporan Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya.
2. TUJUAN LAPORAN
Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya. Laporan mempunyai sala
satu atau lebih dari beberapa tujuan berikut :
A. Mengatasi masalah
B. Mengambil keputusan
C. Mengetahui perkembangan
D. Mengetahui perkembangan / kemajuan
E. Mengadakan pengawasan, pengendalian atau perbaikan
158
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
1. PENGERTIAN
Laporan dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang benar akan mendorong mutu
penulisan laporan yang baik, artinya isi tercakup pada laporan yang
memiliki bentuk yagn sistematis, penalaran yang jelas dan mengikuti
bahasa dengan kritis.
Secara umum, laporan dapat dianggap sebagai pelaksanaan
komunikasi secara tertulis dan lisan. Sedangkan secara khusus
dalamkonteks administrasi, laporana memperoleh pengertian khusus
sebagai pertanggungjawaban pelaksnaan tugas dan fungsi setiap
organisasi.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan
adalah stiap tulisan yagn berisi hasil pengolahan data /
informasi.laporan juga sebagai alat komunikasi yagn didalamnya
terdapat beberapa kesimpulan atau rekomendasi dari fakta-fakta atau
keadaan-keadaan yang telah diselidiki. Berdasarkan pengertian ini,
suatu laporan berkaitan dengan suati penyelidikan, pengamatan,
penelitian dari suatu keadaan yang kemudian diperoleh data informasi
yang relevan.Selanjutnya data informasi diolah dan ditulis menjadi
suatu laporan.Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya.
2. TUJUAN LAPORAN
Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya. Laporan mempunyai salah
satu atau lebih dari beberapa tujuan berikut :
A. Mengatasi masalah
B. Mengambil keputusan
C. Mengetahui perkembangan
D. Mengetahui perkembangan / kemajuan
E. Mengadakan pengawasan, pengendalian atau perbaikan
158
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
3. PERANAN LAPORAN
A. Peranan laporan dalam organisasi
Laporan merupakan_alat komunikasi dalam suatu organisasi.Dengan
alat inilah pimpinan diberikan umpan balik, sehingga pimpinan
dimungkinkan untuk menguji atau mengubah kebijaksanaan yang
telah dibuat. Disamping itu, laporan juga sebagai alat manajerial
dalam melaksanakan tugas fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengambilan keputusan,pengawasan dan pengendalian.
B. Peranan laporan dalam "Administrative Communication"
1) Pertanggungjawaban dan pengawasan pengendalian Laporan
merupakan suatu pertanggungjawaban dari seseorang pejabat /
petugas kepada atasannya sesuai dengan tugas dan fungsinya yang
dibebankan kepadanya. Dari laporan itu,seseorang atasan akan
meneliti tentang pelaksanaan tugas dan fugnsi oleh pejabat
bersangkutan.
2)Penyampaian informasi
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa laporan merupakan alat
untuk menyampaikan informasi.
3)Bahan pengambilan keputusan
Untuk pengambilan keputusa, seorang pimpinan memerlukan
data dan informasi yang berhubungan dengan keputusan yang
akan diambi. Data dan informasi ini diambil dari laporan-laporan
yang disampaikan oleh semua satuan organisasi atau oleh pejabat
didalam satuan organisasi.
4) Alat pembina kerjasama
Laporan dapat berperan sebagai salah satu alat untuk membina
kerjasama, saling tukar informasi, saling pengertian dan
koordinasi antara atasan dan bawahan sangat mendukung
kerjasama yang baik.
5) Alat pengembangan cakrawala wawasan
Dengan saling tukar informasi maka pengetahuan kita sebagai
pelaksana atau pimpinan akan bertambah luas dan mendorong
timbulnya gagasan baru, inovasi tugas dapat dikembangkan
berdasrakan pengalaman orang lain.
159
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
4.ARAI LAPORAN
Syarat laporan yang baik dan bermutu adalah laporan harus lengkap
dan objektif. Artinya, laporan tidak dibuat-buat, tidak dikarang
semuanya dan tidak direkayasa berdasrakan kira-kira. Laporan yagn
benar dan objektil harus ditulis secara cermat dan dapat
dipertanggungjawabkan, oleh karena itu laporan harus didukung pula
oleh data yang lengkap dar akurat, sahih dan tidak kadaluwarsa.
Penggambaran laporan harus jelas dan mudah dimengerti, penulisan
laporan harus mengacu pada tujuar laporan. Secara rinci, syarat
laporan yaitu :
A. Laporan harus jelas, artinya tidak berbelit-belit, pendek
B. Laporan harus langsung mengenai sasaran
C. Laporan harus lengkap
D. Laporan harus tegas dan konsisten
E. Laporan harus tepat pada waktunya
5. MACAM-MACAM LAPORAN
Menurut Little Field, dkk (1985), secara garis besar ada 2 jenis laporar
yaitu:
A. Laporan penelitian atau laporan akademik
Merupakan hasil penelitian yang bisa berbentuk tesis, monograf atau
artikel yang ditujukan pada sponsor, masyarakat akademik atal
masyarakat luas.
B. Laporan administratif (tata laksana) atau laporan manajerial. Dapa
dibedakan menurut tujuan penggunaan, waktu pembuatan dan gayi
penulisan laporan sebagai berikut:
1) Menurut tujuannya
- Laporan perencanaan (planning report)
Laporan pengendalian (control report)
2) Menurut waktu
Laporan berkala, contoh : laporan triwulan, laporan
tahunar
- Laporan khusus (special report), contoh : laporan mengikul
diklat
3) Menurut gaya penulisan
Laporan resmi, contoh : laporan ketua panitia pelaksana
kegiatan pada pimpinan instansi
Laporan tak resmi, contoh : laporan mengikuti rapatyang
dibuat dibawahan pada atasan.
160
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
BAGAIMANA PROSES PENYUSUNAN LAPORAN
A. Pendahuluan
dalam pendahuluan berisi latar belakang tentang hal ihwal yang
bersangkut upaut dengan isi laporan. Latar belakang masalah yang
akan dikemukakan adalah hal-hal yang berkenaan dengan tujuan
laporan, mengapa laporan itu ditulis, siapa yang menugaskan
membuat laporan, masalah apa saja yang tercakup dalam
laporan,kapan suatu tugas mulai dilaksanakan dan kapan berakhir,
dimana dan bagaimana penulis memperoleh informasi mengenai
suatu masalah. Untuk lebih jelasnya unsur-unsur yang terkandung
dalam pendahuluan suatu laporan adalah sebagai berikut :
1)Maksud dan tujuan
2) Ruang lingkup kajian (permasalahan yagn dilaporkan)
3) Waktu pelaksanaan tugas
4) Metode atau teknik perolehan informasi
5) Sistematika laporan
B. Batang tubuh
Pada umumnya batang tubuh / isi laporan dijabarkan kedalam bab
per bab dengan kerangka pikir yang logis dan sistematis. Batang
tubuh dapat dibagi dalam bab-bab sebagai berikut :
1) Keadaan dan permasalahan
2) Analisis dan pemecahan masalah
Keadaan dan permasalahan memuat hasil pengamatan atas
fakta-fakta keadaan yang sesungguhnya yang dilaksanakan di
lapangan dan keadaan yang seharusnya dilaksanakan serta berbagai
permasalahan yang timbul. Permasalahan ini merupakan selisih
antara keadaan yang sesungguhnya dilaksanakan di lapangan dan
keadaan yang seharusnya dilaksanakan.
Pada analisis dan pemecahan masalah memuat uraian tentang
berbagai penyebab terjadinya suatu masalah dan bagaiman
aalternatif pemecahan suatu masalah. Masalah-masalah yang
dijumpai tentu banyak sekali. Namun karena berbagai
keterbatasan,seperti waktu, sumberday amanusia, dana, dan lain-
lain maka dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul kita
harus menyusun skala prioritas, masalah yang mana yang mendesak
untuk segera dipecahkan.
161
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
C. Kesimpulan, saran, dan rangkuman
Apabila organisasi telah semakin besar dengan berbagai kegiatan
yagn sangat komplek, sering memberi tugas atau penerima
laporan (dalam hal ini atasan / pimpinan) tidak punya waktu untuk
membaca secara tekun seluruh isi laporan. Yang penting baginya
adalah kesimpulan, saran/ rekomendasi beserta rangkuman yang
diajukan oleh pembuat laporan.
1) Kesimpulan
Kesimpulan merupakan perasaan / intisari dari isi pokok
laporan,Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta dan lebih
banyak mempersoalkan hubungan-hubungan logis.
Kesimpulan tidak perlu panjang lebar cukup butir-butir saja.
2) Saran
Saran merupakan bagian paling akhir dari laporan. Kesimpulan
dan saran-saran dalam sistematika laporan biasanya dijadikan
dalam satu bab. Saran yagn disampaikan / dianjurkan adalah
merupakan alternatif yang perlu diambil untuk memecahkan
masalah / persoalan yang timbul
3) Rangkuman (sinopsis)
Rangkuman merupakan sinopsis / ringkasan pokok-pokok
laporan. Rangkuman dapat ditempatkan :
a) Sebelum atau didepan bab pendahuluan
b) Sesudah kesimpullan dan saran atau dapat pula
c) Secara terpisah dan tersendiri
D. Daftar Pustaka
Daftar pustaka perlu dilampirkan dalam laporan apabila sumber
acuannya berasal dari buku, majalah, surat kabar dan
sebagainya.Pada laporan penelitian, daftar pustaka ini merupakan
keharusan.Daftar pustaka disusun sesuai dengan abjad serta
penulisannya mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
kepustakaan.
E. Lampiran
Lampiran merupakan data pendukung, uraian isi laporan yagn
mungkin terlalu banyak sehingga tidak dimasukkan dalam teks
laporan. Karena apabila dimasukkan dalam teks laporan dapat
mengganggu kontinuitas laporan yang lebih jauh lagi
163
dikhawatirkan dapat mengganggu pengertian mengenai hal-hal
yang diuraikan dalam teks laporan.
162
163
Lampiran laporan dapat berupa : oeraturan, perundangan, surat-
surat, bagan, diagram, tabel, photo denah, kuesionaer risalah, dan
sebagainya.
168
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
B. FUNGSI ADMINISTRASI
Dalam praktek sehari-hari untuk memudahkan pelaksanaannya,berbagai
fungsi administrasi ini sering disederhanakan menjadi 4 macam saja,yaitu:
1) Perencanaan (planning) yang didalamnya termasuk penyusun anggaran
belanja
2) Pengorganisasian (organizing) yang didalamnya termasuk penyusunan
staf
3) Pelaksanaan (implementing) yang didalamnya termasuk pengarahan,
pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan dan pengawasan
4) Penilaian (evaluation) yang didalamnya termasuk penyusunan laporan
Jadi, salah satu tugas strategis dari pengorganisasian adalah penyusunan
staf.
169
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
Tim teknis atau tim pelaksana terdiri dari aparatur negara
(ASN,TNI/Polri). Tugasnya melaksanakan kebijakan yang telah
digariskan oleh pimpinan sebagai tugas pokok dan fungsi
(TUPOKSI) organisasi.
Tim pemantau, terdiri dari, aparatur negara (Inspektorat,
BPK,Lembaga akreditasi), dan masyarkaat (NGO) yang
bertugas menilai dan mengawasi pelaksanaan kebijakan
sesuai pedoman /juklak/juknis kebijakan tersebut.
Tim pembina terdiri dari unsur pimpinan instansi pelaksana
kebijakan bertugas mengevaluasi dan memutuskan tindakan
lanjut kebijakan.
D. PENGORGANISASIAN KEBIJAKAN
Organisasi pada kebijakan dibutuhkan seluruh siklus kebijakan mulai
dari perumusan kebijakan hingga evaluasi kebijakan.
Jenis organisasi yang umumnya terdapat pada siklus kebijakan,terdiri
dari:
1) Tim perumusan kebijakan
2) Tim pelaksana / tim teknis
3) Tim pemantau/pengendali / surpervisi
4) Tim pembina
E. PRINSIP ORGANISASI
Setiap organisasi memiliki prinsip agar dapat eksis yaitu :
1) Tujuan yang ingin dicapai
2) Orang yang memiliki komitmen kerja dan mau bekerjasama untuk
mencapai tujuan ebrsama
3) Mempuyai perangkat organisasi lengkap dengan tugas pokok dan
fungsinya (TUPOKSI) masing-masing dan masa berlaku
4) Memiliki kegiatan mengelola sumberdaya menggunakan fungs
administrasi untuk mencapai tujuan
5) Satu komandi
6) Ada aturan yang menjadi pegangan semua anggota organisasi
F. PENGORGANISASIAN DAN TUGAS ADMINISTRATOR KESEHATAN
Pejabat fungsional adminkes pertama dituntut untuk memiliki
kemampuan:
170
BIMBEL NORITA EDUCA CENTER
1) Menyusun rancangan tugas, wewenang dan tanggung jawab pelaksana
perogram (upaya kesehatan, perbaikan gizi masyarakat,sumber daya
kesehatan, obat makanan dan bahan berbahaya,lingkungan dan perilaku sehat)
2) Menyajikan rancangan tugas, wewenang dan tanggung jawab pelaksana
program
3) Melaksanakan uji coba tugas, wewenang dan tanggung jawba pelaksana
program
4) Menyajikan hasil uji coba wewenang dan tanggung jawab pelaksana program