Anda di halaman 1dari 70

PELATIHAN SURVEILANS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)

BAGI PETUGAS SURVEILANS DI KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI

MPI 5: SURVEILANS CAMPAK-RUBELA


Siti Thoibah, S.Gz., M.Kes

Pendidikan S1 Gizi Kesehatan FK UGM


S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Univ. Lambung
Mangkurat

Intansi Dinas Kesehatan Kabupaten Paser Kaltim

08125431697

Ibah.siti83@gmail.com
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan surveilans Campak dan Rubella sesuai ketentuan
TUJUAN yang berlaku.
PEMBELAJARAN
B. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan Konsep Surveilans Campak-Rubela
2. Melakukan Penemuan Kasus Suspek Campak
3. Melakukan Manajemen Spesimen Suspek Campak
4. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Suspek Campak
5. Melakukan Analisis data dan rekomendasi
6. Melakukan Sistim Kewaspadaan Dini (SKD) dan Respons
Penyakit Campak-Rubela
7. Melakukan Penanggulangan KLB Campak-Rubela
MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
A. KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1. Surveilans Campak-Rubela DAN REKOMENDASI
2. Surveilans CRS 1. Analisis Data Data
2. Rekomendasi
B. PENEMUAN KASUS CAMPAK-RUBELA
1. Gejala dan Tanda F. SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD)
2. Strategi Penemuan Kasus DAN RESPON
3. Tata Laksana Kasus Suspek Campak 1. Sistim Kewaspadaan Dini
2. Respon
C. PENGELOLAAN SPESIMEN
1. Cara dan Waktu Pengambilan Spesimen G. PENANGGULANGAN KLB CAMPAK
DAN RUBELA
2. Kriteria Spesimen Adekuat
1. Penyelidikan Epidemiologi
3. Cara PengepakanSpesimen
2. Strategi Penanggulangan KLB
4. Pengiriman Spesimen
Campak Rubela
5. Jejaring Laboratorium Rujukan

D. PENCATATAN PELAPORAN
1. Pencatatan
2. Pelaporan
Materi Pokok 1:
KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS
A. SURVEILANS CAMPAK-RUBELA

 Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus


menerus berdasarkan data dan informasi tentang
kejadian penyakit Campak-Rubela,

 Kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan


dan penularan penyakit Campak-Rubela,

 Memperoleh dan memberikan informasi guna


mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan Campak-Rubela secara efektif dan
efisien.
Surveilans Campak Berbasis Kasus Individu/Case Based Measles
Surveillance (CBMS)
 Setiap kasus suspek campak dilaporkan, dilakukan
investigasi dalam waktu 2 x 24 jam setelah laporan
diterima, dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
dicatat secara individual.

 CBMS yang sensitif sangat penting dalam memonitor


kemajuan program eliminasi campak dan
mempertahankan kondisi eliminasi campak-rubela.

 Tujuan CBMS adalah untuk mendeteksi, investigasi,


mengklasifikasi semua kasus suspek, melakukan
respon terhadap KLB dan pemeriksaan laboratorium
untuk konfirmasi kasus. CBMS dibutuhkan untuk
memonitor kemajuan eliminasi campak-rubela.
Eliminasi Campak-Rubela
 Tidak ditemukan wilayah endemis campak-rubela selama
>36 bulan dan tidak ada transmisi virus campak dan rubela
(zero transmission), dengan pelaksanaan surveilans
campak-rubela yang adekuat. (WHO SEARO, 2019)

Endemis Campak-Rubela
 Adanya penularan virus campak dan/atau virus rubela
secara terus-menerus, yang terjadi selama ≥12 bulan di
suatu wilayah tertentu. (WHO SEARO, 2019)

Penyelidikan Epidemiologi (PE) Menyeluruh (Fully Investigated)


 PE pada suspek campak dan KLB suspek campak adalah
melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk mencari
kasus tambahan dan pengambilan sampel serta mencatat
kasus dalam format individu (MR01).
DEFINISI OPERASIONAL

Untuk mendukung ELIMINASI CAMPAK, maka definisi


yang digunakan adalah definisi yang sensitif:
SUSPEK CAMPAK  setiap kasus pada
SEMUA USIA dengan gejala:
 DEMAM DAN
 RUAM makulopapular
KLASIFIKASI KASUS
Kasus Campak Klinis: SUSPEK CAMPAK yang tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
tidak mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus pasti secara laboratorium

Kasus Campak Pasti secara Lab  SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Campak (+);
riwayat imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)

Kasus Rubela Pasti secara Lab  SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Rubella (+);
riwayat imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)

Kasus Campak-Rubela Pasti secara Epid  SUSPEK CAMPAK dg hub epid (+) dg kasus
pasti secara LAB ATAU dg kasus pasti secara EPID yang lain

DISCARDED (BUKAN KASUS CAMPAK & BUKAN KASUS RUBELA) SUSPEK CAMPAK dg
hasil lab IgM Campak (-) dan IgM Rubela (-)
B. SURVEILANS CRS
 Salah satu strategi untuk mengetahui dampak jangka
panjang pelaksanaan program imunisasi campak-
rubela adalah dengan melakukan surveilans CRS
secara sentinel di rumah sakit (RS).
 Pelaksanaan surveilans CRS di RS sentinel akan
melibatkan beberapa RS baik milik Pemerintah maupun
daerah yang memenuhi kriteria yang ditentukan.
 Saat ini lokasi surveilans sentinel CRS terdapat di 18
rumah sakit di 15 provinsi terpilih. Secara bertahap
lokasi sentinel akan diperluas sehingga akan diperoleh
data yang lebih representatif dan komprehensif.
 Adalah pemantauan secara terus menerus dan
sistematis terhadap penyakit CRS pada bayi usia <1
bulan; dimulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis
dan interpretasi data serta diseminasi informasi
sehingga menghasilkan rekomendasi.
DEFINISI OPERASIONAL KASUS CRS
1. Suspek CRS : Bayi usia <12 bln dengan
minimal satu gejala klinis pada kelompok A
2. CRS klinis: Bayi usia < 12 bln dengan: Manifestasi klinis CRS
• Dua manifestasi klinis kelompok A; ATAU Kelompok A
• Satu manifestasi klinis kelompok A DAN satu manifestasi
klinis kelompok B • Gangguan pendengaran
Yang TIDAK dilakukan pemeriksaan LAB • Penyakit jantung kongenital
• Katarak kongenital ATAU Glaukoma
3. CRS Pasti : kongenital
Kasus suspek CRS dengan hasil pemeriksaan LAB salah satu • Pigmentary retinopathy
diantara berikut:
• jika usia bayi <6 bulan: IgM rubela (+) Kelompok B
• jika usia bayi 6 - <12 bulan: • Purpura
 IgM dan IgG rubela (+); atau • Splenomegali
 IgG dua kali pemeriksaan dengan selang waktu 1 bulan (+) • Microcephaly
• Retardasi mental
4. Bukan CRS (Discarded CRS) : • Meningoensefalitis
• Penyakit “Radiolucent bone”
Suspek CRS yang tidak memenuhi kriteria CRS klinis dan tidak • Ikterik yang muncul dalam waktu 24 jam setelah
memenuhi kriteria CRS pasti lahir
Materi Pokok 2:
PENEMUAN KASUS SUSPEK CAMPAK
GEJALA DAN TANDA SUSPEK CAMPAK

DEMAM RUAM
MAKULOPAPULAR
STRATEGI
PENEMUAN KASUS
SUSPEK CAMPAK
01 Melakukan PE dalam waktu 2 x 24 jam setelah laporan diterima serta dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan dicatat secara individual menggunakan form
MR-01;

Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu (Case Based Measles


02 Surveillance/CBMS) dengan pemeriksaan serologi terhadap seluruh (100%)
suspek campak di seluruh kabupaten/kota;

Melakukan pengambilan spesimen urin/swab tenggorok terhadap kasus suspek


03 campak yang ditemukan dalam periode 5 hari setelah onset, terutama kasus
dengan gejala tambahan batuk, pilek atau conjunctivitis, minimal satu (1)
kasus per kab/kota/tahun.

04 Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat dan tenaga kesehatan untuk


melaporkan setiap kasus pada semua usia dengan gejala demam dan ruam
maculopapular
KILAT CAMPAK
1. KENALI 2. LAPORKAN 3. TINDAKAN AWAL

1. Lakukan ISOLASI kasus dan KARANTINA kontak erat (minimal 7


SUSPEK CAMPAK JIKA: SEGERA hari)
2. Konsultasi dengan dokter terkait perawatan medis;
PUSKESMAS 3. Siapkan obat turun panas dan vitamin A (jika diperlukan), berikan
sesuai dosis;
4. Dipakaikan masker untuk menghindari penularan (minimal selama
7 hari sejak munculnya ruam);
5. Jika muncul komplikasi seperti sesak nafas, demam tetap tinggi
SURVEILANS DINAS
atau diare rujuk ke Rumah Sakit.
KESEHATAN
DEMAM (PANAS) DAN KAB/KOTA
PENGAMBILAN SPESIMEN:
RUAM (BINTIK-BINTIK MERAH) 6. Koordinasi dengan petugas laboratorium;
7. Satu spesimen serum sebanyak 1 mL (dari 3-5 cc darah) diambil
pada hari ke-4 sampai ke-28 sejak munculnya ruam;
KLB SUSPEK CAMPAK JIKA: 8. Satu spesimen urine diambil 60 mL /spesimen apus tenggorok
SURVEILANS DINAS pada hari ke-0 sampai ke-5 sejak muncul ruam (pada kasus
KESEHATAN suspek campak yang disertai dengan batuk/pilek/konjungtivitis)
PROVINSI 9. Segera dikirimkan dalam suhu 2-8O C.
≥5 KASUS SUSPEK CAMPAK DALAM WAKTU 4
MINGGU BERTURUT-TURUT, MENGELOMPOK
(dalam satu daerah tertentu) DAN ADA BUKTI
KONTAK
Materi Pokok 3:
MANAJEMEN SPESIMEN
JENIS SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
SUSPEK CAMPAK
Waktu
No Jenis Spesimen Pemeriksaan
pengambilan
1. Darah/Serum 3-28 hari Serologi IgM Measles &
sejak Rash Rubella
2. Urine 0-5 hari Isolasi virus, PCR
sejak Rash Squencing Measles &
Rubella
3. Swab nasofaring 0-5 hari Isolasi virus, PCR
sejak Rash Squencing Measles &
Rubella
PERALATAN
PERALATAN
PERSIAPAN PENGAMBILAN
PENGAMBILAN
SPESIMEN URINE DAN
Dokumen - Form MR-01 SPESIMEN DARAH
- Form MR-04 SWAB
1. Spuit disposable 3 mL atau 5 mL 1. Vial 1,8 ml atau tabung Urin
APD - Jas lab atau sistem vaccutainer set tanpa
- Sarung tangan koagulan/tanpa EDTA (tutup 2. Container steril spesimen
- Masker
merah atau kuning) urine (air kemih)
- Kantong biohazard
- Desinfektan (alkohol 70%) 2. Wing needle (jika diperlukan) 3. Plastik klip
3. Kapas alkohol 70% 4. Parafilm
PERALATAN 4. Kapas Kering 5. Virus transpor media (Hanks
PENGIRIMAN SPESIMEN BSS atau sejenisnya)
5. Cryotube tutup ulir Luar
1. Ice pack 6. Dacron swab
6. Pipet plastik
2. Cool box
7. Label specimen 7. Tongue spatel/penjepit lidah
3. Label pengiriman
8. APD sesuai standar 8. Label specimen
4. Plastik klip
9. APD sesuai standar
5. Gunting
6. Alat tulis
7. Tissue
PERALATAN PERALATAN
PENGAMBILAN PENGAMBILAN
SPESIMEN SPESIMEN
URINE SWAB
PERALATAN
PENGAMBILAN
SPESIMEN DARAH

TABUNG URINE

VTM Swab Dacron/Rayon


Cara Pengambilan Spesimen Darah
CARA PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
• Gunakan APD sesuai standar, Catatan:
• Lakukan pelabelan pada tabung/wadah spesimen  Pada kasus tidak tersedianya
sesuai dengan formulir MR01 (Variabel : Nama; Jenis sentrifus, Darah dapat disimpan dulu
Kelamin; Umur dan Tanggal ambil)
pada suhu 2-8°C selama 24 jam
• Lakukan vena punksi untuk mengambil darah vena sebelum dipisahkan serumnya
sebanyak 3–5 ml lalu dimasukkan dalam
Vaccutainer. Pengambilan darah dilakukan secara  Darah tidak boleh dibekukan dalam
aseptik menggunakan spuit disposable. (bayi cukup freezer.
diambil sebanyak 1 ml)
 Isi formulir MR-01 sesuai data pasien
• Tabung berisi darah didiamkan selama 10 - 15 menit disertai surat pengantar
pada suhu kamar. Kemudian lakukan sentrifugasi
1500-2000 rpm atau 1000xg selama 5-10 menit untuk  Tiga tanggal yang penting yang perlu
memisahkan serumnya. Pisahkan serum secara dilengkapi
aseptik dengan menggunakan pipet, lalu dimasukkan  Tanggal imunisasi campak-rubela
ke dalam cryo vial yang sudah diberi identitas pasien. terakhir
Hindari menggunakan tabung kaca untuk mengirim  Tanggal timbulnya rash (kemerahan)
spesimen serum ke laboratorium rujukan.
 Tanggal pengambilan sampel
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
DENGAN SPUIT
DENGAN VACUTAINER
1. setelah pengambilan darah, tutup
jarum kembali. 1. darah langsung masuk ke
2. lepaskan jarum dari spuit perlahan- tabung vacutainer tanpa harus
lahan, dipindah lagi.
3. tekan ujung jarum pelan-pelan 2. tab vacutainer diberi label
sehingga darah bisa mengalir identitas pasien dan tanggal
melalui dinding tab vacutainer /tab pengambilan.
reaksi, jangan disemprotkan.
4. tabung vacutainer diberi label
identitas pasien dan tanggal
pengambilan
PENGOLAHAN SERUM
DENGAN SENTRIFUS TANPA SENTRIFUS
1. Tabung didiamkan dlm posisi 1. Tabung vacutainer/tabung reaksi yg
vertikal selama ½ - 1 jam suhu ruang sudah berisi darah didiamkan dalam
 terjadi pemisahan serum di bagian posisi vertikal selama 2 jam (tutup
jangan dibuka).
atas.
2. Sentrifus selama 10 menit dg
kecepatan 1000 rpm (5 menit dengan 2. Jika serum belum bisa dipisahkan,
kecepatan 5000 rpm) maka simpan pada suhu 2-8°C selama
24 jam.
INGAT: darah tidak boleh langsung
disentrifus segera setelah diambil.
3. Pisahkan serum dgn menggunakan
3. Pisahkan serum dengan pipet plastik masukkan ke dalam
menggunakan pipet plastik ke tabung cryotube, beri label.
reaksi lain / cryotube
Sampel hemolisis

pemindahan darah dr spuit ke tabung reaksi kotor atau


tab dg tekanan dan tdk melalui masih basah / lembab
dinding tabung
PENYEBAB
SPESIMEN
HEMOLISIS
darah segera dipindahkan ke
tempat lain sesaat setelah sampel darah disimpan di
pengambilan (blm terbentuk freezer
serum)
PENGAMBILAN SPESIMEN URIN
1. Gunakan APD sesuai standar, lakukan pelabelan pada
tabung/wadah spesimen sesuai dengan formulir MR01
(Variabel : Nama; Jenis Kelamin; Umur dan Tanggal
ambil)
2. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan (Wadah
Penampung Urine Steril)
3. Sebaiknya yang ditampung adalah urin pagi (setelah
bangun tidur) dengan Teknik Aliran MidStream
4. Urine ditampung secara aseptis dengan volume 15 -
50ml (volume ideal urin adalah sebanyak ¾ dari wadah
yang disediakan)
5. Segera disimpan dalam lemari es atau suhu 2-8oC,
sebelum dilakukan pengiriman ke laboratorium rujukan
VTM (Virus Transport Medium)
Posisi
Pengambilan
• Spesifikasi VTM sama Spesimen Swab
pada Anak-anak
dengan VTM yang
digunakan untuk
Pengambilan
Spesimen COVID

• Pilih VTM yang tanpa


Lysis Buffer (BUKAN
Inactivated virus)
VTM dalam keadaan Beku
Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok

1. Gunakan APD sesuai standar


2. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml
media transport virus (Hanks BSS atau
sejenisnya), berikan label identitas
pasien.
3. Gunakan swab yang terbuat dari
Dacron/rayon steril dengan tangkai
plastik.
4. Lakukan usap pada lokasi yang diduga
terdapat koplik spot/bercak koplik
(biasanya belakang pharynx) dan Pengambilan spesimen Usap Tenggorok
hindarkan menyentuh bagian lidah.
Untuk lebih jelasnya “Cara pengambilan spesimen
usap/swab tenggorok” dapat diperhatikan video berikut
Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok
5. Kemudian masukkan swab tenggorok sesegera mungkin
ke dalam cryotube yang berisi virus transport medium.
6. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar
cryotube dapat ditutup dengan rapat.
Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok

7. Cryotube kemudian dililit parafilm.


8. Cryotube yang sudah berisi swab dibungkus dalam tissue bersih lalu
dimasukan ke dalam plastik klip.

9. Simpan dalam suhu 4-8°C sebelum dikirim. Jangan dibekukan dalam


Freezer.
SPESIMEN ADEKUAT

● Spesimen adekuat untuk ● Spesimen adekuat untuk


serologi adalah serum yang virologi adalah urin atau usap
dikumpulkan dalam rentang tenggorok (dalam VTM) yang
waktu 28 hari setelah onset diambil dalam rentang waktu
ruam dengan volume ≥ 0,5 mL 0-5 hari setelah onset ruam
dan diterima di laboratorium dan diterima di laboratorium
dalam kondisi dingin dengan dalam kondisi dingin dengan
rentang waktu 5 hari sejak rentang waktu 5 hari sejak
pengambilan pengambilan
HAL YANG PERLU DIHINDARI
Mengirim spesimen menggunakan syringe;
Mengirim spesimen dalam bentuk whole blood;
Mengirim spesimen tanpa ditutup rapat
(sebaiknya gunakan wadah tutup ulir);
Mengirim spesimen tanpa data-data yang
lengkap
Pengepakan Spesimen
PENGEPAKAN SPESIMEN
1. Bungkus masing-masing sampel dengan plastik klip yang sudah
dengan tisu bersih. Jika tidak tersedia plastik klip, dapat digunakan
plastik biasa tetapi pastikan tertutup rapat.

2. Masukkan seluruh spesimen (sesuai no.1) dimasukkan ke dalam


cool box yang berisi Ice pack yang terlebih dahulu dibekukan. Ice
packs sebaiknya ditempatkan pada sisi kiri- kanan (ditambahkan Labeling
juga bagian atas-bawah jika memungkinkan). Harus dapat a. Wadah spesimen harus disertai label
dipastikan bahwa spesimen tetap terjaga kondisi suhunya tetap
identitas yang jelas.
dingin saat diterima di laboratorium.
b. Identitas pada label terdiri dari:
3. Jangan lupa masukkan juga formulir MR-01 dan MR-04 yang telah  Nomor Epid
diisi dan diberi label kedalam cool box dengan terlebih dahulu
 Nama
dimasukkan dalam wadah plastik.
 Umur
4. Ke dalam cool box juga bisa dimasukkan kertas pengganjal (bisa  Jenis kelamin.
berupa kertas koran yang diremas remas) kemudian ditutup.
 Asal Pengirim (Kabupaten dan Provinsi).
5. Tutup cool box dengan selotip dan beri label pada sisi kanan dan  Jenis spesimen.
atau kiri cool box, yang ditujukan ke laboratorium rujukan.  Tanggal dan Jam Pengambilan
Pengiriman Spesimen
Puskesmas
- Spesimen serum dikirim ke kabupaten/ kota/ provinsi setiap Senin dan Kamis disertai formMR-01.
- Spesimen urin dikirim ke laboratorium dengan suhu 2-8 dalam waktu 1x24 jam setelah pengambilan.
- Pengiriman dan pengepakan spesimen harus adekuat (volume) minimal 1 cc dan suhu 2-8 ˚C sampai ke laboratorium.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kota


- Dinkes Kab/Kota mengrimkan specimen ke Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes Provinsi) atau ke Laboratorium Campak-Rubela rujukan
(menggunakan Form MR-04).
Selama pengiriman spesimen ke Dinkes Provinsi atau ke ke Laboratorium Campak-Rubela rujukan harus dipastikan spesimen
disimpan dalam suhu antara 2-8˚C dan dipertahankan sampai ke tempat tujuan.

Dinas Kesehatan Provinsi


Bertanggung jawab mengirimkan spesimen dari Dinkes Kab/Kota ke Laboratorium CampakRubela rujukan dan spesimen harus
diterima di laboratorium tersebut dalam 7 hari setelah pengambilan.
JEJARING LABORATORIUM RUJUKAN CAMPAK-RUBELA/CRS
LAB NASIONAL LAB SUB NASIONAL
No Laboratorium Wilayah Kerja No Laboratorium Wilayah Kerja
1. Laboratorium Prof Sri Oemjati Seluruh Sumatera, 1. Balai Besar Laboratorium Jambi,
Pusat Kebijakan Sistem Ketahan Kesehatan DKI Jakarta,
Kesehatan Palembang Bengkulu,
dan Sumber Daya Kesehatan, Badan Banten
Sumatera Selatan
Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Seluruh Kalimantan.
Kemenkes Bangka Belitung.
2. PT. Bio Farma (Persero) Bandung Jawa Barat 2. Balai Besar Laboratorium D.I. Aceh,
3. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jawa Timur, Kesehatan Jakarta Sumatera Utara,
(BBLK), Surabaya Bali,
Sumatera Barat,
Nusa Tenggara Barat,
Riau
Nusa Tenggara Timur,
Kepulauan Riau.
Sulawesi Utara,
Maluku, 3. Balai Besar Laboratorium Sulawesi Tengah,
Maluku Utara, Makassar. Sulawesi Selatan,
Papua dan Sulawesi Barat
Papua Barat.
Sulawesi Tenggara.
4. Balai Laboratorium Kesehatan Jogjakarta. Jawa Tengah
DI Yogyakarta.
Materi Pokok 4:
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pusat
Alur Pencatatan (Subdit
• Melaporkan form MR01 ke Mengirim
dan Pelaporan Pusat SETIAP MINGGU Surveilans) database (MLIS)
• Merekap setiap laporan List pemeriksaan
Surveilans Penderita campak dari
Membuat ringkasan performa
surveilans PD3I dan
spesimen
Kab/Kota campak
Campak-Rubela • Merekap setiap laporan List diseminasi ke Dinkes Prov
Rekap KLB Campak dari
Kab/Kota
Dinas
Kesehatan Laboratorium
LAPORAN Provinsi
MINGGUAN Melaporkan Kasus
campak / Suspek
• Melaporkan form MR01 dan
mengirimkan spesimen ke • Koordinasi dg Dinkes Mengirim
Dinkes Prov SETIAP MINGGU Kab/Kota untuk melakukan spsesimen ke
PD3I Lain ke Dinkes • Merekap kasus campak ke List investigasi jika ada laporan Lab Rujukan
CAMPAK- Kab/Kota dengan Penderita campak MR-02 kasus PD3I dari RS Nasional dengan
menggunakan form • Merekap setiap kejadian KLB • Memberikan feedback melampirkan
RUBELA: notifikasi RS untuk campak ke List Rekap KLB performa surveilans PD3I MR01 dan form
MR01, MR02, suspek PD3I Campak (MR-05) permintaan
Dinas pemeriksaan
MR05 spesimen
RSUP Kesehatan
Melaporkan Kasus Kab / Kota
campak / Suspek
Koordinasi dg
PD3I Lain ke Dinkes Melaporkan form MR01 dan
Puskesmas untuk
Kab/Kota dengan mengirimkan spesimen ke
melakukan investigasi
mengan Dinkes Kab/kota
jika ada laporan kasus
menggunakan form • Dokter Praktik Swasta
PD3I dari RS
notifikasi RS untuk • Bidan
suspek PD3I RSUD Puskesmas • Kader
Investigasi kasus dengan • Masyarakat
Form MR01 dan
pengambilan spesimen
Suspek
Campak
• Mingguan ke Dinkes Kab/Kota: Alur Pencatatan
Puskesmas ⮚ Form MR01 Investigasi Kasus Suspek Campak dan Pelaporan
Rubella
Surveilans
Campak-Rubela
• Mingguan ke Dinkes Prov:
Dinkes ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek Campak Rubella
Kab/Kota ⮚MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak Rubella Individu
⮚MR05 Form Rekap KLB Campak

• Mingguan ke Pusat:
Dinkes ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek
Campak Rubella
Provinsi ⮚MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak
Rubella Individu
⮚MR05 Form Rekap KLB Campak

Pusat
• Instrumen UTAMA dalam investigasi kasus suspek campak rubella
Form MR01 • Berisikan identitas kasus, riwayat penyakit, riwayat imunisasi, riwayat bepergian, dll.
• Sebagai dokumen pendukung dalam pemeriksaan spesimen
(Puskesmas)

SURVEILANS CAMPAK - RUBELLA


• Dilaporkan segera setelah kasus ditemukan

INSTRUMEN PELAPORAN
• Form rekapitulasi kasus suspek campak rubella yang ditemukan
Form MR02 • Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut
• Dapat berfungsi sebagai control nomor epid
(Dinkes Kab/Kota • Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat: SETIAP MINGGU
/Prov)

• Form pemberitahuan untuk dinkes adanya suspek campak yang berobat di fasyankes (RS, bidan
Form MR03 praktek mandiri, klinik swasta)
• Dikirim ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam
(Fasyankes) • Dinkes Kab/Kota meneruskan ke Puskesmas tempat pasien berdomisili untuk dilakukan PE

• Form permohonan pemeriksaan specimen suspek campak rubella


Form MR04 • Sebagai surat pengantar dari Dinkes Kab/Kota/Prov pada saat mengirim specimen ke lab rujukan
(Dinkes Kab/Kota/
Prov)

• Form rekapitulasi kejadian KLB campak-rubella


Form MR05 • Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut
• Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat: SEGERA SETELAH KLB DITEMUKAN
(Dinkes Kab/Kota
/Prov)

• Form factor resiko KLB campak rubella


Form MR06 • Berfungsi untuk mengetahui dan menilai factor resiko pada KLB campak rubela
(Dinkes Kab/Kota • Hanya digunakan pada saat terjadi KLB campak rubela
/Prov)
Tidak Boleh
kosong

Tanggal pelacakan
Tidak Boleh tidak boleh
kosong mendahului tanggal
mulai rash

Tanggal pengambilan
dan pengiriman
spesimen harus diisi
dan sesuai dengan
data pada form
pengiriman spesimen Tidak
Boleh
kosong
KASUS KLB

PEMBERIAN NOMOR EPID


KASUS INDIVIDU
Latihan pengisian Form MR01
• Tanggal 1 Mei 2019, Bu Nip yang bekerja di Puskesmas Padang Utara
mendapati seorang pasien dengan rash berobat ke Puskesmas.
Setelah berkoordinasi dengan dokter Puskesmas, ternyata pasien
tersebut didiagnosis sebagai suspek campak dan sudah diambil
darahnya untuk diperiksa.
• Sore harinya Bu Nip melakukan investigasi ke alamat pasien tersebut
yang berada di desa Tawar Timur, Kecematan Padang Utara. Bu Nip
mewancarai Ibu pasien yang bernama Malini, dan didapatkan bahwa
pasien tersebut berinisial “KN”, berusia 2 tahun. Tanggal 25 April, “KN”
mengalami demam dan 4 hari setelahnya timbul ruam merah di
sekujur tubuhnya. Pasien juga mengalami pilek dan mata merah. Ibu
Malini lalu membawa putrinya ke Puskesmas 2 hari kemudian.
Melihat pada Buku KIA, pasien tersebut baru mendapatkan imunisasi
campak rubella 1 kali saja di usia 9 bulan.
• Pada investigasinya, Bu Nip tidak menemukan keluarga lain dan
tetangganya yang mengalami sakit yang sama.
• Keesokan harinya Bu Nip membawa specimen ke Dinas Kesehatan
Kota Padang untuk dikirim kemudian ke Litbang Jakarta hari itu juga.
Form MR-02, List Kasus
• Tugas petugas surveilans:
✔ Memeriksa kualitas data (cek table analisis!)
✔ Verifikasi ke Dinas Kab/Kota atau Puskesmas jika masih ada data yang
salah (Terutama: Nomor EPID, tanggal notifikasi dan investigasi, umur,
tanggal rash, status imunisasi, tanggal ambil dan kirim specimen)
✔ Rutin mengupdate hasil lab 🡪 Penting! agar table analisis terupdate juga
Form MR-03 Form SARS PD3I
Form Notifikasi Fasyankes ke Dinkes Form Pemantauan Mingguan di RS
Form MR-04
Form MR-05, Rekap KLB
LAPORAN REKAPITULASI KEJADIAN KLB CAMPAK/RUBELLA
PROVINSI : Lampiran 8
Tahun : 2019
Tanggal rekam/update : :

Jumlah Kasus Campak Cakupan Imunisasi Campak 5 Apakah


Satus Gizi Hasil Laboratorium (IgM)
Desa < 1 tahun TOTAL Tahun terakhir ORI Pemeriksaa
Masyarakat
dilakuka n Lab *)

tidak imunisasi
*) Klasifikasi

belum lengkap
tidak / belum

Total Sampel
Tanggal n?

tidak jelas /

tidak jelas /

Tahun 2014

Tahun 2018
Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017
tidak tahu
tidak tahu

meninggal

meninggal
Tanggal Minggu KLB Investigasi

imunisasi

Negative
imunisasi

imunisasi

imunisasi
lengkap
lengkap

Pending
Campak
NO No. KLB Kabupaten / Kota PROVINSI Berakhir

Rubela
TOTAL

TOTAL
Mulai KLB Ke: (Konfirmas Y/T

AR

AR
KLB Urban / Periksa /
Nama Ya / Baik / i Lab)
Rural*) Tidak
Tidak Kurang
Periksa

1 011900419/K1 ACEH_TAMIANG ACEH 05/01/2019 20/01/2019 1 RANTAU 0 0 3 0 3 0 0 0 10 0 10 0 Periksa 8 4 3 1 0 Mix Y


KARANG
2 011901119/K2 ACEH_TAMIANG ACEH 03/01/2019 19/01/2019 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 9 0 Periksa 9 2 4 3 0 Mix Y
BARU
3 012300319/K1 PIDIE_JAYA ACEH 07/01/2019 28/01/2019 2 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 Periksa 3 0 2 1 0 Rubella Y

4 111201819/K1 TEMANGGUNG JAWA_TENGAH 07/01/2019 27/01/2019 2 GEMAWANG 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 16 0 Periksa 16 1 15 0 Negatif Y

5 132801719/K1 SUMENEP JAWA_TIMUR 08/01/2019 29/01/2019 2 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 10 0 Periksa 10 1 2 7 0 Rubella Y


SULAWESI_BA
6 340500119/K1 MAJENE 03/01/2019 28/01/2019 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7 0 7 0 Periksa 7 7 0 Negatif Y
RAT
7 131601919/K1 TULUNGAGUNG JAWA_TIMUR 09/01/2019 14/01/2019 2 0 0 1 0 1 0 0 0 4 0 4 0 Periksa 4 1 2 1 Negatif Y
KARANG
8 011901119/K3 ACEH_TAMIANG ACEH 28/02/2019 28/02/2019 9 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 8 0 Periksa 6 4 2 0 Rubella Y
BARU
9 131202019/K1 PACITAN JAWA_TIMUR 20/01/2019 25/01/2019 5 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 Periksa 4 4 0 Negatif Y
KALIMANTAN_B
10 140100419/K1 KOTA_PONTIANAK 08/01/2019 22/01/2019 2 GANG SEHAT 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 6 0 Periksa 6 6 0 Campak Y
ARAT
NUSA_TENGGA
11 2419xxx19/K1 NAGEKEO 06/01/2019 10/01/2019 2 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 Periksa 3 2 1 0 Campak Y
RA_TIMUR
SUMATERA_BA
12 030900619/K1 AGAM 21/02/2019 22/02/2019 8 0 0 0 0 0 1 0 0 4 0 5 0 Periksa 5 5 Pending Y
RAT
BANGKA_BELIT
13 310400619/K1 BANGKA_TENGAH 04/04/2019 22/04/2019 16 Bukit Kijang Urban 0 1 0 0 1 0 0 1 11 0 12 0 Y B Periksa 8 8 0 Campak Y
UNG
14 011000619/K1 ACEH_SELATAN ACEH 18/03/2019 26/03/2019 11 Gunung Pulo Rural 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 11 0 Periksa 8 5 1 2 0 Campak Y
KALIMANTAN_B Tanjung
15 141400719/K1 KUBU_RAYA 26/04/2019 02/05/2019 17 Rural 0 4 0 0 4 0 1 4 0 0 5 Periksa 5 5 0 Negatif Y
ARAT Bunga
PEGUNUNGAN_BIN
16 C-262219/K1 PAPUA 08/05/2019 01/06/2019 18 Oksibil Rural 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 8 Tidak Periksa 0 T
TANG
BANGKA_BELIT
17 310400619/K2 BANGKA_TENGAH 10/05/2019 14/05/2019 18 Belilik Rural 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 13 Periksa 6 4 2 0 Campak Y
UNG
NUSA_TENGGA
18 2419xxx19/K2 NAGEKEO 20/01/2019 11/02/2019 4 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 Periksa 4 4 0 Campak Y
RA_TIMUR

• Tugas petugas surveilans:


 Memeriksa kualitas data (cek table analisis!)
 Verifikasi ke Dinas Kab/Kota atau Puskesmas jika masih ada data yang salah
(Terutama: Nomor KLB, tanggal mula dan berakhir KLB, desa, kelompok
umur, status imunisasi, jumlah specimen yang diperiksa)
 Rutin mengupdate hasil lab  Penting! agar table analisis terupdate juga
Form MR-06
Form Penilaian Faktor Risiko pada KLB campak-rubela
Materi Pokok 5:
ANALISIS DATA DAN REKOMENDASI
ANALIS DATA
Tujuan Analisis data
• Evaluasi pelaksanaan surveilans campak-rubela
• Mengetahui besar masalah campak-rubela di
suatu wilayah tertentu
• Memahami pola penyebaran dan gambaran
epidemiologi campak-rubela Analisis data dilakukan :
• • Setiap minggu dilakukan analisis data untuk
Memantau keberhasilan upaya pencegahan dan
penanggulangan yang telah dilakukan mengetahui adanya peningkatan kasus
berdasarkan wilayah kejadian. Analisis data
• Menentukan strategi intervensi serta menyusun berdasarkan orang, tempat, dan waktu.
rencana upaya pencegahan dan penanggulangan • Setiap bulan dibuat rekapitulasi dan penyajian
lebih lanjut data menurut variable epidemiologi.
• Hasil kajian di pergunakan untuk menentukan
rencana tindak lanjut program surveilans dan
imunisasi. Hasil analisis data disampaikan pada
saat kegiatan minilokarya lintas program dan
lintas sektor.
• Orang : Gap Immunity, sasaran dan kasus per
golongan umur

Analisis data dilakukan


menurut : Kasus Berdasarkan Kelompok Usia

• Waktu : Melihat tren Suspek Campak Campak Konfirmasi Rubela Konfirmasi Lab
N = 1448 Lab N = 16
dan kasus sdh N = 522
13%
14
berhenti atau belum % 8% <1y
4%
18% 31% 1-4y
31% 13%
13% 34% 5-9y
10 - 14 y
40% 19%
34% 15+ y
25%
Unknown

REKOMENDASI
• Membuat rekomendasi dan • Tempat : Melihat
tindak lanjut berdasarkan hasil sebaran kasus,
kajian data epidemiologi. pemetaan dan
intervensi yang akan
• Hasil kajian dipergunakan untuk dilakukan
membuat dan memberikan
rekomendasi dan menentukan
rencana tindak lanjut program
surveilans dan imunisasi.
• Membantu Kab/Kota dalam
menentukan strategi intervensi
Materi Pokok 6:
SISTIM KEWASPADAAN DINI (SKD) DAN RESPON
SISTEM KEWASPADAAN DINI
DAN RESPON ALERT
SKD DAN RESPON
Terlambat
dilaporkan atau
tidak dilaporkan

Verifikasi rumor
Deteksi dini dari
surveillans 
penanganan dini

ORI/Imunisasi
massal, pemberian
obat pencegahan

• Menemukan kasus sedini mungkin  mencegah terjadi penularan yang lebih luas
• Melakukan upaya containment  pelacakan kontak, karantina dan isolasi
• Upaya Eradikasi dan Eliminasi  menemukan suspek untuk dibuktikan secara laboratorium bukan karena pathogen yang
akan di-eliminasi atau di-eradikasi
Mengetahui tren potensial Melakukan deteksi dini p
KLB potensial KLB

Menilai dampak program


Sebagai triger untuk verifikasi
pencegahan dan pengendalian
dan melakukan respons cepat potensial KLB

Meminimalkan kesakitan/
kematian akibat KLB
Materi Pokok 6:
PENANGGULANGAN KLB CAMPAK-RUBELA
PRINSIP DASAR
PRA-KLB KLB POST-KLB
• Penemuan kasus • Penemuan kasus • Penguatan
dini tambahan (fully surveilans
• Tatalaksana investigated) • Penguatan
kontak • Tatalaksana imunisasi rutin
• Imunisas rutin, kontak erat
kejar • Outbreak
Response
Immunisazation
DEFINISI KLB
KLB Suspek Campak : Apabila ditemukan lima (5) atau lebih suspek campak-rubela CAMPAK-
dalam waktu empat (4) minggu berturut-turut dan ada hubungan epidemiologi
RUBELA
KLB Campak Pasti : Apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum dua (2)
spesimen positif IgM campak dari hasil pemeriksaan kasus pada KLB suspek
campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan minimum dua (2) KLB dinyatakan berhenti
spesimen positif IgM campak dan ada hubungan epidemiologi
apabila tidak ditemukan
KLB Rubela Pasti : Apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum dua (2) kasus baru dalam waktu
spesimen positif IgM rubela dari hasil pemeriksaan kasus pada KLB suspek dua kali masa inkubasi
campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan minimum dua (2) atau rata-rata satu bulan
spesimen positif IgM rubela dan ada hubungan epidemiologi
setelah kasus terakhir.
KLB Mix : Apabila ditemukan minimum dua (2) spesimen positif IgM campak dan
rubela
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK-RUBELA
KLB Campak-Rubela dimulai dari 1 kasus.
Setiap kasus SUSPEK CAMPAK yang Anda laporkan berguna untuk mengidentifikasi terjadinya KLB lebih dini.

KLB SUSPEK CAMPAK PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI MENYELURUH


(FULLY INVESTIGATED)
Adanya 5 atau lebih kasus suspek campak LAKUKAN 1.Kunjungan rumah ke rumah: Setiap kasus suspek campak
dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang dilacak untuk mencari kasus tambahan
terjadi mengelompok dan mempunyai 2.Pencatatan secara individual menggunakan form MR-01
3.Pengambilan 10 spesimen serum dan 5 spesimen urin.
hubungan epidemiologi Jika kasus suspek campak tersebut <10 
semua kasus diambil serumnya
Penanggulangan KLB
Berdasarkan hasil rekomendasi penyelidikan KLB
1. Imunisasi Selektif: jika cakupan imunisasi
campak daerah tersebut >90% atau jumlah
balita rentan <20% cohort bayi 1 tahun.
imunisasi campak anak 6-59 bulan yang belum
diimunisasi campak di daerah tersebut; perkuat
imunisasi rutin.
2. Imunisasi Campak Masal: jika cakupan
imunisasi rendah <90% atau jumlah balita rentan
>20% cohort bayi 1 tahun, banyak gizi buruk,
daerah padat-kumuh, mobilitas penduduk tinggi.
REKOMENDASI KOMITE VERIFIKASI NASIONAL
ELIMINASI CAMPAK-RUBELA/CRS

 MANAJEMEN KONTAK ERAT DAN POPULASI BERISIKO (GIZI BURUK, PENYAKIT KEKEBALAN, DLL) DI WILAYAH
KLB
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam;
• Imunisasi pada kontak erat (bagi kontak erat yang sudah terinfeksi tidak perlu lagi imunisasi, namun kontak erat yang
remaja perlu dipertimbangkan untuk diberikan imunisasi);
• Untuk populasi berisiko dapat diberikan imunisasi MR maksimal 3 hari setelah kontak

 MANAJEMEN IBU HAMIL (TERUTAMA TRIMESTER PERTAMA) PADA WILAYAH KLB RUBELA
• Lakukan pemetaan ibu hamil dan usia kehamilan
• Lakukan pengambilan spesimen serum pada ibu hamil
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam
• Terapkan protocol kesehatan (menggunakan masker dan peralatan makan/minum sendiri, jaga jarak, dll)
• Pantau perkembangan janin pada ibu hamil dengan hasil laboratorium rubella positif
REKOMENDASI KOMITE VERIFIKASI NASIONAL
ELIMINASI CAMPAK-RUBELA/CRS (2)
 INTERVENSI IMUNISASI CEPAT DI WILAYAH KLB
• Jika terdapat wilayah yang masuk kriteria KLB (meskipun belum dideklarasikan)  lakukan
intervensi imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi (ORI selektif/ORI massal)
• Jika terdapat wilayah dengan peningkatan suspek campak-rubella lakukan intervensi imunisasi
sesuai hasil kajian epidemiologi (imunisasi kejar/DOFU/Sweeping/Crash Program)
• Untuk wilayah berisiko tinggi yang berbatasan dengan wilayah terdampak KLB (cakupan rendah
dalam beberapa tahun terakhir)  lakukan intervensi imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi
(imunisasi kejar/DOFU/Sweeping/Crash Program)
• Libatkan organisasi profesi untuk sosialisasi campak-rubella;
• Kementerian Kesehatan membuat surat untuk provinsi terdampak KLB sebagai dasar advokasi Dinas
Kesehatan ke Gubernur dan Bupati;
• Lakukan revisi pedoman penanggulangan KLB sesuai dengan perkembangan situasi terbaru
“JIKA ADA SESEORANG (ANAK/DEWASA)
DENGAN DEMAM+RUAM, SEGERA
HUBUNGI PETUGAS
KESEHATAN/PUSKESMAS TERDEKAT”

TIM KERJA IMUNISASI WUS, SURVEILANS PD3I DAN KIPI


Direktorat Pengelolaan Imunisasi
Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan
Email: survpd3i.kipi@gmail.com ; epidataino@gmail.com
 Belajar memang melelahkan, namun akan lebih
melelahkan lagi jika saat ini kamu tidak belajar
 Ilmu adalah yang memberikan manfaat, bukan
yang sekadar hanya dihafal.

Anda mungkin juga menyukai