Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN KOMUNITAS

Manajemen pelayanan kesehatan komunitas merupakan pengelolaan upaya kesehatan


yang terpadu, berkesinambungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi upaya peningkatan,
pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan adalah sebuah
sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
(Notoatmojo, 2015)

Sesuai Astana Global Conference on Primary Health Care, tingkat komunitas


merupakan platform yang tidak terpisahkan bagi pelayanan kesehatan primer, kunci bagi
pemberian layanan dan fungsi-fungsi kesehatan masyarakat esensial, dan bagi keterlibatan
serta pemberdayaan masyarakat mengenai kesehatan mereka. Pelayanan kesehatan berbasis
komunitas mencakup layanan yang diberikan oleh berbagai tenaga kesehatan komunitas
sesuai pelatihan dan kapasitasnya. Tenaga kesehatan komunitas mencakup tenaga kesehatan
baik awam maupun profesional, formal maupun informal, dibayar maupun tidak, serta tenaga
yang berbasis di fasilitas yang mendukung dan mengawasi serta memberikan layanan dan
kampanye penjangkauan. Kelompok pekerjaan tertentu dan perannya juga akan disoroti jika
sesuai. Di setiap komunitas, terdapat aktor, hubungan, dan proses setempat yang berkaitan
dengan sektor kesehatan dan menjadi komponen inti pemberian pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan berpusat pada orang dan membangun ketangguhan sistem kesehatan. Aktor-
aktor terkait meliputi pemerintah, pemimpin keagamaan, dan lembaga swadaya masyarakat
(LSM) serta kelompok komunitas setempat, seperti kelompok wanita, pramuka, dan
kelompok pemuda. Sebagai anggota masyarakat yang terpercaya, tenaga kesehatan
komunitas biasanya memiliki hubungan yang kuat dengan kelompok-kelompok ini (World
Health Organization, 2020).

Pelayanan kesehatan di komunitas menjadi aspek penting untuk meningkatkan


kualitas kesehatan di komunitas, baik individu, keluarga, dan masyarakat. Dalam melakukan
pelayanan kesehatan di komunitas bidan sangat berperan penting dalam menciptakan
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, dan pemberdayaan wanita. Pelayanan kesehatan
merupakan sistem yang membutuhkan kolaborasi antar sumber daya di masyarakat untuk
mencapai tujuan kesehatan masyarakat. (World Health Organization dan United Nations
Children’s Fund (UNICEF), 2020).
Manajemen pelayanan kesehatan komunitas harus dilakukan berdasarkan fungsi-
fungsinya, diantaranya:

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pertama dalam manajemen pelayanan kesehatan di
komunitas. Dalam proses ini harus merumuskan tujuan, menyusun dan menetapkan
rangkaian kegiatan dan mendayagunakan sumber daya yang tersedia demi mencapai
tujuan. Misalnya, contoh perencanaannya:
- Menyelenggarakan rencana pelatihan terkait psoyandu untuk kader
- Menyelenggarakan kelas remaja, dsb
Dalam proses perencanaan di pelayanan kesehatan harus dilakukan langkah-langkah,
sesuai besaran permasalahan yang terjadi di komunitas. Berikut merupakan langkah-
langkah perencanaan di pelayanan kesehatan:
a) Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah akan membantu dalam mengkaji suatu masalah kesehatan
di komunitas beserta faktor risikonya (lingkungan dan perilaku masyarakat).
Terdapat beberapa metode untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat,
yaitu menggunakan pohon masalah, fish bone, dan analisis SWOT. Metode ini
digunakan untuk mempermudah dalam proses identifikasi masalah dari akar
penyebab permasalahan.
b) Menetapkan Prioritas Masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah yaitu menetapkan prioritas masalah.
Menetapkan prioritas masalah dilakukan untuk menentukan besarnya masalah,
luasnya masalah, dampak masalah, besarnya akibat masalah, dan tingkat kemudahan
untuk mengatasinya
c) Menetapkan Tujuan Program, Meliputi Tujuan Umum Dan Khusus
Setelah menetaptkan prioritas masalah kemudian menetapkan tujuan program.
Tujuan program ini dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan program. Selain
itu, dalam menerapkan tujuan harus sesuai dengan masalah yang ditetapkan
sebelumnya.
d) Menetapkan Rencana Kegiatan
Menetapkan rencana kegiatan meliputi beberapa tahap, diantaranya tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian
e) Menetapkan Sasaran
Dalam tahap ini harus ditetapkan siapa sasaran yang akan terlibat dalam suatu
program, misalnya ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, lansia atau remaja.
f) Menyusun Organisasi dan Staf
Tahap ini meliputi sumber daya, diantaranya susmber daya manusia (SDM), sarana
dan fasilitas, dana, serta informasi
g) Menyusun Rencana Anggaran
Dalam menyusun rencana anggaran harus disesuaikan dengan program yang
direncanakan.
h) Menyusun Rencana Evaluasi
Tahap ini adalah sebagai cara agar bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sebagai petunjuk pelaksanaan, dan menjamin penggunaan sumber daya secara
efektif.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan di komunitas adalah untuk menetapkan dan
mengatur sumber daya manusia sesuai tugas dan wewenang agar program yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik dan semua tujuan dapat dicapai. Terdapat dua
hal yang mencakup pengorganisasian, diantaranya:
a) Pengorganisasian Kegiatan
b) Pengorganisasian Tenaga Pelaksana

Hasil dari pengorganisasian ini adalah terbentuknya struktur organisasi yang merupakan
perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksana.

Yang termasuk dalam pengorganisasian, diantaranya:

a) Puskesmas
b) Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
c) Polindes
d) Balai Desa
e) PKK
3. Pelaksanaan
Setelah ditetapkan perencanaan dan pengorganisasian maka dilakukan
pelaksanaan/actuating. Tahapa pelaksanaan merupakan usaha keseluruhan anggota untuk
berupaya dalam mewujudkan tujuan, yaitu tujuan merealisasikan program untuk
meningkatkan kualitas kesehatan di komunitas.
4. Pengawasan (Monitoring)
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan kegiatan atau pelaksanaan
kegiatan suatu program yang selanjutnya akan dilakukan pengarahan sehingga tujuan
yang ditetapkan bisa tercapai.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah perosedur penilaian dari hasil kerja secara sitematik, dengan
membandingkan dengan standard. Tujuan proses evaluasi adalah:
a) Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan program dan perencanaan program
kesehatan
b) Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang sedang berjalan.
c) Sebagai alat untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih baik dari
sebelumnya

Evaluasi suatu program kesehatan dilakukan terhadap tiga hal yaitu evaluasi proses
untuk menilai pelaksanaan program, evaluasi hasil program untuk menilai sejauh mana
program tersebut berhasil, dan evaluasi dampak program untuk menilai sejauh mana
program itu berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.

Dalam proses ini juga meninjau beberapa aspek, diantaranya:

a) Output atau hasil pelaksanaan dari suatu program. Hal yang ditinjau pada aspek ini
merupakan cakupan kegiatan program. Misalnya: jumlah sasaran masyarakat yang
mengikuti program atau menerima pelayanan kesehatan
b) Effect
Aspek ini akan meninjau efek dari kegiatan suatu program atau pemberian pelayanan
kesehatan. Misalnya perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil setelah
diberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan terkait gizi ibu hamil
c) Impact
Aspek ini akan menilai perubahan atau dampak dari suatu program, termasuk
perubahan status kesehatan masyarakat.

Sumber:
1. Lusiana Sinta Bustami AAI, Detty Iryani, Yulizwati. Buku Ajar Kebidanan
Komunitas. Padang: CV. Rumah Kayu Pustaka Utama; 2017.
2. Syamsul Arifin FR, Anggun Wulandari, Vina Yulia Akbar. Buku Ajar Dasar-
Dasar Manajemen Kesehatan. Banjarmasin: Pustaka Banua; 2017.
3. World Health Organization dan United Nations Children’s Fund (UNICEF).
World Health Organization dan United Nations Children’s Fund (UNICEF),
2020. diakses dari WHO/2019 nCoV/Comm_health_care/2020.1
4. Soekidjo Notoatmodjo. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai