Anda di halaman 1dari 11

A.

Pegertian Sistem Informasi Kesehatan


Sistem Informasi Kesehatan Adalah Seperangkat Tatanan Yang Meliputi Data, Informasi,
Indikator, Prosedur, Perangkat, Teknologi, Dan Sumber Daya Manusia Yang Saling Berkaitan Dan
Dikelola Secara Terpadu Untuk Mengarahkan Tindakan Atau Keputusan Yang Berguna Dalam
Mendukung Pembangunan Kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan Yang Terintegrasi Adalah Sistem
Informasi Kesehatan Yang Menyediakan Mekanisme Saling Hubung Antar Subsistem Informasi Dan
Lintas Sistem Informasi Dengan Berbagai Cara Yang Sesuai Dengan Keperluannya, Sehingga Data
Dari Suatu Sistem Atau Subsistem Secara Rutin Dapat Melintas/Mengalir, Menuju Atau Diambil Oleh
Satu Atau Lebih Sistem Atau Subsistem Yang Lain. (Sumber : Permenkes Ri No 97 Tahun 2015
Tentang Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019)
Sistem Informasi Kesehatan Disebut Sebagai Salah Satu Komponen Yang Mendukung Suatu
Sistem Kesehatan, Di Mana Sistem Kesehatan Tidak Bisa Berfungsi Tanpa Satu Dari Komponen -39-
Tersebut. Sistem Informasi Kesehatan Bukan Saja Berperan Dalam Memastikan Data Mengenai
Kasus Kesehatan Dilaporkan Tetapi Juga Mempunyai Potensi Untuk Membantu Dalam
Meningkatkan Efisiensi Dan Transparansi Proses Kerja. (Sumber : Permenkes Ri No 97 Tahun 2015
Tentang Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019)
B. Komponen Sistem Informasi Kesehatan

Seperti Sistem Lainnya, Sistem Informasi Kesehatan Terdiri Dari Komponenyang Saling
Berhubungan Yang Dapat Dikelompokkan Dalam Dua Bagian Yaitu:

1. Proses Informasi, Yang Terdiri Dari:


a. Pengumpulan Data
b. Pengiriman Data
c. Pengolahan Data
d. Analisis Data
e. Penyajian Informasi

Pemantauan Dan Penilaian Proses Tersebut Memungkinkan Gabunganmasukan Yang Benar


Menghasilkan Tipe Keluaran Yang Benar Pada Waktu Yang Tepat.

2. Manajemen Sistem Informasi, Yang Terdiri Dari:


a. Sumber Daya Sistem Informasi Kesehatan Meliputi Orang-Orang(Perencana, Manajer,
Ahli Statistik, Ahli Epidemiologi, Pengumpul Data),Perangkat Keras (Register, Telepon,
Komputer), Perangkat Lunak (Kertaskarbon, Format Laporan, Program Pengolah Data)
Dan Sumber Dana.
Aturan-Aturan Organisasi, Misalnya Penggunaan Standar Diagnosa Danpenanganan, Uraian
Tugas Petugas, Prosedur Manajemen Distribusi. Sumber : Tim Pengajar Fkm-Unsrat. 2014. Modul
Sistem Informasi Kesehatan: Konsep Dasar Dan Penerapan Sistem Informasi Kesehatan. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado
b.

Peran Sistem Informasi Kesehatandalam Manajemen Kesehatan

C. Sistem Informasi Kesehatan Di Indonesia


Departemen Kesehatan Sudah Sejak Lama Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional (Siknas), Yaitu Semenjak Diciptakannya Sistem Pencatatandan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (Sp2tp) Pada Awal Tahun 1970an.Pengembangan Siknas Ini Semakin Ditingkatkan
Dengan Dibentuknya Pusat Datakesehatan Pada Tahun 1984. Sumber : Tim Pengajar Fkm-Unsrat.
2014. Modul Sistem Informasi Kesehatan: Konsep Dasar Dan Penerapan Sistem Informasi Kesehatan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

Gambar 3.1. Kedudukan Sik Dalam Sistem Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan Yang Terintegrasi Harus Mampu Interoperabilitas Dan


Interkonektivitas Tidak Hanya Dengan Subsistem-Subsistem Informasi Di Internal Kesehatan Tetapi
Dengan Sistem-Sistem Informasi Lainnya Yang Terkait. Sistem Informasi Kesehatan Yang Terintegrasi
Akan Melingkupi Seluruh Entitas Pemangku Kepentingan Baik Sumber Data, Pengelola Data,
Maupun Pengguna Data. Sistem Informasi Kesehatan Yang Terintegrasi Sekurang-Kurangnya Akan
Mencakup Sistem Informasi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas Dan Jaringannya Serta
Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerjanya) Sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama, Sistem Informasi Di Rumah Sakit Sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan, Sistem
Informasi Di Dinas Kesehatan Kabuparen/Kota Dan Dinas Kesehatan Provinsi, Sistem Informasi Di
Kementerian Kesehatan, Dan Sistem Informasi Di Bpjs Kesehatan, Serta Sistem Informasi Di Lintas
Sektor. (Sumber : Permenkes Ri No 97 Tahun 2015 Tentang Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan
Tahun 2015-2019)
Integrasi Sebagaimana Dimaksud Di Atas Bukan Berarti Harus Dilakukan Penyatuan Antara
Sistem-Sistem Informasi Itu, Tetapi Menyediakan Mekanisme Saling Hubung Untuk Melakukan
Pertukaran Data Sesuai Peran Dan Tanggung Jawab Masing-Masing. Bila Digambarkan Model
Arsitektur Sistem Informasi Kesehatan Nasional Yang Terintegrasi Adalah Seperti Gambar Di Bawah
Ini. (Sumber : Permenkes Ri No 97 Tahun 2015 Tentang Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan
Tahun 2015-2019)
Gambar 5.3. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Strategi Memperkuat Perangkat Sistem Informasi Kesehatan Di Pusat Dan Daerah Adalah
Menyediakan Perangkat Sistem Informasi Kesehatan Yang Kuat Baik Di Pusat Maupun Daerah Yang
Mencakup Antara Lain Aplikasi Sistem Informasi Puskesmas, Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit,
Dan Jaringan Komunikasi Data, Serta Infrastruktur Pusat Jaringan (Data Center). Sedangkan Tujuan
Strategi Ini Adalah Tersedianya Perangkat Sistem Informasi Kesehatan Yang Kuat Baik Di Pusat
Maupun Daerah Mengoptimalkan Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Yang Efisien. Upaya
Yang Dilakukan Dalam Strategi Ini Antara Lain Adalah (1) Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Sikda
Generik Atau Aplikasi Lain Yang Setara; (2) Bimbingan Teknis Dan Pendampingan Penggunaan
Aplikasi Sikda Generik Atau Aplikasi Lain Yang Setara; (3) Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Sirs; (4)
Bimbingan Teknis Dan Pendampingan Penggunaan Aplikasi Sirs; (5) Evaluasi Untuk Memetakan
Kemampuan Dan Kebutuhan Infrastruktur; (6) Penyediaan Jaringan Komunikasi Data; (7) Penyediaan
Infrastruktur Pusat Jaringan (Data Center); Dan (8) Koordinasi Dan Advokasi Lintas Sektor/Lembaga
Dalam Penyediaan Jaringan Komunikasi Data Di Daerah.(Sumber : Permenkes Ri No 97 Tahun 2015
Tentang Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019)
Menurut World Health Organization (Who) Bahwa Suatu Sistem Informasi Kesehatan Tidak
Dapat Berdiri Sendiri, Melainkan Sebagai Bagian Dari Suatu Sistemkesehatan. Sistem Informasi
Kesehatan Yang Efektif Memberikan Dukungan Informasi Bagiproses Pengambilan Keputusan Semua
Jenjang. Sistem Informasi Harus Dijadikan Sebagai Alat Yang Efektif Bagi Manajemen. Who Juga
Menyebutkan Bahwa Sik Merupakan Salah Satu Dari 6 Komponen Utama Dalam Suatu Sistem
Kesehatan. Enam Komponen Sistem Kesehatan Tersebut Adalah:
1. Service Delivery / Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
2. Medical Products, Vacines, And Technologies / Produk Medis, Vaksin, Dan
Teknologikesehatan
3. Health Workforce / Tenaga Kesehatan
4. Health System Financing / Sistem Pembiayaan Kesehatan
5. Health Information System / Sistem Informasi Kesehatan
6. Leadership And Governance / Kepemimpinan Dan Pemerintahan
Sik Disebut Sebagai Salah Satu Dari 7 Komponen Yang Mendukung Suatu System Kesehatan,
Dimana Sistem Kesehatan Tidak Bisa Berfungsi Tanpa Satu Dari Komponen Tersebut. Sik Bukan Saja
Berperan Dalam Memastikan Data Mengenai Kasus Kesehatandilaporkan Tetapi Juga Mempunyai
Potensi Untuk Membantu Dalam Meningkatkan Efisiensidan Transparansi Proses Kerja. Sistem
Kesehatan Nasional Terdiri Dari Dari Tujuh Subsistem, Yaitu :
1. Upaya Kesehatan;
2. Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan;
3. Pembiayaan Kesehatan;
4. Sumber Daya Manusia Kesehatan;
5. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Dan Makanan;
6. Manajemen, Informasi, Dan Regulasi Kesehatan; Dan
7. Pemberdayaan Masyarakat. Sumber : Tim Pengajar Fkm-Unsrat. 2014. Modul Sistem
Informasi Kesehatan: Konsep Dasar Dan Penerapan Sistem Informasi Kesehatan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

D. Jenis- Jenis Kebudayaan Dibidang Kesehatan Di Indonesia

Menurut Dede, Nasrullah Dkk (2019) Masing-Masing Kebudayaan Memiliki Berbagai


Pengobatan Untuk Penyembuhan Anggota Masyarakatnya Yang Sakit.Berbeda Dengan Ilmu
Kedokteran Yang Menganggap Bahwa Penyebab Penyakit Adalah Kuman Penyebab Penyakit ,
Kemudian Diberi Obat Antibiotik Dan Obat Tersebut Dapat Mematikan Kuman Penyebab
Penyakit.Pada Masyarakat Tradisional , Tidak Semua Penyakit Itu Disebabkan Oleh Penyebab
Biologis.Kadangkala Mereka Menghubung-Hubungkan Dengan Sesuatu Yang Ghaib,Sihir,Roh Jahat
Atau Iblis Yang Mengganggu Manusia Dan Menyebabkan Sakit. Berikut Adalah Jenis -Jenis
Kebudayaan Dibidang Kesehatan Di Indonesia :

1. Jenis Kelamin Bayi Berdasarkan Bentuk Perut Sang Ibu,Ini Sangat Lazim Kita Dengar. Jika
Bayi Dalam Kandungan Perempuan Maka Perut Ibu Cenderung Membundar Penuh.
Sementara Itu, Jika Bayi Yang Dikandung Laki-Laki Maka Perut Sang Ibu Membulat Tetapi
Terlihat Meruncing. Banyak Yang Mendapati Hal Tersebut Benar Sehingga Lambat Laun
Banyak Yang Mengira Hal Tersebut Merupakan Fakta Medis. Namun Sebenarnya Bukan.
Bentuk Perut Ini Dan Jenis Kelamin Tidak Memiliki Korelasi Yang Jelas Sebab Rupa Perut Saat
Hamil Dipengaruhi Oleh Kekuatan Otot Perut Ibu Dan Juga Posisi Bayi Di Dalam Perut. Jika
Posisi Bayi Melintang Maka Dipastikan Perut Si Ibu Akan Melebar Ke Samping. Dan, Jika
Volume Ketuban Berlebih Maka Tentu Perut Ibu Akan Lebih Besar Bukan? Lebih Lanjut, Para
Peneliti Juga Menemukan Fakta Bahwa Jika Wanita Baru Pertama Kali Mengandung,
Perutnya Cenderung Bulat Meruncing Sebab Otot Di Perutnya Masih Kuat Menopang
Rahim. Dan Pada Kehamilan Berikutnya Akan Bertambah Besar Tetapi Tidak Lagi Runcing
Karena Otot Perut Tak Lagi Kuat Menopang Rahim Layaknya Di Kehamilan Pertama.
2. Jangan Mempersiapkan Perlengkapan Bayi Sebelum Kelahiran ! Tak Jarang Yang Amat
Sangat Mempercayainyanya Meski Jika Dinalar Cukup Menggelikan. Mungkin Dahulu Para
Orang Tua Kita Di Masa Lampau Jera Membeli Perlengkapan Bayi Laki-Laki Dan Yang Lahir
Adalah Bayi Perempuan. Betapa Ruginya! Namun Saat Ini Teknologi Sudah Demikian Maju.
Kita Sudah Bisa Memastikan Kelamin Sang Bayi Di Usia Kehamilan Tertentu. Dan Alangkah
Repotnya Jika Semua Perlengkapan Dibeli Setelah Bayi Lahir, Bukan?
3. Ibu Hamil Dan Suami Tidak Diperbolehkan Membunuh Binatang. Larangan Ini Harus
Dilakukan Jika Tidak Maka Bayi Yang Ada Di Dalam Rahim Si Ibu Akan Cacat. Membunuh
Binatang Memang Perbuatan Yang Buruk, Hamil Atau Tidak, Tetap Tak Diperkenankan! Dan,
Kalaupun Anda Yang Sedang Hamil Terpaksa Membunuh Kecoa, Percayalah Bahwa Bayi
Dalam Perut Anda Baik-Baik Saja!
4. Ibu Hamil Harus Selalu Membawa Gunting Atau Pisau Dan Disimpan Atau Direkatkan Di
Pakaian.. Padahal, Betapa Berbahayanya Membawa Benda Tajam Saat Beraktifitas. Jangan
Cemaskan Soal Mahluk Halus! Benda Semacam Gunting Dan Pisau Bukan Aksesoris Dan
Sama Sekali Bukan Hal Yang Bisa Melenyapkan Makhluk Astral.
5. Jangan Memakai Sendok Besar Saat Makan, Nanti Mulut Bayi Dower! Jika Dipikir-Pikir Tak
Ada Hubungannya Sama Sekali. Tapi Di Luar Dari Pada Konteks Kehamilan, Memakai Sendok
Yang Terlalu Besar Akan Sangat Merepotkan Bukan?
6. Melihat Seseorang Berwajah Buruk Akan Membuat Wajah Bayi Anda Ikut Buruk. Melihat
Saja Bukan Hal Yang Salah Kecuali Jika Anda Mencela! Namun Bagaimanapun Tak Ada
Hubungannya Dengan Wajah Sang Bayi. Hal Tersebut Genetis!
7. Tangan Dan Kaki Bayi Harus Selalu Ditutup Dengan Sarung Tangan/Kaki. Faktanya: Boleh-
Boleh Saja Asal Dipakaikan Kala Udara Dingin Atau Untuk Menghindari Bayi Terluka Saat
Ditinggal. Di Luar Itu, Sebaiknya Bayi Tak Usah Dipakaikan Sarung. “Pemakaian Sarung
Justru Akan Mengurangim Perkembangan Indera Perasa Bayi”.
8. Bayi Dibedong Agar Kaki Tidak Bengkok. Padahal Bedong Bisa Membuat Peredaran Darah
Bayi Terganggu Lantaran Kerja Jantung Memompa Darah Menjadi Sangat Berat. Akibatnya,
Bayi Sering Sakit Di Sekitar Paru-Paruatau Jalan Napas. Bedong Juga Bisa Menghambat
Perkembangan Motorik Sibayi, Karena Tangan Dan Kakinya Tak Mendapatkan Banyak
Kesempatan Untuk Bergerak. Sebaiknya Bedong Dilakukan Hanya Setelah Bayi Dimandikan
Atau Kala Cuaca Dingin, Untuk Menjaganya Dari Udara Dingin. Dipakainya Pun Longgar.
Yang Jelas, Pemakaian Bedong Sama Sekali Tak Ada Kaitannya Dengan Pembentukan Kaki.
9. Bayi Usia Seminggu Diberi Makan Pisang Dicampur Nasi Agar Tidak Kelaparan. Faktanya:
Salah, Pasalnya Usus Bayi Di Usia Ini Belum Punya Enzim Yang Mampu?Bayi Jadi Sembelit,
Karena Makanan Padat Pertama Adalah Di Usia 4 Bulan, Yakni Bubur Susu Dan 6 Bulan
Makanan Padat Kedua, Bubur Tim.
10. “Kalau Bayi Yang Sakit, Ibunya Aja Yang Minum Obat. Khasiatnya Sama, Kok”. Konon Obat
Apa Pun Yang Diminum Ibu Akan Terbawa Oleh Asi Sehingga Sama Ampuhnya Untuk
Mengobati Sakit Si Kecil. Jadi, Kalau Bayi Demam Cukup Ibu Saja Yang Minum Obat Penurun
Panas. Ini Jelas Tidak Benar Karena Konsentrasi Obat Sangat Menentukan Kesembuhan
Seseorang. Konsentrasi Obat Pada Asi Yang Relatif Sangat Sedikit Tentu Akan Membuat
Penyakit Bayi Sulit Disembuhkan. Karena Itu, Kalau Anak Sakit Harus Segera Bawa Ke Dokter
Anak.
11. Leher Ibu Hamil Yang Menghitam Atau Puting Yang Berwarna Gelap Menandakan Bayinya
Laki-Laki. Padahal Perubahan Warna Pada Leher Atau Puting Tidak Ada Hubungannya
Dengan Jenis Kelamin Bayi.Perubahan Warna Kulit Pada Ibu Hamil Diakibatkan Peningkatan
Progesteron Dan Melanost (Hormon Yang Mengatur Pigmentsi Kulit). Karena Itu Puting
Susu Yang Menghitam Biasa Terjadi Pada Kehamilan, Baik Pada Ibu Hamil Yang
Mengandung Bayi Laki-Laki Atau Perempuan. Selain Perubahan Warna Kulit Dan Puting
Susu, Ibu Hamil Juga Memiliki Guratan Kehitaman Di Perut Dan Garis Hitam Dari Pusar Ke
Bagian Pugbis. Namun Gejala Ini Akan Menghilang Setelah Melahirkan. Sumber : Nasrullah,
Dede Dkk. 2019. Modul Kuliah: Antropologi Kesehatan. Surabaya. Fik Um Surabaya

Beberapa Kepercayaan Dan Mitos Yang Tumbuh Dan Masih Dijalankan Masyarakat Tidak Semuanya
Menimpulkan Dampak Negatif Pada Pasien. Praktek Mitos Dan Kepercayaan Di Indonesia Saat Ini
Sudah Mulai Jarang, Hal Tersebut Dikarenakan Adanya Perkembangan Teknologi. Masuknya
Globalisasi Di Indonesia Menyebabkan Adanya Akulturasi Budaya. Masyarakat Indonesia Kini
Menjadi Lebih Terbuka Untuk Menerima Pemikiran Dari Luar. Dengan Adanya Teknologi Informasi,
Membantu Menyebarluaskan Informasi Dan Penjelasan Ilmiah Yang Dapat Menangkis Kepercayaan
Terkait Supranatural. Hal Tersebut Juga Ditemukan Pada Pelayanan Kesehatan. Masyarakat
Sekarang Sudah Pintar Memahami Informasi Yang Bersifat Takhayul Dan Yang Bersifat
Pengentahuan. Sumber : Jurnal Siklus Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 P-Issn: 2089-6778 E-Issn:
2549-5054 137 Pendidikan Kesehatan Sarana Bidan Dalam Merubah Perilaku Tradisional Masyarakat
Indonesia Ratih Sakti Prastiwi

E. Peran Teknologi Informasi Dalam Kesehatan Dan Kebidanan Di Masyarakat

Masyarakat Yang Tinggal Di Perkotaan Lebih Mudah Mendapatkan Informasi Kesehatan.


Masyarakat Perkotaan Memiliki Akses Teknologi Informasi Yang Lebih Tinggi Dibandingkan Daerah
Pedesaan. Hal Tersebut Mempengaruhi Pola Pikir Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan
Global Sehingga Masih Ditemukan Adanya Perilaku Tradisional Di Wilayah Pedesaan. Kehamilan,
Bersalin Dan Nifas Merupakan Periode Kritis Dimana Tidak Hanya Kesehatan Ibu Saja Melainkan Juga
Menyangkut Kesehatan Janin. Dengan Adanya Perkembangan Teknologi, Resiko Terjadinya
Komplikasi Pada Masa Tersebut Dapat Diminimalisir.

Beberapa Upaya Yang Dilakukan Tenaga Kesehatan Di Indonesia Antara Lain Melalui
Pemberian Pendidikan Kesehatan, Pengadaan Program Yang Melibatkan Masyarakat, Serta Menjalin
Kemitraan Dengan Dukun Dan Masyarakat. Bidan Merupakan Salah Satu Tenaga Kesehatan Yang
Dipercayai Oleh Masyarakat Terutama Ibu-Ibu. Bidan Cenderung Memberikan Kesan Nyaman Untuk
Bertanya Setiap Kali Berkunjung Untuk Melakukan Pemeriksaan. Selain Itu, Latar Belakang Bidan
Yang Mendapatkan Pendidikan Kesehatan Menurunkan Rasa Kekhawatiran Akan Kebenaran
Informasi Yang Diberikan. Masyarakat Lebih Mudah Membangun Kepercayaan Dengan Bidan.
Pemberian Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Dimulai Sejak Awal Pemeriksaan Antenatal Care (Anc)
Hingga Masa Nifas Terlewati. Pendidikan Kesehatan Tidak Hanya Dilakukan Saat Dilakukan
Pemeriksaan Saja, Melainkan Tenaga Kesehatan Juga Terjun Ke Masyarakat Seperti Di Kegiatan Pkk
Maupun Kegiatan Pengajian Untuk Menyampaikan Informasi Kesehatan Tersebut.

Edukasi Tidak Hanya Diberikan Kepada Pasien Saja, Melainkan Keluarga Juga Perlu. Hal Ini
Dikarenakan Masih Ditemukan Ibu Hamil, Bersalin Maupun Nifas Yang Sudah Tidak Mengikuti Mitos
Maupun Kepercayaan Akan Tetapi Saat Orang Tua Memerintahkan Untuk Melakukan, Terkadang
Pasien Tidak Dapat Mengelak. Perilaku Tradisional Tidak Selalu Memberikan Dampak Positif. Masih
Banyak Pasien Yang Datang Ke Rumah Sakit Dan Memerlukan Penanganan Segera. Seperti Di
Kalimantan Tengah, Ibu Hamil Yang Kejang Akan Mendapatkan Ritual ‘Balian’. Masyarakat
Mempercayai Kejang Diakibatkan Ada Makhluk Halus Yang Menyerang Atau Mengganggu Ibu Hamil.
Ritual Tersebut Menyebabkan Terjadinya Keterlambatan Penanganan Kegawat Daruratan.
Umumnya Kasus Tersebut Ditemukan Karena Adanya Pengaruh Dari Orang Tua. “Kalo Kejang-Kejang
Pernah Ada Yang Dilakukan Acara Adat Balian, Untuk Mengusir Setan Yang Menyerang Ibu Tersebut.
Tp Ujung-Ujungnya Dibawa Ke Rumah Sakit Juga...” (Iu.N, 2 Maret 2019) Apabila Ada Keterlambatan,
Tenaga Kesehatan Memberikan Edukasi Pada Keluarga Dan Kerabat Terkait Dampak Yang Dapat
Terjadi Akibat Ritual Dan Kepercayaan Yang Dianutnya.

Contoh Kasus Lainnya Yang Paling Banyak Ditemukan Adalah Konsumsi Rumput Fatimah
Yang Dipercaya Dapat Melancarkan Dan Mempercepat Terjadinya Proses Persalinan. Rumput
Fatimah Mengandung Oksitosin Alami Yang Dapat Menimbulkan Reaksi Peningkatan Kontraksi
Uterus Yang Terus Menerus. Hal Tersebut Menimbulkan Dampak Seperti Hipoksia Pada Janin Serta
Perdarahan Hebat. Kasus Seperti Ini Seringnya Ditemukan Saat Pasien Sudah Terlanjur
Mengkonsumsi. Pasien Sering Mengkonsumsi Secara Diam-Diam Tanpa Sepengetahuan Tenaga
Kesehatan Sampai Akhirnya Ditemukan Adanya Pembukaan Sangat Cepat (Partus Presipitatus),
Rupture Uteri, Perdarahan Hebat Dan Atonia Uteri .

Upaya Lain Yang Dilakukan Adalah Pemberian Edukasi Melalui Kegiatan Posyandu Dan Kelas
Ibu Hamil. Dalam Kegiatan Tersebut Ibu Dapart Saling Bertukar Pengalaman Serta Mendapatkan
Edukasi Dari Bidan Seputar Kehamilan, Persalinan Dan Nifas. Kelas Ibu Hamil Sangat Berpotensi
Mengajarkan Ibu Dalam Menyusun Strategi Saat Bersalin Serta Membantu Dalam Menjawab
Kebingungan Terkait Kesehatannya. Kelas Ibu Hamil Memiliki Metode Pendekatan Yang Terbukti
Efektif Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil. Saat Dilakukan Kelas Hamil, Terkadang Ibu
Hamil Diminta Untuk Mengajak Suaminya. Hal Tersebut Dilakukan Dengan Tujuan Agar Suami Juga
Terpapar Pendidikan .

Posyandu Juga Merupakan Kegiatan Lain Yang Dimanfaatkan Tenaga Kesehatan Dalam
Melakukan Deteksi Dini, Pemantauan Perkembangan Kesehatan Serta Pemberian Edukasi. Dalam
Pelaksanaannya Posyandu Melibatkan Kader Yang Berasal Dari Masyarakat Untuk Turut Aktif
Mempromosikan Dan Memantau Kesehatan Di Masyarakat. Melalui Posyandu Ini, Tenaga Kesehatan
Bisa Lebih Dekat Dengan Masyarakat. Kepercayaan Masyarakat Tumbuh Karena Sudah Mengenal
Dan Mempercayai Kader Dan Tenaga Kesehatan Sehingga Informasi Yang Diberikan Tidak Akan
Diragukan Lagi Kebenarannya.

Pemerintah Memiliki Program Menjalin Kemitraan Dengan Dukun Di Tiap Daerah. Dukun
Merupakan Sosok Yang Dituakan Dan Dihormati Oleh Masyarakat. Dukun Dipercaya Dalam
Pelaksanaan Ritual Adat Yang Diyakini Dapat Menyelamatkan Ibu Dan Janin Dari Gangguan
Supranatural. Dengan Adanya Kemitraan Dengan Dukun Akan Sangat Membantu Tenaga Kesehatan
Khusunya Dalam Pemantauan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin Dan Nifas. Tidak Hanya Itu, Dukun
Dibekali Melalui Pelatihan Khusus Untuk Menyampaikan Edukasi Kesehatan Terkini. Dengan Adanya
Pelatihan Tersebut, Dukun Dapat Menyampaikan Informasi Kesehatan Yang Benar.

Dukungan Tokoh Masyarakat Dan Tokoh Agama Merupakan Faktor Pendorong Keberhasilan
Penyampaian Informasi Kesehatan Pada Masyarakat. Tokoh Masyarakat Dan Tokoh Agama
Merupakan Orang Yang Sangat Dipercayai Oleh Masyarakat. Setiap Opini Yang Dilontarkan Oleh
Para Tokoh Dapat Merubah Pemikiran Dan Perilaku Masyarakat. Akan Tetapi Dalam
Pelaksanaannya, Tokoh Agama Sangat Jarang Dilibatkan Dalam Pogramprogram Kesehatan.
Semestinya, Dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Perlu Melibatkan Tokoh Masyarakat Dan Tokoh
Agama. Adanya Keterlibatan Tokoh Tersebut Akan Sangat Membantu Proses Adopsi Difusi
Inovasi .Sumber : Jurnal Siklus Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 P-Issn: 2089-6778 E-Issn: 2549-5054
137 Pendidikan Kesehatan Sarana Bidan Dalam Merubah Perilaku Tradisional Masyarakat Indonesia
Ratih Sakti Prastiwi

F. Jenis Media Promosi Kesehatan

Menurut Susilowati, Dwi (2016) Menyebutkan Berdasarkan Peran-Fungsinya Sebagai


Penyaluran Pesan / Informasi Kesehatan, Media Promosi Kesehatan Dibagi Menjadi 3 Yakni :

1. Media Cetak
Media Ini Mengutamakan Pesan-Pesan Visual, Biasanya Terdiri Dari Gambaran Sejumlah Kata,
Gambar Atau Foto Dalam Tata Warna. Yang Termasuk Dalam Media Ini Adalah Booklet, Leaflet,
Flyer (Selebaran), Flip Chart (Lembar Balik), Rubrik Atau Tulisan Pada Surat Kabar Atau Majalah,
Poster, Foto Yang Mengungkapkan Informasi Kesehatan. Ada Beberapa Kelebihan Media Cetak
Antara Lain Tahan Lama, Mencakup Banyak Orang, Biaya Rendah, Dapat Dibawa Kemana-Mana,
Tidak Perlu Listrik, Mempermudah Pemahaman Dan Dapat Meningkatkan Gairah Belajar. Media
Cetak Memiliki Kelemahan Yaitu Tidak Dapat Menstimulir Efek Gerak Dan Efek Suara Dan
Mudah Terlipat.
2. Media Elektronik
Media Ini Merupakan Media Yang Bergerak Dan Dinamis, Dapat Dilihat Dan Didengar Dan
Penyampaiannya Melalui Alat Bantu Elektronika. Yang Termasuk Dalam Media Ini Adalah
Televisi, Radio, Video Film, Cassette, Cd, Vcd, Internet (Computer Dan Modem), Sms (Telepon
Seluler). Seperti Halnya Media Cetak, Media Elektronik Ini Memiliki Kelebihan Antara Lain Lebih
Mudah Dipahami, Lebih Menarik, Sudah Dikenal Masyarakat, Bertatap Muka, Mengikut Sertakan
Seluruh Panca Indera, Penyajiannya Dapat Dikendalikan Dan Diulang-Ulang Serta Jangkauannya
Lebih Besar. Kelemahan Dari Media Ini Adalah Biayanya Lebih Tinggi, Sedikit Rumit, Perlu Listrik
Dan Alat Canggih Untuk Produksinya, Perlu Persiapan Matang, Peralatan Selalu Berkembang Dan
Berubah, Perlu Keterampilan Penyimpanan Dan Keterampilan Untuk Mengoperasikannya.
3. Media Luar Ruang
Media Menyampaikan Pesannya Di Luar Ruang, Bisa Melalui Media Cetak Maupun Elektronik
Misalnya Papan Reklame, Spanduk, Pameran, Banner Dan Televisi Layar Lebar, Umbul-Umbul,
Yang Berisi Pesan, Slogan Atau Logo. Kelebihan Dari Media Ini Adalah Lebih Mudah Dipahami,
Lebih Menarik, Sebagai Informasi Umum Dan Hiburan, Bertatap Muka, Mengikut Sertakan
Seluruh Panca Indera, Penyajian Dapat Dikendalikan Dan Jangkauannya Relatif Besar.
Kelemahan Dari Media Ini Adalah Biaya Lebih Tinggi, Sedikit Rumit, Perlu Alat Canggih Untuk
Produksinya, Persiapan Matang, Peralatan Selalu Berkembang Dan Berubah, Memerlukan
Keterampilan Penyimpanan Dan Keterampilan Untuk Mengoperasikannya.
4. Media Lain, Seperti :
a. Iklan Di Bus.
b. Mengadakan Event, Merupakan Suatu Bentuk Kegiatan Yang Diadakan Di Pusat
Perbelanjaan Atau Hiburan Yang Menarik Perhatian Pengunjung (A) Road Show, Suatu
Kegiatan Yang Diadakan Dibeberapa Tempat / Kota. (B) Sampling, Contoh Produk Yang
Diberikan Kepada Sasaran Secara Gratis. (C) Pameran, Suatu Kegiatan Untuk Menunjukkan
Informasi Program Dan Pesan-Pesan Promosi. Sumber : Susilowati, Dwi. 2016. Modul Bahan
Ajar Cetak Keperawatan :Promosi Kesehatan.Pusdik Sdm Kes. Sdm Kes

Berdasarkan Hasil Penelitian Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi (2017), Metode Promosi
Kesehatan Secara Garis Besar Dibagi Menjadi Dua, Yaitu:

1. Metode Didaktif
Metode Didaktif Ini Didasarkan Atau Dilakukan Dengan Cara Satu Arah. Tingkat Keberhasilan
Dari Metode Didaktif Ini Sulit Untuk Dievaluasi Karena Peserta Didik Bersifat Pasif Dan Hanya
Pendidik Yang Aktif. Misalnya: Ceramah, Film, Leaflet, Booklet, Poster, Dan Siaran Radio.
2. Metode Sokratif
Metode Sokratif Ini Dilakukan Dengan Cara Dua Arah. Dengan Menggunakan Metode Ini,
Kemungkinan Antara Pendidik Dan Peserta Didik Bersikap Aktif Dan Kreatif. Misalnya: Diskusi
Kelompok, Debat, Panel, Forum, Seminar, Bermain Peran, Curah Pendapat, Demonstrasi, Studi
Kasus, Lokakarya, Dan Penugasan Perorangan.
Sumber : Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan Dalam
Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat Oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Rm.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi P-Issn: 1907-898x, E-Issn: 2548-7647
Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ri Meluncurkan 4 Aplikasi Bidang Kesehatan Pada
Pameran Pembangunan Kesehatan Dan Produk Kesehatan Dalam Negeri, Kamis (8/11).
Keempat Aplikasi Itu Adalah Sehat Pedia, Indonesia Health Facility Finder(Iheff), E-Sign, Dan E-
Postborder Alkes Pkrt. Sumber : Website Https://Sehatnegeriku.Kemkes.Go.Id/

Penggunaan Media Informasi Yang Lain Juga Disampaikan Yustisa, Aryana, Dan Suyasa
(2014). Dalam Penelitiannya Dinyatakan Bahwa Penggunaan Leaflet, Poster, Film, Dan Power Point
Adalah Contoh Media Yang Lazim Digunakan Dan Diharapkan Dapat Menarik Minat Anak-Anak Usia
Sekolah Dasar Sehingga Mampu Menumbuhkan Perilaku Hidup Sehat (Yustisa, Aryana, & Suyasa,
2014).

Sumber: Yustisa, Putu Fanny., I Ketut Aryana., Dan I Nyoman Gede Suyasa. “Efektivitas Penggunaan
Media Cetak Dan Media Elektronika Dalam Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Dan Perubahan Sikap Siswa Sd”. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 4(1) (2014).

Dalam Hasil Penelitian Prasanti, Ditha (2017) Menemukan Adanya Jenis Media Informasi
Kesehatan Yang Digunakan Masyarakat Urban Adalah Media Online Situs Portal Yang Kredibel
Tentang Informasi Kesehatan Sebagai Media Informasi Utama; Media Sosial Berupa Sharing Info Dari
Whatsapp, Line, Dan Bbm Group; Serta Televisi Sebagai Media Elektronik, Yang Dijadikan Media
Informasi Pendukung Bagi Masyarakat Urban Terkait Tentang Informasi Kesehatan. (Prasanti, Ditha.
2017. Potret Media Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Urban Di Era Digital The Portrait Of Media
Health Information For Urban Community In The Digital Era. Iptek-Kom, Vol. 19 No. 2, Desember
2017: 149-162 Issn 2527 - 4902 | 149)

Handayani, Sri Dan Millie, Praise (2020). Dalam Penelitian Ini Metode Pendidikan Kesehatan Melalui
Whatsapp Group Memungkinkan Seluruh Ibu Hamil Dapat Dengan Mudah Membentuk Pola Pikir
Yang Tepat Dalam Mendeteksi Dini Preeklampsia. Sumber : Handayani, Sri Dan Millie, Praise. 2020.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Whatsapp Group Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dalam
Deteksi Dini Preeklampsia Pada Masa Pandemi Covid-19 . Jurnal Kebidanan, Vol. Xii, No. 02, Desember
2020

Q&A

Q: Dapatkah Kelompok Menyebutkan Dan Menjelaskan Contoh Tentang Pendekatan Antropologi


Dalam Pemanfaatan Informasi Dibidang Kesehatan (Khususnya Kebidanan)?

A : Seperti Yang Kita Ketahui Dalam Bidang Kesehatan Khususnya Kebidanan Banyak Mitos Yang
Berkembang Dimasyarakat Dikarenakan Factor Budaya Yang Sudah Berjalan Lama. Seperti : “Kalo
Kejang-Kejang Pernah Ada Yang Dilakukan Acara Adat Balian, Untuk Mengusir Setan Yang
Menyerang Ibu Tersebut. Tp Ujung-Ujungnya Dibawa Ke Rumah Sakit Juga...” Masyarakat
Mempercayai Kejang Diakibatkan Ada Makhluk Halus Yang Menyerang Atau Mengganggu Ibu Hamil.
Ritual Tersebut Menyebabkan Terjadinya Keterlambatan Penanganan Kegawat Daruratan.
Umumnya Kasus Tersebut Ditemukan Karena Adanya Pengaruh Dari Orang Tua. Upaya Yang
Dilakukan Adalah Pemberian Edukasi Saat Anc, Melalui Kegiatan Posyandu Dan Kelas Ibu Hamil Dsb.
Dalam Kegiatan Tersebut Ibu Dapat Saling Bertukar Pengalaman Serta Mendapatkan Edukasi Dari
Bidan Seputar Kehamilan, Persalinan Dan Nifas. Kelas Ibu Hamil Sangat Berpotensi Mengajarkan Ibu
Dalam Menyusun Strategi Saat Bersalin Serta Membantu Dalam Menjawab Kebingungan Terkait
Kesehatannya. Kelas Ibu Hamil Memiliki Metode Pendekatan Yang Terbukti Efektif Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil. Dapat Juga Melalui Program Pemerintah Yang Memiliki
Program Menjalin Kemitraan Dengan Dukun Di Tiap Daerah. Dukun Merupakan Sosok Yang Dituakan
Dan Dihormati Oleh Masyarakat. Dukun Dipercaya Dalam Pelaksanaan Ritual Adat Yang Diyakini
Dapat Menyelamatkan Ibu Dan Janin Dari Gangguan Supranatural. Dengan Adanya Kemitraan
Dengan Dukun Akan Sangat Membantu Tenaga Kesehatan Khusunya Dalam Pemantauan Kesehatan
Ibu Hamil, Bersalin Dan Nifas. Dukungan Tokoh Masyarakat Dan Tokoh Agama Juga Merupakan
Faktor Pendorong Keberhasilan Penyampaian Informasi Kesehatan Pada Masyarakat.
Dapus
1. Tim Pengajar Fkm-Unsrat. 2014. Modul Sistem Informasi Kesehatan: Konsep Dasar Dan Penerapan
Sistem Informasi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado.
2. Nasrullah, Dede Dkk. 2019. Modul Kuliah: Antropologi Kesehatan. Surabaya. Fik Um Surabaya.
3. Susilowati, Dwi. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan :Promosi Kesehatan. Pusdik Sdm Kes.
Sdm Kes
4. Handayani, Sri Dan Millie, Praise. 2020. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Whatsapp Group
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dalam Deteksi Dini Preeklampsia Pada Masa Pandemi Covid-19 .
Jurnal Kebidanan, Vol. Xii, No. 02, Desember 2020
5. Permenkes RI No 97 Tahun 2015 Tentang Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019.
6. Prastiwi, Ratih s. 2019. Pendidikan Kesehatan Sarana Bidan Dalam Merubah Perilaku Tradisional
Masyarakat Indonesia. Jurnal Siklus Volume 08 Nomor 02, Juni 2019 P-Issn: 2089-6778 E-Issn: 2549-
5054 137
7. Prasanti, Ditha. 2017. Potret Media Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Urban Di Era Digital The
Portrait Of Media Health Information For Urban Community In The Digital Era. Iptek-Kom, Vol. 19
No. 2, Desember 2017: 149-162 Issn 2527 - 4902 | 149)
8. Setyabudi, Ratih dan Dewi, Mutia. 2017. Analisis Strategi Promosi Kesehatan Dalam Rangka
Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat Oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Rm. Soedjarwadi Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Komunikasi P-Issn: 1907-898x, E-Issn: 2548-7647 Volume 12, Nomor 1, Oktober
2017
9. Yustisa, Putu Fanny., I Ketut Aryana., Dan I Nyoman Gede Suyasa. Efektivitas Penggunaan Media
Cetak Dan Media Elektronika Dalam Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan
Perubahan Sikap Siswa SD. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 4(1) (2014).
10. Website https://Sehatnegeriku.Kemkes.go.Id/

Anda mungkin juga menyukai