Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN

PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH


DENGUE DI DESA SINGAPARNA KECAMATAN
SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA

Tugas ini diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester


mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan
Dosen: Dadan Yogaswara, S.KM., M.KM

Disusun oleh:
Mira Siti Khairunnisa

0101150027

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT (EKSTENSI)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI
TASIKMALAYA
2016

PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH


DENGUE DI DESA SINGAPARNA KECAMATAN SINGAPARNA
KABUPATEN TASIKMALAYA

A. Tujuan Perencanaan Program


1. Meningkatnya kesadaran dan kemauan hidup sehat bagi setiap
masyarakat agar terhindar dari penyakit DBD.
2. Meningkatnya kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu dan merata.
B. Kebijakan Program
Seperti yang terdapat dalam pasal 5 UU No.36/2009 disebutkan bahwa
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan. Dalam pasal 14 disebutkan bahwa, Pemerintah bertanggung
jawab

merencanakan,

mengatur,

menyelenggarakan,

membina,

dan

mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau


oleh masyarakat.
Selain itu, sebagai pedoman dalam upaya untuk memberantas penyakit
DBD tersebut telah dikeluarkan beberapa ketentuan, antara lain:
1. Penanggulangan KLB/wabah penyakit menular diatur dalam UU No. 4
tahun 1984 tentang wabah penyakit menular
2. Permenkes No. 949 tahun 2004 tentang pedoman penyelenggaraan SKD
KLB
3. PP No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah pusat dan
provinsi

sebagai

daerah

otonom

yang

berpengaruh

terhadap

penyelenggaran penanggulangan KLB/wabah serta peraturan terkait


lainnya yang berhubungan dengan SKD KLB
4. Kepmenkes No.581/1992 tentang pemberantasan penyakit DBD

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2002


tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dirumuskan indikator KLB
Demam Berdarah Dengue
6. Keputusan Dirjen PPM & PLP, Depkes RI No.914-1/1992 tentang
petunjuk teknis pemberantasan DBD
7. Penanggulangan wabah demam berdarah seperti halnya wabah pada
umumnya, melibatkan peran serta masyarakat hal ini terdapat dalam
penjelasan Pasal 5 Undang-undang No. 4 Tahun 1984
8. Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada

penggerakan

masyarakat (pemberdayaan masyarakat) seperti yang terdapat pada


Permenkes No. 65 tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan dan
pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, melalui
Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD
C. Sasaran Program
Sasaran program ini adalah seluruh masyarakat di Desa Singaparna
Kecamatan Singaparna yang mempunyai faktor resiko tinggi terhadap
penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue.
D. Langkah langkah Pelaksaan Program
1. Tahap Awal/ Persiapan
a. Identifikasi masalah: Meningkatnya

jumlah

kasus

serta

bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan karena kurangnya


perilaku sehat masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk,
terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta
adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun.
Sedangkan nyamuk Aedes aegypti masih tersebar luas di pelosok
tanah air, masih banyak di temukan jentik di rumah (30,5%), sekolah

(31,5%), tempat-tempat umum (27,6%), sedangkan pengetahuan


sikap perilaku terhadap DBD 53,3%.

b. Sumber data: Laporan hasil penyelidikan kasus KLB DBD


Puskesmas Kecamatan Singaparna.
c. Melakukan konsultasi dan koordinasi karena titik berat program
pemberantasan penyakit DBD adalah penggerakan masyarakat
melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD meliputi:
1) Penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk
DBD melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor yang
dikoordinasikan oleh kepala wilayah/daerah
2) Menyelanggarakan penyuluhan kepada masyarakat agar mampu
secara mandiri mencegah penyakit DBD
3) Melakukan tindakan kewaspadaan dini kasus/ KLB-DBD
4) Menanggulangi secepatnya KLB-DBD agar penyebaran dapat
dibatasi.
d. Evaluasi tahap awal/ persiapan: Setelah menentukan sasaran dan
identifikasi masalah serta melakukan konsultasi dan koordinasi,
didalam tahap awal/ persiapan ditentukan pula:
1) Tenaga pelaksana program pemberantasan penyakit DBD, yaitu
petugas puskesmas dan kader kesehatan setempat.
2) Anggaran kegiatan: Sumber dana dari APBN dan APBD.
Dana dari APBN berupa penyedian Fogging dan bubuk
Abate.
Dana dari APBD berupa biaya operasional, yakni:
No
1
2
3

Biaya Operasional
Biaya tenaga
Rp.50.000x 10 orgx 10 hr/4 mgg
Biaya transpor
Rp.15.000x 10org x 10 hr/4 mgg
Biaya snack

Jumlah
Rp. 5.000.000
Rp. 1.500.000
Rp. 1.000.000

Rp.10.000x 10org x 10 hr/4 mgg


4
Biaya tidak tetap
Rp. 500.000
Biaya Total
Rp. 8.000.000

3) Waktu pelaksanaan: Kegiatan ini dilaksanakan di Desa


Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya

4)

selama 4 minggu yakni pada tanggal 1 31 Maret 2016.


Tempat pelayanan: Program pemberantasan penyakit Demam
Berdarah

Dengue

ini

dengan

menggunakan

metode

pemfogingan dan abatesasi yang dilaksanakan di seluruh


kediaman warga Desa Singaparna Kecamatan Singaparna.
Sedangkan tempat pelayanan penyuluhan adalah di posyandu
atau tempat-tempat lain berdasarkan kesepakatan, misalnya
puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, dll.
2. Tahap Pelaksanaan Program
Untuk mencapai keberhasilan program pemberantasan penyakit
DBD dilakuakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
No
1

3
4

Kegiatan
Tahap Persiapan
a. Penyusunan rencana kerja
b. Mobilisasi sumber dana
c. Pelatihan
d. Kunjungan rumah
e. Penemuan dan pelaporan penderita
f. Penggerakan masyarakat
Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan
b. Gerakan 3M (PSN-DBD)
c. Fogging
d. Abatisasi
Pembinaan (Meningkatkan SDM)
Monitoring dan Evaluasi

Minggu
II
III

IV

V
V
V
V
V
V

_
_
_
V
V
V

_
_
_
V
V
V

_
_
_
V
V
V

V
V
_
V
V
V

V
V
_
V
V
V

V
V
V
_
V
V

V
V
V
_
V
V

3. Tahap Pengakhiran
Evaluasi dilakukan secara bertahap kemudian menyusun laporan
pertanggungjawaban. Evaluasi hasil kegiatan berupa:
a. Jumlah penderita DBD yang diberikan pengobatan dan penyuluhan

b.
c.
d.
e.

di dusun-dusun resiko tinggi.


Jumlah fogging yang dipakai.
Lokasi dan jumlah pos pelayanan.
Masalah pendistribusian bubuk abate.
Masalah-masalah lain.

E. Analisis Kelayakan Program (Analisis SWOT)


1. Strengths (Kekuatan)
Jumlah tenaga pelaksana program pemberantasan penyakit DBD

seperti petugas puskesmas dan kader kesehatan sudah memadai


Sumber dana untuk kegiatan sudah tersedia dan cukup
Tahap pelaksanaan program / kegiatan kegiatan program

pemberantasan penyakit DBD sudah baik


Fasilitas sarana dan prasarana kegiatan program pemberantasan
penyakit DBD seperti fogging, bubuk abate, dan tempat untuk

penyuluhan sudah tersedia


2. Weakness (Kelemahan)
Tenaga pelaksana program pemberantasan penyakit DBD ada yang
belum mendapatkan pelatihan
3. Opportunities (Peluang)
Tenaga pelaksana program telah melakukan upaya kerjasama lintas
program dan lintas sektor yang dikoordinasikan dan disetujui oleh
kepala wilayah/daerah
4. Threats (Ancaman)
Kurangnya pengetahuan dan perilaku sehat masyarakat terhadap
pembersihan sarang nyamuk

Setelah mengidentifikasi faktor faktor internal (kekuatan dan


kelemahan) dan faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman) program,
kemudian mendiskusikan rencana strategi dengan menggunakan analisis
matriks SWOT sebagai berikut:

MATRIKS SWOT
Kondisi internalKondisi eksternal
Opportunities (Peluang)
Kerjasama lintas program dan

Strengths (Kekuatan)
Jumlah petugas memadai
Sumber dana cukup
Kegiatan program baik
Fasilitas tersedia
Strategi SO
Dengan
sumber
daya,

lintas sektor yang telah

kegiatan, dan fasilitas yang yang

dikoordinasikan oleh kepala

memadai

wilayah/daerah

bekerjasama dengan kepala dapat melaksanakan program

serta

Weakness (Kelemahan)
Petugas ada yang belum
mengikuti pelatihan
Strategi WO
Mengikutsertakan
belum

petugas
mengikuti

telah pelatihan agar semua petugas

daerah, maka akan dicapai dengan baik


keberhasilan program
Threats (Ancaman)
Strategi ST
Strategi WT
Kurangnya pengetahuan dan Melakukan penyuluhan agar Meningkatkan
perilaku sehat masyarakat

meningkatnya

pelatihan

kesadaran kepada petugas agar dapat

dan kemauan hidup sehat meningkanya


bagi setiap masyarakat

kesehatan

derajat
masyarakat

melalui kegiatan penyuluhan


Strategi prioritas: Menggunakan seluruh kekuatan dan memanfaatkan
peluang sebesar besarnya untuk memperbaiki kelemahan serta mengatasi
ancaman.

Anda mungkin juga menyukai