Sebenarnya sistim pelaporan ini sudah dikenalkan sejak tahun 2007 dan terus
mengalami perkembangan atas masukan dari beberapa Provinsi yang telah
menggunakannya termasuk dengan adanya surat edaran Kemenkes No : tahun .... tentang
laporan dengan responsif gender. Berikut diuraikan perbedaan antara RR versi lama
(3.1.2012 dan yang sebelumnya ) dengan Sistim Informasi dan Pelaporan Program P2
Kusta (SIPK).
Perbedaan
Uraian Lama Baru Ket
File laporan setiap Harus ganti setiap tahun 1 file bisa dipakai untuk
tahun beberapa tahun
Penderita dari tahun- Harus di-copy ke tahun berjalan Tidak
tahun sebelumnya (dalam lain-lain)
Tanggal pengambilan Harus ditulis setiap bulan Tidak perlu ditulis
MDT
Pembagian gender Hanya sebagian Semua terbagi dalam gender
2 1
3
4
1. Setting Awal.
Sebelum memulai pengisian RR elektronik, maka pastikan rumus / formula harus disetting
“manual” agar tidak mengganggu kerja kita saat entry data. Berikut langkah-langkah yang harus
dilakukan dengan mengikuti prosedur seperti pada gambar 1 s/d 4.
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
2. Cara Pengisian.
Pada SIPK ini yang harus diisi secara rutin hanya kohort PB dan kohort MB tidak seperti RR versi
sebelumnya yang harus mengisi “Lain-Lain” yang merupakan pengurangan dari penderita dari
tahun-tahun sebelumnya.
i. Data dasar
Pada data dasar, anda harus mengisi nama Provinsi, Kabupaten/Kota, tahun pelaporan
tahun berjalan , jumlah puskesmas, nama-nama Puskesmas dan jumlah penduduknya
setiap tahun serta nama/NIP atasan dan wasor Kabupaten/Kota.
Tahun pada data dasar juga merupakan laporan tahun berjalan (tahun ini) dan jika kita
ingin melihat laporan dari tahun-tahun sebelumnya maka tahun laporan harus diganti
sesuai dengan tahun yang kita inginkan (gambar 5).
Gambar 5.
ii. Kohort PB dan MB
i. Puskesmas.
Diisi dengan nama Puskesmas atau klik “drop down” untuk memilih nama
Puskesmas yang sesuai seperti yang telah diisikan di data dasar.
Gambar 6.
ii. Tahun.
Merupakan tahun penemuan penderita baru atau tahun mulai pengobatan dari
penderita dengan status “ulang”. Kolom ini diisi sesuai dengan tahun berjalan (saat
ini).
iii. Tgl Reg.
Kolom ini diisi dengan tanggal saat pertama kali mulai diberi pengobatan (MDT).
iv. Tribulan Penemuan.
Merupakan tribulan penemuan penderita baru atau tribulan mulai pengobatan dari
penderita dengan status “ulang”. Diisi dengan angka 1 s/d 4
v. Nomor.
Desa : di isi dengan nomor urut desa sesuai dengan nomor urut yang ada di
Puskesmas. Jika : Penderita dari luar puskesmas maka kodenya 77, Penderita
dari luar kab/kota dg kode 88 dan 99 untuk penderita dari luar propinsi.
Register : di isi dengan nomor urut penderita yang ada di Puskesmas
(Register Puskesmas)
vi. Nama penderita dan nama ibu kandung penderita
Jelas.
vii. Alamat.
Sesuai dengan tanda pengenal yang berlaku untuk memudahkan pelacakan kasus.
viii. Status Penemuan.
Baru : ketik S (Sukarela), K (kontak ), AS (Anak Sekolah) dan A (Aktif Lain
seperti LEC, RVS, SAPEL dll)
Ulang : ketik R (relaps), P (pindahan), G (ganti tipe) dan MK (masuk kembali
setelah default).
ix. Umur.
Diisi dengan numerik / angka sesuai dengan umur saat ini dengan pembulatan.
x. Sex.
Jenis kelamin diisi dengan L untuk laki-laki atau P untuk perempuan
xi. Keadaan Cacat.
Disini dibagi menjadi 2 kolom yaitu pada saat awal dan akhir pengobatan (MDT),
pada awal dan akhir dibagi lagi menjadi 2 kolom yaitu Umum dan Score.
Untuk mengisi keadaan cacat umum dengan mengetik 0, I atau II sedangkan score
adalah penjumlahan seluruh tingkat cacat.
xii. Pemeriksaan Kontak Serumah dan Tetangga.
Pemeriksaan kontak dilakukan pada kontak serumah dan tetangga, pemeriksan ini
sebaiknya diulangi setiap tahun. Pada pemeriksaan ini dibagi menjadi 2 kolom yaitu
jumlah keseluruhan kontak keluarga dan tetangga dan jumlah kontak keluarga dan
tetangga yang telah diperiksa.
Gambar 7.
xiii. Pengobatan
Jika penderita tsb dinyatakan RFT maka ketik “RFT” pada tribulan yang sesuai.
Jika penderita tsb dinyatakan DEFAULT maka ketik “DEF” pada tribulan yang
sesuai.
Jika penderita tsb pindah atau meninggal atau ganti tipe maka ketik pada
tribulan yang sesuai dengan :
P : jika penderita pindah ke UPK lain
M : jika penderita meninggal
G : jika penderita ganti tipe
Gambar 8.
xiv. Peringatan.
Dibelakang kolom keterangan ada kolom peringatan terutama untuk mengingatkan
kita akan kelengkapan isian kohort, yaitu :
Alert pada keadaan cacat awal adalah untuk mengingatkan bahwa semua
isian harus terisi dengan lengkap, mulai dari tahun penemuan, tribulan
penemuan, status penemuan, umur, sex dan keadaan cacat pada awal
pengobatan (umum dan score). Jika belum lengkap akan muncul tulisan
“CEK” dan ini akan berpengaruh pada perhitungan di bagian yang lain.
Alert pada keadaan cacat akhir untuk mengingatkan bahwa pada akhir
pengobatan, penderita harus di-grading tingkat cacatnya untuk menilai
kualitas case holdingnya. Jika keadaan cacat pada akhir pengobatan (umum
dan score). Jika belum lengkap akan muncul tulisan “CEK”.
Karena dalam format SIPK sudah tidak lagi mengisi tanggal pengambilan
MDT maka untuk mengetahui secara cepat kapan penderita tersebut RFT
adalah dengan melihat kolom “Peringatan RFT”. Jika kolom peringatan ini
sudah muncul “RFT” dengan background merah maka diasumsikan penderita
ini seharusnya sudah RFT jika rutin mengambil MDT tanpa ada celah.
Perhitungan ini dimulai sejak tanggal regester (MDT pertama) sampai
dengan saat kita membuka komputer. Untuk itu pengisian tanggal regester
harus betul sesuai dengan settingan komputer (bisa bahasa Inggris atau
Indonesia sesuai setting awal).
Gambar 9.
3. TIPS.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
i. Setelah melakukan perubahan / penambahan data dan ingin mengetahui hasil akhirnya
maka harus di”saving” terlebih dahulu karena formula sudah di”setting” manual.
Kecepatan waktu saving tergantung dari spesifikasi komputer, saat masih dalam proses
saving sebaiknya komputer dibiarkan sejenak sampai proses saving selesai dengan
sempurna.
ii. Jika jumlah Puskesmas di wilayah setempat tidak sebanyak yang ada di SIPK (70
Puskesmas) maka tidak diperbolehkan menghapus range nama Puskesmas pada sheet
Case finding, case holding, laporan kohort dan grafik batang. Range nama Puskesmas
pada sheet-sheet diatas cukup disembunyikan atau di”hide”.
Prosedurnya adalah sebagai berikut (contoh pada sheet analisa) :
a. Blok nomor range kosong / tidak ada nama puskesmas s/d range kosong diatas
jumlah bawah (seperti gambar 10).
Gambar 10.
b. Posisi cursor tetap di nomor range (biasanya cursor akan berbentuk tanda
panah ke kanan) kemudian click kanan dan akan muncul seperti gambar 11 dan
pilih hide maka renge yang tidak ada nama puskesmasnya akan disembunyikan.
Gambar 11.
iii. Mengurutkan grafik batang sesuai dengan besar/kecilnya indikator.
Grafik batang pada RR menggunakan data dari analisa, jadi untuk bisa mengurutkan
indikator-indikator pada grafik batang maka data pada analisa harus diurutkan sesuai
dengan keinginan.
Contoh kita akan mengurutkan grafika batang dari indikator prevalence rate, maka
langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
a. Sebelumnya buka dahulu passwordnya, berikut langkah-langkahnya :
Click pada unprotect sheet
Gambar 12.
Masukkan paswordnya (KUSTA) dan OK. Untuk mengunci seperti awal
maka lakukan langkah-langkah seperti diatas. Password boleh diganti
tetapi jangan sampai lupa.
Gambar 13.
b. Tampilan sebelum grafik batang prevalence rate diurutkan (gambar 12.)
Gambar 14.
c. Buka sheet analisa kemudian pada nomor kolom 13 ada kotak dropdown
(gambar 15.), click kanan dan akan muncul seperti pada gambar 16.
Gambar 15.
Gambar 16.
d. Jika kita mau mengurutkan data dari kecil ke besar maka click “Sort smallest to
largest” dan jika kita mau mengurutkan data dari besar ke kecil maka kita click
“Sort largerst to smallest”. Setelah kita pilih salah satu maka kita “saving”
karena formula disetting manual.
e. Tampilan grafik batang prevalence rate setelah diurutkan dari besar ke kecil
maka kita pilih “Sort largerst to smallest” (gambar 17.)
Gambar 17.