Abstract
Learning a language means that one should not only pay attention to the rules of grammar
so as to be able to use the language properly, but one should also pay attention to the context
so that he / she is able to use the language well. The context in question is not only explic-
it but also implied. Context is implicitly understood only if language learners have cultural
knowledge. Likewise with the learners of the Indonesian language. As an eastern country that
upholds courtesy, Indonesian is very concerned about the use of word choices. Therefore,
Indonesian learners should not only be given correct language learning, but also be given
good language learning. Introduction with traditional culinary can be an alternative language
learning strategy. Traditional cuisine is an ethnic property owned by Indonesia. Rendang is
one of them. Rendang not only as a food that can satisfy the hunger, but bring with the local
custom, environment, and custom of society. Culinary rendang contains good educational val-
ue to be transformed. The value of education in culinary rendang is derived from the origin,
color, and materials. The value of education include the value of religious education, the value
of moral education, and the value of social education.
Keywords: rendang, culture, educational value
Abstrak
Belajar bahasa berarti seseorang tidak hanya harus memperhatikan kaidah-kaidah tata ba-
hasa sehingga mampu menggunakan bahasa dengan benar, tetapi sesorang juga harus mem-
perhatikan konteks sehingga ia mampu memnggunakan bahasa dengan baik. Konteks yang
dimaksud bukan hanya yang tersurat, tetapi juga tersirat. Konteks secara tersirat hanya dapat
dimengerti jika pembelajar bahasa memiliki pengetahuan tentang budaya. Demikian pun den-
gan para pembelajar bahasa Indonesia. Sebagai negara timur yang menjunjung sopan santun,
bahasa Indonesia sangat memperhatikan penggunaan pilihan kata. Oleh karena itu, pembe-
lajar bahasa Indonesia seharusnya tidak hanya diberikan pembelajaran bahasa yang benar,
tetapi juga diberikan pembelajaran bahasa yang baik. Perkenalan dengan kuliner tradisional
dapat dijadikan alternatif strategi belajar bahasa. Masakan tradisional merupakan kekayaan
etnik yang dimiliki Indonesia. Rendang ialah salah satunya. Rendang tidak hanya sebagai
makanan yang dapat memuaskan rasa lapar, akan tetapi membawa serta kebiasaan lokal,
lingkungan, dan adat tradisi masyarakatnya. Kuliner rendang mengandung nilai pendidikan
yang baik untuk ditransformasikan. Nilai pendidikan dalam kuliner rendang tersebut didapat
dari asal-usul, warna, dan bahan. Nilai pendidikan tersebut antara lain nilai pendidikan reli-
gius, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan sosial.
Kata Kunci : rendang, budaya, nilai pendidikan
1
Pascasarjana UNNES, desifajarsari@gmail.com
337
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang
338
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017
al suatu bangsa (Wurianto, 2015: 129). Adapun lingkungan bahasa yang dimak-
Bahasa menunjukkan budaya penggu- sud, misalnya: situasi di kelas saat pros-
nanya. Bahasa juga sebagai tingkah laku es pembelajaran berlangsung, di pasar,
sosial yang dipakai dalam komunikasi pusat perbelanjaan, restoran, percaka-
(Sumarsono, 2014: 19; Tarigan, 2009: pan sekelompok orang, saat menonton
32). televisi, ketika membaca media massa
atau berbagai bahan bacaan lain serta
Sebagai sarana komunikasi, ba- situasi-situasi lingkungan lainnya (Pur-
hasa berlandaskan pada budaya (Dard- ba, 2013: 14-15; Zabidin dan Mulyan-
jowidjojo, 2008: 16). Pilihan kata atau ingsih, 2016: 213).
pola kalimat dalam suatu daerah sangat
ditentukan oleh budaya. Pada saat ses- Salah satu pendekatan dalam
eorang berbahasa pasti akan memperha- pembelajaran bahasa adalah integrat-
tikan etika berbahasa. Etika ini terkait if. Pendekatan integratif dilandasi oleh
dengan kode bahasa, norma sosial, dan konsep bahwa bahasa mempunyai tali
sistem budaya yang berlaku dalam mas- - temali secara internal dan eksternal.
yarakat pengguna bahasa tersebut (Syai- Unsur secara internal, meliputi: fonem,
ri, 2013: 176). kata, frasa, klausa, dan kalimat. Adapun
secara eksternal, terkait dengan budaya
Misalnya penggunaan kata sapa- dan seluruh bidang kehidupan (Shafa,
an. Dalam bahasa Indonesia, terdapat TT: 1).
kosa kata ‘abang’ yang digunakan un-
tuk menyapa kakak laki-laki sebelum Ellis (dalam Chaer, 2003: 243)
namanya. Keadaan ini tentu saja ber- menyebutnya bahwa pembelajaran ba-
beda dengan bahasa Inggris yang ses- hasa masuk dalam kategori tipe natu-
eorang biasa disapa dengan menyebut ralistik, yakni tipe pembelajaran yang
namanya saja langsung oleh adiknya. bersifat alamiah dalam lingkungan mas-
Contoh tersebut menjadi bukti adanya yarakat. Oleh karena itu, pemahaman
keterkaitan antara bahasa dan budaya. terhadap budaya akan membantu keber-
hasilan seseorang dalam belajar bahasa.
Parbedaan bahasa dapat menye-
babkan perbedaan pola pikir (Chaer Budaya merupakan hasil cipta
dan Agustina, 1995: 220). Hal ini dapat karsa dan rasa manusia, baik konkret
diketahui dari pandangan hidup bang- maupun abstrak. Contoh budaya yang
sa-bangsa di Asia Tenggara yang cend- abstrak, antara lain: norma, etika, nilai,
erung hampir sama. Persamaan ini salah dan sopan santun. Adapun contoh bu-
satunya adalah karena faktor struktur daya yang konkret, antara lain: tem-
bahasa (Hidayat, 2014: 194). Contohn- pat, benda, makanan, baju, dan bahasa.
ya pada bahasa Cina dan Jepang. Persa- Kedua bentuk budaya itu tidak dapat
maan bahasa kedua negara tersebut juga dipisahkan satu sama lain. Keduanya
berimplikasi pada pandangan hidupnya. saling terkait dan mempengaruhi. Oleh
karena itu, pengajar harus menumbuh-
Keberhasilan dalam pembelajaran kan dan mengembangkan minat untuk
bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor. mempelajari bahasa dengan memperke-
Salah satunya adalah faktor lingkungan. nalkan budaya-budaya yang ada (An-
Kualitas lingkungan bahasa sangat pent- dayani, 2014: 402).
ing bagi seorang pembelajar bahasa.
339
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang
Tak seorang yang tak mengenal Ditinjau dari asal katanya, ren-
kuliner. Kuliner bersinonim dengan dang bukanlah nama kuliner, melainkan
makanan. Lebih lengkapnya, kuliner teknik memasak, yaitu cara mengaw-
merupakan hasil olahan yang berupa etkan daging dengan merendam dalam
masakan yang terkait dengan kekhasan santan disertai rempah-rempah yang
di suatu daerah. Sama seperti baha- dipanaskan dengan api. Proses pema-
sa, kuliner merupakan salah satu ben- nasan diaduk secara terus-menerus den-
tuk budaya. Makanan yang terdapat di gan memperhatikan besar kecil api yang
suatu daerah menunjukkan budaya mas- dibutuhkan.
yarakat daerah tersebut.
Rendang merupakan kuliner wari-
Saat ini, makanan daerah sudah san budaya masyarakat Minangkabau.
mulai tergeser oleh produk-produk as- Para pakar di bidang kuliner tradisional
ing atau berorientasi makanan asing. meyakini bahwa rendang sudah dikenal
Makanan tersebut biasanya disajikan di sejak tahun 1550 M. Pada masa itu mas-
warung-warung pinggir jalan dan ber- yarakat di Nusantara masih sangat se-
harga murah serta ramai oleh pelanggan. derhana. Mereka hidup berpindah-pin-
Kegiatan berkuliner dapat dilakukan dah tempat dan membutuhkan cara
dengan mencicipi makanan di restoran mengawetkan daging untuk persediaan
etnik, mengunjungi festival makanan, makan. Salah satu cara penyiasatan da-
mencoba makanan pada saat melakukan lam memenuhi kebutuhan pangan yang
perjalanan wisata bahkan memasak di mereka lakukan adalah dengan mem-
rumah (Sandy, 2007: 2). buat rendang.
340
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017
dikeluarkan, yaitu kuliner tiga warna. tiga bahan pokok, mengandung mak-
Konsep kuliner tiga warna adalah hasil na: (a) daging (daging sapi), sebagai
dari putusan lembaga adat dan diimple- bahan utama, pelambang niniak ma-
mentasikan dalam kehidupan sehari-hari mak (paman) dan bundo kanduang (ibu)
yang terdiri atas kuliner warna (1) kun- yang akan memberi kemakmuran ke-
ing adalah kuliner gulai cubadak (nang- pada anak dan kemenakan, (b) karam-
ka, rebung, dan kol) yang dicampur den- bia (kelapa), merupakan lambang kaum
gan daging, (2) warna merah merupakan cerdik pandai (kaum intelektual) yang
gorengan ikan atau telur yang diberi berfungsi sebagai dinamisator kelom-
cabai merah, dan (3) warna hitam adalah pok dan individu dalam masyarakat Mi-
rendang daging dan santan serta bumbu nangkabau, (c) lado (cabai), merupakan
rempah. simbol alim ulama yang pedas, tegas un-
tuk mengajarkan syarak (agama). Keti-
Warna kuning merupakan simbol ga aspek bahan utama rendang itu diikat
kebesaran, keagungan yang tercermin oleh pemasak (bumbu), yaitu simbol
dalam warna lokal dalam upacara ritu- dari keseluruhan masyarakat Minangk-
al adat di minangkabau. Warna kuning abau. Tiga makna relasi kuliner rendang
artinya muda, gembira, semangat atau tersebut adalah refleksi stratifikasi sosial
spirit kedinamisan. Warna kuning ada- masyarakat Minangkabau. Posisi utama
lah warna yang meningkatkan daya hid- berada pada niniak mamak dan bundo
up dan sifat pengikat persahabatan yang kanduang yang menentukan generasi
kuat dan langgeng. Warna merah ada- masa depan, kaum cerdik pandai ada-
lah keberanian dan pantang menyerah, lah stratifikasi yang menjadi dinamisa-
kuat,berani, dan percaya diri dan ber- tor generasi yang menentukan kualitas
gairah. Merah mempunyai banyak arti pemimpin masyarakat dan kaum ulama
dalam berbagai ekspresi seni, yaitu mu- adalah komunitas ang menegakkan sya-
lai dari sifat cinta yang menggairahkan, riah dan moral masyarakat Minangka-
motivasi yang memacu detak jantung bau.
dan membuat nafas dipacu lebih cepat.
Adapun warna hitam memiliki kesan Pada pesta-pesta adat yang diang-
kuat, tidak lapuk oleh hujan dan tidak gap besar, rendang dikerjakan oleh para
lekang oleh panas. Maka warna ini dise- laki-laki secara berkelompok. Pada ke-
but warna abadi. Kesan yang lain adalah giatan sehari-hari dikerjakan oleh per-
fleksibel dan bersifat bijaksana. Warna empuan. Secara alami, bahwa laki-laki
rendang yang digolongkan sebagai je- memiliki stamina tubuh yang lebih kuat.
nis kuliner hitam dimaksudkan sebagai Kondisi ini dapat dianalisi secara struc-
jenis makanan yang awet. Orang yang tural interpretative. Ritual yang berelasi
memakan rendang tidak dibutuhkan dengan rutinitas bagaikan pembagian
tenaga kekuatan rahang yang kuat kare- kerja antara laki-laki dan perempuan.
na daging yang telah diolah dengan cara Kondisi budaya yang bertolak dari
rendang itu telah menjadi lembut, teta- pembagian kerja memasak rendang ini
pi bumbu yang ada di dalamnya sangat membawa karakteristik laki-laki Mi-
kuat. nangkabau harus merantau dan perem-
puan tinggal di rumah. Hal ini sejalan
Secara filosofi adat dan budaya dengan pepatah petitih alam takambang
Minangkabau, rendang memiliki posi- jadi guru, artinya dalam perantauan yang
si terhormat. Rendang yang terdiri atas menunjukkan bahwa alam yang maha
341
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang
luas ini adalah tempat belajar. Dorongan religi tidak hanya menyangkut segi ke-
merantau disebabkan oleh kesadaran so- hidupan secara lahiriah melainkan juga
sial para pemuda yang ingin mencapai menyangkut keseluruhan diri pribadi
peningkatan status sosial, menjadi orang manusia secara total dalam integrasin-
yang berguna (cerdik pandai dan ulama) ya hubungan ke dalam keesaan Tuhan
adalah posisi yang dianggap ‘matang’. (Rosyadi, 1995: 90). Nilai-nilai religius
Kesadaran sosial ini sama dengan bertujuan untuk mendidik agar manusia
proses merendang yang diaduk secara lebih baik menurut tuntunan agama dan
terus-menerus. Hal ini sesuai dengan selalu ingat kepada Tuhan.
pepatah Minangkabau “karatau madang
dihulu, babuah babungo balun” yang Nilai Religi dalam kuliner ren-
artinya lebih baik pergi merantau karena dang dapat dilihat melalui simbol lado
di kampung belum berguna. (cabai). Cabai dimaknai sebagai alim
ulama yang harus memiliki sifat seperti
Rendang tidak hanya hadir sebagai cabai yakni pedas dan tegas untuk men-
produk kuliner yang dapat dijumpai gajarkan agama. Kaum ulama adalah
pada setiap Rumah Makan Padang atau komunitas yang meneggakkan syariah
sebagai produk komersial semata, tetapi dan moral masyarakat. Ulama adalah
juga sebagai produk budaya yang men- penyangga moral masyarakat.
gandung makna filosofi yang dalam.
Rendang menampilkan identitas budaya 3) Nilai Pendidikan Moral dalam
Minangkabau yang bertumpu pada nilai Kuliner Rendang
moralitas adat yakni bahwa adat ber-
sandi syarak, syarak bersandi kitabul- Uzey (2009: 2) berpendapat
lah. Makna yang dapat dikenali dalam bahwa nilai moral adalah suatu bagian
struktur sosial Minang yang sangat kuat dari nilai, yaitu nilai yang menangani
mengkonstruksi individu pada strata hi- kelakuan baik atau buruk dari manu-
rarkis, yaitu menempatkan alim ulama sia. Moral selalu berhubungan dengan
sebagai penyangga moral masyarakat nilai, tetapi tidak semua nilai itu adalah
dengan moral Islami melalui surau. Ada- nilai moral. Moral berhubungan dengan
pun anak yang tumbuh menjadi dewasa kelakuan atau tindakan manusia. Nilai
dikondisikan untuk mempelajari agama moral inilah yang lebih terkait dengan
di surau-surau bersama para alim ulama. tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.
Untuk memperoleh ilmu yang lebih luas
Rendang terbuat dari tiga bahan
dan mendalam, mau tidak mau, mereka
pokok yakni daging, cabai, dan kelapa.
harus mencari ilmu di tempat lain. Hal
Kelapa inilah yang disimbolkan memili-
ini menyebabkan masyarakatnya men-
ki nilai pendidikan moral. Kelapa diarti-
yadari bahwa secara struktural, pemuda
kan sebagai candik pandai (masyarakat
akan terdorong untuk merantau.
terpelajar) dinamisator masyarakat. Ses-
2) Nilai Pendidikan Religi dalam eorang haruslah menuntut ilmu agar ter-
Kuliner Rendang pelajar dan mampu bertanggung jawab
terhadap prilakunya juga untuk menjadi
Nilai pendidikan Religi merupa- penggerak ke arah kemajuan di mas-
kan suatu kesadaran yang menggeja- yarakat lingkungannya.
la secara mendalam dalam lubuk hati
manusia sebagai human nature. Nilai Warung makan padang yang
342
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017
343
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang
Namun demikian, strategi ini ti- pengetahuan tentang tempat kuliner tr-
dak dapat sering-sering dilakukan. Pal- adisional Indonesia. Dengan kegiatan
ing tidak kegiatan ini dapat dilakukan belajar melalui kuliner ini, pembela-
satu kali dalam tiga bulan. Kegiatan ini jar dapat mengenal latar belakang bu-
juga dapat digunakan sebagai penyeg- daya di balik suatu hidangan yang ada
aran sehingga pembelajar tidak merasa di Indonesia. Berawal dari menikmati
bosan. Beberapa kekurangan yang mun- makanan kemudian mengenal selanjut-
cul jika kegiatan wisata ini dilakukan nya menyukai. Pengenalan ini dihara-
terlalu sering, antara lain: boros. Pem- pkan dapat menumbuhkan motivasi
belajaran seperti ini memerlukan biaya dalam belajar bahasa Indonesia. Walau
lebih. bagaimana pun, keberhasilan pembela-
jaran sangat dipengaruhi oleh motivasi
Berikut ini hal-hal yang dapat pembelajar.
diperoleh oleh pembelajar dengan
menggunakan strategi kuliner. Pertama, Keempat, melalui wisata kulin-
pembelajar dapat berinteraksi langsung er, pembelajar dapat mengetahui dan
dengan masyarakat atau orang lain di mengenal selera masyarakat. Rasa dan
luar sekolah. Hasil dari belajar itu sendi- aroma masakan dapat juga digunakan
ri adalah pembelajar diharap dapat ber- untuk mengetahui karakter seseorang.
komunikasi dengan menggunakan ba- Misalnya, Padang merupakan daerah di
hasa Indonesia dengan baik dan benar. mana kaum laki-laki diharapkan meran-
Bahasa Indonesia yang benar terkait tau atau pergi dari tanah kelahiran jika
dengan kaidah dan dalam situasi formal. sudah besar. Oleh karena itu, sangat
Adapun bahasa Indonesia yang baik ter- wajar jika Rumah Makan Padang pada
kait dengan kesopanan atau rasa bahasa. akhirnya tidak sulit sering dijumpai di
Ketika berinteraksi dengan masyarakat, mana-mana tidak hanya di Padang.
pembelajar diharapkan dapat mengeta-
hui dan mempraktikkan perbedaan an- Adapun hal positif yang diper-
tara bahasa Indonesia yang benar dan oleh pengajar dengan menggunakan
yang baik. strategi kuliner sebagai berikut. Perta-
ma, pengajar tidak terlalu berat dalam
Kedua, pembelajar dapat mengajar. Wisata budaya dan kuliner
menambah perbendaharaan kata. Den- dapat menjadi alternatif. Pengajar ti-
gan kuliner khas Padang, pembelajar dak perlu bersusah payah mengajarkan,
dapat memperoleh kosakata atau isti- tetapi cukup dengan menyimak dan
lah-istilah tradisional (kedaerahan) yang memberitahukan yang benar jika pem-
sebelumnya tidak ditemukan di dalam belajar melakukan kesalahan. Hal ini
kelas. Hal ini karena kosakata yang karena pengajar terbantu oleh komuni-
diajarkan di dalam kelas cenderung kasi langsung yang dilakukan oleh pem-
menggunakan ragam resmi. Sementa- belajar dengan masyarakat.
ra, kosakata yang ada di rumah makan
cenderung beragam santai. Selain itu, Kedua, pengajar dapat menga-
perbendaharaan kosakata pembelajar jarkan beberapa kemampuan berbahasa.
terkait budaya dan kuliner menjadi ber- Dengan wisata budaya dan kuliner ini,
tambah. pengajar dapat secara integral menga-
jarkan empat keterampilan berbahasa,
Ketiga, pembelajar mendapat baik menyimak, berbicara, membaca,
344
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017
345
Dwi Desi Fajarsari :
Nilai Pendidikan dalam Kuliner Rendang
Mulyaningsih, Indrya, dkk. 2015. “En- Syairi, Khairi Abu. 2013. “Pembelaja-
couraging Scientific Writing: An ran Bahasa dengan Pendekatan
Explorative Study on the Indo- Budaya” dalam Dinamika Ilmu
nesian General Course Learned Vol.13, No. 2, Desember, hlm.
at Islamic Colleges in Cirebon 174-188.
Regency, West Java Province,
Indonesia” dalam International Tarigan, Henry Guntur. 2009. Psikolin-
Journal of Science and Research guistik. Bandung: Angkasa.
(IJSR), http://www.ijsr.net/ar-
Wurianto, Arif Budi. 2015. “Pembelaja-
chive/v4i6/SUB156015.pdf ISSN
ran Bahasa Indonesia Bermuatan
(Online): 2319-7064, Vol. 4, Issue
Budaya sebagai Penguatan Mas-
6, Juni, hlm. 2900-2907.
yarakat Ekonomi Asean (MEA)
Purwanto, Ngalim. M. 1986. Ilmu Pen- (Pengalaman di Ussh Ho Chi
didikan Teoritis dan Praktis. Minh City-Universitas Nasional
Remaja Karya: Bandung Vietnam)” dalam Seminar Nasi-
onal Pendidikan Bahasa Indone-
346
Buletin Al-Turas
Mimbar Sejarah,Sastra,Budaya, dan Agama - Vol. XXIII No.2, Juli 2017
347