GAMBARANPENYAKIT
PENYAKITFRAMBUSIA
FRAMBUSIA
PETUNJUK TEKNIS
SERTIFIKASI BEBAS FRAMBUSIA
BAGI KABUPATEN/KOTA
DI INDONESIA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga Buku Petunjuk Teknis Sertifikasi Bebas Frambusia dapat
diselesaikan.
Penyakit frambusia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian. Indonesia adalah Negara di Wilayah
Asia Tenggara yang melaporkan adanya kasus frambusia selain Timor Leste. Pada
tahun 2017, tercatat 79 kabupaten/kota endemis frambusia yang berada di 18
provinsi. Berdasarkan data nasional, ditemukan sejumlah 169 kasus frambusia pada
tahun 2021 dengan fokus penyebaran berada di wilayah timur Indonesia yaitu provinsi
Papua dan Papua Barat.
WHO melalui Roadmap Neglected Tropical Diseases (NTDs) Tahun 2021 –
2030 menetapkan target eradikasi frambusia di dunia tahun 2030. Sedangkan di
Indonesia, sejumlah 514 kabupaten/kota ditargetkan memperoleh status bebas
frambusia pada tahun 2024. Guna mewujudkan eradikasi frambusia di Indonesia,
telah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Eradikasi
Frambusia dan dilakukan berbagai tahapan kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit melalui pelaksanaan surveilans adekuat (zero reporting) bagi kabupaten/kota
endemis dan non endemis, Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) Frambusia
total penduduk pada desa endemis frambusia dan Survei Serologi Frambusia selama
tiga tahun berturut-turut pada kabupaten/kota endemis frambusia untuk pembuktian
bahwa sudah tidak terjadi transmisi penyakit di daerah tersebut.
Sertifikasi bebas frambusia merupakan salah satu upaya yang
diselenggarakan untuk menilai apakah suatu kabupaten/kota terbukti tidak ditemukan
kasus frambusia baru berdasarkan surveilans yang berkinerja baik. Kabupaten/kota
endemis dapat mengajukan sertifikasi bebas frambusia apabila telah melakukan
surveilans berkinerja baik, mampu menghentikan penularan melalui kegiatan POPM
Frambusia yang berkualitas dengan cakupan ≥ 90%, serta melakukan kegiatan Survei
Serologi Frambusia selama 3 tahun berturut-turut dan tidak ditemukan kasus
konfirmasi baru. Sedangkan bagi kabupaten/kota bebas frambusia dapat mengajukan
sertifikasi bebas frambusia apabila melakukan surveilans berkinerja baik, tidak
ditemukan kasus konfirmasi baru selama minimal 6 bulan berturut – turut dan
Tim Penulis
Tim kerja NTD :
: MEDITA ERVIANTI, SKM : Epidkes Muda
: YATINAWATI, SKM., M.Epid : Epidkes Muda
: dr. TRIJOKO YUDOPUSPITO, M.Sc.PH : Epidkes Madya
: YETY INTARTI., SKM., M.Kes : Epidkes Madya
: dr EKA SULISTIANY., M.Kes : Epidkes Madya
: SUBAHAGIO, SKM, M.Kes : Epidkes Muda
: dr ENY SETIYAWATI : Epidkes Muda
: LITA RENATA SIANIPAR, SKM, M.Epid : Epidkes Madya
: dr. LUCY LEVINA : Epidkes Muda
: SUNARDI, SKM,M.Kes : Epidkes Madya
: DWI MARTANTI, SKM,., M.Kes : Epidkes Muda
: dr. DAURIES ARIYANTI M, M.Epid : Epidkes Muda
: YAYUK AGUSTIN HAPSARI, SKM : Epidkes Muda
: FEMMY IMELIA PICAL, SKM : Epidkes Muda
: NICHOLAS AVORANDI KARO KARO : Entomolog
: DICKY DARMADI, AMKL : Pengelola Data
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Dasar Hukum 2
D. Sasaran 4
E. Ruang Lingkup 4
BAB IX Penutup 74
2. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi tentang Tim Verifikasi Provinsi
dalam rangka Sertifikasi Bebas Frambusia Kabupaten/Kota
3. Surat Pernyataan Kesediaan menjadi Anggota Tim Verifikasi Provinsi dalam rangka
Sertifikasi Bebas Frambusia Kabupaten/Kota
4. Surat Rekomendasi
6. Lembar Kerja Penilaian yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Provinsi
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tersedianya acuan teknis bagi Tim penilai pusat, tim penilai Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas/pelayanan kesehatan untuk pencapaian
semua kabupaten kota tersertifikasi bebas frambusia menuju Indonesia bebas
frambusia.
Tujuan Khusus:
1. Tersedianya acuan teknis bagi Puskesmas dan kabupaten/kota mempersiapkan
persyaratan yang dilakukan dan mengusulkan sertifikat bebas frambusia
2. Tersedianya acuan teknis tim penilai provinsi dalam melakukan penilaian
sertifikasi bebas frambusia
3. Tersedianya acuan teknis tim penilai Pusat dalam melaksanakan penilaian
sertifikasi bebas frambusia
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
E. Ruang Lingkup
Petunjuk Teknis ini membahas mengenai teknis penilaian sertifikasi bebas frambusia
dengan ruang lingkup pembahasan meliputi eradikasi frambusia, penyakit frambusia,
Surveilans frambusia, Persiapan sertifikasi, Kriteria Kab/kota mendapatkan sertifikat
bebas frambusia, tahapan penilaian sertifikasi, kegiatan pasca sertifikasi
NO PROVINSI KABUPATEN
1 Sumatera Utara Deli Serdang, Labuhan Batu, Humbang Hasundutan,
Samosir, Serdang Badagai, Tapanuli selatan
2 Sumatera Barat Padang Pariaman
3 Riau Indra Giri Hilir
4 Jambi Tanjung Jabung Timur
5 Bengkulu Seluma, Bengkulu Selatan
6 Lampung Lampung Utara
7 Banten Lebak
8 Jawa Timur Sampang, Sumenep
9 Kalimantan Tengah Kotawaringin Timur, Pulang Pisau
10 Kalimantan Barat Kayong Utara
11 Sulawesi Tengah Perigi Moutong, Donggala
12 Sulawesi Tenggara Buton Selatan, Muna, Konawe Kepulauan, Buton Tengah
13 Gorontalo Pohuwato
14 Maluku Seram Bagian Barat, Buru, Maluku Tengah, Maluku
Tenggara, Seram Bagian Timur
15 Maluku Utara Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Halmahera Tengah,
Halmahera Barat
16 NTT Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor,
Flores Timur, Sikka, Nagekeo, Rote Ndao, Sumba Barat,
Sumba Tengah, Sumba Timur, Kupang, Lembata, Sumba
Barat Daya, Ende, Ngada, Malaka
17 Papua Keerom, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke,
Nabire, Kepulauan Yapen/Serui, Biak Numfor, Paniai,
Timika, Boven Digoel, Mappi, Asmat, Yahukimo, Sarmi,
Waropen, Lanny Jaya, Intan Jaya, Supiori
18 Papua Barat Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Raja Ampat,
Manokwari, Manokwari Selatan, Tambrau, Fak- Fak,
Kaimana, Teluk Wondama, Maybrat
D. Strategi Penanggulangan
Kegiatan Penanggulangan Frambusia merupakan upaya Kesehatan yang
ditujukan untuk memutuskan mata rantai penularan serta menghilangkan angka
kesakitan dan kecacatan, semua daerah baik endemis, non endemis maupun yang
sudah tersertifikasi bebas frambusia harus menyelenggarakan kegiatan sebagai
berikut :
3. Intervensi POPM
Pemberian Obat Pencegahan secara Massal Frambusia (POPM) adalah
pemberian obat yang dilakukan untuk mematikan bakteri Treponema Pertenue dan
A. Penyakit Frambusia
Frambusia merupakan penyakit tropis yang termasuk ke dalam kelompok penyakit
NTD (Neglected Tropical Diseases) Penanganan yang kurang tepat pada penyakit ini,
dapat menyebabkan deformitas yang menetap pada tulang kaki dan hidung.
1. Penyebab Penyakit
Penyakit Frambusia disebabkan oleh kuman Treponema pallidum subspesies
pertenue.
2. Sumber dan Cara Penularan
Manusia satu-satunya sumber penularan dengan kontak langsung luka terbuka
dengan lesi frambusia. Cairan (getah, eksudat) yang keluar dari lesi frambusia
stadium 1 mengandung banyak bakteri frambusia yang sangat menular. Bakteri
frambusia tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi masuk melalui luka lecet,
goresan atau luka infeksi kulit lainnya. Lesi frambusia yang sudah lama sudah tidak
menular.
3. Masa Inkubasi dan Masa Penularan
Masa inkubasi frambusia antara 9-90 hari, rata-rata 21 hari. Masa penularan
bervariasi dan dapat berlangsung lama. Lesi frambusia muncul pada kulit
penderita secara intermiten selama beberapa tahun. Pada lesi destruktif stadium
akhir, bakteri frambusia sebagai penyebab infeksi awal biasanya sudah tidak
ditemukan.
4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penularan Frambusia antara
lain:
a. Lingkungan kumuh, hangat dan lembab. Penularan tinggi pada
b. musim penghujan
c. Jarang mandi
d. Bergantian menggunakan pakaian yang sama dengan orang lain atau
jarang berganti pakaian
e. Luka terbuka atau adanya penyakit kulit seperti kudis, bisul, dapat menjadi
tempat masuk bakteri Frambusia
KONFIRMASI
KASUS SUSPEK/ PROBEBLE
PEMERIKSAAN RDT
C. Diagnosa Banding
Impetigo Scabies
PIODERMA
D. Pengobatan Frambusia
Obat yang digunakan dalam pengobatan frambusia yaitu azitromisin dosis
tunggal per oral, apabila terjadi reaksi alergi terhadap azitromisin, maka obat
alternatif lain dapat diberikan. Obat harus diminum di depan petugas.
b) Pencatatan
Setiap kasus frambusia ditemukan dicatat dalam register frambusia
Puskesmas, disamping dicatat pada formulir pencatatan & monitoring
pemeriksaan frambusia di sekolah, atau pencatatan & monitoring
pemeriksaan frambusia di desa/kelurahan.
Formulir Pencatatan menggunakan formular di lampiran permenkes no.8
tahun 2019.
1. Register dan Laporan bulanan Frambusia Puskesmas
Setiap kasus suspek frambusia yang ditemukan dan hasil
pemeriksaannya SEGERA dicatat dalam Register Frambusia, baik
kasus frambusia yang ditemukan pada kegiatan pelayanan kesehatan
Puskesmas/RS, kegiatan pemeriksaan frambusia di sekolah, dan
kegiatan puskesmas keliling (desa/kelurahan)
c) Pelaporan
Data kegiatan penemuan frambusia yang telah tercatat dalam formulir
pencatatan yang tersimpan di Puskesmas, dilaporkan melalui aplikasi
Laporan Frambusia. Saat ini, pada aplikasi Laporan Frambusia terdapat 2
pelaporan : laporan bulanan (eradikasi) frambusia, dan laporan register
frambusia
Lihat aplikasi Laporan Frambusia – https://s.id/laporframbusia
Secara umum skema pelaporan kasus frambusia dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 6. Alur pelaporan frambusia
B. Terget
a) Semua sekolah Dasar (SD)/ sederajat dilaksanakan kegiatan pemeriksaan
frambusia (100 % per tahun)
b) Pemeriksaan frambusia difokuskan pada anak murid kelas 3, 4 dan 5 (90%
murid kelas ini).
c) Ditemukan koreng sebesar 10 % dari yang diperiksa.
A. Perencanaan
Perencaan kabupaten/kota bebas frambusia adalah suatu rangkaian kegiatan
persiapan dalam mencapai semua kabupaten/kota dapat membuktikan tidak
terdapat kasus frambusia baru dengan tersertifikasi bebas frambusia pada semua
kabupaten/kota.
Perencanaan kegiatan yang dilakukan untuk mensukseskan kabupaten/kota
endemis dan bebas frambusia menjadi kabupaten/kota tersertifikasi bebas
frambusia yaitu dimulai dengan :
1. Menyiapkan regulasi/kebijakan, anggaran, tenaga kesehatan yang terlatih dan
tersedia sarana dan prasarana.
2. Pencanangan kabupaten/kota bebas frambusia yaitu
deklerasi/pernyataan/komitmen dari pimpinan Kabupaten/Kota bahwa
kabupaten/kota telah siap mendapatkan status sebagai kabupaten/kota
tersertifikasi bebas frambusia dan mengusulkan ke Provinsi untuk dapat
diberikan rekomendasi mendapatkan sertifikat bebas frambusia ke
kementerian kesehatan.
Pencanangan dapat dilaksanakan dalam kegiatan deklarasi
pimpinan/komitmen bersama dengan unsur Kesehatan dan pihak terkait untuk
mensukseskan kabupaten/kota bebas frambusia.
B. Pengorganisasian
Pengorganiasaian sertifikasi bebas frambusia yaitu rangkaian proses pembagian
kerja mulai dari Puskesmas/ pelayana Kesehatan, Kabupaten/kota, Provinsi
sampai kementerian kesehatan untuk mencapai target semua kabupaten/kota
tersertifikasi bebas frambusia dan Indonesia eradikasi frambusia/bebas frambusia
di tahun 2025. Adapun peran masing-masing sebagai berikut:
a. Uraian Tugas:
a. Uraian Tugas :
b. Hasil Kerja :
B. Kabupaten/Kota
1. Uraian Tugas:
2. Hasil Kerja :
C. Provinsi
1. Uraian Tugas :
2. Hasil Kerja :
1. Uraian Tugas:
2. Hasil Kerja:
A. VERIFIKASI KABUPATEN/KOTA
Tahapan yang dilakukan Kabupaten/kota yaitu
1. Mengumpulkan dokumen dari puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik
kesehatan.
2. Melakukan verifikasi terhadap dukumen yang dikumpulkan
3. Mengelompokkan hasil verifikasi dokumen untuk mempermuda proses
penilaian dari tim Provinsi dan tim Pusat.
4. Melakukan pembinaan dan feedback terhadap hasil verifikasi dokumen
5. Menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan dalam penilain sertifikasi.
6. Menyiapkan tim puskesmas yang kompeten bidang frambusia untuk
mengikuti penilaian wawancara terdiri dari kepala puskesmas, dokter,
pengelola program frambusia dan lainnya yang di pelayanan dan program.
7. Kabupaten/kota membuat paparan terkait situasi dan hasil kegiatan
verifikasi.
8. Memfasilitas proses penilain tim provinsi dan tim pusat.
Hasil penilain kinerja program frambusia melalui LKP menjadi salah satu
dasar provinsi dalam memberikan rekomendasi bebas frambusia ke kementerian
Kesehatan jika mendapatkan hasil nilai baik atau sangat baik.
Penilaian dilaksanakan dalam bentuk kunjungan langsung ke Puskesmas,
kabupaten/kota dan tempat-tempat risiko terjadi penularan (daerah kumuh atau
daerah sulit air bersih dengan PHBS rendah) dan verifikasi dokumen dan
wawancara tenaga Kesehatan dan masyarakat. Sebelum dilakukan penilaian
kinerja Tim penilaian provinsi memastikan kabupaten/kota yang mengusulkan
16. Unsur dan butir-butir penilain promosi Kesehatan, pengendalian faktor risiko
dan surveilans frambusia. dengan rincian sebagai berikut :
A. Promosi Kesehatan (total bobot nilai 25)
1. Butir penilaian :
Komitmen dari pimpinan Kabupaten/kota dalam pelaksanaan
program frambusia
1) Perintah tugas :
dapatkan dan kaji dokumen rencana kerja, kegiatan dan
wawancara pengolah program terkait komitmen piminan terhadap
frambusia.
2) Standar Penilaian :
A. jika terdapat dukungan penuh rencana kerja dan arah
kebijakan terkait program frambusia.(1)
B. jika kurang dapat dukungan rencana kerja dan kebijakan
terkait program frambusia.(0,5)
C. jika tidak ada dukungan.(0)
3) Bobot nilai : 5
2. Butir Penilaian :
Kampaye dari puskesmas terkait penyakit frambusia pada
sekolah/masyarakat
1) Perintah tugas :
dapatkan dan kaji dokumen kegiatan kampanya frambusia.
2) Standar Penilaian :
A. jika Semua Puskesmas melaksanakan kampanye pada
masyarakat terkait frambusia 1 setahun terakhir. (1).
B. jika Sebahagian besar (≥50%) Puskesmas
melaksanakan kampanye pada masyarakat terkait
frambusia 1 setahun terakhir(0,67).
C. jika sebahagian Kecil (<50%) Puskesmas melaksanakan
kampanye pada masyarakat terkait frambusia 1 setahun
terakhir. (0,33).
D. jika Puskesmas tidak melaksanakan kampanye pada
masyarakat terkait frambusia 1 setahun terakhir. (0).
3) Bobot nilai : 4
4) Pilihan jawaban : A/B/C/D
5) Penilaian terhadap bukti yang didapatkan :
4. Butir Penilaian :
Dukungan anggaran dari Kabupaten/kota terkait program frambusia
pada tahun berjalan
1) Perintah tugas :
dapatkan dan teliti anggaran yang terkait program frambusia pada
APBD II di tahun berjalan atau anggaran lainnya
2) Standar Penilaian :
A. jika terdapat anggaran daerah khusus program frambusia
pada tahun berjalan . (1)
B. jika terdapat anggaran daerah namun melekat di program
kesehatan lain / terintegrasi pada tahun berjalan . (0,5)
C. jika tidak ada. Anggaran terkait program frambusia (0)
3) Bobot nilai : 4
4) Pilihan jawaban :A/B/C
5) Penilaian terhadap bukti yang didapatkan :
- (1). Dokumen anggaran daerah/ APBD II yang tertulis khusus
progam frambusia
- (0,5) Dokumen anggaran daerah/APBD II tidak tertulis khusus
program frambusia namun ada kegiatan terintegrasi atau
melekat di program lain mis : kegiatan kusta frambusia, ICF
kusta frambusia, kegiatan program P2PML, dll.
bukti Fisik :
dokumen anggaran dari APBD 2 atau dokumen anggaran lainnya
terdapat rincian kegiatan program frambusia
6. Butir Penilaian :
Media KIE yang dapat dilihat penerima layanan kesehatan dan
Permenkes no.8 tahun 2017 atau buku saku frambusia di puskesmas
1) Perintah tugas :
observasi dan wawancara pengelola kabupaten/kota dan nakes
puskesmas terkait ketersedian media KIE dan Permenkes no.8
tahun 2017 atau buku saku frambusia
2. Butir Penilaian :
Kegiatan peningkatan kompetensi penyakit frambusia bagi pengelola
program dan nakes puskesmas
1) Perintah tugas :
Dapatkan laporan kegiatan peningkatan kompetensi tenaga
pengelola program kabupaten/kota dan petugas kesehatan di
Puskesmas.
2) Standar Penilaian :
A. jika terdapat kegiatan peningkatan kompetensi penyakit
frambusia 1 tahun terakhir. (1)
B. jika terdapat kegiatan peningkatan kompetensi penyakit
frambusia lebih dari 1 tahun terakhir. (0,5)
C. jika tidak terdapat peningkatan kompetensi penyakit
frambusia 1 tahun terakhir . (0).
3. Butir Penilaian :
Petugas Puskesmas mampu menjelaskan tanda-tanda klinis
frambusia, tatalaksana pencegahan dan dosis pemberian obat
1) Perintah tugas :
Wawancara dan beri pertanyaan kepada dokter, perawat,
petugas laboratorium, tenaga kesehatan, pengelola program P2
Frambusia di Puskesmas melalui ceklist pertanyaan.
2) Standar Penilaian :
A. jika semua audien yang ditanya dapat menjawab dengan
tepat. (1)
B. jika sebagian besar (≥ 50%) audien yang ditanya dapat
menjawab dengan tepat (0,67).
C. jika sebagian kecil (< 50%) audien yang di tanya dapat
menjawab dengan tepat (0,33).
D. jika tidak ada audien yang di tanya menjawab dengan tepat
(0).
3) Bobot nilai : 5
4) Pilihan jawaban : A/B/C/D
5) Penilaian terhadap bukti yang didapatkan :
- (1). Laporan hasil wawancara oleh tim verifikasai Provinsi
kepada nakes min 3 Puskesmas semua dapat menjelaskan
4. Butir Penilaian :
Toko masyarakat di desa (yang dikunjungi) mengenal ciri-ciri penyakit
frambusia/ patek/puru/buba/ nama lainnya
1) Perintah tugas :
Wawancara langsung maupun tidak langsung dengan
menunjukkan beberapa gambar klinis frambusia kepada wakil
dari 5 kelompok tokoh masyarakat yaitu tokoh Kepala
Desa/dusun/kampung, Kader, tokoh adat/budaya, tokoh agama
dan guru sekolah di desa yang dikunjungi.
2) Standar Penilaian :
A. jika semua wakil tokoh masyarakat yg di wawancara
mengenal penyakit Frambusia (Sesuai nama daerah
masing-masing). (1)
B. jika Sebagian besar (> 2) wakil kelompok tokoh
Masyarakat yg di wawancara mengenal Frambusia
(Sesuai nama daerah masing-masing).(0,67).
C. jika Sebagian kecil (<2) wakil kelompok tokoh masyarakat
yg di wawancara mengenal Frambusia (Sesuai nama
daerah masing-masing).(0,33)
D. jika tidak ada wakil kelompok tokoh masyarakat yg di
wawancara mengenal penyakit Frambusia (Sesuai nama
daerah masing-masing). (0).
3) Bobot nilai : 5
4) Pilihan jawaban : A/B/C/D
5) Penilaian terhadap bukti yang didapatkan :
5. Butir Penilaian :
Terdapat daerah-daerah kesulitan air bersih
1) Perintah tugas :
Diskusi dengan pengelola Kesehatan Lingkungan
Kabupaten/Kota dan kaji data akses air bersih dan sanitasi.
2) Standar Penilaian :
A. jika semua daerah yang dinilai tersedia akses air bersih
dan sanitasi (jamban dll). (1)
B. jika terdapat daerah yang dinilai tidak tersedia akses air
bersih dan sanitasi (jamban dll) dan tidak terdapat kasus
suspek frambusia. (0,5)
C. jika terdapat daerah yang dinilai tidak tersedia akses air
bersih dan sanitasi (jamban dll) dan banyak terdapat kasus
suspek frambusia. (0).
3) Bobot nilai : 5
4) Pilihan jawaban : A/B/C
5) Penilaian terhadap bukti yang didapatkan :
- (1). Data akses air bersih dan sanitasi menunjukkan semua
daerah tersedia air bersih dan sanitasi.
- (0,5) Data akses air bersih dan sanitari menunjukan terdapat
daerah tidak tersedia air bersih dan sanitasi namun tidak
terdapat kasus suspek.
2. Butir Penilaian :
Terdapat pasien yang berobat dengan diagnosa frambusia di Rumah
Sakit 6 bulan terakhir
1. Perintah tugas :
Wawancara dan kaji dokumen Rumah sakit pastikan keberadaan
pasien frambusia
2. Standar Penilaian :
3. Butir Penilaian :
Terdapat pasien yang berobat dengan diagnosa frambusia di klinik/
praktek dokter 6 bulan terakhir
1. Perintah tugas :
Wawancara dan kaji dokumen klinik/praktek dokter pastikan
keberadaan pasien frambusia
2. Standar Penilaian :
A. jika semua klinik/dokter praktek menyatakan tidak
perdapat kasus terkonfirmasi frambusia minimal 6 bulan
terakhir (1)
B. jika tidak semuaklinik/dokter praktek menyatakan tidak
perdapat kasus terkonfirmasi frambusia minimal 6 bulan
terakhir (0)
3. Bobot nilai : 5
4. Pilihan jawaban : A/B
5. Penilaian terhadap bukti yang didapatkan :
- (1) Surat penyataan klinik/dokter praktek menyatakan tidak
ada yang berobat dengan diagnosa frambusia (6 bulan
terakhir : non endemis, 12 bulan terakhir : endemis)
bukti Fisik :
Surat penyataan Direktur klinik/dokter praktek
daerah Endemis :
A. jika semua Desa/Dusun/Kelurahan telah dilakukan
pencarian kasus suspek melalui Puskesmas keliling
dalam 1 tahun terakhir (1).
B. jika sebagian besar (≥ 50%) Desa/Dusun/Kelurahan
telah dilakukan pencarian kasus suspek melalui
Puskesmas keliling dalam 1 tahun terakhir (0,67).
C. jika sebagian kecil (< 50%) Desa/Dusun/Kelurahan telah
dilakukan pencarian kasus suspek melalui Puskesmas
keliling dalam 1 tahun terakhir (0,33).
D. jika kegiatan puskesmas keliling tidak ada.(0)
3. Bobot nilai : 5
4. Pilihan jawaban : A/B/C/D
5. Penilaian terhadap bukti yang didapatkan :
daerah Non Endemis :
bukti Fisik :
Formulir 17 (Register berobat pada kegiatan pusling) dan
Formulir 9 (Monitoring kegiatan pemeriksaan frambusia Pusling)
Tim Penilai sertifikasi bebas frambusia tingkat pusat atau disebut tim penilai
pusat bebas frambusia merupakan tim penilai yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P), Kementerian
Kesehatan yang di ketuai oleh Ketua Tim Kerja NTD dan memiliki tugas
memberikan usulan pertimbangan atas rekomendari provinsi.
B. Pelaksanaan penilaian
Tim penilai pusat dalam melaksanakan penilain melalui 3 metode yaitu
1. Kunjungan lapangan
2. Focus Group Discussion (FGD)/ Pertemuan langsung dengan
Puskesmas, kabupaten/kota, Provinsi dan lainnya
3. Wawancara daring.
2 Laporan Survey Serologi Formulir hasil kegiatan SSF yang terisi sesuai
frambusia 3 tahun ketentuan :
(endemis) 1 Formulir 22 (SSF pendataan anak 1-5 tahun) ENDEMIS
2 Formulir 23 (SSF kompilasi pendataan anak 1-5
tahun) kegiatan SSF 3 tahun
3 Laporan
3 Usulan dari kepala dinas Usulan sertifikasi frambusia yang ditandatangani
Kesehatan Kabupaten/kota minimal Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota :
(terdapat pernyataan sudah dilakukan surveilans
frambusia berkinerja baik oleh semua Puskesmas dan ENDEMIS DAN NON
tidak ditemuakan kasus konfirmasi frambusia), contoh ENDEMIS
terlampir).
5 Laporan hasil kegiatan Laporan hasil kegiatan penilaian sertifikasi frambusia ENDEMIS DAN NON
penilaian Provinsi ke kabupaten/kota bebas frambusia maks 5 lembar. ENDEMIS
6 Rekomendasi dari Kepala Surat Rekomendasi yang ditandatangani minimal
Dinas Kesehatan Provinsi kepala Dinas Kesehatan Provinsi (terdapat pernyataan
ENDEMIS DAN NON
telah dilakukan penilaian dengan hasil kinerja
ENDEMIS
baik/sangat baik).
4. Tim penilai 5. Tim penilai Provinsi mengirimkan 6. Tim Penilai Pusat membahas
Provinsi membuat Surat Rekomendasi dan Laporan
Surat Rekomendasi,
Laporan Hasil Hasil Verifikasi untuk Sertifikasi
Verifikasi Bebas Frambusia ke Tim Penilai melaksanakan penilaian dan
Bebas Frambusia Pusat memberikan perimbangan
A. Promosi Kesehatan
Kegiatan promosi dapat dilaksanakan melalui strategi advokasi, pemberdayaan
masyarakat dan kemitraan. Advokasi dilakukan untuk mendapatkan komitmen kuat
dari pimpinan pusat, daerah serta pemangku kepentingan terkait untuk tetap
memberikan dukungan terhadap program frambusia sehingga program tetap
berjalan berkesinambungan sampai penularan frambusia dihentikan secara
permanen di seluruh wilayah Indonesia. Tenaga kesehatan seperti dokter, bidan,
perawat serta petugas pelayanan kesehatan lainnya tetap memperhatikan
kemungkinan adanya penularan frambusia kembali di wilayah kerjanya dengan
cara meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi frambusia.
Promosi perilaku hidup bersih dan sehat serta keterlibatan kader dan masyarakat
dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan perorangan juga diperlukan
untuk mencegah timbulnya kembali kasus frambusia di daerah yang sudah
mendapatkan sertifikasi bebas frambusia.
Tujuan promosi kesehatan yaitu:
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala penyakit
serta cara penularannya
b. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat guna memelihara kesehatan
dengan cara mandi dengan air bersih dan sabun.
c. Meningkatkan koordinasi institusi dan lembaga serta sumber daya untuk
terselenggaranya eradikasi frambusia.
C. Surveilans Frambusia
Daerah yang telah mendapatkan sertifikat bebas frambusia tetap melakukan
kegiatan surveilans frambusia berkinerja baik.
1) Laporan surveilans rutin (termasuk laporan nol kasus/zero report) harus
dilaporkan setiap bulan (termasuk formulir program surveilans penyakit
terintegrasi, jika ada)
2) Upaya penemuan kasus frambusia di fasilitas pelayanan kesehatan (basis
indikator) dan laporan masyarakat (basis kejadian) sesuai dengan pedoman
Penyelengaraan Eradikasi Frambusia pada lampiran Permenkes no 8 Tahun
2017. Semua kasus yang dilaporkan harus diselidiki atau dilakukan investigasi
kasus dalam waktu 7 hari setelah laporan awal.
3) Peningkatan kewaspadaan petugas dan masyarakat yang lebih intensif tentang
frambusia harus dipertahankan dengan menggunakan semua metode
komunikasi yang sesuai sampai Indonesia dinyatakan eradikasi frambusia oleh
WHO. Kegiatan ini dapat dilakukan secara khusus atau terintegrasi dengan
program lain misalnya kegiatan UKS, Imunisasi, Pos Yandu dan sosialisasi
penyakit infeksi lain serta penyebaran media KIE
Nomor : …… 2022
Lampiran :
Hal : Usulan Sertifikasi Bebas Frambusia Kabupaten/Kota
……………………………
NIP. …………………….
Tembusan:
1. Direktur P2PML
2. Tim Penilai Bebas Frambusia Pusat
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di ………
pada tanggal ……..
KEPALA DINAS KESEHATAN
PROVINSI…
ttd
NAMA
Tempat, tanggal-bulan-tahun
Yang Membuat Pernyataan,
Nama
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/Golongan :
Jabatan/Instansi :
Tempat, tanggal-bulan-tahun
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi ……
Nama
NIP
Tembusan:
RESUME
HASIL PENILAIAN KABUPATEN/KOTA
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Tanggal Penilaian :
PENILAIAN
RESUME HASIL PENILAIAN
I PROMOSI KESEHATAN
kasus Frambusia minimal 6 bulan terakhir a. ada Jelaskan….......................
b. tidak ada
1) Komitment Pimpinan Kab/Kota dan Puskesmas
2) Kampanye Frambusia
3) Kampanye PHBS
4) dukungan Anggaran
5) Kerjasama Lintas Sektoral/Lintas Program
6) Media KIE dan Permenkes no.8 tahun 2017
2 Pelaporan online
HASIL PENILAIAN :
Apakah ditemukan kasus knfirmasi frambusia baru dalam 6 bulan terakhir ? ada/ tidak ada
Jika tidak ditemukan, lanjutkan dengan mengisi penilaian di bawah ini
Jika ditemukan kasus, maka penilaian tidak dapat dilanjutkan karena kabupaten/kota belum memenuhi kriteria mengajukan sertifikasi bebas frambusia
2 apakah ada Kampaye dari dapatkan dan kaji dokumen kegiatan kampanya A. jika Semua Puskesmas melaksanakan kampanye pada (1) : Laporan kegiatan kampanye penyakit frambusia kepada
kabupaten/kota atau frambusia. masyarakat terkait frambusia 1 setahun terakhir. (1). masyarakat melalui media massa/media digital/ pertemuan
puskesmas terkait penyakit B. jika Sebahagian besar (≥50%) Puskesmas melaksanakan langsung dilaksanakan dan diberikan oleh semua puskesmas.
frambusia pada kampanye pada masyarakat terkait frambusia 1 setahun (0,67) : ≥ 50% Puskesmas melaksanakan dan memberikan laporan
sekolah/masyarakat ? terakhir. (0,67). kegiatan kampanyeprogram frambusia.
C. jika sebahagian Kecil (<50%) Puskesmas melaksanakan 4 A/B/C/D 0 (0,33) : < 50% Puskesmas melaksanakan dan memberikan laporan
kampanye pada masyarakat terkait frambusia 1 setahun kegiatan kampanye program frambusia.
terakhir. (0,33). bukti fisik :
D. jika Puskesmas tidak melaksanakan kampanye pada Laporan Kegitan Kampanye program/penyakit frambusia 1 tahun
masyarakat terkait frambusia 1 setahun terakhir. (0). terakhir
3 apakah ada kampanye Perilaku dapatkan dokumen dan wawancara kepada A. jika Semua Puskesmas melaksanakan kampanye PHBS (1) : Laporan kegiatan kampanye PHBS kepada masyarakat melalui
Hidup Bersi dan Sehat (PHBS) pengelola program nakes di Puskesmas dan pada masyarakat 1 setahun terakhir. (1). media massa/media digital/ pertemuan langsung dilaksanakan dan
atau kesehatan lingkungan masyarakat. B. jika Sebahagian besar (≥50%) Puskesmas melaksanakan diberikan oleh semua puskesmas.
kepada masyarakat ? kampanye PHBS pada masyarakat 1 setahun terakhir. (0,67) : ≥ 50% Puskesmas melaksanakan dan memberikan laporan
(0,67). kegiatan kampanye PHBS/ kesehatan Lingkungan.
C. jika sebahagian Kecil (<50%) Puskesmas melaksanakan 4 A/B/C/D 0 (0,33) : < 50% Puskesmas melaksanakan dan memberikan laporan
kampanye PHBS pada masyarakat 1 setahun terakhir. kegiatan kampanye PHBS/ kesehatan Lingkungan.
(0,33). bukti fisik :
D. jika Puskesmas tidak melaksanakan kampanye PHBS pada Laporan Kegitan Kampanye PHBS/ kesehatan lingkungan 1 tahun
masyarakat 1 setahun terakhir. (0). terakhir
4 Adakah dukungan anggaran dari dapatkan dan teliti anggaran yang terkait A. jika terdapat anggaran khusus program frambusia pada (1). Dokumen anggaran yang tertulis khusus progam frambusia
Kabupaten/kota terkait program program frambusia pada APBD II di tahun tahun berjalan . (1) (0,5) Dokumen anggaran tidak tertulis khusus program frambusia
frambusia pada tahun berjalan berjalan atau anggaran lainnya B. jika terdapat anggaran namun melekat di program namun ada kegiatan terintegrasi atau melekat di program lain mis :
? kesehatan lain / terintegrasi pada tahun berjalan . (0,5) kegiatan kusta frambusia, ICF kusta frambusia, kegiatan program
C. jika tidak ada. Anggaran terkait program frambusia (0) 4 A/B/C 0 P2PML, dll.
bukti Fisik :
dokumen anggaran dari APBD 2 atau dokumen anggaran lainnya
terdapat rincian kegiatan program frambusia
5 adakah kerjasama Lintas dapatkan dokumen kerjasama/kegiatan dengan A. jika terdapat kerjasama Lintas program/ sektorat/ (1). Dokumen/ Laporan kegiatan Kerjasama kebupaten/kota dengan
Program/Lintas lintas program/sektoral/organisasi masyarakat organisasi masyarakat pada 1 tahun terakhir .(1) satuan kerja lainnya, organisasi sosial/budaya/kemasyarakatan dan
Sektoral/organisasi Masyarakat dan wawancara pihak terkait. B. Jika terdapat kerjasama Lintas lain lain dalam rangkah eradikasi frambusia 1 tahun terakhir
dalam pelaksanaan program program/sektorat/organisasi masyarakat pada beberapa 4 A/B/C 0 (0,5) Dokumen/ Laporan Kegiatan kerjasama Lintas Program/sektor
frambusia ? C. tahun terakhir (0.5) lebih dari 1 tahun terakhir.
jika tidak ada.(0) bukti Fisik :
dokumen/ laporan/undangan/notulen/ komitmen kerjasama
6 Apakah terdapat media KIE observasi dan wawancara pengelola A. jika Semua Puskesmas terdapat media KIE Frambusia dan (1). Media KIE, Permenkes No.8 tahun 2017/ buku saku frambusia
yang dapat dilihat penerima kabupaten/kota dan nakes puskesmas terkait Permenkes no 8 tahun 2017/buku saku.(1) terdapat di semua Puskesmas
layanan kesehatan dan ketersedian media KIE dan Permenkes no.8 B. Jika sebagian besar (>50%) Puskesmas terdapat media KIE (0,67). Lebih dari 50 % Puskesmas Terdapat media KIE dan
Permenkes no.8 tahun 2017 tahun 2017 atau buku saku frambusia Frambusia dan Permenkes no 8 tahun 2017 atau buku saku Permenkes No.8 tahun 2017/buku saku frambusia.
atau buku saku frambusia di .(0,67) (0,33). Kurang dari 50% Puskesmas Terdapat media KIE dan
puskesmas? C. Jika sebagian kecil (<50%) Puskesmas terdapat media KIE 4 A/B/C/D 0 Permenkes No.8 tahun 2017/buku saku frambusia.
Frambusia dan Permenkes no 8 tahun 2017/buku saku bukti Fisik :
frambusia.(0,67) Foto-foto Media KIE dan Permenkes no.8 tahun 2017/buku saku
D. Jika tidak ada Puskesmas terdapat media KIE Frambusia frambusia di Puskesmas.
dan Permenkes no 8 tahun 2017/buku saku frambusia. (0)
3 apakah petugas Puskesmas Wawancara dan beri pertanyaan kepada dokter, A. jika semua audien yang ditanya dapat menjawab dengan (1). Laporan hasil wawancara oleh tim verifikasai Provinsi kepada
mampu menjelaskan tanda- perawat, petugas laboratorium, tenaga tepat. (1) nakes min 3 Puskesmas semua dapat menjelaskan tanda-tanda
tanda klinis frambusia, kesehatan, pengelola program P2 Frambusia di B. jika sebagian besar (≥ 50%) audien yang ditanya dapat klinis, tatalaksana frambusia dll baik secara daring atau langsung.
tatalaksana pencegahan dan Puskesmas melalui ceklist pertanyaan. menjawab dengan tepat (0,67). (0,67) sebabagian besar (≥ 50%) nakes dapat menjawab.
5 A/B/C/D 0
dosis pemberian obat ? C. jika sebagian kecil (< 50%) audien yang di tanya dapat (0,33) hanya beberapa nakes yang mampu menjawab.
menjawab dengan tepat (0,33). bukti Fisik :
D. jika tidak ada audien yang di tanya menjawab dengan laporan hasil wawancara yang dilakukan oleh tim Provinsi terhadap
tepat (0). nakes puskesmas secara daring maupun luring.
4 apakah toko masyarakat di desa wawancara langsung maupun tidak langsung A. jika semua wakil tokoh masyarakat yg di wawancara (1). dokumen hasil wawancara dengan wakil kelompok masyarakat
(yang dikunjungi) mengenal ciri- dengan menunjukkan beberapa gambar klinis mengenal penyakit Frambusia (Sesuai nama daerah semuanya dapat mengenal frambusia (sesuai bahasa daerah
ciri penyakit frambusia/ frambusia kepada wakil dari 5 kelompok tokoh masing-masing). (1) masing), (tokoh Kepala Desa/dusun/kampung, Kader, tokoh
patek/puru/buba/ nama lainnya masyarakat yaitu tokoh Kepala B. jika Sebagian besar (> 2) wakil kelompok tokoh Masyarakat adat/budaya, tokoh agama dan guru sekolah di desa yang
? Desa/dusun/kampung, Kader, tokoh yg di wawancara mengenal Frambusia (Sesuai nama dikunjungi).
adat/budaya, tokoh agama dan guru sekolah di daerah masing-masing).(0,67). (0,67). ≥ 3 perwakilan tokoh masyarakat yang diwawancarai dapat
desa yang dikunjungi. C. jika Sebagian kecil (<2) wakil kelompok tokoh masyarakat 5 A/B/C/D 0 menjawab frambusia.
yg di wawancara mengenal Frambusia (Sesuai nama (0,33). < 3 perwakilan dari tokoh masyarakat yang diwawancara
daerah masing-masing).(0,33) dapat menjawab frambusia.
D jika tidak ada wakil kelompok tokoh masyarakat yg di bukti Fisik :
wawancara mengenal penyakit Frambusia (Sesuai nama dokumen + foto hasil wawancara kepada wakil tokoh masyarakat
daerah masing-masing). (0).
5 apakah terdapat daerah-daerah Diskusi dengan pengelola Kesehatan Lingkungan A. jika semua daerah yang dinilai tersedia akses air bersih (1). Data akses air bersih dan sanitasi menunjukkan semua daerah
kesulitan air bersih ? Kabupaten/Kota dan kaji data akses air bersih dan sanitasi (jamban dll). (1) tersedia air bersih dan sanitasi.
dan sanitasi. B. jika terdapat daerah yang dinilai tidak tersedia akses air (0,5) Data akses air bersih dan sanitari menunjukan terdapat daerah
bersih dan sanitasi (jamban dll) dan tidak terdapat kasus tidak tersedia air bersih dan sanitasi namun tidak terdapat kasus
5 A/B/C 0
suspek frambusia. (0,5) suspek.
C. jika terdapat daerah yang dinilai tidak tersedia akses air bukti Fisik :
bersih dan sanitasi (jamban dll) dan banyak terdapat kasus data akses air bersih dan sanitasi kabupaten/kota
suspek frambusia. (0).
BOBOT PENILAIAN PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO 25 0 0
III SURVEILANS FRAMBUSIA 50
A PENEMUAN, PENGOLAHAN, ANALISIS DAN PELAPORAN KASUS FRAMBUSIA (bobot 20)
a PUSKESMAS
1) Apakah Puskesmas kaji formulir register dan laporan bulanan A. jika semua puskesmas rutin melaporkan form 6 dan form 7 (1). Kabupaten/Kota setiap bulan menerima Formulir 6 dan 7 dari
memberikan register dan frambusia. setiap bulan ke Kab/kota lengkap dan tepat waktu (1) semua puskesmas (min 6 bulan terakhir : endemis, min 12 bulan
laporan bulanan B. jika sebagian besar (≥ 50%) puskesmas rutin melaporkan terakhir) secara rutin lengkap dan tepat waktu.
frambusia kepada dinas form 6 dan form 7 setiap bulan ke Kab/kota lengkap dan (0,67). (≥ 50%) Puskesmas melaporkan Formulir 6 dan 7 sebagian
kesehatan tepat waktu (0,67) besar rutin lapor tiap bulan lengkap dan tepat waktu
kabupaten/kota setiap C. jika sebagian kecil (< 50%) puskesmas melaporkan form 6 5 A/B/C/D 0 (0,33). (< 50%) Puskesmas melaporkan Formulir 6 dan 7 sebagian
bulan (Manual) ? dan form 7 setiap bulan ke Kab/kota lengkap dan tepat kecil rutin lapor tiap bulan lengkap dan tepat waktu
waktu. (0,33) bukti Fisik :
D. jika register tidak dilaporkan.(0) Formulir 6 (register Frambusia) dan Formulir 7 (laporan bulanan)
Puskesmas.
2) Apakah Puskesmas analisa laporan online frambusia melalui A. jika absensi laporan bulanan frambusia Puskesmas > 80 % (1) hasil screen shot absensi laporan frambusia menunjukan hasil
menginput laporan website : https://s.id/laporframbusia (hijau) terlaporkan setiap bulan di 12 bulan terakhir (1) berwarna hijau di 12 bulan terakhir, terinput dengan baik dan tidak
online setiap bulan ? B. jika absensi laporan bulanan frambusia Puskesmas > 60 % - ada kasus konfirmasi.
80% (kuning) terlaporkan setiap bulan di 12 bulan terakhir. (0,5) hasil screen shot absensi laporan frambusia menunjukan hasil
5 A/B/C 0
(0,5) berwarna kuning di 12 bulan terakhir, terinput dengan baik dan tidak
C. jika absensi laporan bulanan frambusia Puskesmas < 60 % ada kasus konfirmasi.
(merah) terlaporkan setiap bulan di 12 bulan terakhir. (0) bukti Fisik :
screen shot penyajian data kabupaten/kota
b KABUPATEN/KOTA
3) apakah terdapat dapatkan dan teliti pemetaan kasus suspek A. jika terdapat peta kasus suspek frambusia 6 bulan terakhir (1) Peta kasus suspek frambusia di seluruh desa/kelurahan dari data
pemetaan kasus Suspek frambusia di seluruh wilayah kabupaten/kota. di seluruh desa/kelurahan. (1) pencarian kasus 6 bulan terakhir.
frambusia B. jika terdapat peta kasus suspek frambusia > 6 bulan (0,5) Peta kasus suspek frambusia di seluruh desa/kelurahan dari
Kabupaten/kota ? terakhir di seluruh desa/kelurahan. (0,5). 5 A/B/C 0 data pencarian kasus > 6 bulan terakhir
C. jika tidak ada. (0). bukti Fisik :
Peta daerah kasus suspek frambusia
4) Apakah Kabupaten/Kota dapatkan laporan bulanan pastikan kelengkapan A. jika kabupaten/kota rutin dan lengkap melaporkan formulir (1) Formulir 11 dilaporkan rutin setiap bulan dan lengkap oleh
membuat dan laporan sesuai ketentuan 11 (laporan bulanan kab/kota) ke Provinsi setiap bulan. (1) Kabupaten/kota ke Provinsi
memberikan laporan jika kabupaten/kota kurang rutin dan kurang lengkap (0,5) Formulir 11 dilaporkan kurang rutin setiap bulan dan kurang
kepada provinsi setiap B. melaporkan formulir 11 (laporan bulanan kab/kota) ke 5 A/B/C 0 lengkap oleh Kabupaten/kota ke Provinsi
bulan ? Provinsi setiap bulan. (0,5) bukti Fisik :
jika tidak melapor formulir 11. (0) Formulir 11 (laporan bulanan eradikasi frambusia Dinkes
C. Kabupaten/Kota)
20 0 0
B UPAYA PENEMUAN DINI KASUS FRAMBUSIA (bobot 30)
a) Penemuan Kasus Frambusia
adakah kegiatan deteksi dini dapatkan laporan kegiatan deteksi dini A. jika semua Puskesmas terdapat kegiatan deteksi dini (1) Laporan kegiatan deteksi dini frambusia dilaporakan oleh semua
frambusia ? frambusia secara mandiri atau terintegrasi frambusia dalam 1 setahun terakhir.(1) Puskesmas dalam bentuk kegiatan pencarian koreng secara mandiri
dengan program lainnya (misalnya dengan B. jika sebagian besar (≥ 50%) Puskesmas terdapat kegiatan atau terintegrasi dalam 12 bulan terakhir.
program P2 Kusta/ pemeriksaan anak sekolah deteksi dini frambusia dalam 1 tahun terakhir. (0,67) (0,67) ≥ 50 % laporan kegiatan deteksi dini dilaporkan oleh
dan lain-lain). C. Jika sebagian kecil (< 50%) Puskesmas terdapat kegiatan 5 A/B/C/D 0 puskesmas.
deteksi dini frambusia dalam 1 tahun terakhir. (0,33) (0,33) < 50 % laporan kegiatan deteksi dini dilaporkan oleh
D. Jika kegiatan pencarian koreng tidak ada (0) puskesmas.
bukti Fisik :
laporan kegiatan deteksi dini frambusia
Kriteria penilaian :
01 - 50 : buruk Mengetahui,
51 - 60 : kurang
61 - 70 : cukup NAMA-NAMA PENILAI PROVINSI
71 - 90 : baik (dapar direkomendasikan) 1 …...............
91 - 100 : Sangat baik (dapat direkomendasikan) Nama 2 …................
NIP
Lengkap
No Dokumen yang dinilai Definisi Operasional ENDEMITAS
(sesuai DO)
2 Laporan Survey Serologi Formulir hasil kegiatan SSF yang terisi sesuai
frambusia 3 tahun ketentuan :
(endemis) 1 Formulir 22 (SSF pendataan anak 1-5 tahun) ENDEMIS
2 Formulir 23 (SSF kompilasi pendataan anak 1-5
tahun) kegiatan SSF 3 tahun
3 Laporan
3 Usulan dari kepala dinas Usulan sertifikasi frambusia yang ditandatangani
Kesehatan Kabupaten/kota minimal Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota :
(terdapat pernyataan sudah dilakukan surveilans
frambusia berkinerja baik oleh semua Puskesmas dan ENDEMIS DAN NON
tidak ditemuakan kasus konfirmasi frambusia), contoh ENDEMIS
terlampir).
5 Laporan hasil kegiatan Laporan hasil kegiatan penilaian sertifikasi frambusia ENDEMIS DAN NON
penilaian Provinsi ke kabupaten/kota bebas frambusia maks 5 lembar. ENDEMIS
6 Rekomendasi dari Kepala Surat Rekomendasi yang ditandatangani minimal
Dinas Kesehatan Provinsi kepala Dinas Kesehatan Provinsi (terdapat pernyataan
ENDEMIS DAN NON
telah dilakukan penilaian dengan hasil kinerja
ENDEMIS
baik/sangat baik).
Berdasarkan hasil verifikasi dokumen usulan sertifikasi pada Kabupaten/Kota ….............................., Provinsi…............................ Tahun...........
dengan hasil : LENGKAP/ TIDAK LENGKAP dan DAPAT/BELUM DAPAT dipertimbangkan menerima sertifikat kabupaten/kota bebas frambusia.
J a k a t a ,
Ketua Tim Kerja NTD