Kementerian Kesehatan
Tahun 2023
0
Penanggulangan Frambusia : 1
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN
II. KASUS FRAMBUSIA
III. KONSEP PENGHENTIAN PENULARAN FRAMBUSIA
IV. PENYELIDIKAN
A. Tujuan
B. Prinsip
C. Pelaksanaan
1. Penegakan diagnosis kasus
2. Konfirmasi kasus frambusia
3. Pelacakan kasus frambusia di antara kontak erat
4. Pemeriksaan penduduk sekitar lokasi kejadian
5. Analisis
a. Penyajian Data
1) kurva epidemi kasus frambusia konfirmasi harian menurut wilayah
2) peta sebaran kasus frambusia menurut tempat tinggal dan lokasi kontak
b. Analisa data cluster frambusia
6. Investigasi ulang
7. Kesimpulan Investigasi Frambusia
8. Laporan Investigasi Frambusia
V. POPM Frambusia Kasus Kontak
A. Tujuan
B. Dasar Penetapan
C. Metode
1. Prinsip POPM Kasus Kontak
2. Obat frambusia
3. Sasaran
4. Pelaksanaan POPM Kasus Kontak
5. Pencatatan dan Pelaporan Hasil Kegiatan POPM Kasus Kontak Frambusia
6. Monitoring dan Evaluasi
VI. POPM Frambusia Total Penduduk
A. Tujuan
B. Dasar Penetapan
C. Metode
1. Prinsip POPM Total Penduduk
2. Obat frambusia
3. Sasaran
4. Pelaksanaan POPM Total Penduduk
5. Pencatatan dan Pelaporan Hasil Kegiatan POPM Total Penduduk frambusia
Penanggulangan Frambusia : 2
B. Prinsip
C. Pelaksanaan
D. Analisis dan Respon
LAMPIRAN
Penanggulangan Frambusia : 3
I. PENDAHULUAN
Frambusia yang tidak diobati, sebagian sembuh sendiri, sebagian lagi
akan berkembang ke stadium sekunder, dan tertier. Stadium primer
dan sekunder sangat menular dengan cara kontak langsung dengan
lesi penderita frambusia.
Dewasa ini, pengobatan frambusia cukup mudah, yaitu dengan
memberi antibiotik azitromisin dosis tunggal sesuai dosis, frambusia
sembuh dan lesi akan menghilang dalam waktu 1-2 minggu setelah
minum obat dan penularan dapat dihentikan.
Frambusia hanya hidup pada manusia, dan oleh karena itu, jika
pengobatan terhadap kasus frambusia (aktif) dan semua orang yang
diduga terinfeksi (kontak fisik dengan penderita) secara serentak
bersamaan pada satu wilayah penularan dilakukan, maka sumber
penularan dapat ditiadakan dalam wilayah tersebut dan penularan
setempat berkelanjutan dapat dihentikan.
Penanggulangan Frambusia : 4
II. KASUS FRAMBUSIA
Definisi Kasus Frambusia
definisi kasus ini diambil dari bahasan “Frambusia, Diagnosis dan
Pengobatan”
Penanggulangan Frambusia : 5
PCR. Uji RPR positif menunjukkan kasus frambusia aktif atau
masih terdapat bakteri frambusia dan menular
Uji RPR positif bukan diagnosis pasti frambusia, karena juga
positif pada kasus terinfeksi sifilis
Penanggulangan Frambusia : 6
III. KONSEP PENGHENTIAN PENULARAN
FRAMBUSIA
4. Penyuluhan/Pemberdayaan
a. memperkuat kewaspadaan dan kesiapsiagaan petugas
b. mendorong partisipasi masyarakat untuk menemukan dan
melaporkan
Penanggulangan Frambusia : 7
IV. PENYELIDIKAN Pelacakan Frambusia &
Suspek Tindakan Kesehatan
RDT Masyarakat
Ketika terdapat kasus frambusia konfirmasi, maka segera dilakukan
R
penyelidikanRDTlapangan pada tempat tinggal kasus, sekolah dan atau
tempat kerja suspek bukan
FRAMBUSIA Konfirmasi
RPR (-)
A. TujuanRP suspek bukan
RPR
a. Memastikan diagnosis frambusia
Pengobatan
FRAMBUSIA Konfirmasi TIDAK
b. Menentukan status penularan (tidak ada penularan,
Kasus Kontak ADAadanya
penularan setempat atau penularan massal) INDIKASI
Lacak &
c. Menetapkan tidak ada frambusia PENULAR
gambaran epidemiologi (WTO-waktu,
tempat dan orang)
d. Rekomendasi
ada Suspek upaya menghentikan penularan frambusia
RDT
RDT (10 Suspek
RDT
B. Prinsip INDIKASI PENANGGULA
FRAMBUSIA konfirmasi PENULARAN NGAN
● kasus suspek frambusia dipastikan telah dilakukan pengujian
penularan
RDT dan atau diikuti dengan pengujian RPR. Lihat
FRAMBUSIA bahasan
frambusia
ada Suspek
Frambusia, KLinis dan Pengobatan
● Ketika ada kasus frambusia konfirmasi (kasus indeks), maka
segera dilakukan penyelidikan dengan melakukan pelacakan
adanya kasus-kasus lainnya diantara kontak erat, baik kontak
erat serumah, sepermainan, satu kelas dan pemeriksaan
frambusia pada penduduk di lokasi kejadian.
● Setiap kasus suspek frambusia yang ditemukan diuji dengan
RDT.
● Kasus suspek frambusia dengan RDT positif adalah kasus
frambusia konfirmasi. Lihat bahasan Frambusia, diagnosis dan
pengobatannya.
● Adanya sejumlah kasus frambusia konfirmasi yang berhubungan
secara epidemiologis (satu wilayah dalam periode waktu 3
bulan) mengindikasikan adanya penularan setempat.
● Sebaran menurut waktu (kura epidemi), wilayah dan kelompok-
kelompok masyarakat dapat digunakan untuk mendeskripsikan
gambaran epidemiologi frambusia dan menentukan level
penularannya dan menentukan upaya penanggulangan yang
tepat
Penanggulangan Frambusia : 8
Penanggulangan Frambusia : 9
C. Pelaksanaan
Penanggulangan Frambusia : 10
Pelaksanaan pelacakan kontak
a. Gunakan formulir sesuai lokasi kontak serumah, tetangga,
sekelas, tempat kerja
b. Catat identitas kontak erat dan data yang diperlukan
menggunakan formulir Pemeriksaan Kontak Erat Frambusia
c. Kontak yang menunjukkan lesi frambusia, ditetapkan sebagai
kasus suspek frambusia atau DD frambusia, dan dilakukan
wawancara serta pemeriksaan, menggunakan Register
Frambusia Puskesmas.
d. Setiap kasus suspek frambusia/DD diantara kontak erat diuji
dengan RDT.
e. Kasus suspek frambusia/DD diantara kontak erat dengan RDT
positif adalah kasus konfirmasi frambusia (konfirmasi-kontak).
f. Kasus suspek frambusia/DD yang tinggal di desa/kelurahan yang
terdapat penularan frambusia juga merupakan kasus konfirmasi
frambusia (konfirmasi-kontak). Lihat artikel “Frambusia,
Diagnosis dan Pengobatan”
b. Pelaksanaan
Ada 2 cara pelaksanaan pemeriksaan frambusia di pemukiman
penduduk, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan,
yaitu membuka pos pelayanan, kunjungan dari rumah ke rumah
atau kombinasi.
1) POS Pelayanan
Membuka pos pelayanan dengan harapan warga yang
menderita lesi kulit, terutama kasus frambusia datang berobat
a) membuka pos pelayanan pengobatan di RT/RW/desa yang
Penanggulangan Frambusia : 11
terdapat penularan frambusia, dikhususkan bagi anak-
anak dan dewasa yang menderita lesi di kulit.
b) Setiap orang yang dilakukan pemeriksaan/pengobatan
dicatat dalam formulir Pelayanan Puskesmas Keliling
c) Warga berobat yang menunjukkan lesi frambusia,
ditetapkan sebagai kasus suspek frambusia atau DD
frambusia, dan dilakukan wawancara serta pemeriksaan,
menggunakan Register Frambusia Puskesmas.
d) Setiap kasus suspek frambusia/DD yang ditemukan diuji
dengan RDT.
e) Kasus suspek frambusia/DD dengan RDT positif adalah
kasus konfirmasi frambusia (konfirmasi-kontak). Kasus
suspek frambusia/DD yang tinggal di desa/kelurahan yang
terdapat penularan frambusia merupakan kasus konfirmasi
frambusia (konfirmasi-kontak). Lihat artikel “Frambusia,
Diagnosis dan Pengobatan”
f) Setiap lesi dicurigai suspek frambusia/diagnosis banding
frambusia dilakukan pemeriksaan lanjutan (Register Pos
Pelayanan Pengobatan)
Penanggulangan Frambusia : 12
frambusia dilakukan pemeriksaan lanjutan (Register Pos
Pelayanan Pengobatan)
5. Analisis
a. Penyajian Data
1) kurva epidemi kasus frambusia konfirmasi harian
menurut wilayah
2) peta sebaran kasus frambusia menurut tempat
tinggal dan lokasi kontak
6. Investigasi ulang
Investigasi 1,2,3 dan 4 tersebut dapat diulang sesuai kebutuhan
berdasarkan analisis keberhasilan upaya penanggulangan kejadian
frambusia.
Setiap ditemukannya kasus frambusia konfirmasi baru, perlu
dilakukan investigasi dan respon penanggulangan yang tepat,
sampai penularan frambusia dapat dihentikan
Investigasi pada 4 minggu dan 8 minggu kasus frambusia
/dilaksanakannya POPM frambusia terakhir untuk memastikan telah
tidak ada penularan frambusia lagi. Obyek dan pelaksanaan
investigasi ini adalah sama dengan investigasi 1,2,3 dan 4
a. Bukan frambusia
1) Suspek frambusia/diagnosis banding frambusia dengan RDT
negatif.
2) Suspek frambusia/diagnosis banding frambusia dengan RDT
positif, RPR negatif
Penanggulangan Frambusia : 13
b. Kejadian frambusia belum ada penularan setempat
Terdapat satu kasus frambusia konfirmasi, tetapi tidak terdapat
kasus frambusia di antara kontak kasus frambusia atau sebagai
sumber penularan
3. Laporan Penyelidikan
Setelah penyelidikan (awal) selesai, segera dibuat laporan hasil
penyelidikan sesuai dengan format Laporan Penyelidikan.
Penanggulangan Frambusia : 14
V. POPM Frambusia Kasus Kontak
A.Tujuan
Menghentikan segera penularan frambusia pada satu komunitas
tertentu (cluster kasus-kontak) karena adanya dugaan terjadinya
penularan frambusia
B.Dasar Penetapan
● Ditemukannya kejadian frambusia, yaitu adanya satu/lebih
kasus frambusia konfirmasi (kasus suspek dengan pemeriksaan
RDT positif dan RPR positif) dan kasus kasus lainnya diantara
kontak/suspek dengan RDT positif atau RDT dan RPR positif
● Kepala Puskesmas atau Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
menetapkan pelaksanaan POPM kasus-kontak pada kejadian
frambusia tersebut
C.Metode
1. Prinsip POPM Kasus Kontak
Pemberian obat pencegahan massal kasus-kontak atau disebut
POPM kasus-kontak adalah memberikan obat kepada kasus
frambusia yang ditemukan beserta semua kontaknya secara
serentak diikuti dengan intensifikasi surveilans (surveilans ketat)
Setiap kasus frambusia yang ditemukan pada kegiatan
surveilans ketat, harus segera diikuti dengan melaksanakan
POPM kasus dan kontak lagi, agar mata rantai penularan
frambusia dapat dihentikan di seluruh wilayah yang terjadi
penularan frambusia.
2. Obat frambusia
Jenis obat, cara pemberian obat, dosis obat sama dengan obat
pada POPM total penduduk.
a. Jenis Obat. Obat yang digunakan dalam POPM frambusia
adalah Azitromisin dosis tunggal. Bentuk sediaan berupa
sirup kering, tablet, atau kaplet. Obat dapat diberikan pada
saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam
sesudah makan). Namun, untuk meminimalkan efek mual
sebaiknya diberikan setelah makan.
Penanggulangan Frambusia : 15
obat alternatif lain dapat diberikan.
3) Apabila tidak tersedia obat Azitromisin, maka dapat
digunakan obat lain sesuai rekomendasi ahli.
3. Sasaran
a. Sasaran pemberian obat antibiotika pada kegiatan POPM
kasus-kontak adalah kasus frambusia dan semua kontaknya
dengan usia 2-69 tahun, kecuali yang ditunda
pengobatannya.
Kontak terhadap kasus frambusia adalah :
1) semua orang yang tinggal dalam satu rumah,
2) tetangga sekitar,
3) teman bermain sehari-hari,
4) teman sekelas, dan
5) mereka yang bergaul/memiliki kontak sosial dengan kasus
lebih dari 20 jam per minggu
b. Kontak yang ditunda pengobatannya adalah wanita hamil,
penderita sakit berat, atau alergi obat tertentu.
c. Apabila setelah dilakukan POPM kasus-kontak, masih
Penanggulangan Frambusia : 16
ditemukan kasus frambusia konfirmasi baru maka dilakukan
POPM kasus-kontak lagi atau POPM total penduduk sesuai
hasil investigasi atau kajian epidemiologi
Penanggulangan Frambusia : 17
penduduk dapat dipertimbangkan untuk diterapkan pada satu
desa tertentu tersebut
g. Hasil kegiatan POPM kasus-kontak dicatat dan dilaporkan
dengan menggunakan formulir-formulir yang telah disediakan
(lihat Pencatatan dan Pelaporan Hasil Kegiatan POPM Kasus
Kontak)
Penanggulangan Frambusia : 18
5. Pencatatan dan Pelaporan Hasil Kegiatan POPM
Kasus Kontak Frambusia
Penanggulangan Frambusia : 19
VI. POPM Frambusia Total Penduduk
A.Tujuan
Tujuan pelaksanaan POPM-total penduduk adalah untuk menghentikan
penularan frambusia di seluruh wilayah Kabupaten/Kota secara cepat
dan efisien
B.Dasar Penetapan
C.Metode
1. Prinsip POPM Total Penduduk
Wilayah kabupaten/kota endemis frambusia
Pemberian obat pencegahan massal total penduduk atau disebut
POPM total penduduk di wilayah endemis frambusia adalah
memberikan obat pencegahan kepada semua penduduk di
semua desa endemis secara serentak bersamaan (total
penduduk) diikuti dengan intensifikasi surveilans. Apabila
terdapat kejadian frambusia dilakukan POPM kasus kontak atau
POPM total penduduk desa kejadian agar mata rantai penularan
frambusia dapat dihentikan di seluruh wilayah Kabupaten/Kota.
Penanggulangan Frambusia : 20
2. Obat frambusia
Jenis obat, cara pemberian obat, dosis obat sama dengan obat
pada POPM total penduduk.
3. Sasaran
a. Sasaran POPM total penduduk adalah semua penduduk di
desa-desa endemis pada satu wilayah kabupaten/kota
(wilayah endemis frambusia) atau semua penduduk wilayah
penularan (wilayah bebas frambusia), dengan usia 2-69
tahun, kecuali yang ditunda pengobatannya.
b. Penduduk yang ditunda pengobatannya adalah wanita hamil,
penderita sakit berat, atau alergi obat tertentu.
c. Apabila setelah dilakukan POPM total penduduk, masih
ditemukan kasus baru maka dilakukan POPM kasus-kontak
atau POPM total penduduk satu desa sesuai dengan kajian
epidemiologi
Penanggulangan Frambusia : 21
ditetapkan.
5) Pelaksanaan Pengelolaan Kejadian Ikutan Pasca Pemberian
Obat
e. Melaksanakan surveilans Pasca POPM total penduduk dengan
kegiatan utama penemuan DINI kasus frambusia.
f. Setiap kasus frambusia SEGERA diikuti dengan
melaksanakan POPM Kasus Kontak atau POPM total
penduduk sesuai dengan kajian epidemiologi, sehingga tidak
ada penularan lanjutan.
g. Hasil kegiatan POPM total penduduk dicatat dan dilaporkan
dengan menggunakan formulir-formulir yang telah
disediakan
Penanggulangan Frambusia : 22
Laporan pelaksanaan POPM total penduduk menggunakan
Formulir Daftar Pemberian Obat Pencegahan Massal Total
Penduduk di Pos Pelaksana POPM frambusia dan Formulir
Laporan Cakupan POPM Total Penduduk di Desa, Puskesmas,
Kabupaten/Kota
Indikator
a. Semua desa endemis telah melaksanakan POPM total
penduduk
b. Cakupan POPM total penduduk per desa >80 % sasaran
(yang 20 % adalah yang gagal mendapat obat karena
sakit atau indikasi lain)
c. Surveilans pasca POPM total penduduk berkualitas tinggi
sesuai indikator yang ditetapkan dan setiap adanya
kejadian frambusia diikuti dengan melaksanakan POPM
kasus kontak atau POPM total penduduk desa sesuai hasil
kajian,
d. Dengan metode POPM total penduduk tersebut, penularan
frambusia dapat dihentikan kurang dari 6 bulan sejak
dimulainya pemberian obat pencegahan secara massal
kepada penduduk.
Penanggulangan Frambusia : 23
VII. SURVEILANS KETAT selama periode
kejadian
A.Tujuan
1. Menemukan dini kasus frambusia
2. Perkembangan kasus frambusia setempat harian dan mingguan
menurut wilayah spot map, RT, RW, dan desa
3. Membuktikan berhentinya penularan frambusia.
B.Prinsip
● Segera setelah dilaporkan adanya kejadian frambusia
dilaksanakan surveilans ketat.
● Surveilans ketat dilaksanakan di lokasi kejadian frambusia,
terutama dengan melakukan investigasi atau pelacakan kontak
erat kasus frambusia (lihat investigasi).
● Surveilans ketat juga diperluas ke seluruh wilayah Puskesmas
dan Puskesmas-Puskesmas lain di sekitarnya.
● Surveilans ketat dilaksanakan sampai dapat dipastikan
penularan frambusia telah dapat dihentikan, kemudian
diteruskan dengan surveilans dalam keadaan normal (tidak ada
kejadian frambusia)
C.Pelaksanaan
Surveilans frambusia secara ketat mulai diterapkan saat ditetapkan
adanya kasus frambusia konfirmasi.
1. Surveilans ketat pada lokasi kejadian frambusia dengan
menerapkan investigasi (ditetapkan wilayah penanggulangan
seluas RT/RW/desa sesuai hasil investigasi dan surveilans). Lihat
investigasi
2. Surveilans ketat pada wilayah lebih luas (Puskesmas, beberapa
Puskesmas atau Kabupaten/Kota sesuai hasil investigasi dan
surveilans). Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Setiap petugas Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan pos
pelayanan kesehatan desa berjangkit dan Puskesmas-
Puskesmas sekitarnya, wajib memiliki kapasitas minimal
dalam mendiagnosa suspek frambusia (lihat panduan
Frambusia, Diagnosis dan Pengobatan) (misal :
lulus/sertifikat quis erafram-qkom)
b. Membagikan media tentang frambusia, diagnosis dan
pengobatan di setiap poliklinik dan pos pelayanan
Penanggulangan Frambusia : 24
kesehatan, agar petugas mendapat panduan cepat untuk
mengidentifikasi kemungkinan adanya kasus frambusia di
tempat pelayanannya (lihat contoh)
c. Pengenalan frambusia kepada guru sekolah dasar dan
kader kesehatan, dengan cara penyuluhan dan
membagikan media frambusia dan tata cara pelaporannya
(lihat contoh)
d. Penemuan suspek frambusia dan frambusia konfirmasi
1) penemuan kasus frambusia di fasilitas pelayanan
kesehatan (poliklinik Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, pos kesehatan desa, serta pelayanan
kesehatan swasta dan praktek mandiri).
2) penemuan kasus frambusia berdasarkan laporan
guru dan kader serta masyarakat
e. Setiap penemuan kasus frambusia suspek/probable/
konfirmasi wajib segera dilaporkan pada koordinator
eradikasi frambusia Puskesmas
f. Setiap penemuan kasus suspek frambusia, segera
dilakukan pemeriksaan RDT frambusia. Kemudian pada
kasus suspek frambusia RDT positif segera dilakukan
pemeriksaan RPR, sesuai tata cara penegakan diagnosis
frambusia.
g. Setiap kasus suspek frambusia, kasus probable dan kasus
frambusia konfirmasi yang ditemukan :
1) dicatat dalam register frambusia Puskesmas
2) dilaporkan segera melalui aplikasi
https://s.id/laporframbusia , pilih menu : Laporan
Kasus Frambusia
h. Analisis perkembangan kasus-kasus frambusia sesuai
dengan tujuan. Analisis ini dilakukan secara periodik
harian, mingguan atau sesuai kebutuhan (sewaktu). Lihat
Analisis dan Respon.
i. Surveilans ketat (langkah 4,5 dan 6) dilaksanakan minimal
sampai 8 minggu sejak kasus terakhir/POPM terakhir
(mana yang lebih akhir)
Penanggulangan Frambusia : 25
Setelah diterapkannya surveilans ketat, kegiatan surveilans
dikembalikan seperti keadaan sebelum terjadi kejadian frambusia.
Penanggulangan Frambusia : 26
Penanggulangan Frambusia : 27
Penanggulangan Frambusia : 28
LAMPIRAN
Register Frambusia
Penanggulangan Frambusia : 29
Formulir Daftar Pemberian Obat Pencegahan Massal (lihat
lampiran) dan Formulir Laporan Cakupan POPM Kasus Kontak
Puskesmas, secara online
Penanggulangan Frambusia : 30
Kisi Kompetensi Pelaksana Eradikasi Frambusia
PENANGGULANGAN KEJADIAN FRAMBUSIA
Penanggulangan Frambusia : 31
c. Mana yang tepat sebagai upaya penanggulangan
frambusia
A. penyelidikan lapangan, penghentian penularan pada
wilayah berisiko penularan, surveilans dan
penyuluhan/pemberdayaan
B. penemuan dini diperketat, dan setiap kasus
frambusia yang ditemukan segera diobati sampai
sembuh
C. pemetaan kasus frambusia yang segera diikuti
pemberian obat secara massal total penduduk
D. survei seluruh wilayah kabupaten/kota, kemudian
segera obati setiap kasus frambusia yang ditemukan
3. Penyelidikan lapangan
Kapan penyelidikan kejadian frambusia mulai dilakukan
A. setelah adanya dugaan kasus frambusia
B. setelah diketahui adanya kasus frambusia konfirmasi
C. setelah diketahui adanya penularan frambusia
D. setelah diketahui adanya kematian karena frambusia
Penanggulangan Frambusia : 32
Penularan frambusia yang terjadi di antara penduduk dapat
dihentikan dengan cara ini :
A. pengobatan penderita dan semua orang yang terinfeksi
frambusia serentak bersamaan
B. Pada setiap penderita yang ditemukan, segera dilakukan
pengobatan sampai sembuh dan tuntas, sehingga sumber
penularan tidak ada
C. Isolasi semua penderita frambusia selama masa
penularannya
D. Vaksinasi semua warga di sekitar penderita dengan
wilayah yang luas
5. Surveilans ketat
Dibawah ini tepat sebagai pelaksanaan surveilans frambusia
setelah dilakukan POPM frambusia
A. Survei serologi frambusia secara berkala 6 bulan pada
penduduk wilayah berjangkit penularan frambusia
B. Penemuan kasus frambusia yang berkunjung ke fasilitas
pelayanan kesehatan, di sekolah, dan laporan
kader/masyarakat
C. Pemeriksaan adanya frambusia di air sungai, sumur, dan
tandon air warga
D. Pemeriksaan adanya frambusia pada binatang penular
frambusia
Penanggulangan Frambusia : 33
Indikator Penanggulangan
a. Cara-cara menghentikan penularan frambusia
b. Pengertian POPM
c. Persyaratan
d. Kapan pelaksanaannya
e. POPM - obat, sasaran
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Indikator
Penanggulangan Frambusia : 34
Penanggulangan Frambusia : 35