A. Penyakit Frambusia
1. Bakteri penyebab penyakit frambusia
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 21 dan paparan
2. Frambusia menyerang/merusak
Jawaban: kulit dan tulang
3. Masa inkubasi
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 21 dan paparan
Bakteri Frambusia tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi masuk melalui
luka
lecet, goresan atau luka infeksi kulit lainnya.
Masa penularan Frambusia bervariasi dan dapat berlangsung lama,
dimana lesi Frambusia dapat muncul pada kulit penderita secara
intermiten selama beberapa tahun. lesi Frambusia stadium 1 (primer)
merupakan lesi yang sangat menular karena cairan (getah, eksudat) yang
keluar dari lesi Frambusia stadium 1 (papula, papilomata, makula dan
papiloma ulkus) mengandung banyak bakteri Frambusia
Papul: Tunggal atau Sama seperti stadium I tapi Gumma (benjolan, perlunakan &
>1 (multipel) tersebar, banyak. destruktif à cacat)
Papiloma
Nodul Selain itu dapat mengenai: Ganggosa (hidung
Ulkus basah keropos)
Telapak kaki/tangan: Juxta articular nodus
Krusto papilloma
penebalan, pecah (benjolan pd sendi)
pecah Kelainan tulang, seperti
Kelainan tulang: pedang
osteoporosis,jari Gondou:benjolan di tulang
bengkak,nyeri Penebalan, pecah2, nyeri
Kelainan kuku pada telapak tangan/kaki
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang frambusia/labaoratorium
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 26 dan paparan
Pemeriksaan penunjang
Setiap kasus suspek atau kasus probabel sebaiknya
dilakukan pemeriksaan serologi dan/atau pengujian lain di
laboratorium, terutama kasus suspek di desa yang sudah lama
tidak terdapat kasus konfirmasi. Ini penting, karena penyakit
kulit lain banyak yang serupa dengan lesi pada Frambusia (lihat
bahasan Diagnosis Banding).
Pemeriksaan serologis pada Frambusia menggunakan cara
pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan pada penyakit
sifilis yaitu dengan TPHA-RDT dan dievaluasi dengan
RPR/VDRL. Pemeriksaan serologi dapat bermanfaat untuk
mengkonfirmasi kasus Frambusia yang meragukan (suspek dan
probabel) dan menemukan penderita-penderita dalam masa
laten yang tidak menunjukkan gejala klinis tetapi ternyata
seropositif. Penderita seperti ini adalah sumber penularan
Frambusia tersembunyi. Sampai sekarang, belum ada pemeriksaan
serologi spesifik untuk Frambusia. Pemeriksaan serologi yang ada,
biasanya digunakan untuk pemeriksaan serologi sifilis, hasil pemeriksaan
ini tidak bisa membedakan T.pallidum (sifilis) dan T.pertenue
(Frambusia).
Terdapat 2 metode pemeriksaan yang umumnya
dilakukan, Rapid Treponemal Test dan Non Treponemal Test (RPR
atau VDRL).
4. RDT (+) tidak tampak klinis apa yang harus dilakukan, jelaskan
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 27 dan paparan
Untuk survei serologi, apabila didapatkan hasil RDT positif, sebaiknya diuji
Kembali dengan pemeriksaan non treponemal Rapid Plasma Reagin (RPR)
test untuk membuktikan apakah penularan masih terus
berlangsung
D. Pengobatan/POPM
1. Obat frambusia
Jawaban : permenkes no.8/2017, Hal 42 dan paparan
E. Diagnosa banding
1. Beberapa diagnosis banding
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 28
A. Eradikasi frambusia
1. Definisi eradikasi frambusia
Jawaban: (permenkes no.8/2017, Hal 3)
Tujuan
1. Umum
Indonesia bebas Frambusia pada tahun 2019
2. Khusus
a. Terhentinya penularan Frambusia di seluruh wilayah Indonesia.
b. Sertifikasi bebas Frambusia bagi seluruh kabupaten/ kota di
Indonesia.
B. Surveilans frambusia
1. Surveilans frambusia
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 3
4. Kenapa daerah yg tidak ada kasus frambusia tetap melaporkan tiap bulan
Jawaban:
Pengertian
1. Kasus Frambusia suspek yang selanjutnya disebut suspek adalah
seseorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis
selama > 2 minggu, sebagai berikut:
a. Papul atau papilloma
b. Ulkus fambusia (terdapat krusta, dan tidak sakit)
c. Makula papula
d. Hiperkeratosis di telapak tangan atau kaki (early)
e. Perubahan pada tulang dan sendi (early)
4. Kasus suspek/probable RDT (-) yang kemudian disebut kasus RDT (-)
adalah kasus suspek atau kasus probable dengan hasil pengujian
RDT negatif (-).
5. jika dalam pelaporan bulanan terdapat data RDT (+), ini artinya ? dan tugas
puskesmas dan kabupaten terhadap kasus tersebut
jawaban : permenkes no.8/2017, Hal 95
RDT (+) dan kasus konfirmasi harus segera dilaksanakan
POPM
4. sertifikat bebas frambusia ditetapkan dan diberikan oleh siapa ? Dan kepada
siapa
jawaban : Menteri Kesehatan kepada kepala daerah (bupati/walikota)
permenkes no.8/2017, Hal 5
apabila ditemukan kasus yang telah dikonfirmasi dengan tes serologi dan
kabupaten/kota tersebut tidak dapat menghentikan penularan selama 6
bulan, maka kabupaten/kota tersebut ditetapkan sebagai kabupaten/kota
endemis Frambusia.