Anda di halaman 1dari 12

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

“Pengelompokan Data Untuk Mendapatkan SIK yang Akurat”

KELOMPOK 6

Efitiani
Herni Ismiyati
Nurul Hidayah Pertiwi Sutikno
Widya Ningsih

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyah Pringsewu


Prodi D IV Kebidanan Konversi
TA 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, terutama di bidang
teknologi informasi, menjadi tantangan bagi penyelenggara Pemerintah untuk dapat
menyikapi dan memanfaatkannya sebagai sarana kerja dalam membantu percepatan
pelaksanaan tugas. Teknologi informasi yang didukung oleh teknologi komunikasi menjadi
unsur penting dalam menjembatani data dan informasi dengan segala aspek kehidupan.
Pemanfaatan teknologi telematika yang belum optimal bukan hanya disebabkan kebutuhan
biaya yang memang besar, tetapi lebih karena apresiasi terhadap penggunaan teknologi yang
masih kurang atau menempatkannya pada prioritas yang rendah.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, seorang pelayan kesehatan harus
mengetahui dan menerapkan sistem informasi kesehatan dan manajemen data kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam
berbagai perspektif yakni perspektif fungsional dan perspektif arsitektur teknologi. Dua
perspektif ini bersifat generik dan tidak hanya berlaku untuk sistem informasi kesehatan saja
tetapi juga untuk sistem informasi lainnya.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah berupaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kebijakan
yang proaktif dan dinamis dengan melibatkan semua sektor baik pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Penggalian informasi yang akurat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan
merupakan sumber utama dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pengembangan sistem jaringan informasi kesehatan
2. Manajemen data dan informasi

C. Tujuan dan manfaat


Tujuan pembuatan makalah ini selain memenuhi tugas mata kuliah system informasi
kesehatan juga agar mahasiswa memahami tentang tujuan dan manfaat informasi kesehatan
dan dapat mengetahui tentang tahapan manajemen data.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif (van de velde
dandegoulet, 2003) yakni perspektif fungsional dan perspektif arsitektur teknologi. Dua
perspektif ini bersifat generik dan tidak hanya berlaku untuk sistem informasi kesehatan saja
tetapi juga untuk sistem informasi lainnya.
Sistem informasi kesehatan adalah sistem pengolahan data dan informasi kesehatan di
semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses serta kombinasi perangkat
keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi. Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap
yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan pengeluaran informasi.
Secara umum pengertian sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi
kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi,
penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan
pemantauan hingga proses evaluasi.
Teknologi informasi memberi berbagai kemudahan dalam proses manajemen di segala
bidang. Dengan teknologi informasi, data dan informasi dapat diolah dan didistribusikan
secara lebih mudah, cepat, akurat dan fleksibel. Hal ini mendorong semakin dibutuhkannya
pemanfaatan teknologi informasi dalam berbagai kegiatan.

B. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap
jenjang administrasi kesehatan baik di tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota atau bahkan
pada tingkat pelaksana teknis seperti rumah sakit ataupun puskesmas.
Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk system informasi
kesehatan (SIK). Tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar dapat
mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin
menjadi sebuah informasi yang adekuat untuk membantu pengambilan keputusan di bidang
kesehatan.

Sistem Kesehatan Nasional Indonesia terdiri dari 7 subsistem, yaitu:


 Upaya Kesehatan
 Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
 Pembiayaan Kesehatan
 Sumber Daya Mansuia (SDM) Kesehatan
 Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
 Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
 Pemberdayaan Masyarakat

Di dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu :
Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan. Subsistem Manajemen dan Informasi
Kesehatan merupakan sub sistem yang mengelola fungsi-fungi kebijakan kesehatan,
adiminstrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu
menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berdaya guna, berhasil guna dan
mendukung penyelenggaraan keenam subsitem lain di dalam Sistem Kesehatan Nasional
sebagai satu kesatuan yang terpadu.

Subsistem dalam sistem informasi kesehatan secara umum meliputi :


1. Surveilans epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak menular, kondisi
lingkungan dan faktor risiko);
2. Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, gudang
farmasi, praktek swasta;
3. Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi, HIV/AIDS,
yang biasanya bersifat vertikal;
4. Sistem administratif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, sistem kepegawaian,
obat dan logistik, program pelatihan, penelitian dan lain-lain;
5. Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi.
Jika dicermati, komponen tersebut tidak hanya tanggung jawab sektor kesehatan semata,
tetapi juga lintas sektor lainnya seperti statistik vital kependudukan, data kelahiran, data
kematian. Sistem pelaporan informasi kesehatan rutin dari fasilitas kesehatan pun tidak
berjalan dengan baik.

C. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan


World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi menuai
beberapa keuntungan, antara lain:
1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Penguatan evidence based dalam mengambilan kebijakan yang efektif, evaluasi, dan
inovasi melalui penelitian.
4. Perbaikan dalam tata kelola, memobilisasi sumber baru dan akuntabilitas cara yang
digunakan.
Data yang diperlukan dalam sistem informasi kesehatan yang komprehensif berkisar dari
data kelahiran, morbiditas dan mortalitas, untuk jenis dan lokasi tenaga kesehatan, dengan
jenis dan kualitas pelayanan klinis yang diberikan di tingkat nasional dan sub-nasional dan
akhirnya dengan indikator penduduk, seperti sebagai demografi dan status sosial ekonomi.
Manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya:
memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit
memudahkan rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di situ
semua kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara tersturktur

D. Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan


Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit
infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan dengan
baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam
mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information
System).
Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapa menghasilkan
hal-hal sebagai berikut :
 Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh pemerintah daerah.
 Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
 Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan
kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
 Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam
teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area
Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem
informasi pemerintah daerah.
 Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan
memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi
teknologi informasi yang komprehensif.
 Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis
data/informasi bagi seluruh stakeholders.
 Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access
point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan
bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
 Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan
pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
 Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
 Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi,
untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
 Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan
E. Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi
yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis
Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
 Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas
kesehatan).
 Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
 Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban
kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau
masyarakat.
 Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim
ke bank data nasional (data warehouse).
 Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit
pelayanan terdepan.
 Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis
komputer.
 Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda
Generik.
 Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
 Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi
Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.

F. Domain Sistem Inforamsi Kesehatan


1. Sistem informasi rekam medis elektronik
Sitem imformasi rekam medis elektronik atau disebut dengan virtual patient
record/elektronick medical record ini digunakan untuk mengelola informasi rekam medis
pasien, sehingga memudahkan dalam menelusur-balik informasi, termasuk sejarah
penyakit dan tindakan medis yang pernah diterima, dan menggunakannya untuk
mengambil tindakan medis yang tepat. Secara umum, sistem ini dapat didefinisikan
sebagai informasi kesehatan individu yang disimpan dalam bentuk digital yang
mempunyai sebuah penanda unik setiap individu (raghupathi, 1997).
Sistem ini digunakan di liungkungan rumah sakit atau lembaga penyedia pelayanan
kesehatan lain yang menangani pasien secara langsung.

2. Sistem informasi managemen dokumen


Jika sistem informasi RM elektronik digunakan untuk mengelola informasi pasien,
sistem informasi managemen dokumen (disebut juga enterprise/elecktronik conten
mengement/ documen management system) digunakan untuk mengelola dokumen
secara umum untuk mendukung menagement dalam perencanaan, pengendalaian, dan
pengambilan keputusan. Termasuk dalam sistem informasi ini ada pengarsipan
dokumen secara digital, workflow, pemrosesan formulir elektronik dan penyimpanan
dalam kapasitas besar (mass storage) Raghupathi, 2003.
Sistem informasi ini tidak hanya digunakan dalam lingkup RS, tetapi juga pada
lembaga yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat seperti Dinas kesehatan
dan departemen kesehatan.

3. Sistem informasi farmasi


Sistem ini digunakan di instalasi farmasi untuk mengelola pemesanan, persediaan,
dan distribusi obat obatan dan sediaan medis lainnya. Sistem ini dapat dihubungkan
dengan sistem informasi lain di rumah sakit, seperti sistem informasi rekam medis,
sistem informasi klinis, dan sistem informasi keuangan.

4. Sistem informasi geografis


Secara umum, sistem ini menggabungkan gambar dan informasi.contohnya
penggunaan SIG adalah untuk memonitor perkembangan sebuah penyakit yang
memerlukan penanganan khusus dan cepat, seperti flu atau demam berdarah.

5. Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan


Secara umum sistem poendukung pengambilan keputusan adalah bentuk khusus
sistem informasi yang di dalamnya terdapat mesin inferensi yang memungkinkan
pengguna mendapatkan masukan dari sistem setelah mengola informasi atau
pengetahuian awal yang dimiliki opleh sistem. Sistem ini dalam bidang kesehatan
bersifat individual dan kelompok. Salah satu contoh sistem ini adalah sistem untuk
mendiagnosa suatu penyakit dengan cara mengenali gejala gejala yang ada.
6. Sistem informasi eksekutif
Sistem ini merupakan jenis khusus sistem informasi dengan pengguna khusus,
para eksekutif atau managemen puncak.

7. Data warehouse dan datamining


Data warehouse (gudang data) dan datamining (penambangan data) adalah dua
konsep, metode dan teknologi yang saling terkait. Yang pertama dapat didefinisikan
sebagai “pembuatan ruang penyimpanan data besar yang digunakan untuk
pengambilan keputusan strategis “ (golberg,1996). Datamining adalah proses
ekstraksi data dalam jumlah besar dengan metode tertentu untuk menghasilkan
informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Secara umum datamining
dikembangkan untuk mengidentifikasi pola tersembunyi yang menggambarkan
keterkaitan antar data.

G. Pengertian Manajemen Data


Berbagai pakar mengartikan data sebagai hasil penghitungan dan pengukuran. Dalam
bentuk jamak, Data berasal dari kata Datum yang diartikan sebagai himpunan hasil dari
penghitungan dan pengukuran, bisa dalam bentuk angka/bilangan (umur, berat badan)
dan bukan angka (jenis kelamin, tingkat pendidikan), dan sebagainya. Data dapat
berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam data base.
Data sebagai hasil perhitungan dan pengukuran belum dapat berbicara banyak sebelum
diolah lebih lanjut. Dalam pengelolaan inilah dikenal dengan istilah Manajemen Data.
Pengertian manajemen dalam hal data itu bukanlah Istilah manajeman yang biasa dikenal dan
yang sering digunakan suatu organisasi yaitu manajemen yang terdiri dari unsur
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring Evaluasi. Manajemen data yang
dimaksud disini adalah kegiatan pengelolaan data.
Manajemen dalam pengertian Data (Manajenmen Data) adalah Rangkaian kegiatan
pengelolaan data mulai dari kegiatan pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis data
hingga menjadi suatu informasi.

H. Tahapan Manajemen data


Tahapan dalam manajemen data kesehatan diantaranya sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
 Kegiatan wawancara/ observasi dalam rangka memperoleh data dari objek
pengamatan.
 Perlu diperhatikan cara pengumpulan data, instrumen pengumpul data, uji validitas
dan reliabilitas.
2. Pengolahan Data
 Pengolahan data bertujuan merubah data yang telah terkumpul menjadi suatu bentuk
yang siap untuk dilakukan analisis.
 Tahapan pengolahan data yakni : memeriksa data (editing), pemberian kode (coding),
pemindahan data (secara manual (dalam kartu kode), maupun komputer (entri dalam
suatu file).
3. Analisis Data
 Menentukan metode analisis sesuai dengan tujuan penelitian, hipotesis, yang
dihasilkan.
4. Penyajian Data
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan adalah sistem pengolahan data dan informasi kesehatan di
semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar dapat
mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin
menjadi sebuah informasi yang adekuat untuk membantu pengambilan keputusan di bidang
kesehatan.
Manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya,
memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit, memudahkan rumah
sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di situ, semua kegiatan di rumah sakit
terkontrol dengan baik / bekerja secara tersturktur.
Tahapan dalam manajemen data kesehatan diantaranya adalah pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, penyajian data.

B. Saran
Penulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini
untuk menambah wawasan tentang sistem informasi kesehatan sehingga mahasiswa
dapat menerapkannya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dperlukan demi kemaslahatan bersama, dan
semoga kita bisa mengambil hikmahnya. supaya pembenahan dari isi dan subtansi makalah
ini bisa lebih baik, dan mudah-mudahan didalam pembuatan makalah ini bisa bermanfaat,
amin.
http://meymeyshaputri.blogspot.com/2013/05/sistem-informasi-
kesehatan-dan_6153.html

http://upikblogs.blogspot.com/2012/05/makalah-tentang-
pengertian-pengembangan.html

Anda mungkin juga menyukai