Anda di halaman 1dari 88

PEDOMAN ORIENTASI TEKNIS PROMOSI KESEHATAN

BAGI PENGELOLA PROMOSI KESEHATAN


DI PUSKESMAS

DIREKTORAT PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


TAHUN 2018

0
Kata Pengantar

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk


mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal,
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya, sehingga menjadikan promosi kesehatan sebagai suatu upaya
kesehatan esensial yang haru diselenggarakan di Puskesmas.
Kegiatan promosi kesehatan bukan hanya sekedar menyebarluaskan informasi
tentang kesehatan ke masyarakat, melainkan memberdayakan masyarakat,
mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung
perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga serta meningkatkan kesehatan
menuju derajat kesehatan yang optimal Puskesmas.
Sesuai dengan peran promosi kesehatan maka upaya promosi kesehatan
tentunya dapat mendukung penyelenggaraan UKP dan UKM di Puskesmas. Setiap
tenaga promosi kesehatan dan tenaga pengelola program pelayanan kesehatan di
Puskesmas hendaknya mampu melaksanakan kegiatan promosi kesehatan. Untuk itu,
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat bersama dengan
berbagai pihak terkait, telah menyusun Buku Panduan Orientasi Teknis Promosi
Kesehatan bagi Tenaga Promosi Kesehatan di Puskesmas.
Buku panduan ini terdiri dari dua bagian yaitu 1) kegiatan fasilitator dalam
proses pembelajaran dan 2) uraian materi. Adapun ruang lingkup materi yang ada
dalam pedoman ini meliputi Kebijakan Strategi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat; Peningkatan Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas; Monitoring dan
Evaluasi; Rencana Operasional Pencapaian Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas dan
Rencana Tindak Lanjut. Melalui metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan
fasilitator diharapkan dapat meningkatkan kapasitas tenaga promosi kesehatan di
puskesmas dalam meningkatkan kinerja promosi kesehatan di puskesmas.
Akhirnya, perkenankan kami menyampaikan terima kasih dan memberikan
penghargaan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan panduan orientasi
ini. Namun demikian, kami tetap berharap ada masukan serta saran perbaikan untuk
menyempurnakan buku panduan orientasi ini.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Promosi Kesehatan
Dan Pemberdayaan Masyarakat,

dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M. Kes.

1
Sambutan
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan

Pertama-tama saya menyampaikan penghargaan kepada Direktorat Promosi


Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat beserta pihak terkait yang telah menyusun
Panduan Orientasi Teknis Promosi Kesehatan bagi Tenaga Promosi Kesehatan di
Puskesmas. Seperti kita ketahui bersama bahwa Visi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan Puskesmas adalah tercapainya ‘Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan’, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata memilki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selanjutnya, Misi
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional, yaitu 1) Menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan, yakni puskesmas menggerakkan sektor lain agar
pembangunan yang dilaksanakan mempunyai dampak dan berkontribusi positif terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, 2) Mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat, yakni puskesmas mendorong agar setiap individu, masyarakat
termasuk swasta mempunyai tanggungjawab terhadap kesehatannya, 3) Memelihara
dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, yakni
puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar, etika profesi
dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efisiensi sehingga dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat, 4)
Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan, yakni puskesmas dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan mendayakan seluruh potensi sumberdaya
kesehatan yang ada secara optimal dan berhasil guna.
Arah Pembangunan Kesehatan tahun 2015 – 2019 adalah mengutamakan upaya
kesehatan promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kesehatan kuratif dan
rehabilitatif. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat
promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah proses untuk memberdayakan
masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu
masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan
serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal .
Melalui promosi kesehatan masyarakat menjadi mampu berperilaku hidup bersih dan
sehat, akses dalam pelayanan kesehatan yang bermutu, berperan aktif dalam menjaga
serta meningkatkan lingkungan yang sehat, sehingga terwujudlah kecamatan yang
sehat.
Perilaku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Saat ini berbagai
masalah kesehatan pada umumnya penyebab utamanya adalah rendahnya kesadaran
serta kemampuan masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Saya
berharap melalui intervensi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan oleh tenaga promosi kesehatan di puskesmas dapat meningkatkan
kemandirian masyarakat untuk menjaga agar tetap sehat bahkan menjadi lebih sehat
lagi. Demikian juga untuk kelompok berisiko mampu melakukan upaya preventif
sehingga terhindar dari masalah kesehatan. Bagi yang sakit, mampu menjalani perilaku

2
pengobatan yang sesuai dengan standar pelayanan kesahatan yang bermutu sehingga
dapat sembuh dan tidak mengalami kecacatan.
Penyelenggaraan promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya kesehatan
esensial yang harus dapat dilakukan secara optimal baik dalam UKP dan UKM, terutama
dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
serta pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota. Promosi kesehatan
hendaknya lebih diarahkan pada upaya menggerakan peran serta masyarakat dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) di wilayah kerja puskesmas. Saya berharap agar Kepala Puskesmas
dapat menggerakan dan mengkoordinir pengelola program kesehatan di Puskesmas
dalam mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan yang terintegrasi dan
komprehensif.
Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab upaya kesehatan yang
diselenggarakan puskemas, hendaknya menerapkan Manajemen Puskesmas terpadu
dalam pengelolaan upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas program.
Dengan demikian, maka upaya promosi kesehatan di puskesmas, tidak hanya dilakukan
oleh tenaga promosi kesehatan saja, melainkan oleh semua tenaga pengelola program
kesehatan yang ada di puskesmas, yaitu pengelola program kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pencegahan dan penanggulangan penyakit,
perbaikan gizi, dan lain sebagainya sesuai dengan upaya kesehatan yang ada di
Puskesmas.
Dengan adanya Panduan Orientasi Teknis Promosi Kesehatan bagi Tenaga
Promosi Kesehatan di Puskesmas ini, diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan
bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan
bimbingan kepada Kepala Puskesmas, tenaga pengelola program kesehatan di
puskesmas, khususnya tenaga promosi kesehatan dalam melakukan upaya promosi
kesehatan sesuai tugas pokok dan tanggung jawabnya.

Akhir kata kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan buku panduan
ini, saya mengucapkan terima kasih, dan saya berharap Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota dapat memberikan dukungan pembinaan yang optimal kepada
puskemas agar dapat menyelenggarakan upaya promosi kesehatan secara lebih berhasil
guna dan berdaya guna.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat

dr. Kirana Pritasari, MQIH

3
Daftar Isi

Pendahuluan
I. Latar Belakang
II. Tujuan Pelaksanaan
a. Umum
b. Khusus
III. Materi orientasi
IV. Waktu
V. Tempat pelaksanaan
VI. Metode
VII. Alat bantu kelas orientasi
VIII. Peserta kelas orientasi
IX. Langkah-langkah kegiatan orientasi

Uraian Materi
1. Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Peningkatan Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas
a. Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan bagi Kader
b. Melaksanakan Penyuluhan Kelompok
c. Mendampingi Pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
d. Melaksanakan Advokasi kepada Kepala Desa tentang Pemanfaatan Danan
Desa untuk UKBM
e. Melaksanakan Kunjungan Rumah sebagai Intervensi PIS-PK
f. Melaksanakan Penggalanagan Dukungan Ormas/Kelompok Potensial dalam
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
3. Monitoring dan Evaluasi
4. Rencana Operasional Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas

Penutup

4
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat. Selanjutnya, Misi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas, mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional, adalah 1) Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan, yakni puskesmas menggerakkan sektor lain agar pembangunan yang
dilaksanakan mempunyai dampak dan berkontribusi positif terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya, 2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat, yakni puskesmas mendorong agar setiap individu, masyarakat
termasuk swasta mempunyai tanggungjawab terhadap kesehatannya, 3)
Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau, yakni puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai
standar, etika profesi dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh masyarakat, 4) Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya
kesehatan, yakni puskesmas dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
mendayakan seluruh potensi sumberdaya kesehatan yang ada secara optimal dan
berhasil guna.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, promosi kesehatan di
puskesmas mempunyai peranan penting untuk memberdayakan masyarakat agar
mampu hidup sehat. Arah Pembangunan Kesehatan tahun 2015 – 2019,
mengutamakan upaya kesehatan promotif dan preventif yang didukung oleh upaya
kesehatan kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu
kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Promosi kesehatan
adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif
untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.
Promosi kesehatan merupakan upaya kesehatan esensial yang wajib
diselenggarakan di Puskesmas. Peran promosi kesehatan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan di puskesmas sangat besar. Oleh sebab itu,
penyelenggaraan promosi kesehatan di puskemas hendaknya menjadi bagian
integral atau menyatu dengan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan di puskesmas. Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab upaya
kesehatan yang diselenggarakan puskemas, hendaknya menerapkan Manajemen
Puskesmas terpadu dalam pengelolaan upaya promosi kesehatan yang terintegrasi
secara lintas program. Dengan demikian, maka upaya promosi kesehatan di
puskesmas, tidak hanya dilakukan oleh tenaga promosi kesehatan saja, melainkan
oleh semua tenaga pengelola program kesehatan yang ada di puskesmas, yaitu
pengelola program kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, kesehatan

5
lingkungan, pencegahan dan penanggulangan penyakit, perbaikan gizi, dan lain
sebagainya sesuai dengan upaya kesehatan yang ada di Puskesmas.
Penyelenggaraan promosi kesehatan di puskesmas harus dapat dilakukan lebih
optimal, terutama dalam mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Kabupaten/Kota. Promosi kesehatan hendaknya lebih diarahkan pada upaya
menggerakan peran serta masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan
kualitas upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di wilayah kerja
puskesmas.
Perilaku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan individu, keluarga, kelompok serta masyarakat dan juga merupakan
faktor yang mempengaruhi cakupan setiap upaya kesehatan yang dilakukan oleh
Puskesmas, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan
perorangan. Oleh sebab itu dalam meningkatkan cakupan program serta mengatasi
masalah kesehatan yang ada di Puskesmas, upaya promosi kesehatan mempunyai
peranan penting sebagai intervensi perbaikan perilaku dalam rangka meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Selain itu tentu dapat berdampak pada
peningkatan kinerja puskesmas dan akan bermakna puskesmas telah mendukung
Kabupaten/Kota dalam mencapai Standar Pelayanan Minimal yang juga menjadi
tanggung jawabnya.
Orientasi teknis promosi kesehatan bagi tenaga promosi kesehatan di
puskesmas adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang tugas
dan fungsi tenaga promosi kesehatan di puskesmas sesuai dengan kebijakan yang
berlaku sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan promosi kesehatan di
puskesmas dan meningkatkan kinerja promosi kesehatan di Puskesmas. Oleh sebab
itu perlu disusun panduan orientasi dimaksud untuk dipergunakan sebagai acuan
pelaksanaannya.

II. Tujuan Pelaksanaan


A. Umum
Meningkatnya kemampuan tenaga promosi kesehatan dalam pelaksanaan
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di Puskesmas.

B. Khusus
Setelah orientasi ini, diharapkan peserta :
a. Mampu memahami Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat.
b. Mampu melaksanakan :
1) Peningkatan Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas
2) Monitoring dan Evaluasi

III. Materi Orientasi


A. Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
B. Peningkatan Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas
C. Monitoring dan Evaluasi
D. Rencana Operasional Pencapaian Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas
E. Rencana Tindak Lanjut

6
IV. Waktu: 24 jam pelajaran (@ 45 menit)

V. Tempat pelaksanaan
Dapat dilaksanakan di 160 kabupaten/kota lokus atau disesuaikan dengan
kebutuhan provinsi.

VI. Metode
A. Curah pendapat
B. Diskusi tanya jawab
C. Bermain peran/role play

VII. Alat bantu kelas orientasi


1. Kertas flipchart/kertas koran atau kertas lain yang biasa digunakan dalam
pembelajaran.
2. Standar Flipchart atau tempat menggantungkan kertas tersebut diatas.
3. Kertas HVS/Kwarto/A4
4. Spidol white board dan alat tulis lainnya.
5. Selotip kertas/selotip biasa.
6. Lembar tugas.
7. Media/buku panduan yang sesuai dengan kegiatan orientasi, seperti: PIN
Keluarga Sehat, Panduan, film pendek/Iklan Layanan Masyarakat
8. Format Rencana Tindak Lanjut

VIII. Peserta kelas orientasi


Peserta orientasi adalah tenaga promosi kesehatan dan atau tenaga kesehatan
yang ditunjuk sebagai tenaga pelaksana promosi kesehatan di Puskesmas.

IX. Langkah-langkah kegiatan orientasi


A. Persiapan
1. Lakukan konsultasi dan koordinasi secara berjenjang dengan Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota serta Puskesmas setempat, untuk menyepakati
pelaksanaan kegiatan orientasi.
2. Menyiapkan surat, kerangka acuan, tempat, bahan, alat, sarana dan
prasarana yang menunjang kegiatan orientasi secara lengkap agar tidak
kesulitan termasuk menyiapkan panduan diskusi, panduan bermain peran,
lembar kerja, dll.
3. Menetapkan panitia penyelenggara orientasi dan melakukan proses
administrasi.
4. Menyiapkan materi dalam bentuk makalah atau power point sebagai bahan
penyajian, atau alat bantu lain untuk proses belajar-mengajar. Seperti kertas
flipchart/koran atau kertas yang dapat digantungkan sehingga dapat dibaca
oleh peserta. Bisa juga dibuat dalam potongan-potongan kertas lalu
dirangsang dengan diskusi menyusun kalimat yang terpisah diantara potongan
kertas (metaplan).

7
B. Pelaksanaan
Menyajikan materi secara singkat dan jelas serta mempraktikan kegiatan promosi
kesehatan di Puskesmas:

1. Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat; 3 jam pelajaran (135 menit).
Langkah Pembelajaran
Kegiatan fasilitator:
a. Fasilitator memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang pengertian, tujuan, sasaran
strategi, langkah pelaksanaan kegiatan, alat dan media yang dibutuhkan
serta indikator keberhasilan promosi kesehatan dengan menggunakan
bahan tayang (ppt).
c. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya,
kemudian fasilitator menyampaikan jawaban yang sesuai.
d. Fasilitator menyampaikan kesimpulan secara singkat tentang materi yang
telah dibahas.

2. Peningkatan Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas; 16 jam


pelajaran (720 menit), terdiri dari 6 (enam) target capaian kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas:

a. Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader, selama


2 jam pelajaran (90 menit)
Kegiatan fasilitator:
1) Fasilitator memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2) Fasilitator menjelaskan pelaksanaan orientasi promosi kesehatan
meliputi pengertian, tujuan, sasaran dan langkah kegiatan
(persiapan, pelaksanaan dan penilaian) dengan menggunakan ppt
(15 menit.)
3) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk berdiskusi
kelompok menyiapkan pelaksanaan orientasi (60 menit):
a) Kelompok 1 mendiskusikan dan membuat kajian sederhana
tentang materi orientasi yang dibutuhkan kader terkait
permasalahan kesehatan yang ada/Indeks Keluarga Sehat di
wilayah Puskesmas.
b) Kelompok 2 mendiskusikan penyusunan rencana orientasi,
meliputi : tujuan, sasaran/peserta orientasi, jumlah peserta,
pelaksana kegiatan, materi, tempat, waktu, jadwal, metode,
media, dll)
c) Kelompok 3 mendiskusikan materi orientasi promosi kesehatan
bagi kader (materi 1 dan 2)
d) Kelompok 4 mendiskusikan materi orientasi promosi kesehatan
bagi kader (materi 3 dan 4)

8
e) Kelompok 5 mendiskusikan instrumen pemantauan dan penilaian
keberhasilan pelaksanaan orientasi.
4) Fasilitator menyampaikan penegasan tentang tugas tenaga promosi
kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan orientasi beserta indikator
dan target capaiannya (15 menit)

b. Melaksanakan penyuluhan kelompok, selama 2 jam pelajaran


(90 menit),
Kegiatan fasilitator:
1) Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator menjelaskan pelaksanaan penyuluhan kelompok oleh
tenaga promosi kesehatan Puskesmas, meliputi pengertian, tujuan,
sasaran dan langkah kegiatan (persiapan, pelaksanaan dan penilaian)
dengan menggunakan ppt (15 menit.)
3) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk bermain peran
(60 menit)
a) Kelompok 1 bermain peran penyuluhan kelompok tentang stunting
kepada remaja di sekolah (SMP/sederajat, SMA/sederajat)
b) Kelompok 2 bermain peran penyuluhan kelompok tentang stunting
kepada pasangan calon pengantin
c) Kelompok 3 bermain peran penyuluhan kelompok tentang stunting
kepada ibu hamil, menyusui dan nifas
d) Kelompok 4 bermain peran penyuluhan kelompok tentang stunting
kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama.
e) Kelompok 5 bermain peran penyuluhan kelompok tentang stunting
kepada kader kesehatan.
4) Fasilitator menyampaikan tanggapan singkat tentang kegiatan
bermain peran tersebut kemudian menjelaskan indikator dan target
capaiannya (15 menit).

c. Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang kesehatan,


selama 4 jam pelajaran (180 menit),
Kegiatan fasilitator:
1) Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator menjelaskan peran tenaga promosi kesehatan di
Puskesmas dalam pendampingan kegiatan SMD dan MMD tentang
Kesehatan meliputi pengertian, tujuan, sasaran dan langkah kegiatan
(persiapan, pelaksanaan dan penilaian) dengan menggunakan ppt
(15 menit.)
3) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk berdiskusi
kelompok dan bermain peran melakukan langkah-langkah kegiatan
SMD dan MMD (150 menit), secara berurutan.
a) Kelompok 1 memimpin kelas untuk SMD mulai dari:
 Identifikasi masalah kesehatan berdasarkan hasil pendataan
KS/profil puskesmas/masalah kesehatan menurut masyarakat
(diarahkan ke masalah stunting) dan dilanjutkan menetapkan
prioritas masalah menggunakan USG dengan skoring,

9
 Identifikasi penyebab masalah kesehatan prioritas meliputi
perilaku, non-perilaku (lingkungan, kebijakan dan potensi
masyarakat) dan dilanjutkan dengan menyepakati instrumen
SMD.
 Mempraktikan SMD dengan menggunakan instrumen yang
telah disepakati serta merekap hasil SMD serta mengidentifikasi
upaya mengatasi penyebab masalah
b) Kelompok 2 memimpin kelas untuk MMD.
c) Kelompok 3 memimpin kelas untuk melakukan pengorganisasian
masyarakat sesuai hasil MMD.
4) Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan dari kelompok
untuk memberikan tanggapan dan masukan setiap kelompok selesai
menyelesaikan diskusi.
5) Fasilitator menyampaikan penegasan tentang peran tenaga promosi
kesehatan Puskesmas sebagai pendamping pelaksaan SMD dan MMD
beserta indikator dan target capaiannya (15 menit).

d. Melaksanakan advokasi kepada Kepala Desa tentang


pemanfaatan Dana Desa untuk UKBM, selama 3 jam pelajaran
(135 menit).
Kegiatan fasilitator:
1) Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat pelaksanaan advokasi
kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan dana desa untuk UKBM,
meliputi pengertian, tujuan, sasaran dan langkah kegiatan
(persiapan, pelaksanaan dan penilaian) dengan menggunakan ppt
(15 menit).
3) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk diskusi
mempersiapkan kegiatan advokasi (35 menit)
a) Kelompok 1 mendiskusikan penyusunan pesan advokasi
b) Kelompok 2 mendiskusikan susunan acara (rundown) pada saat
pelaksanaan advokasi dan pembagian tugasnya
c) Kelompok 3 mendiskusikan pembuatan draft komitmen hasil
pertemuan advokasi
d) Kelompok 4 mendiskusikan tentang setting tempat/penataan
ruang dan skenario dalam pertemuan advokasi dan penentuan
peserta serta peran masing-masing peserta dalam pertemuan
advokasi, satu orang berperan menjadi sutradara
e) Kelompok 5 mendiskusikan penyusunan instrumen pemantauan
dan penilaian pelaksanaan advokasi
4) Fasilitator menugaskan peserta bermain peran tentang kegiatan
advokasi yang melibatkan perwakilan dari lima kelompok sesuai
dengan hasil penugasan diskusi kelompok (35 menit).
5) Fasilitator menyampaikan penegasan tentang peran tenaga promosi
kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan advokasi kesehatan di desa
beserta indikator dan target capaiannya (15 menit).

10
e. Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK,
selama 3 jam pelajaran (135 menit).
Kegiatan fasilitator:
1) Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang pelaksanaan kunjungan
rumah sebagai intervensi PIS-PK, meliputi pengertian, tujuan,
sasaran dan langkah kegiatan (persiapan, pelaksanaan dan penilaian)
dengan menggunakan ppt (15 menit)
3) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk menyusun
kegiatan intervensi PIS-PK (50 menit):
a) Kelompok 1 memimpin kelas untuk melakukan analisis hasil
pendataan KS berdasarkan pencapaian indikator KS, dilanjutkan
menetapkan prioritas masalah.
b) Kelompok 2 memimpin kelas untuk identifikasi penyebab masalah
kesehatan prioritas berdasarkan perilaku dan non perilaku.
Selanjutnya perilaku saat ini dibandingkan dengan perilaku yang
diharapkan (ideal).
c) Kelompok 3 memimpin kelas untuk mengembangkan intervensi
promosi kesehatan melalui kunjungan rumah berdasarkan
penetapan lokasi/IKS, fokus pada masalah stunting dan tujuan.
d) Kelompok 4 memimpin kelas untuk menyusun rencana
pelaksanaan kunjungan rumah.
e) Kelompok 5 memimpin kelas untuk menetapkan metode dan
media yang digunakan serta dilengkapi dengan materi yang akan
disampaikan dalam kunjungan rumah.
4) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk bermain peran
(60 menit):
a) Kelompok 1 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
pertumbuhan balita dipantau tiap bulan.
b) Kelompok 2 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
penderita tuberculosis atau TB Paru sesuai standar
c) Kelompok 3 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
bayi mendapat immunisasi dasar lengkap
d) Kelompok 4 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
bayi diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
e) Kelompok 5 bermain peran melakukan kunjungan rumah tentang
keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
5) Fasilitator menyampaikan penegasan peran tenaga promosi
kesehatan Puskesmas mengintervensi promosi kesehatan dalam PIS-
PK beserta indikator dan target capaiannya (5 menit).

11
f. Melaksanakan penggalangan dukungan ormas/ kelompok
potensial dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat,
selama 2 jam pelajaran (90 menit)
Kegiatan fasilitator:
1) Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang penggalangan
dukungan organisasi kemasyarakatan/ kelompok potensial dalam
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk Pencegahan
Stunting meliputi pengertian, tujuan, sasaran dan langkah kegiatan
(persiapan, pelaksanaan dan penilaian) dengan menggunakan ppt
(10 menit).
3) Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk berdiskusi dan
bermain peran melakukan kegiatan penggalangan dukungan
ormas/dunia usaha/kelompok potensial dalam GERMAS untuk
Pencegahan Stunting (70 menit), dengan pembagian sebagai berikut
:
a) Kelompok 1 memimpin kelas untuk melakukan identifikasi ormas/
kelompok potensial beserta potensinya yang akan terlibat dalam
GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
b) Kelompok 2 memimpin kelas untuk identifikasi dunia usaha
beserta potensinya yang akan terlibat dalam GERMAS untuk
Pencegahan Stunting.
c) Kelompok 3 memimpin kelas untuk menyusun konsep kemitraan
tentang GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
d) Kelompok 4 membangun komitmen ormas/dunia usaha/kelompok
potensial dan rencana kerja tentang GERMAS untuk Pencegahan
Stunting. (secara role play/bermain peran)
e) Kelompok 5 memimpin kelas untuk mendiskusikan pelaksanaan
pemantauan dan penilaian mulai dari persiapan, pelaksanaan dan
hasil yang meliputi input-proses-output tentang GERMAS untuk
Pencegahan Stunting.
(Gunakan panduan diskusi kelompok dan lembar kerja).
4) Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan dari setiap
kelompok untuk memberikan tanggapan dan masukan, setelah
kelompok selesai menyelesaikan diskusi dan bermain peran.
5) Fasilitator menyampaikan penegasan tentang penggalangan
dukungan organisasi kemasyarakatan/ kelompok potensial dalam
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) beserta indikator dan
target capaiannya (10 menit)

3. Monitoring dan Evaluasi; 3 jam pelajaran (135 menit)


Kegiatan fasilitator:
a. Fasilitator memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator menjelaskan kegiatan monitoring dan evaluasi promosi
kesehatan di Puskesmas yang meliputi pengertian, tujuan, sasaran dan
langkah-langkah kegiatan (persiapan dan pelaksanaan) mengacu pada 6
(enam) Indikator Target Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas dengan

12
menggunakan bahan tayang (ppt). Selanjutnya, memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban yang sesuai (20 menit)
c. Fasilitator membagi peserta dalam 6 kelompok untuk berdiskusi
mempelajari, mengkritisi, menyempurnakan instrumen kegiatan
monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan di puskemas (60
menit)
1) Kelompok 1 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan orientasi promosi
kesehatan bagi kader
2) Kelompok 2 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan penyuluhan kelompok
3) Kelompok 3 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu mendampingi pelaksanaan SMD dan
MMD tentang Kesehatan
4) Kelompok 4 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan advokasi kepada Kepala
Desa tentang pemanfaatan Dana Desa untuk UKBM
5) Kelompok 5 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan kunjungan rumah
sebagai intervensi PIS-PK
6) Kelompok 6 mendiskusikan Indikator Target Kinerja Promosi
Kesehatan di Puskesmas yaitu melaksanakan penggalangan dukungan
ormas/ kelompok potensial dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
6) Fasilitator memberikan kesempatan agar semua kelompok menyajikan
hasil diskusinya secara panel. Selanjutnya, fasilitator menyampaikan
tanggapan dan penegasan singkat tentang instrumen monitoring dan
evaluasi dalam pencapaian target kinerja promosi kesehatan di
puskesmas.
7) Fasilitator menugaskan peserta untuk melakukan self monitoring tentang
kegiatan promosi kesehatan yang menunjang tercapainya target kinerja.
disepakati sebelumnya kemudian menempelkan hasil self monitoringnya
pada display yang telah disediakan (35 menit)
8) Fasilitator menyampaikan tanggapan tentang pelaksanaan self monitoring
dan memberikan kesempatan untuk klarifikasi (20 menit)

4. Rencana Operasional Pencapaian Kinerja Promosi Kesehatan di


Puskesmas; 2 jam pelajaran (90 menit)
Kegiatan Fasilitator:
1) Fasilitator memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2) Fasilitator menjelaskan penyusunan rencana operasional pencapaian
kinerja promosi kesehatan di Puskesmas yang meliputi pengertian,
tujuan, ruang lingkup kegiatan mengacu pada 6 (enam) Indikator Target
Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas dengan menggunakan bahan
tayang (ppt); 15 menit.

13
3) Fasilitator membagi peserta dalam 6 kelompok untuk berdiskusi tentang
penyusunan rencana operasional pencapaian kinerja promosi kesehatan
di Puskemas dengan menggunakan lembar kerja (60 menit):
1) Kelompok 1 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang pertama yaitu melaksanakan
orientasi promosi kesehatan bagi kader
2) Kelompok 2 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke dua yaitu melaksanakan
penyuluhan kelompok
3) Kelompok 3 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke tiga yaitu mendampingi
pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
4) Kelompok 4 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke empat yaitu melaksanakan
advokasi kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan Dana Desa untuk
UKBM
5) Kelompok 5 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke lima yaitu melaksanakan
kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK
6) Kelompok 6 menyusun rencana operasional pencapaian target kinerja
Promosi Kesehatan di Puskesmas yang ke enam yaitu melaksanakan
penggalangan dukungan ormas/ kelompok potensial dalam
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
4) Fasilitator menugaskan setiap kelompok menyajikan hasil diskusinya,
selanjutnya menyampaikan penegasan singkat (15 menit).

14
URAIAN MATERI

15
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Tujuan pembelajaran: peserta diharapkan memahami dan mampu menjelaskan:


a. Kebijakan Nasional Pembangunan Kesehatan
1) Program Indonesia Sehat
Diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang
sehat agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya
perilaku hidup sehat. Program Indonesia Sehat menjamin terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Sebagaimana yang tertuang dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun


2015-2019, Program Indonesia Sehat diselenggarakan melalui 3 (tiga) pilar
pencapaian, yaitu:
a) Paradigma sehat
Paradigma sehat merupakan upaya Kementerian Kesehatan untuk
mengubah pola pikir stakeholder dan masyarakat dalam pembangunan
kesehatan dengan peningkatan upaya promotif dan preventif,
pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan keluarga, serta
peningkatan keterlibatan lintas sektor melalui Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat yang diperkuat dengan adanya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
2017.
b) Penguatan Pelayanan Kesehatan
Penguatan pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk menjamin
keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan
dengan mengacu pada 3 (tiga) hal penting, yaitu:
- Peningkatan akses pelayanan kesehatan, terutama pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP); optimalisasi sistem rujukan; dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
- Penerapan pendekatan continuum of care
- Intervensi berbasis risiko kesehatan (health risk)
Dalam rangka mewujudkan Program Indonesia Sehat, diperlukan upaya
terobosan dalam pelayanan kesehatan berupa pendekatan keluarga.
Pendekatan keluarga merupakan cara pandang dan cara kerja baru bagi
institusi pelayanan kesehatan, yakni secara aktif menjangkau seluruh
keluarga yang ada dalam wilayah kerjanya dan tidak hanya bersifat
menunggu seseorang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan

2) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Program JKN dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi
seluruh masyarakat Indonesia, baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) ataupun

16
non-PBI. Penyelenggaraan JKN berfokus pada pengembangan benefit
package, menggunakan sistem pembiayaan asuransi dengan azas gotong
royong, serta melakukan kendali mutu dan kendali biaya pelayanan
kesehatan.

3) Tiga fokus prioritas masalah:


a) Percepatan eliminasi tuberkulosis
b) Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi
c) Penurunan stunting

b. Kebijakan dan Strategi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Promosi kesehatan merupakan proses memberdayakan masyarakat melalui
kegiatan menginformasikan, mempengaruhi, dan membantu masyarakat agar
berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta
menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.

Upaya peningkatan kesehatan diselenggarakan melalui kegiatan promosi


kesehatan untuk mendukung:
- Perbaikan gizi
- Peningkatan kesehatan lingkungan
- Peningkatan kesehatan kerja dan olahraga
- Peningkatan kesehatan keluarga, dan
- Penanggulangan penyakit

Promosi kesehatan harus dilaksanakan dalam bentuk:


- Pengembangan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, agar para
penentu kebijakan dalam menetapkan kebijakan mempertimbangkan
dampaknya terhadap kesehatan masyarakat
- Penciptaan lingkungan yang kondusif, agar semua pihak mewujudkan
lingkungan fisik dan sosial yang mendukung terciptanya derajat kesehatan
yang optimal
- Penguatan gerakan masyarakat, agar semua pihak memberikan dukungan
terhadap kegiatan masyarakat untuk mengendalikan faktor yang
mempengaruhi kesehatan
- Pengembangan kemampuan individu, agar setiap individu tahu, mau, dan
mampu membuat keputusan yang efektif dalam upaya memelihara,
meningkatkan, dan mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
- Penataan kembali arah pelayanan kesehatan, agar lebih mengutamakan
aspek promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan aspek kuratif dan
rehabilitatif

Mengacu pada Permenkes Nomor 74 Tahun 2015, promosi kesehatan


diselenggarakan dengan strategi:
1) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk menciptakan kesadaran,
kemauan, serta kemampuan individu, keluarga, dan kelompok masyarakat

17
dalam rangka meningkatkan kepedulian dan peran aktif di berbagai upaya
kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan memfasilitasi proses
pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif.
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan,
potensi, dan sosial budaya setempat.
2) Advokasi
Advokasi dilakukan kepada para penentu kebijakan dan pemangku kebijakan
untuk mendapatkan dukungan dalam bentuk kebijakan dan sumber daya
yang diperlukan. Hasil advokasi di tiap jenjang pemerintahan dapat
diinformasikan dan dijadikan bahan advokasi ke jenjang pemerintahan yang
lain secara timbal balik.
3) Kemitraan
Kemitraan dilaksanakan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dan
advokasi dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan. Kemitraan
dilaksanakan dengan prinsip kesamaan kepentingan, kejelasan tujuan,
kesetaraan kedudukan, dan transparansi di bidang kesehatan.
Penyelenggaraan promosi kesehatan harus didukung dengan metode dan
media yang tepat, data dan informasi yang akurat, serta sumber daya yang
optimal termasuk sumber daya manusia yang profesional.

c. Promosi Kesehatan di Puskesmas


Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan upaya kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di puskesmas serta mendukung
pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota. Untuk itu, puskesmas
harus mampu menggerakkan, memobilisasi serta mengoptimalkan potensi yang
ada dalam rangka melaksanakan upaya kesehatan di wilayah kerjanya.
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas
berwenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif. Oleh karena itu, promosi kesehatan menjadi salah satu
upaya kesehatan esensial yang wajib diselenggarakan di puskesmas. Bukan
hanya sekedar menyebarluaskan informasi kesehatan, kegiatan promosi
kesehatan juga berupa pemberdayaan masyarakat yang mempengaruhi dan
membantu masyarakat agar berperan aktif mendukung perubahan perilaku dan
lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat
kesehatan yang optimal.
Promosi kesehatan merupakan upaya strategis dalam mendukung terwujudnya
perilaku sehat di masyarakat yang berdampak pada tercapainya pembangunan
kesehatan di Puskesmas, yaitu masyarakat yang (1) memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat; (2) mampu
menjangkau pelayanan keseahtan bermutu; (3) hidup di lingkungan sehat; serta
(4) memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.

18
Perilaku merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Perilaku juga
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap cakupan tiap upaya kesehatan
yang dilakukan oleh puskesmas, baik upaya kesehatan masyarakat (UKM)
maupun upaya kesehatan perorangan (UKP). Dengan demikian, intervensi
promosi kesehatan berperan penting dalam meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat, meningkatkan cakupan program, serta mengatasi permasalahan
kesehatan yang ada di puskesmas.

Penyelenggaraan promosi kesehatan hendaknya terintegrasi dengan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan di puskemas sehingga
dapat berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas, bahkan mendukung
pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota bidang kesehatan.
Penyelenggaraan promosi kesehatan di puskesmas merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari siklus manajemen puskesmas (perencanaan, pelaksanaan, serta
pemantauan dan penilaian). Kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat di puskesmas harus dapat mendukung terlaksananya program
prioritas yang meliputi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

Agar pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di


puskesmas dapat terukur, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat telah menyusun template kegiatan dan target kinerja tahunan sesuai
surat dari Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat nomor
PK.05.01/3/0601/2018 sebagai berikut:

Tabel 1. Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


di Puskesmas

No Kegiatan Indikator Target Capaian

1 Melaksanakan orientasi promosi Jumlah kader yang diorientasi Minimal 5 kader per desa per
kesehatan bagi kader tahun

19
2 Melaksanakan penyuluhan Jumlah kelompok yang Minimal 2 kelompok per desa per
kelompok dilakukan penyuluhan bulan

3 Mendampingi pelaksanaan SMD dan Jumlah desa yang didampingi Seluruh desa
MMD tentang kesehatan pelaksanaan SMD dan MMD

4 Melaksanakan advokasi kepada Persentase desa memanfaatkan Minimal 40% dari jumlah desa
kepala desa tentang pemanfaatan dana desa untuk UKBM
dana desa untuk UKBM

5 Melaksanakan kunjungan rumah Jumlah rumah tangga yang Seluruh rumah tangga yang
sebagai intervensi promosi dikunjungi memerlukan intervensi promosi
kesehatan PIS-PK kesehatan PIS-PK

6 Melaksanakan penggalangan Jumlah ormas/kelompok Minimal 1 ormas/kelompok


dukungan ormas/kelompok potensial yang berperan serta potensial yang berperan serta
potensial dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan Gerakan dalam pelaksanaan Gerakan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Masyarakat Hidup Sehat Masyarakat Hidup Sehat per tahun

Pada sesi berikutnya akan disampaikan penjelasan lebih lanjut tentang teknis
pelaksanaan masing-masing kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat di puskesmas.

PENINGKATAN KINERJA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS


(6 TARGET)

1. Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader

a. Tujuan pembelajaran: peserta mampu melaksanakan orientasi bagi kader

b. Pengertian

20
Adalah kegiatan penyampaian materi tentang perkembangan isu kesehatan yang
perlu diketahui kader agar tahu, mau dan mampu melaksanakan upaya promosi
kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di bawah
pembinaan tenaga kesehatan/promosi kesehatan Puskesmas yang dilakukan atas
kesadaran diri sendiri dan tanpa pamrih apapun.

c. Tujuan
1) Melakukan penyegaran kembali tentang pengetahuan dan kemampuan
kader kesehatan
2) Menjadi wahana untuk menyampaikan informasi dan kebijakan kesehatan
terkini (up to date)
3) Menjalin hubungan kerja sama, Puskesmas dengan Kader Kesehatan
termasuk mengoptimalkan potensi sumber daya dari Pemerintah Desa dan
Kelurahan serta masyarakat.

d. Sasaran
Kader Posyandu/Kader UKBM/kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas.

e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana kegiatan orientasi promosi kesehatan bagi
kader di puskesmas
b) Menyelenggarakan pertemuan persiapan pelaksanaan orientasi promosi
kesehatan bagi kader di puskesmas:

 Mengidentifikasi kebijakan terbaru terkait materi yang akan diberikan


kepada kader. Seperti: Stunting, Tuberkulosis dan Imunisasi
Contoh:

No Kebijakan Materi
1. Stunting a. Promosi ASI Eksklusif
b. Promosi MP ASI
c. Kebersihan Lingkung
d. Promosi stunting untuk; calon
pengatin, remaja di sekolah, dll
2. Tuberkulosis a. Pencegahan Tuberkulosis
b. Pengobatan Tuberkulosis
c. Penemuan Kasus

c) Membuat kajian sederhana tentang materi yang dibutuhkan kader atau


permasalahan kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas.
d) Menyusun rencana orientasi, meliputi : tujuan, sasaran/peserta, orientasi,
pelaksana dan fasilitator, materi, tempat, waktu, jadwal, metode, media,
dll)
e) Melakukan proses surat menyurat (surat undangan peserta, surat
permohonan narasumber/fasilitator) dan kelengkapan administrasi.
f) Menyusun materi orientasi promosi kesehatan bagi kader meliputi:

21
i. Peran dan tugas kader
1. Peran Kader
Kader kesehatan merupakan sumber daya manusia yang sangat
berpotensi membantu petugas kesehatan dalam pemberdayaan
masyarakat.
Kader berperan sebagai
 Penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam upaya
kesehatan sesuai kewenangannya
 Penggerak masyarakat agar memanfaatkan UKBM dan pelayanan
kesehatan dasar
 Pengelola UKBM
 Penyuluh kesehatan kepada masyarakat
 Pencatat kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
 Pelapor jika ada kejadian/kasus dalam permasalahan kesehatan
setempat pada tenaga kesehatan

2. Tugas Kader
Tugas kader adalah mampu melaksanakan sejumlah kegiatan yang
ada di lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan sifatnya sederhana
akan tetapi juga harus berguna untuk masyarakat dan kelompok.
Adapun tugas kader dalam promosi kesehatan antara lain:
 Membantu tenaga kesehatan dalam upaya kesehatan di
Posyandu dan UKBM
 Membantu melaksanakan dan memantau kegiatan kesehatan
 Membantu mengembangkan dan mengelola UKBM
 Membantu mengidentifikasi dan melaporkan permasalahan
kesehatan di masyarakat yang dapat berdampak kepada
masyarakat
 Membantu dalam memberikan pemecahan masalah kesehatan
yang sederhana kepada masyarakat
 Melakukan penyuluhan kesehatan

ii. Penggerakan masyarakat oleh kader


1. Pengertian
Penggerakan masyarakat dalam keluarga sehat adalah memotivasi,
membimbing, menyuluh keluarga agar tau, mau, dan mampu
melaksanakan hidup sehat melalui UKBM dan Posyandu yang ada
dan memanfaatkan fasilitas kesehatan tingkat pertama/Puskesmas
sesuai dengan kebutuhan keluarga.

22
2. Sasaran
Sasaran kader dalam melakukan penggerakan masyarakat yaitu :
 Individu
 Keluarga
 Masyarakat

3. Langkah-langkah pokok yang dilakukan dalam penggerakan


masyarakat, meliputi:
1) Pertemuan tingkat desa
2) Survei Mawas Diri (SMD)
3) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
4) Tindak lanjut rencana kerja hasil MMD

4. Prinsip-prinsip Penggerakkan Masyarakat


1) Menumbuhkembangkan kemampuan masyarakat
Di dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sebaiknya secara bertahap sedapat
mungkin menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh
masyarakat, apabila diperlukan bantuan dari luar bentuknya
hanya berupa perangsang atau pelengkap sehingga tidak
semata-mata bertumpu pada bantuan tersebut.
2) Menumbuhkan dan atau mengembangkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan
Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat
diukur dengan makin banyaknya jumlah anggota masyarakat
yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti
memanfaatkan Puskesmas, Pustu, Polindes, mau hadir ketika ada
kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader kesehatan,
mau menjadi peserta Tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.
3) Bekerja bersama masyarakat
Setiap pembangunan kesehatan hendaknya pemerintah/ petugas
kesehatan menggunakan prinsip bekerja untuk dan bersama
masyarakat. Maka akan meningkatkan motivasi dan kemampuan
masyarakat karena adanya bimbingan, dorongan, alih
pengetahuan dan keterampilan dari tenaga kesehatan kepada
masyarakat

4) Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi


kemasyarakatan yang ada di masyarakat
Prinsip lain dari penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di
Kaderg kesehatan adalah pemerintah/tenaga kesehatan
hendaknya memanfaatkan dan bekerja sama dengan LSM serta
organisasi kemasyarakatan yang ada di tempat tersebut. Dengan
demikian upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat lebih berhasil guna (efektif) dan berdaya
guna (efisien).
5) Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat.

23
Pengambilan keputusan khususnya yang menyangkut tata cara
pelaksanaan kegiatan guna pemecahan masalah kesehatan yang
ada di masyarakat hendaknya diserahkan kepada masyarakat,
pemerintah/tenaga kesehatan hanya bertindak sebagai fasilitator
dan dinamisator. Sehingga masyarakat merasa lebih memiliki
tanggung jawab untuk melaksanakannya

iii. Penyuluhan kesehatan oleh kader


1) Pengertian
Merupakan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang atau
kelompok mengenai kesehatan keluarga. Penyuluhan kesehatan
juga merupakan suatu pendidikan melalui penyebaraluasan
informasi yang membuat orang sadar, tahu dan mengerti, juga mau
dan bisa melakukan anjuran tersebut.

2) Tujuan
Tujuan penyuluhan adalah perubahan perilaku pada sasaran baik
perorangan maupun masyarakat.
Menurut Effendy (1998 cit Anonima, 2008) tujuan penyuluhan
kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup
sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, terbentuknya perilaku
sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian,
menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan.

3) Sasaran
Keluarga: ayah, ibu, anak, nenek, kakek dan pengasuh.

4) Ciri-ciri penyuluhan yang baik


 Berikan perhatian penuh kepada orang yang diajak bicara, dan
jangan terganggu dengan hal lain.
 Selalu mendengarkan dengan pikiran terbuka dan tidak
menyalahkan.
 Mengulangi perkataan orang yang diajak bicara (misalnya, “Jadi
maksud ibu adalah….”) untuk menghindari kesalahpahaman yang
mungkin terjadi.

24
Upayakan berkomunikasi dengan cara diskusi untuk meyakinkan
orang tua atau pengasuh, sehingga mereka merasa dibutuhkan.
Anda perlu memandu diskusi, tapi sebaiknya jangan menguasai
pembicaraan.

5) Kelebihan dan kekurangan penyuluhan


Kelebihan : Cara ini bisa menjangkau lebih banyak orang dan
kader lebih mudah mempersiapkan informasi 12 pesan kesehatan
keluarga. Untuk mengatasi kelemahan di atas, dalam melakukan
penyuluhan kader bisa member kesempatan kepada sasaran untuk
bertanya dan mengemukakan pendapat.
Kekurangan : Biasanya penyuluhan dilakukan dengan ceramah
yang merupakan proses komunikasi satu arah. Sasaran tidak bisa
menceritakan pendapat atau pengalamannya. Penyuluhan seperti
guru yang memberitahu segala sesuatu kepada murid. Karena tidak
dilibatkan, seringkali sasaran menjadi bosan dan kurang
memperhatikan pembicaraan.

6) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam


keberhasilan penyuluhan kesehatan :
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang
terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah
seseorang menerima informasi didapatnya.
b) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin
mudah pula dalam menerima informasi baru.
c) Adat Istiadat
Pengaruh adat istiadat dalam menerima informasi baru
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat
kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang
tidak boleh diabaikan.

d) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan
oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul
kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
e) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat
aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran
masyarakat dalam penyuluhan.

25
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang
baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-
langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai
berikut :
- Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat,
- Menetapkan masalah kesehatan masyarakat,
- Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani
melalui penyuluhan kesehatan masyarakat,
- Menyusun perencanaan penyuluhan.

iv. Pencatatan dan pelaporan sederhana oleh kader


1) Pencatatan Sederhana
a) Pengertian
Pencatatan adalah kegiatan yang dicatat secara sederhana
dan berkesinambungan tentang kondisi kesehatan keluarga di
wilayah binaan kader tersebut.

b) Manfaat Pencatatan
 Mendapatkan gambaran umum kondisi kesehatan per
keluarga di wilayah binaannya
 Sebagai bahan untuk menyusun rencana kegiatan yang
akan dilakukan oleh kader
 Sebagai bahan untuk melakukan penyuluhan sederhana
pada keluarga sesuai permasalahan yang di hadapi oleh
masing-masing keluarga
 Sebagai bahan untuk menggerakkan masyarakat dan
berkoordinasi dengan UKBM terkait
 Mengetahui perkembangan kondisi kesehatan keluarga di
wilayah binaannya

c) Cara Melakukan Pencatatan


Kader dalam hal ini mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan yang telah melaksanakan pendataan keluarga
sehat di wilayah binaannya. Selanjutnya kader membuat
pencatatan sederhana dan melakukan tindak lanjut.

2) Pelaporan Sederhana
a) Pengertian
Pelaporan sederhana adalah kegiatan yang dijalankan
secara teratur untuk menyampaikan hasil pelaksanaan
dan tindak lanjut kegiatan kader kepada Kepala Desa/
Lurah dan dapat ditembuskan kepada Kepala Puskesmas
atau disampaikan secara langsung pada saat pertemuan
Forum Desa dan Lokakarya Mini di Puskesmas.

26
b) Manfaat Pelaporan
 Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan pendampingan
pendataan Keluarga Sehat
 Sebagai masukan untuk kegiatan monitoring/pemantauan,
penilaian, dan supervise/bimbingan
 Sebagai umpan balik untuk pengendalian/perbaikan
pelaksanaan kegiatan
 Sebagai dokumen tingkat pencapaian hasil kegiatan atau
bukti keberhasilan pelaksanaan kegiatan

c) Cara Melaksanakan Pelaporan:


 Membuat laporan tertulis berdasarkan pencatatan yang telah
dibuat
 Pelaporan dengan komunikasi lisan
 Pelaporan melalui forum, seperti : Forum Desa, Lokakarya
Mini, dll

2) Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan orientasi promosi kesehatan bagi kader di
puskesmas dengan menggunakan:
a) Metode pembelajaran orang dewasa: bermain peran, diskusi kelompok,
ceramah tanya jawab.
b) Alokasi waktu 4-5 jam pelajaran, @ 45 menit = 180-225 menit, sesuai
kebutuhan orientasi.

3) Pemantauan dan penilaian


a) Pemantauan terhadap pelaksanaan orientasi promosi kesehatan bagi
kader di Puskesmas sesuai dengan rencana.
b) Menilai adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kader
kesehatan dalam mendukung pencapaian indikator promosi kesehatan.

f. Alat dan bahan/media yang dibutuhkan


ATK, media KIE, buku saku, panduan/pedoman, alat peraga penyuluhan, dll

g. Indikator keberhasilan
Jumlah kader yang di orientasi, minimal 5 (lima) kader per desa per tahun.

h. Lampiran:

1) Pedoman diskusi kelompok


a) Peserta dibagi dalam 5 kelompok yang terdiri dari 5-6 orang
b) Masing-masing kelompok memilih ketua, sekretaris dan penyaji
c) Setiap kelompok mendiskusikan tentang Melaksanakan Orientasi Promosi
Kesehatan Bagi Kader berdasarkan pengertian, tujuan, sasaran dan

27
langkah kegiatan (persiapan, pelaksanaan dan penilaian) dengan
pembagian tugas sebagai berikut:
 Kelompok 1 mendiskusikan dan membuat kajian sederhana
tentang materi orientasi yang dibutuhkan kader terkait
permasalahan kesehatan yang ada
 Kelompok 2 mendiskusikan penyusunan rencana orientasi, meliputi
: tujuan, sasaran/peserta orientasi, jumlah peserta, pelaksana
kegiatan, materi, tempat, waktu, jadwal, metode, media, dll)
 Kelompok 3 mendiskusikan materi orientasi promosi kesehatan
bagi kader (materi 1 dan 2)
 Kelompok 4 mendiskusikan materi orientasi promosi kesehatan
bagi kader (materi 3 dan 4)
 Kelompok 5 mendiskusikan instrumen pemantauan dan penilaian
keberhasilan pelaksanaan orientasi.
d) Fasilitator meminta peserta dari wakil kelompok untuk memaparkan hasil
diskusi.
e) Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta dari kelompok lain
untuk bertanya atau hal-hal lain yang perlu diklarifikasi.
f) Fasilitator merangkum hasil diskusi menyampaikan penegasan tentang
tugas tenaga promosi kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan orientasi
beserta indikator dan target capaiannya

2) Lembar kerja

a) Lembar kerja 1: Kajian Sederhana Tentang Materi Orientasi Yang


Dibutuhkan Kader

No Pemetaan Materi Sasaran Fasilitator/ Metode Media


Masalah /Pokok narasumber dan Alat
Kesehatan Bahasan Bantu
1 Stunting

2 Tuberkulosis

3 Imunisasi

b) Lembar kerja 2 : Penyusunan Rencana Orientasi


 Tujuan
 Sasaran dan Jumlah Peserta Orientasi
 Pelaksana Kegiatan
 Materi
 Fasilitator
 Tempat

28
 Waktu
 Jadwal
 Sumber dan Rencana Anggaran

c) Lembar kerja 3 : Penyusunan Materi


Materi
Pemetaan Peran
Penggerakan Penyuluhan Pencatatan dan
No Masalah dan
masyarakat oleh kesehatan oleh pelaporan
Kesehatan tugas
kader kader sederhana
kader
1 Stunting

2 Tuberkulosis

3 Imunisasi

2. Melaksanakan penyuluhan kelompok

a. Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan orientasi ini, peserta mampu melakukan penyuluhan
kelompok di wilayah kerja puskesmas

29
b. Pengertian
Adalah kegiatan pemberian materi tentang perkembangan isu kesehatan untuk
meningkatkan perubahan sikap dan perilaku kelompok masyarakat agar tahu, mau
dan mampu melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di bawah pembinaan tenaga kesehatan puskesmas yang
dilakukan atas kesadaran diri sendiri.

c. Tujuan
1) Melakukan penyegaran kembali pengetahuan kader tentang kesehatan
2) Menyampaikan informasi dan kebijakan kesehatan terkini
3) Menjalin hubungan kerja antara Puskesmas dengan Kader Kesehatan
termasuk mengoptimalkan potensi sumber daya dari Pemerintah Desa dan
Kelurahan serta masyarakat.

d. Sasaran
Kelompok yang ada dimasyarakat termasuk kelompok potensial, seperti remaja,
pasangan calon pengantin, ibu hamil, menyusui dan nifas, tokoh masyarakat dan
agama, serta Kader kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

e. Langkah kegiatan:

1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana, akan lebih baik jika dana tersebut berasal
dari swadana/dana desa untuk kegiatan penyuluhan Kelompok yang akan
dilaksanakan di wilayah puskesmas.

b) Membuat kajian sederhana tentang materi yang dibutuhkan kader atau


permasalahan kesehatan yang ada di wilayah puskesmas, antara lain:
- mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat,
- menetapkan masalah kesehatan,
- memprioritaskan masalah kesehatan.
Kajian tersebut dapat mempergunakan hasil pendataan IKS/profil
Puskesmas, penetapan prioritas masalah dan perubahan perilaku yang
sesuai dengan metode penyuluhan kelompok.

c) Menyusun rencana penyuluhan kelompok, meliputi : tujuan,


sasaran/peserta, pelaksana, materi, tempat, waktu, jadwal, metode, media,
dll).

d) Menyusun materi penyuluhan kelompok meliputi:


- Penyuluhan kelompok tentang stunting kepada remaja di sekolah
- Penyuluhan kelompok tentang stunting kepada pasangan calon pengantin
- Penyuluhan kelompok tentang stunting kepada ibu hamil, menyusui dan
nifas

30
- Penyuluhan kelompok tentang stunting kepada tokoh masyarakat dan
tokoh agama.
- Penyuluhan kelompok tentang stunting kepada kader kesehatan.
e) Melakukan proses surat menyurat.
f) Menyelenggarakan pertemuan persiapan pelaksanaan orientasi promosi
kesehatan bagi kader di puskesmas.

2) Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan orientasi promosi kesehatan bagi kader di puskesmas
dengan menggunakan:
a) Metode pembelajaran orang dewasa: bermain peran, diskusi kelompok,
ceramah tanya jawab.
b) Alokasi waktu 2 jam pelajaran (90 menit)

3) Pemantauan dan penilaian


a) Pemantauan terhadap pelaksanaan orientasi promosi kesehatan bagi kader
di Puskesmas sesuai dengan rencana.
b) Menilai adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kader
kesehatan dalam mendukung pencapaian indikator promosi kesehatan.

f. Alat dan bahan/media yang dibutuhkan


ATK, media KIE, buku saku, panduan/pedoman, alat peraga penyuluhan, video,
dll

g. Indikator keberhasilan
Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan, minimal 2 kelompok per desa per
bulan

h. Lampiran
1) Pedoman Bermain Peran :
 Peserta dibagi menjadi 5 kelompok dengan menghitung 1-5, kemudian
bergabung dengan nomor yang disebutnya. Masing-masing kelompok
diminta melakukan simulasi penyuluhan.
- Kelompok 1 simulasi penyuluhan stunting kepada remaja di sekolah
- Kelompok 2 simulasi penyuluhan tentang tentang stunting kepada
pasangan calon pengantin
- Kelompok 3 simulasi penyuluhan stunting kepada ibu hamil, menyusui,
dan nifas.
- Kelompok 4 simulasi penyuluhan stunting kepada tokoh masyarakat dan
agama.
- Kelompok 5 simulasi penyuluhan stunting kader kesehatan.
 Masing-masing kelompok mempersiapkan simulasi dengan membagi peran
pada kelompok masing-masing sesuai topik yang akan disimulasikan dan
menyiapkan sarana atau media yang diperlukan untuk mendukung simulasi.

31
Diharapkan masing-masing kelompok membuat skenario sederhana agar
pembagian peran jelas.
 Masing-masing kelompok melakukan simulasi. Setiap seselasi melakukan
simulasi 2 orang wakil kelompok lain diminta untuk memberikan
tanggapannya dari aspek permainan peran yang melibatkan seluruh anggota
kelompok, kesesuaian topik dengan materi peran yang dimainkan,
penggunaan sarana/prasarana atau media pendukung dan kreatifitas
kelompok.
 Fasilitator menutup akhir simulasi dengan mengulas simulasi dari 5
kelompok tersebut.

2) Lembar Kerja
Lembar Kerja 1: Menyusun Rencana Kegiatan Penyuluhan Kelompok
Tabel 1: Rencana Kegiatan Penyuluhan Kelompok

No. Isu Sasaran Tujuan Metode Media yang


digunakan

1. Stunting
pada
remaja

Keterangan:
1. Isu :Tuliskan isu yang telah ditetapkan pada
studi kasus.
2. Sasaran : Tetapkan sasaran penyuluhan
berdasarkan permasalahan kesehatan
3. Tujuan : Jelaskan tujuan apa yang diperlukan
dalam mengatasi masalah kesehatan isu
strategis tersebut
4. Metode : Pilihlan metode dan teknik yang tepat
5. Media yang digunakan : pilihlah media yang sesuai dengan
Sasaran, tempat dan waktu.

Lembar Kerja 2. Menyusun Materi Penyuluhan Kelompok:

1. Stunting pada remaja di sekolah

32
Isi pesan: Pemberian tablet tambah darah, Perilaku hidup bersih dan
sehat /Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Isi Piringku.
2. Stunting pada pasangan calon pengantin
Isi pesan: Imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah, Isi Piringku.
3. Stunting pada Ibu Hamil, Menyusui, dan Nifas
 Isi pesan untuk Ibu Hamil: pemberian tablet tambah darah, Isi
Piringku, Kunjungan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal 4
kali kunjungan, Persalinan ke fasilitas kesehatan.
 Isi pesan untuk Ibu Nifas: Isi Piringku, KB, Kunjungan nifas ke
fasilitas kesehatan sesuai jadwal.
 Isi pesan Ibu Menyusui: Isi Piringku, Vitamin A pada Balita,
Imunisasi, Perkembangan Balita dan Anak, ASI Eksklusif, MP-ASI.
4. Stunting pada tokoh masyarakat dan agama
Isi pesan: Imunisasi, KB, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/CTPS.
5. Stunting pada kader kesehatan
 Isi Pesan: Pemberian tablet tambah darah, Perilaku hidup bersih
dan sehat /Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Isi Piringku,
Kunjungan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal 4 kali
kunjungan, Persalinan ke fasilitas kesehatan, Kunjungan nifas ke
fasilitas kesehatan sesuai jadwal, KB, Vitamin A pada Balita,
Imunisasi, Perkembangan Balita dan Anak, ASI Eksklusif, MP-ASI.

3) Lembar Penilaian

Matrik Penilaian Bermain Peran

No Praktik Bermain Peran Hasil Observasi Keterangan


baik cukup kurang
1 Isi pesan
2 Penyampaian isi pesan
3 Penggunaan media

3. Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang kesehatan

a. Tujuan pembelajaran: peserta dapat melaksanakan pendampingan SMD dan


MMD tentang kesehatan.

b. Pengertian

33
Adalah kegiatan membantu, membimbing serta mendampingi masyarakat dalam
melakukan jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diantaranya adalah
survei mawas diri (SMD) untuk pengenalan masalah kesehatan, penentuan
prioritas masalah kesehatan dan musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk
menyusun rencana kegiatan mengatasi masalah kesehatan, penggorganisasian
masyarakat serta pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Dalam kegiatan ini,
peran petugas puskesmas adalah sebagai fasilitator, membantu, membimbing
serta mendampingi masyarakat dalam melakukan kegiatannya.

Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan lingkungan kehidupan


masyarakat, pengumpulan dan pengkejaian masalah perilaku/kebiasaan atau
faktor risiko lain terjadinya masalah kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat
setempat dibimbing oleh petugas kesehatan di desa atau bidan di desa

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan pertemuan perwakilan warga


desa untuk membahas hasil SMD, membangun mufakat untuk melakukan upaya
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari SMD, menyusun
rencana kegiatan, menetapkan mekanisme dan pengorganisasian pelaksanaan
kegiatan.

Jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat secara umum adalah


menyelenggarakan pertemuan atau forum komunikasi, pengenalan masalah
kesehatan, penentuan prioritas masalah kesehatan, survei mawas diri (SMD),
musyawarah masyarakat desa (MMD), menyusun rencana kegiatan untuk
mengatasi masalah kesehatan, pengorganisasian masyarakat serta pelaksanaan
kegiatan sesuai rencana yang telah disusun tersebut.

c. Tujuan
1) Memfasilitasi masyarakat memecahkan masalah kesehatannya secara mandiri.
2) Menggali potensi sumber daya masyarakat yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan.
3) Membangun dan menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok
kesehatan/UKBM.
4) Membangun kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah atau factor-
faktor risiko terjadinya masalah kesehatan tertentu yang ada di desa serta
potensi yang ada yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan
5) Mendampingi penyusunan rencana aksi atau program kerja kegiatan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
6) Menjalin hubungan kerja sama, Puskesmas dengan jajaran kader kesehatan
termasuk mengoptimalkan potensi sumber daya dari Pemerintah Desa dan
Kelurahan serta masyarakat.

d. Sasaran
Sasaran SMD adalah masyarakat, sedangkan sasaran MMD meliputi Kepala
Desa/Lurah, tokoh masyarakat/tokoh adat, tokoh agama, ketua Kader

34
Posyandu/kader kesehatan serta ketua kelompok-kelompok peduli kesehatan di
masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Dalam MMD dapat melibatkan kelompok potensial seperti karang taruna, pemuda
masjid, gereja, pramuka, kader, tokoh adat, ulama, guru, wakil-wakil dari
RT/dusun dll

e. Langkah kegiatan:
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana kegiatan pendampingan pelaksanaan SMD
dan MMD tentang Kesehatan
b) Menyamakan pemahaman tentang pendampingan pelaksanaan SMD dan
MMD beserta langkah-langkah kegiatannya.
c) Menyiapkan data umum maupun data kesehatan (profil Puskesmas, hasil
pendataan KS/IKS serta data kesehatan lainnya yang layak untuk
dianalisis.
d) Melakukan analisis situasi , meliputi: analisis data umum dan data
kesehatan serta faktor-faktor terkait yang menyebabkan terjadinya
masalah kesehatan.
e) Menyusun rencana kegiatan pendampingan, meliputi : sasaran/peserta
kegiatan, pelaksana, materi, tempat, waktu, jadwal, metode, media, dll)
f) Melakukan proses surat menyurat.
g) Menyelenggarakan pertemuan persiapan pendampingan

2) Pelaksanaan
a) Pra Survei Mawas Diri
i. Identifikasi masalah kesehatan
Pengenalan masalah kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya:
- Melakukan pengamatan langsung keadaan atau lingkungan
diwilayah sekitar tempat tinggal
- Melakukan wawancara dengan tetagga yang ada disekitar tentang
pengetahuan, sikap dan perilaku yang dapat menyebabkan
terjadinya penularan peyakit
- Mengajak wakil warga untuk melihat langsug upaya pencegahan
penyakit tertentu yang dilakukan oleh warga desa yag lebih maju
dari desa mereka
- Memperlihatkan foto atau gambar tetang keadaan keuarga yang
mengalami masalah kesehatan tertentu dan keluarga yang telah
melakukan upaya pencegahan penyakit tersebut
- Menggunakan alat bantu pemantauan (instrumen) keadaan
keluarga, situasi lingkungan yang merupakan faktor risiko
terjadinya penyakit

ii. Identifikasi penyebab masalah kesehatan prioritas


Jenis data yang dikumpulkan :

35
- Data Umum : data tentang potensi desa (data sekunder dari
statistik desa) , jumlah penduduk, pekerjaan, pendidikan, agama,
saluran komunikasi, tokoh masyarakat yang potensial dll
- Data khusus : jumlah keluarga yang dianggap memiliki factor
risiko penyumbang masalah yang ada diwilayah, misanya adanya
genangan air, adanya unggas dan kandangnya di sekitar rumah
- Data perilku dan lingkungan: pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat serta data lingkungan yang merupakan factor risiko
terjadinya masalah kesehatan

iii. Menetapkan pelaksana SMD: yaitu warga atau kader desa, anggota
kepemudaan atau kelompok yang ditunjuk
Orientasi pelaksana SMD : memberikan pemahaman tentang
masalah, penyebab dan faktor terjadinya masalah kesehatan. Pada
orientasi yersebut dijelaskan juga tentang data yang perlu diambil,
cara mendapatkan informasi, penetapan wilayah, pengumpulan data,
pengolahan, perumusan, analisis dan menyiapkan hasil SMD

b) Survei Mawas Diri


Langkah kegiatan Survei Mawas Diri (SMD)
1) Mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan dan
wawancara dengan masyarakat atau diskusi kelompok yang
diarahkan kepada masalah kesehatan tertentu dengan beberap
warga dana tau dengan tokoh. Data dan informasi sebaiknya tidak
dibatasi sehingga SMD dapat mengumpulkan semua masalah
kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat maupun pelaksana SMD
2) Pengolahan dan analisis data dengan merekap semua infomasi yang
diperoleh, dan menyimpulkan masalah prioritas
3) Menyusun laporan hasil SMD yang akan disampaikan pada
pertemuan musyawarah Masyarakat Desa. Laporan memuat proses
SMD, gambaran masalah utama yg harus mendapat perhatian utk
diatasi, perumusan penyebab masalah dan kebutuhan untuk
mengatasi masalah serta gambaran sumberdaya atau potensi
masyarakat untuk mengatasi masalah

c) Musyawarah Masyarakat Desa

1) Pelaksana SMD menyajikan hasil SMD pada pertemuan MMD


menetapkan upaya mengatasi masalah dan membangun komitmen
masyarakat untuk berpartisipasi mengatasi masalah
2) Menilai kembali upaya untuk mengatasi masalah tersebut, dukungan,
peranserta masyarakat dalam mengatasinya
Tujuan MMD
- Mengenali, meyakini adanya masalah diwilayah
- Memahami kemungkinan terjadinya masalah kesehatan dengan
ditemukannya factor risiko penyebab di wilayahnya

36
- Memahami adanya potensi masyarakat untuk dapat
mengantisipasi/mengatasi masah kesehatan
- Bersepakat untuk menanggulagi masalah melalui berbagai upaya
pencegahan

3) Pengorganisasian masyarakat pasca MMD


Menyusun rencana kerja termasuk perorganisasian, mekanisme dan
sumberdayaa untuk menanggulangi masalah.

Peserta MMD : para pemimpin formal dan informal, tokoh masyarakat


dan anggota masyarakat ( kader, LKMD, pemuka masyarakat, wakil
pemuka masyarakat Desa/RW/RK/Dusun/Dukuh), kader kesehatan ,
petugas kes, tim SMD, Linsekdesa dan kecamatan, Ormas, LSM,
Donator dll

4) Metode; curah pendapat dan diskusi tanya jawab

5) Alokasi waktu yang diperlukan dalam SMD dan MMD sangatlah


bergantung pada situasi dan kondisi di lapangan/desa/kelurahan.
Waktu yang

f. Pemantauan dan penilaian


1) Pemantauan terhadap pelaksanaan pendampingan pelaksanaan SMD dan
MMD sesuai dengan rencana.
2) Menilai adanya rencana dan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam mendukung pencapaian cakupan program dan indikator
promosi kesehatan.

g. Alat dan bahan/media yang dibutuhkan


ATK/spidol, media KIE, buku saku, panduan/pedoman, LCD, laptop/computer,
standar flipchart dan kertas Koran, dll

h. Indikator keberhasilan
Jumlah seluruh desa yang didampingi dalam pelaksanaan SMD dan MMD.

i. Lampiran:
1) Lembar kerja Survei Mawas Diri

No Masalah Kesehatan
1.
2.

37
3.

2) Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan

No Parameter Masalah
1 2 3 4
1. Kegawatannya
2. Mendesaknya
3. Penyebarannya
4. Kemudahan mengatasi
masalah
5. Keinginan masyarakat
Jumlah nilai
Penetapan prioritas masalah kesehatan dilakukan dengan jalan memberikan
nilai skoring 1-5, nilai 1 apabila nilai tersebut dianggap sangat ringan dan
nilai skoring 5 apabila masalah tersebut sangat gawat atau mendesak

3) Identifikasi penyebab masalah kesehatan


Matrik Identifikasi penyebab Masalah Kesehatan
Masalah Sasaran Perilaku Saat Perilaku yang Penyebab
Kesehatan Kajian ini diharapkan Masalah
Prioritas Prioritas Lainnya
1. Sasaran
Primer
..........
.........
2. Sasaran
Sekunder
..........
.........
3. Sasaran
Tersier
..........
.........

4) Identifikasi Upaya Mengatasi Penyebab Masalah Kesehatan

Matrik Identifikasi Upaya Mengatasi Penyebab Masalah Kesehatan

38
Sasaran Perilaku Prioritas Sasaran Upaya untuk
Penyebab Masalah mengatasi masalah
Primer 1. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
2. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
Sekunder 1. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
2. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
Tersier 1. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?
2. Kegiatan Promkes
apa?
Upaya lainnya apa?

5) Pengorganisasian Kegiatan dalam Mengatasi Penyebab Masalah


Kesehatan
Matrik Pengorganisasi Kegiatan dalam Mengatasi Penyebab Masalah
Kesehatan

39
No Upaya Mengatasi Masalah Pengorganisasian Kegiatan
Melalui
1. Ketua .........
Anggota......
2. Ketua .........
Anggota......
3. Ketua .........
Anggota......

6) Penyusunan Rencana Kegiatan

Matrik Penyusunan Rencana Kegiatan dalam Mengatasi Masalah Kesehatan

Kegiatan Tujuan Sasaran Penanggung Petugas Dana Jadwal Keterangan


jawab yang Kegiatan
terlibat

40
4. Melaksanakan advokasi kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan Dana
Desa untuk UKBM

a. Tujuan pembelajaran:
Peserta pelatihan melaksanakan advokasi kepada kepala desa tentang
pemanfaatan dana desa untuk UKBM

b. Pengertian
Serangkaian kegiatan komunikasi persuasif secara terencana dan sistematis
kepada kepala desa agar mengalokasikan dana desa untuk dimanfaatkan dalam
pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

c. Tujuan
Mendapatkan komitmen kepala desa untuk mengalokasikan alokasi dana desa
dalam pengembangan UKBM.

d. Sasaran
Kepala Desa, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Camat, Ketua Tim Penggerak
PKK Desa dan Kecamatan

e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana kegiatan advokasi kesehatan pemanfaatan
dana desa bagi UKBM.
b) Menyusun rencana pelaksanaan advokasi sesuai dengan langkah-langkah
kegiatan advokasi kesehatan Puskesmas.
c) Membentuk tim advokasi.
i. Carilah mitra potensial yang dapat dijadikan anggota tim advokasi
termasuk kader, fasilitatator desa, tokoh masyarakat, dll

41
ii. Lakukan pertemuan tim untuk saling berkenalan, dan mulai
menumbuhkan keakraban, dan menyepakati prinsip-prinsip dasar,
tujuan, dan langkah-langkah pelaksanaan penjajakan.
iii. Buatlah Rencana kerja tim advokasi
iv. Pembagian tugas di antara anggota tim.
d) Membuat analisa situasi berupa kajian sederhana tentang isu yang akan
diadvokasikan atau permasalahan kesehatan yang ada di wilayah
Puskesmas.
i. Mulailah tim bekerja mengumpulkan data sekunder tentang; situasi
kesehatan masyarakat, sarana prasarana kesehatan, kebijakan
kesehatan, kebijakan anggaran kesehatan di wilayah terpilih
ii. Mulailah mempelajari data tersebut dan membuat catatan-catatan
penting yang relevan dengan kebutuhan.
iii. Diskusikan dengan tim temuan-temuan penting dari data tersebut,
dan rumuskan topik-topik masalah kesehatan masyarakat yang anda
temukan.
iv. Akhirnya, lakukan diskusi terhadap keseluruhan temuan tersebut, dan
susunlah laporan temuan awal mengenai situasi kesehatan
masyarakat, kondisi sarana prasarana kesehatan, kebijakan
pembangunan kesehatan, dan kebijakan anggaran kesehatan.
v. Tentukan isu strategis yang ingin diadvokasikan. Pilih berdasarkan
besarnya masalah dan kebutuhan wilayah. Beberapa isu strategis
terkait pemanfaatan dana desa antara lain :
- Desa belum memahami kewenangan di bidang kesehatan.
- Desa belum memprioritaskan bidang kesehatan dalam
pembangunan desa.
- Desa belum memahami kebutuhan bidang kesehatan bagi
masyarakat desa.
- Desa belum mampu menjabarkan atau menyusun perencanaan
kegiatan bidang kesehatan dengan tepat. Kelima, kelompok
masyarakat yang memahami bidang kesehatan belum terlibat
dalam proses perencanaan pembangunan desa.

e) Menyusun rencana advokasi, meliputi : tujuan, sasaran,


Pelaku/advokator, materi, tempat, waktu, susunan acara, metode, dan
media.
i. Mengembangkan tujuan advokasi. Dalam menyusun tujuan advokasi
harus memperhatikan kaidah SMART (S = spesific/khusus; M =
measureable/dapat diukur; A = action/dapat dikerjakan; R = realistic
dan T = time bound/ada ukuran waktu yang jelas.
ii. Melakukan identifikasi sasaran advokasi, baik yang bertindak sebagai
advokator, maupun sasaran penentu/ pengambil kebijakan
iii. Metode Advokasi yang biasa digunakan : Lobi, Petisi, Debat, Negosiasi,
Paparan, Seminar dan studi banding
iv. Pelaku/Advokator adalah orang yang mempunyai pemahaman isu yang
sangat baik dengan kemampuan komunikasi yang mumpuni. Pelaku
advokasi antara lain petugas puskesmas, fasilitator pemberdayaan
masyarakat, tokoh masyarakat, dll.

42
v. Tempat dan waktu dalam turut menjadi unsur penting kegiatan
advokasi. Musrengbangdes sebagai contoh merupakan forum tingkat
desa yang potensial untuk mengadvokasi pemanfaatan dana desa.
vi. Media advokasi biasanya berbentuk lembar fakta/factsheet, paparan,
video advokasi.’
vii. Susunan Acara dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan dilihat
dari metode advokasi yang ditentukan serta tingkat keformalitasan
kegiatan advokasi.

f) Menyusun pesan advokasi


Kesempatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci seringkali
terbatas waktunya. Seorang tokoh politik mungkin memberi kesempatan
sekali pertemuan untuk mendiskusikan isu advokasi yang dirancang.
Seorang pejabat hanya punya waktu 10 menit bertemu dengan tim
advokator. Kecermatan dan kehati-hatian dalam menyiapkan argumen
yang meyakinkan atau memilih cara presentasi dapat mengubah
kesempatan terbatas ini menjadi upaya advokasi yang berhasil. Apa yang
akan disampaikan, dan bagaimana penyampaian pesan tersebut menjadi
penting. Salah satu cara presentasi persuasif adalah mengoptimalkan
peluang yang ada dengan menyiapkan pesan advokasi 1 menit. Pesan
advokasi 1 menit terdiri atas: Statement :pernyataan, Evidence:bukti atau
fakta yang mendukung pernyataan, Example:contoh, member wajah
manusiawi pada pernyataaan dan evidensi diatas, Action
desired:Tindakan yang diharapkan dari pengambil keputusan

Contoh pesan 1 menit:

Statement/Pernyataan
Stunting dapat dicegah. Kejadian ini dapat mengakibatkan generasi
yang tidak berkualitas karena anak mudah sakit dan mempunyai
kemampuan berpikir yang rendah. Kurangnya kepedulian desa dan
masyarakat dalam menanggulangi stunting.
Evidence/Bukti
Tingginya kasus stunting di desa Subur. Berdasarkan hasil
kunjungan rumah didapatkan 1 dari 3 anak mengalami stunting
atau kondisi lebih pendek dari tinggi yang seharusnya. Hal ini
mungkin berhubungan dengan seringnya kejadian penyakit diare
akibat kebiasaan masyarakat dan kurangnya akses ke air bersih
dan sanitasi. 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka
dan 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum
bersih.
Example/Contoh
Keluarga Budi mempunyai 2 (dua) orang anak yang berusia 4
tahun dan 8 tahun yang mengalami stunting. Menurut pengakuan
beliau, kedua anak tersebut sering mengalami sakit terutama
penyakit diare. Dengan kejadian tersebut, anak-anak pak Budi
sering tidak masuk sekolah karena membutuhkan perawatan

43
kesehatannya.
Action Desired / Aksi yang diharapkan
Pemerintahan Desa Subur harus memprioritaskan penanggulangan
stunting di Desanya melalui pemanfaatan dana desa untuk
penyediaan air minum bersih dan pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan sanitasi berbasis masyarakat.

g) Menyusun materi advokasi pemanfaatan dana desa dalam


pemanfaatannya untuk UKBM meliputi:
i. Data Pendukung
- Permasalahan kesehatan di wilayah desa berdasarkan hasil analisa
isu. Dapat diperkuat dengan menampilkan hasil Survei Mawas Diri
dan Musyawarah Masyarakat Desa sehingga diketahui alasan
pemilihan isu.
- Jumlah Dana Desa yang tersedia, jumlah dana desa yang
dialokasikan untuk bidang kesehatan.

ii. Materi Pemanfaatan dana desa untuk UKBM


Prioritas Penggunaan Dana Desa 2018 bidang Kesehatan berdasarkan
Peraturan Menteri Desa nomor 19 tahun 2017 untuk bidang kesehatan
adalah sebagai berikut:
- Air Bersih Berskala Desa : Air bersih, Fasilitas pelaksanaan rencana
pengamanan air minum (RPAM), Penyediaan sarana teknologi tepat
guna (TTG) untuk air bersih.
- Sanitasi Lingkungan : Sanitasi yang layak kesehatan, Pembangunan
sarana MCK (mandi, cuci, kakus), sarana cuci tangan, Pengelolaan
sampah dan limbah rumah tangga serta yang berbasis masyarakat,
Sanitasi berbasis masyarakat (mis. Sanitasi pasar desa,
menghilangan genangan air, dsb). Penyediaan sarana teknologi
tepat guna(TTG) untuk sanitasi seperti septic tank terapung.
- Bantuan Insentif Kader Kesehatan/UKBM : Honor/insentif/reward
kader, Honor kader kesehatan, Pendampingan oleh kader kepada
perempuan uisia 30-59 tahun mendapatkan pelayanan skring
sadanis dan IVA test di puskesmas, Honor instruktur senam di desa,
Transport Kader Kesehatan, Transport kader dalam pelaksanaan
UKBM, Transportasi petugas/kader ke Pos Lansia/Posbindu PTM,
Transport Pendampingan pelaksanaan kunjungan rumah, Transport
Pendampingan masyarakat yang ditemukan berisiko berpenyakit
PTM(Penyakit Tidak Menular), pendamping Iva test, Transport
Pendampingan pendataan sasaran dan sweeping imunisasi.
- Perawatan dan /atau Pendampingan Ibu Hamil, Nifas dan
Menyusui : Pendampingan ibu hamil , nifas dan menyusui oleh
kader, Pendampingan pendataan oleh kader terhadap bumil dan
balita, Pelaksanaan pendampingan program perencanaan,
persalinan dan pencegahan komplikasi oleh kader (P4K),
Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan
tambahan/sehat untuk peningkatan gizi bayi, balita dan anak

44
sekolah, Pemantauan pertumbuhan balita oleh kader dan
penyediaan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bayi, balita dan
anak, Kunjungan rumah oleh kader untuk pemnatauan
pertumbuhan balita
- Pengadaan, Pengembangan, Pemeliharaan, Pengelolaan dan
Pembinaan UKBM (Poskesdes/Polindes, Posbindu, Posyandu dan
Pos kesehatan lainnya) : Pembinaan pengelolaan dan pembinaan
UKBM, Penyediaan sarana prasarana, Penyediaan media KIE,
Operasional UKBM, Pengadaan Posbindu Kit dan bahan habis pakai
posbindu kit untuk warga desa, Penyediaan PMT bagi lansia di
posyandu lansia/Posbindu, Pengembangan kegiatan promotif dan
preventif di posyandu lansia/posbindu
- Penyelengaraan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Promosi
Kesehatan dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) :
Penyelengaraan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Promosi
Kesehatan dan GERMAS, Penyediaan sarana dan prasarana
olahraga, Pertemuan kader kesehatan, Penyuluhan kesehatan yang
diselengarakan oleh desa, Menjadikan rumah ibadah sebagai KTR
(Kawasan Tanpa Asap Rokok), Pemberdayaan masyarakat dalam
penggunaan obat secara benar melalui Gema Cermat, Edukasi
kesehatan terkait pencegahan dan deteksi dini, Gerakan makan
sayur dan ikan, Gerakan olahraga bersama. Pemanfaatan lahan
tidur untuk tanaman obat keluarga (TOGA) dan irigasi desa
mengurangi genangan air serta peningkatan gizi, Taman stimulus
anak dan lansia.
- Kampanye dan Promosi Hidup Sehat (Peningkatan PHBS) guna
mencegah Penyakit Menular Seksual HIV/AIDS, Tubeculosis,
Hipertensi, Diabetes Mellitus dan Gangguan Jiwa : Peningkatan
PHBS, Pemantauan kepatuhan inum obat (TTD, obat TB, Obat HIV,
Obat Malaria, dll ) oleh kader, Promosi/Penyuluhan dan penyediaan
media kIE (Komunkasi, Informasi dan Edukasi), Operasional
kegiatan di desa wisma/kunjungan rumah, Aktivitas kreatif yang
sehat bagi remaja, pemuda dan kelompok seksual aktif.

iii. Lembar komitmen pemanfaatan dana desa untuk UKBM


a. Lembar komitmen merupakan pernyataan komitmen dari berbagai
sasaran advokasi berupa tanda tangan yang di tanda tangani
setelah disepakati komitmen bersama.
b. Ukuran bervariasi biasanya berukuran poster 50 cm x 70 cm
c. Isi lembar komitmen :
- Judul komitmen bersama
- Tempat dan Tanggal
- Pernyataan atau komitmen yang telah disepakati bersama.
- Tanda tangan sasaran advokasi

h) Melakukan proses surat menyurat.


i) Merencanakan kegiatan pemantauan kegiatan advokasi kesehatan
j) Merencanakan kegiatan penilaian kegiatan advokasi kesehatan.

45
4) Pelaksanaan
a) Melaksanakan kegiatan advokasi pemanfaatan dan desa dengan
menggunakan rencana yang telah disusun.
b) Penggandaan, distribusi dan penggunaan berbagai jenis media advokasi
c) Melakukan dokumentasi kegiatan

5) Pemantauan dan penilaian


a) Penetapan tujuan, sasaran, jenis kegiatan, metode/proses, wilayah,
petugas pemantauan dan penilaian
b) pelaksana, dana, serta waktu pelaksanaan kegiatan pemantauan dan
penilaian kegiatan advokasi kesehatan.
c) Penetapan indikator pemantauan dan penilaian kegiatan advokasi
kesehatan.

f. Alat dan bahan/media yang dibutuhkan


 Bahan tayang (ppt)
 Komputer/laptop
 LCD
 Whiteboard
 Laser pointer
 Spidol
 Kertas metaplan/post-it
 Double tape/selotip
 Flipchart (kertas dan papan)

g. Indikator keberhasilan
Persentase desa memanfaatkan dana desa untuk UKBM, 40% dari jumlah desa

h. Lampiran:

1) Panduan diskusi kelompok


a. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk diskusi
mempersiapkan kegiatan advokasi (35 menit) berdasarkan studi kasus yang
dibagikan.
b. Kelompok 1 mendiskusikan penyusunan pesan advokasi
i. Kelompok 1 diminta untuk melakukan penyusunan pesan berdasarkan
lembar kerja terlampir (Tabel 1). Pada tahapan pertama, kelompok
diminta untuk menentukan Isu strategis, Sasaran Advokasi, Teknik
Advokasi, Tujuan Advokasi dan Media Advokasi menggunakan lembar
kerja penyusunan rencana advokasi.

46
ii. Setelah itu dilanjutkan untuk melakukan penyusunan pesan
menggunakan lembar kerja penyusunan pesan menggunakan lembar
kerja yang telah disediakan(terlampir) (Tabel 2)
c. Kelompok 2 mendiskusikan susunan acara (rundown) pada saat pelaksanaan
advokasi dan pembagian tugasnya
i. Buatlah susunan acara berdasarkan tabel yang telah disediakan.
ii. Pembagian peran dan tanggung jawab dari Tim Advokasi.
iii. Tetapkan serta rinci secara jelas peran setiap anggota Tim Advokasi
(anggota kelompok) dalam pelaksanaan kegiatan advokasi, misalnya:
1. Penanggung jawab kegiatan Advokasi.
2. Penyusun skenario dan rundown kegiatan advokasi,
3. MC atau pembawa acara,
4. Penerima tamu, yang mempersilahkan tamu undangan duduk pada
tempat yang telah disediakan.
5. Penyiapan bahan presentasi Penyaji materi,
6. Moderator, Pembaca testimony bila ada,
7. Tim yang menjawab pertanyaan/ verifikasi dari sasaran advokasi,
8. Penulis kesepakatan atau hal-hal penting pada papan flipchart atau
komputer.
9. Notulen dan pembaca kesimpulan hasil advokasi.
10. Penyiapan, pemasangan dan pembagian media (termasuk
pemberian lembar fakta kepada sasaran advokasi)
11. Perlengkapan yang memastikan fungsi sound sistem, LCD, Laptop,
meja, kursi, papan flipchart, konsumsi, akomodasi,dll Pemantau
waktu pelaksanaan advokasi,
12. Dokumentasi kegiatan advokasi.
d. Kelompok 3 mendiskusikan pembuatan draft komitmen hasil pertemuan
advokasi.
i. Buatlah Format Penandatangan Komitmen menggunakan bahan yang
tersedia menggunakan kertas Flip chart dan spidol
ii. Tentukan Judul komitmen bersama
iii. Tempat dan Tanggal
iv. Pernyataan yang telah disepakati bersama oleh sasaran advokasi.
v. Tanda tangan sasaran advokasi
e. Kelompok 4 mendiskusikan tentang setting tempat/penataan ruang dan
skenario bermain peran dalam pertemuan advokasi dan penentuan peserta
serta peran masing-masing peserta dalam pertemuan advokasi.
i. Buatlah skenario pelaksanaan advokasi pemanfaatan dana desa untuk
pengendalian stunting.
ii. Dalam scenario tersebut, tentukan siapa yang berperan menjadi pelaku
advokasi, sasaran advokasi dan pihak-pihak lain yang terlibat, Metode
yang digunakan, Media advokasi yang akan digunakan.
iii. Setting tempat dan penataan ruang pada saat musrenbang.
iv. Kelompok 5 mendiskusikan penyusunan instrumen pemantauan dan
penilaian pelaksanaan advokasi menggunakan lembar kerja yang telah
disediakan.

2) Panduan Bermain Peran.

47
 Waktu sebanyak 15 menit.
 Pada sesi ini akan dilaksanakan advokasi pemanfaatan dana desa untuk
pengendalian stunting melalui metode bermain peran
 Skenario yang digunakan yaitu menggunakan skenario yang disusun oleh
kelompok 4.
 Kelompok 1 mengirimkan satu atau dua orang perwakilan untuk berperan
sebagai pelaku advokasi.
 Kelompok 2 mengirimkan perwakilan untuk menjadi MC dan moderator
pada saat advokasi.
 Kelompok 3 mengirimkan perwakilan untuk sebagai sasaran advokasi dan
pembaca komitmen.
 Kelompok 4 mengirimkan pemain tambahan lainnya misalnya tokoh
masyarakat, kader, petugas kesehatan dan peran lain yang terkait.
 Kelompok 5 menjadi pembaca kesepatan advokasi dan tim pemantau
jalannya advokasi.
 Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusi (35 menit)

Studi Kasus Bahan Advokasi - Stunting Di Desa Suka Subur

Desa Suka Subur terkenal dengan daerah yang asri, hijau dan kaya akan hasil
alamnya. Desa yang mempunyai populasi sebesar 6,325 jiwa penduduk dan 1215
KK ini terletak di antara dua sungai besar yaitu sungai Ciliwung dan sungai Cisadane
dengan 7 anak sungai. Pada umumnya aliran sungai tersebut oleh masyarakat
sekitar dimanfaat kan sebagai sarana MCK, usaha perikanan dan irigasi pertanian
padi di wilayahnya.

Pak Hanif adalah kepala desa Suka Subur. Beliau baru menjabat sebagai kepala
Desa belum sampai satu tahun belakangan. Banyak perhatian beliau di bidang
pertanian dan perikanan sehingga membantu dalam membuka peluang usaha bagi
warganya. Pak Hanif memanfaatkan pengelolaan dana desa untuk mengembangkan
usaha UMKM dengan membina warga untuk dapat mengolah hasil perikanan
menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis. Pada tahun sebelumnya Desa
Suka Subur mendapatkan penerimaan dana desa sebesar Rp. 852.000.000 dan
banyak dimanfaatkan untuk pembangunan fisik seperti pembangunan gapura desa,
jalan dan saluran irigasi pertanian. Istri beliau adalah seorang guru sekolah dasar
yang mempunyai jiwa sosial tinggi dan aktif disetiap kegiatan desa sehingga sangat
terkenal di kalangan warga. Desa yang terkenal religius ini, masih suka
melaksanakan gotong royong antar warganya. Kader-kader kesehatan juga terlihat
aktif dibeberapa kegiatan walaupun tidak ada insentif dari desa.

Berdasarkan data Puskesmas setempat diketahui kasus terkait sanitasi mempunyai


angka kesakitan yang tinggi. Kejadian Diare dan ISPA menduduki 2 (dua) peringkat
penyakit terbanyak di wilayah kerjanya. Hasil kunjungan rumah yang dilakukan
petugas puskesmas diketahui bahwa permasalahan gizi seperti stunting atau
menderita masalah kesehatan yang dialami anak selama menahun (kronis)
sangatlah signifikan. Dari total 270 balita yang disurvei, 91 diantaranya menderita
stunting sehingga dikuatirkan mengganggu pertumbuhan fisik dan penurunan
kecerdasan. Kejadian penyakit tidak menular seperti diabetes dan stroke
menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

48
Warga mempunyai kebiasan mandi, cuci dan kakus dengan memanfaatkan sungai
yang ada. Pemandangan sehari-hari, terutama anak-anak sering sekali terlihat
Buang Air Besar sembarangan. Ternyata kepemilikan jamban juga tidak merata di
warga Desa Suka Subur. Hampir 50% warga belum memiliki jamban keluarga. Di
waktu musim panas, beberapa masyarakat desa juga sulit mendapatkan air bersih
yang memenuhi syarat.

Toni sebagai salah satu petugas kesehatan puskesmas yang bertanggung jawab di
wilayah Desa Suka Subur sangat prihatin dengan kondisi permasalahan kesehatan
yang terjadi. Pria kelahiran sumatra yang fasih berbahasa jawa dan sunda ini ini
adalah lulusan sarjana kesehatan masyarakat jurusan promosi kesehatan di
universitas ternama di Kota Makassar. Dengan pengalamannya 4 (empat) tahun
mengabdi di Puskesmas Kecamatan Suka Subur, sehinga sudah cukup mengenal
permasalahan di wilayah kerjanya. Toni ingin sekali berbuat sesuatu untuk merubah
kondisi warganya. Mengingat jadual Musrengbangdesa sudah dekat, dibantu oleh
beberapa rekan seperjuangannya seperti fasilitator desa, Toni ingin
memperjuangkan isu kesehatan masyarakat di Desa Suka Subur terutama untuk
mengatasi permasalahan stunting di wilayahnya.

3) Lembar kerja
Tabel Penyusunan Rencana Advokasi

No. Isu Sasaran Teknik Tujuan Media advokasi


Strat advokasi advok advok
egis asi asi

Tabel Penyusunan Pesan


Statement/ Evidence/ Example/ Action Needed / Aksi
Pernyataan Bukti contoh yang diharapkan

Keterangan
 Isu Strategis : Tuliskan isu strategis yang telah ditetapkan pada studi kasus.
 Sasaran Advokasi : Tetapkan sasaran advokasi beserta peran dan
kewenangannya.
 Teknik Advokasi : Pilihlan metode dan teknik advokasi yang di rekomendasikan

49
 Tujuan Advokasi : Jelaskan dukungan apa yang diperlukan dari pejabat publik
dalam mengatasi masalah kesehatan isu strategis tersebut (dukungan kebijakan
atau sumberdaya/dana)

 Lembar kerja susunan acara Pelaksanaan Advokasi Kesehatan Pemanfaatan


Dana Desa bagi UKBM.

Tabel Penyusunan Susunan Acara pelaksanaan advokasi kesehatan

No. Jam/Waktu Kegiatan Penanggung Pembagian Keterangan


Jawab Peran
dan
Tugas

Lembar Kerja Penyusunan Lembar Komitmen

Judul Tempat Pernyataan atau komitmen yang disepakati


Komit dan
men Tangg
Bersa al
ma




50
Lembar Kerja Pemantauan Advokasi Pemanfaatan dana Desa untuk pengendalian
Stunting
Instrumen pemantauan dan penilaian kegiatan advokasi
kesehatan di tingkat Desa
Indikator Intrumen Sumber Ket
pemantauan/pe data/
nilaian informasi
ya tidak
Indikator Input
Indikator Proses
Indikator Output

5. Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK

a. Tujuan pembelajaran : peserta mampu melaksanakan kunjungan rumah


sebagai intervensi PIS-PK

b. Pengertian
Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pembina
keluarga/tenaga promosi kesehatan puskesmas/tenaga pengelola program
kesehatan lainnya bersama kader dengan jalan mendatangi atau mengunjungi
rumah keluarga sasaran program prioritas.

c. Tujuan
2) Melakukan diskusi dengan keluarga tentang masalah kesehatan yang
dihadapinya, faktor-faktor penyebabnya, upaya untuk mencegah atau
mengatasi masalah kesehatan tersebut serta potensi yang dimilikinya
untuk menjaga serta meningkatan status kesehatan keluarganya.
3) Membantu melakukan rujukan apabila ada anggota keluarga yang
menderita penyakit tertentu dan perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan.
4) Membimbing dan memotivasi anggota keluarga untuk menerapkan
perilaku sehat sebagai upaya menjaga dan meningkatkan status
kesehatannya.
5) Melakukan pemantauan kondisi kesehatan keluarga binaan.
6) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang ada di
wilayah kerja puskesmas

d. Sasaran

51
Suami sebagai kepala keluarga atau isteri/ibu rumah tangga dari keluarga-
keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas

e. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memastikan ketersediaan dana kegiatan kunjungan rumah dalam
rangka intervensi PIS-PK.
b) Menyamakan pemahaman tentang pembinaan Keluarga/pembina
wilayah
c) Membuat identifikasi masalah kesehatan yang dihadapi setiap
keluarga dan potensi pemecahannya, serta melakukan analisis
sampai ditetapkannya cara pemecahan masalah.
d) Menyiapkan materi, metode dan media KIE yang dibutuhkan.

Contoh Kasus dari Data Keluarga Sehat di Puskesmas X:

Desa Desa Desa Desa


Indikator A B C D Puskes
A. Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak
56.3 62.7 68.9
1. Keluarga mengikuti KB 79.1
% % % 66,75%
87.4 95.4 90.1
2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan 24.9
% % % 74,45%
3. Bayi mendapat imunisasi dasar 62.2 71.3 68.8
68.7
lengkap % % % 67,75%
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 74.2 73.9 77.6
39.3
bulan % % % 66,25%
5.Pertumbuhan balita dipantau tiap 13.4
36.6 8.3% 6.2%
bulan % 16,12%
B. Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular
6. Penderita TB Paru berobat sesuai 53.7 78.0 64.5
44.9
standar % % % 60,27%
45.0 70.1 54.3
7. Penderita hipertensi berobat teratur 82.8
% % % 63,05%
8. Gangguan jiwa berat tidak 85.5 75.3 74.5
49.7
ditelantarkan % % % 71,25%
C. Perilaku dan Kesehatan Lingkungan

52
9. Tidak ada anggota keluarga yg 78.9 85.9 85.1
94.1
merokok % % % 86,00%
10. Keluarga memiliki/memakai air 89.4 92.9 94.4
68.7
bersih % % % 86,35%
11. Keluarga memiliki/memakai 48.5 56.7 90.1
44.9
jamban sehat % % % 60,05%
12. Sekeluarga menjadi anggota 69.9 51.2 64.6
66.1
JKN/askes % % % 62,95%
10.80 11.30 5.20 3.70 7.6%
Indeks Keluarga Sehat (IKS) % % % % (0,076)

Berdasarkan contoh Data IKS Kecamatan/Puskesmas di atas, maka


prioritas masalah adalah hipertensi. Interevensi yang diberikan adalah
dalah perubahan perilaku pada penderita hipertensi agar berobat teratur
Selanjutnya mengidentifikasi kelarga mana yang akan
diintervensi/dikunjungi.

Contoh Matrik 1. Rekapitulasi Data Masalah Keluarga Sasaran


Desa: .................Kec:...............
Alam Masalah berdasarkan Indikator PIS-PK
No Nama KK KET
at 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Kelg Ahmad v v v v v
2. v
3. v

Pada saat kunjungan rumah di wilayah desa dengan masalah pada


indikator penderita hipertensi berobat teratur maka bisa saja
ditemukan masalah pada indikator lain dan harus juga diintervensi
dengan konsultasi sederhana, seminimalnya mengajak untuk akses
ke pelayanan kesehatan yang harusnya didapatkan.

Matrik Identifikasi Penyebab Masalah


Puskesmas ......................... Kabupaten/Kota ..............................

Yang
Masalah Saat Ini
diharapkan/Ideal Penyebab
kesehatan Sasaran
Non Non Masalah
prioritas Perilaku Perilaku
Perilaku Perilaku

53
e) Menyiapkan rencana pelaksanaan kunjungan rumah meliputi: jadwal,
tenaga Puskesmas melibatkan program terkait, Setelah semua
keluarga yang hendak dikunjungi pada kurun waktu tertentu
(misalnya 1 minggu) didaftar, kemudian disusunlah rencana
kunjungan rumah. Untuk membuat rencana kunjungan ini dapat
digunakan format berikut.

Rencana Kunjungan Rumah


Desa/Kel:……….Minggu …..ke....bulan.....
Nama
No Alamat Waktu Maksud Metode Media Petugas
KK

2) Pelaksanaan
Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK degan
menggunakan metode dan teknik yang dapat diterapkan dalam kegiatan
kunjungan rumah yang merupakan salah satu bentuk KIE secara individu/
perorangan yaitu:

a) “SAJI” (Salam, Ajak Bicara, Jelaskan dan Ingatkan)

Terdapat empat langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan


kunjungan rumah dengan SAJI, yaitu: (a) Salam (S), (b) Ajak Bicara
(A), (c) Jelaskan dan bantu (J), dan (d) Ingatkan (I). Berikut ini
disampaikan cara menerapkan SAJI.
- Salam
Begitu sampai di rumah yang hendak dikunjungi, sebaiknya
ketuklah pintu dan ucapkan salam. Misalnya: “Selamat Pagi”
atau “Assalamu’alaikum” atau ucapan salam dalam bahasa
setempat. Salam ini harus diucapkan dengan suara yang
ceria disertai wajah yang cerah dan tersenyum.

54
Penghuni rumah disapa dengan baik jika sudah muncul,
perkenalkanlah diri (dan teman/tim), dan sampaikan maksud
kedatangan. Beritahukan maksud kunjungan sebagai
petugas Puskesmas yang ditugasi dalam membantu
keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas untuk
mengupayakan dan menjaga kesehatannya. Katakan bahwa
jika mungkin ingin dilakukan perbincangan dengan seluruh
keluarga.

Pengembangan pembicaraan dimulai dengan mengajak


keluarga membicarakan hal-hal yang bersifat umum saat
anggota keluarga sudah berkumpul. Misalnya tentang
kemajuan yang dicapai desa setempat, persiapan
menyambut Idul Fitri, kemeriahan menyambut perayaan
Natal, atau kegembiraan menyambut musim panen. Keluarga
dapat juga diajak membicarakan kegiatan sehari-hari
anggota-anggota keluarga.

Perihal masalah yang dihadapi keluarga tersebut barulah


disampaikan saat suasana dirasa sudah cukup akrab dan
hangat. Mulailah dengan masalah yang paling ringan tetapi
prioritas. Pada kasus Keluarga B misalnya, maka dapat
dimulai dengan menyampaikan tentang bayi di keluarga
tersebut yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap.
Ingat bahwa ini adalah tahap yang sangat menentukan
keberhasilan, karena yang dianggap sebagai masalah oleh
Pembina Keluarga, belum tentu dianggap masalah juga oleh
keluarga tersebut. Pembina Keluarga harus berhasil
menyamakan pendapat dengan keluarga bahwa “bayi yang
belum mendapat imunisasi lengkap” adalah masalah, jika
tidak, maka apa pun yang akan dibicarakan dengan keluarga
tersebut tidak akan didengar atau dituruti.

b) Ajak Bicara
Tujuan berkunjung ke rumah keluarga bukanlah untuk
berbicara sendiri, melainkan berdialog atau berdiskusi dengan
keluarga. Pembina Keluarga mulai masuk ke permasalahan
yang dihadapi keluarga, ia harus pandai -pandai memancing
diskusi dengan mereka.
Pembina Keluarga tidak perlu langsung menyampaikan masalah
yang dihadapi keluarga tersebut menurut versi kita (misalnya
tentang “bayi yang belum mendapat imunisasi lengkap”).
Perbincangan dapat dimulai dengan menanyakan apa masalah

55
yang dihadapi keluarga berkaitan dengan bayinya. Dengarkan
dengan seksama apa yang disampaikan oleh keluarga, dengan
sesekali bertanya untuk memperjelas atau menggali lebih
dalam penjelasan keluarga. Penggunaan cara ini, akan
diperoleh informasi tentang hal-hal berikut (menggunakan
Keluarga B sebagai contoh).
 bagaimana perilaku Keluarga B berkaitan dengan imunisasi,
khususnya imunisasi bayi: apakah melakukannya atau tidak sama
sekali? bagaimana sikapnya–apakah setuju atau tidak setuju
dengan imunisasi?
 apa yang menyebabkan Keluarga B tidak melakukan imunisasi
lengkap untuk bayinya:
 apakah karena tidak mengetahui manfaat imunisasi pada
bayi?
 apakah karena tidak mengetahui di mana saja bisa
mendapatkan imunisasi untuk bayi?
 apakah karena tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan
imunisasi lengkap bayinya (misalnya biaya untuk
transportasi)?
 apakah karena tidak memiliki waktu untuk melakukan
imunisasi lengkap bayinya?
 apakah karena faktor-faktor lain?
 Jika keluarga tidak setuju dengan imunisasi, apa yang
melatarbelakangi ketidaksetujuan tersebut
 Jika keluarga tidak setuju dengan imunisasi, apa yang
melatarbelakangi ketidaksetujuan tersebut.

Dengan bermodalkan informasi yang diperoleh, maka Pembina


Keluarga dapat beranjak ke langkah berikutnya, yaitu “Jelaskan
dan Bantu.

c) Jelaskan dan Bantu


Dalam langkah ini, bertitik tolak dari perilaku, sikap, dan
pemahaman keluarga terhadap masalah yang dihadapi (contohnya:
imunisasi bayi), Pembina Keluarga mulai memberikan penjelasan dan
membantu. Pertama kali yang harus dijelaskan adalah pengertian
dan jenis-jenis imunisasi untuk bayi dan bahaya apa saja yang akan
terjadi jika hal itu diabaikan. Penjelasan ini disampaikan sambil
menjajagi perkembangan pemahaman dan perubahan sikap
keluarga, sampai diyakini bahwa mereka telah menyadari adanya
masalah.

Pembina Keluarga dapat mulai memberikan pengetahuan lebih


banyak tentang masalah yang dihadapibila kesamaan pandangan
tentang masalah yang dihadapi sudah tercapai. Pembina Keluarga
dapat menyampaikan perihal manfaat imunisasi misalnya, di mana
dapat memperoleh pelayanan imunisasi, dan lain sebagainya.

56
Pembina Keluarga dapat menjelaskan perihal manfaat jika mengikuti
JKN untuk mengatasi hambatan berupa ketiadaan biaya. Biaya untuk
imunisasi dasar misalnya merupakan biaya yang ditanggung oleh
JKN.

Pembina Keluarga banyak membutuhkan alat peraga dan bahkan


dapat memberikan lembar informasi dari Pinkesga yang sesuai
dengan materi pembahasan kepada keluarga.

d) Ingatkan
Pembina Keluarga dapat mengakhiri pembicaraan ketika dirasa
sudah cukup untuk kunjungan kali itu. Pembina Keluarga sebelum
mengakhiri perbincangan, jangan lupa untuk mengingatkan kembali
pokok-pokok pesan yang telah disampaikandan tentang apa yang
harus dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah yang
bersangkutan. Pembicaraan tentang imunisasi bayi misalnya, dapat
diingatkan pesan berikut:

“Jangan lupa membawa bayi Ibu/Bapak ke Puskesmas untuk


melengkapi imunisasi dasarnya.”

Pembina Keluarga tetap harus memberikan kesan bahwa ia sangat


memperhatikan keluarga yang bersangkutan dan ingin membantu
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya sampai
akhir pembicaraan. Pembina Keluarga jangan lupa untuk membuat
perjanjian kapan dapat berkunjung lagi ke keluarga tersebut.

Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa SAJI tak


ubahnya sebagai siklus yang harus diulang-ulang dari rumah
(keluarga) ke rumah (keluarga) lain saat Pembina Keluarga
melakukan kunjungan rumah.

e) Kunjungan rumah juga bisa dilakukan dengan langkah-langkah


“SATU TUJU” (Salam, Tanyakan, Uraikan, banTU, Jelaskan, dan
Ulangi).

SATU TUJU adalah SA: beri salam kepada klien (menciptakan


hubungan), sambut kedatangannya dan berikan perhatian; T :
tanyakan kepada klien untuk menjajagi pengetahuan, perasaan dan
kebutuhan klien tentang. U : uraikan informasi yang relevan / terkait
dengan masalah klien. TU: bantu klien untuk memahami masalah
serta alternatif pemecahan masalahnya. J: Jelaskan lebih rinci
konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif pemecahan
masalah. U : ulangi hal-hal penting yang dibahas, serta lakukan
kesepakatan kunjungan ulang klien atau rujuk ke tempat pelayanan
lain bila diperlukan.

3) Pemantauan dan penilaian

57
a. Adanya rencana pelaksanaan kunjungan rumah sebagai tindak
lanjut/intervensi berdasarkan hasil analisis pada perencanaan di
tingkat Puskesmas.
b. Terlaksananya kunjungan rumah sesuai dengan rencana tindak lanjut
di tingkat keluarga, desa/kelurahan dan Puskesmas

f. Alat dan bahan/media yang dibutuhkan


Paket Informasi Keluarga Sehat (PINKesga), Buku Panduan Keluarga Sehat,
Media Informasi lain (leaflet, lembar balik, selebaran, dll) sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi.

g. Indikator Keberhasilan
Seluruh rumah tangga yang memerlukan intervensi PIS-PK.

h. Lampiran
 Panduan Diskusi Kelompok
Masing – masing kelompok menyiapkan diri untuk memimpin diskusi secara
bergantian materi berikut:
1) Kelompok 1 : analisis hasil pendataan KS berdasarkan pencapaian
indikator KS, dilanjutkan menetapkan prioritas masalah.
2) Kelompok 2 : identifikasi penyebab masalah kesehatan prioritas
berdasarkan perilaku dan non perilaku. Selanjutnya perilaku saat ini
dibandingkan dengan perilaku yang diharapkan (ideal).
3) Kelompok 3 : mengembangkan intervensi promosi kesehatan melalui
kunjungan rumah berdasarkan penetapan lokasi/IKS, fokus pada
masalah stunting dan tujuan.
4) Kelompok 4 : menyusun rencana pelaksanaan kunjungan rumah.
5) Kelompok 5 : menetapkan metode dan media yang digunakan

 Panduan Bermain Peran


Masing – masing kelompok berdiskusi untuk menyusun skenario bermain
peran selama 10 menit dengan materi sebagai berikut:
1) Kelompok 1 : pertumbuhan balita dipantau tiap bulan.
2) Kelompok 2 : penderita tuberkulosis atau TB Paru sesuai standar
3) Kelompok 3 : bayi mendapat immunisasi dasar lengkap
4) Kelompok 4 : bayi diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
5) Kelompok 5 : keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban
sehat
Seluruh anggota kelompok harus terlibat/berpartisipasi dalam bermain
peran. Masing-masing kelompok bermain peran selama 10 menit.

 Format Rencana Kunjungan Rumah

Format Rencana Kunjungan Rumah


58
Minggu ke....bulan.....
Desa………, Kec………..
No Nama KK Alamat Waktu Maksud Metode Media Petugas

6. Melaksanakan penggalangan dukungan ormas/ kelompok potensial


dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat

a. Tujuan Pembelajaran : Peserta mampu melaksanakan kegiatan kemitraan


untuk mendapatkan dukungan Ormas/dunia usaha/kelompok potensial dalam
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk Pencegahan Stunting.

b. Pengertian
Adalah kegiatan kemitraan dalam mendapatkan komitmen dan peran serta
ormas/dunia usaha/kelompok potensial sehingga pengurus dan anggotanya
tahu, mau dan mampu hidup sehat serta menggerakkan masyarakat hidup
sehat untuk pencegahan stunting

c. Tujuan
1) Menjaring ormas/dunia usaha/kelompok potensial yang mendukung
upaya promosi kesehatan dalam GERMAS untuk pencegahan Stunting
2) Menjadikan ormas/dunia usaha/kelompok potensial sebagai role model
dalam GERMAS untuk pencegahan Stunting.
3) Menjalin hubungan kerja sama, Puskesmas dengan ormas/dunia
usaha/kelompok potensial dalam GERMAS untuk pencegahan stunting.

d. Sasaran
Ormas/Dunia Usaha/Kelompok Potensial yang berada di wilayah kerja
Puskesmas.

e. Langkah kegiatan:
1) Persiapan
a) Identifikasi sumber daya Puskemas, calon mitra, potensi mitra serta
peran mitra dalam GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
Kepala Puskesmas mengadakan pertemuan internal untuk mendata
ketersediaan dana, SDM Puskesmas dan ormas/dunia usaha/kelompok
potensial sebagai calon mitra potensial. Data calon mitra dilengkapi

59
dengan potensi serta peran calon mitra dalam mendukung GERMAS
untuk Pencegahan Stunting, yang dituangkan ke dalam matrik (Matrik
6.1 dan 6.2).

Mitra potensial adalah berbagai pihak yang mempunyai kemampuan


memberikan dukungan sumberdaya untuk melakukan kegiatan
promosi kesehatan dalam rangka mengatasi masalah kesehatan
prioritas. Mitra potensial tersebut dapat berasal dari lintas sektor
terkait, organisasi kemasyarakat, kader, tokoh masyarakat formal dan
informal, donatur, swasta/dunia usaha.

b) Menyusun konsep kemitraan.


Puskesmas menyiapkan konsep kemitraan yang akan ditawarkan
kepada ormas/dunia usaha/kelompok potensial dan materi GERMAS
untuk Pencegahan Stunting.
Pada tahap ini, Puskesmas melakukan sosialisasi GERMAS untuk
Pencegahan Stunting kepada ormas/dunia usaha/kelompok potensial
dan selanjutnya menyampaikan konsep kemitraan dalam mendukung
GERMAS untuk Pencegahan Stunting (proposal) dalam bentuk paparan
(Outline terlampir)

c) Membangun komitmen ormas/dunia usaha/kelompok potensial agar


berperan aktif dalam GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
Pada tahap ini, diharapkan terjadi kesepakatan dan ikatan antara pihak
yang berinisiatif dengan pihak-pihak yang diajak bermitra mendukung
GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
Kesepakatan kerjasama dapat dibuat dalam bentuk MoU, Nota
Kesepahaman, atau Surat Keputusan dari Kepala Desa/Lurah atau
Camat. Dilanjutkan dengan penyusunan rencana kerja bersama /dunia
usaha/kelompok potensial.
Selanjutnya Puskesmas dan /dunia usaha/kelompok potensial
menyusun rencana kerja secara detail melalui pertemuan yang
direncanakan dengan mitra untuk menentukan : waktu, tempat,
jadwal dan metode pelaksanaan serta media yang digunakan.

Kegiatan membangun komitmen ormas/dunia usaha/kelompok


potensial dapat dilakukan melalui pertemuan, yaitu : Kepala
Puskesmas mengundang calon mitra potensial pada pertemuan
Sosialisasi GERMAS untuk Pencegahan Stunting (Puskesmas
menyiapkan materi tentang GERMAS yang dilengkapi dengan konsep
kemitraan, selanjutnya bersama mitra menyusun recana kerja secara
detail mendukung GERMAS untuk Pencegahan Stunting, dengan
menampilkan matrik yang telah disusun (Lembar
Komitmen/Kesepakatan dan Matrik 6.3).

Catatan :

60
- Calon mitra yang menyetujui kerjasama dapat dibuatkan dalam
lembar komitmen atau berdasarkan kesepakatan bersama yang
disetujui oleh Kepala Desa/Lurah atau Camat.
- Tersusunnya rencana kerja Kemitraan dalam mendukung GERMAS
untuk Pencegahan Stunting

2) Pelaksanaan
Pelaksanaan kerjasama dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan
berikut, yaitu :
a) Mitra melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Puskesmas
dalam pelaksanaan kerjasama, bisa melalui konsultasi atau
pertemuan.
b) Puskesmas memfasilitasi kegiatan Mitra yang melibatkan pihak lain
(administrasi dan bentuk koordinasi lainnya).
c) Mitra mengadakan pertemuan Sosialisasi GERMAS untuk Pencegahan
Stunting diinternal Mitra, dengan mengundang Kepala Puskesmas
sebagai narasumber.
d) Mitra mengadakan pertemuan dengan mengundang Puskesmas
untuk pelaksanaan advokasi, penggerakan masyarakat, penyusunan
media KIE, dan kampanye GERMAS.

3) Pemantauan dan penilaian


Untuk melihat sampai sejauh mana pelaksanaan kerjasama yang
dilakukan serta menilai hasil pelaksanaan dari kerjasama tersebut, maka
perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi.

Pemantauan dilakukan untuk melihat :


- Apakah pelaksanaan upaya kesehatan yang dilakukan oleh
puskesmas bersama dengan para mitra, sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan?
- Apakah ada permasalahan dalam melaksanakan kegiatan GERMAS
untuk mendukung Stunting, serta bagaimana upaya mengatasinya?
- Bagaimana hasil yang dicapai dalam melaksanakan kegiatan GERMAS
untuk mendukung Stunting tersebut?

Evaluasi dilakukan untuk :


- Melihat apakah para mitra juga mendapatkan keuntungan dari hasil
pelaksanaan upaya kesehatan di puskesmas tersebut? Bila ada
keuntungannya dalam bentuk apa?
- Menilai adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan
ormas/dunia usaha/kelompok potensial dalam mendukung
pelaksanaan GERMAS untuk mendukung Stunting.
- Melihat penerapan GERMAS di masyarakat.

Pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam bentuk:


a) Pertemuan

61
Puskemas mengundang Mitra untuk menyampaikan
perkembangan/hasil pelaksanaan kegiatan kerjasama. Pemantauan
dan evaluasi yang dilakukan oleh kedua pihak, mengacu pada
instrumen yang telah disepakati.
b) Kunjungan ke Lokasi Sasaran Mitra
 Puskesmas bersama Mitra mengadakan pertemuan persiapan
kunjungan ke lokasi sasaran Mitra dengan menetapkan waktu,
lokasi dan instrumen yang telah disepakati.
 Puskesmas bersama Mitra melaksanakan kunjungan ke lokasi
sasaran Mitra dalam rangka pemantauan dan evaluasi.

Pemantauan dan evaluasi kegiatan kemitraan dapat memperhatikan


indikator keberhasilan kemitraan secara kuantitatif dan kualitatif, yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan kemitraan
yang telah ditetapkan, dengan mengacu kepada indicator dibawah ini
 Indikator masukan (input) : jumlah mitra yang bergabung dalam
kemitraan;
 Indikator proses (process) : kontribusi mitra, frekuensi pertemuan,
jumlah kegiatan dan keberlangsungan;
 Indikator luaran (output) : adanya produk atau hasil dari
kemitraan, adanya percepatan tercapainya kinerja Puskesmas.

f. Alat dan bahan/media yang dibutuhkan


ATK, media KIE, buku saku, panduan/pedoman, alat peraga penyuluhan, dll

g. Indikator keberhasilan
Jumlah Ormas/dunia usaha/kelompok potensial yang berperan serta dalam
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat, minimal 1 (satu)
Ormas/dunia usaha/kelompok potensial yang berperan serta dalam
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat per tahun.

h. Lampiran:
1) Panduan Diskusi Kelompok
a. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok untuk berdiskusi (20
menit) dengan materi sebagai berikut :
 Kelompok 1 melakukan identifikasi ormas/kelompok potensial
beserta potensinya yang akan terlibat dalam GERMAS untuk
Pencegahan Stunting.
 Kelompok 2 melakukan identifikasi dunia usaha beserta potensinya
yang akan terlibat dalam GERMAS untuk Pencegahan Stunting.
 Kelompok 3 menyusun konsep kemitraan tentang GERMAS untuk
Pencegahan Stunting.
 Kelompok 4 membangun komitmen ormas/dunia usaha/kelompok
potensial dan rencana kerja tentang GERMAS untuk Pencegahan
Stunting. (secara role play/bermain peran)
 Kelompok 5 mendiskusikan pelaksanaan pemantauan dan
penilaian mulai dari persiapan, pelaksanaan dan hasil yang

62
meliputi input-proses-output tentang GERMAS untuk Pencegahan
Stunting.
(Gunakan panduan diskusi kelompok dan lembar kerja).
b. Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan dari setiap
kelompok untuk menyajikan dan menampilkan proses penggalangan
komitmen (40 menit, @ 8 menit)
c. Fasilitator memberi kesempatan kepada perwakilan dari setiap
kelompok untuk memberikan tanggapan dan masukan, setelah
kelompok selesai menyajikan dan menampilkan proses penggalangan
komitmen (10 menit)

2) Panduan bermain peran


a. Fasilitator memberikan penugasan kepada Kelompok 4 untuk
melakukan kegiatan penggalangan komitmen ormas/dunia
usaha/kelompok potensial melalui simulasi/bermain peran (20 menit),
dengan tahapan:
 Kelompok mempersiapkan simulasi dan menyusun skenario
sederhana sesuai dengan topik yang diminta;
 Pemilihan Peran (sebagai Kepala Puskesmas, Calon Mitra
Potensial, Petugas Puskesmas, Kepala Desa/Lurah atau Camat);
 Melakukan pemeranan atau simulasi kegiatan penggalangan
komitmen antara Kepala Puskesmas dengan Calon Mitra Potensial
dan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan konsep kemitraan
yang telah disepakati dengan melibatkan seluruh anggota
kelompok.
b. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta lain untuk
memberikan tanggapan dan menyampaikan hasil pengamatannya
kepada kelompok yang melakukan simulasi/ bermain peran serta
memberi kesempatan kepada para pemain untuk berbagi
pengalaman selama memainkan peran tersebut.

3) Lembar kerja (matriks)

Matrik 6.1. Identifikasi Ormas/Dunia Usaha/Kelompok Potensial


dalam GERMAS untuk Pencegahan Stunting

No Ormas/Dunia Usaha/Kelompok Potensial di wilayah Puskesmas


1
2
3

Matrik 6.2. Identifikasi Ormas/Dunia Usaha/Kelompok Potensial


beserta Potensi dan Peran Mitra dalam GERMAS untuk Pencegahan
Stunting

63
Mitra Potensial di Potensi Mitra dalam Peran Mitra dalam GERMAS
Wilayah GERMAS
Puskesmas
1.............................. a. ………
.................. b. ……….
C. ………
2.............................. a. ………
................. b. ……….
C. ………
3.............................. a. ………
.................. b. ……….
C. ………
OuOutline

Konsep Kemitraan dalam GERMAS untuk Pencegahan Stunting


(proposal)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Kegiatan yang ditawarkan
E. dll.

Outline Lembar KesepakatanKemitraan dalam GERMAS untuk


Pencegahan Stunting
A. Pendahuluan
B. Tujuan
C. Target yang akan dicapai
D. Kegiatan
E. Peran dan Tanggung Jawab
F. Tanda Tangan Mitra yang terlibat

Matrik 6.3. Rencana Kegiatan Kemitraan dalam GERMAS untuk


Pencegahan Stunting

Program : ........................................
Tujuan : ........................................

No Kegiatan Target Sasaran Waktu Lokasi Sumber Instansi


Dana Pelaksana
1.

64
2.
3.

c. Monitoring dan Evaluasi (Indikator Kegiatan Promosi Kesehatan di


Puskesmas)

a. Pengertian
Pemantauan atau monitoring merupakan upaya supervisi datau review kegitan
yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola kegiatan promosi kesehatam,
untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Dengan dilakukannya pemantauan secara periodik, dapat
menemukan adanya permasalahan seawall mungkin agar segera dapat segera
diatasi atau diperbaiki. Dalam kata lain, pemantauan disebut juga sebagai
“evaluasi proses”.

Penilaian atau evaluasi adalah proses menentukan nilai, mengetahui hasil


program, dan berdasarkan hal tersebut dapat melakukan penyesuaian-
penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif. Penilaian kegiatan promosi
kesehatan juga merupakan upaya untuk mengetahui keberhasilan indikator
output, dan mengetahui alasan keberhasilan atau kegagalam kegiatan. Dalam kata
lain, penilaian disebut juga sebagai “evaluasi hasil”.

Penilaian promosi kesehatan di Puskesmas adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan
yang mengarah pada perubahan perilaku sehat individu, keluarga dan kelompok,
faktor yang mempengaruhi perilaku sehat, dan lingkungan yang mendukung dan
memperkuat pelaksanaan perilaku hidup sehat.

b. Tujuan
Tujuan pemantauan kegiatan promosi kesehatan adalah:
1) Diperoleh informasi ketersediaan serta penggunaan alokasi anggaran untuk
kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.
2) Diperolehnya informasi tentang tenaga dan kapasitas yang dimiliki oleh
Puskesmas dalam pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.

65
3) Diperoleh informasi tentang jumlah dan jenis media yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.
4) Diperoleh informasi keterlibatan pihak lain di luar Puskesmas dalam
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan
5) Diperolehnya informasi permasalahan yang dihadapi sebelum selama kegiatan
berlangsung.
6) Diperolehnya informasi tentang adanya integrasi pelaksanaan kegiatn promosi
kesehatan dnegan kegiatan lain di wilayah kerja Puskesmas.

Tujuan penilaian kegiatan promosi kesehatan adalah:


1) Diperolehnya informasi tentang hasil orientasi promosi kesehatan bagi kader
2) Diperolehnya informasi tentang hasil penyuluhan kelompok
3) Diperolehnya informasi tentang hasil orientasi kaderpendampingan pelaksanaan
SMD dan MMD tentang kesehatan kader
4) Diperolehnya informasi tentang pelaksanaan advokasi kepada kepala desa
tentang pemanfaatan dana desa untuk UKBM
5) Diperolehnya informasi tentang pelaksanaan kunjungan rumah sebagai
intervensi PIS-PK
6) Diperolehnya informasi tentang pelaksanaan penggalangan dukungan ormas/
Kelompok Potensial dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

c. Sasaran
Sasaran pelaksanaan pemantauan adalah petugas promosi kesehatan atau petugas
kesehatan yang melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.

d. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memastikan adanya rencana untuk melakukan pemantauan dan penilaian.
Rencana kegiatan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan di
Puskesmas disesuaikan dengan dokumen perencanaan di Puskesmas. Perlu
dipastikan bahwa rencana memuat nama kegiatan, tujuan, sasaran, metode,
petugas pelaksana, dana, dan waktu pelaksanaan.
b) Menyusun atau melakukan review instrumen pemantauan dan penilaian
kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.
c) Pelaksanaan standardisasi atau peningkatan kapsitas petugas pelaksana
untuk melaksanakan pemantauan dan penilaian kegiata promosi kesehatan
di Puskesmas.
d) Mengumpulkan dokumen pendukung yang akan digunanakan dalam
pelaksanaan pemantauan dan penilaian (misalnya laporan kegiatan, catatan
harian, dokumentasi, notulen, daftar hadir, dll).

2) Pelaksanaan
a) Melaksanakan pemantauan secara periodik setiap bulan atau 3 bulan dan
penilaian dilakukan saat akhir tahun kegiatan (bulan ke 12).
b) Petugas promosi kesehatan bertanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan pemantauan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas, sedangkan

66
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk menilai kegiatan
promosi kesehatan di Puskesmas.
c) Melakukan analisa hasil pemantauan dan penilaian dan memberikan
rekomendasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
d) Penyusunan laporan dan rencana tindak lanjut hasil pemantauan dan
penilaian.

3) Pemantauan dan Evaluasi


a) Memastikan kegiatan pemantauan dan penilaian terlaksana sesuai jadwal.
b) Melaksanakan perbaikan berdasarkan rekomendasi untuk penyelesaian
masalah yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan.
c) Melakukan perbaikan instrumen di tahun berikutnya apabila diperlukan.

e. Alat dan bahan/media yang dibutuhkan


1) Bahan tayang
2) Panduandiskusi kelompok
3) Komputer
4) LCD Proyektor
5) Instrumen pemantauan dan penilaian
6) Dokumen penunjang hasil kegiatan (laporan, catatan harian, dokumentasi,
notulen, dll).
7) Kertas flipchart
8) Spidol
9) Balpoint

f. Indikator Keberhasilan
Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas dikatakan berhasil dengan baik apabila
hasil pemantauan dan penilaian untuk setiap kegiatan mencapai 80%.

g. Lampiran
1) Indikator dan definisi operasional kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas
2) Instrumen pemantauan dan penilaian
3) Lembar diskusi kelompok I
4) Lembar diskusi kelompok 2

LAMPIRAN 1. Indikator dan Definisi Operasional Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI melalui surat Nomor
PK.05.01/3/0601/2018 telah menetapkan kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat di Puskesmas, sebagai berikut:

No Kegiatan Indikator Definisi Operasional Target Capaian 2018

67
1. Melaksanakan Jumlah kader yang di Jumlah kader yang Minimal 5 Kader per
Orientasi Promosi orientasi kesehatan atau kader lain Desa per tahun
Kesehatan Bagi Kader di desa yang mendapatkan
materi isu perkembangan
isu kesehatan agar mau
dan mampu untuk
membantu melakukan
peberdayaan masyarakat
dalam waktu satu tahun.
2. Melaksanakan Jumlah kelompok Jumlah kelompok di satu Minimal 2 kelompok
penyuluhan kelompok yang dilakukan desa yang mendapatkan per desa per bulan
penyuluhan informasi isu kesehatan
agar mau melakukan
perubahan perilaku dalam
waktu satu bulan.
3. Mendampingi Jumlah Desa yang di Jumlah desa yang Seluruh Desa
pelaksanaan SMD dan dampingi mendapatkan
MMD tentang pelaksanaan SMD pendampingan teknis oleh
Kesehatan dan MMD tenaga promosi
kesehatan/petugas
kesehtaan lain selama
proses pelaksanaan Survei
Masyarakat Desa (SMD)
dan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
untuk membahas masalah
kesehatan yang dihadapi
dalam waktu satu tahun.

4. Melaksanakan Persentase desa Jumlah desa yang Minimal 40% dari


advokasi kepada memanfaatkan dana menganggarkan dana desa jumlah desa
Kepala Desa tentang desa untuk UKBM untuk penyelenggaraan
pemanfaatan Dana Upaya Kesehatan
Desa untuk UKBM bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
setelah dilakukan advokasi
pada kepala desa dalam
waktu satu tahun
dibanding jumlah seluruh
desa di wilayah puskesmas
dikali 100%.
5. Melaksanakan Jumlah Rumah Jumlah rumah tangga yang Seluruh rumah
kunjungan rumah Tangga yang dikunjungi untuk tangga yang
sebagai intervensi PIS- dikunjungi mendapatkan intervensi memerlukan
PK berdasarkan masalah hasil intervensi PIS-PK
pendataan PIS-PK dalam
waktu satu tahun.
6. Melaksanakan Jumlah Jumlah organisasi Minimal 1
penggalangan Ormas/Kelompok kemasyarakatan (yang Ormas/Kelompok
dukungan ormas/ Potensial yang meliputi organisasi Potensial yang
kelompok potensial berperan serta dalam keagamamaan, wanita, berperan serta dalam

68
dalam pelaksanaan pelaksanaan Gerakan pemuda, pramuka, pelaksanaan Gerakan
Gerakan Masyarakat Masyarakat Hidup kelompok tani, dll) dan Masyarakat Hidup
Hidup sehat sehat kelompok potensial lain sehat per tahun
(dunia usaha, organisasi
profesi/pekerja, , LSM
lingkungan, LSM kesehtan,
kelompok peduli TBC, dll)
di wilayah kecamatan yang
dapat mendukung,
bekerjasama dan perperan
aktif dalam pelaksanaan
Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat dalam waktu satu
tahun.

69
LAMPIRAN 2. Lampiran 1. Instrumen Pemantauan dan penilaian

Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader

Indikator Hasil pemantauan Sumber data/ Nilai Ya=1


informasi Tidak=0
ya tidak
Masukan DIPA Puskesmas
1. Adanya dana orientasi promosi
kesehatan bagi kader di puskesmas
2. Adanya tenaga kesehatan di puskesmas Sertifikat
yang pernah mengikuti pelatihan
pelatihan/orientasi teknis promosi
kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat.
3. Adanya rencana orientasi promosi TOR, Dokumen
kesehatan bagi kader (meliputi : rencana orientasi
sasaran/peserta orientasi, pelaksana,
materi, tempat, waktu, jadwal, metode,
media, dll)
4. Adanya kajian awal pengetahuan dan Hasil Assessment
kemampuan kebutuhan kader sebelum sederhana
diorientasi

5. Adanya materi orientasi promosi Materi


kesehatan bagi kader secara tertulis

6. Adanya materi orientasi promosi Dokumen materi


kesehatan yang akan disampaikan
sesuai dengan kebutuhan kader (hasil
assasment sederhana) dan program
prioritas
7. Adanya kegiatan administrasi (meliputi: Dokumen surat
surat menyurat, menyiapkan tempat menyurat,
orientasi, proses pencairan dana, Laporan kegiatan
pengadaan ATK, penyiapan media KIE, orientasi
dll)
Proses Notulen
1. Petugas kesehatan/promkes puskesmas
menyelenggarakan pertemuan
persiapan pelaksanaan orientasi
promosi kesehatan di puskesmas.

2. Petugas promkes puskesmas bersama Laporan kegiatan


petugas kesehatan lainnya orientasi
melaksanakan kegiatan orientasi
promosi kesehatan sesuai jadwal yang
ditentukan.

70
3. Petugas promosi kesehatan melakukan Laporan kegiatan
pemantauan terhadap peningkatan harian petugas
kinerja kader pasca mengikuti orientasi
promosi kesehatan.
Keluaran
Jumlah kader yang diorientasi promosi
kesehatan per tahun:…….. kader

1. Kader yang diorientasi promosi daftar hadir


kesehatan setiap Desa/Kelurahan
minimal 5 kader atau lebih per
Desa/kelurahan setiap tahun
2. Terjadinya peningkatan pengetahuan Hasil pre- dan
yang dimiliki kader setelah dilakukan post tes atau
orientasi laporan kegiatan

Jumlah

Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan kesehatan per desa dalam 1 bulan pada titik-titik yang tersedia
3. Kegiatan orientasi dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 10

 Masalah yang ditemukan:………………………………………………..

 Saran pemecahan masalah : …………………….………………………..

………………………………, …………………………….20…..

71
Melaksanakan Penyuluhan Kelompok

Indikator Hasil pemantauan/ Sumber data/ Nilai Ya=1


penilaian informasi Tidak=0
ya tidak
Masukan
1. Adanya dana untuk pelaksanaan kegiatan DIPA Puskesmas
penyuluhan kelompok di Desa/Kelurahan
2. Adanya tenaga kesehatan puskesmas Sertifikat
yang mampu melakukan kegiatan pelatihan
penyuluhan kelompok di Desa/ Kelurahan
3. Adanya kajian sederhana tentang sasaran Hasil kajian
dan materi kesehatan yang dibutuhkan sederhana
masyarakat di desa/kelurahan (yang akan
disampaikan melalui penyuluhan
kelompok)
4. Adanya rencana kegiatan penyuluhan Dokumen
kelompok yang dibuat oleh petugas rencana
puskemas (baik rencana bulanan maupun penyuluhan
triwulan atau semesteran)
5. Adanya materi penyuluhan kelompok Dokumen materi
secara tertulis
6. Adanya media KIE yang akan materi
dipergunakan mendukung pelaksanaan
kegiatan penyuluhan kelompok di Dokumen media
Desa/Kelurahan KIE.

7. Adanya kegiatan administrasi/surat Dokumen surat


menyurat untuk kegiatan penyuluhan
kelompok
8. Adanya jadwal pelaksanaan/rundown Dokumen jadwal
penyuluhan kelompok di Desa/Kelurahan

Proses
1. Petugas promkes/kesehatan puskesmas, Notulen
menyelenggarakan pertemuan persiapan
pelaksanaan penyuluhan kelompok
dengan lintas program puskesmas.

2. Petugas promkes puskesmas bersama Dokumen


petugas kesehatan lainnya melaksanakan foto/daftar
kegiatan penyuluhan kelompok sesuai hadir/ notulen
dengan rencana yang dibuat
3. Petugas promosi kesehatan melakukan Dokumen
pemantauan terhadap peningkatan laporan, laporan
kegiatan penyuluhan kelompok kegiatan harian
petugas

72
Keluaran
Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan
kesehatan per desa dalam 1 bulan:.......
kelompok

1. Jumlah kelompok menerima penyuluhan Dokumen


kesehatan sama dengan atau lebih 2 laporan/ daftar
kelompok per desa/kelurahan setiap hadir/ laporan/
bulan foto
2. Terjadinya perubahan pengetahuan/sikap Dokumen
terhadap maslaah kesehatan pada laporan/ notulen
kelompok yang telah diberikan
penyuluhan
Jumlah

Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Jumlah kelompok yang dilakukan penyuluhan kesehatan per desa dalam 1 bulan pada titik-titik yang tersedia
3. Kegiatan penyuluhan kelompok dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 10

 Masalah yang ditemukan:………………………………………………..

 Saran pemecahan masalah : …………………….………………………..

………………………………, …………………………….20…..

73
Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan

Indikator Hasil pemantauan/ Sumber data/ Nilai Ya=1


penilaian informasi Tidak=0
ya tidak
Masukan
1. Adanya dana untuk pelaksanaan kegiatan DIPA
SMD dan MMD Puskesmas/Dana
Desa
2. Adanya tenaga kesehatan puskesmas yang Sertifikat
tahu dan mampu melakukan langkah- pelatihan
langkah kegiatan SMD dan MMD di SMD/MMD
desa/kelurahan
3. Tersedianya data profil kesehatan/data Dokumen
masalah kesehatan spesifik dari semua laporan
desa/kelurahan yang ada di wilayah
kerjanya.
4. Adanya rencana kegiatan SMD dan MMD Dokumen
yang dibuat oleh Petugas puskemas rencana, TOR
(petugas promkes bersama dengan lintas
program) yang disetujui oleh Kepala
Puskesmas.
5. Adanya kegiatan administrasi/surat Dokumen surat
menyurat untuk pelaksanaan SMD dan
MMD
6. Adanya jadwal pelaksanaan kegiatan Dokumen
pendampingan SMD dan MMD di rencana
Desa/Kelurahan yang ada di wilayah kerja pelakasanaan
puskesmas.
Proses
1. Petugas promkes melakukan analisis data Data hasil
profil/masalah kesehatan desa sebagai analisis
bahan pendampingan SMD dan MMD di
desa.
2. Petugas promkes/ kesehatan lain, Dokumen daftar
melakukan pertemuan persiapan hadir, notulen
pelaksanaan SMD dan MMD kepada Kepala
Desa/Lurah /Tim Desa Siaga Aktif / kader
yang ada di semua Desa/Kelurahan di
wilayah kerja puskesmas.
3. Orientasi pelaksana SMD Laporan
orientasi SMD,
daftar hadir
4. Petugas promkes/ kesehatan melaksanakan Dokumen hasil
kegiatan pendampingan SMD di SMD, Notulen,
Desa/Kelurahan foto

74
5. Petugas promke/kesehatan melakukan Dokumen hasil
pendampingan terhadap pelaksanaan MMD, Notulen,
kegiatan MMD yang diselenggarakan di foto.
Desa/Kelurahan
6. Petugas promkes/ kesehatan puskesmas Dokumen
melakukan pemantauan pelaksanaan laporan dan foto
kegiatan hasil MMD di Desa/Kelurahan.
7. Petugas kesehatan/puskesmas melakukan Dokumen
bimbingan teknis dan fasilitasi pelaksanaan laporan dan foto
kegiatan hasil MMD di Desa/Kelurahan.
Keluaran
Jumlah desa/kelurahan yang didampingi dalam
SMD/MMD:..... desa/kelurahan

1. Seluruh desa/kelurahan yang didampingi Hasil


pelaksanaan SMD dan MMD pada tahun pelaksanaan
2018. SMD dan MMD
semua desa
2. Adanya kegiatan yang direncanakan dalam Dokumen
penganggaran desa (sesuai hasil perencanaan
kesepakataan MMD) desa

Jumlah

Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Mengisi jumlah Jumlah desa/kelurahan yang didampingi dalam SMD/MMD pada titik-titik yang disediakan
3. Kegiatan pendampingan SMD dan MMD dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 12

 Masalah yang ditemukan:………………………………………………..

 Saran pemecahan masalah : …………………….………………………..

………………………………, …………………………….20…..

75
Melaksanakan Advokasi kepada Kepala Desa
tentang Pemanfaatan Dana Desa untuk UKBM

Indikator Hasil pemantauan/ Sumber data/ Nilai Ya=1


penilaian informasi Tidak=0
ya tidak
Masukan
1. Adanya dana untuk pelaksanaan kegiatan Dokumen
advokasi kepada kepala desa yang ada di anggaran
wilayah kerja puskesmas.

2. Adanya tenaga kesehatan puskesmas Dokumen


yang tahu dan mampu melakukan sertifikat
langkah-langkah kegiatan advokasi pelatihan
kesehatan. advokasi

3. Adanya data profil kesehatan / data Dokumen data


masalah kesehatan spesifik dari semua profil kesehatan
desa/kelurahan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan advokasi kepada Kepala
Desa/Lurah.

4. Adanya rencana kegiatan advokasi Dokumen


kepada Kepala Desa yang ada di wilayah rencana
kerja puskesmas beserta yang disetujui
oleh Kepala Puskesmas.
5. Adanya kegiatan administrasi/surat Dokumen surat
menyurat untuk kegiatan advokasi

6. Adanya jadwal pelaksanaan kegiatan Jadwal kegiatan


advokasi

Proses
1. Membentuk tim advokasi SK tim advokasi

2. Membuat analisis situasi dan Hasil analisis


menentukan isu yang akan diadvokasi masalah/kajian
3. Petugas promkes/kesehatan Puskesmas Dokumen
melakukan pertemuan persiapan laporan, daftar
pelaksanaan kegiatan advokasi di hadir dan
Puskesmas. notulen
4. Petugas promkes/kesehatan membuat Media advokasi
pesan dan media advokasi yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan
kegiatan advokasi kepada kepala desa
berdasarkan data masalah kesehatan,
potensi desa yang dimiliki.

5. Petugas promkes/kesehatan Dokumen


melaksanakan pertemuan advokasi laporan, foto dan

76
dengan peserta kepala desa/lurah yang notulen
ada di wilayah kerja puskesmas
6. Petugas promkes/kesehatan Dokumen hasil/
melaksanakan advokasi melalui notulen advokasi
kunjungan/pertemuan tatapmuka dan flembar
dengan kepala desa/ lurah yang ada di komitmen
wilayah kerja puskesmas
7. Petugas promkes/kesehatan melakukan Dokumen hasil/
kegiatan lanjutan/ pemantapan notulen advokasi
komitmen kades/lurah pasca pertemuan dan foto
advokasi untuk memastikan realisasi dari
komitmen dukungan dana desa untuk
UKBM

8. Petugas kesehatan/promkes melakukan Dokumen


kegiatan sosialisasi hasil kegiatan notulen dan foto
advokasi adanya dukungan dana desa
untuk UKBM kepada Camat dan Bupati.

Keluaran
Jumlah Desa yang memberikan dukungan
dana Desa untuk UKBM sampai dengan tahun
2018:............ desa

1. Jumlah desa yang memanfaatkan dana Dokumen


desa untuk UKBM sama dengan atau perencanaan
lebih 40% jumlah Desa. desa

Jumlah
Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Mengisi jumlah desa yang memanfaatkan dana desa untuk UKBM pada titik-titik yang disediakan
3. Kegiatan advokasi dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 12

 Masalah yang ditemukan:………………………………………………..

 Saran pemecahan masalah : …………………….………………………..

………………………………, …………………………….20…..

77
Melaksanakan Kunjungan Rumah Sebagai Intervensi PIS-PK

Indikator Hasil pemantauan/ Sumber data/ Nilai Ya=1


penilaian informasi Tidak=0
ya tidak
Masukan
1. Adanya dana untuk pelaksanaan Dokumen foto
kegiatan kunjungan rumah tangga dan catatan
sebagai intervensi PIS-PK.
2. Adanya petugas puskesmas yang tahu Sertifikat
dan mampu melakukan pendataan KS pelatihan KS

3. Adanya petugas promosi kesehatan Sertifikat


tahu dan mampu melaksanakan pelatihan KPP
komunikasi perubahan perilaku
4. Adanya hasil pendataan Keluarga Sehat Dokumen Hasil
di setiap rumah tangga yang ada di rekapitulasi KS
wilayah kerjanya

5. Adanya rekapitulasi hasil pendataan Dokumen hasil


Keluarga Sehat di tingkat rekapitulasi KS
desa/kelurahan dan Kecamatan. tingkat
desa/kelurahan
dan kecamatan
6. Adanya media KIE PIS-PK yang akan Media KIE/ foto
digunakan sebagai alat bantu
melakukan kunjungan rumah

7. Adanya jadwal pelaksanaan kunjungan Jadwal


rumah

Proses
1. Petugas puskesmas melakukan analisis Dokumen hasil
hasil pendataan KS di tingkat analisa
Desa/Kelurahan
2. Petugas puskesmas melakukan Dokumen
penetapan masalah kesehatan prioritas masalah
di tingkat Desa/Kelurahan yang akan kesehatan
dilakukan intervensi PIS-PK melalui prioritas
kunjungan rumah.

3. Petugas puskesmas melakukan Dokumen


pemetaan target sasaran kunjungan pemetaan
rumah sebagai intervensi PIS-PK di
Desa/Kelurahan
4. Petugas puskesmas menyusun rencana Dokumen
pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah rencana jadwal
sebagai intervensi PIS-PK sesuai target pelaksanaan
sasaran yang telah ditetapkan

78
5. Petugas puskesmas menghubungi Dokumen
kader kesehatan di Desa untuk catatan kegiatan
terlibat/mendampingi pelaksanaan harian dan foto
kegiatan kunjungan rumah sebagai
intervensi PIS-PK
6. Petugas puskesmas, melakukan
kunjungan rumah sebagai intervensi
PIS-PK sesuai target sasaran dan jadwal Dokumen
kegiatan yang telah dibuat.
7. Petugas puskesmas membuat laporan laporan/ foto
kegiatan kunjungan rumah dalam
rangka intervensi PIS-PK di wilayah
kerjanya.
8. Petugas puskesmas melaporkan kepada Dokumen
Kepala Puskesmas tentang hasil laporan / tanda
kegiatan kunjungan rumah dalam tangan Kapuskes
rangka intervensi PIS-PK di wilayah
kerjanya.
9. Petugas puskesmas membuat rencana Dokumen RTL
tindak lanjut pelaksanaan kegiatan
kunjungan rumah dalam rangka
intervensi PIS-PK di wilayah kerjanya.
Keluaran
Jumlah Rumah Tangga yang dikunjungi dan
memerlukan intervensi PIS-PK sampai
dengan tahun 2018:......... rumah tangga

1. Semua rumah tangga yang memerlukan


intervensi PIS-PK sudah dikunjungi. Dokumen hasil
perhitungan
Jumlah

Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Mengisi jumlah rumah tangga yang sudah dikunjungi pada titik-titik yang disediakan
3. Kegiatan orientasi dianggap berhasil dengan baik (70%) apabila jumlah nilai lebih dari 14

 Masalah yang ditemukan:……………………………………………….

 Saran pemecahan masalah : …………………….………………………..

………………………………, …………………………….20….

79
Melaksanakan penggalangan dukungan Ormas/Kelompok Potensial
dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Indikator Hasil pemantauan/ Sumber data/ Nilai Ya=1
penilaian informasi Tidak=0
ya tidak
Masukan
1. Adanya dana puskesmas untuk Dokumen
kegiatan penggalangan dengan anggaran
ormas/kelompok potensial.
2. Adanya petugas puskesmas yang tahu Sertifikat
dan mampu melakukan penggalangan pelatihan
ormas/kelompok potensial
3. Adanya data ormas/kelompok Data Identifikasi
potensial di wilayah kerja Puskesmas Ormas
4. Adanya rencana kegiatan Dokumen
penggalangan ormas/kelompok perencanaan
potensial beserta jadwal Puskesmas/TOR
5. Adanya materi untuk mendukung Dokumen materi/
pertemuan penggalangan kemitraan media KIE, foto
dengan Ormas/Kelompok Potensial
agar berperan serta dalam GERMAS

6. Adanya surat menyurat untuk kegiatan Dokumen surat


penyuluhan kelompok
Proses
Dokumen
1. Petugas puskesmas melakukan
identifikasi
identifikasi ormas/kelompok potensial
ormas/klp
yang serta peran mereka dalam
potensial
kegiatan GERMAS di wilayah kerja
puskesmas.
2. Kepala Puskesmas beserta petugas Dokumen
kesehatan melakukan pertemuan notulen, daftar
dengan camat (pimpinan wilayah) hadir, foto
untuk membahas pelaksanaan
kegiatan penggalangan kemitraan
dengan ormas/ kelompok potensial
untuk mendukung GERMAS di tingkat
Kecamatan.
3. Puskesmas dan Camat Dokumen
menyelenggarakan pertemuan dengan notulen, daftar
pimpinan ormas/kelompok potensial hadir, foto,
untuk menyepakati bentuk dan peran dokumen
kemitraan GERMAS. MoU/nota
kesepahaman.

80
4. Petugas promkes/kesehatan Dokumen rencana
puskesmas menyusun rencana kegiatan
kegiatan sebagai tindak lanjut pasca kemitraan
kesepakatan.
5. Petugas promkes/kesehatan Dokumen catatan
memantau realisasi rencana kegiatan kegiatan harian
yang tertera dalam dokumen dan foto
kemitraan
6. Petugas promkes/kesehatan Dokumentasi
puskesmas membuat laporan dan Germas
dokumentasi kegiatan kemitraan yang
telah dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas
7. Petugas promkes/kesehatan Dokumen tanda
puskesmas melaporkan kegiatan terima laporan
kemitraan GERMAS dengan
Ormas/Kelompok Potensial yang telah
dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas kepada Camat dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
Keluaran
Jumlah Ormas/Kelompok Potensial yang
berperan serta dalam pelaksanaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat sampai dengan
tahun 2018: ....... ormas/kelompok

1. Terdapat 1 atau lebih dari satu Dokumen hasil


Ormas/Kelompok Potensial yang perhitungan
berperan serta dalam pelaksanaan
Germas di wilayah kerja Puskesmas
Jumlah

Catatan:
1. Cakupan yang sudah tercapai mendapat nilai 1, yang belum mendapat nilai 0
2. Mengisi jumlah ormas/kelompok potensial yang berperan dalam GERMAS pada titik-titik yang disediakan
3. Kegiatan orientasi dianggap berhasil dengan baik (80%) apabila jumlah nilai lebih dari 11

 Masalah yang ditemukan:……………………………………………….

 Saran pemecahan masalah : …………………….………………………..

………………………………, …………………………….20…..

81
Lampiran 2
PANDUAN DISKUSI KELOMPOK 1
1. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok sesuai dengan kegiatan promosi kesehatan di
Puskesmas.
2. Setiap kelompok diminta berdiskusi untuk mempelajari, mengkritisi, menyempurnakan
instrument pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.
Perubahan atau perbaikan instrumen ditulis di kertas flipchart.
a. Kelompok 1 : Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader
b. Kelompok 2 : Melaksanakan penyuluhan kelompok
c. Kelompok 3 : Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
d. Kelompok 4 : Melaksanakan advokasi kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan
Dana Desa untuk UKBM
e. Kelompok 5 : Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK
f. Kelompok 6 : Melaksanakan penggalangan dukungan ormas/ kelompok potensial
dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat
3. Waktu diskusi selama 20 menit.
4. Hasil diskusi setiap kelompok ditulis di flipchart.
5. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
6. Kelompok lain memberikan masukan secara bergantian.

82
Lampiran 3
PANDUAN DISKUSI KELOMPOK 2

1. Peserta tetap berada dalam kelompoknya (sesuai dengan pembagian diskusi kelompok
1).
2. Kelompok saling bertukar topik:
 Kelompok 1 : Melaksanakan penggalangan dukungan ormas/ kelompok potensial
dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat
 Kelompok 2 : Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader
 Kelompok 3 : Melaksanakan penyuluhan kelompok
 Kelompok 4 : Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang Kesehatan
 Kelompok 5 : Melaksanakan advokasi kepada Kepala Desa tentang pemanfaatan
Dana Desa untuk UKBM
 Kelompok 6 : Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi PIS-PK
3. Kelompok melakukan pemantauan dan penilaian secara mandiri (self monitoring)
berdasarkan instrumen yang telah dibahas sebelumnya. Pengisian instrumen
berdasarkan pada data dan keadaan Puskesmas yang dibawa oleh peserta.
4. Waktu diskusi dan pengisian selama 15 menit.
5. Hasil pengisian instrumen setiap kelompok ditulis di flipchart atau ditulis di komputer.
6. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain
memberikan masukan secara bergantian selama 10 menit.
7. Fasilitator merangkum dan menyampaikan tanggapan terhadap presentasi setiap
kelompok tentang pelaksanaan pemantauan dan penilaian kegiatan promosi kesehatan
di Puskesmas.

83
d. Rencana Operasional Pencapaian Kinerja Promosi Kesehatan di Puskesmas

a. Tujuan pembelajaran: Peserta mampu menyusun Rencana Kegiatan Operasional


melalui penjelaskan pengertian dan ruang lingkup rencana kegiatan operasional,
penjelasan langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan operasional serta
penyusunan Rencana Kegiatan Operasional.
b. Pengertian
Rencana kegiatan operasional adalah cara spesifik yang akan dilakukan untuk
mencapai sasaran target kinerja promosi kesehatan puskesmas
c. Tujuan
1) Mengidentifikasi apa yang harus dilakukan
2) Mengurangi ketidakpastian dan menguji serta membuktikan bahwa:
a. Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang
telah dijadualkan
b. Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
c. Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
d. Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat
diperoleh
3) Berperan sebagai media komunikasi untuk kepala puskesmas dan bagi para
pengelola promkes untuk mengatahui apa yang harus mereka capai dan
dengan siapa mereka bekerja sama
d. Sasaran
Pengelola Promosi Kesehatan di Puskesmas

e. Langkah kegiatan
1) Mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
2) Menentukan rangkaian kegiatan yang paling sesuai untuk sasaran
3) Menjabarkan rangkaian kegiatan di atas menjadi beberapa tahapan. Setiap
tahapan harus berfokus pada hasil spesifik yang lebih kecil dalam jangka
waktu yang lebih pendek untuk unit-unit yang lebih kecil
4) Untuk setiap tahapan tersebut harus ditentukan:
a) Tujuan dan Sasaran serta target yang akan dicapai
b) Lokasi dan Metode yang akan digunakan
c) Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pencapaian
target
d) Siapa pelaksana untuk mendapatkan hasil yang diharapkan?
e) Berapa banyak biaya yang diperlukan
f) Kapan dimulai setiap tahapan kegiatan

5) Bersama-sama dengan pihak yang terkait/lintas program di Puskesmas


melakukan validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan dan
dukungan.

a. Alat dan bahan/media yang dibutuhkan

84
ATK, Flipchart, laptop, LCD Projector

b. Indikator keberhasilan:
Rencana Kegiatan Operasional Pencapaian Target Kinerja Promosi kesehatan
Puskesmas.

c. Lampiran
Lembar kerja:

Rencana Kegiatan Operasional


Pencapaian Target Kinerja Promkes Puskesmas
Puskesmas ………………….
Kabupaten/Kota...................
Tahun..................
Target Sumber
No Jenis kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Metode Pj Pelaksana Waktu
dana

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1* Orientasi Kader

1.1. Membuat
Kajian
Sederhana
Materi
Kader

1.2. Menyusun
Rencana
Orientasi
Kader

1.3. Menyusun
Materi
Orientasi

1*) contoh kegiatan

Contoh Jadwal Orientasi


Berikut contoh jadwal Orientasi Promosi Kesehatan bagi Petugas Puskesmas

85
WAKTU MATERI JPL
Hari I
08.00 – 08.30 Pembukaan

08.30 – 09.45 Kebijakan dan Strategi Promkes dan Pemberdayaan 3


Masyarakat

09.45 – 10.00 Coffee Break

10.00 – 11.30 Peningkatan Kinerja Promosi Kesehatan : 2

a. Melaksanakan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi


Kader
11.30 – 13.00 b. Melaksanakan penyuluhan kelompok 2

13.00 – 14.00 ISHOMA

14.00 – 17.00 c. Mendampingi pelaksanaan SMD dan MMD tentang 4


Kesehatan
17.00 – 19.00 ISHOMA

19.00 – 21.15 d. Melaksanakan advokasi kepada Kepala Desa tentang 3


pemanfaatan Dana Desa untuk UKBM
HARI II

08.00 – 10.15 e. Melaksanakan kunjungan rumah sebagai intervensi 3


PIS-PK
10.15 – 10.30 Rehat Sehat

10.30 – 12.00 f. Melaksanakan penggalangan dukungan ormas/ 2


kelompok potensial dalam pelaksanaan Gerakan
Masyarakat Hidup sehat
12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 15.15 Monitoring dan Evaluasi 3

15.15 – 15.30 Rehat Sehat

15.30 – 17.00 Rencana Operasional Pencapaian Kinerja Promkes di 2


Puskesmas

17.00 – 17.45 Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Orientasi 1

17.45 – 19.00 ISHOMA

19.00 – 20.00 Penutupan

PENUTUP

Penyelenggaraan promosi kesehatan merupakan upaya kesehatan


esensial yang harus dilaksanakan puskesmas. Tujuan utama promosi kesehatan
86
adalah untuk memberdayakan masyarakat untuk tahu, mau serta mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri serta berperan aktif dalam
upaya promosi kesehatan dalam mencegah dan mengatasi masalah
kesehatannya.

Penyelenggaraan promosi kesehatan bukan sekedar melakukan


penyebarluasan informasi kesehatan saja, melainkan melaksanakan kegiatan
advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat serta kemitraan.
Penyelenggaraan promosi kesehatan bukanlah tugas petugas promosi kesehatan
saja, melainkan menjadi tugas dan tanggung jawab Kepala Puskesmas serta
menjadi tugas bagi semua petugas pengelola program kesehatan yang ada di
puskesmas. Upaya promosi kesehatan di puskesmas hendaknya menyatu dengan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Agar hasil upaya
promosi kesehatan dapat berhasil guna, maka Kepala Puskesmas harus bertindak
untuk menggerakkan dan memberdayakan semua petugas lintas program yang
ada di puskesmas, untuk melakukan pengelolaan upaya promosi kesehatan
dengan baik, sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Apabila penyelenggaraan upaya promosi kesehatan di puskemas, dapat


dikelola secara optimal, maka akan membuahkan hasil yang maksimal yaitu
meningkatnya kinerja puskesmas, terutama dalam mendukung pencapaian SPM
Kabupaten/Kota. Dan pada akhirnya penyelenggaraan upaya promosi kesehatan
tersebut, dapat membawa dampak yang positif dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan di puskesmas yaitu masyarakat hidup sehat secara
mandiri.

87

Anda mungkin juga menyukai