Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU

Di susun oleh :

Izamuddin (2014201015)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES HARAPAN BANGSA BANDA
ACEH 2020/2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


System Informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi
dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang
menguntungkan.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau
kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti
perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi ( TIK ) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang
berlaku di suatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan
baik akan menghasilkan Output yang baik juga. Sistem informasi kesehatan
merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yang
dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan,
pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta
pembangunan berwawasan kesehatan. Dengan sistem Informasi kesehatan
yang baik maka akan membuat masyarakat tidak buta dengan semua
permasalahan kesehatan. Dan mau membawa keluarga nya berobat dengan
mudah bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat masyarakat
enggan membawa anggota keluarganya berobat di pelayanan kesehatan yang
disediakan oleh pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media dan
teknologi seharusnya membuat masyarakat dan khususnya pada mahasiswa
kesehatan masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistem
informasi kesehatan Indonesia. Berlandaskan dengan fakta yang terjadi di
masyarakat pada saat ini seharus nya bisa dijadiakan bahan evaluasi dan
pertimbangan untuk dapat membentuk sistem informasi kesehatan yang
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan banyaknya referensi
yang ada pada saat Ini sehingga bisa dijadikan rumusa yang tepat dan
membuat sistem informasi kesehatan yang tepat guna.

2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian Sistem Informasi ?
1.2.2 Apa pengertian Sistem Informasi Kesehatan ?
1.2.3 Bagaimana Sistem Informasi Kesehatan Dunia ?
1.2.4 Bagaimana Sistem Informasi Kesehatan Indonesia ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Sistem Informasi.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian Sistem Informasi Kesehatan.
1.3.3 Untuk mengetahui Sistem Informasi Kesehatan Dunia.
1.3.4 Untuk mengetahui Sistem Informasi Kesehatan Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi
System didefinisikan sebagai suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan
usaha dari berbagai unsure yang saling berkaitan secara teratur menuju
pencapaian tujuan dalam suatu batas lingkungan tertentu. System juga
didefinisikan sebagai kelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud
yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Informasi menurut sauerborn dan Lippeveld (2000) adalah kumpulan dari
fakta atau data yang mempunyai arti. Jadi data yang terkumpul yang
mempunyai arti, dengan kata lain informasi adalah data yang telah diproses
dan memiliki arti bagi penerima informasi. Informasi adalah data yang sudah
diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan tertentu.

3
Jadi, system informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi
dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang
menguntungkan.
2.2 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik  informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kinerja
sistem kesehatan.
Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur,
dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara
sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literatur lain menyebutkan SIK adalah suatu sistem pengelolaan
data dan informasi kesehatan disemua tingkat pemerintahan secara sistematis
dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari
“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu
negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut
adalah :
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan
teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan didalam tatanan sistem kesehatan nasional SIK merupakan
bagian dari sub sistem  keenam yaitu pada sub sistem manajemen, informasi
dan regulasi kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem

4
informasi kesehatan merupakan sebuat sarana sebagai penunjang pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan
yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pemgambilan
keputusan disemua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil
sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat,
akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
2.3 Sistem Informasi Kesehatan Dunia
Informasi adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan, tanpa
informasi seseorang akan tertinggal dengan perkembangan dunia sekitarnya.
Selain untuk manusia, informasi juga sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi
baik organisasi politik, publik, pemerintah, terutama bagi organisasi
kesehatan seperti WHO. Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan
menyediakan informasi kepada masyarakat suatu organisasi membutuhkan
apa yang disebut dengan SIM. Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
jaringan prosedur pengelolaan data yang dikembangkan dalam suatu
organisasi yang tidak hanya melakukan pengelolaan transaksi harian ataupun
tindakan yang berguna bagi organisasi, tetapi juga mamberikan dorongan
informasi baik intern maupun ekstern untuk menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
WHO sebagai organisasi kesehatan dunia atau organisasi yang bertaraf
internasional mempunyai tujuan utama mewujudkan manusia yang sehat
diseluruh dunia sangat membutuhkan SIM. WHO adalah singkatan dari
kepanjangan World Health Organization. Organisasi WHO didirikan pada
tanggal 7 April 1948 dan bermarkas di Jenewa, Swiss. Tugasnya adalah
melakukan koordinasi kegiatan dalam hal peningkatan kesehatan masyarakat
di berbagai belahan dunia. WHO terdiri dari Lembaga Perwakilan (The
World Health Assembly) dan Badan Eksekutif (Executive Board). Lembaga
perwakilan beranggotakan 193 negara dan bersidang setiap bulan Maret untuk
merumuskan keputusan-keputusan penting WHO. Melalui lembaga ini pula
para delegasi anggota WHO menentukan siapa yang menjadi Direktur

5
Jenderal, merencanakan anggaran organisasi, dan membahas laporan Badan
Eksekutif WHO.
Badan Eksekutif WHO terdiri dari 34 orang yang dipilih setiap tiga tahun
sekali. Mereka terdiri dan orang-orang yang memiliki keahilan khusus dalam
bidang kesehatan. Para pakar yang tergabung dalam badan ini bersidang
setiap bulan Januari dan Mei. Sidang pada bulan Januari menghasilkan
keputusan-keputusan penting untuk disampaikan kepada Lembaga
Perwakilan sebagai bahan perumusan kebijakan dan resolusi WHO.
Contoh peran WHO adalah pelaksanaan Africa Health Infoway yang
dilaksanakan pada tahun 2009. Program mi merupakan jaringan berbasis
teknologi informasi untuk mendukung pembangunan kesehatan di 53 negara
Afrika. Dukungan itu berupa penyediaan data bagi para pekerja, pengelola
kesehatan, dan para pengambil keputusan dalam bidang kesehatan.
Tujuan WHO adalah mencapai kesehatan maksimal bagi seluruh rakyat di
dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, WHO aktif melakukan tugas-tugas
berikut ini:
a. Bertugas menanggulangi kesehatan dengan cara membantu melakukan
pembatasan terhadap penyakit-penyakit menular
b. Memberikan bantuan kesehatan kepada negara-negara yang membutuhkan
c. Membantu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan ibu dan anak
d. Mendorong dan membantu pelaksanaan penelitian-penelitian dalam
bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen yang dimiliki organisasi kesehatan disebut
dengan Sistem Informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah
sebuah kumpulan dari komponen-komponen sistem yang terintegrasi dengan
baik yang mengatur bidang kesehatan. Kadang disebut juga sistem informasi
kesehatan (SIK) atau health information system (HIS). Untuk menyediakan
segala informasi kesehatan suatu organisasi kesehatan biasanya akan
membuat suatu website resmi, contohnya WHO mempunyai website resmi
yang bernama  http://www.who.int/en/. Didalam website tersebut berisi menu
antara lain:

6
1. Health Topics, berisi informasi tentang segala topik pembicaraan yang
berkaitan dengan kesehatan yang tersusun dengan urutan abjad.
Pengunjung website yang ingin mengetahui topik tertentu yang berkaitan
dengan kesehatan misalnya tentang topik AIDS hanya perlu klik kata
AIDS yang ada di kelompok abjad A di menu health topic, setelah itu
akan muncul segala informasi yang berkaitan dengan AIDS.
2. Data, berisi informasi tentang data observasi kesehatan global atau Global
Health Observatory (GHO) data.
3. Media Centre, didalamnya berisi informasi tentang berita-berita kesehatan
yang ada diseluruh dunia, misalnya berita tentang pemusnahan transmisi
virus ebola di Republik Guinea.
4. Publication, mempublikasikan kegiatan-kegiatan ataupun program yang
akan  ataupun sudah dilakukan oleh WHO.
5. Countries, berisi informasi dari negara-negara yang termasuk dalam
keanggotaan WHO termasuk Indonesia, setelah meng klik nama
Indonesia akan muncul informasi baik mengenai total populasi
penduduk, angka kematian, profil kesehatan dll.
6. Programmes, Halaman ini berisi daftar program WHO , kemitraan dan
proyek-proyek lainnya dalam urutan abjad . Untuk informasi spesifik
tentang subjek kesehatan masyarakat ( termasuk penyakit ) , mengacu
pada indeks topik kesehatan .
7. Governance, didalamnya salah memuat tentang penghargaan-penghargaan,
pertemuan-pertemuan WHO dll.
8. About WHO, berisi segala informasi tentang WHO.
Selain melalui website, sebagai sumber informasi kesehatan yang
disediakan oleh WHO, ada juga facebook, twitter, youtube dan berbagi media
sosial lainnya dan didalam website WHO disediakan dalam berbagai bahasa
seperti bahasa Prancis, Spanyol, Inggris, Arab sehingga isinya tidak hanya
bisa dimengerti oleh orang yang bisa berbahasa Inggris saja. 

Selain untuk menyediakan informasi kesehatan, sistem informasi bagi


suatu organisasi kesehatan juga seperti WHO yaitu berfungsi:

7
1. Memberikan informasi kepada seluruh komponen pelayanan kesehatan
yaitu pengelola atau user, yaitu para administrator atau manajer
kesehatan untuk dasar pertimbangan menentukan kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi
administrasinya sebagai pengelola dan pelayanan kesehatan.
2. Memberi informasi kepada masyarakat, dalam upaya untuk meningkatkan
kemampuannya untuk menolong dirinya sendiri dalam memenuhi
kebutuhan kesehatannya.
3. Sebagai wujud pelayanan organisasi kesehatan kepada masyarakat untuk
selalu memberikan info seputar masalah kesehatan, penyakit beserta cara
penanganannya. 
4. Sebagai publikasi dan dokumentasi atas berbagai kegiatan, program dan
even yang pernah dilakukan oleh suatu organisasi kesehatan. 

Dengan adanya SIM dalam suatu organisasi kesehatan, maka tujuan dari
organisasi kesehatan terutama untuk mewujudkan masyarakat yang sehat
dapat terlaksana. Karena melalui sistem informasi yang disediakan, misalnya
melalui website yang disediakan oleh WHO masyarakat bisa mencari info-
info seputar kesehatan, dari informasi yang ada masyarakat bisa mengetahui
cara penyebaran penyakit, makanan minuman yang menyebabkan penyakit,
cara penularan maupun penyembuhan serta jumlah pengidap penyakit tertentu
di suatu negara.

2.4 Sistem Informasi Kesehatan Indonesia


2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan
informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam
rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan
perundangundangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan
adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan
strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan
sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi

8
kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya
memandang sistem informasi kesehatandari sudut padang manajemen
kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta
tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.Teknologi informasi
dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang
disajikan tidaktepat dan tidak tepat waktu. Perkembangan Sistem
Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer(Computer Based
Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir iasi
80’an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan
iasic untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada.
Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga
berusaha mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa
rumah sakit pemerintah dengan dibantu oleh tenaga ahli dari UGM.
Namun,tampaknya komputerisasi dalam bidang per-rumah sakit-an,
kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.
Ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem informasi tersebut, lebih
disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang baik, dimana
identifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors)
dalam implementasi sistem informasi tersebut kurang lengkap dan
menyeluruh. Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam segala hal
juga terjadi didunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-mata karena iasi
pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam
masyarakat dan pemerintahan dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi
sistem yang lebih global. Perubahan-perubahan di negara lain dalam
berbagai sektor mempunyai dampak terhadap sistem pelayanan
kesehatan.
Dalam era seperti saat ini, begitu banyak isi kehidupan yang tidak
terlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi iasic, terkhusus pada
bidang-bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi
iasic, baik dibidang perangkat lunak maupun perangkat keras
berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang kearah
yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam biaya.

9
Solusi untuk bidang kerja apapun iasic cara untuk dapat dilakukan
melalui media iasic, dengan catatan bahwa pengguna juga harus terus
belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada
akhirnya, solusi apapun teknologi yang kitapakai, sangatlah ditentukan
oleh sumber daya manusia yang menggunakannya.Rumah Sakit, sebagai
salah satu institusi pelayan kesehatan masyarakatakan melayani traksaksi
pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan dalam
banyak hal akan mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagipasien.
Semakin cepat akan semakin baik karena menyangkut nyawa pasien.
Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin
kompleks pula jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang
kesemuanya harus tetapdalam satu koordinasi terpadu. Karena selain
memberikan layanan, rumahsakit juga harus mengelola dana untuk
membiayai operasionalnya. Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah
tepat jika rumah sakit menggunakan sisi kemajuan iasic, baik piranti
lunak maupun perangkat kerasnya dalamupanya membantu penanganan
manajemen yang sebelumnya dilakukan secaramanual.  Departemen
Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yang ditandai
dengan penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang
sehat,berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu yang disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat
sendiri, serta ditandainya adanya peran serta masyarakat dan berbagai
iasi pemerintah dalam upaya upaya kesehatan. Dalam upaya mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan
kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat nasional,
propinsi, kabupaten dan seterusnya sampai ke pelosok.Setiap unit
infrastruktur pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan
pelayanan kesehatan menuju pencapaian visi dan misi Depkes tersebut.
Setiap jenjang tersebut memiliki system kesehatan yang yang saling
terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar didesa dan kecamatan
sampai ke tingkat nasional. Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut
memerlukan sistem informasi yang saling mendukung dan terkait,

10
sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan
dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, dipahami, diantisipasi dan di
kelola dengan sebaik-baiknya.
2.4.2 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi
kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam
melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa
konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut
antara lain:
1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada
penggunaan teknologi iasic. Sistem informasi yang memanfaatkan
teknologi iasic dalam implementasinya disebut sebagai Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
Pada pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem
informasi adalah sistem informasi yang berbasis iasic. Isu penting
yang mendorong pemanfaatan teknologi iasic atau teknologi informasi
dalam sistem informasi suatu organisasi adalah :
a. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.
b. Informasi yang tersedia, tidak relevan.
c. Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
d. Informasi yang ada, tidak tepat waktu.
e. Terlalu banyak informasi.
f. Informasi yang tersedia, tidak akurat.
g. Adanya duplikasi data (data redundancy).
h. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.
2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat
ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut.Oleh
karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak
pernah berhenti.

11
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup
system
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah
menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi
memilikiumur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna
sistem informasitersebut ditentukan diantaranya oleh:
a. Perkembangan organisasi tersebut
b. Perkembangan teknologi informasi
c. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem
informasi. 
2.4.3 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) di Indonesia
Departemen Kesehatan telah membangun sistem informasi
kesehatan yang disebut SIKNAS yang melingkupi sistem jaringan
informasi kesehatan mulai darikabupaten sampai ke pusat. Namun
demikian dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, SIKNAS
belum berjalan sebagaimana mestinya. Dengan demikian sangat
dibutuhkan sekali dibangunnya sistem informasi kesehatan yang
terintegrasi baik di dalam iasi kesehatan (antar program danantar
jenjang), dan di luar iasi kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan
informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat.
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)
sejak Pelita I diatur secara Sentralistis yang kemudian mulai tertata
melalui Kanwil dan Kandep.Dengan demikian di beberapa daerah sistem
informasi kesehatan mulai menggunakan komputerisasi. Sejalan dengan
berkembangnya masalah dan kondisi negara yang terjadi pada tahun
1997 – 1998 yaitu krisis moneter sangat berpengaruh terhadap
pengembangan SIKNAS, sehingga pada tahun 2001 pengembangan
SIKNAS pelaksanaannya di Desentralisasi.Namun dengan desentralisasi
pelaksanaan SIKNAS bukan menjadi lebih baik tetapi malah berantakan.
Hal ini dikarenakan belum adanya infra struktur yang memadai di
daerah dan juga Pencatatan dan Pelaporan yang ada (produk sentralisasi)

12
banyak overlaps sehingga dirasakan sebagai beban oleh daerah.
Mempertimbangkan hal tersebut diatas Departemen Kesehatan
mengeluarkan Keputusan tentang KEBIJAKAN & STRATEGI SIKNAS
melalui KEPMENKES NO.511 DI KAB/KOTA melalui KEPMENKES
NO.932 dengan konsep Pendekatan Baru dalam Pengembangan SIKNAS
di Era Otonomi Daerah.
Strategi Pengembangan SIKNAS di Era Otonomi Daerah
diarahkan pada :
1. Integrasi & Simplifikasi Pencatatan & Pelaporan yang ada.
2. Penetapan dan Pelaksanaan Sistem Pencatatan & Pelaporan Baru
3. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
4. Pengembangan Teknologi & Sumber Daya
5. Pengembangan Pelayanan Data & Informasi untuk Manajemen
6. Pengembangan Pelayanan Data & Informasi untuk Masyarakat
2.4.4 Tujuan Sistem Kesehatan Nasional
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh
semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah
secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-yingginya.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai
tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan
Sinergisme (KISS), baik antar pelaku maupun antar subsistem SKN.
Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait, seperti
pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu berperan
bersama dengan sektor kesehatan
2.4.5 Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat
membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan
keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau
kota, provinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1. Mendukung manajemen kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan

13
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan
berdasarkan bukti (evidence-based decision) 
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal 
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi 
7. Membantu penilaian transparansi 
2.4.6 Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia 
Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan
mengalami 3 pembagian masa sebagai berikut : 
1. Era manual (sebelum 2005) 
2. Era Transisi (tahun 2005 – 2011) 
3. Era Komputerisasi (mulai 2012) 
Masing-masing era Sistem Informasi Kesehatan memiliki
karakteristik yang berbeda sebagai bentuk adaptasi dengan
perkembangan zaman (kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi –
TIK). 

A. Era Manual (sebelum 2005) 


Aliran data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas
kesehatan) ke pusat melalui berbagai jalan. Data dan informasi
dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen
Kesehatan.
a) Bentuk data : agregat.
b) Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.
c) Sangat beragamnya bentuk laporan.
d) Validitas diragukan.
e) Data sulit diakses.
f) Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan
validitas, maka data sulit diolah dan dianalisis.
g) Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga
tidak ramah lingkungan.
B. Era Transisi (2005 – 2011) 

14
a) Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai mengenal
prinsip 1 pintu, walau beberapa masih terfragmentasi).
b) Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual.
c) Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih
manual.
d) Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin.
C. Era Komputerisasi (mulai 2012) 
a) Pemanfaatan data menjadi satu pintu (terintegrasi).
b) Data iasic (disagregat).
c) Data dari Unit Pelayanan Kesehatan langsung diunggah
(uploaded) ke bank data di pusat (e-Health).
d) Penerapan teknologi m-Health dimana data dapat langsung
diunggah ke bank data.
e) Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure
login).
f) Lebih cepat, tepat waktu dan efisiensi.
g) Lebih ramah lingkungan.
2.4.7 Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)
Saat Ini
Pengembangan sistem informasi kesehatan sebenarnya telah
dimulai PELITA I melalui sistem informasi  kesehatan nasional pada
kantor wilayah kementerian kesehatan (KemenKes RI; 2007) semenjak
diterapkannya kebijakannya-kebijakan desentralisasi kesehatan, berbagai
kalangan menilai bahwa sistem informasi kesehatan. Kementerian
kesehatan selalu mengeluh bahwa input data dari propinsi,
kabupaten/kota sangat berkurang. Di sisi lain beberapa daerah
mengatakan bahwa penerapan sistem inormasi kesehatan semenak era
desentralisasi member dampak yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin tingginya motivasi dinas kesehatan untuk
mengembangkan SIK, semakin banyak puskesmas yang memiliki
computer, tersedianya jaringan LAN di dinas kesehatan mapun teknologi
informasi lainnya.

15
Adanya desentralisasi ini pula, mengakibatkan pencatatan dan
pelaporan sebagai produk dari era sentralisasi menjadi overlaps , hal ini
tentu saja menjadi beban bagi kabupaten.kota. melalui keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentng kebijkan dan StrTEGI
pengembangan SIKNAS dan Nomor 932 tahun 2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem informasi kesehatan daerah di
kabupten/kota dikembangkan beragai strategi, yaitu :
1. Integrasi  dan simplifkasi pencatatan dan pelaporan yan ada;
2. Penetapan dan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan;
3. Fasilitasi pengembangan sistem-sistem informasi kesehatan daerah;
4. Pengembangan teknologi dan sumber daya;
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk managemen dan
pengambilan keputusan;
6. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.
Selanjutnya, pada melalui keputusan menteri kesehatan RI Nomor
837 tahun 2007 tentang pengembangan jaringan computer online
SIKNAS di rencanakan beberapa iasic dalam setiap tahunnya; yaitu :
1. Terselenggaranya jaringan komunikasi data terintegrasi antara 80 %
dinas kesehatan kabupaten/kota dan 100 % dinas provinsi dengan
kementerian kesehatan pada tahun 2007.
2. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara
90 % dinas kesehatan kabupaten/kota,  100 % dinas kesehatan
provinsi, 100 % rumah sakit pusat, 100 % unit pelaksana teknis
(UPT) pusat dengan kementerian kesehatan tahun 2009.
3. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara
seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi,
rumah sakit pusat, dan UPT pusat kementeri an kesehatan pada tahun
2010.
Dari beberapa hal tersebutlah, maka pemerintah daerah pun
berupaya mengembangkan sistem informasi yang sesuai dengan
keunikan dan karakteristiknya.Pengembangan sistem informasi kesehatan

16
daerah melalui software atau web. Seperti SIMPUS, SIMRS, SIKDA dan
sebagainya.
2.4.8 Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional
1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah system penyelenggaraan Negara. SKN
bersama dengan berbagai subsistem lain, diarahkan untuk mencapai
Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesian dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
2. Kedudukan SKN Terhadap Sistem Nasional Lain
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang
tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan
juga tanggungjawab dari berbagai sektor lain terkait yang terwujud
dalam berbagai bentuk system nasional. Dengan demikian, SKN
harus berinteraksi secara harmonis dengan berbagai sitem nasional
tersebut, seperti :
a) Sistem Pendidikan Nasional
b) Sistem Perekonomian Nasional
c) Sistem Ketahanan Pangan Nasional
d) Sistem Hankamnas, dan
e) Sistem-sistem Nasional Lainnya.
Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat mendorong
kebijakan dan upaya dari berbagai system nasional sehingga
berwawasan kesehatan. Dalam arti system-sistem nasional tersebut
berkontribusi positif terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.

3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan


Di Daerah
SKN merupakan acuan bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di daerah.

17
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan termasuk
swasta
Keberhasilan pembanguna kesehatan sangat ditentukan oleh
dukungan system nilai dan budaya masyarakat yang secara berama
terhimpun dalam berbagai system kemasyarakatan. SKN merupakan
bagian dari system kemasyarakatan yang dipergunakan sebagai acuan
utama dalam mengembangkan perilaku dan ligkungan sehat serta
berperan aktif masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.  
2.4.9 Subsistem SKN
1. Subsistem Upaya Kesehatan
2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
3. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
4. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
5. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan
6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat

2.4.10 Pelaksanaan SKN


1. Menerapkan pendekatan kesisteman yaitu cara berpikir dan betindak
yang logis, sistematis, komprhensif, dan holistic dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan :
a. Masukan : subsistem pembiayaan kesehatan, subsistem SDM
kesehatan, subsistem obat dan pembekalan kesehatan.
b. Proses : subsistem upaya kesehatan, subsistem pemberdayaan
masyarakat, subsistem manajemen kesehatan.
c. Keluaran : terselenggaranya pembangunan kesehatan yang
berhasil guna, berdaya guna, bermutu, merata, dan berkeadilan.
d. Lingkungan : berbagai keadaan yang menyangkut ideologi,
politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan keamanan baik
nasional, regional, maupun global yang berdampak terhadap
pembangunan kesehatan.
2. Penyelenggaraan SKN memerlukan keterkaitan antar unsur-unsur
SKN, yaitu :

18
a. Subsistem pembiayaan kesehatan diselenggarakan guna
menghasilkan ketersediaan pembiayaan kesehatan dengan jumlah
yang mencukupi, teralokasi secara adil, termanfaatkan secara
berhasil guna dan berdaya guna, sehingga upaya kesehatan
masyarakat maupun perorangan dapat diselenggarakan secara
merata, tercapai, terjangkau, dan bermutu bagi seluruh
masyarakat. Tersedianya pembiayaan yang memadai juga akan
menunjang terselenggaranya subsistem SDM kesehatan,
subsistem perbekalan kesehatan, subsistem pemberdayaan
masyarakat, subsistem manajemen kesehatan.
b. Subsistem SM kesehatan diselenggarakan gunamenghasilkan
tenaga kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi,
terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna
dan berdaya guna, sehingga upaya kesehatan dapat
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan
masyarakat.
c. Subsistem obat dan pembealan kesehatan diselenggarakan guna
menghasilkan ketersediaan  obat dan pembekalan kesehatan yang
mencakupi, aman, bermutu, dan bermanfaat serta terjangkau oleh
masyarakat, sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan
dengan berhasil guna dan berdaya guna.
d. Subsistem perberdayaan masyarakat diselenggarakan guna
menghasilkan individu, kelompok, dan masyarakat, umum yang
mampu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
e. Subsistem manajemen kesehatan iselenggarakan guna
menghasilkan fungsi-fungsi adm kesehatan,kesehatan, IPTEK
kesehatan, dan hokum kesehatanyang memadai dan menunjang
penyelenggaraan upaya kesehtan secara berhasil guna dan
berdaya guna.
3. Penyelenggaraan SKN memerlukan penerapan prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi, dan sinergisme (KISS), baik antar pelaku,

19
antar subsistem SKN, maupun dengan system serta subsistem lain
diluar SKN.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK)  adalah gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk
mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan  adalah
integrasi antara perangkat, prosedur  dan kebijakan yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan
manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem
informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain membantu
pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya, dan
pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami,
serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang menghimpun
bebagai upaya bangsa Indonesia  secara terpadu dan kesejahteraan umum
seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Gemala. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta: UI


Press

20
Beynon-Davies P. (2009:34). Management Information Systems. Palgave:
Basingstoke

21

Anda mungkin juga menyukai