Obat : “ Semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis tertentu mampu
menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit beserta gejalanya ”
Farmakokinetik (Perlakuan tubuh terhadap obat) - Mempelajari Nasib Obat dalam Badan :
1. Absorpsi
2. Distribusi
3. Biotransformasi/Metabolisme
4. Ekskresi
Farmakodinamik (Aktivitas obat terhadap tubuh) - Efek obat terhadap fisiologi dan biokimia
berbagai organ tubuh, serta mekanisme kerja obat tsb. Jenis mekanisme absorpsi obat :
1. Difusi pasif : konsentrasi rendah – tinggi
2. Trasport aktif : konsentrasi tinggi - rendah
METABOLISME
Mengubah sifat obat :
1. Obat hidrofob menjadi hidrofil, shg mudah diekskresikan
2. Obat aktif menjadi metabolit inaktif
Jenis-jenis reaksi metabolisme :
1. Reaksi fase I (oksidasi, reduksi, hidrolisis)
2. Reaksi fase II (glukuronidasi,sulfatasi, konjugasi dengan glutation, asetilasi
Ekskresi obat dapat melalui :
a. Ginjal (utama) – urin
b. Kelenjar empedu – feses
c. Paru – udara pernafasan
d. Kelenjar Saliva – air liur
e. Kelenjar keringat – keringat
Proses ekskresi obat lewat ginjal melalui proses-proses:
1. Filtrasi glomeruler
2. Sekresi tubuler
3. Reabsorpsi tubuler
Klasifikasi cara pemberian obat berdasarkan ada/tidaknya proses absorpsi untuk sampai ke
peredaran darah:
1. Intra Vaskuler : Intra vena , Intra arterial ,Intra cardial (jarang dilakukan)
2. Ekstra Vaskuler : Per oral , Per rectal , Bucal
Klasifikasi cara pemberian obat berdasarkan jalur yg dilalui apakah lewat G.I. atau tidak:
1.Enteral
melalui saluran cerna (gastro intestinal), meliputi esofagus, lambung, dan usus.
Contoh: cara per oral (ex : aspirin, gliseril guaikolat, parasetamol syr.), sublingual (ex :
isosorbid dinitrat, nitrogliserin), bucal (ex : progesteron) dan per rectal (ex : dulcolax
suppositoria)
2.Par enteral
Menempatkan obat diluar saluran cerna. memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam
jaringan tubuh, obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui saluran pencernaan, tetapi
langsung ke pembuluh darah.
Contoh: topikal (betametason cream, talc, metil salisilat cream) , injeksi dan inhalasi (ex :
combivent, ventolin)
Keuntungan – Kelemahan Pemberian per-Oral
Keuntungan : Disukai pasien karena relatif aman, praktis dan ekonomis
Kelemahan : timbulnya efek lambat , tidak bisa dilakukan untuk orang yang sering muntah,
koma atau diare , terasa tidak enak dan efek iritatif
PRINSIP AKSI KERJA OBAT
Kerja Obat : Perubahan kondisi yang menimbulkan efek / respon
Efek Obat : Perubahan fungsi, struktur, atau fungsi sbg akibat dari kerja obat.
Efek utama
Efek samping
Mekanisme Aksi Kerja Obat
Aksi kerja obat hinga menimbulkan efek, antara lain :
1. Spesifik : diperantarai oleh interaksi obat dengan target obat spesifik (reseptor). Target
aksi kerja obat spesifik melalui reseptor, enzim, molekul pembawa, kanal ion.
Ex : aspirin dan ibuprofen = menghambat enzim siklooksigenase), fenitoin (mengeblok
kanal ion memberikan efek anti kejang)
2. Non-spesifik : tidak diperantarai oleh interaksi obat dengan target obat spesifik, yakni
berdasarkan sifat fisika-kimia sederhana
Ex : kaolin dan karbon aktif (secara fisika dalam proses adsorbsi), sukralfat (secara fisika
melapisi membran mukosa lambung), antasida (secara kimia menetralisis kelebihan asam
lambung
Prinsip Efek Obat
Umumnya banyak digunakan cara pemberian p.o untuk mendapatkan efek sistemik yang
memerlukan mekanisme absorpsi
Efek lokal diinginkan untuk beberapa jenis penyakit, misalnya: antasida, antelmintika dan
laxantia osmotik yang tidak memerlukan absorpsi
Absorpsi dapat terjadi di lambung maupun usus
Absorpsi di usus lebih lazim sebab luas permukaan yang besar (villi)
Cara pemberian obat dan efek yang ditimbulkannya
Efek obat kaitannya dengan sistem vaskularisasi:
1. Efek Lokal : tanpa perlu intervensi sistem vaskularisasi
2. Efek sistemik : perlu intervensi sistem vaskularisasi
Penyalahgunaan dan Penggunasalahan Obat
Drug abuse adalah suatu keadaan dimana obat digunakan secara berlebihan tanpa tujuan medis
atau indikasi tertentu
Golongan obat lain yang digunakan dengan memanfaatkan efek samping, yakni penggunaan
tidak berdasarkan indikasi yang seharusnya, antara lain :
1. Misoprostol -> untuk pengobatan lambung
2. Ketotifen -> profilaksis asma
3. Carisoprodol -> muscle relaxant
Rekreasional, penggunaan yang bertujuan hanya untuk memperoleh efek-efek menyenangkan
yang mungkin dapat diperoleh dari obat tersebut (ex : kokain, heroin, ecstasy, alcohol, dll)
Memanfaatkan efek samping obat : obat yang bukan termasuk jenis obat yang dapat
menyebabkan toleransi dan ketagihan. Pengunaannya tidak dalam jangka waktu yang lama
adiksi atau ketagihan obat ditandai dengan adanya dorongan, keinginan untuk menggunakan
obat walaupun tahu konsekuensi negatifnya.
Obat-obat yang bersifat adiktif umumnya menghasilkan perasaan euphoria yang kuat
dan reward,yang membuat orang ingin menggunakan dan menggunakan obat lagi.
Obat Tradisional dan Fitofarmaka
Istilah dalam Obat Tradisional
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan
dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih
dari 600°C.
Sediaan Galenik adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
1. Bahan Tumbuhan : Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
2. Bahan Hewan : Berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan
oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni
3. Bahan Mineral :Berupa mineral atau pelikan yang belum diolah atau telah diolah dengan
cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni
Sumber Simplisia
TUMBUHAN LIAR
- Kerugian: a. umur dan bagian tanaman, jenis (species), lingkungan tempat tumbuh
- Keuntungan : ekonomis
TANAMAN BUDIDAYA (tumpangsari, TOGA, perkebunan)
- Keuntungan : a. bibit unggul, pengolahan pascapanen, tempat tumbuh
- Kerugian : residu pestisida
Syarat Simplisia Tumbuhan / Hewan, sebagai berikut :
1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan
2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna
3. Tidak boleh mengandung lendir, menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain
Syarat simplisia mineral yakni harus bebas dari pengotoran tanah, batu, hewan, fragmen hewan
dan bahan asing lainnya
Obat tradisional yang dapat diberikan izin edar harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. menggunakan bahan yang memenuhi persyaratan keamanan dan mutu;
2. dibuat dengan menerapkan CPOTB;
3. memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia atau persyaratan lain yang diakui;
Obat tradisional dilarang mengandung :
1. etil alkohol lebih dari 1%, kecuali dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya
dengan pengenceran;
2. bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat;
Obat tradisional dilarang dibuat dan/atau diedarkan dalam bentuk sediaan:
- intravaginal; tetes mata; parenteral; dan supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.
Penggolongan Obat Tradisional/Bahan Alam : Jamu , Obat Herbal Terstandar (OHT)
,Fitofarmaka
Registrasi Obat Tradisional
DALAM NEGERI
Tanpa Lisensi : IKOT, IOT, atau IF
Lisensi : IOT dan atau IF
Kontrak : IKOT, IOT, IF atau Badan Usaha yang memiliki laboratorium pengujian
mutu
Penerima kontrak : industri yang telah menerapkan CPOTB
IMPOR : IKOT, IOT, IF, Badan usaha/ Importir dibidang sediaan farmasi