Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN HASIL RAPAT

PERSIAPAN SERTIFIKASI BEBAS FRAMBUSIA

Hari/Tanggal : Rabu, 13 September 2022


Tempat : Hotel Harmoni

Materi
 Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk
menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah Kesehatan
masyarakat secara nasional.
 Frambusia adalah penyakit menular menahun yang kambuhan, yang terutama menyerang
kulit, tulang dan tulang rawan, yang disebabkab oleh bakteri Treponema pertenue.
 Penularan frambusia pada suatu populasi dapat terhenti apabila setiap anggota penduduk
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama menjaga kebersihan
individu seperti mandi menggunakan air dan sabun
 Renstra Kemenkes 2020-2024 : Eradikasi Frambusia dan serifikasi 514 Kabupaten/Kota
bebas frambusia tahun 2024
 Taret dan kesepakatan Regional, Global dan Nasional Eradikasi Frambusia (2017-2030)
 Kebijakan terkait program frambusia :
 Permenkes RI No. 8 Tahun 2017 tentang eradikasi frambusia
 Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/496/2017 Tentang Daerah endemis
Frambusia
 Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/497/2017 Tentang Komite Ahli Eradikasi
Frambusia
 Strategi Eradikasi Frambusia
 Advokasi da sosialisai Eradikai Frambusia
 Advokasi pemangku kebijakan
 Peningkatan kompetensi
 Sosialisasi, kerja sama Lintas Program/Lintas Sektor dan masyarakat
 Penyebaran Media KIE
 Promosi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
 Promosi PHBS
 Pengendalian terhadap Faktor resiko Penularan
 POPM Frambusia (Total dan kasus kontak)
 POPM total penduduk seluruh penduduk desa
 POPM (Pengobatan) kasus kontak : kasus dan minimal 20 kontaknya
 Memperkuat Sistem Surveilan
 Penguatan SDM dan Sistem Sueveilans
 Penemuan kasus pasif (Fasyankes) dan aktif (Pusling, sekolah kegiatan integrasi)
 Pencatatan dan pelaporan secara berjenjang (manual dan online)
 Pelaporan online frambusia : https://s.id/laporframbusia
 Kapasitas SDM Frambusia (Setiap Petugas Puskesmas)
1. Menemukan kasus
2. Mendiagnosa frambusia
3. Mengobati penderita
4. Pelaporan
5. Cara menghentikan penularan
6. Cara membuktikan ada dan tidak ada penularan
 Dimana kasus kusta ditemukan :
1. Berobat ke Puskesmas dan Pustu
2. Ditemukan pada kegiatan Pusling
3. Ditemukan dalam kegiatan pemeriksaan anak sekolah
4. Dalam kegiatan POPM
5. Rumos : konfirmasi
 Pemeriksaan sasaran – koreng (bukan trauma)-Suspek-Konfirmasi RDT-Positif kasus
 Uji serologis untuk sifilis dapat digunakan untuk frambusia
 Faktor risiko Frambusia :
 KOmunitas sosek rendah (kemiskinan, padat, gizi buruk)
 Kebersihan personal (PHBS)
 Lingkungan buruk (akses air bersih, sanitasi)
 Kasus anak sebagai reservor
 Sasaran Frambusa anak-anak dibawah 15 Tahun
 Ciri-ciri Frambusia : ada koreng, kusta kekuningan, RDT (+)
Jika RDT (+) lanjut cek RPR (Rapid Plasma Reagin); RDT (-) berate bukan frambusia hanya
koreng
 Jika RDT (+) diberikan obat Azitromisin Tablet dengan dosis tunggal:
Umur 2-5 th : Dosis 500 mg/oral
Umur 6-9 th : Dosis 1000 mg/oral
Umur 10-15 th : Dosis 1500 mg/oral
Umur 16-69 th : Disis 2000 mg/oral
Kasus <2 th dan >69 th, Wanita hamil, warga sakit berat, alergi obat azitromisin,
pengobatannya konsultasikan ke dokter
 Kontra indikasi dan efek samping obat azitromisin :
1. Kontra indikasi : Riwayat alergi azitromisin sebelumnya : gangguan hati, kuning karena
gangguan aliran empedu
2. Efek samping obat : Diare, mual, muntah, sakit perut, dan reaksi kulit berat
3. Tidak ada efek samping fatal/meninggal yang terdokumentasikan
4. Bila ada bradikardi relative diberikan sulfat atropine dengan catatan denyut nadi
sebelum pemberian harus dihitung dengan cermat
5. Catatan khusus tidak boleh dibeerikan pada ibu hamil dan orang dengan gangguan
fungsi hati

 Proses Penilaian Sertifikasi Bebas Frambusia :


1. Pemeriksaan Dokumen : dokumen POPM, SSF (endemis), LKP, Dokumen Surveilans Min
6 bulan terakhir
2. Kunjungann Lapangan : Kompetensi Nakes, masyarakat, akses air bersih,
lingkunganrisiko, media KIE dan permenkes no 8/2017 tentang eradikasi frambusia
3. Wawancara :kompetensi nakes, masyarakat dan pengelola program

 Materi wawancara
1. Kompetensi Penyakit Frambusia
 Penyakit frambusia
 Diagnose klinis
 Pemeriksaan penunjang
 Tatalaksana pengobatan dan POPM
 Diagnosa banding
2. Kompetensi Surveilan Frambusia
 Eradikasi frambusia
 Surveilan Frambusia
 Upaya penemuan kasus frambusia
 Pencatatan dan pelaporan
 Sertifikasi bebas frambusia
3. Rumor pada masyarakat
 Mengenal penyakit frambusia dari nama masing-masing daerah
 Akses air bersih dan PHBS
 Penyakit koreng yang biasa pada anak

Kesepakatan
1. Menginput Laporan Bulanan Frambusia Online pada :
https://sites.google.com/view/laporframbusia/menu
2. Membuat Form-Form berikut: Form 6, Form 7, Form 10, Form 18, Form 9, Form 17 dalam 2 thn
terahir/ menyesuaikan (sumber data dari Posyandu,kontak survey, ICF, BP Desa,Polindes,dll).
3. Kegiatan Puskesmas Keliling agar diintegrasikan dengan kegiatan Posyandu, BP Desa,Polindes,
dll.
4. Kegiatan anak Sekolah agar diintegrasikan dengan penjaringan anak sekolah, POPM kecacingan,
ICF, dan imunisasi.
5. Mencetak/print Leaflet & Poster Frambusia

Anda mungkin juga menyukai