Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN

“PROGRAM INDONESIA SEHAT MELALUI PENDEKATAN KELUARGA


DALAM MENDUKUNG GERMAS”

Disusun Oleh :

Feby Zikriani 18011146

Melisa Elfrida Hutauruk 18011141

Mohd. Azani Triwiyantara 18011137

Riski Septiamardina 18011151

Widya Hidayatul Jannah 18011135

KELOMPOK 1 SEMESTER 4

Dosen pembimbing : Dedi widodo, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HANG TUAH


PEKANBARU

2020
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul
“PROGRAM INDONESIA SEHAT MELALUI PENDEKATAN KELUARGA
DALAM MENDUKUNG GERMAS ” tepat pada waktunya.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik dengan memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat diambil manfaatmya dan besarbkeinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relavan pada makalah-makalah
selanjutnya.

Penulis
Daftar isi

Daftar isi....................................................................................................................

Kata pengantar.........................................................................................................

BAB I

A.Latar Belakang.......................................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................................

C. Tujuan....................................................................................................................

BAB 11

A.Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku..............................................................

B.Sasaran .................................................................................................................

C.Tujuan Promosi Kesehatan di Kota Pekanbaru......................................................

D.Strategi .................................................................................................................

E.Metode dan Alat Bantu...........................................................................................

F.Kegiatan Oprasional................................................................................................

G.Pemantauan dan Evaluasi.......................................................................................

BAB III

KESIMPULAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang menjadi inti


pembangunan kesehatan sesuai undang-undang nomor 36 tahun 2009. Program
Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga, menekankan pada pentingnya peran
keluarga dalam pembangunan kesehatan. Program Indonesia Sehat dengan
pendekatan keluarga pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program-
program kesehatan baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) maupun Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target/fokus kepada
keluarga berdasarkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.

. Program Indonesia Sehat (PIS) merupakan salah satu program dari Nawacita
Presiden Joko Widodo yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar,
Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera.. Program Indonesia
Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.

Beberapa negara di dunia menerapkan konsep pelayanan kesehatan dasar atau


dikenal dengan istilah primary health care. Implementasi dari primary health care ini
umumnya berbeda-beda di tiap negara. Di beberapa negara maju,primary health
carediterapkan dengan memisahkan pelayanan perorangan/individu dengan
pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) RI No. 39 Tahun 2016 tentang "Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga", pemerintah telah
menetapkan bahwa pelaksana dari program ini adalah pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas). Puskesmaslah ujung tombak dan penentu keberhasilan program ini.
Adapun area prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui program
ini adalah penurunan angka kematian ibu/angka kematian bayi (AKI dan AKB),
penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan penyakit menular dan
penanggulangan penyakit tidak menular. Pelaksanaannya melalui pendekatan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Sesuai Permenkkes nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal


bidang kesehatan terdapat 12 indikator pelayanan dasar yang harus dilakukan
kabupaten/kota yang pencapaiannya harus 100 persen. Sebagian besar indikator
standar pelayanan minimal bidang kesehatan berisikan dengan "Terdapat 12 indikator
keluarga sehat untuk menilai keluarga sehat, terwujud desa sehat, kecamatan sehat,
kabupaten sehat, provinsi sehat, dan selanjutnya tercapailah Indonesia Sehat,"
jelasnya.

UKM Pengembangan adalah upaya kesehtan yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarkat setempat disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. UKM Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat, apabila puskesmas
belum mampu menyelenggarakan nya tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat,
maka Dinas Kesehatan Kabupaten wajib menyelenggarakannya. Sesuai dengan
Permenkes nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, UKM Pengembangan
puskesmas di kabupaten Jombang dikelompokkan menjadi uapaya kesehatan
pengembangan wajib yaitu puskesmas, Upaya Kesehatan Jiwa, UKS, Usila, Upaya
Kesehatan Remaja, sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan pilihan yaitu Upaya
Kesehatan Olahraga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,
Upaya Kesehatan Mata, Pembinaan Pengobatan Tradisional dan lain sebagainya.
Upaya pelayanan Laboratorium dan upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk
kedalam pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan puskesmas.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana analisis masalah kesehatan dan perilaku ?

2. Siapa sasarannya ?

3. Apa tujuan promosi kesehatan di Jombang?

4. Bagaimana strategi yang harus dihadapi?

5. Apa saja metode dan alat bantu?

6. Bagaimana kegiatan operasional yang dilakukan ?

7. Bagaimana pemantauan dan evaluasi yang dilakukan ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui ruang lingkup yang sedang kami analisis mengenai program
Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga.
BAB II

ISI

A. Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat
kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih
dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan
sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat
telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah
keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
B. Sasaran

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan


dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:

1) Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,


2) Meningkatnya pengendalian penyakit,
3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
4) Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,
5) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta
6) Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan

C. Tujuan Promosi Kesehatan di Jombang

Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga pada dasarnya


merupakan integrasi pelaksanaan program-program kesehatan baik Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) secara
berkesinambungan, dengan target/fokus kepada keluarga berdasarkan data dan
informasi dari profil kesehatan keluarga.

UKM Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten dengan


mempertimbangkan masukan dari masyarakat, apabila puskesmas belum mampu
menyelenggarakan nya tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten wajib menyelenggarakannya. Sesuai dengan Permenkes nomor
75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, UKM Pengembangan puskesmas di kabupaten
Jombang dikelompokkan menjadi uapaya kesehatan pengembangan wajib yaitu
puskesmas.

Tujuan dari promosi kesehatan adalah :

1. Memberikan edukasi pada masyarakat agar mendukung program dari


puskesmas
2. Membantu data yang diminta oleh petugas puskesmas
3. Mengolah data yang diperoleh dari masyarakat
4. Mengetahui hasil data yang telah diolah
D. Strategi
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kondisi masyarakat
Indonesia yang memiliki derajat kesehatan optimal. Dalam rencana strategis
Kementerian Kesehatan 2015-2019 yang menegaskan Program Indonesia Sehat
melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dalam mendukung Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS).Pendekatan Keluarga bertujuan untuk:

1) Meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif


dan bermutu ;
2) Mendukung pencapaian SPM Kabupaten/Kota dan SPM provinsi;
3) Mendukung pelaksanaan JKN;
4) Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat. Dari aspek legal,

peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
telah diterbitkan. PIS-PK dilaksanakan oleh Puskesmas dengan ciri sebagai berikut:

1) Sasaran utama adalah Keluarga;


2) Mengutamakan upaya Promotif-Preventif, disertai penguatan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM);
3) Kunjungan rumah dilakukan Pusksmas secara aktif untuk peningkatan
outreach dan total coverage; dan
4) Pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach.

E. Metode dan Alat Bantu


I. Metode Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan
untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan
individual ini karena setiap orang mempunyai maslah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan
mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu mengginakan metode (cara) 
ini.Bentuk pendekatan ini, antara lain:
a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
b) Interview (wawancara)
II. Metode Kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.
a) Ceramah
b) Seminar
III. Media Grafis
Media grafis adalah penyajian visual dua dimensi yang dibuat berdasarkan
unsur dan prinsip rancangan gambar dan sangat bermanfaat. Media grafis sangat
efektif sebagai media penyampaian pesan.
a) Poster
b) Leaflet
c) Papan pengumuman
F. Kegiatan Oprasional
Kegiatan PIS PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dengan
melakukan kunjungan ke setiap kepala keluarga yang ada di seluruh wilayah kerja
Puskesmas dengan harapan dapat mengetahui kondisi kesehatan masyarakat. Dengan
adanya PIS-PK ini pula bisa membantu Puskesmas dalam merencanakan suatu
kegiatan atau intervensi kepada masyarakat. Petugas Puskesmas akan melakukan
pendataan dari rumah satu ke rumah yang lain. Dalam pendataan tersebut Petugas
Puskesmas akan menanyakan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap
kepala keluarga. dalam kegiatan ini pula setiap anggota keluarga yang berumur >15
tahun akan dilakukan pengukuran tekanan darah. Selain melakukan pendataan dan
pengukuran, petugas Puskesmas juga melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) kepada keluarga disesuaikan dengan permasalahan kesehatan prioritas yang
ditemukan.

Beberapa kemungkinan kendala yang biasa ditemukan selama pendataan


yaitu:

Pertama, ada kepala keluarga yang tidak ada di rumah sehingga harus siap jika
menemui hambatan seperti ini. Siap untuk kembali menemui kepala keluarga yang
dimaksud.

Kedua, nama yang tidak dikenal oleh masyarakat sehingga petugas harus mencari.

Ketiga, nama KK yang masuk ke dalam list kelompok berada satu rumah dengan KK
yang di data oleh tim lain, padahal di dalam data Puskesmas bahwa rumah tersebut
hanya 1 KK. Kejadian semacam ini menjadi saran untuk Puskesmas untuk terus
melakukan koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan sehingga data yang
dimiliki Puskesmas bisa up to date.
Keempat, beberapa KK yang di datangi menunjukkan sikap yang tidak bisa diajak
bekerja sama. Seolah mereka tidak percaya kepada petugas Puskesmas. Untuk itu
disarankan membawa Surat Tugas.

G. Pemantauan dan Evaluasi


Kebijakan Pemkab Jombang menyusun regulasi mendukung Germas berupa Peraturan
Bupati No. 74 Tahun 2018 tanggal 9 Maret 2018, yang dimaksudkan untuk segera
mengintegrasikan kegiatan germas bersama Lintas  Program,   Lintas Sektor dan Lintas
Fungsi  dalam RPJMD/RKPD dan APBD mulai tahun 2018, mendapatkan monitoring dan
evaluasi dari Pemda DIY yang diwakili Tim yang terdiri dari Biro Bina Mental Setda, Bappeda,
dan Dinas Kesehatan. Tim melakukan monev di jombang selama tiga hari sejak 28-30
Oktober 2019, dengan mengunjungi beberapa PD dan instansi, antara lain Dinas Pendidikan,
Pemuda, dan Olahraga, Dinas Kesehatan, Bappeda, Kemenag, dan beberapa lokasi
lain.  Terdapat  6 pilar Germas yang harus diwujudkan, meliputi :  Aktivitas fisik; Perilaku
hidup sehat; Pangan sehat dan perbaikan gizi; Pencegahan  dan deteksi dini penyakit;
Kualitas lingkungan; dan Edukasi hidup sehat. Secara praktek sudah banyak hal yang
dilakukan oleh perangkat daerah, pemerintah desa, kalangan swasta, maupun masyarakat,
dalam mendukung Germas, antara lain :

1. Penyediaan lapangan bola/olah raga di desa, car free day untuk mengurangi


polusi.
2. Setiap Minggu Senam (SMS) yang pelaksanaannya dijadwalkan setiap
minggu pagi di lapangan Pemkab bersama Bupati. Senam juga terlaksana di
kecamatan, desa sampai dengan tingkat padukuhan.
3. Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) di ruang publik, kebijakan kantor
terbuka hijau, dan KTR/kawasan tanpa rokok, pembangunan pasar ekologi rga
Wijil di Desa Gari.
4. Pemanfaatan pekarangan untuk tanaman sayur dan buah, gemar makan ikan,
kampanye makan sehat bergizi, pasar tani di Dinas Petanian dan Pangan, dll .
5. Kesepakatan untuk menyediakan menu lokal dan peningkatan konsumsi buah,
sayur dan ikan dalam menu penyajian rapat di instansi masing–masing,
tertuang dalam dalam dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(SPKD) dengan maksud menyediakan menu yang sehat sekaligus sebagai
upaya penanggulanan kemiskinan, karena menggunakan bahan lokal secara
tidak langsung akan mengangkat nilai ekonomi masyarakat Gunungkidul. Hal
ini juga didukung dengan penerbitan surat edaran oleh Bupati Gunungkidul.
6. Gerakan aktifitas fisik Rutin di masing-masing PD/lembaga : senam/jalan
sehat/bersepeda setiap hari Jum’at .
7. Senam ringan/gerakan ringan di ruang kerja/kelas untuk peregangan setiap 2
jam selama bekerja
8. Setiap penyelenggaraan pertemuan/rapat wajib ada sayur dan buah dan dari
produk lokal ( sayur asem/urap/oseng daun pepaya dll).
9. Kegiatan pemeriksaan berkala minimal 6 bulan sekali dengan membentuk
Posbindu di setiap lembaga (pemeriksaan tensi, BB, TB, Lab. darah).
10. Kerja bakti dan Pemeriksaan jentik berkala di toilet tempat kerja setiap hari
Jum’at.
11. Menyediakan air minum yang sehat di setiap tempat kerja.
12. Adanya kantin sehat di tempat kerja dengan menu sayur dan buah.
13. Kegiatan lain yang mendukung.
Berdasarkan pelaksanaan kunjungan ke berbagai PD dan lokasi, Tim Monev
dari Pemda DIY memberikan beberapa catatan untuk perbaikan ke depan,
yaitu :
1. Dalam pelaksanaan Germas tidak harus dikaitkan dengan alokasi anggaran
secara spesifik karena Germas merupakan gerakan lintas sektor.
2. Belum semua orang mendapat sosialisasi atau belum memahami tentang
germas karena koordinator  germas PD hanya lapor ke pimpinan dan tidak ada
tindak lanjut (berhenti dan tidak disosialisasikan ke teman yang lain)
3. Belum semua PD ataupun instansi tersosialisasi  perbup  maupun edaran
bupati
4. Aktivitas sudah dilaksanakan dengan baik tetapi belum mengetahui bahwa
yang  dilakukan adalah aktivitas germas
5. Belum rutin melakukan aktivitas fisik di kantor berupa peregangan selama
jam kerja
6. Edaran konsumsi buah dan sayur sudah dilaksanakan dalam sajian makan
rapat  meskipun belum semua PD
7. Untuk instansi vertikal seperti Kementerian Agama, telah melaksanakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
8. Saran yang direkomendasikan perlu peningkatan pengetahuan dan
pemahaman tentang germas dan sosialisasi yang efektif, termasuk sosialisasi
edaran konsumsi buah dan sayur
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan Germas dengan koordinasi lintas program dibawah koordinator


upaya kesehatan masyarakat. Sumber dana berasal dari biaya operasional kesehatan.
Dalam pelaksanaannya, keterbatasan dana dan sumberdaya, serta kurangnya
kesadaran masyarakat menjadi hambatan pelaksanaan Germas. Indikator keberhasilan
Germas melalui perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga dan standar pelayanan
minimal penyakit tidak menular. Kesimpulan: Variabel input Germas, seperti
sumberdaya dan pendanaan belum cukup memuaskan. Kegiatan Germas sudah sering
dilakukan. Sosialisasi sudah dilakukan. Output pelaksanaan Germas belum tercapai
secara nasional..
DAFTAR PUSTAKA

2018. program Indonesia sehat untuk atasi masalah kesehatan.


http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20150203/2611892/ (diakses tanggal
07 April 2020)

2019. pendekatan keluarga untuk program Indonesia sehat. https://jubi.co.id/ (diakses


tanggal 07 April 2020)

2018. program Indonesia sehat pendekatan keluarga dalam pembangunan kesehatan di


Indonesia. http://dinkes.dharmasrayakab.go.id/artikel/9/ (diakses tanggal 07 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai