A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
surveilans Campak dan Rubella sesuai ketentuan yang berlaku.
D. PENCATATAN PELAPORAN
1. Pencatatan
03/03/2023 2. Pelaporan dr. CORNELIA K 3
Materi Pokok 1:
KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS
Endemis Campak-Rubela
➢ Adanya penularan virus campak dan/atau virus rubela
secara terus-menerus, yang terjadi selama ≥12 bulan di
suatu wilayah tertentu. (WHO SEARO, 2019)
LAPORKAN SEBAGAI
SUSPEK CAMPAK
06/06/2023 dr.Cornelia Hesadarma 9
JENIS RUAM
✘ ✘
MACULAR ATAU Petechiae atau
Papulovesicular
MACULOPAPULAR Purpura
CAMPAK RUBELLA
SUSPEK CAMPAK
CAMPAK
KLINIS
Kasus Campak-
Rubela Pasti
Hub epid (+) dg secara Epid
kasus pasti sec
LAB / Epid yang
lain
STRATEGI SURVEILANS CAMPAK-RUBELA
• Melibatkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang potensial,
baik puskesmas, rumah sakit, termasuk fasyankes swasta seperti
RS, klinik dan praktek mandiri (dokter, bidan, perawat, mantri)
dalam penemuan dan pelaporan setiap kasus pada semua usia
dengan gejala demam dan ruam makulopapular ;
• Melakukan PE dalam waktu 1 x 24 jam setelah laporan diterima
serta dilakukan pemeriksaan laboratorium dan dicatat secara
individual menggunakan form MR-01;
• Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu (Case
Based Measles Surveillance/CBMS) dengan pemeriksaan serologi
terhadap seluruh (100%) suspek campak di seluruh
kabupaten/kota;
• Melakukan pengambilan spesimen urin/swab tenggorok terhadap
kasus suspek campak yang ditemukan dalam periode 5 hari
setelah onset, terutama kasus dengan gejala tambahan batuk,
pilek atau conjunctivitis, minimal satu (1) kasus per kab/kota/tahun.
• Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat dan tenaga
kesehatan untuk melaporkan setiap kasus pada semua usia
03/03/2023 dengan
dr. CORNELIA K gejala demam dan ruam maculopapular 14
B. SURVEILANS CRS
Onset
-1 -2 -3 -4 ruam
1 2 3 4
MENULAR
Onse
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 t 1 2 3 4 5 6 7
ruam
MENULAR
PNEUMONIA/ INFEKSI
PARU-PARU
DIARE BERAT
“SEMBUH” PENURUNAN PENGLIHATAN
DAN KEBUTAAN
RADANG OTAK
JANGKA PANJANG
PENGAMBILAN SPESIMEN:
1. Koordinasi dengan petugas laboratorium;
2. Spesimen serum sebanyak 1 mL (dari 3-5 cc darah) diambil sebelum
hari ke-28 sejak munculnya ruam;
3. Satu spesimen urine 60 mL /spesimen apus tenggorok diambil pada
hari ke-0 sampai ke-5 sejak muncul ruam (pada kasus suspek
campak yang disertai dengan batuk/pilek/konjungtivitis) SEGERA RUJUK KE RS
4. Segera dikirimkan dalam suhu 2-8O C.
03/03/2023 dr. CORNELIA K 24
UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI CAMPAK-RUBELA
Pasien:
1. Tempatkan di ruangan terpisah dengan pasien lain (ISOLASI)
2. Batasi pergerakan pasien keluar ruang isolasi
3. Jika harus ada pergerakan keluar ruang isolasi ➔ pastikan pasien menggunakan masker medis
Keluarga:
1. Hand hygiene
2. Menggunakan masker jika kontak dengan pasien.
3. Cuci tangan pakai sabun setelah kontak dengan pasien
4. Menggunakan peralatan makan/minum khusus untuk satu pasien (terpisah dengan anggota keluarga lainnya). Lakukan pembersihan dan
disinfeksi setelah pemakaian peralatan tersebut.
5. Hindari memegang mata, hidung atau mulut dengan tangan yang terkontaminasi
6. Hindari/cegah kontaminasi pada permukaan-permukaan seperti gagang pintu, tombol lampu, telepon dsb.
Petugas Kesehatan:
1. Hand hygiene
2. Menggunakan ADPD sesuai standar, minimal masker medis dan gloves, jika melakukan pemeriksaan pada pasien.
3. Lepaskan APD sesuai prosedur setelah melakukan pemeriksaan pasien
4. Menggunakan alat-alat sekali pakai atau khusus untuk satu pasien. Jika tidak lakukan pembersihan dan disinfeksi setelah pemakaian dari
satu pasien ke pasien lain.
5. Hindari memegang mata, hidung atau mulut dengan gloves yang terkontaminasi atau tanpa gloves.
6. Hindari/cegah kontaminasi pada permukaan-permukaan seperti gagang pintu, tombol lampu, telepon dsb.
03/03/2023 dr. CORNELIA K 25
PENEMUAN KASUS SUSPEK CAMPAK BISA
DILAKUKAN RUMAH SAKIT DAN MASYARAKAT
DUA JENIS SURVEILANS STRATEGI PENEMUAN KASUS
KLB SUSPEK CAMPAK LAKUKAN 1.Kunjungan rumah ke rumah: Setiap kasus suspek
campak dilacak untuk mencari kasus tambahan
Adanya 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4 2.Pencatatan secara individual menggunakan form MR-01
minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan 3.Pengambilan 10 spesimen serum dan 5 spesimen urin.
mempunyai hubungan epidemiologi Jika kasus suspek campak tersebut <10 ➔
semua kasus diambil serumnya
✘
FEVER
BANDING
Epstein-
DEMAM VARICELLA
Barr virus
✘
DAN RUAM DEMAM
Roseola
HFMD DAN Infantum
RUAM
Other
Viral Scarlet
Exanthem Fever
a
TABUNG URINE
PENYEBAB
SPESIMEN
HEMOLISIS
DINKES KAB/KOTA
1. Dinkes Kab/Kota mengrimkan specimen ke Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes Provinsi) atau ke Laboratorium Campak-
Rubela rujukan (menggunakan Form MR-04).
2. Selama pengiriman spesimen ke Dinkes Provinsi atau ke ke Laboratorium Campak-Rubela rujukan harus dipastikan
spesimen disimpan dalam suhu antara 2-8˚C dan dipertahankan sampai ke tempat tujuan.
DINKES PROVINSI
1. Bertanggung jawab mengirimkan spesimen dari Dinkes Kab/Kota ke Laboratorium CampakRubela rujukan dan
spesimen harus diterima di laboratorium tersebut dalam 5 hari setelah pengambilan.
• Mingguan ke Pusat:
Dinkes ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek
Campak Rubella
Provinsi ⮚MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak
Rubella Individu
⮚MR05 Form Rekap KLB Campak
Pusat
INSTRUMEN PELAPORAN
• Form rekapitulasi kasus suspek campak rubella yang ditemukan
Form MR02
• Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut
(Dinkes • Dapat berfungsi sebagai control nomor epid
Kab/Kota/Prov) • Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat: SETIAP MINGGU
• Form pemberitahuan untuk dinkes adanya suspek campak yang berobat di fasyankes (RS, bidan
Form MR03 praktek mandiri, klinik swasta)
• Dikirim ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam
(Fasyankes) • Dinkes Kab/Kota meneruskan ke Puskesmas tempat pasien berdomisili untuk dilakukan PE
Tanggal pelacakan
Tidak Boleh tidak boleh
kosong mendahului tanggal
mulai rash
Tanggal pengambilan
dan pengiriman
spesimen harus diisi
dan sesuai dengan
data pada form
pengiriman spesimen Tidak
Boleh
koson
g
tidak imunisasi
*) Klasifikasi
belum lengkap
tidak / belum
Total Sampel
Tanggal n?
tidak jelas /
tidak jelas /
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
tidak tahu
tidak tahu
meninggal
meninggal
Tanggal Minggu KLB Investigasi
imunisasi
Negative
imunisasi
imunisasi
imunisasi
lengkap
lengkap
Pending
Campak
NO No. KLB Kabupaten / Kota PROVINSI Berakhir
Rubela
TOTAL
TOTAL
Mulai KLB Ke: (Konfirmas Y/T
KLB
AR
AR
Urban / Periksa / i Lab)
Nama Ya / Baik /
Rural*) Tidak
Tidak Kurang
Periksa
Verifikasi rumor
Deteksi dini dari
surveillans →
penanganan dini
ORI/Imunisasi
massal, pemberian
obat pencegahan
• Menemukan kasus sedini mungkin → mencegah terjadi penularan yang lebih luas
• Melakukan upaya containment → pelacakan kontak, karantina dan isolasi
• Upaya Eradikasi dan Eliminasi → menemukan suspek untuk dibuktikan secara laboratorium bukan karena pathogen yang
akan03/03/2023
di-eliminasi atau di-eradikasi dr. CORNELIA K 66
SKD DAN RESPON
Meminimalkan kesakitan/
kematian akibat KLB
03/03/2023 dr. CORNELIA K 67
Materi Pokok 7:
PENANGGULANGAN KLB CAMPAK-RUBELA
Bakteri atau virus SANGAT MUDAH MENULAR Kelompok RENTAN secara tidak langsung
dari PENULAR ke populasi RENTAN (tidak ada imunisasi) TERLINDUNGI oleh anak/orang DENGAN IMUNISASI
KLB Mix : Apabila ditemukan minimum dua (2) spesimen positif IgM campak
dan rubela
c. Pelacakan KONTAK ERAT: semua orang yang berhubungan (kontak) dengan suspek campak pada fase
menular (7 hari sebelum dan 7 hari setelah timbulnya ruam) ➔ tinggal satu atap, tetangga / kerabat /
pengasuh, teman kelas / bermain / guru, teman kerja, petugas kesehatan yang merawat kasus tanpa APD
yang sesuai standar, dll ➔ form MR06 ➔ KARANTINA minimal 7 hari sejak timbul ruam
▪ Jika kasus sudah pernah berobat ke fasyankes ➔ luasan pencarian kasus dapat diperluas, minimal
dalam radius 50 meter
6. Komunikasi risiko ke masyarakat: bahaya penyakit campak dan pentingnya pencegahan terutama dengan
imunisasi
7. Imunisasi Respon KLB (Outbreak Response Immunization /ORI) berdasarkan hasil kajian epidemiologi.
Tindak lanjut:
RCA dan jadwalkan pemberian imunisasi bagi sasaran
yang belum mendapatkannya dan lakukan corrective
actions
03/03/2023 dr. CORNELIA K 74
REKOMENDASI KOMITE AHLI NASIONAL SURVEILANS PD3I
❖ MANAJEMEN KONTAK ERAT DAN POPULASI BERISIKO (GIZI BURUK, PENYAKIT KEKEBALAN, DLL)
DI WILAYAH KLB
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai kontak dengan suspek campak;
• Imunisasi pada kontak erat (bagi kontak erat yang sudah terinfeksi tidak perlu lagi imunisasi, namun
kontak erat yang remaja perlu dipertimbangkan untuk diberikan imunisasi);
• Untuk populasi berisiko dapat diberikan imunisasi campak-rubela maksimal 3 hari setelah kontak
❖ MANAJEMEN IBU HAMIL (TERUTAMA TRIMESTER PERTAMA) PADA WILAYAH KLB RUBELA
• Lakukan pemetaan ibu hamil dan usia kehamilan
• Lakukan pengambilan spesimen serum pada ibu hamil
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam
• Terapkan protocol kesehatan (menggunakan masker dan peralatan makan/minum sendiri, jaga jarak, dll)
• Pantau perkembangan janin pada ibu hamil dengan hasil laboratorium rubella positif