0
Kata Pengantar
1
Sambutan
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan
2
pengobatan yang sesuai dengan standar pelayanan kesahatan yang bermutu sehingga
dapat sembuh dan tidak mengalami kecacatan.
Penyelenggaraan promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya kesehatan
esensial yang harus dapat dilakukan secara optimal baik dalam UKP dan UKM, terutama
dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
serta pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota. Promosi kesehatan
hendaknya lebih diarahkan pada upaya menggerakan peran serta masyarakat dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) di wilayah kerja puskesmas. Saya berharap agar Kepala Puskesmas
dapat menggerakan dan mengkoordinir pengelola program kesehatan di Puskesmas
dalam mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan yang terintegrasi dan
komprehensif.
Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab upaya kesehatan yang
diselenggarakan puskemas, hendaknya menerapkan Manajemen Puskesmas terpadu
dalam pengelolaan upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas program.
Dengan demikian, maka upaya promosi kesehatan di puskesmas, tidak hanya dilakukan
oleh tenaga promosi kesehatan saja, melainkan oleh semua tenaga pengelola program
kesehatan yang ada di puskesmas, yaitu pengelola program kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pencegahan dan penanggulangan penyakit,
perbaikan gizi, dan lain sebagainya sesuai dengan upaya kesehatan yang ada di
Puskesmas.
Dengan adanya Panduan Orientasi Teknis Promosi Kesehatan bagi Tenaga
Promosi Kesehatan di Puskesmas ini, diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan
bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan
bimbingan kepada Kepala Puskesmas, tenaga pengelola program kesehatan di
puskesmas, khususnya tenaga promosi kesehatan dalam melakukan upaya promosi
kesehatan sesuai tugas pokok dan tanggung jawabnya.
Akhir kata kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan buku panduan
ini, saya mengucapkan terima kasih, dan saya berharap Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota dapat memberikan dukungan pembinaan yang optimal kepada
puskemas agar dapat menyelenggarakan upaya promosi kesehatan secara lebih berhasil
guna dan berdaya guna.
3
Daftar Isi
Pendahuluan
I. Latar Belakang
II. Tujuan Pelaksanaan
a. Umum
b. Khusus
III. Materi orientasi
IV. Waktu
V. Tempat pelaksanaan
VI. Metode
VII. Alat bantu kelas orientasi
VIII. Peserta kelas orientasi
IX. Langkah-langkah kegiatan orientasi
Uraian Materi
1. Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Peningkatan Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas
a. Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan bagi Kader
b. Melaksanakan Penyuluhan Kelompok
c. Mendampingi Pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
d. Melaksanakan Advokasi kepada Kepala Desa tentang Pemanfaatan Danan
Desa untuk UKBM
e. Melaksanakan Kunjungan Rumah sebagai Intervensi PIS-PK
f. Melaksanakan Penggalanagan Dukungan Ormas/Kelompok Potensial dalam
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
3. Monitoring dan Evaluasi
4. Rencana Operasional Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas
Penutup
4
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
5
lingkungan, pencegahan dan penanggulangan penyakit, perbaikan gizi, dan lain
sebagainya sesuai dengan upaya kesehatan yang ada di Puskesmas.
Penyelenggaraan promosi kesehatan di puskesmas harus dapat dilakukan lebih
optimal, terutama dalam mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Kabupaten/Kota. Promosi kesehatan hendaknya lebih diarahkan pada upaya
menggerakan peran serta masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan
kualitas upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di wilayah kerja
puskesmas.
Perilaku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan individu, keluarga, kelompok serta masyarakat dan juga merupakan
faktor yang mempengaruhi cakupan setiap upaya kesehatan yang dilakukan oleh
Puskesmas, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan
perorangan. Oleh sebab itu dalam meningkatkan cakupan program serta mengatasi
masalah kesehatan yang ada di Puskesmas, upaya promosi kesehatan mempunyai
peranan penting sebagai intervensi perbaikan perilaku dalam rangka meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Selain itu tentu dapat berdampak pada
peningkatan kinerja puskesmas dan akan bermakna puskesmas telah mendukung
Kabupaten/Kota dalam mencapai Standar Pelayanan Minimal yang juga menjadi
tanggung jawabnya.
Orientasi teknis promosi kesehatan bagi tenaga promosi kesehatan di
puskesmas adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang tugas
dan fungsi tenaga promosi kesehatan di puskesmas sesuai dengan kebijakan yang
berlaku sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan promosi kesehatan di
puskesmas dan meningkatkan kinerja promosi kesehatan di Puskesmas. Oleh sebab
itu perlu disusun panduan orientasi dimaksud untuk dipergunakan sebagai acuan
pelaksanaannya.
B. Khusus
Setelah orientasi ini, diharapkan peserta :
a. Mampu memahami Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat.
b. Mampu melaksanakan :
1) Peningkatan Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas
2) Monitoring dan Evaluasi
6
IV. Waktu: 24 jam pelajaran (@ 45 menit)
V. Tempat pelaksanaan
Dapat dilaksanakan di 160 kabupaten/kota lokus atau disesuaikan dengan
kebutuhan provinsi.
VI. Metode
A. Curah pendapat
B. Diskusi tanya jawab
C. Bermain peran/role play
7
B. Pelaksanaan
Menyajikan materi secara singkat dan jelas serta mempraktikan kegiatan promosi
kesehatan di Puskesmas:
8
e) Kelompok 5 mendiskusikan instrumen pemantauan dan penilaian
keberhasilan pelaksanaan orientasi.
4) Fasilitator menyampaikan penegasan tentang tugas tenaga promosi
kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan orientasi beserta indikator
dan target capaiannya (15 menit)
9
Identifikasi penyebab masalah kesehatan prioritas meliputi
perilaku, non-perilaku (lingkungan, kebijakan dan potensi
masyarakat) dan dilanjutkan dengan menyepakati instrumen
SMD.
Mempraktikan SMD dengan menggunakan instrumen yang
telah disepakati serta merekap hasil SMD serta mengidentifikasi
upaya mengatasi penyebab masalah
b) Kelompok 2 memimpin kelas untuk MMD.
c) Kelompok 3 memimpin kelas untuk melakukan pengorganisasian
masyarakat sesuai hasil MMD.
4) Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan dari kelompok
untuk memberikan tanggapan dan masukan setiap kelompok selesai
menyelesaikan diskusi.
5) Fasilitator menyampaikan penegasan tentang peran tenaga promosi
kesehatan Puskesmas sebagai pendamping pelaksaan SMD dan MMD
beserta indikator dan target capaiannya (15 menit).
10
e. Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK,
selama 3 jam pelajaran (135 menit).
Kegiatan fasilitator:
1) Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang pelaksanaan kunjungan
rumah sebagai intervensi PIS-PK, meliputi pengertian, tujuan,
sasaran dan langkah kegiatan (persiapan, pelaksanaan dan penilaian)
dengan menggunakan ppt (15 menit)
3) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk menyusun
kegiatan intervensi PIS-PK (50 menit):
a) Kelompok 1 memimpin kelas untuk melakukan analisis hasil
pendataan KS berdasarkan pencapaian indikator KS, dilanjutkan
menetapkan prioritas masalah.
b) Kelompok 2 memimpin kelas untuk identifikasi penyebab masalah
kesehatan prioritas berdasarkan perilaku dan non perilaku.
Selanjutnya perilaku saat ini dibandingkan dengan perilaku yang
diharapkan (ideal).
c) Kelompok 3 memimpin kelas untuk mengembangkan intervensi
promosi kesehatan melalui kunjungan rumah berdasarkan
penetapan lokasi/IKS, fokus pada masalah stunting dan tujuan.
d) Kelompok 4 memimpin kelas untuk menyusun rencana
pelaksanaan kunjungan rumah.
e) Kelompok 5 memimpin kelas untuk menetapkan metode dan
media yang digunakan serta dilengkapi dengan materi yang akan
disampaikan dalam kunjungan rumah.
4) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk bermain peran
(60 menit):
a) Kelompok 1 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
pertumbuhan balita dipantau tiap bulan.
b) Kelompok 2 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
penderita tuberculosis atau TB Paru sesuai standar
c) Kelompok 3 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
bayi mendapat immunisasi dasar lengkap
d) Kelompok 4 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
bayi diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
e) Kelompok 5 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
5) Fasilitator menyampaikan penegasan peran tenaga promosi
kesehatan Puskesmas mengintervensi promosi kesehatan dalam PIS-
PK beserta indikator dan target capaiannya (5 menit).
11
f. Melaksanakan penggalangan dukungan ormas/ kelompok
potensial dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat,
selama 2 jam pelajaran (90 menit)
Kegiatan fasilitator:
1) Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang penggalangan
dukungan organisasi kemasyarakatan/ kelompok potensial dalam
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk Pencegahan
Stunting meliputi pengertian, tujuan, sasaran dan langkah kegiatan
(persiapan, pelaksanaan dan penilaian) dengan menggunakan ppt
(10 menit).
3) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk berdiskusi dan
bermain peran melakukan kegiatan penggalangan dukungan
ormas/dunia usaha/kelompok potensial dalam GERMAS untuk
Pencegahan Stunting (70 menit), dengan pembagian sebagai berikut
:
a) Kelompok 1 memimpin kelas untuk melakukan identifikasi ormas/
kelompok potensial beserta potensinya yang akan terlibat dalam
GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
b) Kelompok 2 memimpin kelas untuk identifikasi dunia usaha
beserta potensinya yang akan terlibat dalam GERMAS untuk
Pencegahan Stunting.
c) Kelompok 3 memimpin kelas untuk menyusun konsep kemitraan
tentang GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
d) Kelompok 4 membangun komitmen ormas/dunia usaha/kelompok
potensial dan rencana kerja tentang GERMAS untuk Pencegahan
Stunting. (secara role play/bermain peran)
e) Kelompok 5 memimpin kelas untuk mendiskusikan pelaksanaan
pemantauan dan penilaian mulai dari persiapan, pelaksanaan dan
hasil yang meliputi input-proses-output tentang GERMAS untuk
Pencegahan Stunting.
(Gunakan panduan diskusi kelompok dan lembar kerja).
4) Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan dari setiap
kelompok untuk memberikan tanggapan dan masukan, setelah
kelompok selesai menyelesaikan diskusi dan bermain peran.
5) Fasilitator menyampaikan penegasan tentang penggalangan
dukungan organisasi kemasyarakatan/ kelompok potensial dalam
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) beserta indikator dan
target capaiannya (10 menit)
12
menggunakan bahan tayang (ppt). Selanjutnya, memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban yang sesuai (20 menit)
c. Fasilitator membagi peserta dalam 6 kelompok untuk berdiskusi
mempelajari, mengkritisi, menyempurnakan instrumen kegiatan
monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan di puskemas (60
menit)
1) Kelompok 1 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan orientasi promosi
kesehatan bagi kader
2) Kelompok 2 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan penyuluhan kelompok
3) Kelompok 3 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu mendampingi pelaksanaan SMD dan
MMD tentang Kesehatan
4) Kelompok 4 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan advokasi kepada Kepala
Desa tentang pemanfaatan Dana Desa untuk UKBM
5) Kelompok 5 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan kunjungan rumah
sebagai intervensi PIS-PK
6) Kelompok 6 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan penggalangan dukungan
ormas/ kelompok potensial dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
6) Fasilitator memberikan kesempatan agar semua kelompok menyajikan
hasil diskusinya secara panel. Selanjutnya, fasilitator menyampaikan
tanggapan dan penegasan singkat tentang instrumen monitoring dan
evaluasi dalam pencapaian target kinerja promosi kesehatan di
puskesmas.
7) Fasilitator menugaskan peserta untuk melakukan self monitoring tentang
kegiatan promosi kesehatan yang menunjang tercapainya target kinerja.
disepakati sebelumnya kemudian menempelkan hasil self monitoringnya
pada display yang telah disediakan (35 menit)
8) Fasilitator menyampaikan tanggapan tentang pelaksanaan self monitoring
dan memberikan kesempatan untuk klarifikasi (20 menit)
13
3) Fasilitator membagi peserta dalam 6 kelompok untuk berdiskusi tentang
penyusunan rencana operasional pencapaian kinerja promosi kesehatan
di Puskemas dengan menggunakan lembar kerja (60 menit):
1) Kelompok 1 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang pertama yaitu melaksanakan
orientasi promosi kesehatan bagi kader
2) Kelompok 2 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke dua yaitu melaksanakan
penyuluhan kelompok
3) Kelompok 3 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke tiga yaitu mendampingi
pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
4) Kelompok 4 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke empat yaitu melaksanakan
advokasi kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan Dana Desa untuk
UKBM
5) Kelompok 5 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke lima yaitu melaksanakan
kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK
6) Kelompok 6 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke enam yaitu melaksanakan
penggalangan dukungan ormas/ kelompok potensial dalam
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
4) Fasilitator menugaskan setiap kelompok menyajikan hasil diskusinya,
selanjutnya menyampaikan penegasan singkat (15 menit).
14
URAIAN MATERI
15
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
16
non-PBI. Penyelenggaraan JKN berfokus pada pengembangan benefit
package, menggunakan sistem pembiayaan asuransi dengan azas gotong
royong, serta melakukan kendali mutu dan kendali biaya pelayanan
kesehatan.
17
dalam rangka meningkatkan kepedulian dan peran aktif di berbagai upaya
kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan memfasilitasi proses
pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif.
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan,
potensi, dan sosial budaya setempat.
2) Advokasi
Advokasi dilakukan kepada para penentu kebijakan dan pemangku kebijakan
untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk kebijakan dan sumber daya
yang diperlukan. Hasil advokasi di tiap jenjang pemerintahan dapat
diinformasikan dan dijadikan bahan advokasi ke jenjang pemerintahan yang
lain secara timbal balik.
3) Kemitraan
Kemitraan dilaksanakan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dan
advokasi dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan. Kemitraan
dilaksanakan dengan prinsip kesamaan kepentingan, kejelasan tujuan,
kesetaraan kedudukan, dan transparansi di bidang kesehatan.
Penyelenggaraan promosi kesehatan harus didukung dengan metode dan
media yang tepat, data dan informasi yang akurat, serta sumber daya yang
optimal termasuk sumber daya manusia yang profesional.
18
Perilaku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Perilaku juga
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap cakupan tiap upaya kesehatan
yang dilakukan oleh puskesmas, baik upaya kesehatan masyarakat (UKM)
maupun upaya kesehatan perorangan (UKP). Dengan demikian, intervensi
promosi kesehatan berperan penting dalam meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat, meningkatkan cakupan program, serta mengatasi permasalahan
kesehatan yang ada di puskesmas.
1 Melaksanakan orientasi promosi Jumlah kader yang diorientasi Minimal 5 kader per desa per
kesehatan bagi kader tahun
19
2 Melaksanakan penyuluhan Jumlah kelompok yang Minimal 2 kelompok per desa per
kelompok dilakukan penyuluhan bulan
3 Mendampingi pelaksanaan SMD dan Jumlah desa yang didampingi Seluruh desa
MMD tentang kesehatan pelaksanaan SMD dan MMD
4 Melaksanakan advokasi kepada Persentase desa memanfaatkan Minimal 40% dari jumlah desa
kepala desa tentang pemanfaatan dana desa untuk UKBM
dana desa untuk UKBM
5 Melaksanakan kunjungan rumah Jumlah rumah tangga yang Seluruh rumah tangga yang
sebagai intervensi promosi dikunjungi memerlukan intervensi promosi
kesehatan PIS-PK kesehatan PIS-PK
Pada sesi berikutnya akan disampaikan penjelasan lebih lanjut tentang teknis
pelaksanaan masing-masing kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat di puskesmas.
b. Pengertian
20
Adalah kegiatan penyampaian materi tentang perkembangan isu kesehatan yang
perlu diketahui kader agar tahu, mau dan mampu melaksanakan upaya promosi
kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di bawah
pembinaan tenaga kesehatan/promosi kesehatan Puskesmas yang dilakukan atas
kesadaran diri sendiri dan tanpa pamrih apapun.
c. Tujuan
1) Melakukan penyegaran kembali tentang pengetahuan dan kemampuan
kader kesehatan
2) Menjadi wahana untuk menyampaikan informasi dan kebijakan kesehatan
terkini (up to date)
3) Menjalin hubungan kerja sama, Puskesmas dengan Kader Kesehatan
termasuk mengoptimalkan potensi sumber daya dari Pemerintah Desa dan
Kelurahan serta masyarakat.
d. Sasaran
Kader Posyandu/Kader UKBM/kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana kegiatan orientasi promosi kesehatan bagi
kader di puskesmas
b) Menyelenggarakan pertemuan persiapan pelaksanaan orientasi promosi
kesehatan bagi kader di puskesmas:
No Kebijakan Materi
1. Stunting a. Promosi ASI Eksklusif
b. Promosi MP ASI
c. Kebersihan Lingkung
d. Promosi stunting untuk; calon
pengatin, remaja di sekolah, dll
2. Tuberkulosis a. Pencegahan Tuberkulosis
b. Pengobatan Tuberkulosis
c. Penemuan Kasus
21
i. Peran dan tugas kader
1. Peran Kader
Kader kesehatan merupakan sumber daya manusia yang sangat
berpotensi membantu petugas kesehatan dalam pemberdayaan
masyarakat.
Kader berperan sebagai
Penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam upaya
kesehatan sesuai kewenangannya
Penggerak masyarakat agar memanfaatkan UKBM dan pelayanan
kesehatan dasar
Pengelola UKBM
Penyuluh kesehatan kepada masyarakat
Pencatat kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pelapor jika ada kejadian/kasus dalam permasalahan kesehatan
setempat pada tenaga kesehatan
2. Tugas Kader
Tugas kader adalah mampu melaksanakan sejumlah kegiatan yang
ada di lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan sifatnya sederhana
akan tetapi juga harus berguna untuk masyarakat dan kelompok.
Adapun tugas kader dalam promosi kesehatan antara lain:
Membantu tenaga kesehatan dalam upaya kesehatan di
Posyandu dan UKBM
Membantu melaksanakan dan memantau kegiatan kesehatan
Membantu mengembangkan dan mengelola UKBM
Membantu mengidentifikasi dan melaporkan permasalahan
kesehatan di masyarakat yang dapat berdampak kepada
masyarakat
Membantu dalam memberikan pemecahan masalah kesehatan
yang sederhana kepada masyarakat
Melakukan penyuluhan kesehatan
22
2. Sasaran
Sasaran kader dalam melakukan penggerakan masyarakat yaitu :
Individu
Keluarga
Masyarakat
23
Pengambilan keputusan khususnya yang menyangkut tata cara
pelaksanaan kegiatan guna pemecahan masalah kesehatan yang
ada di masyarakat hendaknya diserahkan kepada masyarakat,
pemerintah/tenaga kesehatan hanya bertindak sebagai fasilitator
dan dinamisator. Sehingga masyarakat merasa lebih memiliki
tanggung jawab untuk melaksanakannya
2) Tujuan
Tujuan penyuluhan adalah perubahan perilaku pada sasaran baik
perorangan maupun masyarakat.
Menurut Effendy (1998 cit Anonima, 2008) tujuan penyuluhan
kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup
sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, terbentuknya perilaku
sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian,
menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan.
3) Sasaran
Keluarga: ayah, ibu, anak, nenek, kakek dan pengasuh.
24
Upayakan berkomunikasi dengan cara diskusi untuk meyakinkan
orang tua atau pengasuh, sehingga mereka merasa dibutuhkan.
Anda perlu memandu diskusi, tapi sebaiknya jangan menguasai
pembicaraan.
d) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan
oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul
kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
e) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat
aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran
masyarakat dalam penyuluhan.
25
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang
baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-
langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai
berikut :
- Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat,
- Menetapkan masalah kesehatan masyarakat,
- Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani
melalui penyuluhan kesehatan masyarakat,
- Menyusun perencanaan penyuluhan.
b) Manfaat Pencatatan
Mendapatkan gambaran umum kondisi kesehatan per
keluarga di wilayah binaannya
Sebagai bahan untuk menyusun rencana kegiatan yang
akan dilakukan oleh kader
Sebagai bahan untuk melakukan penyuluhan sederhana
pada keluarga sesuai permasalahan yang di hadapi oleh
masing-masing keluarga
Sebagai bahan untuk menggerakkan masyarakat dan
berkoordinasi dengan UKBM terkait
Mengetahui perkembangan kondisi kesehatan keluarga di
wilayah binaannya
2) Pelaporan Sederhana
a) Pengertian
Pelaporan sederhana adalah kegiatan yang dijalankan
secara teratur untuk menyampaikan hasil pelaksanaan
dan tindak lanjut kegiatan kader kepada Kepala Desa/
Lurah dan dapat ditembuskan kepada Kepala Puskesmas
atau disampaikan secara langsung pada saat pertemuan
Forum Desa dan Lokakarya Mini di Puskesmas.
26
b) Manfaat Pelaporan
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan pendampingan
pendataan Keluarga Sehat
Sebagai masukan untuk kegiatan monitoring/pemantauan,
penilaian, dan supervise/bimbingan
Sebagai umpan balik untuk pengendalian/perbaikan
pelaksanaan kegiatan
Sebagai dokumen tingkat pencapaian hasil kegiatan atau
bukti keberhasilan pelaksanaan kegiatan
2) Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan orientasi promosi kesehatan bagi kader di
puskesmas dengan menggunakan:
a) Metode pembelajaran orang dewasa: bermain peran, diskusi kelompok,
ceramah tanya jawab.
b) Alokasi waktu 4-5 jam pelajaran, @ 45 menit = 180-225 menit, sesuai
kebutuhan orientasi.
g. Indikator keberhasilan
Jumlah kader yang di orientasi, minimal 5 (lima) kader per desa per tahun.
h. Lampiran:
27
langkah kegiatan (persiapan, pelaksanaan dan penilaian) dengan
pembagian tugas sebagai berikut:
Kelompok 1 mendiskusikan dan membuat kajian sederhana
tentang materi orientasi yang dibutuhkan kader terkait
permasalahan kesehatan yang ada
Kelompok 2 mendiskusikan penyusunan rencana orientasi, meliputi
: tujuan, sasaran/peserta orientasi, jumlah peserta, pelaksana
kegiatan, materi, tempat, waktu, jadwal, metode, media, dll)
Kelompok 3 mendiskusikan materi orientasi promosi kesehatan
bagi kader (materi 1 dan 2)
Kelompok 4 mendiskusikan materi orientasi promosi kesehatan
bagi kader (materi 3 dan 4)
Kelompok 5 mendiskusikan instrumen pemantauan dan penilaian
keberhasilan pelaksanaan orientasi.
d) Fasilitator meminta peserta dari wakil kelompok untuk memaparkan hasil
diskusi.
e) Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta dari kelompok lain
untuk bertanya atau hal-hal lain yang perlu diklarifikasi.
f) Fasilitator merangkum hasil diskusi menyampaikan penegasan tentang
tugas tenaga promosi kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan orientasi
beserta indikator dan target capaiannya
2) Lembar kerja
2 Tuberkulosis
3 Imunisasi
28
Waktu
Jadwal
Sumber dan Rencana Anggaran
2 Tuberkulosis
3 Imunisasi
a. Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan orientasi ini, peserta mampu melakukan penyuluhan
kelompok di wilayah kerja puskesmas
29
b. Pengertian
Adalah kegiatan pemberian materi tentang perkembangan isu kesehatan untuk
meningkatkan perubahan sikap dan perilaku kelompok masyarakat agar tahu, mau
dan mampu melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di bawah pembinaan tenaga kesehatan puskesmas yang
dilakukan atas kesadaran diri sendiri.
c. Tujuan
1) Melakukan penyegaran kembali pengetahuan kader tentang kesehatan
2) Menyampaikan informasi dan kebijakan kesehatan terkini
3) Menjalin hubungan kerja antara Puskesmas dengan Kader Kesehatan
termasuk mengoptimalkan potensi sumber daya dari Pemerintah Desa dan
Kelurahan serta masyarakat.
d. Sasaran
Kelompok yang ada dimasyarakat termasuk kelompok potensial, seperti remaja,
pasangan calon pengantin, ibu hamil, menyusui dan nifas, tokoh masyarakat dan
agama, serta Kader kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
e. Langkah kegiatan:
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana, akan lebih baik jika dana tersebut berasal
dari swadana/dana desa untuk kegiatan penyuluhan Kelompok yang akan
dilaksanakan di wilayah puskesmas.
30
- Penyuluhan kelompok tentang stunting kepada tokoh masyarakat dan
tokoh agama.
- Penyuluhan kelompok tentang stunting kepada kader kesehatan.
e) Melakukan proses surat menyurat.
f) Menyelenggarakan pertemuan persiapan pelaksanaan orientasi promosi
kesehatan bagi kader di puskesmas.
2) Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan orientasi promosi kesehatan bagi kader di puskesmas
dengan menggunakan:
a) Metode pembelajaran orang dewasa: bermain peran, diskusi kelompok,
ceramah tanya jawab.
b) Alokasi waktu 2 jam pelajaran (90 menit)
g. Indikator keberhasilan
Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan, minimal 2 kelompok per desa per
bulan
h. Lampiran
1) Pedoman Bermain Peran :
Peserta dibagi menjadi 5 kelompok dengan menghitung 1-5, kemudian
bergabung dengan nomor yang disebutnya. Masing-masing kelompok
diminta melakukan simulasi penyuluhan.
- Kelompok 1 simulasi penyuluhan stunting kepada remaja di sekolah
- Kelompok 2 simulasi penyuluhan tentang tentang stunting kepada
pasangan calon pengantin
- Kelompok 3 simulasi penyuluhan stunting kepada ibu hamil, menyusui,
dan nifas.
- Kelompok 4 simulasi penyuluhan stunting kepada tokoh masyarakat dan
agama.
- Kelompok 5 simulasi penyuluhan stunting kader kesehatan.
Masing-masing kelompok mempersiapkan simulasi dengan membagi peran
pada kelompok masing-masing sesuai topik yang akan disimulasikan dan
menyiapkan sarana atau media yang diperlukan untuk mendukung simulasi.
31
Diharapkan masing-masing kelompok membuat skenario sederhana agar
pembagian peran jelas.
Masing-masing kelompok melakukan simulasi. Setiap seselasi melakukan
simulasi 2 orang wakil kelompok lain diminta untuk memberikan
tanggapannya dari aspek permainan peran yang melibatkan seluruh anggota
kelompok, kesesuaian topik dengan materi peran yang dimainkan,
penggunaan sarana/prasarana atau media pendukung dan kreatifitas
kelompok.
Fasilitator menutup akhir simulasi dengan mengulas simulasi dari 5
kelompok tersebut.
2) Lembar Kerja
Lembar Kerja 1: Menyusun Rencana Kegiatan Penyuluhan Kelompok
Tabel 1: Rencana Kegiatan Penyuluhan Kelompok
1. Stunting
pada
remaja
Keterangan:
1. Isu :Tuliskan isu yang telah ditetapkan pada
studi kasus.
2. Sasaran : Tetapkan sasaran penyuluhan
berdasarkan permasalahan kesehatan
3. Tujuan : Jelaskan tujuan apa yang diperlukan
dalam mengatasi masalah kesehatan isu
strategis tersebut
4. Metode : Pilihlan metode dan teknik yang tepat
5. Media yang digunakan : pilihlah media yang sesuai dengan
Sasaran, tempat dan waktu.
32
Isi pesan: Pemberian tablet tambah darah, Perilaku hidup bersih dan
sehat /Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Isi Piringku.
2. Stunting pada pasangan calon pengantin
Isi pesan: Imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah, Isi Piringku.
3. Stunting pada Ibu Hamil, Menyusui, dan Nifas
Isi pesan untuk Ibu Hamil: pemberian tablet tambah darah, Isi
Piringku, Kunjungan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal 4
kali kunjungan, Persalinan ke fasilitas kesehatan.
Isi pesan untuk Ibu Nifas: Isi Piringku, KB, Kunjungan nifas ke
fasilitas kesehatan sesuai jadwal.
Isi pesan Ibu Menyusui: Isi Piringku, Vitamin A pada Balita,
Imunisasi, Perkembangan Balita dan Anak, ASI Eksklusif, MP-ASI.
4. Stunting pada tokoh masyarakat dan agama
Isi pesan: Imunisasi, KB, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/CTPS.
5. Stunting pada kader kesehatan
Isi Pesan: Pemberian tablet tambah darah, Perilaku hidup bersih
dan sehat /Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Isi Piringku,
Kunjungan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal 4 kali
kunjungan, Persalinan ke fasilitas kesehatan, Kunjungan nifas ke
fasilitas kesehatan sesuai jadwal, KB, Vitamin A pada Balita,
Imunisasi, Perkembangan Balita dan Anak, ASI Eksklusif, MP-ASI.
3) Lembar Penilaian
b. Pengertian
33
Adalah kegiatan membantu, membimbing serta mendampingi masyarakat dalam
melakukan jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diantaranya adalah
survei mawas diri (SMD) untuk pengenalan masalah kesehatan, penentuan
prioritas masalah kesehatan dan musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk
menyusun rencana kegiatan mengatasi masalah kesehatan, penggorganisasian
masyarakat serta pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Dalam kegiatan ini,
peran petugas puskesmas adalah sebagai fasilitator, membantu, membimbing
serta mendampingi masyarakat dalam melakukan kegiatannya.
c. Tujuan
1) Memfasilitasi masyarakat memecahkan masalah kesehatannya secara mandiri.
2) Menggali potensi sumber daya masyarakat yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan.
3) Membangun dan menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok
kesehatan/UKBM.
4) Membangun kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah atau factor-
faktor risiko terjadinya masalah kesehatan tertentu yang ada di desa serta
potensi yang ada yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan
5) Mendampingi penyusunan rencana aksi atau program kerja kegiatan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
6) Menjalin hubungan kerja sama, Puskesmas dengan jajaran kader kesehatan
termasuk mengoptimalkan potensi sumber daya dari Pemerintah Desa dan
Kelurahan serta masyarakat.
d. Sasaran
Sasaran SMD adalah masyarakat, sedangkan sasaran MMD meliputi Kepala
Desa/Lurah, tokoh masyarakat/tokoh adat, tokoh agama, ketua Kader
34
Posyandu/kader kesehatan serta ketua kelompok-kelompok peduli kesehatan di
masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Dalam MMD dapat melibatkan kelompok potensial seperti karang taruna, pemuda
masjid, gereja, pramuka, kader, tokoh adat, ulama, guru, wakil-wakil dari
RT/dusun dll
e. Langkah kegiatan:
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana kegiatan pendampingan pelaksanaan SMD
dan MMD tentang Kesehatan
b) Menyamakan pemahaman tentang pendampingan pelaksanaan SMD dan
MMD beserta langkah-langkah kegiatannya.
c) Menyiapkan data umum maupun data kesehatan (profil Puskesmas, hasil
pendataan KS/IKS serta data kesehatan lainnya yang layak untuk
dianalisis.
d) Melakukan analisis situasi , meliputi: analisis data umum dan data
kesehatan serta faktor-faktor terkait yang menyebabkan terjadinya
masalah kesehatan.
e) Menyusun rencana kegiatan pendampingan, meliputi : sasaran/peserta
kegiatan, pelaksana, materi, tempat, waktu, jadwal, metode, media, dll)
f) Melakukan proses surat menyurat.
g) Menyelenggarakan pertemuan persiapan pendampingan
2) Pelaksanaan
a) Pra Survei Mawas Diri
i. Identifikasi masalah kesehatan
Pengenalan masalah kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya:
- Melakukan pengamatan langsung keadaan atau lingkungan
diwilayah sekitar tempat tinggal
- Melakukan wawancara dengan tetagga yang ada disekitar tentang
pengetahuan, sikap dan perilaku yang dapat menyebabkan
terjadinya penularan peyakit
- Mengajak wakil warga untuk melihat langsug upaya pencegahan
penyakit tertentu yang dilakukan oleh warga desa yag lebih maju
dari desa mereka
- Memperlihatkan foto atau gambar tetang keadaan keuarga yang
mengalami masalah kesehatan tertentu dan keluarga yang telah
melakukan upaya pencegahan penyakit tersebut
- Menggunakan alat bantu pemantauan (instrumen) keadaan
keluarga, situasi lingkungan yang merupakan faktor risiko
terjadinya penyakit
35
- Data Umum : data tentang potensi desa (data sekunder dari
statistik desa) , jumlah penduduk, pekerjaan, pendidikan, agama,
saluran komunikasi, tokoh masyarakat yang potensial dll
- Data khusus : jumlah keluarga yang dianggap memiliki factor
risiko penyumbang masalah yang ada diwilayah, misanya adanya
genangan air, adanya unggas dan kandangnya di sekitar rumah
- Data perilku dan lingkungan: pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat serta data lingkungan yang merupakan factor risiko
terjadinya masalah kesehatan
iii. Menetapkan pelaksana SMD: yaitu warga atau kader desa, anggota
kepemudaan atau kelompok yang ditunjuk
Orientasi pelaksana SMD : memberikan pemahaman tentang
masalah, penyebab dan faktor terjadinya masalah kesehatan. Pada
orientasi yersebut dijelaskan juga tentang data yang perlu diambil,
cara mendapatkan informasi, penetapan wilayah, pengumpulan data,
pengolahan, perumusan, analisis dan menyiapkan hasil SMD
36
- Memahami adanya potensi masyarakat untuk dapat
mengantisipasi/mengatasi masah kesehatan
- Bersepakat untuk menanggulagi masalah melalui berbagai upaya
pencegahan
h. Indikator keberhasilan
Jumlah seluruh desa yang didampingi dalam pelaksanaan SMD dan MMD.
i. Lampiran:
1) Lembar kerja Survei Mawas Diri
No Masalah Kesehatan
1.
2.
37
3.
No Parameter Masalah
1 2 3 4
1. Kegawatannya
2. Mendesaknya
3. Penyebarannya
4. Kemudahan mengatasi
masalah
5. Keinginan masyarakat
Jumlah nilai
Penetapan prioritas masalah kesehatan dilakukan dengan jalan memberikan
nilai skoring 1-5, nilai 1 apabila nilai tersebut dianggap sangat ringan dan
nilai skoring 5 apabila masalah tersebut sangat gawat atau mendesak
38
Sasaran Perilaku Prioritas Sasaran Upaya untuk
Penyebab Masalah mengatasi masalah
Primer 1. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
2. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
Sekunder 1. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
2. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
Tersier 1. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
2. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
39
No Upaya Mengatasi Masalah Pengorganisasian Kegiatan
Melalui
1. Ketua .........
Anggota......
2. Ketua .........
Anggota......
3. Ketua .........
Anggota......
40
4. Melaksanakan advokasi kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan Dana
Desa untuk UKBM
a. Tujuan pembelajaran:
Peserta pelatihan melaksanakan advokasi kepada kepala desa tentang
pemanfaatan dana desa untuk UKBM
b. Pengertian
Serangkaian kegiatan komunikasi persuasif secara terencana dan sistematis
kepada kepala desa agar mengalokasikan dana desa untuk dimanfaatkan dalam
pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
c. Tujuan
Mendapatkan komitmen kepala desa untuk mengalokasikan alokasi dana desa
dalam pengembangan UKBM.
d. Sasaran
Kepala Desa, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Camat, Ketua Tim Penggerak
PKK Desa dan Kecamatan
e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana kegiatan advokasi kesehatan pemanfaatan
dana desa bagi UKBM.
b) Menyusun rencana pelaksanaan advokasi sesuai dengan langkah-langkah
kegiatan advokasi kesehatan Puskesmas.
c) Membentuk tim advokasi.
i. Carilah mitra potensial yang dapat dijadikan anggota tim advokasi
termasuk kader, fasilitatator desa, tokoh masyarakat, dll
41
ii. Lakukan pertemuan tim untuk saling berkenalan, dan mulai
menumbuhkan keakraban, dan menyepakati prinsip-prinsip dasar,
tujuan, dan langkah-langkah pelaksanaan penjajakan.
iii. Buatlah Rencana kerja tim advokasi
iv. Pembagian tugas di antara anggota tim.
d) Membuat analisa situasi berupa kajian sederhana tentang isu yang akan
diadvokasikan atau permasalahan kesehatan yang ada di wilayah
Puskesmas.
i. Mulailah tim bekerja mengumpulkan data sekunder tentang; situasi
kesehatan masyarakat, sarana prasarana kesehatan, kebijakan
kesehatan, kebijakan anggaran kesehatan di wilayah terpilih
ii. Mulailah mempelajari data tersebut dan membuat catatan-catatan
penting yang relevan dengan kebutuhan.
iii. Diskusikan dengan tim temuan-temuan penting dari data tersebut,
dan rumuskan topik-topik masalah kesehatan masyarakat yang anda
temukan.
iv. Akhirnya, lakukan diskusi terhadap keseluruhan temuan tersebut, dan
susunlah laporan temuan awal mengenai situasi kesehatan
masyarakat, kondisi sarana prasarana kesehatan, kebijakan
pembangunan kesehatan, dan kebijakan anggaran kesehatan.
v. Tentukan isu strategis yang ingin diadvokasikan. Pilih berdasarkan
besarnya masalah dan kebutuhan wilayah. Beberapa isu strategis
terkait pemanfaatan dana desa antara lain :
- Desa belum memahami kewenangan di bidang kesehatan.
- Desa belum memprioritaskan bidang kesehatan dalam
pembangunan desa.
- Desa belum memahami kebutuhan bidang kesehatan bagi
masyarakat desa.
- Desa belum mampu menjabarkan atau menyusun perencanaan
kegiatan bidang kesehatan dengan tepat. Kelima, kelompok
masyarakat yang memahami bidang kesehatan belum terlibat
dalam proses perencanaan pembangunan desa.
42
v. Tempat dan waktu dalam turut menjadi unsur penting kegiatan
advokasi. Musrengbangdes sebagai contoh merupakan forum tingkat
desa yang potensial untuk mengadvokasi pemanfaatan dana desa.
vi. Media advokasi biasanya berbentuk lembar fakta/factsheet, paparan,
video advokasi.’
vii. Susunan Acara dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan dilihat
dari metode advokasi yang ditentukan serta tingkat keformalitasan
kegiatan advokasi.
Statement/Pernyataan
Stunting dapat dicegah. Kejadian ini dapat mengakibatkan generasi
yang tidak berkualitas karena anak mudah sakit dan mempunyai
kemampuan berpikir yang rendah. Kurangnya kepedulian desa dan
masyarakat dalam menanggulangi stunting.
Evidence/Bukti
Tingginya kasus stunting di desa Subur. Berdasarkan hasil
kunjungan rumah didapatkan 1 dari 3 anak mengalami stunting
atau kondisi lebih pendek dari tinggi yang seharusnya. Hal ini
mungkin berhubungan dengan seringnya kejadian penyakit diare
akibat kebiasaan masyarakat dan kurangnya akses ke air bersih
dan sanitasi. 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka
dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum
bersih.
Example/Contoh
Keluarga Budi mempunyai 2 (dua) orang anak yang berusia 4
tahun dan 8 tahun yang mengalami stunting. Menurut pengakuan
beliau, kedua anak tersebut sering mengalami sakit terutama
penyakit diare. Dengan kejadian tersebut, anak-anak pak Budi
sering tidak masuk sekolah karena membutuhkan perawatan
43
kesehatannya.
Action Desired / Aksi yang diharapkan
Pemerintahan Desa Subur harus memprioritaskan penanggulangan
stunting di Desanya melalui pemanfaatan dana desa untuk
penyediaan air minum bersih dan pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan sanitasi berbasis masyarakat.
44
sekolah, Pemantauan pertumbuhan balita oleh kader dan
penyediaan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bayi, balita dan
anak, Kunjungan rumah oleh kader untuk pemnatauan
pertumbuhan balita
- Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan, Pengelolaan dan
Pembinaan UKBM (Poskesdes/Polindes, Posbindu, Posyandu dan
Pos kesehatan lainnya) : Pembinaan pengelolaan dan pembinaan
UKBM, Penyediaan sarana prasarana, Penyediaan media KIE,
Operasional UKBM, Pengadaan Posbindu Kit dan bahan habis pakai
posbindu kit untuk warga desa, Penyediaan PMT bagi lansia di
posyandu lansia/Posbindu, Pengembangan kegiatan promotif dan
preventif di posyandu lansia/posbindu
- Penyelengaraan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Promosi
Kesehatan dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) :
Penyelengaraan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Promosi
Kesehatan dan GERMAS, Penyediaan sarana dan prasarana
olahraga, Pertemuan kader kesehatan, Penyuluhan kesehatan yang
diselengarakan oleh desa, Menjadikan rumah ibadah sebagai KTR
(Kawasan Tanpa Asap Rokok), Pemberdayaan masyarakat dalam
penggunaan obat secara benar melalui Gema Cermat, Edukasi
kesehatan terkait pencegahan dan deteksi dini, Gerakan makan
sayur dan ikan, Gerakan olahraga bersama. Pemanfaatan lahan
tidur untuk tanaman obat keluarga (TOGA) dan irigasi desa
mengurangi genangan air serta peningkatan gizi, Taman stimulus
anak dan lansia.
- Kampanye dan Promosi Hidup Sehat (Peningkatan PHBS) guna
mencegah Penyakit Menular Seksual HIV/AIDS, Tubeculosis,
Hipertensi, Diabetes Mellitus dan Gangguan Jiwa : Peningkatan
PHBS, Pemantauan kepatuhan inum obat (TTD, obat TB, Obat HIV,
Obat Malaria, dll ) oleh kader, Promosi/Penyuluhan dan penyediaan
media kIE (Komunkasi, Informasi dan Edukasi), Operasional
kegiatan di desa wisma/kunjungan rumah, Aktivitas kreatif yang
sehat bagi remaja, pemuda dan kelompok seksual aktif.
45
4) Pelaksanaan
a) Melaksanakan kegiatan advokasi pemanfaatan dan desa dengan
menggunakan rencana yang telah disusun.
b) Penggandaan, distribusi dan penggunaan berbagai jenis media advokasi
c) Melakukan dokumentasi kegiatan
g. Indikator keberhasilan
Persentase desa memanfaatkan dana desa untuk UKBM, 40% dari jumlah desa
h. Lampiran:
46
ii. Setelah itu dilanjutkan untuk melakukan penyusunan pesan
menggunakan lembar kerja penyusunan pesan menggunakan lembar
kerja yang telah disediakan(terlampir) (Tabel 2)
c. Kelompok 2 mendiskusikan susunan acara (rundown) pada saat pelaksanaan
advokasi dan pembagian tugasnya
i. Buatlah susunan acara berdasarkan tabel yang telah disediakan.
ii. Pembagian peran dan tanggung jawab dari Tim Advokasi.
iii. Tetapkan serta rinci secara jelas peran setiap anggota Tim Advokasi
(anggota kelompok) dalam pelaksanaan kegiatan advokasi, misalnya:
1. Penanggung jawab kegiatan Advokasi.
2. Penyusun skenario dan rundown kegiatan advokasi,
3. MC atau pembawa acara,
4. Penerima tamu, yang mempersilahkan tamu undangan duduk pada
tempat yang telah disediakan.
5. Penyiapan bahan presentasi Penyaji materi,
6. Moderator, Pembaca testimony bila ada,
7. Tim yang menjawab pertanyaan/ verifikasi dari sasaran advokasi,
8. Penulis kesepakatan atau hal-hal penting pada papan flipchart atau
komputer.
9. Notulen dan pembaca kesimpulan hasil advokasi.
10. Penyiapan, pemasangan dan pembagian media (termasuk
pemberian lembar fakta kepada sasaran advokasi)
11. Perlengkapan yang memastikan fungsi sound sistem, LCD, Laptop,
meja, kursi, papan flipchart, konsumsi, akomodasi,dll Pemantau
waktu pelaksanaan advokasi,
12. Dokumentasi kegiatan advokasi.
d. Kelompok 3 mendiskusikan pembuatan draft komitmen hasil pertemuan
advokasi.
i. Buatlah Format Penandatangan Komitmen menggunakan bahan yang
tersedia menggunakan kertas Flip chart dan spidol
ii. Tentukan Judul komitmen bersama
iii. Tempat dan Tanggal
iv. Pernyataan yang telah disepakati bersama oleh sasaran advokasi.
v. Tanda tangan sasaran advokasi
e. Kelompok 4 mendiskusikan tentang setting tempat/penataan ruang dan
skenario bermain peran dalam pertemuan advokasi dan penentuan peserta
serta peran masing-masing peserta dalam pertemuan advokasi.
i. Buatlah skenario pelaksanaan advokasi pemanfaatan dana desa untuk
pengendalian stunting.
ii. Dalam scenario tersebut, tentukan siapa yang berperan menjadi pelaku
advokasi, sasaran advokasi dan pihak-pihak lain yang terlibat, Metode
yang digunakan, Media advokasi yang akan digunakan.
iii. Setting tempat dan penataan ruang pada saat musrenbang.
iv. Kelompok 5 mendiskusikan penyusunan instrumen pemantauan dan
penilaian pelaksanaan advokasi menggunakan lembar kerja yang telah
disediakan.
47
Waktu sebanyak 15 menit.
Pada sesi ini akan dilaksanakan advokasi pemanfaatan dana desa untuk
pengendalian stunting melalui metode bermain peran
Skenario yang digunakan yaitu menggunakan skenario yang disusun oleh
kelompok 4.
Kelompok 1 mengirimkan satu atau dua orang perwakilan untuk berperan
sebagai pelaku advokasi.
Kelompok 2 mengirimkan perwakilan untuk menjadi MC dan moderator
pada saat advokasi.
Kelompok 3 mengirimkan perwakilan untuk sebagai sasaran advokasi dan
pembaca komitmen.
Kelompok 4 mengirimkan pemain tambahan lainnya misalnya tokoh
masyarakat, kader, petugas kesehatan dan peran lain yang terkait.
Kelompok 5 menjadi pembaca kesepatan advokasi dan tim pemantau
jalannya advokasi.
Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusi (35 menit)
Desa Suka Subur terkenal dengan daerah yang asri, hijau dan kaya akan hasil
alamnya. Desa yang mempunyai populasi sebesar 6,325 jiwa penduduk dan 1215
KK ini terletak di antara dua sungai besar yaitu sungai Ciliwung dan sungai Cisadane
dengan 7 anak sungai. Pada umumnya aliran sungai tersebut oleh masyarakat
sekitar dimanfaat kan sebagai sarana MCK, usaha perikanan dan irigasi pertanian
padi di wilayahnya.
Pak Hanif adalah kepala desa Suka Subur. Beliau baru menjabat sebagai kepala
Desa belum sampai satu tahun belakangan. Banyak perhatian beliau di bidang
pertanian dan perikanan sehingga membantu dalam membuka peluang usaha bagi
warganya. Pak Hanif memanfaatkan pengelolaan dana desa untuk mengembangkan
usaha UMKM dengan membina warga untuk dapat mengolah hasil perikanan
menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis. Pada tahun sebelumnya Desa
Suka Subur mendapatkan penerimaan dana desa sebesar Rp. 852.000.000 dan
banyak dimanfaatkan untuk pembangunan fisik seperti pembangunan gapura desa,
jalan dan saluran irigasi pertanian. Istri beliau adalah seorang guru sekolah dasar
yang mempunyai jiwa sosial tinggi dan aktif disetiap kegiatan desa sehingga sangat
terkenal di kalangan warga. Desa yang terkenal religius ini, masih suka
melaksanakan gotong royong antar warganya. Kader-kader kesehatan juga terlihat
aktif dibeberapa kegiatan walaupun tidak ada insentif dari desa.
48
Warga mempunyai kebiasan mandi, cuci dan kakus dengan memanfaatkan sungai
yang ada. Pemandangan sehari-hari, terutama anak-anak sering sekali terlihat
Buang Air Besar sembarangan. Ternyata kepemilikan jamban juga tidak merata di
warga Desa Suka Subur. Hampir 50% warga belum memiliki jamban keluarga. Di
waktu musim panas, beberapa masyarakat desa juga sulit mendapatkan air bersih
yang memenuhi syarat.
Toni sebagai salah satu petugas kesehatan puskesmas yang bertanggung jawab di
wilayah Desa Suka Subur sangat prihatin dengan kondisi permasalahan kesehatan
yang terjadi. Pria kelahiran sumatra yang fasih berbahasa jawa dan sunda ini ini
adalah lulusan sarjana kesehatan masyarakat jurusan promosi kesehatan di
universitas ternama di Kota Makassar. Dengan pengalamannya 4 (empat) tahun
mengabdi di Puskesmas Kecamatan Suka Subur, sehinga sudah cukup mengenal
permasalahan di wilayah kerjanya. Toni ingin sekali berbuat sesuatu untuk merubah
kondisi warganya. Mengingat jadual Musrengbangdesa sudah dekat, dibantu oleh
beberapa rekan seperjuangannya seperti fasilitator desa, Toni ingin
memperjuangkan isu kesehatan masyarakat di Desa Suka Subur terutama untuk
mengatasi permasalahan stunting di wilayahnya.
3) Lembar kerja
Tabel Penyusunan Rencana Advokasi
Keterangan
Isu Strategis : Tuliskan isu strategis yang telah ditetapkan pada studi kasus.
Sasaran Advokasi : Tetapkan sasaran advokasi beserta peran dan
kewenangannya.
Teknik Advokasi : Pilihlan metode dan teknik advokasi yang di rekomendasikan
49
Tujuan Advokasi : Jelaskan dukungan apa yang diperlukan dari pejabat publik
dalam mengatasi masalah kesehatan isu strategis tersebut (dukungan kebijakan
atau sumberdaya/dana)
50
Lembar Kerja Pemantauan Advokasi Pemanfaatan dana Desa untuk pengendalian
Stunting
Instrumen pemantauan dan penilaian kegiatan advokasi
kesehatan di tingkat Desa
Indikator Intrumen Sumber Ket
pemantauan/pe data/
nilaian informasi
ya tidak
Indikator Input
Indikator Proses
Indikator Output
b. Pengertian
Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pembina
keluarga/tenaga promosi kesehatan puskesmas/tenaga pengelola program
kesehatan lainnya bersama kader dengan jalan mendatangi atau mengunjungi
rumah keluarga sasaran program prioritas.
c. Tujuan
2) Melakukan diskusi dengan keluarga tentang masalah kesehatan yang
dihadapinya, faktor-faktor penyebabnya, upaya untuk mencegah atau
mengatasi masalah kesehatan tersebut serta potensi yang dimilikinya
untuk menjaga serta meningkatan status kesehatan keluarganya.
3) Membantu melakukan rujukan apabila ada anggota keluarga yang
menderita penyakit tertentu dan perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan.
4) Membimbing dan memotivasi anggota keluarga untuk menerapkan
perilaku sehat sebagai upaya menjaga dan meningkatkan status
kesehatannya.
5) Melakukan pemantauan kondisi kesehatan keluarga binaan.
6) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang ada di
wilayah kerja puskesmas
d. Sasaran
51
Suami sebagai kepala keluarga atau isteri/ibu rumah tangga dari keluarga-
keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas
e. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana kegiatan kunjungan rumah dalam
rangka intervensi PIS-PK.
b) Menyamakan pemahaman tentang pembinaan Keluarga/pembina
wilayah
c) Membuat identifikasi masalah kesehatan yang dihadapi setiap
keluarga dan potensi pemecahannya, serta melakukan analisis
sampai ditetapkannya cara pemecahan masalah.
d) Menyiapkan materi, metode dan media KIE yang dibutuhkan.
52
9. Tidak ada anggota keluarga yg 78.9 85.9 85.1
94.1
merokok % % % 86,00%
10. Keluarga memiliki/memakai air 89.4 92.9 94.4
68.7
bersih % % % 86,35%
11. Keluarga memiliki/memakai 48.5 56.7 90.1
44.9
jamban sehat % % % 60,05%
12. Sekeluarga menjadi anggota 69.9 51.2 64.6
66.1
JKN/askes % % % 62,95%
10.80 11.30 5.20 3.70 7.6%
Indeks Keluarga Sehat (IKS) % % % % (0,076)
Yang
Masalah Saat Ini
diharapkan/Ideal Penyebab
kesehatan Sasaran
Non Non Masalah
prioritas Perilaku Perilaku
Perilaku Perilaku
53
e) Menyiapkan rencana pelaksanaan kunjungan rumah meliputi: jadwal,
tenaga Puskesmas melibatkan program terkait, Setelah semua
keluarga yang hendak dikunjungi pada kurun waktu tertentu
(misalnya 1 minggu) didaftar, kemudian disusunlah rencana
kunjungan rumah. Untuk membuat rencana kunjungan ini dapat
digunakan format berikut.
2) Pelaksanaan
Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK degan
menggunakan metode dan teknik yang dapat diterapkan dalam kegiatan
kunjungan rumah yang merupakan salah satu bentuk KIE secara individu/
perorangan yaitu:
54
Penghuni rumah disapa dengan baik jika sudah muncul,
perkenalkanlah diri (dan teman/tim), dan sampaikan maksud
kedatangan. Beritahukan maksud kunjungan sebagai
petugas Puskesmas yang ditugasi dalam membantu
keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas untuk
mengupayakan dan menjaga kesehatannya. Katakan bahwa
jika mungkin ingin dilakukan perbincangan dengan seluruh
keluarga.
b) Ajak Bicara
Tujuan berkunjung ke rumah keluarga bukanlah untuk
berbicara sendiri, melainkan berdialog atau berdiskusi dengan
keluarga. Pembina Keluarga mulai masuk ke permasalahan
yang dihadapi keluarga, ia harus pandai -pandai memancing
diskusi dengan mereka.
Pembina Keluarga tidak perlu langsung menyampaikan masalah
yang dihadapi keluarga tersebut menurut versi kita (misalnya
tentang “bayi yang belum mendapat imunisasi lengkap”).
Perbincangan dapat dimulai dengan menanyakan apa masalah
55
yang dihadapi keluarga berkaitan dengan bayinya. Dengarkan
dengan seksama apa yang disampaikan oleh keluarga, dengan
sesekali bertanya untuk memperjelas atau menggali lebih
dalam penjelasan keluarga. Penggunaan cara ini, akan
diperoleh informasi tentang hal-hal berikut (menggunakan
Keluarga B sebagai contoh).
bagaimana perilaku Keluarga B berkaitan dengan imunisasi,
khususnya imunisasi bayi: apakah melakukannya atau tidak sama
sekali? bagaimana sikapnya–apakah setuju atau tidak setuju
dengan imunisasi?
apa yang menyebabkan Keluarga B tidak melakukan imunisasi
lengkap untuk bayinya:
apakah karena tidak mengetahui manfaat imunisasi pada
bayi?
apakah karena tidak mengetahui di mana saja bisa
mendapatkan imunisasi untuk bayi?
apakah karena tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan
imunisasi lengkap bayinya (misalnya biaya untuk
transportasi)?
apakah karena tidak memiliki waktu untuk melakukan
imunisasi lengkap bayinya?
apakah karena faktor-faktor lain?
Jika keluarga tidak setuju dengan imunisasi, apa yang
melatarbelakangi ketidaksetujuan tersebut
Jika keluarga tidak setuju dengan imunisasi, apa yang
melatarbelakangi ketidaksetujuan tersebut.
56
Pembina Keluarga dapat menjelaskan perihal manfaat jika mengikuti
JKN untuk mengatasi hambatan berupa ketiadaan biaya. Biaya untuk
imunisasi dasar misalnya merupakan biaya yang ditanggung oleh
JKN.
d) Ingatkan
Pembina Keluarga dapat mengakhiri pembicaraan ketika dirasa
sudah cukup untuk kunjungan kali itu. Pembina Keluarga sebelum
mengakhiri perbincangan, jangan lupa untuk mengingatkan kembali
pokok-pokok pesan yang telah disampaikandan tentang apa yang
harus dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah yang
bersangkutan. Pembicaraan tentang imunisasi bayi misalnya, dapat
diingatkan pesan berikut:
57
a. Adanya rencana pelaksanaan kunjungan rumah sebagai tindak
lanjut/intervensi berdasarkan hasil analisis pada perencanaan di
tingkat Puskesmas.
b. Terlaksananya kunjungan rumah sesuai dengan rencana tindak lanjut
di tingkat keluarga, desa/kelurahan dan Puskesmas
g. Indikator Keberhasilan
Seluruh rumah tangga yang memerlukan intervensi PIS-PK.
h. Lampiran
Panduan Diskusi Kelompok
Masing – masing kelompok menyiapkan diri untuk memimpin diskusi secara
bergantian materi berikut:
1) Kelompok 1 : analisis hasil pendataan KS berdasarkan pencapaian
indikator KS, dilanjutkan menetapkan prioritas masalah.
2) Kelompok 2 : identifikasi penyebab masalah kesehatan prioritas
berdasarkan perilaku dan non perilaku. Selanjutnya perilaku saat ini
dibandingkan dengan perilaku yang diharapkan (ideal).
3) Kelompok 3 : mengembangkan intervensi promosi kesehatan melalui
kunjungan rumah berdasarkan penetapan lokasi/IKS, fokus pada
masalah stunting dan tujuan.
4) Kelompok 4 : menyusun rencana pelaksanaan kunjungan rumah.
5) Kelompok 5 : menetapkan metode dan media yang digunakan
b. Pengertian
Adalah kegiatan kemitraan dalam mendapatkan komitmen dan peran serta
ormas/dunia usaha/kelompok potensial sehingga pengurus dan anggotanya
tahu, mau dan mampu hidup sehat serta menggerakkan masyarakat hidup
sehat untuk pencegahan stunting
c. Tujuan
1) Menjaring ormas/dunia usaha/kelompok potensial yang mendukung
upaya promosi kesehatan dalam GERMAS untuk pencegahan Stunting
2) Menjadikan ormas/dunia usaha/kelompok potensial sebagai role model
dalam GERMAS untuk pencegahan Stunting.
3) Menjalin hubungan kerja sama, Puskesmas dengan ormas/dunia
usaha/kelompok potensial dalam GERMAS untuk pencegahan stunting.
d. Sasaran
Ormas/Dunia Usaha/Kelompok Potensial yang berada di wilayah kerja
Puskesmas.
e. Langkah kegiatan:
1) Persiapan
a) Identifikasi sumber daya Puskemas, calon mitra, potensi mitra serta
peran mitra dalam GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
Kepala Puskesmas mengadakan pertemuan internal untuk mendata
ketersediaan dana, SDM Puskesmas dan ormas/dunia usaha/kelompok
potensial sebagai calon mitra potensial. Data calon mitra dilengkapi
59
dengan potensi serta peran calon mitra dalam mendukung GERMAS
untuk Pencegahan Stunting, yang dituangkan ke dalam matrik (Matrik
6.1 dan 6.2).
Catatan :
60
- Calon mitra yang menyetujui kerjasama dapat dibuatkan dalam
lembar komitmen atau berdasarkan kesepakatan bersama yang
disetujui oleh Kepala Desa/Lurah atau Camat.
- Tersusunnya rencana kerja Kemitraan dalam mendukung GERMAS
untuk Pencegahan Stunting
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan kerjasama dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan
berikut, yaitu :
a) Mitra melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Puskesmas
dalam pelaksanaan kerjasama, bisa melalui konsultasi atau
pertemuan.
b) Puskesmas memfasilitasi kegiatan Mitra yang melibatkan pihak lain
(administrasi dan bentuk koordinasi lainnya).
c) Mitra mengadakan pertemuan Sosialisasi GERMAS untuk Pencegahan
Stunting diinternal Mitra, dengan mengundang Kepala Puskesmas
sebagai narasumber.
d) Mitra mengadakan pertemuan dengan mengundang Puskesmas
untuk pelaksanaan advokasi, penggerakan masyarakat, penyusunan
media KIE, dan kampanye GERMAS.
61
Puskemas mengundang Mitra untuk menyampaikan
perkembangan/hasil pelaksanaan kegiatan kerjasama. Pemantauan
dan evaluasi yang dilakukan oleh kedua pihak, mengacu pada
instrumen yang telah disepakati.
b) Kunjungan ke Lokasi Sasaran Mitra
Puskesmas bersama Mitra mengadakan pertemuan persiapan
kunjungan ke lokasi sasaran Mitra dengan menetapkan waktu,
lokasi dan instrumen yang telah disepakati.
Puskesmas bersama Mitra melaksanakan kunjungan ke lokasi
sasaran Mitra dalam rangka pemantauan dan evaluasi.
g. Indikator keberhasilan
Jumlah Ormas/dunia usaha/kelompok potensial yang berperan serta dalam
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat, minimal 1 (satu)
Ormas/dunia usaha/kelompok potensial yang berperan serta dalam
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat per tahun.
h. Lampiran:
1) Panduan Diskusi Kelompok
a. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk berdiskusi (20
menit) dengan materi sebagai berikut :
Kelompok 1 melakukan identifikasi ormas/kelompok potensial
beserta potensinya yang akan terlibat dalam GERMAS untuk
Pencegahan Stunting.
Kelompok 2 melakukan identifikasi dunia usaha beserta potensinya
yang akan terlibat dalam GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
Kelompok 3 menyusun konsep kemitraan tentang GERMAS untuk
Pencegahan Stunting.
Kelompok 4 membangun komitmen ormas/dunia usaha/kelompok
potensial dan rencana kerja tentang GERMAS untuk Pencegahan
Stunting. (secara role play/bermain peran)
Kelompok 5 mendiskusikan pelaksanaan pemantauan dan
penilaian mulai dari persiapan, pelaksanaan dan hasil yang
62
meliputi input-proses-output tentang GERMAS untuk Pencegahan
Stunting.
(Gunakan panduan diskusi kelompok dan lembar kerja).
b. Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan dari setiap
kelompok untuk menyajikan dan menampilkan proses penggalangan
komitmen (40 menit, @ 8 menit)
c. Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan dari setiap
kelompok untuk memberikan tanggapan dan masukan, setelah
kelompok selesai menyajikan dan menampilkan proses penggalangan
komitmen (10 menit)
63
Mitra Potensial di Potensi Mitra dalam Peran Mitra dalam GERMAS
Wilayah GERMAS
Puskesmas
1.............................. a. ………
.................. b. ……….
C. ………
2.............................. a. ………
................. b. ……….
C. ………
3.............................. a. ………
.................. b. ……….
C. ………
OuOutline
Program : ........................................
Tujuan : ........................................
64
2.
3.
a. Pengertian
Pemantauan atau monitoring merupakan upaya supervisi datau review kegitan
yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola kegiatan promosi kesehatam,
untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Dengan dilakukannya pemantauan secara periodik, dapat
menemukan adanya permasalahan seawall mungkin agar segera dapat segera
diatasi atau diperbaiki. Dalam kata lain, pemantauan disebut juga sebagai
“evaluasi proses”.
b. Tujuan
Tujuan pemantauan kegiatan promosi kesehatan adalah:
1) Diperoleh informasi ketersediaan serta penggunaan alokasi anggaran untuk
kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.
2) Diperolehnya informasi tentang tenaga dan kapasitas yang dimiliki oleh
Puskesmas dalam pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.
65
3) Diperoleh informasi tentang jumlah dan jenis media yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.
4) Diperoleh informasi keterlibatan pihak lain di luar Puskesmas dalam
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan
5) Diperolehnya informasi permasalahan yang dihadapi sebelum selama kegiatan
berlangsung.
6) Diperolehnya informasi tentang adanya integrasi pelaksanaan kegiatn promosi
kesehatan dnegan kegiatan lain di wilayah kerja Puskesmas.
c. Sasaran
Sasaran pelaksanaan pemantauan adalah petugas promosi kesehatan atau petugas
kesehatan yang melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.
d. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memastikan adanya rencana untuk melakukan pemantauan dan penilaian.
Rencana kegiatan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan di
Puskesmas disesuaikan dengan dokumen perencanaan di Puskesmas. Perlu
dipastikan bahwa rencana memuat nama kegiatan, tujuan, sasaran, metode,
petugas pelaksana, dana, dan waktu pelaksanaan.
b) Menyusun atau melakukan review instrumen pemantauan dan penilaian
kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.
c) Pelaksanaan standardisasi atau peningkatan kapsitas petugas pelaksana
untuk melaksanakan pemantauan dan penilaian kegiata promosi kesehatan
di Puskesmas.
d) Mengumpulkan dokumen pendukung yang akan digunanakan dalam
pelaksanaan pemantauan dan penilaian (misalnya laporan kegiatan, catatan
harian, dokumentasi, notulen, daftar hadir, dll).
2) Pelaksanaan
a) Melaksanakan pemantauan secara periodik setiap bulan atau 3 bulan dan
penilaian dilakukan saat akhir tahun kegiatan (bulan ke 12).
b) Petugas promosi kesehatan bertanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan pemantauan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas, sedangkan
66
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk menilai kegiatan
promosi kesehatan di Puskesmas.
c) Melakukan analisa hasil pemantauan dan penilaian dan memberikan
rekomendasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
d) Penyusunan laporan dan rencana tindak lanjut hasil pemantauan dan
penilaian.
f. Indikator Keberhasilan
Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas dikatakan berhasil dengan baik apabila
hasil pemantauan dan penilaian untuk setiap kegiatan mencapai 80%.
g. Lampiran
1) Indikator dan definisi operasional kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas
2) Instrumen pemantauan dan penilaian
3) Lembar diskusi kelompok I
4) Lembar diskusi kelompok 2
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI melalui surat Nomor
PK.05.01/3/0601/2018 telah menetapkan kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat di Puskesmas, sebagai berikut:
67
1. Melaksanakan Jumlah kader yang di Jumlah kader yang Minimal 5 Kader per
Orientasi Promosi orientasi kesehatan atau kader lain Desa per tahun
Kesehatan Bagi Kader di desa yang mendapatkan
materi isu perkembangan
isu kesehatan agar mau
dan mampu untuk
membantu melakukan
peberdayaan masyarakat
dalam waktu satu tahun.
2. Melaksanakan Jumlah kelompok Jumlah kelompok di satu Minimal 2 kelompok
penyuluhan kelompok yang dilakukan desa yang mendapatkan per desa per bulan
penyuluhan informasi isu kesehatan
agar mau melakukan
perubahan perilaku dalam
waktu satu bulan.
3. Mendampingi Jumlah Desa yang di Jumlah desa yang Seluruh Desa
pelaksanaan SMD dan dampingi mendapatkan
MMD tentang pelaksanaan SMD pendampingan teknis oleh
Kesehatan dan MMD tenaga promosi
kesehatan/petugas
kesehtaan lain selama
proses pelaksanaan Survei
Masyarakat Desa (SMD)
dan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
untuk membahas masalah
kesehatan yang dihadapi
dalam waktu satu tahun.
68
dalam pelaksanaan pelaksanaan Gerakan pemuda, pramuka, pelaksanaan Gerakan
Gerakan Masyarakat Masyarakat Hidup kelompok tani, dll) dan Masyarakat Hidup
Hidup sehat sehat kelompok potensial lain sehat per tahun
(dunia usaha, organisasi
profesi/pekerja, , LSM
lingkungan, LSM kesehtan,
kelompok peduli TBC, dll)
di wilayah kecamatan yang
dapat mendukung,
bekerjasama dan perperan
aktif dalam pelaksanaan
Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat dalam waktu satu
tahun.
69
LAMPIRAN 2. Lampiran 1. Instrumen Pemantauan dan penilaian
70
3. Petugas promosi kesehatan melakukan Laporan kegiatan
pemantauan terhadap peningkatan harian petugas
kinerja kader pasca mengikuti orientasi
promosi kesehatan.
Keluaran
Jumlah kader yang diorientasi promosi
kesehatan per tahun:…….. kader
Jumlah
Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan kesehatan per desa dalam 1 bulan pada titik-titik yang tersedia
3. Kegiatan orientasi dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 10
………………………………, …………………………….20…..
71
Melaksanakan Penyuluhan Kelompok
Proses
1. Petugas promkes/kesehatan puskesmas, Notulen
menyelenggarakan pertemuan persiapan
pelaksanaan penyuluhan kelompok
dengan lintas program puskesmas.
72
Keluaran
Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan
kesehatan per desa dalam 1 bulan:.......
kelompok
Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan kesehatan per desa dalam 1 bulan pada titik-titik yang tersedia
3. Kegiatan penyuluhan kelompok dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 10
………………………………, …………………………….20…..
73
Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
74
5. Petugas promke/kesehatan melakukan Dokumen hasil
pendampingan terhadap pelaksanaan MMD, Notulen,
kegiatan MMD yang diselenggarakan di foto.
Desa/Kelurahan
6. Petugas promkes/ kesehatan puskesmas Dokumen
melakukan pemantauan pelaksanaan laporan dan foto
kegiatan hasil MMD di Desa/Kelurahan.
7. Petugas kesehatan/puskesmas melakukan Dokumen
bimbingan teknis dan fasilitasi pelaksanaan laporan dan foto
kegiatan hasil MMD di Desa/Kelurahan.
Keluaran
Jumlah desa/kelurahan yang didampingi dalam
SMD/MMD:..... desa/kelurahan
Jumlah
Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Mengisi jumlah Jumlah desa/kelurahan yang didampingi dalam SMD/MMD pada titik-titik yang disediakan
3. Kegiatan pendampingan SMD dan MMD dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 12
………………………………, …………………………….20…..
75
Melaksanakan Advokasi kepada Kepala Desa
tentang Pemanfaatan Dana Desa untuk UKBM
Proses
1. Membentuk tim advokasi SK tim advokasi
76
dengan peserta kepala desa/lurah yang notulen
ada di wilayah kerja puskesmas
6. Petugas promkes/kesehatan Dokumen hasil/
melaksanakan advokasi melalui notulen advokasi
kunjungan/pertemuan tatapmuka dan flembar
dengan kepala desa/ lurah yang ada di komitmen
wilayah kerja puskesmas
7. Petugas promkes/kesehatan melakukan Dokumen hasil/
kegiatan lanjutan/ pemantapan notulen advokasi
komitmen kades/lurah pasca pertemuan dan foto
advokasi untuk memastikan realisasi dari
komitmen dukungan dana desa untuk
UKBM
Keluaran
Jumlah Desa yang memberikan dukungan
dana Desa untuk UKBM sampai dengan tahun
2018:............ desa
Jumlah
Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Mengisi jumlah desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM pada titik-titik yang disediakan
3. Kegiatan advokasi dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 12
………………………………, …………………………….20…..
77
Melaksanakan Kunjungan Rumah Sebagai Intervensi PIS-PK
Proses
1. Petugas puskesmas melakukan analisis Dokumen hasil
hasil pendataan KS di tingkat analisa
Desa/Kelurahan
2. Petugas puskesmas melakukan Dokumen
penetapan masalah kesehatan prioritas masalah
di tingkat Desa/Kelurahan yang akan kesehatan
dilakukan intervensi PIS-PK melalui prioritas
kunjungan rumah.
78
5. Petugas puskesmas menghubungi Dokumen
kader kesehatan di Desa untuk catatan kegiatan
terlibat/mendampingi pelaksanaan harian dan foto
kegiatan kunjungan rumah sebagai
intervensi PIS-PK
6. Petugas puskesmas, melakukan
kunjungan rumah sebagai intervensi
PIS-PK sesuai target sasaran dan jadwal Dokumen
kegiatan yang telah dibuat.
7. Petugas puskesmas membuat laporan laporan/ foto
kegiatan kunjungan rumah dalam
rangka intervensi PIS-PK di wilayah
kerjanya.
8. Petugas puskesmas melaporkan kepada Dokumen
Kepala Puskesmas tentang hasil laporan / tanda
kegiatan kunjungan rumah dalam tangan Kapuskes
rangka intervensi PIS-PK di wilayah
kerjanya.
9. Petugas puskesmas membuat rencana Dokumen RTL
tindak lanjut pelaksanaan kegiatan
kunjungan rumah dalam rangka
intervensi PIS-PK di wilayah kerjanya.
Keluaran
Jumlah Rumah Tangga yang dikunjungi dan
memerlukan intervensi PIS-PK sampai
dengan tahun 2018:......... rumah tangga
Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Mengisi jumlah rumah tangga yang sudah dikunjungi pada titik-titik yang disediakan
3. Kegiatan orientasi dianggap berhasil dengan baik (70%) apabila jumlah nilai lebih dari 14
………………………………, …………………………….20….
79
Melaksanakan penggalangan dukungan Ormas/Kelompok Potensial
dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Indikator Hasil pemantauan/ Sumber data/ Nilai Ya=1
penilaian informasi Tidak=0
ya tidak
Masukan
1. Adanya dana puskesmas untuk Dokumen
kegiatan penggalangan dengan anggaran
ormas/kelompok potensial.
2. Adanya petugas puskesmas yang tahu Sertifikat
dan mampu melakukan penggalangan pelatihan
ormas/kelompok potensial
3. Adanya data ormas/kelompok Data Identifikasi
potensial di wilayah kerja Puskesmas Ormas
4. Adanya rencana kegiatan Dokumen
penggalangan ormas/kelompok perencanaan
potensial beserta jadwal Puskesmas/TOR
5. Adanya materi untuk mendukung Dokumen materi/
pertemuan penggalangan kemitraan media KIE, foto
dengan Ormas/Kelompok Potensial
agar berperan serta dalam GERMAS
80
4. Petugas promkes/kesehatan Dokumen rencana
puskesmas menyusun rencana kegiatan
kegiatan sebagai tindak lanjut pasca kemitraan
kesepakatan.
5. Petugas promkes/kesehatan Dokumen catatan
memantau realisasi rencana kegiatan kegiatan harian
yang tertera dalam dokumen dan foto
kemitraan
6. Petugas promkes/kesehatan Dokumentasi
puskesmas membuat laporan dan Germas
dokumentasi kegiatan kemitraan yang
telah dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas
7. Petugas promkes/kesehatan Dokumen tanda
puskesmas melaporkan kegiatan terima laporan
kemitraan GERMAS dengan
Ormas/Kelompok Potensial yang telah
dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas kepada Camat dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
Keluaran
Jumlah Ormas/Kelompok Potensial yang
berperan serta dalam pelaksanaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat sampai dengan
tahun 2018: ....... ormas/kelompok
Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Mengisi jumlah ormas/kelompok potensial yang berperan dalam GERMAS pada titik-titik yang disediakan
3. Kegiatan orientasi dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 11
………………………………, …………………………….20…..
81
Lampiran 2
PANDUAN DISKUSI KELOMPOK 1
1. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok sesuai dengan kegiatan promosi kesehatan di
Puskesmas.
2. Setiap kelompok diminta berdiskusi untuk mempelajari, mengkritisi, menyempurnakan
instrument pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.
Perubahan atau perbaikan instrumen ditulis di kertas flipchart.
a. Kelompok 1 : Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader
b. Kelompok 2 : Melaksanakan penyuluhan kelompok
c. Kelompok 3 : Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
d. Kelompok 4 : Melaksanakan advokasi kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan
Dana Desa untuk UKBM
e. Kelompok 5 : Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK
f. Kelompok 6 : Melaksanakan penggalangan dukungan ormas/ kelompok potensial
dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat
3. Waktu diskusi selama 20 menit.
4. Hasil diskusi setiap kelompok ditulis di flipchart.
5. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
6. Kelompok lain memberikan masukan secara bergantian.
82
Lampiran 3
PANDUAN DISKUSI KELOMPOK 2
1. Peserta tetap berada dalam kelompoknya (sesuai dengan pembagian diskusi kelompok
1).
2. Kelompok saling bertukar topik:
Kelompok 1 : Melaksanakan penggalangan dukungan ormas/ kelompok potensial
dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat
Kelompok 2 : Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader
Kelompok 3 : Melaksanakan penyuluhan kelompok
Kelompok 4 : Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
Kelompok 5 : Melaksanakan advokasi kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan
Dana Desa untuk UKBM
Kelompok 6 : Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK
3. Kelompok melakukan pemantauan dan penilaian secara mandiri (self monitoring)
berdasarkan instrumen yang telah dibahas sebelumnya. Pengisian instrumen
berdasarkan pada data dan keadaan Puskesmas yang dibawa oleh peserta.
4. Waktu diskusi dan pengisian selama 15 menit.
5. Hasil pengisian instrumen setiap kelompok ditulis di flipchart atau ditulis di komputer.
6. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain
memberikan masukan secara bergantian selama 10 menit.
7. Fasilitator merangkum dan menyampaikan tanggapan terhadap presentasi setiap
kelompok tentang pelaksanaan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan
di Puskesmas.
83
d. Rencana Operasional Pencapaian Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas
e. Langkah kegiatan
1) Mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
2) Menentukan rangkaian kegiatan yang paling sesuai untuk sasaran
3) Menjabarkan rangkaian kegiatan di atas menjadi beberapa tahapan. Setiap
tahapan harus berfokus pada hasil spesifik yang lebih kecil dalam jangka
waktu yang lebih pendek untuk unit-unit yang lebih kecil
4) Untuk setiap tahapan tersebut harus ditentukan:
a) Tujuan dan Sasaran serta target yang akan dicapai
b) Lokasi dan Metode yang akan digunakan
c) Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pencapaian
target
d) Siapa pelaksana untuk mendapatkan hasil yang diharapkan?
e) Berapa banyak biaya yang diperlukan
f) Kapan dimulai setiap tahapan kegiatan
84
ATK, Flipchart, laptop, LCD Projector
b. Indikator keberhasilan:
Rencana Kegiatan Operasional Pencapaian Target Kinerja Promosi kesehatan
Puskesmas.
c. Lampiran
Lembar kerja:
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1* Orientasi Kader
1.1. Membuat
Kajian
Sederhana
Materi
Kader
1.2. Menyusun
Rencana
Orientasi
Kader
1.3. Menyusun
Materi
Orientasi
85
WAKTU MATERI JPL
Hari I
08.00 – 08.30 Pembukaan
PENUTUP
87