08125431697
Ibah.siti83@gmail.com
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan surveilans Campak dan Rubella sesuai ketentuan
TUJUAN yang berlaku.
PEMBELAJARAN
B. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan Konsep Surveilans Campak-Rubela
2. Melakukan Penemuan Kasus Suspek Campak
3. Melakukan Manajemen Spesimen Suspek Campak
4. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Suspek Campak
5. Melakukan Analisis data dan rekomendasi
6. Melakukan Sistim Kewaspadaan Dini (SKD) dan Respons
Penyakit Campak-Rubela
7. Melakukan Penanggulangan KLB Campak-Rubela
MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
A. KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1. Surveilans Campak-Rubela DAN REKOMENDASI
2. Surveilans CRS 1. Analisis Data Data
2. Rekomendasi
B. PENEMUAN KASUS CAMPAK-RUBELA
1. Gejala dan Tanda F. SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD)
2. Strategi Penemuan Kasus DAN RESPON
3. Tata Laksana Kasus Suspek Campak 1. Sistim Kewaspadaan Dini
2. Respon
C. PENGELOLAAN SPESIMEN
1. Cara dan Waktu Pengambilan Spesimen G. PENANGGULANGAN KLB CAMPAK
DAN RUBELA
2. Kriteria Spesimen Adekuat
1. Penyelidikan Epidemiologi
3. Cara PengepakanSpesimen
2. Strategi Penanggulangan KLB
4. Pengiriman Spesimen
Campak Rubela
5. Jejaring Laboratorium Rujukan
D. PENCATATAN PELAPORAN
1. Pencatatan
2. Pelaporan
Materi Pokok 1:
KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS
A. SURVEILANS CAMPAK-RUBELA
Endemis Campak-Rubela
Adanya penularan virus campak dan/atau virus rubela
secara terus-menerus, yang terjadi selama ≥12 bulan di
suatu wilayah tertentu. (WHO SEARO, 2019)
Kasus Campak Pasti secara Lab SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Campak (+);
riwayat imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)
Kasus Rubela Pasti secara Lab SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Rubella (+);
riwayat imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)
Kasus Campak-Rubela Pasti secara Epid SUSPEK CAMPAK dg hub epid (+) dg kasus
pasti secara LAB ATAU dg kasus pasti secara EPID yang lain
DISCARDED (BUKAN KASUS CAMPAK & BUKAN KASUS RUBELA) SUSPEK CAMPAK dg
hasil lab IgM Campak (-) dan IgM Rubela (-)
B. SURVEILANS CRS
Salah satu strategi untuk mengetahui dampak jangka
panjang pelaksanaan program imunisasi campak-
rubela adalah dengan melakukan surveilans CRS
secara sentinel di rumah sakit (RS).
Pelaksanaan surveilans CRS di RS sentinel akan
melibatkan beberapa RS baik milik Pemerintah maupun
daerah yang memenuhi kriteria yang ditentukan.
Saat ini lokasi surveilans sentinel CRS terdapat di 18
rumah sakit di 15 provinsi terpilih. Secara bertahap
lokasi sentinel akan diperluas sehingga akan diperoleh
data yang lebih representatif dan komprehensif.
Adalah pemantauan secara terus menerus dan
sistematis terhadap penyakit CRS pada bayi usia <1
bulan; dimulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis
dan interpretasi data serta diseminasi informasi
sehingga menghasilkan rekomendasi.
DEFINISI OPERASIONAL KASUS CRS
1. Suspek CRS : Bayi usia <12 bln dengan
minimal satu gejala klinis pada kelompok A
2. CRS klinis: Bayi usia < 12 bln dengan: Manifestasi klinis CRS
• Dua manifestasi klinis kelompok A; ATAU Kelompok A
• Satu manifestasi klinis kelompok A DAN satu manifestasi
klinis kelompok B • Gangguan pendengaran
Yang TIDAK dilakukan pemeriksaan LAB • Penyakit jantung kongenital
• Katarak kongenital ATAU Glaukoma
3. CRS Pasti : kongenital
Kasus suspek CRS dengan hasil pemeriksaan LAB salah satu • Pigmentary retinopathy
diantara berikut:
• jika usia bayi <6 bulan: IgM rubela (+) Kelompok B
• jika usia bayi 6 - <12 bulan: • Purpura
IgM dan IgG rubela (+); atau • Splenomegali
IgG dua kali pemeriksaan dengan selang waktu 1 bulan (+) • Microcephaly
• Retardasi mental
4. Bukan CRS (Discarded CRS) : • Meningoensefalitis
• Penyakit “Radiolucent bone”
Suspek CRS yang tidak memenuhi kriteria CRS klinis dan tidak • Ikterik yang muncul dalam waktu 24 jam setelah
memenuhi kriteria CRS pasti lahir
Materi Pokok 2:
PENEMUAN KASUS SUSPEK CAMPAK
GEJALA DAN TANDA SUSPEK CAMPAK
DEMAM RUAM
MAKULOPAPULAR
STRATEGI
PENEMUAN KASUS
SUSPEK CAMPAK
01 Melakukan PE dalam waktu 2 x 24 jam setelah laporan diterima serta dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan dicatat secara individual menggunakan form
MR-01;
TABUNG URINE
• Mingguan ke Pusat:
Dinkes ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek
Campak Rubella
Provinsi ⮚MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak
Rubella Individu
⮚MR05 Form Rekap KLB Campak
Pusat
• Instrumen UTAMA dalam investigasi kasus suspek campak rubella
Form MR01 • Berisikan identitas kasus, riwayat penyakit, riwayat imunisasi, riwayat bepergian, dll.
• Sebagai dokumen pendukung dalam pemeriksaan spesimen
(Puskesmas)
INSTRUMEN PELAPORAN
• Form rekapitulasi kasus suspek campak rubella yang ditemukan
Form MR02 • Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut
• Dapat berfungsi sebagai control nomor epid
(Dinkes Kab/Kota • Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat: SETIAP MINGGU
/Prov)
• Form pemberitahuan untuk dinkes adanya suspek campak yang berobat di fasyankes (RS, bidan
Form MR03 praktek mandiri, klinik swasta)
• Dikirim ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam
(Fasyankes) • Dinkes Kab/Kota meneruskan ke Puskesmas tempat pasien berdomisili untuk dilakukan PE
Tanggal pelacakan
Tidak Boleh tidak boleh
kosong mendahului tanggal
mulai rash
Tanggal pengambilan
dan pengiriman
spesimen harus diisi
dan sesuai dengan
data pada form
pengiriman spesimen Tidak
Boleh
kosong
KASUS KLB
tidak imunisasi
*) Klasifikasi
belum lengkap
tidak / belum
Total Sampel
Tanggal n?
tidak jelas /
tidak jelas /
Tahun 2014
Tahun 2018
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
tidak tahu
tidak tahu
meninggal
meninggal
Tanggal Minggu KLB Investigasi
imunisasi
Negative
imunisasi
imunisasi
imunisasi
lengkap
lengkap
Pending
Campak
NO No. KLB Kabupaten / Kota PROVINSI Berakhir
Rubela
TOTAL
TOTAL
Mulai KLB Ke: (Konfirmas Y/T
AR
AR
KLB Urban / Periksa /
Nama Ya / Baik / i Lab)
Rural*) Tidak
Tidak Kurang
Periksa
• Waktu : Melihat tren Suspek Campak Campak Konfirmasi Rubela Konfirmasi Lab
N = 1448 Lab N = 16
dan kasus sdh N = 522
13%
14
berhenti atau belum % 8% <1y
4%
18% 31% 1-4y
31% 13%
13% 34% 5-9y
10 - 14 y
40% 19%
34% 15+ y
25%
Unknown
REKOMENDASI
• Membuat rekomendasi dan • Tempat : Melihat
tindak lanjut berdasarkan hasil sebaran kasus,
kajian data epidemiologi. pemetaan dan
intervensi yang akan
• Hasil kajian dipergunakan untuk dilakukan
membuat dan memberikan
rekomendasi dan menentukan
rencana tindak lanjut program
surveilans dan imunisasi.
• Membantu Kab/Kota dalam
menentukan strategi intervensi
Materi Pokok 6:
SISTIM KEWASPADAAN DINI (SKD) DAN RESPON
SISTEM KEWASPADAAN DINI
DAN RESPON ALERT
SKD DAN RESPON
Terlambat
dilaporkan atau
tidak dilaporkan
Verifikasi rumor
Deteksi dini dari
surveillans
penanganan dini
ORI/Imunisasi
massal, pemberian
obat pencegahan
• Menemukan kasus sedini mungkin mencegah terjadi penularan yang lebih luas
• Melakukan upaya containment pelacakan kontak, karantina dan isolasi
• Upaya Eradikasi dan Eliminasi menemukan suspek untuk dibuktikan secara laboratorium bukan karena pathogen yang
akan di-eliminasi atau di-eradikasi
Mengetahui tren potensial Melakukan deteksi dini p
KLB potensial KLB
Meminimalkan kesakitan/
kematian akibat KLB
Materi Pokok 6:
PENANGGULANGAN KLB CAMPAK-RUBELA
PRINSIP DASAR
PRA-KLB KLB POST-KLB
• Penemuan kasus • Penemuan kasus • Penguatan
dini tambahan (fully surveilans
• Tatalaksana investigated) • Penguatan
kontak • Tatalaksana imunisasi rutin
• Imunisas rutin, kontak erat
kejar • Outbreak
Response
Immunisazation
DEFINISI KLB
KLB Suspek Campak : Apabila ditemukan lima (5) atau lebih suspek campak-rubela CAMPAK-
dalam waktu empat (4) minggu berturut-turut dan ada hubungan epidemiologi
RUBELA
KLB Campak Pasti : Apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum dua (2)
spesimen positif IgM campak dari hasil pemeriksaan kasus pada KLB suspek
campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan minimum dua (2) KLB dinyatakan berhenti
spesimen positif IgM campak dan ada hubungan epidemiologi
apabila tidak ditemukan
KLB Rubela Pasti : Apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum dua (2) kasus baru dalam waktu
spesimen positif IgM rubela dari hasil pemeriksaan kasus pada KLB suspek dua kali masa inkubasi
campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan minimum dua (2) atau rata-rata satu bulan
spesimen positif IgM rubela dan ada hubungan epidemiologi
setelah kasus terakhir.
KLB Mix : Apabila ditemukan minimum dua (2) spesimen positif IgM campak dan
rubela
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK-RUBELA
KLB Campak-Rubela dimulai dari 1 kasus.
Setiap kasus SUSPEK CAMPAK yang Anda laporkan berguna untuk mengidentifikasi terjadinya KLB lebih dini.
MANAJEMEN KONTAK ERAT DAN POPULASI BERISIKO (GIZI BURUK, PENYAKIT KEKEBALAN, DLL) DI WILAYAH
KLB
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam;
• Imunisasi pada kontak erat (bagi kontak erat yang sudah terinfeksi tidak perlu lagi imunisasi, namun kontak erat yang
remaja perlu dipertimbangkan untuk diberikan imunisasi);
• Untuk populasi berisiko dapat diberikan imunisasi MR maksimal 3 hari setelah kontak
MANAJEMEN IBU HAMIL (TERUTAMA TRIMESTER PERTAMA) PADA WILAYAH KLB RUBELA
• Lakukan pemetaan ibu hamil dan usia kehamilan
• Lakukan pengambilan spesimen serum pada ibu hamil
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam
• Terapkan protocol kesehatan (menggunakan masker dan peralatan makan/minum sendiri, jaga jarak, dll)
• Pantau perkembangan janin pada ibu hamil dengan hasil laboratorium rubella positif
REKOMENDASI KOMITE VERIFIKASI NASIONAL
ELIMINASI CAMPAK-RUBELA/CRS (2)
INTERVENSI IMUNISASI CEPAT DI WILAYAH KLB
• Jika terdapat wilayah yang masuk kriteria KLB (meskipun belum dideklarasikan) lakukan
intervensi imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi (ORI selektif/ORI massal)
• Jika terdapat wilayah dengan peningkatan suspek campak-rubella lakukan intervensi imunisasi
sesuai hasil kajian epidemiologi (imunisasi kejar/DOFU/Sweeping/Crash Program)
• Untuk wilayah berisiko tinggi yang berbatasan dengan wilayah terdampak KLB (cakupan rendah
dalam beberapa tahun terakhir) lakukan intervensi imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi
(imunisasi kejar/DOFU/Sweeping/Crash Program)
• Libatkan organisasi profesi untuk sosialisasi campak-rubella;
• Kementerian Kesehatan membuat surat untuk provinsi terdampak KLB sebagai dasar advokasi Dinas
Kesehatan ke Gubernur dan Bupati;
• Lakukan revisi pedoman penanggulangan KLB sesuai dengan perkembangan situasi terbaru
“JIKA ADA SESEORANG (ANAK/DEWASA)
DENGAN DEMAM+RUAM, SEGERA
HUBUNGI PETUGAS
KESEHATAN/PUSKESMAS TERDEKAT”