Materi
Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk
menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah Kesehatan
masyarakat secara nasional.
Frambusia adalah penyakit menular menahun yang kambuhan, yang terutama menyerang
kulit, tulang dan tulang rawan, yang disebabkab oleh bakteri Treponema pertenue.
Penularan frambusia pada suatu populasi dapat terhenti apabila setiap anggota penduduk
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama menjaga kebersihan
individu seperti mandi menggunakan air dan sabun
Renstra Kemenkes 2020-2024 : Eradikasi Frambusia dan serifikasi 514 Kabupaten/Kota
bebas frambusia tahun 2024
Taret dan kesepakatan Regional, Global dan Nasional Eradikasi Frambusia (2017-2030)
Kebijakan terkait program frambusia :
Permenkes RI No. 8 Tahun 2017 tentang eradikasi frambusia
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/496/2017 Tentang Daerah endemis
Frambusia
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/497/2017 Tentang Komite Ahli Eradikasi
Frambusia
Strategi Eradikasi Frambusia
Advokasi da sosialisai Eradikai Frambusia
Advokasi pemangku kebijakan
Peningkatan kompetensi
Sosialisasi, kerja sama Lintas Program/Lintas Sektor dan masyarakat
Penyebaran Media KIE
Promosi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Promosi PHBS
Pengendalian terhadap Faktor resiko Penularan
POPM Frambusia (Total dan kasus kontak)
POPM total penduduk seluruh penduduk desa
POPM (Pengobatan) kasus kontak : kasus dan minimal 20 kontaknya
Memperkuat Sistem Surveilan
Penguatan SDM dan Sistem Sueveilans
Penemuan kasus pasif (Fasyankes) dan aktif (Pusling, sekolah kegiatan integrasi)
Pencatatan dan pelaporan secara berjenjang (manual dan online)
Pelaporan online frambusia : https://s.id/laporframbusia
Kapasitas SDM Frambusia (Setiap Petugas Puskesmas)
1. Menemukan kasus
2. Mendiagnosa frambusia
3. Mengobati penderita
4. Pelaporan
5. Cara menghentikan penularan
6. Cara membuktikan ada dan tidak ada penularan
Dimana kasus kusta ditemukan :
1. Berobat ke Puskesmas dan Pustu
2. Ditemukan pada kegiatan Pusling
3. Ditemukan dalam kegiatan pemeriksaan anak sekolah
4. Dalam kegiatan POPM
5. Rumos : konfirmasi
Pemeriksaan sasaran – koreng (bukan trauma)-Suspek-Konfirmasi RDT-Positif kasus
Uji serologis untuk sifilis dapat digunakan untuk frambusia
Faktor risiko Frambusia :
KOmunitas sosek rendah (kemiskinan, padat, gizi buruk)
Kebersihan personal (PHBS)
Lingkungan buruk (akses air bersih, sanitasi)
Kasus anak sebagai reservor
Sasaran Frambusa anak-anak dibawah 15 Tahun
Ciri-ciri Frambusia : ada koreng, kusta kekuningan, RDT (+)
Jika RDT (+) lanjut cek RPR (Rapid Plasma Reagin); RDT (-) berate bukan frambusia hanya
koreng
Jika RDT (+) diberikan obat Azitromisin Tablet dengan dosis tunggal:
Umur 2-5 th : Dosis 500 mg/oral
Umur 6-9 th : Dosis 1000 mg/oral
Umur 10-15 th : Dosis 1500 mg/oral
Umur 16-69 th : Disis 2000 mg/oral
Kasus <2 th dan >69 th, Wanita hamil, warga sakit berat, alergi obat azitromisin,
pengobatannya konsultasikan ke dokter
Kontra indikasi dan efek samping obat azitromisin :
1. Kontra indikasi : Riwayat alergi azitromisin sebelumnya : gangguan hati, kuning karena
gangguan aliran empedu
2. Efek samping obat : Diare, mual, muntah, sakit perut, dan reaksi kulit berat
3. Tidak ada efek samping fatal/meninggal yang terdokumentasikan
4. Bila ada bradikardi relative diberikan sulfat atropine dengan catatan denyut nadi
sebelum pemberian harus dihitung dengan cermat
5. Catatan khusus tidak boleh dibeerikan pada ibu hamil dan orang dengan gangguan
fungsi hati
Materi wawancara
1. Kompetensi Penyakit Frambusia
Penyakit frambusia
Diagnose klinis
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana pengobatan dan POPM
Diagnosa banding
2. Kompetensi Surveilan Frambusia
Eradikasi frambusia
Surveilan Frambusia
Upaya penemuan kasus frambusia
Pencatatan dan pelaporan
Sertifikasi bebas frambusia
3. Rumor pada masyarakat
Mengenal penyakit frambusia dari nama masing-masing daerah
Akses air bersih dan PHBS
Penyakit koreng yang biasa pada anak
Kesepakatan
1. Menginput Laporan Bulanan Frambusia Online pada :
https://sites.google.com/view/laporframbusia/menu
2. Membuat Form-Form berikut: Form 6, Form 7, Form 10, Form 18, Form 9, Form 17 dalam 2 thn
terahir/ menyesuaikan (sumber data dari Posyandu,kontak survey, ICF, BP Desa,Polindes,dll).
3. Kegiatan Puskesmas Keliling agar diintegrasikan dengan kegiatan Posyandu, BP Desa,Polindes,
dll.
4. Kegiatan anak Sekolah agar diintegrasikan dengan penjaringan anak sekolah, POPM kecacingan,
ICF, dan imunisasi.
5. Mencetak/print Leaflet & Poster Frambusia