Anda di halaman 1dari 12

Buletin Al-Turas

Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017

Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang


Dwi Desi Fajarsari1

Abstract
Learning a language means that one should not only pay attention to the rules of grammar
so as to be able to use the language properly, but one should also pay attention to the context
so that he / she is able to use the language well. The context in question is not only explic-
it but also implied. Context is implicitly understood only if language learners have cultural
knowledge. Likewise with the learners of the Indonesian language. As an eastern country that
upholds courtesy, Indonesian is very concerned about the use of word choices. Therefore,
Indonesian learners should not only be given correct language learning, but also be given
good language learning. Introduction with traditional culinary can be an alternative language
learning strategy. Traditional cuisine is an ethnic property owned by Indonesia. Rendang is
one of them. Rendang not only as a food that can satisfy the hunger, but bring with the local
custom, environment, and custom of society. Culinary rendang contains good educational val-
ue to be transformed. The value of education in culinary rendang is derived from the origin,
color, and materials. The value of education include the value of religious education, the value
of moral education, and the value of social education.
Keywords: rendang, culture, educational value

Abstrak
Belajar bahasa berarti seseorang tidak hanya harus memperhatikan kaidah-kaidah tata ba-
hasa sehingga mampu menggunakan bahasa dengan benar, tetapi sesorang juga harus mem-
perhatikan konteks sehingga ia mampu memnggunakan bahasa dengan baik. Konteks yang
dimaksud bukan hanya yang tersurat, tetapi juga tersirat. Konteks secara tersirat hanya dapat
dimengerti jika pembelajar bahasa memiliki pengetahuan tentang budaya. Demikian pun den-
gan para pembelajar bahasa Indonesia. Sebagai negara timur yang menjunjung sopan santun,
bahasa Indonesia sangat memperhatikan penggunaan pilihan kata. Oleh karena itu, pembe-
lajar bahasa Indonesia seharusnya tidak hanya diberikan pembelajaran bahasa yang benar,
tetapi juga diberikan pembelajaran bahasa yang baik. Perkenalan dengan kuliner tradisional
dapat dijadikan alternatif strategi belajar bahasa. Masakan tradisional merupakan kekayaan
etnik yang dimiliki Indonesia. Rendang ialah salah satunya. Rendang tidak hanya sebagai
makanan yang dapat memuaskan rasa lapar, akan tetapi membawa serta kebiasaan lokal,
lingkungan, dan adat tradisi masyarakatnya. Kuliner rendang mengandung nilai pendidikan
yang baik untuk ditransformasikan. Nilai pendidikan dalam kuliner rendang tersebut didapat
dari asal-usul, warna, dan bahan. Nilai pendidikan tersebut antara lain nilai pendidikan reli-
gius, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan sosial.
Kata Kunci : rendang, budaya, nilai pendidikan

1
Pascasarjana UNNES, desifajarsari@gmail.com

337
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang

A. Pendahuluan ke manca negara. Diantaranya adalah


makanan tradisional rendang yang be-
Nilai merupakan sesuatu yang rasal dari Sumatra Barat. Rendang di-
berharga, bermutu, menunjukkan suatu apresiasi tinggi oleh masyarakat dun-
kualitas dan berguna bagi kehidupan ia. Rendang telah dinobatkan sebagai
manusia. Darmodiharjo (dalam Setia- makanan terlezat di dunia.
di, 2006: 117) mengungkapkan nilai
merupakan sesuatu yang berguna bagi Rendang ikut mengharumkan
manusia baik jasmani maupun rohani. nama Indonesia di taraf Internasion-
Sedangkan Soekanto (1983: 161) men- al. Hal tersebut sedikit berbeda dengan
yatakan, nilai-nilai merupakan abstraksi tempe yang sering dikonotasikan nega-
daripada pengalaman-pengalaman prib- tif dengan salah satu alasannya adalah
adi seseorang dengan sesamanya. karena lebih banyak dikonsumsi oleh
masyarakat golongan bawah. Kejadian
Pendidikan adalah segala usa- tersebut berpengaruh terhadap pengiki-
ha orang dewasa dalam pergaulannya san jati diri bangsa. Orang-orang terli-
dengan anak-anak untuk memimpin hat lebih senang pergi ke restoran barat
perkembangan jasmani dan rohaninya dan mulai meninggalkan warung makan
kearah kedewasaan (Purwanto, 1986: tradisional yang dianggap pinggiran.
11). Pendidikan merupakan proses pen- Namun, kehadiran rendang membantu
gubahan sikap dan tata laku dalam upa- meneyeimbangkan arus globalisasi tak
ya mendewasakan diri manusia melalui terarah tersebut.
upaya pengajaran. Pengajaran ini diar-
ahkan pada pembentukan pribadi ma- Tidak hanya mengenyangkan,
nusia sebagai makhluk individu, sosial, bergizi, dan lezat, rendang juga men-
religius, dan berbudaya sekaligus. gandungi nilai pendidikan. Karena
merupakan kekayaan etnik, rendang
Nilai pendidikan adalah suatu membawa ciri kelompok asalnya, yak-
yang di yakini kebenarannya dan men- ni Minangkabau. Mulai dari asal-usul,
dorong orang untuk berbuat positif di bahan, cara membuat, sampai dengan
dalam kehidupannya sendiri atau ber- wujudnya rendang menyiratkan nilai
masyarakat. Tujuan ditanamnya nilai pendidikan yang baik untuk tidak dia-
pendidikan meliputi tindakan mendidik baikan. Nilai pendidikan dalam kuliner
yang berlangsung mulai dari usaha pen- rendang tersebut adalah nilai pendidikan
yadaran nilai sampai pada perwujudan religi, nilai pendidikan moral, dan nila
perilaku-perilaku yang bernilai (UNES- pendidikan sosial.
CO, 1994). Penanaman nilai pendidikan
bisa dilakukan melalui apa saja, seperti B. Pembahasan
kesenian, adat istiadat, pakaian, kuliner,
dll. 1) Nilai Pendidikan dalam Kuliner
Rendang
Indonesia adalah negara yang
banyak memiliki kekayaan suku bang- Bahasa merupakan salah satu wu-
sa, adat istiadat, keindahan alam, ke- jud dan produk budaya (Sumarsono:
budayaan sampai keanekaragaman dari 2014: 20; Mahsun, 2014: 255). Selain
makanananya. Tidak sedikit kekayaan itu, bahasa juga mencerminkan filosofi,
yang dimiliki tersebut terkenal sampai nilai-nilai dan ekspresi budaya materi-

338
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017

al suatu bangsa (Wurianto, 2015: 129). Adapun lingkungan bahasa yang dimak-
Bahasa menunjukkan budaya penggu- sud, misalnya: situasi di kelas saat pros-
nanya. Bahasa juga sebagai tingkah laku es pembelajaran berlangsung, di pasar,
sosial yang dipakai dalam komunikasi pusat perbelanjaan, restoran, percaka-
(Sumarsono, 2014: 19; Tarigan, 2009: pan sekelompok orang, saat menonton
32). televisi, ketika membaca media massa
atau berbagai bahan bacaan lain serta
Sebagai sarana komunikasi, ba- situasi-situasi lingkungan lainnya (Pur-
hasa berlandaskan pada budaya (Dard- ba, 2013: 14-15; Zabidin dan Mulyan-
jowidjojo, 2008: 16). Pilihan kata atau ingsih, 2016: 213).
pola kalimat dalam suatu daerah sangat
ditentukan oleh budaya. Pada saat ses- Salah satu pendekatan dalam
eorang berbahasa pasti akan memperha- pembelajaran bahasa adalah integrat-
tikan etika berbahasa. Etika ini terkait if. Pendekatan integratif dilandasi oleh
dengan kode bahasa, norma sosial, dan konsep bahwa bahasa mempunyai tali
sistem budaya yang berlaku dalam mas- - temali secara internal dan eksternal.
yarakat pengguna bahasa tersebut (Syai- Unsur secara internal, meliputi: fonem,
ri, 2013: 176). kata, frasa, klausa, dan kalimat. Adapun
secara eksternal, terkait dengan budaya
Misalnya penggunaan kata sapa- dan seluruh bidang kehidupan (Shafa,
an. Dalam bahasa Indonesia, terdapat TT: 1).
kosa kata ‘abang’ yang digunakan un-
tuk menyapa kakak laki-laki sebelum Ellis (dalam Chaer, 2003: 243)
namanya. Keadaan ini tentu saja ber- menyebutnya bahwa pembelajaran ba-
beda dengan bahasa Inggris yang ses- hasa masuk dalam kategori tipe natu-
eorang biasa disapa dengan menyebut ralistik, yakni tipe pembelajaran yang
namanya saja langsung oleh adiknya. bersifat alamiah dalam lingkungan mas-
Contoh tersebut menjadi bukti adanya yarakat. Oleh karena itu, pemahaman
keterkaitan antara bahasa dan budaya. terhadap budaya akan membantu keber-
hasilan seseorang dalam belajar bahasa.
Parbedaan bahasa dapat menye-
babkan perbedaan pola pikir (Chaer Budaya merupakan hasil cipta
dan Agustina, 1995: 220). Hal ini dapat karsa dan rasa manusia, baik konkret
diketahui dari pandangan hidup bang- maupun abstrak. Contoh budaya yang
sa-bangsa di Asia Tenggara yang cend- abstrak, antara lain: norma, etika, nilai,
erung hampir sama. Persamaan ini salah dan sopan santun. Adapun contoh bu-
satunya adalah karena faktor struktur daya yang konkret, antara lain: tem-
bahasa (Hidayat, 2014: 194). Contohn- pat, benda, makanan, baju, dan bahasa.
ya pada bahasa Cina dan Jepang. Persa- Kedua bentuk budaya itu tidak dapat
maan bahasa kedua negara tersebut juga dipisahkan satu sama lain. Keduanya
berimplikasi pada pandangan hidupnya. saling terkait dan mempengaruhi. Oleh
karena itu, pengajar harus menumbuh-
Keberhasilan dalam pembelajaran kan dan mengembangkan minat untuk
bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor. mempelajari bahasa dengan memperke-
Salah satunya adalah faktor lingkungan. nalkan budaya-budaya yang ada (An-
Kualitas lingkungan bahasa sangat pent- dayani, 2014: 402).
ing bagi seorang pembelajar bahasa.

339
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang

Tak seorang yang tak mengenal Ditinjau dari asal katanya, ren-
kuliner. Kuliner bersinonim dengan dang bukanlah nama kuliner, melainkan
makanan. Lebih lengkapnya, kuliner teknik memasak, yaitu cara mengaw-
merupakan hasil olahan yang berupa etkan daging dengan merendam dalam
masakan yang terkait dengan kekhasan santan disertai rempah-rempah yang
di suatu daerah. Sama seperti baha- dipanaskan dengan api. Proses pema-
sa, kuliner merupakan salah satu ben- nasan diaduk secara terus-menerus den-
tuk budaya. Makanan yang terdapat di gan memperhatikan besar kecil api yang
suatu daerah menunjukkan budaya mas- dibutuhkan.
yarakat daerah tersebut.
Rendang merupakan kuliner wari-
Saat ini, makanan daerah sudah san budaya masyarakat Minangkabau.
mulai tergeser oleh produk-produk as- Para pakar di bidang kuliner tradisional
ing atau berorientasi makanan asing. meyakini bahwa rendang sudah dikenal
Makanan tersebut biasanya disajikan di sejak tahun 1550 M. Pada masa itu mas-
warung-warung pinggir jalan dan ber- yarakat di Nusantara masih sangat se-
harga murah serta ramai oleh pelanggan. derhana. Mereka hidup berpindah-pin-
Kegiatan berkuliner dapat dilakukan dah tempat dan membutuhkan cara
dengan mencicipi makanan di restoran mengawetkan daging untuk persediaan
etnik, mengunjungi festival makanan, makan. Salah satu cara penyiasatan da-
mencoba makanan pada saat melakukan lam memenuhi kebutuhan pangan yang
perjalanan wisata bahkan memasak di mereka lakukan adalah dengan mem-
rumah (Sandy, 2007: 2). buat rendang.

Seperti telah dikemukakan sebel- Rendang mengandung 14 jenis


umnya bahwa ketika belajar bahasa, rempah yaitu: cabe merah, cabe rawit,
banyak strategi yang dapat digunakan. merica, buah pala, kelapa, bawang mer-
Melalui pembelajaran berbasis budaya, ah, bawang putih, garam, jahe, laos, daun
peserta didik dapat menciptakan mak- jeruk purut, daun salam, daun kunyit,
na dan mencapai pemahaman keilmuan dan batang Serai. Komposisi rempah un-
yang diperoleh secara utuh. Oleh karena tuk kuliner khas Minangkabau tersebut
itu, sangat tepat jika dalam pembelaja- dalam kajian budaya di Pandang dimak-
ran bahasa digunakan perkenalan kulin- nai sebagai realitas simbolis, yakni se-
er. bagaimana realitas masyarakat Minang-
kabau. Keempat belas jenis rempah ini
Pemahaman tentang kuliner tr- dapat diperhatikan sebagai relasi yang
adisional rendang dapat dilakukan membuat jaringan dalam cara mengikat
melalui kunjungan ke Rumah Makan hubungan sosial, yaitu kedudukan mas-
Padang di sekitar. Pembelajaran diar- yarakat yang memilki posisi mengakui
ahkan untuk mengidentifikasi warna, pemimpinnya dalam rangka pengang-
bentuk dan rasa sambil menikmati leza- katan seorang datuk. Pesta pengukuhan
tnya rendang yang disajikan. Setelah dan pengakuan seseorang menjadi da-
itu pembelajar diminta mengonfirmasi tuk diselenggarakan dengan ritual yang
tentang asal usul dan makna filosofis disebut Bajamba Gadang (pesta makan
dibalik simbol rendang kepada pemilik besar bersama).
usaha rumah makan dan melalui kajian
pustaka buku-buku serta internet. Pada pesta itu kuliner utama harus

340
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017

dikeluarkan, yaitu kuliner tiga warna. tiga bahan pokok, mengandung mak-
Konsep kuliner tiga warna adalah hasil na: (a) daging (daging sapi), sebagai
dari putusan lembaga adat dan diimple- bahan utama, pelambang niniak ma-
mentasikan dalam kehidupan sehari-hari mak (paman) dan bundo kanduang (ibu)
yang terdiri atas kuliner warna (1) kun- yang akan memberi kemakmuran ke-
ing adalah kuliner gulai cubadak (nang- pada anak dan kemenakan, (b) karam-
ka, rebung, dan kol) yang dicampur den- bia (kelapa), merupakan lambang kaum
gan daging, (2) warna merah merupakan cerdik pandai (kaum intelektual) yang
gorengan ikan atau telur yang diberi berfungsi sebagai dinamisator kelom-
cabai merah, dan (3) warna hitam adalah pok dan individu dalam masyarakat Mi-
rendang daging dan santan serta bumbu nangkabau, (c) lado (cabai), merupakan
rempah. simbol alim ulama yang pedas, tegas un-
tuk mengajarkan syarak (agama). Keti-
Warna kuning merupakan simbol ga aspek bahan utama rendang itu diikat
kebesaran, keagungan yang tercermin oleh pemasak (bumbu), yaitu simbol
dalam warna lokal dalam upacara ritu- dari keseluruhan masyarakat Minangk-
al adat di minangkabau. Warna kuning abau. Tiga makna relasi kuliner rendang
artinya muda, gembira, semangat atau tersebut adalah refleksi stratifikasi sosial
spirit kedinamisan. Warna kuning ada- masyarakat Minangkabau. Posisi utama
lah warna yang meningkatkan daya hid- berada pada niniak mamak dan bundo
up dan sifat pengikat persahabatan yang kanduang yang menentukan generasi
kuat dan langgeng. Warna merah ada- masa depan, kaum cerdik pandai ada-
lah keberanian dan pantang menyerah, lah stratifikasi yang menjadi dinamisa-
kuat,berani, dan percaya diri dan ber- tor generasi yang menentukan kualitas
gairah. Merah mempunyai banyak arti pemimpin masyarakat dan kaum ulama
dalam berbagai ekspresi seni, yaitu mu- adalah komunitas ang menegakkan sya-
lai dari sifat cinta yang menggairahkan, riah dan moral masyarakat Minangka-
motivasi yang memacu detak jantung bau.
dan membuat nafas dipacu lebih cepat.
Adapun warna hitam memiliki kesan Pada pesta-pesta adat yang diang-
kuat, tidak lapuk oleh hujan dan tidak gap besar, rendang dikerjakan oleh para
lekang oleh panas. Maka warna ini dise- laki-laki secara berkelompok. Pada ke-
but warna abadi. Kesan yang lain adalah giatan sehari-hari dikerjakan oleh per-
fleksibel dan bersifat bijaksana. Warna empuan. Secara alami, bahwa laki-laki
rendang yang digolongkan sebagai je- memiliki stamina tubuh yang lebih kuat.
nis kuliner hitam dimaksudkan sebagai Kondisi ini dapat dianalisi secara struc-
jenis makanan yang awet. Orang yang tural interpretative. Ritual yang berelasi
memakan rendang tidak dibutuhkan dengan rutinitas bagaikan pembagian
tenaga kekuatan rahang yang kuat kare- kerja antara laki-laki dan perempuan.
na daging yang telah diolah dengan cara Kondisi budaya yang bertolak dari
rendang itu telah menjadi lembut, teta- pembagian kerja memasak rendang ini
pi bumbu yang ada di dalamnya sangat membawa karakteristik laki-laki Mi-
kuat. nangkabau harus merantau dan perem-
puan tinggal di rumah. Hal ini sejalan
Secara filosofi adat dan budaya dengan pepatah petitih alam takambang
Minangkabau, rendang memiliki posi- jadi guru, artinya dalam perantauan yang
si terhormat. Rendang yang terdiri atas menunjukkan bahwa alam yang maha

341
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang

luas ini adalah tempat belajar. Dorongan religi tidak hanya menyangkut segi ke-
merantau disebabkan oleh kesadaran so- hidupan secara lahiriah melainkan juga
sial para pemuda yang ingin mencapai menyangkut keseluruhan diri pribadi
peningkatan status sosial, menjadi orang manusia secara total dalam integrasin-
yang berguna (cerdik pandai dan ulama) ya hubungan ke dalam keesaan Tuhan
adalah posisi yang dianggap ‘matang’. (Rosyadi, 1995: 90). Nilai-nilai religius
Kesadaran sosial ini sama dengan bertujuan untuk mendidik agar manusia
proses merendang yang diaduk secara lebih baik menurut tuntunan agama dan
terus-menerus. Hal ini sesuai dengan selalu ingat kepada Tuhan.
pepatah Minangkabau “karatau madang
dihulu,  babuah babungo balun” yang Nilai Religi dalam kuliner ren-
artinya lebih baik pergi merantau karena dang dapat dilihat melalui simbol lado
di kampung belum berguna. (cabai). Cabai dimaknai sebagai alim
ulama yang harus memiliki sifat seperti
Rendang tidak hanya hadir sebagai cabai yakni pedas dan tegas untuk men-
produk kuliner yang dapat dijumpai gajarkan agama. Kaum ulama adalah
pada setiap Rumah Makan Padang atau komunitas yang meneggakkan syariah
sebagai produk komersial semata, tetapi dan moral masyarakat. Ulama adalah
juga sebagai produk budaya yang men- penyangga moral masyarakat.
gandung makna filosofi yang dalam.
Rendang menampilkan identitas budaya 3) Nilai Pendidikan Moral dalam
Minangkabau yang bertumpu pada nilai Kuliner Rendang
moralitas adat yakni bahwa adat ber-
sandi syarak, syarak bersandi kitabul- Uzey (2009: 2) berpendapat
lah. Makna yang dapat dikenali dalam  bahwa nilai moral adalah suatu bagian
struktur sosial Minang yang sangat kuat dari nilai, yaitu nilai yang menangani
mengkonstruksi individu pada strata hi- kelakuan baik atau buruk dari manu-
rarkis, yaitu menempatkan alim ulama sia. Moral selalu berhubungan dengan
sebagai penyangga moral masyarakat nilai, tetapi tidak semua nilai itu adalah
dengan moral Islami melalui surau. Ada- nilai moral. Moral berhubungan dengan
pun anak yang tumbuh menjadi dewasa kelakuan atau tindakan manusia. Nilai
dikondisikan untuk mempelajari agama moral inilah yang lebih terkait dengan
di surau-surau bersama para alim ulama. tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.
Untuk memperoleh ilmu yang lebih luas
Rendang terbuat dari tiga bahan
dan mendalam, mau tidak mau, mereka
pokok yakni daging, cabai, dan kelapa.
harus mencari ilmu di tempat lain. Hal
Kelapa inilah yang disimbolkan memili-
ini  menyebabkan masyarakatnya men-
ki nilai pendidikan moral. Kelapa diarti-
yadari bahwa secara struktural, pemuda
kan sebagai candik pandai (masyarakat
akan terdorong untuk merantau.
terpelajar) dinamisator masyarakat. Ses-
2) Nilai Pendidikan Religi dalam eorang haruslah menuntut ilmu agar ter-
Kuliner Rendang pelajar dan mampu bertanggung jawab
terhadap prilakunya juga untuk menjadi
Nilai pendidikan Religi merupa- penggerak ke arah kemajuan di mas-
kan suatu kesadaran yang menggeja- yarakat lingkungannya.
la secara mendalam dalam lubuk hati
manusia sebagai human nature. Nilai Warung makan padang yang

342
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017

menyediakan rendang dijumpai di berb- juga menjelaskan tentang sejarah Ru-


agai wilayah tidak hanya di Padang. Ini mah makan padang dan pengetahuan
menunjukkan adanya perantauan yang tentang makanannya terutama rendang.
dilakukan penduduk minang, terutama Penjelasan ini sengaja diberikan supaya
laki-laki. Hal ini diartikan bahwa bagi pembelajar memiliki gambaran awal.
mereka alam yang luas ini adalah tem- Pengajar juga perlu menyampaikan bi-
pat para lelaki belajar. Laki-laki harus aya yang harus dikeluarkan untuk kegia-
mencapai peningkatan sosial dan men- tan kunjungan tersebut. Pada aktivitas
jadi orang yang berguna. ini, pembelajar harus menyimak baik-
baik penjelasan dari pengajarr. Simakan
4) Nilai Pendidikan Sosial dalam tersebut akan digunakan untuk melaku-
Kuliner Rendang kan aktivitas selanjutnya. Usahakan
pengajar menyampaikan dengan se-
Nilai pendidikan sosial merupa- menarik mungkin sehingga pembelajar
kan hikmah yang dapat diambil dari per- tidak kebingunan. Oleh karena itu, beri
ilaku sosial dan tata cara hidup sosial. kesempatan kepada pembelajar untuk
Perilaku sosial berupa sikap seseorang bertanya jika memang ada yang belum
terhadap peristiwa yang terjadi di seki- dimengerti.
tarnya yang ada hubungannya dengan
orang lain, cara berpikir, dan hubungan Kedua, mengunjungi tempat
sosial bermasyarakat antar individu. sesuai yang telah diumumkan. Pembe-
lajar dan pengajar dapat berangkat ber-
Terdapat tiga warna dalam peny- sama-sama dari sekolah menuju Rumah
ajian rendang. Tiga warna tersebut ada- Makan Padang yang ditentukan. Sebe-
lah kuning, merah, dan hitam. Kuning lum berangkat, pengajar menyampaikan
berasal dari gulai sayur nangka, merah hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan
berasal dari ikan atau telur yang diberi oleh pembelajar. Hal ini untuk mengan-
cabai merah, sedangkan hitam adalah tisipasi berbagai hal yang tidak diing-
warna daging rendang itu sendiri. inkan.
Nilai pendidikan sosial dapat Ketiga, pengajar memberi kes-
diambil melalui penyimbolan bahan uta- empatan seluas-luasnya kepada pembe-
ma pembuat rendang yakni daging sapi. lajar untuk menggali informasi seban-
Daging (daging sapi) dimaknai sebagai yak-banyaknya yang memang boleh dan
bundo kanduang (ibu) yang akan mem- dapat untuk diketahui. Pengajar hanya
beri kemakmuran kepada anak dan ke- mendampingi.
menakan. Posisi utama berada pada nin-
iak mamak dan bundo kanduang yang Kelima, pembelajar dan penga-
menentukan generasi masa depan. jar kembali pulang ke sekolah. Setelah
sampai di kelas, pengajar dapat mem-
5) Pembelajaran Bahasa melalui beri tugas kepada pembelajar. Tugas itu
Kuliner Rendang berupa menuliskan kembali hasil kun-
jungan yang sudah dilakukan. Adapun
Adapun penerapan strategi pem-
tagihannya dapat berupa tulisan deskrip-
belajaran melalui kuliner rendang ada-
si maupun narasi.
lah sebagai berikut. Pertama, pembe-
lajar dijelaskan tentang Rumah Makan
Padang yang akan dikunjungi. Pengajar

343
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang

Namun demikian, strategi ini ti- pengetahuan tentang tempat kuliner tr-
dak dapat sering-sering dilakukan. Pal- adisional Indonesia. Dengan kegiatan
ing tidak kegiatan ini dapat dilakukan belajar melalui kuliner ini, pembela-
satu kali dalam tiga bulan. Kegiatan ini jar dapat mengenal latar belakang bu-
juga dapat digunakan sebagai penyeg- daya di balik suatu hidangan yang ada
aran sehingga pembelajar tidak merasa di Indonesia. Berawal dari menikmati
bosan. Beberapa kekurangan yang mun- makanan kemudian mengenal selanjut-
cul jika kegiatan wisata ini dilakukan nya menyukai. Pengenalan ini dihara-
terlalu sering, antara lain: boros. Pem- pkan dapat menumbuhkan motivasi
belajaran seperti ini memerlukan biaya dalam belajar bahasa Indonesia. Walau
lebih. bagaimana pun, keberhasilan pembela-
jaran sangat dipengaruhi oleh motivasi
Berikut ini hal-hal yang dapat pembelajar.
diperoleh oleh pembelajar dengan
menggunakan strategi kuliner. Pertama, Keempat, melalui wisata kulin-
pembelajar dapat berinteraksi langsung er, pembelajar dapat mengetahui dan
dengan masyarakat atau orang lain di mengenal selera masyarakat. Rasa dan
luar sekolah. Hasil dari belajar itu sendi- aroma masakan dapat juga digunakan
ri adalah pembelajar diharap dapat ber- untuk mengetahui karakter seseorang.
komunikasi dengan menggunakan ba- Misalnya, Padang merupakan daerah di
hasa Indonesia dengan baik dan benar. mana kaum laki-laki diharapkan meran-
Bahasa Indonesia yang benar terkait tau atau pergi dari tanah kelahiran jika
dengan kaidah dan dalam situasi formal. sudah besar. Oleh karena itu, sangat
Adapun bahasa Indonesia yang baik ter- wajar jika Rumah Makan Padang pada
kait dengan kesopanan atau rasa bahasa. akhirnya tidak sulit sering dijumpai di
Ketika berinteraksi dengan masyarakat, mana-mana tidak hanya di Padang.
pembelajar diharapkan dapat mengeta-
hui dan mempraktikkan perbedaan an- Adapun hal positif yang diper-
tara bahasa Indonesia yang benar dan oleh pengajar dengan menggunakan
yang baik. strategi kuliner sebagai berikut. Perta-
ma, pengajar tidak terlalu berat dalam
Kedua, pembelajar dapat mengajar. Wisata budaya dan kuliner
menambah perbendaharaan kata. Den- dapat menjadi alternatif. Pengajar ti-
gan kuliner khas Padang, pembelajar dak perlu bersusah payah mengajarkan,
dapat memperoleh kosakata atau isti- tetapi cukup dengan menyimak dan
lah-istilah tradisional (kedaerahan) yang memberitahukan yang benar jika pem-
sebelumnya tidak ditemukan di dalam belajar melakukan kesalahan. Hal ini
kelas. Hal ini karena kosakata yang karena pengajar terbantu oleh komuni-
diajarkan di dalam kelas cenderung kasi langsung yang dilakukan oleh pem-
menggunakan ragam resmi. Sementa- belajar dengan masyarakat.
ra, kosakata yang ada di rumah makan
cenderung beragam santai. Selain itu, Kedua, pengajar dapat menga-
perbendaharaan kosakata pembelajar jarkan beberapa kemampuan berbahasa.
terkait budaya dan kuliner menjadi ber- Dengan wisata budaya dan kuliner ini,
tambah. pengajar dapat secara integral menga-
jarkan empat keterampilan berbahasa,
Ketiga, pembelajar mendapat baik menyimak, berbicara, membaca,

344
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017

maupun menulis. Artinya, dalam satu bahan utama, pelambang niniak ma-


aktivitas, pembelajar sudah dapat mem- mak (paman) dan bundo kanduang (ibu)
pelajari dan mempraktikkan empat ket- yang akan memberi kemakmuran kepa-
erampilan berbahasa sekaligus. da anak dan kemenakan sehingga harus
dihormati, (b) karambia  (kelapa), mer-
Ketiga, pengajar telah berino- upakan lambang kaum cerdik pandai
vasi dalam melakukan pembelajaran. (kaum intelektual) yang berfungsi se-
Pembelajaran yang baik adalah yang bagai dinamisator kelompok dan indivi-
sesuai kebutuhan pembelajar. Selain itu, du dalam masyarakat Minangkabau seh-
pembelajaran hendaknya tidak mem- ingga sebagai generasi bangsa kita dapat
bosankan. Inovasi ini tentu saja dapat mencontohnya dengan menjadi peng-
mengurangi kebosanan karena pembe- gerak ke arah kemajuan masyarakat,
lajar diajak untuk jalan-jalan menikmati (c) lado (cabai), merupakan simbol alim
makanan. ulama yang pedas, tegas untuk menga-
jarkan syarak (agama).
Berawal dari mengetahui dilan-
jutkan menikmati kelezatan makanan Daftar Pustaka
khas Sumatra Barat, pembelajar menja-
di termotivasi untuk mempelajari baha- Andayani. 2014. “Integrasi Model Pe-
sa Indonesia. Besarnya motivasi belajar mahaman Budaya Lokal dalam
diharapkan dapat mencapai target pem- Pembelajaran Bahasa Indone-
belajaran bahasa Indonesia dan juga ter- sia Bagi Penutur Asing dengan
transformasinya nilai-nilai luhur yang Pendekatan Integratif” dalam
terkandung. prosiding Seminar Nasional dan
Launching ADOBSI. Surakarta:
C. Kesimpulan Universitas Sebelas Maret Sura-
karta.
Penulis menyadari tentang po-
tensi kuliner etnik. Nilai pendidikan Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik:
sangat memungkinkan ditransforma- Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka
sikan melalui penggalian-penggalian Cipta.
nilai yang terkandung dalam kuliner
lokal. Pembelajaran tentang rendang Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie.
adalah salah satu yang dapat dijadikan 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan
bahan pembelajaran dan alat penanaman Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
nilai-nilai pendidikan pada seseorang.
Kuliner khas lokal Indonesia ini selain Dardjowidjojo, Soenjono. 2008. Psiko-
produk komersial, tetapi yang lebih linguistik: Pengantar Pemahaman
penting ia merupakan produk budaya Bahasa Manusia. Jakarta: Obor.
yang melakukan komunikasi simbolis.
Departemen Pendidikan dan Kebu-
Nilai pendidikan dalam kuliner dayaan. 2008. Kamus Besar Ba-
rendang antaralain nilai pendidikan re- hasa Indonesia. Jakarta: Pusat
ligi, nilai pendidikan moral, dan nilai Bahasa.
pendidikan sosial. Rendang yang terdi-
ri atas tiga bahan pokok, mengandung Hidayat, Nandang Sarip. 2014. “Hubun-
makna: (a) daging (daging sapi), sebagai gan Berbahasa, Berpikir, dan Ber-
budaya” dalam Sosial Budaya:

345
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang

Media Komunikasi Ilmu-ilmu So- Rosyadi. 1995. Nilai-nilai Budaya da-


sial dan Budaya, Vol. 11, No. 2, lam Naskah Kaba. Dewi Sri: Ja-
Juli-Desember, hlm. 190-205. karta

Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan


Mentalitas dan Pembangunan
(cetakan kesembilan belas), Jakar- Sandy. 2007. Ilmu Pariwisata: Sebuah
ta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Pengantar Perdana. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Leuhoe, Yermias J.I, Santoso, Alb. Joko,
dan Rusdianto, Eduard. 2013. Setiadi, Elly. M. 2006. Ilmu Sosial dan
“Pengembangan E-Kuliner Kota Budaya Dasar. Kencana: Jakarta
Kupang” pada Seminar Nasional
Sains dan Teknologi ke-4 Tahun Shafa. TT. Teori Pemerolehan Bahasa
2013, Fakultas Teknik Universitas dan Implikasinya dalam Pem-
Wahid Hasyim Semarang, hlm. belajaran. Di http://download.
33-38, ISBN 978-602-99334-2-0. portalgaruda.org/article.php?ar-
ticle=400819&val=8778&title=-
Mahsun. 2014. Genolinguistik. Yogya- Teori%20Pemerolehan%20Baha-
karta: Pustaka Pelajar. sa%20dan%20Implikasinya%20
dalam%20Pembelajaran diakses
Martion dan Robby Hidajat. 2014. Jumat, 03 Februari 2017 pukul
“Struktur Simbolik Kuliner Ren- 14.30 WIB.
dang di Tanah Rantau” dalam Jur-
nal Jantra Vol. 9. Kemendikbud: Soekanto, Soerjono. 1983. Pribadi dan
Yogyakarta Masyarakat (Suatu Tujuan dan
Sosilogis). Alumni: Bandung
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Pe-
nelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Sumarsono. 2014. Sosiolinguistik. Yog-
Remaja Rosdakarya: Bnadung yakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyaningsih, Indrya, dkk. 2015. “En- Syairi, Khairi Abu. 2013. “Pembelaja-
couraging Scientific Writing: An ran Bahasa dengan Pendekatan
Explorative Study on the Indo- Budaya” dalam Dinamika Ilmu
nesian General Course Learned Vol.13, No. 2, Desember, hlm.
at Islamic Colleges in Cirebon 174-188.
Regency, West Java Province,
Indonesia” dalam International Tarigan, Henry Guntur. 2009. Psikolin-
Journal of Science and Research guistik. Bandung: Angkasa.
(IJSR), http://www.ijsr.net/ar-
Wurianto, Arif Budi. 2015. “Pembelaja-
chive/v4i6/SUB156015.pdf ISSN
ran Bahasa Indonesia Bermuatan
(Online): 2319-7064, Vol. 4, Issue
Budaya sebagai Penguatan Mas-
6, Juni, hlm. 2900-2907.
yarakat Ekonomi Asean (MEA)
Purwanto, Ngalim. M. 1986. Ilmu Pen- (Pengalaman di Ussh Ho Chi
didikan Teoritis dan Praktis. Minh City-Universitas Nasional
Remaja Karya: Bandung Vietnam)” dalam Seminar Nasi-
onal Pendidikan Bahasa Indone-

346
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017

sia 2015, ISBN 2477-636X, hlm.


129-132.

Zabidin, Muhammad Ali dan Muly-


aningsih, Indrya. 2016. “Teori
Koneksionisme dalam Pembela-
jaran Bahasa Kedua Anak Usia
Dini” dalam Indonesian Language
Education and Literature, http://
www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/in-
dex.php/jeill/article/view/599/959
Vol. 1, No. 2, Desember ISSN
(online) 2502-2261.

347

Anda mungkin juga menyukai