Anda di halaman 1dari 122

PRINSIP-PRINSIP PENYELIDIKAN

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT POTENSIAL


KLB DAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING.

PELATIHAN SURVEILANS PENYAKIT MENULAR , BAJAWA 07– 09 SEPT 2016


SISTEMATIKA
1. Pendahuluan
2. Permasalahan Kesehatan di NTT
3. Prinsip2 dan Jejaring PE - KLB
4. Situasi KLB NTT
5. Respon PIE
6. Perkembangan Dunia dan Antisipasi
Pengendalian Zika
7. Kesimpulan
1. Pendahuluan
Letak Geografis :
8 0-120 LS dan 1180-1250 BT
Jumlah Pulau : (Bakorsurtanal)
 1.192 buah (besar & kecil)
 Pulau yang bernama 473 buah
Pulau yang berpenghuni :
 43 buah

 Iklim: Kabupaten : 21 dan 1 kota


• 8 bulan (kemarau/kering)
• 4 bulan (hujan/basah)  Kecamatan : 298 buah
 Luas Wilayah:  Desa / Kel. : 2.966 buah
• ± 49.852,14 km2 Daratan Pustu : 1.043
• ± 200.000 km2 Lautan
Poskesdes : 235
Jumlah Penduduk: Posyandu : 9.420
• 5.042.500 Jiwa (BPS NTT 2014)
Polindes : 1.303
Kadinkes NTT
2.Permasalahan
Kesehatan di NTT
1. PENYAKIT MENULAR :
a. Malaria
b. TBC
c. Diare
d. DBD
e. HIV / AIDS Kerugian Ekonomi
f. RABIES sangat besar
g. Kusta
h. Frambusia
i. Filariasis
j. Anthraks
k. Campak
2. PENYAKIT TIDAK MENULAR
a. Peny. Jantung & 3. MASALAH-MASALAH
Pembuluh darah
4. MASALAH GIZI
b. Diabetes Melitus &
Metabolik lain 5. BENCANA DAN KLB
c. Kanker
d. Peny. Kronik & Kecenderungan terus
Degenaratif meningkat
e. Gangguan Cidera & 1, 2, 3, 4, 5 Sangat menentukan
Kecelakaan
mutu SDM
3. MASALAH GIZI DAN KIA (Mutu inteligensia, emosional,
1. Kematian ibu spritual, Mutu kesehatan fisik)
melahirkan, kematian
bayi & balita, Bumil
KEK
2. Gizi buruk, gizi kurang,
Kadinkes NTT, J 2014
4. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Jumlah, Kompetensi dan distribusi
Nakes tidak merata

5. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
RUMAH SAKIT

E6.. TROPICAL NEGLECTED DISEASE


(PENY. TROPIS YANG TERABAIKAN )
 Leprosy, Filariasis

Endemis saat ini sedang melakukan


Pengobatan Masal Pencegahan
(POMP)
KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT POTENSI WABAH
BERDASARKAN WAKTU KEJADIAN DI PROV. NTT
TAHUN 2011 – 2015
WAKTU JENIS KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT MENULAR POTENSI WABAH
DBD DIARE CAMPAK MALARIA ANTHRAKS RABIES KERACUNAN
PANGAN

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Sept.
Okt.
Nov.
Des.
3. Situasi KLB di NTT
KEJADIAN LUAR BIASA PROV. NTT, TH. 2015
TAHUN 2015
No Kabupaten/Kota Jenis KLB/Bencana
Penderita Meninggal CFR (%)
I TTS 1 Diare 191 6 3.1
2 Diare 261 0 0.0
3 Campak 17 0 0.0
II TTU 4 Keracunan Makanan 14 1 7.1
5 Keracunan Makanan 4 1 25.0
III Belu 6 Campak 14 0 0.0
7 Keracunan Makanan 22 0 0.0
IV Sikka 8 Campak 7 0 0.0
9 Campak 15 0 0.0
10 Campak 25 0 0.0
11 Keracunan Makanan 11 1 9.1
12 Keracunan Makanan 111 0 0.0
V Lembata 13 Diare 25 0 0.0
14 Keracunan Makanan 13 0 0.0
VI Nagekeo 15 Keracunan Makanan 4 0 0.0
16 Diare 1 1 100.0
17 Keracunan Makanan 9 0 0.0
18 Keracunan Makanan 230 0 0.0
19 Rabies 1 1 100.0
VII Sumba Tengah 20 Campak 33 0 0.0
VIII Malaka 21 Keracunan Makanan 55 0 0.0
IX Ngada 22 Campak 35 0 0.0

X Sabu Raijua 24 Campak 10 0 0.0


XI Alor 25 Keracunan Makanan 203 0 0.0
KLB DI PROV NTT,
01 JAN S/D 08 September 2016
TAHUN 2015
No Kabupaten/Kota Jenis KLB
Penderita Meninggal CFR (%)
1 Kupang Diare 213 3 1.4
2 Sikka DBD 162 1 0.6
3 TTU DBD 3 1 33.3
4 Manggarai Barat DBD 127 1 0.8
Keracunan
5 Kota Kupang Makanan 25 0 0
14
15
16
17
18
SEBARAN KLB DAN KERACUNAN MAKANAN
DI PROV. NUSA TENGGARA TIMUR PERIODE TH. 2007 – 2016
LAUT FLORES
P. Adonara P. Pantar
PULAU
FLORES
P. Komodo

PULAU ALOR
P. Lembata
P. Solor

Selat Sumba

LAUT SAWU

PULAU
SUMBA
PULAU SABU
PULAU TIMOR

PULAU
ROTE
LAUT INDONESIA
PENETAPAN DAERAH KLB
(Permenkes R.I No. 1501/Menkes/PerX/2010)

• Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provi atau


Menteri dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu daerah
memenuhi kriteria KLB.
(Pasal 7 ayat 1)
• Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, atau kepala dinas kesehatan
provinsi, menetapkan suatu daerah dalam keadaan KLB, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di wilayah kerjanya masing-masing dengan
menerbitkan laporan KLB sesuai formulir W1.
(Pasal 7 ayat 2)
• Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi,
atau Menteri harus mencabut penetapan daerah dalam Keadaan KLB
berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tersebut tidak sesuai kriteria KLB
(Pasal 9)
Nomor :
Pu )

W1 Ka ) *)
Pr )

LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA/WABAH


(dilaporkan dalam 24 jam)

Pada tanggal/bln/th : ...................................................................................................


di Desa/Kelurahan : ...................................................................................................
Kecamatan : ...................................................................................................
Dati II : ...................................................................................................
Provinsi : ...................................................................................................
Telah terjadi sejumlah : .................................................Penderita
dan sejumlah : .................................................Kematian
Tersangka Penyakit :

DIARE ( ) CAMPAK ( ) TET NEO ( ) HEPATITIS ( ) RABIES ( )


KHOLERA ( ) DIFTERI ( ) POLIO/AFP ( ) ENCEPHALITIS ( ) PES/ANTHRAX ( )
DHF ( ) PERTUSIS ( ) MALARIA ( ) MENINGITIS ( ) KERACUNAN ( )
DSS ( ) TETANUS ( ) FRAMBOSIA ( ) TYPUS ABD ( ) …………………… ( )

Dengan gejala :
Muntah - muntah ( ) Panas ( ) ( )
Berak - berak ( ) Batuk ( ) Mulut sukar dibuka ( )
Menggigil ( ) Pilek ( ) Bercak putih pharynx ( )
Turgor jelek ( ) Pusing ( ) Meringkil pada lipatan ( )
Kaku kuduk ( ) Kesadaran menurun ( ) Paha/ketiak perdarahan ( )
Sakit perut ( ) Bercak merah dikulit ( ) ………………………………… ( )
Hydro - phoby ( ) Lumpuh ( ) ………………………………… ( )
Kejang - kejang ( ) Batuk beruntun ( ) ………………………………… ( )

Shock ( )

Tindakan yang telah dilakukan ………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Laporan W 1 ini harus disusul dengan segera dengan: Kupang,………………………


1. Hasil penyelidikan epidemiologi dan rencana Kepala
penanggulangan
2. Laporan akhir hasil penyelidikan dan penanggulangan

Catatan
1. *) Coret yang tidak perlu
2.
3.
Satu lembar formulir ini untuk melaporkan satu jenis KLB
Bila Desa/Kelurahan, Kecamatan, Dati II yang terjangkit lebih dari
(…………………………………….) 21
Saturday amaka rincian P/M masing – masingdibalik formulir ini.
4. PRINSIP2 &
JEJARING PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI
& PENANGGULANGAN
KEJADIAN LUAR BIASA
(PE- KLB)

22
Ketenagaan
(Permenkes No. 1501 Pasal 21)

• Dalam rangka upaya penanggulangan


KLB/Wabah, dibentuk Tim Gerak Cepat (TGC)
di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
• Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud
terdiri atas tenaga medis, Epidemiolog
Kesehatan, Sanitarian, Entomolog
Kesehatan, tenaga Laboratorium, dengan
melibatkan tenaga pada program/ Sektor
Terkait maupun masyarakat.
KALAU TERJADI KLB DI TEMPAT
ANDA SEKARANG

Siapa saja
Kebutuhan Kegiatan
Yang Peran Siapa ?
Apa? Apa? Terlibat..??
PENANGGULANGAN KLB :
• TANGGUNG JAWAB BERSAMA DINKES/PEMDA,
MASYARAKAT & SEKTOR TERKAIT
• ALASAN POLITIS
• KETERPADUAN PENANGGULANGAN KLB
à KLB Keracunan ( BLK, BTKL, BPOM & Dinkes Kab)
à KLB DBD (Pemda, Kebersihan, Masy. DinKes.
à KLB Malaria (KLH, Pemda, Masy. DinKes)
à KLB Diare (PU, Pemda, Masy, DinKes)
 KLB FLU BURUNG (Dinas Peternakan, PEMDA,
Masyarakat dan DinKES)
à KLB PIE ( BLK, KKP, BALITBANG, Simkarkesma Ditjen
P2, Peternakan & Dinkes Kab)
Jejaring LP dan LS
Sesuai Perannya & Fungsinya ; ...........??
Contoh ;
Lintas Program :
KLB - PD3I (TN, Polio,Campak) :
- Prog. KIA, Imunisasi, Surveilans,
Kesling, Laboratorium, Gizi..dll.

. Lintas Sektor :
KLB- Zoonosis
(Antraks, Rabies, Brucellosis, AI, H1N1,Ebola
dll)
- Dinkes, Disnak, Balitbang...dll.
26
Alasan PE KLB

• Pencegahan & Penanggulangan


• Kesadaran masyarakat & politik serta
legal aspek
• On the Job Traning
• Penelitian
• Masalah Program Pemberantasan

27
Penyelidikan Epidemiologi
Pengertian:
Kegiatan penyelidikan yang dilakukan segera setelah
mengetahui adanya laporan KLB, peningkatan
kasus/kejadian kesakitan atau kematian , cluster suatu
penyakit/syndrome.
Tujuan
• Memastikan KLB
• Mengetahui gambaran epidemiologi
• Identifikasi sumber dan cara penularan, kasus,
kontak, kasus tambahan dan faktor risiko.
• Menetapkan besaran masalah
• Memberikan rekomendasi upaya pencegahan
dan penanggulangan yang efektif.
Sekuen Waktu SKD, KLB dan Wabah

SKD-KLB KLB WABAH

42
Pengertian Wabah/KLB
• Pengertian Wabah (UU No.4/1984)
Wabah penyakit menular adalah: kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka (UU No. 4, 1984).

• Menteri Kesehatan menetapkan jenis-jenis penyakit


tertentu yang dapat menimbulkan wabah. Menteri
Kesehatan menetapkan dan mencabut penetapan daerah
tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah
sebagai daerah wabah.
Lanjutan……….
Pengertian KLB (Peraturan Menteri Kesehatan RI,
No.1501/MENKES/PER/X/2010).
• KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/
kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu.
• KLB penyakit menular merupakan indikasi ditetapkannya
suatu daerah menjadi suatu wabah, atau dapat berkembang
menjadi suatu wabah
• Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas
kesehatan provinsi, atau Menteri dapat menetapkan daerah
dalam keadaan KLB, apabila suatu daerah memenuhi salah
satu kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Permenkes
no. 1501/2010.
Kriteria KLB
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
No.1501/MENKES/PER/X/2010
1. Timbulnya suatu penyakit/ menular
yang sebelumnya tidak ada/ tidak
dikenal di suatu daerah, seperti
difteri, AFP, Avian Influenza, TN, Flu
baru H1N1, kolera.

2. Peningkatan kejadian penyakit/


kematian terus-menerus selama 3
kurun waktu berturut-turut menurut
jenis penyakitnya (jam, hari, minggu,
bulan).

3. Peningkatan kejadian penyakit/


kematian, 2 kali atau lebih
dibandingkan dengan periode
sebelumnya (jam, minggu, bulan,
tahun)
Lanjutan……
4. Jumlah penderita baru dalam satu
bulan menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.

5. Angka rata-rata perbulan selama satu


tahun menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibanding dengan
angka rata-rata perbulan dari tahun
sebelumnya.

6. Case fatality rate suatu penyakit dalam


suatu kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% atau lebih,
dibanding dengan CFR dari periode
sebelumnya.
Lanjutan……
7. Proportional rate (PR) penderita dari suatu periode
tertentu menunjukkan kenaikan dua atau lebih
dibanding periode, kurun waktu atau tahun
sebelumnya.
8. Kriteria Khusus, contoh KLB Campak atau Rubella
jika ditemukan 5 kasus campak klinis dalam kurun
waktu 4 minggu berturut-turut di suatu wilayah yg
memiliki hubungan epidemiologis dan minimal 2
diantaranya positif campak/rubella secara
laboratorium
9. Beberapa penyakit, seperti keracunan pangan,
menetapkan 2 kasus atau lebih sebagai KLB (sesuai
dengan PP Nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan Pangan)
– Keracunan makanan
– Keracunan pestisida
10 Beberapa penyakit khusus : Kholera, DBD, TN,
POLIO, Flu Burung dan PIE lainnya
a. Setiap peningkatan khusus dari periode
sebelumnya ( pada daerah endemis )
b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana
pada periode 4 minggu sebelumnya daerah
tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang
bersangkutan.
Penyakit Menular yang Berpotensi Wabah
(Permenkes No.
PENYAKIT INFEKSI EMERGING
1501/Menkes/Per/X/2010)

• Kolera • Influenza A baru


• Pes (H1N1)/Pandemi
• Demam Berdarah 2009
Dengue • Meningitis
• Campak • Yellow Fever
• Polio • Chikungunya
• Difteri • Penyakit menular
• Pertusis tertentu lainnya
yang dapat
• Rabies menimbulkan
• Malaria wabah
• Avian Influenza (ditetapkan oleh
H5N1 Menteri
• Antraks kesehatan)

• Leptospirosis
• Hepatitis A

36
Langkah-Langkah PE KLB
– Persiapan
– Menetapkan adanya KLB
– Menetapkan definisi kasus
– Identifikasi dan menetapkan jumlah kasus
– Analisis deskriptif
– Merumuskan Hipotesa
– Menguji Hipotesa
– Jika Perlu merumuskan kembali hipotesa serta studi
tambahan
– Tindakan penanggulangan
– Membuat laporan dan penyebarluasan informasi
A. Persiapan Penyelidikan Epidemiologi

1. Menyusun proposal penyelidikan KLB secara cepat


2. Mengidentifikasi orang-orang yang perlu dihubungi di
lapangan dan persiapan lapangan
3. Mempersiapkan peralatan penyelidikan, termasuk
sarana penunjang epidemiologi, referensi, transportasi
dan komunikasi. Sarana epidemiologi berupa formulir
penyelidikan, komputer, peralatan laboratorium,
perlengkapan diagnostik
4. Mempersiapkan laboratorium yang akan memeriksa
spesimen
5. Mempersiapkan administrasi kegiatan termasuk surat
tugas
Langkah-langkah konfirmasi atau penyelidikan
dugaan adanya KLB:
1. Menanyakan pada setiap orang yang datang ke unit
pelayanan seperti Rumah Sakit tentang adanya peningkatan
kesakitan atau kematian di desa, sekolah, asrama,
perusahaan atau lokasi tertentu.
2. Melakukan kajian data yang ada di Puskesmas, Dinas
Kesehatan Kab/Kota berdasarkan data Laporan Mingguan
Wabah (W2)
3. Konfirmasi adanya peningkatan kesakitan atau kematian dan
kecenderungan adanya KLB penyakit, serta sekaligus
mencocokkan dengan temuan pada langkah pertama
4. Apabila kecurigaan semakin kuat, maka harus melakukan
konfirmasi lapangan
Lanjutan……..

5. Membuat laporan pertama adanya dugaan KLB


dengan menggunakan formulir Laporan KLB (W1).
Pengiriman laporan dapat dilakukan dengan
menggunakan telepon, faksimili, email atau cara-cara
lain yang cepat. Laporan KLB (W1) sudah dapat
dibuat apabila berdasarkan kajian data di Puskesmas
atau wawancara sudah menunjukkan kecurigaan
yang kuat adanya KLB penyakit (Laporan KLB/W1
C. MEMASTIKAN DIAGNOSIS
1. Tujuan adalah untuk memastikan bahwa masalah tersebut
telah didiagnosis dengan benar , didukung dengan hasil
pemeriksaan laboratorium.
2. Semua temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi
frekuensi untuk menggambarkan spektrum penyakit,
menentukan diagnosis, dan menetapkan definisi kasus.
3. Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan terutama dalam
penyelidikan KLB dibatasi oleh waktu, tempat dan orang
4. Bila penyakit belum terdiagnosis, diagnosis kerja dibuat
berdasarkan gejala-gejala yang paling banyak diderita, yang
spesifik.
5. Melakukan kunjungan terhadap satu atau dua penderita
atau dengan pemeriksaan laboratorium/otopsi verbal.
D. IDENTIFIKASI DAN MENGHITUNG JUMLAH KASUS

Dari setiap kasus dikumpulkan informasi berikut ini:


• Data indentifikasi -- nama, alamat, nomor
telepon
• Data demografi-- umur, jenis kelamin, ras, dan
pekerjaan
• Data klinis
• Faktor risiko-- harus dibuat khusus untuk tiap
penyakit.
• Informasi pelapor  mencari informasi
tambahan atau memberikan umpan balik
E. ANALISIS DESKRIPTIF
1. Variabel Waktu
Jumlah naik turunnya (frekuensi) kasus yang
dihubungkan dengan faktor waktu dan masa
tunasnya, merupakan suatu garis grafik (curve),
membantu dalam analisa dan investigasi KLB.
• Jenis penyakit penyebab KLB dapat diidentifikasi
dari model serangan yang dapat digambarkan
dalam model kurva epidemi menurut waktu
mulai sakit (timbulnya gejala yang paling awal).
Biasanya dibagi menjadi 2 model serangan :
• Propagated source (bersumber ganda menular)
• Common source (bersumber tunggal)
Pada kurva epidemi suatu KLB penyakit atau keracunan terdapat
beberapa istilah penting yang perlu diketahui :
• Mulai terjadinya KLB, yaitu saat yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan KLB sebagai waktu mulai munculnya kasus-kasus KLB,
biasanya ditetapkan dengan adanya peningkatan bermakna secara
epidemiologi (A)
• Berakhirnya KLB, yaitu saat yang ditetapkan oleh tim penyelidikan
KLB sebagai waktu terakhir kasus-kasus KLB, biasanya ditetapkan
dengan waktu sebelum kembali pada keadaan jumlah kasus normal
atau seperti biasanya (B)
• Periode Serangan KLB adalah periode waktu antara mulai KLB
sampai akhir KLB (C)
• Kasus KLB, yaitu kasus yang memiliki kriteria kasus KLB yang
terdapat pada periode serangan KLB atau waktu antara mulai-
berakhirnya KLB (D), kasus diluar itu adalah bukan kasus KLB.
• Periode paparan adalah periode waktu dimana kasus-kasus KLB
mendapatkan paparan agen (penyebab KLB) (F)
• Masa inkubasi terpendek-terpanjang dalam kurva epidemi dihitung
sejak terjadinya paparan sampai waktu mulai-berakhirnya KLB (G
dan H).
Lanjutan…….
2. Variabel Tempat

• Spot Map
– Menuntun pada sebaran / pengelompokan kasus
– Mengarahkan pada lokasi sumber penularan
(mis.kasus TN dgn Rumah Dukun Bayi, kasus
Nosokomial dgn Ruang Operasi)
• Area Map.
– Mengukur besaran masalah
– Dapat dipakai membandingkan 2 wilayah yang jml
populasi berbeda
Lanjutan….

3. Variabel Orang

• Faktor orang yang terdiri dari : umur, jenis


kelamin, suku bangsa, adat istiadat/
kebiasaan, pekerjaan, agama/ kepercayaan,
social ekonomi, harus digunakan dalam
penjelasan KLB.
F. MERUMUSKAN HIPOTESA

Formulasikan hipotesis
• meliputi sumber agen penyakit
• cara penularan (dan alat penularan atau vektor)
• dan pemaparan yang mengakibatkan sakit

• Hipotesis dapat dikembangkan dengan cara :

1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:


– Apa reservoir utama agen penyakitnya?
– Bagaimana cara penularannya?
– Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
– Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
2. Wawancara dengan beberapa penderita
3. Mengumpulkan beberapa penderita  mencari kesamaan pemaparan.
4. Kunjungan rumah penderita
5. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
6. Epidemiologi diskriptif
I. TINDAKAN PENANGGULANGAN
• Secepat mungkin
• Upaya penanggulangan diterapkan setelah
sumber KLB diketahui
• Diarahkan pada mata rantai penularan yang
terlemah
• Upaya pengendalian diarahkan pada agen
penyakit, sumber atau reservoarnya
• Untuk PE KLB Penyakit Diare sampai dengan
Tetanus Neonatorum dan Penyakit Misterius
merujuk ke buku “Pedoman Penyelidikan dan
Penanggulangan KLB Tahun 2013 edisi revisi
• PE Avian Influenza merujuk pada buku
pedoman surveilans integrasi avian influenza
tahun 2006
• Virus Ebola Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Penyakit Virus Ebola Tahun 2015
Jenis Laporan KLB
1. Laporan Kewaspadaan (Rumor)
2. Laporan Kejadian Luar Biasa/Wabah (W1)
3. Laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB dan
Rencana Penanggulangan KLB
4. Laporan Penanggulangan KLB
5. Laporan Mingguan Wabah (W2)
6. Laporan Bulanan KLB (LB-KLB)
7. STP KLB
SURVEILANS TERPADU PENYAKIT BERBASIS KLB
Tahun :2012
Kabupaten : ……………………………… Bulan : Februari

Tanggal Kejadian Golongan Umur (Tahun) Total


Jenis Populasi Keterangan
No Tempat Kejadian
Penyakit Rentan (data Lab, data Khusus, dsb)
Mulai Akhir Diketahui Ditanggulangi 0 - 7 Hr 8 - 28 Hr <1 1-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 44 45 - 54 55 - 59 60 - 69 70 + Laki-laki Perempuan

Antraks Kel.Detusoko
Kec. Detusoko 23/02/212 28/02/212 28/02/212 7 1 829
Kabupaten Ende

Desa Tou Timur


Kec
Kabupaten Ende

Keterangan : Tempat kejadian adalah Kab/Kota, Kecamatan, Puskesmas, Desa/Kelurahan, Tempat khusus …………….,…………/…………./…………………………
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

NIP……………………………………………

51
Laporan Kejadian Luar Biasa (W1)
• Merupakan salah satu Laporan Kewaspadaan yang
dibuat oleh Unit Kesehatan yang segera dilaporkan
dalam 24 jam setelah mengetahui adanya KLB
penyakit tertentu.
• Laporan W1 berisi nama daerah KLB (desa,
kecamatan, kabupaten/ kota dan nama puskemas),
jumlah penderita dan meninggal pada saat laporan,
nama penyakit dan gejala-gejala umum yang
ditemukan di antara penderita, dan langkah-langkah
yang sedang dilakukan. Satu formulir W1 berlaku
untuk satu jenis penyakit saja.
Isi Laporan Kewaspadaan antara lain

1. Nama atau nama-nama penderita atau yang


meninggal
2. Golongan umur
3. Tempat dan alamat kejadian
4. Waktu kejadian
5. Jumlah yang sakit dan meninggal
Alur Laporan KLB (W1)

Menteri
Kesehatan Gubernur Bupati/
(Dirjen PP Walikota
dan PL)
W1Pr
W1Ka

Dinas
Kesehatan Dinas
W1Pr Propinsi Kesehatan
W1Ka Kab/Kota

W1Pu

Puskesmas Camat

W1Pu

Penyelidikan Laporan
Epidemiologi Kewaspadaan
Awal
Laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB dan Rencana
Penanggulangan KLB
Laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB dan Rencana Penanggulangan KLB
berisi :
1. Kebenaran terjadinya KLB penyakit tertentu
2. Daerah yang terserang, desa, kecamatan, kabupaten dan Puskesmas
yang bertanggung jawab terhadap wilayah kejadian KLB
3. Penjelasan diagnosis penyebab KLB dan sumber-sumber penularan atau
pencemaran yang sudah dapat diidentifikasi, termasuk bukti-bukti
laboratorium.
4. Waktu dimulainya kejadian KLB dan keadaan pada saat penyelidikan
epidemiologi KLB sedang dilakukan
5. Kelompok penduduk terserang beserta jumlah kesakitan dan kematian
karena KLB (kurva epidemi, angka serangan dan angka kematian karena
penyakit/CFR)
6. Keadaan yang memperberat keadaan KLB, misal, status gizi, musim
kemarau, banjir dsb.
7. Upaya penanggulangan yang sedang dan akan dilakukan
8. Apabila diperlukan adanya jenis dan jumlah bantuan yang dibutuhkan
9. Tim Penyelidikan Epidemiologi KLB
10. Tanggal Penyelidikan Epidemiologi dilaksanakan
Laporan Penanggulangan KLB

• Laporan Penanggulangan KLB berguna untuk


menjelaskan temuan data epidemiologi KLB,
sumberdaya yang telah dimanfaatkan dan
kemungkinan terjadinya KLB lanjutan atau KLB
dimasa yang akan datang, serta kemungkinan
penyebaran ke daerah lain.
• Laporan Penanggulangan KLB dibuat setelah
KLB berakhir.
Isi Laporan Penanggulangan KLB sebagai berikut :
• Kebenaran terjadinya KLB penyakit tertentu
• Daerah yang terserang, desa, kecamatan, kabupaten dan Puskesmas
yang bertanggungjawab terhadap wilayah kejadian KLB
• Penjelasan diagnosis penyebab KLB dan sumber-sumber penularan
atau pencemaran yang sudah dapat diidentifikasi, termasuk bukti-
bukti laboratorium.
• Waktu dimulainya kejadian KLB dan berakhirnya KLB (periode
serangan KLB)
• Kelompok penduduk terserang beserta jumlah kesakitan dan
kematian karena KLB (kurva epidemi, angka serangan dan angka
kematian karena penyakit/CFR)
• Keadaan yang memperberat keadaan KLB, misal, status gizi, musim
kemarau, banjir dsb.
• Upaya penanggulangan yang telah dilakukan
• Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap KLB di masa yang
akan datang
• Tim Penanggulangan KLB
• Tanggal laporan dibuat
Laporan Mingguan KLB/Wabah (W2)

• Sumber data Laporan Mingguan KLB/Wabah


(W2) adalah data rawat jalan dan rawat inap
dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan
Rumah Sakit, dengan kelengkapan dan
ketepatan yang tinggi (>80 % pertahun).
Sebaiknya laporan masyarakat dengan
kelengkapan yang rendah tidak dimasukkan
dalam Laporan Mingguan KLB/Wabah (W2),
karena dapat membingungkan pada saat
analisis. Laporan masyarakat dapat dilakukan
analisis terpisah.
J. MEMBUAT LAPORAN DAN PENYEBARLUASAN
• Laporan Lisan dan Tertulis

• Contoh sistematika laporan tertulis :


• Judul laporan
• Pendahuluan
• Latar Belakang
• Tujuan Penyelidikan
• Metodologi
• Hasil Penyelidikan
• Pembahasan
• Kesimpulan dan Saran
• Abstrak
• Daftar Kepustakaan
KLB dan Wabah
 KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi dalam
kurun waktu dan pada daerah tertentu  Kadinkes Kab/Kota
berdasarkan laporan dr Pusk. Ka. Pusk. membuat W1 atau
didahului telp ke Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat.

 Wabah adalah suatu peningkatan kejadian


kesakitan/kematian yg telah meluas secara cepat baik jumlah
kasus maupun luas daerah terjangkit.  Dinyatakan oleh
Menteri Kesehatan

 Mudah terdeteksi bila SKD Jalan dengan baik.


 Antisipasi
 Pembatasan
 Kurangi kerugian
30 March 2019 60
Program Penanggulangan KLB

4
Perbaikan Kondisi Rentan
Kajian Epidemiologi

Masaslah KesMas
Tidak Menjadi
2
SKDKLB Penang-
gulang-
an KLB
Kesiapsiagaan 3
menghadapi
1 KLB
61
KLB dengan SKD

Deteksi Tindakan
Dini cepat

90
80
70
60 Potensi
Kasus Terhindarkan
KASUS 50
40
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
62
Hari
KLB tanpa SKD
Kasus Reaksi
Deteksi
awal lambat
lambat

90
80
70
60
KASUS 50 Kesempatan
40 penanggulangan
30
20
10
0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39
63
Hari
KLB dengan SKD KLB
Kajian Epidemiologi
Rawan KLB
90
80
70 Peringatan Dini Penang
60 Ancaman KLB gulangan
50
40
KLB
30 Kewaspadaan dan
20 Kesiapsiagaan KLB
10
0

HARI 64
Jenis-Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan KLB

• Penyakit menular berpotensi KLB


• Keracunan
• Penyakit atau masalah kesehatan lainnya
– Kekurangan gizi / buruk
– KIPI
• Penyakit yang tidak jelas etiologinya
65
Per Menkes No 1501 thn 2010
(Jenis Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah
dan upaya penanggulangannya)

1. Ditetapkan 17 jenis penyakit menular potensial KLB,


namun masih terbuka untuk penyakit lain
2. Ditetapkan 7 kriteria kerja KLB
3. Penetapan wabah & KLB
4. Penanggulangan wabah/KLB
5. Pelaporan
6. Pendanaan
7. Ketenagaan
8. Sarana & Prasarana
9. Pembinaan & Pengawasan
10. Penutup
Jenis-jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan KLB
Penyakit Menular Berpotensi KLB

 Diare • Tifus perut


 Malaria • Meningitis
 Demam kuning • Ensefalitis
 Demam bolak balik • Antraks
 DD dan DBD
 Tifus bercak wabah • Leptospirosis
 Polio dan AFP • SARS
 Difteri • Legionellosis
 Pertusis • Chikungunya
 Rabies • Tetanus neonatorum
 Malaria • Frambusia
 Influensa • Infeksi nosokomial
 Hepatitis • Campak
 Ebola
• Penyakit menular baru
67
KODE DAN JENIS PENYAKIT YG DAPAT
DIAMATI DENGAN SKDR BERBASIS WEBSITE
KODE KODE
PENYAKIT PENYAKIT
SMS SMS

A Diare Akut N Acute Flacid Paralysis (AFP)

B Malaria Konfirmasi P Gigitan Hewan Penular Rabies

C Suspek Dengue Q Suspek Antrax

D Pneumonia R Suspek Leptospirosis

E Diare Berdarah/Disentri S Suspek Kolera

F Suspek Demam Tifoid T Kluster Penyakit Yang Tidak Lazim

G Sindrome Jaundice Akut U Suspek Meningitis/Encephalitis

H Suspek Chikungunya V Suspek Tetanus Neonatus

J Suspek Flu Burung pada Manusia W Suspek Tetanus

K Suspek Campak Y ILI (Penyakit Serupa Influenza)

L Suspek Difteri Z Suspek HFMD

M Pertusis X TOTAL KUNJUNGAN


Pelaporan
(Permenkes No. 1501 Pasal 16)

• Seluruh Kejadian penyakit yang muncul di


masyarakat dan berpotensi untuk menimbulkan
KLB/Wabah, wajib dilaporkan secara berjenjang
oleh masyarakat, tenaga kesehatan, hingga ke
tingkat menteri selambat-lambatnya kurang dari
24 jam sejak diketahui oleh yang bersangkutan
Penanggulangan KLB
Kegiatan :
• Penyelidikan KLB
• Upaya
Pelaksana : pengobatan
• Dinkes Kab/Kota, • Upaya
(termasuk RS dan pencegahan
Puskesmas) • Surveilans ketat
• Dinkes Provinsi dg
kriteria
• Depkes dg kriteria

70
UPAYA PENANGGULANGAN KLB DBD

1. Pengobatan
2. Abatesasi
3. Penyuluhan
4. Fogging Fokus
5. Pemberantasan Sarang Nyamuk
UPAYA PENANGGULANGAN KLB CAMPAK

1. Pengobatan (Komplikasi)
2. Pemberian Vit. A
3. Penyuluhan
4. Sweeping Imunisasi Campak
5. Pengambilan Spesimen darah
dan Urine penderita.
KLB Antraks di Kabupaten Sabu
Raijua dan ngada Th. 2011
JUMLAH
KAB/KOTA KECAMATAN KASUS CFR PERIODE KLB
P M
Sabu Raijua Sabu Timur 11 0 0.0 27 Jul s/d 13 Agt 2011
Ngada Bajawa Utara 4 0 0.0 Oktober 2011

*) Kematian 130 0rang 11 org sakit


sapi 2 ekor mengkonsumsi
**) Kematian 24 orang 4 org sakit
kuda 1 ekor mengkonsumsi
KLB ANTRAKS DI KAB. ENDE
FEB - MARET 2012
JUMLAH
KAB. KECAMATAN KASUS CFR PERIODE KLB
P M
29 Feb. s/d 14
Ende Detusoko *) 8 0 0.0 Maret 2012
03 S/D 18 Maret
Ende Kota baru **) 7 0 0.0 2012

*) Kematian sapi 1 ekor 829 0rang 8 org sakit


mengkonsumsi

**) Kematian sapi 1ekor 267 orang 7 org sakit


Kerbau 1 ekor mengkonsumsi
30 March 2019 75
PENYAKIT INFEKSI
EMERGING/ PIE
RESPON PIE
Notifikasi Kasus & Pelaporan cepat

Penyelidikan Epidemiologi

Tata Laksana Kasus

Respon Kesehatan Masyarakat (Pengendalian


Faktor Risiko)
Respon

RESPON
Sesuai TUSI

Dinkes Dinkes
PKM RS Pusat
Kab/Kota Provinsi
Penyelidikan Epidemiologi

Tujuan

- Mengetahui penyebab terjadinya EID dan mencegah


penyebaran yang lebih luas.
- Mengetahui karakteristik EID menurut umur, jenis
kelamin, waktu, tempat, riwayat kesakitan.
- Mengidentifikasi faktor risiko
- Memberikan rekomendasi upaya penanggulangan.
Penyelidikan Epidemiologi

Persiapan
• Surat Tugas, Form PE, dokumen informasi sebelumnya
• Koordinasi dgn Unit terkait
• APD, Alat komunikasi & transportasi serta alat pengolah
data
Penggalian Informasi Kasus
• Observasi data Rekam Medis Kasus
• Wawancara dgn petugas medis terkait, keluarga kasus
dsb
Penelusuran & Pemantauan Kontak
• Pemantauan selama masa inkubasi sejak kontak pertama/terakhir
dgn kasus
• Informasi status kesehatan kontak & menjelaskan hasil diagnosa
• Komunikasi & kerjasama dgn kasus kontak
Penyelidikan Epidemiologi

Komunikasi Risiko terhadap Kontak dan Keluarga


• Pemahaman kepada kontak & keluarga kasus
• Pemantauan kesehatan secara mandiri selama masa inkubasi
• Membatasi aktivitas kepada orang banyak (minimalisasi kasus
kontak selanjutnya)

Laporan Hasil PE
• Data hasil PE diolah dan dianalisis dan diberikan rekomendasi
• Laporan berkala, laporan awal, laporan perkembangan dan laporan akhir
dari pengendalian KLB

Upaya Penanggulangan (PMK 1501)


• Prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi selama PE
• Komunikasi risiko kepada petugas dan masyarakat
Penyelidikan Epidemiologi

Sistimatika Penulisan Laporan Hasil PE


1. Latar belakang dan tujuan
2. Metodologi
3. Hasil penyelidikan epidemiologi meliputi:
 Data umum
 Analisis kasus berupa gambaran karakteristik kasus
menurut variabel epidemiologi (waktu kejadian, tempat
dan orang).
 Analisis faktor risiko
 Analisis kontak kasus
 Hasil pemeriksaan laboratorium
 Upaya yang sudah dilakukan seperti tatalaksana kasus,
pemeriksaan laboratorium, tindakan pengendalian faktor
lingkungan dan sebagainya.
4. Kesimpulan dan rekomendasi
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Jenis-Jenis Formulir
FORMULIR Investigasi Kasus (Form EID-IN)
Data Dasar Daftar kontak kasus:
Daftar kontak kasus:
Identitas Kasus HP yg
Nama : Hub dg Alamat
Nama Usia JK bisa
Tgl lahir/ umur : Kasus Rumah
di hub
Jenis Kelamin : L / P (Lingkari jawaban)
Pekerjaan : (Sebutkan secara spesifik)
Alamat :
Yang diwawancarai : (nama & hub. dg pasien)
Tanggal mulai sakit, tanda dan gejala:
……………………………………………………………..
Tgl masuk RS /TGL kunjungan ke layanan kesehatan: Tanggal pegambilan spesimen, pemeriksaan lab
dan jenis spesimen
Nama Ruang Tgl
Jenis
Jenis Tgl
Tgl Pengambilan Pemeriksaan Pemeriksaan
RS rawat Spesiman
Spesimen
Lab Lab & Hasil
………… ……… …………
………… ………… …………
………… ………… …………
Jenis-Jenis Formulir
FORMULIR Investigasi Kasus (Form EID-IN)
Informasi Paparan dan Riwayat Perjalanan
Riwayat kontak dengan hewan
Jenis hewan : ……………………………………………………………..
Tanggal kontak : ……………………………………………………………..
Jenis kontak : …………………………………………………………….. (missal penjaga hewan, pengunjung)

Riwayat kontak manusia


Riwayat kontak dengan orang yang bergejala demam mendadak disertai minimal 3 gejala (sakit kepala, muntah, diare,
tidak nafsu makan, lemah, nyeri perut, sakit otot atau sendi, sulit menelan, sesak napas dan atau cegukan (hiccup), jenis
kontak, frekuensi, lama paparan dan lokasi
…………………………………………………………………………………………
Riwayat dirawat di RS sebelumnya :
…………………………………………………………………………………………
Riwayat mengunjungi kasus yang dirawat di RS :
………………………………………………………………………………………….

Paparan makanan
Riwayat mengkonsumsi makanan atau minuman yang belum dimasak:
…………………………………………………………………………………………
Riwayat mengkonsumsi daging atau produk hewan setengah matang :
…………………………………………………………………………………………
Riwayat menyiapkan daging mentah untuk dimasak:
…………………………………………………………………………………………
Jenis-Jenis Formulir
FORMULIR Investigasi Kasus (Form EID-IN)
Riwayat perjalanan
Tanggal perjalanan : …..…………………………………………………………
Tujuan : ..……………………………………………………………
Durasi perjalanan : ..……………………………………………………………
Moda Transportasi : ..……………………………………………………………
Aktivitas selama perjalanan : ………………………………………………………
Informasi klinis
Data klinis
Tanggal dan mulai timbul gejala:
Tanda dan gejala:
Kronologi sakit (tgl mulai ke pelayanan kesehatan, tgl masuk RS, tgl mulai perburukan klinis, dan hasil akhir dirawat):
……………………………………………………………………………
Data Laboratorium
Komplikasi yang terjadi:
TGL Jenis Jenis Tgl & Hasil
…………………………………………………………………………… Nama Lab Keteran
Pengambil Spesi Pemeriksaa Pemeriksaan
Adakah penyakit kronis lain: an Sample men n Lab lab
Pemeriksa gan
……………………………………………………………………………
Tanggal dan hasil pemeriksaan penunjang (lab):
……………………………………………………………………………
Penggunaan alat bantu:
…………………………………………………………………………….
Penggunaan obat:
……………………………………………………………………………
Jenis-Jenis Formulir
FORMULIR Penilaian Risiko Terinfeksi (Form EID- AR)
IDENTITAS Riwayat perjalanan (Lingkari jawaban)
Nama : Apakah anda telah melakukan perjalanan ke
Umur : beberapa negara yang tengah terjangkit Kejadian
Jenis Kelamin :L/P Luar Biasa (KLB) EID ?
Nomor Telepon Seluler : Ya - Tidak
Nomor Paspor : Jika ya pd tgl brp anda tiba (date arrival)?
Nama & Nomor Penerbangan :
Nomor Tempat duduk :
Tanggal Kedatangan :
Alamat tinggal di Indonesia :

Keluarga dekat yang bisa dihubungi


Nama :
Hubungan keluarga : (Pilih salah satu)
a. Suami/ Istri c. kakak/ adik kandung
b. Anak kandung d. lainnya, Sebutkan……….
Nomor telepon/ telepon seluler :
Alamat (bila berbeda dengan di atas):
Jenis-Jenis Formulir
(Form EID- AR)
Kegiatan selama berada di area/ negara terjangkit atau area berisiko (Lingkari jawaban)
Apa tujuan dari perjalanan ini
Berwisata
Bekerja sebagai tenaga kesehatan
Sukarelawan
Bisnis
Mengunjungi teman
Lainnya, sebutkan…..

Apakah ada kontak serumah yang diketahui atau berisiko tinggi terhadap PVE?
Ya - Tidak
Apakah anda pernah menjadi pasien, atau tenaga kesehatan, atau berkunjung ke fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes) di negara terjangkit?
Ya - Tidak
Apakah terdapat seseorang yang diketahui atau memiliki risiko tinggi terhadap PVE dirawat di fasyankes
tersebut?
Ya - Tidak
Apakah anda melakukan kontak dengan seseorang yang diketahui atau memiliki risiko tinggi terhadap PVE?
Ya - Tidak
Jika ya? Apa jenis kontaknya: (Pilih jawaban)
Jenis-Jenis Formulir
(Form EID- AR)
Kontak langsung dengan kulit (bersalaman, menyentuh bagian kulit lain)
Kontak seksual
Menyentuh cairan tubuh pasien (darah, sperma, air mata, air ludah, air kencing, tinja)
Memberikan perawatan pada pasien
Berada pada jarak 1 meter dari pasien (bukan sekedar berjalan)
Menangani jenazah
Sebagai petugas laboratorium yang menangani pemeriksaan spesimen

Jika terdapat pilihan ya pada salah satu point diatas:


Apakah anda menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat pada saat kontak?
Ya - Tidak
Apakah cara penggunaannya sudah tepat (termasuk meletakkan dan melepasnya)?
Ya - Tidak
Apakah selalu menggunakan APD?
Ya - Tidak
Jika bekerja di laboratorium, apakah menggunakan standar keamanan pada setiap waktu?
Ya - Tidak
Apakah anda memegang atau memakan makanan sisa kelelawar buah atau daging (simpanse, gorilla,
antelop hutan atau hewan lainnya yang berisiko terinfeksi PVE).
Ya - Tidak
Jenis-Jenis Formulir
Keberadaan atau ketiadaan gejala yang mengarah pada EID
(Form EID- AR)
Apakah pasien dalam keadaan baik?
Ya - Tidak

Apakah saja gejala yang mengarah pada EID?

Kapan gejala tersebut mulai muncul?

Berapa lama gejala tersebut berakhir?

Seberapa parah gejala tersebut?


Jenis-Jenis Formulir
62
FORMULIR Notifikasi Kedatangan Pelaku Perjalanan Dari Negara
Terjangkit (Form EID-NOT)
Dinkes/KKP :
Tanggal :
Umur Berangkat dari Kondisi
No. No. Alamat di
No. Nama No.Hp L P (negara asal kesehatan/
Paspor Seat Indonesia
kedatangan) Keterangan

Keterangan: Form ini dikirimkan kepada Dinas Kesehatan setempat/ KKP dan ditembuskan ke Posko KLB.
Jenis-Jenis Formulir
FORMULIR Pemantauan Kasus (Form EID-KSS)
Nama :
TGL MRS :
Nama RS :
Tanda/ Hasil
Hasil Kondisi Diagnosa Pengobatan
Tgl Gejala yang pemeriksaan
lab Umum sementara yang diberikan
muncul penunjang

Keterangan: Form ini dikirimkan kepada Dinas Kesehatan setempat .


Jenis-Jenis Formulir
FORMULIR Pemantauan Kontak (Form EID-KONT)
Nama :
Tempat pemantauan (rumah/ puskesmas/ RS/ KKP/ lainnya):
Kab/Kota :
Nama RS :
Jenis specimen Hasil Ket.
Tgl Tanggal dan hasil pemantauan*) & tanggal pemeriksaan
Umu
No Nama L/P kontak pengambilan penunjang
r
terakhir

Isikan tgl dan hasil pemantauan*) X : Sehat, S : Sakit memenuhi kriteria kasus

Keterangan: Form ini dikirimkan kepada Dinas Kesehatan setempat bila tempat pemantauan berada di rumah/
puskesmas/ RS. Form dikirimkan ke Posko KLB bila tempat pemantauan ada di KKP.
57 Jenis-Jenis Formulir
FORMULIR Pemantauan Kontak (Form EID-KSSEND)
Dinas Kesehatan :
TGL Laporan :
Gejala Hasil
Kondisi Pengobatan yang
Nama yang Hasil lab pemeriksaan Diagnosa akhir
Umum diberikan
dirasakan penunjang

Keterangan: Form ini dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi Setempat. Form ini diisi setelah ada hasil laboratorium penyakit diagnosis
PVE.
Jenis-Jenis Formulir
FORMULIR Rekap Pemantauan Kontak (Form EID-KONTAKEND)

Provinsi :
TGL Laporan :
Jumlah Kontak Timbul Gejala
No. Nama Kab/Kota Upaya Yang dilakukan
L P Ya Tidak

Keterangan: Form ini dikirimkan ke Posko KLB.


PESAN DIRSIMKARKESMA SUBDIT P2
KEMENKES LEWAT GROUP WA DINKES
PROV. NTT
Sebelum Vaksin Zika ditemukan, disarankan tunda kehamilan
sebab dapat menyebabkan Microcephali dan GBS (Gillain Barre
Sindrom).

Setiap TTU, Blok rumah dan perkantoran di survey jentiknya.

Spora ex Brazil tipe Asia yang bermutasi sangat virulen. Mampu


kendalikan DBD….kewalahan kendalikan zika.

Ayooo mulai dari rumah sendiri, tempat kerja……..


121
122

Anda mungkin juga menyukai