Anda di halaman 1dari 15

PROMKES DAN PENDKES 2

RESUME TENTANG INTEGRASI PROMKES DALAM PROGRAM


PENDIDIKAN KESEHATAN
Dosen Pengajar: Prinawati, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh:

SISKA FEBRINA (2020-02-14201-022)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2020/2021
A. Pendahuluan
Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia dan menjadi salah satu
faktor penentu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehat juga merupakan
modal utama manusia untuk dapat melakukan perannya di bidang
pembangunan ekonomi dan pendidikan. Masyarakat yang sehat dan mandiri 
merupakan tujuan pembangunan kesehatan nasional, dituangkan dalam Visi
Indonesia Sehat 2015, strategi pembangunan kesehatan diarahkan pada misi
pembangunan kesehatan yaitu :1) Menggerakkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan; 2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat; 3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
rata dan terjangkau dan 4) Memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri
tersebut, upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan merupakan
pilar utama yang mempengaruhi keberhasilan jenis layanan kesehatan
lainnya, yaitu preventif, kuratif dan rehabilitatif. 
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
(Depkes RI, 2007). Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia dapat
dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun, proses perubahan
perilaku di masyarakat tidaklah mudah maka perlu dikembangkan strategi
serta langkah-langkah yang dapat mendukung upaya pemberdayaan
masyarakat agar mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Kebijakan dan strategi pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan diarahkan pada upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan hal tersebut
diperlukan beberapa hal yang tertuang dalam misi promosi kesehatan yaitu;
1) Memberdayakan individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam
masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga maupun melalui
pengorganisasian dan penggerakan masyarakat. 2) Membina suasana atau
lingkungan yg kondusif bagi terciptanya pola hidup bersih dan sehat
masyarakat. 3) Mengadvokasi para pengambil keputusan, penentu kebijakan
dan stakeholders lain, untuk kebijakan berwawasan kesehatan, integrasi
promosi kesehatan, kemitraan sinergis antara pusat, daerah, swasta dan LSM,
investasi di bidang promosi kesehatan dan kesehatan.
Mengingat pentingnya upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan dalam mendukung  tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional tersebut maka petugas promosi kesehatan atau pejabat fungsional
PKM harus memahami tentang kebijakan dan strategi  pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan. Selain itu juga harus memahami peran
serta kewajiban pemerintah daerah dalam upaya pemberdayaan masyarakat
dan promosi kesehatan di era otonomi daerah atau desentralisasi.

B. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan


1. Promosi Kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi ke arah
otonomi daerah bidang Kesehatan  Indonesia sehat
Disebutkan dalam UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan
Daerah. Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintah oleh
pemerintah kepada pemerintah daerah otonom dalam kerangka NKRI.
Dengan adanya desentralisasi diharapkan adanya peningkatan derajad
kesehatan masyarakat optimal berupa keadaan sehat dan produktif.
Sehingga untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2015 menurut UU No.36
tahun 1999 tentang Kesehatan diharapkan lebih mudah mencapai visi
tersebut.
2. Promosi Kesehatan tidak berdiri sendiri  terpadu dengan program
kesehatan sejak dari garis depan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional
 Tecermin dalam koordinasi penyusunan anggaran
Dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan Pemerintah daerah
mengajukan Rencana Tindakan, Strategi Pelaksanaan beserta Rancangan
Anggaran kepada Pemerintah Pusat yang selanjutnya dana tersebut
digunakan untuk merealisasikan program yang telah tersusun dalam
bidang kesehatan terutama upaya pengikatan kesehatan dengan promosi
kesehatan.
3. Promosi Kesehatan harus berlandaskan paradigma sehat
Paradigma Sehat merupakan cara pandang atau pola pikir atau model
pembangunan yang bersifat holistik. Melihat masalah kesehatan yang
bersifat lintas sektor dalam penyelesaian masalah tidak hanya berfokus
pada penyembuhan atau pemulihan kesehatan tetapi diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
4. Promosi Kesehatan harus didukung oleh kebijakan dan perundang-
undangan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM, subsidi,
dll
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di
Puskesmas
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun
2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
c. Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
Kabupaten atau kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai UPT dari
dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan
kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (1) upaya kesehatan wajib
dan (2) upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib
Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Upaya
kesehatan wajib tersebut adalah: (1) Promosi Kesehatan, (2) Kesehatan
Lingkungan, (3) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
(4) Perbaikan Gizi Masyarakat, (5) Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular dan (6) Pengobatan. Upaya kesehatan
pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
5. Strategi dasar: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan, yang
harus mengandung kemitraan
Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor dalam
mencapai tujuan bersama dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan
kemitraan tersebut digunakan strategi dasar Advokasi, Bina Suasana dan
Gerakan Pemberdayaan.
6. Dinas kesehatan kabupaten/kota: koordinasi, tingkatkan dan bina
pemberdayaan masyarakat oleh puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan
lain; bina suasana dan advokasi tingkat kabupaten/kota
Program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota
berdasarkan program yang dirancang pemerintah provinsi.
7. Dinas kesehatan provinsi: koordinasi, kembangkan dan fasilitas promosi
kesehatan kab/kota; memperkuat pemberdayaan masyarakat oleh
kabupaten/Kota; bina suasana dan advokasi tingkat provinsi.
Pemerintah membuat program kegiatan sesuai masalah kesehatan
yang ada di dinas kesehatan provinsi.
8. Pusat promosi kesehatan: kembangkan kebijakan nasional, pedoman dan
Standar; fasilitasi dan koordinasi promosi kesehatan daerah; bina Suasana
dan advokasi tingkat nasional
Promosi kesehatan di daerah dikembangkan dari kebijakan nasional
dan pedoman standar promosi kesehatan yang didukung adanya fasilitas
dan koordinasi promosi kesehatan dari pemerintah pusat dan daerah
dengan adanya bina suasana dan advokasi.
Kebijakan yang mengatur tentang promosi kesehatan adalah
Permenkes dan Kepmenkes.
9. Kemitraan adalah dalam rangka Good Governance
Dalam melaksanaan program promosi kesehatan diperlukan
kerjasama lintas sektoral baik dari pemerintah, swasta, masyarakat dan
LSM.
10. Promosi Kesehatan harus berdasar fakta  pendayagunaan data dalam
Perencanaan dan desain
Pada pelaksanaan promosi kesehatan yang lebih mengetahui
tentang kebutuhan kesehatan di berbagai tatanan layanan kesehatan
adalah pemerintah daerah sehingga diperlukan langkah otonomi /
desentralisasi terkait pelaksanaan promosi kesehatan.
11. Profil promosi kesehatan  sarana penyedia data dan benchmarking
Untuk melaksanakan promosi kesehatan perawat bekerjasama dengan
lintas sektor antara lain Puskesmas, dinas kesehatan sehingga promosi
kesehatan yang dilakukan sesuai dengan masalah kesehatan yang muncul
atau sesuai sasaran.
12. Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilakukan secara bertahap
Upaya promosi kesehatan yang dilakukan juga mengupayakan
pemberdayaan masayarakat setempat. Namun, upaya perberdayaan ini
harus melalui tahapan yang harus dilalui, dimulai dari upaya
mengenalkan apa yang jadi masalah terkait kesehatan, menumbuhkan
keinginan masyarakat untuk mau mengikuti promosi kesehatan dan pada
akhirnya masayarakat dapat melaksanakan upaya promosi kesehatan
secara mandiri untuk kesehatan.
13. Peningkatan Promosi Kesehatan: kembangkan sumber daya dan
infrastruktur (utamanya SDM)  tenaga ujung tombak harus
Ditingkatkan jumlah dan mutunya
Dalam meningkatkan pengembangan promosi kesehatan di bidang
keperawatan dibutuhkan sumber daya manusia yang seimbang antara
kualitas dan kuantitas sehingga diharapkan institusi pendidikan dalam
mencetak generasi perawat yang berdaya saing dan penyusunan jenjang
karir jelas yang memicu perawat untuk meningkatkan kualitas pribadi.
14. Pengembangan Sumber Daya Manusia promosi kesehatan 
profesionalisme dan kesejahteraan
Dalam mengembangkan promosi kesehatan dibutuhkan sumber
daya manusia (perawat) yang berkompeten dalam bidang promosi
kesehatan, untuk itu dilakukan pendidikan dan pelatihan. Melalui
pendidikan dan pelatihan akan didapat perawat yang mempunyai
kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi dan
profesionalisme yang perawat miliki akan menujang jenjang karir yang
jelas, pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan perawat yang
bersangkutan.
15. Pengorganisasian Promosi Kesehatan harus memadai
Kegiatan promosi kesehatan perlu dikelola dengan baik oleh
penyedia layanan promosi kesehatan. Dalam pengelolaannya diperlukan
kerjasama atau kemitraan dari berbagai lintas sektoral.
C. Strategi Dasar Promosi Kesehatan
Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO (1984) dalam Maulana
(2009), yakni advokasi, dukungan social, dan pemberdayaan. Sedangkan pada
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No.1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama promosi kesehatan adalah
1) Pemberdayaan, 2) Bina Suasana, 3) Advokasi, serta dijiwai semangat, 4)
Kemitraan. Berdasarkan strategi dasar di atas maka strategi promosi
kesehatan Puskesmas juga dapat mengacu strategi dasar tersebut dan dapat
dikembangkan sesuai sasaran, kondisi Puskesmas, dan tujuan dari promosi
tersebut.
1. Advokasi (Advocacy)
Upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan supaya
dapat memberikan dukungan, kemudahan dan semabcamnya dalam
upaya pembangunan kesehatan.
2. Dukungan sosial (Social Support) / Bina Suasana
Upaya membuat suasana yang kondusif atau menunjang pembangunan
kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku
hidup bersih dan sehat.
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar
berkembang kesadaran, kemauan dan kemampuan di bidang kesehatan
atau agar secara proaktif, masyarakat mempraktekkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi prinsip – prinsip
kemitraan harus ditegakkan. Ada tiga prinsip dasar kemitraan yang
harus diperhatikan dan dipraktikkan yakni :
1) Kesetaraan.
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang
bersifat hierarki (atas – bawah) yang dilandasi kebersamaan atau
kepentingan bersama.
2) Keterbukaan.
Dalam setiap langkah menjalin kerja sama, diperlukan adanya
kejujuran dari masing – masing pihak.
3) Saling Menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan
disemua pihak (win – win solution). Demikian juga dalam hubungan
antara Puskesmas dengan pihak donator.

Tabel 1 Strategi Promosi Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007
Strategi Sasaran Utama Hasil Tatanan

ADVOKASI Sasaran tertier Kebijakan • Rumah


(Advocacy) DPRD, Ka Daerah, Berwawasan Tangga
Ka Pusesmas Kesehatan • Institusi
Pendidikan
• Tempat Kerja
BINA SUASANA Sasaran sekunder: Kemitraan dan
• Tempat
(Social Support) Toma, PKK, Kader Opini
Umum
• Sarana
PEMBERDAYAAN Sasaran primer Gerakan
Kesehatan
(Empowerment) - Individu Masyarakat
- Unit kerja Mandiri
D. Peran Perawat dalam Melaksanakan Promosi Kesehatan dalam
Mencapai Visi Indonesia Sehat 2015
1. Peran perawat dalam tatanan individu dan keluarga
Peran perawat dalam promosi kesehatan kepada individu dan keluarga
antara lain :
1. Edukator. Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan kesehatan.
2. Role Model. Perawat akan memberikan contoh tentang cara
mempertahankan kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran sebagai
edukator..
3. Fasilitator. Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga.
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau
keluarga pada dasarnya bertujuan untuk meingkatkan kemampuan, kemauan,
dan pengetahuan individu atau keluarga dalam upaya peningkatan kesehatan.
Hal ini sejalan dengan Keputusan Mentri Kesehatan No.
128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
yang menjelaskan salah satu upaya peningkatan kesehatan dengan cara
pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
menciptakan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan. Pemberdayaan iterhadap individu dilakukan oleh
setiap petugas kesehatan puskesmas terhadap individu melalui Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) dimana tujuan dari upaya ini untuk
memperkenalkan perilaku baru kepada individu, sehingga memungkinkan
individu dapat merubah perilaku menjadi lebih baik.
2. Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat
kerja dan tempat umum
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan,
kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi
kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan
serta mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya
dengan lingkungan sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan
posyandu. Di lingkungan rumah sakit perawat selain berhadapan dengan
pasien yang dirawat juga berinteraksi dengan anggota keluarga yang
memerlukan informasi mendalam yang berkenaan dengan status kesehatan.
Program pelaksanaan promosi kesehatan sesuai dengan PERMENKES
RI No.4 Tahun 2012 tentang petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah
Sakit yang mana, menjelaskan bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk
memberikan panduan yang rinci mengenai pelaksanaan promosi kesehatan di
Rumah Sakit. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan khususnya dalam upaya promosi kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat
agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasi,
mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh untuk dan
bersama mereka sesuai sosial budaya mereka serta didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.
Berkenaan dengan pentingnya peran promosi kesehatan dalam
pelayanan kesehatan, telah ditetapkan kebijakan nasional promosi kesehatan
sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan No.
1193/MENKES/SK/X/2004. Kebijakan dimaksud didukung juga dengan
surat keputusan Mentri Kesehatan No. 1114/MENKES/SK/VII/2005 Tentang
pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di daerah. Salah satu upaya
kesehatan yang dapat dilaksanakan didaerah yang dipusatkan di Puskesmas
yaitu setiap Puskesmas diperlukan tenaga fungsional penyuluh kesehatan
untuk mengelola promosi kesehatan tersebut secara profesional dan mampu
untuk mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang bersifat promotif
dan preventif yang merupakan salah satu bagian dari peran perawat dalam
promosi kesehatan ditatanan sarana kesehatan dan tempat umum. Dua peran
perawat kesehatan komunitas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan
serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan
(Efendi, Feri dan Makhfudi, 2009).
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan
daripada di rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan
menindaklanjuti perilaku masayarakat bantaran sungai yang selalu melakukan
BAB di sungai sehingga mengotori dan mencemari sungai yang menjadi
sumber air bersih keperluan masyarakat setempat. Secara operasional upaya
promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar masyarakat mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan
masalah-maslah kesehatan yang dihadapi.
Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya
promosi kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus
yang disusun selalu ada dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan
baik setting individu, kelompok bahkan komunitas pada tahap pendidikan
akademik. Di keadaan nyata mahasiswa serta dosen keperawatan sering kali
melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang umumnya juga
menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan pada
kelompok tertentu dan penyuluhan pada masayarakat umum.
3. Peran perawat dalam tatanan program/petugas kesehatan
Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan
penilaian, yang dilakukan diberbagai tingkat administrasi baik dipusat,
propinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan tersebut memuat stategi promosi
kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang
besaran masalah dan penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan
dalam pemecahan masalah.
2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor
dalam pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan
sektor terkait dalam promosi kesehatan.
3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program
kesehatan
b. Penggerakan pelaksanaan
1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program kesehatan
di kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati bersama.
2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor secara
berkala untuk menyelaraskan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi
manajemen.
1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai
rencana yang telah ditetapkan.
2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan arah dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan yang
mungkin terjadi.
3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan integrasi
`pada akhir kegiatan.
4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran
perbaikan program integrasi mendatang.
5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait
untuk perbaika kegiatan integrasi selanjutnya.

Kegiatan integrasi promosi kesehatan


Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina
suasana dan advokasi yang meliputi :
a. Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
b. Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
c. Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat
d. Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan
kesehatan ( JPK ).
e. Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular (P2PTM).

E. Kesimpulan
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri, upaya
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan merupakan pilar utama
yang mempengaruhi keberhasilan jenis layanan kesehatan lainnya. Tindakan
promosi kesehatan trsebut yaitu preventif, kuratif dan rehabilitative yang
dilaksanakan dalam bebagai sektor (pemerintah swasta, masyarakat, dan
LSM) sesuai dengan kebijakan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.

Efendi, Feri dan Makhfudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

KEMENKES RI Nomor: 585/MENKES/SK/V/2007 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Puskesmas.

Maulana, HDJ. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

PERMENKES RI Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi


Kesehatan Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai