PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini kebutuhan akan data dan informasi yang tepat,
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sangat dibutuhkan keberadaannya karena
merupakan sumber utama dalam pengambilan kebijakan untuk mewujudkan tujuan
pembangunan nasional. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
merupakan kondisi positif yang akan sangat mendukung berkembangnya sistem
informasi kesehatan, hal ini juga sangat berguna dalam pengambilan keputusan bisa1
lebih mudah jika semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu
sistem informasi kesehatan perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai data yang
telah dikumpulkan secara sistematik, memproses data menjadi informasi yang
berguna.
Pada tahun 2007 pusat data dan informasi melakukan evaluasi SIK di Indonesia
dengan menggunakan perangkat Health Metricts Network-World Health Organization
(HMN-WHO) evaluasi ini meliputi 6 komponen utama SIK yaitu sumber daya
(meliputi pengelolaan dan sumber daya), kualitas data, diseminasi dan penggunaan
data, hasil yang diperoleh adalah SIK ada tapi tidak adekuat untuk sumber daya (47%),
indikator (61%), sumber data (51%), kualitas data (55%), penggunaan dan diseminasi
data (57%), untuk manajemen data (35%), sehingga secara umum hasil ini
menunjukkan bahwa keseluruhan SIK masih perlu ditingkatkan lagi (Kepmenkes
Nomor 192, 2012).
Kesehatan Kabupaten Boyolali berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan kesehatan pada
identifikasi permasalahan sisi internal didapatkan kondisi sistem informasi kesehatan
untuk mendukung manajemen kesehatan masih belum optimal. Berdasarkan laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun
2014, untuk capaian kinerja pada indikator “terwujudnya sistem informasi kesehatan di
Dinas dan puskesmas (SIMPUS)” menargetkan 29 puskesmas sudah SIMPUS dan
terealisasi 29 puskesmas, sedangkan sistem informasi kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Boyolali belum ada pada rencana strategis tahun 2011-2015.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 16 tahun 2011 tentang
Organisasi Tata Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali tentang Dinas
Kesehatan maka dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
mempunyai unsur satu sekretariat dan empat bidang yaitu bidang pelayanan kesehatan,
bidang pencegahan, pemberantasan penyakit, dan penyehatan lingkungan, bidang
pengembangan sumber daya kesehatan, bidang promosi kesehatan dan penunjang.
Diantara empat bidang yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, pada bidang
pelayanan kesehatan terdapat paling banyak program-program yang menjadi indikator
keberhasilan dalam MDG’s, dimana pada tahun 2014 program-programnya adalah
menurunkan angka kematian ibu 95%, menurunkan angka kematian bayi 8,2%,
cakupan kunjungan bayi 90%, cakupan pelayanan anak balita 90%, cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani 100%, cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
3. Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit?
PEMBAHASAN
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.
Sistem informasi memiliki umur layak guna, maksudnya panjang pendeknya umur
layak guna sistem informasi ditentukan oleh :
A. Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga akan
berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang digunakan
sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika
dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan
integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh
merupakan usaha yang berat dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat
yang mutlak untuk mendapatkan sistem informasi yang terpadu.
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung pada
besar kecilnya cakupan dan kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Dan
ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan di masa mendatang, merupakan
salah satu penyebab kegagalan implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu
organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penggunaan informasi internal dan
eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif, hal tersebut karena
keberadaan informasi menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja, dan menjadi
ukuran kinerja organisasi atau perusahaan, serta menjadi acuan yang pada akhirnya
menentukan kedudukan atau peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal
maupun global.
Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan disini adalah informasi yang
terdiri dari :
Informasi harus memuat hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dan hak
kekayaan intelektual bidang kesehatan.
Untuk informasi disini paling sedikit harus memuat informasi mengenai sumber
dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.
Perencanaan kesehatan.
Pembinaan dan pengawasan kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan, pemberdayaan masyarakat.
Kebijakan kesehatan dan
Produk hukum.
1. Pemerintah pusat untuk ruang lingkup berskala nasional dalam ruang lingkup sistem
kesehatan nasional.
2. Pemerintah daerah provinsi untuk tingkat provinsi.
3. Pemerintah daerah kabupaten/kota untuk skala kabupaten/kota,
4. Fasilitas pelayanan kesehatan untuk pengelolaan sistem informasi kesehatan dengan
skala fasilitas pelayanan kesehatan.
Memberikan data dan informasi kesehatan yang diminta oleh pengelola sistem
informasi kesehatan nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota
Menyediakan akses pengiriman data dan informasi kesehatan kepada pengelola
sistem informasi kesehatan nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota
Menyediakan akses pengambilan data dan informasi kesehatan bagi pengelola
sister informasi kesehatan nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota
Menyediakan akses keterbukaan informasi kesehatan bagi masyarakat untuk
informasi kesehatan yang bersifat terbuka.
Perencanaan program
Pengorganisasian
Kerja sama dan koordinasi dalam unsur kesehatan sendiri dan melalui lintas
sektor, termasuk melalui jejaring global
Penguatan sumber daya
Pengelolaan data dan informasi kesehatan, meliputi kegiatan pencatatan,
pengumpulan, standarisasi, pengolahan, penyimpanan, penyebarluasan, dan
penggunaan
Pendayagunaan dan pengembangan sumber daya, meliputi perangkat keras,
perangkat lunak, sumber daya manusia dan pembiayaan
Pengoperasian sistem elektronik kesehatan
Pengembangan sistem informasi kesehatan
Pemantauan dan evaluasi
Pembinaan dan pengawasan
Karena suatu sistem informasi merupakan jiwa dari suatu institusi, maka sistem
informasi kesehatan merupakan jiwa dari institusi kesehatan. Jadi dengan kondisi sistem
informasi kesehatan yang kuat akan mampu mendukung upaya-upaya dari institusi
kesehatan. Penguatan sistem infomasi kesehatan secara tidak langsung akan turut pula
memperkuat sistem kesehatan nasional. Agar upaya penguatan dapat terarah, saling
terkait dan dengan langkah-langkah serta strategi yang jelas dan komprehensif, maka
disusunlah suatu roadmap rencana aksi penguatan sistem informasi kesehatan pada tahun
2011-2014, yang merupakan rencana kerja jangka menengah yang komprehensif dan
melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari sistem informasi kesehatan dalam
penerapannya.
Sampai saat ini sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi dan belum mampu
menyediakan data dan informasi yang handal, sehingga sistem informasi kesehatan masih
belum menjadi alat pengelolaan pembangunan kesehatan yang efektif. Untuk
menyelenggarakan pengelolaan pembangunan kesehatan diperlukan komponen yang
dikelompokkan dalam tujuh subsistem, yaitu :
1. Upaya kesehatan.
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan.
3. Pembiayaan kesehatan.
4. Sumber daya manusia kesehatan.
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan.
7. Pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi.
Saat ini kebutuhan data informasi yang akurat makin meningkat, namun sistem
informasi masih belum menghasilkan data yang akurat, lengkap, dan tepat waktu.
Masalah yang dihadapi sistem informasi kesehatan saat ini, terutama belum adanya
persepsi yang sama diantara penyelenggara kesehatan terutama penyelenggara sistem
informasi kesehatan terhadap sistem informasi kesehatan. Penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan masih belum efisien, terjadi redundant data dan duplikasi kegiatan,
dan kualitas data yang dikumpulkan masih rendah, bahkan ada yang tidak sesuai dengan
kebutuhan, ketepatan waktu juga masih rendah, sistem umpan balik tidak optimal,
pemanfaatan data informasi di tingkat daerah untuk advokasi, perencanaan program,
monitoring dan manajemen masih rendah serta tidak efisiennya penggunaan sumber daya,
juga pengelolaan data informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik.
Masalah inilah yang sedang dihadapi sistem informasi kesehatan dan perlu dilakukan
upaya penguatan dan perbaikan.
E. Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Visi Departemen Kesehatan pada tahun 2010, menetapkan Indonesia sehat dengan
ditandai penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat,
dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang disediakan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, serta ditandai adanya peran serta masyarakat dan
berbagai sektor pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan. Infrastruktur
pelayanan kesehatan dibangun mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan
seluruh pelosok. Setiap jenjang memiliki sistem kesehatan yang saling terkait, sehingga
jaringan sistem pelayanan kesehatan itu memerlukan sistem informasi yang saling
mendukung dan terkait. Setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan
dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, dipahami dan diantisipasi serta dikelola
dengan sebaik-baiknya.
Untuk mencapai visi sistem informasi kesehatan yang terarah, yang mampu
mendukung proses pembangunan kesehatan menuju masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan, maka dilakukan kebijakan-kebijakan diantaranya :
1. KESIMPULAN
2. SARAN
1. Diharapkan sistem informasi pelayanan kesehatan ini dapat dikembangkan oleh
peneliti berikutnya dengan menambahkan fitur pengelolaan data obat keluar dan
obat masuk serta manajemen.
2. Diharapkan sistem informasi pelayanan kesehatan ini dapat dikembangkan oleh
peneliti berikutnya dengan menambahkan fitur pengelolaan dalam penyediaan
pelayanan pasien rawat ina
1
4
1
5
1
6
1
7