Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL SGD BLOK 21 LBM 2 MANAJEMEN KESEHATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

8. Apa yg dimaksud dengan Perencanaan, pengorganisasiaan, pelaksanaan dan penilaian program scr umum? Perencanaan, pengorganisasiaan, pelaksanaan dan penilaian program apakah yg dipakai untuk menekan angka kematian ibu dan bayi ? Faktor2 penyebab yg menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia ? Apasaja komponen input dan output pada program kesehatan? Management puskesmas khususnya BP.gigi dalam menelaah kemungkinan pnyakit perio yg dpt menyebabkan BBLR ? program penanggulangan nya apa ? (patofis) Apa umpan balik dari program kerja kesehatan yg tlah dilaksanakan ? (feedback) Kekurangan dari komponen input ? Apa saja ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala puskesmas? (syarat)

PENGANTAR MANAJEMEN KESEHATAN Ragil Setiyabudi, SKM A. Konsep dasar dalam manajemen kesehatan 1. Pengertian manajemen a. Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain (Robert D. Terry) b. Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi (Encyclopaedia of sosial sciences) c. Manajemen membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang lain dan fungsi-fungsinya dapat dipecahkan sekurang-kurangnya 2 tanggung jawab utama (perencanaan dan pengawasan) d. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang /lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja. (Evancevich) Dari batasan-batasan tersebut di atas dapat diambil suatu kesimpulan umum bahwa Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut : Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)

2. Fungsi manajemen Perbandingan beberapa fungsi manajemen menurut 4 pakar manajemen ilmiah Tokoh George Terry L. Gullick H. Fayol Koonzt O Donnel Fungsi manajemen Planning, Organizing, Actuating, Controlling Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgetting Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling Planning, Organizing, Staffing, Directing, Controlling

Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya. Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating) atau fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. Controlling (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan. 3. Siklus fungsi manajemen

Organizing

Planning Actuating Controlling B. Penerapan manajemen di bidang kesehatan Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang ingin dicapai oleh sistem kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan tersebut, administrasi (manajemen) kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga (business adminstration) yang lebih banyak berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial (profit oriented). Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam administrasi umum/publik (public administration) oleh karena organisasi kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum. Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan di Indonesia seperti Kantor Depkes, Dinas Kesehatan di daerah, Rumah Sakit dan Puskesmas dan jajarannya. Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di RS, Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu dilakukan kajian proses penyusunan rencana tahunan Depkes dan Dinas Kesehatan di daerah. Khusus untuk tingkat Puskesmas,

penerapan manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahun (micro planning), pembagian dan uraian tugas staf Puskesmas sesuai dengan masing-masing tugas pokoknya. C. Ruang lingkup manajemen kesehatan 1. manajemen personalia (mengurusi SDM) 2. manajemen keuangan 3. manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan) 4. manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi pelayanan kesehatan ) D. Ekonomi layanan kesehatan Masyarakat Indonesia sejak awal tahun 1998 kembali dilanda krisis ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 1965. Bom Bali tanggal 12 Oktober 2002 juga memperburuk krisis ekonomi yang berkepanjangan juga berdampak pada bidang kesehatan. Kemampuan pusat-pusat pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan bermutu dan harga obat yang terjangkau oleh masyarakat umum semakin menurun. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran mereka akan arti hidup sehat. Namun, daya beli masyarakat untuk memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan semakin menurun akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan, terutama harga obat-obatan yang hampir semua komponennya masih diimpor. Depkes sudah mengantisipasi dampak krisis ekonomi di bidang kesehatan dengan menyesuaikan terus kebijakan pelayanannya terutama di tingkat operasional. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan primer, baik di Puskesmas maupun di RS Kabupaten harus dijadikan indikator penerapan kebijakan baru di bidang pelayanan kesehatan. Realokasi dana DAU dan DAK juga perlu terus dikembangkan oleh Pemda untuk membantu penduduk miskin. Beberapa kebijakan operasional yang sudah mendapat perhatian dalam menghadapi krisis kesehatan ini adalah :

1. Meletakkan landasan kebijakan kesehatan yang lebih bersifat pencegahan (preventif)


2. 3. 4. Kebijakan obat nasional harus diarahkan untuk pemasyarakatan obat-obatan esensial yang terjangkau oleh masyarakat. Meskipun dengan dalih untuk membuka peluang bagi penanaman modal asing (PMA), pembatasan jumlah industri farmasi harus dilaksanakan secara ketat. Etika kedokteran dan tanggung jawab profesi seharusnya mendapat porsi yang lebih besar dalam pendidikan dokter agar dokter yang ditamatkan oleh Fakultas Kedokteran di Indonesia juga dapat berfungsi sebagai cendikiawan di bidang kesehatan. Kesehatan merupakan hak masyarakat yang perlu terus diperjuangkan terutama penduduk miskin karena sudah merupakan komitmen global pemerintah. Oleh karena itu, LSM kesehatan perlu terus diberdayakan (bagian dari reformasi kesehatan) agar mereka mampu menjadi pendamping kelompokkelompok masyarakat yang membutuhkan perlindungan. Pembiayaan kesehatan Sumber utama pembiayaan kesehatan 1. Pemerintah 2. Swasta 3. Masyarakat dalam bentuk pembiayaan langsung (fee for service) dan asuransi 4. Sumber-sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri

Pembiayaan kesehatan di masa depan akan semakin mahal karena : 1. Pertumbuhan ekonomi nasional yang juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan (demand) masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. 2. Perkembangan teknologi kedokteran dan pertumbuhan industri kedokteran. Hampir semua teknologi kedokteran masih diimpor sehingga harganya relatif mahal karena nilai rupiah kita jatuh dibandingkan dolar Amerika. 3. Subsidi Pemerintah semakin menurun akibat krisis ekonomi tahun 1998. Biaya pelayanan kesehatan di Indonesia sebelum krisis adalah 18 US dlar/kapita/tahun, tapi kondisi ini menurun lagi setelah krisis yaitu 12 US dlar/kapita/tahun pada tahun 2000. Seiring dengan turunnya kemampuan pemerintah, daya beli masyarakat juga menurun untuk mengakses pelayanan kesehatan. Sumber kegiatan sektor kesehatan

1. Pemerintah, yaitu APBN yang disalurkan ke daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sektor kesehatan yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat juga masih tetap membantu pelaksanaan program kesehatan di daerah melalui bantuan dana dekonsentrasi khususnya untuk pemberantasan penyakit menular. 2. APBD yang bersumber dari PAD (pendapatan asli daerah) baik yang bersumber dari pajak, atau penghasilan Badan Usaha Milik Pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga bisa bersumber dari masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan. Dana pembangunan kesehatan yang diserap oleh berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor kesehatan yang diserap oleh Dinas kesehatan. 3. Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan) untuk investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan. Asuransi kesehatan Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatan merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengantisipasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan. Alasannya antara lain : 1. 2. 3. Pemerintah dapat mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan dari sektor kesehatan. Meningkatkan efisiensi dengan cara memberikan peran kepada masyarakat dalam pembiayaan pelayanan kesehatan. Memeratakan beban biaya kesehatan menurut waktu dan populasi yang lebih luas sehingga dapat mengurangi resiko secara individu.

Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh jaminan. Unsur-unsur asuransi kesehatan : 1. 2. 3. Ada perjanjian Ada pemberian perlindungan Ada pembayaran premi oleh masyarakat

Jenis asuransi kesehatan yang berkembang di Indonesia 1. Asuransi kesehatan sosial (Sosial Health Insurance) Contoh : PT Askes untuk PNS dan penerima pensiun dan PT Jamsostek untuk tenaga kerja swasta.

2.

Asuransi kesehatan komersial perorangan (Private Voluntary Health Insurance) Contoh : Lippo Life, BNI Life, Tugu Mandiri, Takaful, dll.

3.

Asuransi kesehatan komersial kelompok (Regulated Private Health Insurance) Contoh : produk Asuransi Kesehatan Sukarela oleh PT Askes.

E. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat 1. Pengorganisasian masyarakat a. Pengertian Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong. b. Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat 1) Proses Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak disadari oleh masyarakat. 2) Masyarakat Bisa diartikan sebagai suatu kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam kelompok yang besar tadi. 3) Berfungsinya masyarakat (functional community) a) Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja. b) Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat. c) Melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut c. Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat Dilihat dari segi perencanaannya, maka terdapat 2 (dua) bentuk, yaitu : 1) Bentuk yang langsung (direct), langkah-langkahnya adalah : a) Identifikasi masalah/kebutuhan b) Perumusan masalah c) Menggunakan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas. 2) Bentuk yang tidak langsung (indirect)

Di sini harus ada orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam m yang jika diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu : a) Untuk menampung apa yang direncanakan secara tidak formal oleh para petugas. b) Mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini. d. Pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat. 1) Spesific content objective approach Seseorang atau badan/lembaga yang telah merasakan adanya kepentingan nagi masyarakat dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan. 2) General content objective approach Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkoordinir berbagai usaha dalam wadah tertentu. 3) Proses objective approach Penggunaannya agar timbul prakarsa dari masyarakat, timbul kerjasama dari anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat sendiri mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dalam melakukan usaha mengatasi masalah. Secara sederhana ini dapat digambarkan sebagai berikut : Tahapan Petugas Masyarakat Pengenalan masyarakat ++++ + Pengenalan masalah +++ ++ Penyadaran ++ +++ Pelaksanaan + ++++ Evaluasi + ++++ Perluasan + ++++ Murray G-Ross membagi peranan petugas dalam beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli. Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki.

Sebagai ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-bidang yang dikuasainya. e. Persyaratan petugas 1. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat. 2. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat dimintakan bantuan. 3. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti dan diamalkan oleh masyarakat. 4. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu. 5. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya. 6. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara menyeluruh. 7. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri. 2. Pengembangan masyarakat a. Dasar pemikiran Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya. Skema :

Sosial ekonomi ketidaktahuan Produktivitas rendah

rendah

ketidakmampuan

dan

Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1) Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan 2) Pertinggi mutu potensi yang ada 3) Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada 4) Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

b. Perbedaan antara pembangunan ekonomi dan pengembangan masyarakat Menurut Bhattacarya, pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya. c. Unsur-unsur program pengembangan masyarakat 1) Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total needs) dari masyarakat yang bersangkutan. 2) Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama) 3) Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan ataupun dana 4) Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat. d. Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat Menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu : 1) Program integratif Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis 2) Program adaptis Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu kementrian. 3) Program proyek Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan e. Penjabaran secara operasional 1) Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi secara perorangan atau kelompok. 2) Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan. 3) Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut. 4) Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar. f. Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat 1) Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri

2) Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja 3) Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun 4) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat 1. PERENCANAAN Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay fungsi dan upaya puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit kesehatan amndiri, akontabilitas dan teknologi tepat guna. Budgeting dalam perencanaan menejemn keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai ciri ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu. 2. ORGANIZING Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I, adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak terajdi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani. Struktur organisasi dan tata kerja : Struktur organisasi puskesmas 1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas 2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha 3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII. Tugas pokok : 1. Kepala Puskesmas Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional. 2. Kepala urusan tata usaha Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan. 3. Unit I Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi. 4. Unit II Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana. 5. Unit III Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula. 6. Unit IV Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya. 7. Unit V Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat. 8. Unit VI

Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap 9. Unit VII Melaksanakan kegiatan kefarmasian. 3. ACTUATING a. Sistem ketenagaan Juster (1984) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam seorang pekerja. Melalui pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan cara hidup seseorang. Pearlin dan Kohn (1966) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya sedangkan mereka yang berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung untuk emmpertahnkan kondisi yang telah ada. Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang dikembangkan serta kemampuan dana dengan diketahui oleh DKK, kuantitas tenaga didasarkan pada kebutuhan priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme pekerjaan. Sesuai PP RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga medis, kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga keperawatan, farmasi, dan teknisi medis (analis dan perawat gigi). b. Pengembangan Staff Tujuan : kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas organisasi. Jenis jenis pengembangan staff : 1. Pelatihan induksi Merupakan indoktrinasi standart dan singkat bagi filosofi unit kerja, tujuan, program, kebijaksanaan dan peraturan yang diberikan kepada masing masing pekerja selam atiga hari pertama kerja untuk memastikan identifikasi dengan filosofi unit kerja,tujuan dan norma norma. 2. Orientasi Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru dengan tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, pelangan dan rekan kerja. 3. Kelanjutan pendidikan Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakandibalik program pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap bagi peningkatan praktek keperawatan. c. Konsep konsep pengembangan staff 1. Daya saing Ketidaksesuaian yang dapt diukur antara daya saing dan pekerjaaan seseorang sebenarnya dengan tingkat daya saing ayng diinginkan. 2. Minat Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menerima atau menolak objek, orang, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan. 3. Kebutuhan pendidikan Merupakan keadaan memiliki kualitas atau kemampuan yang dianggap perlu bagi peran tertentu. 4. Pembelajaran teknis Perubahan dalam perilaku yang disadari dan disengaja terutama kognitif dan psikomotor yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar. d. Tahapan pengembangan staff 1. Awal usia 20 25 tahun : membuat arah pekerjaan 2. Usia 20 30 tahun : menjawab pekerjaan dan tekanan pribadi dengan mempertanyakan komitmen pada pekerjaan dan hubungan keluarga. 3. Akhir usia 30 tahun : mengaitkan dirinya dengan pembimbing yang memungkinkan mengunggulinya. 4. Usia 40 tahun : memisahkan diri dari pembimbing 5. Usia 50 tahun : pengembangann dan perbaikan pengetahuan dan keterampilan. e. Mengorganisir sumber daya pengembangan staf Keberhasilan usaha pengembangan staf tergantung pada penataan sumber daya yang sesuai. Sumber sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa pengajar, sumber daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi keperawatan professional dan tugas belajar. f. Motivasi staf Menurut Stoner dan Freeman (1995), Ngalim Purwanto (2000), Shortel & Kaluzni (1994) motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang membrikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal in termasuk faktor faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu. Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi yang tepat dapat

memajukan dan mengembangkan oraganisasi. Unsur manusia dalam organisasi terdiri dari 2 kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajer) dan orang yang dipimpin (pegawai / pekerja). Manajer bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi dalam organisasi kerja ditinjau dari segi perannya terdapat 2 macam yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah motivasi yang menimbulkan harapan yang sifatnay menguntungkan atau menggembirakan bagi pegawai misalnya gaji, fasilitas, karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan keselamatan dan lain lain. Sedangkan motivasi negatif adalah motivasi yang menimbulkan rasa takutmisalnya ancaman, tekanan, intimidasi dan semacamnya. Dengan motivasi negatif orang lain dapat digerakkan oleh pihak yang memotivasi untuk tujuan tertentu, namun hal ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Stanford (1970), mengatakan bahwa ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi. g. Komunikasi dalam manajemen 1) Proses komunikasi Tappen (1995) mendefinisikan komuniksi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan dan pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerjasama. Komunikassi juga merupakan suatuseni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang muadah sehinga orang lain dapat mnegrti dan menerima. 2) Komunikasi dalam keperawatan Unsur yang ada dalam setiap komunikasi adalah pengirim pesan (sender), pesan (massage), penerima pesan (receiver). Pesan dapat berupa verbal, tertulis maupun non verbal. Lingkungan internal maupun eksternal juga dilibatkan, yang termasuk lingkungan internal adalah nilai nilai, kepercayaan, temperamen dan tingkat stress sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, waktu. 3) Prinsip komunikasi manajer keperawatan Tahapan komunikasi : a. Manajer harus mengerti struktur organisasiagar dapat memahami sasaran dai pengambilan keputusan b. Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan organisasi. Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya terhadap orang yg dipimpinnya. c. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat. d. Manajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan keakuratan komunikasi. e. Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang baik. 4. CONTROLLING Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan puskesmas yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan mrliputi KEP balita, insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pelayanan kesehatan tingkat I meluputi : a. Evaluasi Salah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna mencapai ahsil organisasi adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap pelaksanaan kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan. Prinsip prinsip evaluasi : 1. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati. 2. Sample tingkah laku perawat yang cukup representative 3. Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan kerjadan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang. 4. Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang diperlukan. 5. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas 6. Pertemuan evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan dalam waktu yang tepat. 7. Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam pelaksanaan kerja. Alat evalausi : 1. laporan tanggapan bebas 2. Pengurutan ayng sederhana 3. Checklist pelaksanaan kerja 4. Penilian grafik (Henderson, 1984) b. Kontrol kualitas Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar professional dan

dapat diterima oleh klien. - Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996) - Kriteria mutu pelayanan kesehatan 1. Struktur Kriteria rumah sakit, unit keperawatan (LOD, visi dan misi, konsep asuhan keperawatan) 2. Proses Fungsi, proses interpersonal, metode pengorganisasian, perspektif keperawatan proesional, praktek keperawatan professional. 3. Tujuan Tingkat kesehatan atau kesejahteraan, kemampuan fungsional, kepuasan pasien, sumberpenggunaan/ pengeluaran efektif dan efisien, kejadian dan proses yang tidak menyenangkan. - Syarat pelayanan berkualitas Efficacy a) Efficacy (kamanjuran) b) Appropriatennes (kepantasan) c) Accebility (mudah dicapai) d) Accepbility (diterima) e) Effectiveness (keberhasilan) f) Efficiency (ketepatan) g) Continuity (terus - menerus) - Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan b) Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan c) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan d) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatanan. e) Menyusun sasaran tudak lanjut untuk lebih memantapkan serta meningkatkan mutu pelayanan. Sumber : Pedoman Kerja Puskesmas Jelid 1

Sistem ialah satu kesatuan usaha yang terdiri dari berbagai elemen / bagian-bagian yang berkaitan secara teratur dan berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan. Dari definisi ini, akan dicoba diuraikan sistem dan analisis sistem. Sebagai contoh diambil Sistem Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

SISTEM

: PELAYANAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS )

SUPRASISTEM : -

DINAS KESEHATAN RUMAH SAKIT KLINIK SWASTA PENGOBATAN TRADISIONAL/KELUARGA DAN LINTAS SEKTOR KECAMATAN

SUB SISTEM PUSKESMAS Dengan Bagian Bagian ( sub sistem ): 1. Perbaikan Gizi Masyarakat ( Gizi ), 2. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) 3. Kesehatan lingkungan, ( Kesling ) 4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), 5. Promosi Kesehatan ( promkes ), 6. Pengobatan, 7. Spesifik lokal, Pada masing-masing bagian (sub sistem) merupakan sistem dengan sub sistem yang memiliki segmen yang tidak dapat dibenahi lagi menjadi sistem dan sub sistem.

Dari bagian-bagian ini ( sub sistem ) kemudian diuraikan komponen-komponen sistemnya yaitu dimulai dari : 1. 2. 3. 4. 5. Model sistemnya Input, Proses dan Output Elemen sistemnya yaitu komponen yang merupakan bagian daripada sistem Lingkungan yaitu komponen yang bukan merupakan bagian dari sistem Struktur intern yaitu hubungan-hubungan antara elemen di dalam sistem Struktur ekstern hubungan antara elemen sistem dan lingkungan

Masing-masing komponen sistem ini dapat dijabarkan sebagai berikut

A. Model sistem Pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) Komponen Input : Man yaitu Petugas ( medis/paramedis dan non medis/paramedis ) Money yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan Material yaitu Bahan dan obat serta persediaan lainnya Metode yaitu Prosedur kerja /layanan kesehatan masyarakat Markets yaitu Masyarakat dan penderita di wilayah Puskesmas Machine yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan

Komponen Proses Proses kinerja petugas medis/paramedis dan non medis/paramedis Proses penggunaan Bahan dan obat serta penyediaan lainnya Proses penggunaan prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat Proses pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat Proses penggunaan perlengkapan dan peralatan kesehatan Proses pendapatan dan pengeluaran penganggaran Komponen Output Kualitas pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh PUSKESMAS ( Preventif, , Promosi, Kuratif, Rehabilitatif ) Gambar 1. Sistem-sub Sistem Pelayanan dan Suprasistem Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Kebutuhan Masyarakat

Supra sistem : Dinas Kesehatan Pemda Rumah sakit Klinik swasta Pedagang obat dan alat kesehatan Pengobatan tradisional/keluar ga Lintas sektor kecamatan/desa

Perlengkapa n dan peralatan

Petugas

Mutu Pelayanan Puskesmas Penggunaa n bahan dan obat Prosedur

B.

Pembiayaa dan Ekstern n

Elemen Sistem, Linkungan, Struktur Intern

Sebagai gambaran dari elemen sistem, lingkungan, struktur intern Layanan dan ekstern, pada gambar 1, disajikan sistem-sub sistem pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat Kesmas (Puskesmas), dimana setiap sub sistem ( komponen-komponen dalam input ) saling mempengaruhi/berkaitan, dan dari subsistem tersebut akan

bekerja/berusaha (komponen proses) mencapai suatu tujuan/menghasilkan komponen output pada suatu lingkungan ( suprasistem ).

apa yang disebutkan pada

Anda mungkin juga menyukai