Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sehat merupakan suatu investasi yang perlu dihargai, dijaga, di pelihara dan
ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga. Kondisi sehat dapat dicapai bila
mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan
lingkungan sehat di rumah tangga. Latar belakang rumah tangga sehat dapat
terwujud bila ada keinginan, kemauan setiap anggota rumah tangga untuk menjaga,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari gangguan ancaman penyakit
melalui progam 12 indikator keluarga sehat dan 7 indikator GERMAS.

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu,
dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah
tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga
tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu
keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator.

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati


adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua
belas indikator utama tersebut adalah keluarga mengikuti program Keluarga
Berencana (KB), Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat
imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif, balita
mendapatkan pemantauan pertumbuhan, penderita tuberkulosis paru mendapatkan
pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara
teratur, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan,
anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih,
keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga


Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator,
mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Selain itu sebagai
pertimbangan lain kesehatan keluarga adalah 7 indikator GERMAS yang meliputi
aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, membersihkan lingkungan, konsumsi
alkohol, pemeriksaan kesehatan, perilaku merokok, dan penggunaan jamban.

Desa Buluharjo dengan letak Geografis dataran tinggi, yang terbagi menjadi
lima (5) dusun yaitu dusun Dele, Banyuputih, Pait, Maron dan Widoro. Dimana
tiap-tiap Dusun memiliki karakteristik Sosial, Budaya dan Ekonomi yang berbeda
beda. Dari Perbedaan karakteristik tersebut mempengaruhi perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan, tingkat kesadaran, pengetahuan, serta pola hidup
masyarakat yang berdampak pada tingginya masalah kesehatan seperti timbulnya
penyakit tidak menular.

Dengan latar belakang di atas kelompok kami menetapkan tiga prioritas


masalah di bidang Kesehatan, lalu kami tetapkan 1 masalah utama yang telah di
pertimbangkan berdasarkan frekuensi dan hasil survei tentang 12 indikator keluarga
sehat dan 7 indikator GERMAS.

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada di Desa Buluharjo,


Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan yang berdasarkan pada 12 indikator
Keluarga Sehat dan 7 Indikator GERMAS.

1.2.2 Tujuan Khusus

 Memahami nilai dan norma dalam masyarakat serta keadaan lingkungan


fisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di Desa Buluharjo,
Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
 Identifikasi masalah kesehatan di Desa Buluharjo, Kecamatan Plaosan,
Kabupaten Magetan.
 Menetapkan prioritas masalah yang ada di Desa Buluharjo, Kecamatan
Plaosan, Kabupaten Magetan
 Memberikan alternatif pemecahan masalah kesehatan di Kelurahan
Sarangan Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
1.3. Manfaat

Dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL), diharapkan dapat


memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1.3.1 Bagi Masyarakat Desa Buluharjo

 Mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada di Desa


Buluharjo, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, sehingga diharapkan
adanya perubahan perilaku bagi masyarakat.
 Masyarakat dapat lebih menyadari akan pentingnya hidup sehat dan
perilaku sehat.
 Pihak pamong dan perangkat Desa Buluharjo membantu dalam hal
pengambilan kebijakan.
 Guna pengembangan kesehatan di lingkungan Desa Buluharjo, Masyarakat
diharapkan dapat lebih memanfaatkan Pelayanan Kesehatan yang ada di
Desa Buluharjo.

1.3.2 Bagi Puskesmas Sumberagung

 Memberikan informasi kesehatan di Desa Buluharjo.


 Dapat mengembangkan suatu progam pengembangan desa terutama dalam
bidang kesehatan.

1.3.3 Bagi Mahasiswa

 Mendapatkan atau menambah pengalaman serta wawasan secara aktif dan


interaktif dengan masyarakat Desa Buluharjo mengenai pemecahan
masalah dengan menentukan alternatif pemecahan masalah kesehatan.
 Mahasiswa mampu melakukan tahap-tahap Community Diagnosis secara
tepat.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Program KB (Keluarga Berencana)


1. Pengertian KB

Keluarga berencana merupakan program pemerintah untuk mengendalikan


populasi penduduk Indonesia. Keluarga berencana (KB) adalah istilah yang
mungkin sudah lama dikenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak
dan menentukan sendiri kapan ingin hamil. Bila memutuskan untuk tidak segera
hamil sesudah menikah, juga bisa ber- KB. Layanan KB diseluruh Indonesia sudah
cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metode pencegahan kehamilan atau
penjarangan kehamilan atau kontrasepsi yang bisa dipilih sendiri oleh klien.

2. Jenis-jenis KB
 Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Metode kontrasepsi laktasi adalah ontrasepsi yang mengandalkan


pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya bayi hanya diberikan ASI
tanpa tambahan makanan dan minuman apapun lainnya.

 Senggama Terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana


pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan tidak terjadi
pembuahan.

 Metode Barrier

Jenis-jenis metode barrier :

a. Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) ,atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom
terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan ujung pangkal
berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti
puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk
meingkatkan sefektifitas (misalnya penambahan spermatisida) maupun sebagai
aksesoris aktifitas seksual. Pada umumnya standar kekebalan kondom adalah 0,02
mm.

b. Kotrasepsi Hormonal
 PIL Kombinasi
 PIL Progestin
c. Suntik
 Suntik kombinasi (suntik 1 bulan)
 Suntik Progestin (Suntik 3 bulan)
d. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit atau biasa dikenal dengan Implant alat
kontrasepsi yang dipasang pada kulit bawah lengan. Implant memiliki efektifitas 5
tahun untuk Norplant (6 batang), 3 tahun untuk Jedena, Indoplant (2 batang) dan
implanon (1 batang). Dalam melakukan pemasangan dan pencabutan harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ahli dan terlatih. Kesuburan segera kembali
setelah implant dicabut, implant aman dipakai saat menyusui. Efek samping utama
berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan maenorea.

e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi Dalam Rahim adalah alat kontrasepsi sejenis bahan yang
terbuat dari tembaga yang biasanya disebut Copper T, bisa bertahan dalam jangka
waktu lama, yaitu selama 10 tahun.

f. Steril

a. Tubektomi

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi


(kesuburan perempuan). Kontrasepsi ini sangat efektif dan bersifat permanen
dan semi permanen. Karena ada tindakan tubektomi yang dapat dilakukan
pengembalian kesuburan kembali, misalnya pada tubektomi yang bagian
tubanya hanya dijepit. Kontrasepsi ini tidak memiliki efek samping.

b. Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi


pria dengan jalan melakukan penutupan pada vas deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. Tidak ada
efek samping dan aman. Vasektomi baru efektif setelah 20 kali ejakulasi atau
3 bulan.
BAB 3

METODE KEGIATAN PBL

3.1. Metode dan Desain

Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan 1


adalah metode survei dengan pendekatan cross sectional berdasarkan tahapan
community diagnosis. Community diagnosis diartikan sebagai sebuah deskripsi atau
gambaran mengenai kesehatan warga negara (masyarakat, penduduk) dan faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat setempat, baik secara
kuantitatif dan kualitatif.

3.2. Tahapan cross sectional

Tahapan PBL 1 di Desa Buluharjo, Kecamatan Plaosan, Kabupaten


Magetan adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah Di Masyarakat

Untuk mengidentifikasi masalah di masyarakat, maka langkah yang


dilakukan adalah melakukan metode survei yaitu dengan metode pendekatan teori
H.L Blum (Lingkungan-Perilaku-Pelayanan Kesehatan-Genetik).

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan metode survei adalah:

a. Menyusun instrumen survei yang akan dilakukan, yaitu Kuesioner.


b. Menentukan responden survei dengan metode sampling Cluster Random
Sampling.
c. Melakukan pengambilan data dengan cara survei.
d. Melakukan pengolahan dan analisis data.
e. Penyajian data.
2. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat

Setelah melakukan identifikasi masalah terhadap 12 indikator Keluarga


Sehat dan 7 indikator GERMAS yang berdasarkan data primer dari hasil survey
Cluster Random Sampling di Desa Buluharjo, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan 5 masalah dengan menganalisis indikator yang memiliki kesenjangan
paling besar antara target dengan capaian pelaksanaan program. Setelah
mendapatkan 5 masalah dengan kesenjangan yang terbesar, selanjutnya adalah
menentukan 3 prioritas masalah dengan menggunakan metode USG (Urgency
Seriuosness Growth) yang harus dipecahkan.

3. Penentuan Kerangka Akar Penyebab Masalah

Setelah menentukan 3 prioritas masalah yang harus dipecahkan, maka


langkah selanjutnya adalah membuat kerangka akar penyebab masalah dan untuk
membuat kerangka akar penyebab masalah yaitu berdasarkan teori dan faktor resiko
kejadian masalah tersebut. Metode yang dapat digunakan untuk menentukan
kerangka akar penyebab masalah yaitu dengan metode Fish-Bone Analysis dengan
pendekatan teori H.L Blum.

4. Alternatif Penyelesaian Masalah

Guna penanggulangan dan pencegahan 3 prioritas masalah Kesehatan


Keluarga di Desa Buluharjo, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dan
menganalisis alternatif penyelesaian masalah Kesehatan Keluarga tersebut dengan
mempertimbangkan kondisi yang ada di masyarakat atau dilapangan. Metode yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis alternatif penyelesaian
masalah adalah dengan cara brainstorming dan pembuatan diagram tulang ikan
(Fish Bone Diagram). Brainstroming adalah diskusi antara pembimbing akademik
dan pembimbing instansi, serta mahasiswa yang menghasilkan sebuah alternatif
pemecahan masalah, ini dilakukan berdasarkan teori, pengetahuan, pengalaman,
fakta, data, dan sumber pustaka. Kemudian hasil brainstroming digambarkan pada
diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram).

3.3 Lokasi dan Waktu Pengambilan Data

Lokasi pengambilan data ini dilaksanakan di Desa Buluharjo, Kecamatan


Plaosan, Kabupaten Magetan. Waktu PBL 1 (Pengalaman Belajar Lapangan 1)
adalah tanggal 29 Juli - 24 Agustus 2019.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan

Pengolahan data adalah suatu proses pemasukan data (input), transformasi


data (recode, transform), penyajian data dan intepretasidata (baik secara deskriptif
maupun inferensial). Pengolahan data menggunakan beberapa tahapan, yaitu :

2. Editing Data

Editing adalah suatu proses memeriksa kelengkapan kuesioner, urutan logis


pengisian kuesioner, konsistensi jawaban responden serta melakukan perbaikan
apabila ada kesalahan dalam pengisian. Editing setelah kuesioner sudah diisi,
setelah kegiatan pengambilan data di lapangan.

3. Pemberian Kode

Pemberian kode (coding) dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan


proses pemasukan data. Dengan memberikan kode maka petugas hanya
memasukkan kode-kode jawaban kuesioner yang sudah valid. Jadi petugas tidak
perlu memikirkan data apa yang dimasukkan. Misalnya apabila responden
menjawab “ya” akan diberi kode“1”, sedangkan bila menjawab “tidak” akan diberi
kode “2”, dan apabila tidak ada responden yang berkaitan dengan permasalahan
maka akan diberi kode “0”. Jadi data yang dimasukkan hanya angka “1”, “2”, serta
“0”.

4. Entry Data (Memasukkan Data)

Setelah kuisioner diteliti dan diberi kode maka proses pengolahan data yaitu
memasukkan data kedalam aplikasi komputer. Aplikasi komputer yang digunakan
yaitu aplikasi Microsoft Excel untuk input data mentah dan aplikasi SPSS 16.0
untuk menganalisis frekuensi dari tiap-tiap indikator.

5. Mendeskripsikan Data

Membaca hasil dan mengubahnya menjadi bentuk yang mudah dipahami baik
berupa tabel, grafik, dan persentase. Analisis langsung disajikan ataupun
diceritakan agar lebih mudah dipahami.
6. Interpretasi Data

Menghubungkan hasil data frekuensi terbesar dengan menggunakan


teori H.L. Blum (Lingkungan, Perilaku, Pelayanan Kesehatan, dan Genetika).
Terlihat adanya hubungan antara teori yang dikemukakan H.L. Blum dengan
penyebab yang ditemui dilapangan, untuk selanjutnya dapat direncanakan alternatif
penyelesaian masalah.

7. Analisis Data

Setelah mengolah data, proses selanjutnya yang dilakukan ialah


menganalisis data. Analisis data yang dilakukan ialah analisis deskriptif, dimana
ditentukan presentase dengan menggunakan alat bantu statistik yakni membuat
tabel distribusi frekuensi. Selanjutnya memberikan gambaran tentang hubungan
antara lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik dengan masalah
yang menjadi prioritas.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi PBL


1. Puskesmas Sumberagung

Puskesmas Sumberagung adalah salah satu organisasi yang bersifat


fungsional. Puskesmas Sumberagung sebagai unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Magetan yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Sumberagung.

1) Identitas Puskesmas Plaosan


a. Nama Puskesmas : Sumberagung
b. Alamat Puskesmas : Jl. Raya Sumberagung
 Desa/Kelurahan : Desa Sumberagung
 Kecamatan : Plaosan
 Kabupaten : Magetan
 Kode Pos : 63314
 No. Telp : (0351) 888343
 No. Fax :-
 E-mail : sumberagung.pusk@gmail.com
c. Karakteristik Puskesmas :
 Letak Administrasi : Ibukota kecamatan
 Letak Geografis : Pegunungan
 Letak Strategis :
d. Jenis Puskesmas : Perawatan
Jumlah Bed : 10
2. Visi, Misi, Strategi, Kebijakan dan Motto Puskesmas Sumberagung

Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya


yang cukup serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat,
namun sering kali yang terjadi kebijakan di bidang kesehatan mengalami kesulitan
dalam hal pengambilan keputusan yang tepat karena keterbatasan atau ketidak
tersediaan data dan informasi yang akurat, tepat, dan cepat.
Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam pembangunan
nasional, dimana derajat kesehatan sangat menentukan sekali dalam pengembangan
pembinaan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan. Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan. Jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU RI No.23 Tahun
1992). Untuk mewujudkannya diperlukan perencanaan yang strategis, itu terpadu
dan berkesinambungan.

Puskesmas Sumberagung memiliki visi dan misi yang semuanya mengacu


pada visi dan misi Kesehatan Kabupaten Magetan, di bawah ini adalah visi dan misi
Puskesmas Sumberagung.

Visi Puskesmas Sumberagung :

“Terwujudnya Masyarakat di Wilayah Puskesmas Sumberagung lebih Mandiri


untuk Hidup Sehat”

Misi Puskesmas Sumberagung :

 Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat


 Mewujudkan, memelihara, dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
 Mewujudkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan
 Mendayagunakan sumber daya kesehatan
 Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih

Janji Layanan Puskesmas Sumberagung

“Keramahan dan kesabaran adalah jiwa kami”

Strategi Puskesmas Sumberagung

 Mengaktifkan semua klinik konsultasi


 Progam promkes diaktifkan di semua lini, baik di kelompok, sarana
kesehatan, instansi dan sebagainya
 Membuat program inovasi
 Perbaikan di pengelolaan manajemen dan sumber daya
 Di adakannya Posbindu, PTM, dan sebagainya
 Dilaksanakan program prolanis dimana pasien dengan hipertensi dan
diabetes melitus, dikumpulkan dan setiap minggu dilaksanakan kegiatan
senam dsb.

Motto Puskesmas Sumberagung

“Kepuasan anda kebahagiaan kami”

Tata Nilai Puskesmas Sumberagung

“Mas Agung Perkasa”

ProfEsional, Ramah, Kerja Disiplin, Aman, Sopan, Amanah

Pada akhirnya tujuan dari Puskesmas Sumberagung adalah keadaan sehat


sejahtera mampu mengatasi segala permasalahan kesehatan baik secara ekonomi
dan sosial yang dijiwai semangat kemandirian dan partisipatif serta tidak lagi
tergantung pada bantuan atau peran pemerintah. Sesuai dengan tata nilai Puskesmas
Sumberagung maka setiap kegiatan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat
kami.

Tabel 4.1 Wilayah Kerja Puskesmas Sumberagung

Rata-Rata Tk.
Luas Jumlah Jumlah Jumlah
No Nama Desa Jiwa/Rumah Kepadatan
Wilayah Penduduk KK RTM
Tangga Pddk/km2
1. Sumberagung 1.34 2,039 722 123 3 1,522
2. Nitikan 1.04 1,562 508 91 3 1,502
3. Randugede 2.62 2,117 664 171 3 808
4. Bogoarum 2.11 2,574 2,574 50 4 1,220
5. Sidomukti 1.8 2,905 854 54 3 1,614
6. Buluharjo 2.24 3,890 1,129 113 3 1,737
7. Sendangagung 1.2 1,577 498 182 3 1,314
12.35 16,664 5,050 784 3 1,349
Sumber : Pusdatin Kemenkes RI, Profil Kecamatan Plaosan
Tabel 4.2 Jenis Tenaga Kesehtan Puskesmas Sumberagung

Status
No Jenis Tenaga Kesehatan Keterangan
Kepegawaian
1 Kesehatan Dokter Umum PNS
Dokter Gigi
Sukuan 7 PNS/4 PTT/5
Perawat
Sukuan
Perawat Gigi PNS
Bidan (tidak tms bidan desa) PNS
Bidan di Desa/Polindes PNS
Apoteker/S1 Farmasi
Asisten Apoteker PNS
Analis Farmasi/AKAFARMA
Analis Lab PNS
Gizi
Sanitasi PNS
S1-Kesmas
Lain-lain
2 Non-Kesehatan Pekarya/PCCP PNS
TU/Administrasi PNS
Keuangan PNS
Sopir Kontrak
Pesuruh
Lain-lain
Sumber : Puskesmas Sumberagung per-Bulan Desember

4.2 Gambaran Khusus Desa Buluharjo


1. Segi Sumber Daya Manusia

Desa Buluharjo terletak di daerah dataran tinggi dengan jumlah penduduk


berjumlah - jiwa, dangan - jiwa laki-laki dan - jiwa perempuan, menempati - rumah
dengan 1287 KK.
Dari segi SDM masyarakat Desa Buluharjo sebagian besar berprofesi sebagai
petani dan pedagang. Hal ini mempengaruhi keadaan sosial budaya masyarakat
Desa Buluharjo, mulai dari kebiasaan dan pola pikir. Desa Buluharjo yang terbagi
menjadi lima (5) lingkungan memiliki karakter sosial budaya yang berbeda-beda
di setiap lingkungannya.

2. Segi Pendidikan

Desa Buluharjo dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini cukup baik, hal
ini di tunjukkan dengan jumlah penduduk buta huruf yang berkurang, sedangkan
sarana pendidikan formal cukup memadai.

Serta aktifitas kemasyarakatan yang mampu menumbuhkan kreatifitas,


tanggung jawab, dan kemandirian serta penciptaan kesempatan kerja seluas-
luasnya bagi masyarakatnya. Sejalan dengan itu maka penyediaaan sarana dan
prasarana olahraga, sarana organisasi kepemudaan, keagamaan, perlu terus
dikembangkan dan dibenahi agar menjadi tempat yang cukup menarik bagi
sebagian besar masyarakat dan pengunjung mengingat Desa Buluharjo adalah
tempat wisata. Disisi lain masalah pendidikan budi pekerti, etika, dan estetika, perlu
dipikirkan kembali untuk menjadi muatan desa, sedang dibidang keagamaan yang
telah ada perlu terus di dukung eksistensi dan pengembangan serta
keberlangsungannya.

4.3 Hasil Berdasarkan Tahapan Community Diagnosis


1. Identifikasi Masalah di Masyarakat

Populasi pada kegiatan PBL 1 sebanyak 1287 KK. Yang terdiri dari Lima
lingkungan (Dele, Banyuputih, Maron, Pait, dan Widoro) terbagi dalam 36 RT.

Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan menjadi responden, digunakan


metode slovin. Jumlah KK Per-lingkungan dan per-RT di Desa Buluharjo seperti
tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Jumlah KK tiap RT Desa Buluharjo

Dele Banyuputih Maron Pait Widoro


(221 KK) (256 KK) (185 KK) (335 KK) (290 KK)
RT 1 76 KK RT 5 40 KK RT 12 26 KK RT 20 37 KK RT 29 42 KK
RT 2 62 KK RT 6 42 KK RT 13 20 KK RT 21 32 KK RT 30 35 KK
RT 3 58 KK RT 7 27 KK RT 14 21 KK RT 22 45 KK RT 31 26 KK
RT 4 25 KK RT 8 50 KK RT 15 18 KK RT 23 40 KK RT 32 31 KK

RT 9 13 KK RT 16 30 KK RT 24 50 KK RT 33 29 KK

RT 10 49 KK RT 17 23 KK RT 25 29 KK RT 34 59 KK

RT 11 35 KK RT 18 22 KK RT 26 32 KK RT 35 33 KK
RT 19 25 KK RT 27 28 KK RT 36 35 KK
RT 28 42 KK

Anda mungkin juga menyukai