Anda di halaman 1dari 83

PELATIHAN SURVEILANS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)

BAGI PETUGAS SURVEILANS DI PUSKESMAS

MPI 5: SURVEILANS CAMPAK-RUBELA


TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
surveilans Campak dan Rubella sesuai ketentuan yang berlaku.

B. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan Konsep Surveilans Campak-Rubela
2. Melakukan Penemuan Kasus Suspek Campak
3. Melakukan Manajemen Spesimen Suspek Campak
4. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Suspek Campak
5. Melakukan Analisis data dan rekomendasi
6. Melakukan Sistim Kewaspadaan Dini (SKD) dan Respons Penyakit
Campak-Rubela
7. Melakukan Penanggulangan KLB Campak-Rubela
03/03/2023 dr. CORNELIA K 2
MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
A. KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1. Surveilans Campak-Rubela DAN REKOMENDASI
2. Surveilans CRS 1. Analisis Data Data
2. Rekomendasi
B. PENEMUAN KASUS CAMPAK-RUBELA
1. Gejala dan Tanda F. SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD)
2. Strategi Penemuan Kasus DAN RESPON
3. Tata Laksana Kasus Suspek Campak 1. Sistim Kewaspadaan Dini
2. Respon
C. PENGELOLAAN SPESIMEN
1. Cara dan Waktu Pengambilan Spesimen G. PENANGGULANGAN KLB CAMPAK
2. Kriteria Spesimen Adekuat DAN RUBELA
3. Cara PengepakanSpesimen 1. Penyelidikan Epidemiologi
4. Pengiriman Spesimen 2. Strategi Penanggulangan KLB
Campak Rubela
5. Jejaring Laboratorium Rujukan

D. PENCATATAN PELAPORAN
1. Pencatatan
03/03/2023 2. Pelaporan dr. CORNELIA K 3
Materi Pokok 1:
KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS

03/03/2023 dr. CORNELIA K 4


A. SURVEILANS CAMPAK-RUBELA

❑ Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus


menerus berdasarkan data dan informasi tentang
kejadian penyakit Campak-Rubela,

❑ Kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan


dan penularan penyakit Campak-Rubela,

❑ Memperoleh dan memberikan informasi guna


mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan Campak-Rubela secara efektif dan
efisien.

03/03/2023 dr. CORNELIA K 5


Surveilans Campak Berbasis Kasus Individu/Case Based
Measles Surveillance (CBMS)
❑ Setiap kasus suspek campak dilaporkan, dilakukan
investigasi dalam waktu 1 x 24 jam setelah laporan
diterima, dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
dicatat secara individual.

❑ CBMS yang sensitif sangat penting dalam memonitor


kemajuan program eliminasi campak dan
mempertahankan kondisi eliminasi campak-rubela.

❑ Tujuan CBMS adalah untuk mendeteksi, investigasi,


mengklasifikasi semua kasus suspek, melakukan
respon terhadap KLB dan pemeriksaan laboratorium
untuk konfirmasi kasus. CBMS dibutuhkan untuk
memonitor kemajuan eliminasi campak-rubela.

03/03/2023 dr. CORNELIA K 6


Eliminasi Campak-Rubela
➢ Tidak ditemukan wilayah endemis campak-rubela selama
>36 bulan dan tidak ada transmisi virus campak dan rubela
(zero transmission), dengan pelaksanaan surveilans
campak-rubela yang adekuat. (WHO SEARO, 2019)

Endemis Campak-Rubela
➢ Adanya penularan virus campak dan/atau virus rubela
secara terus-menerus, yang terjadi selama ≥12 bulan di
suatu wilayah tertentu. (WHO SEARO, 2019)

Penyelidikan Epidemiologi (PE) Menyeluruh (Fully Investigated)


➢ PE pada suspek campak dan KLB suspek campak adalah
melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk mencari
kasus tambahan dan pengambilan spesimen serta
mencatat kasus dalam format individu (MR01).

03/03/2023 dr. CORNELIA K 7


DEFINISI OPERASIONAL
SUSPEK CAMPAK?

03/03/2023 dr. CORNELIA K 8


DEFINISI OPERASIONAL
Setiap kasus pada
SEMUA USIA dengan gejala:
✓ DEMAM DAN
✓ RUAM maculopapular
(padat, tidak berair)

LAPORKAN SEBAGAI
SUSPEK CAMPAK
06/06/2023 dr.Cornelia Hesadarma 9
JENIS RUAM

✘ ✘
MACULAR ATAU Petechiae atau
Papulovesicular
MACULOPAPULAR Purpura

03/03/2023 dr. CORNELIA K 10


MINIMAL 2/100.000 INDIKATOR
PENDUDUK SURVEILANS CAMPAK-RUBELA
YANG ADEKUAT

BUKAN CAMPAK – BUKAN


RUBELLA = DISCARDED

CAMPAK RUBELLA
SUSPEK CAMPAK

03/03/2023 dr. CORNELIA K 11


KLASIFIKASI KASUS
CAMPAK
KLINIS
KONFIRM
CAMPAK/
RUBELA
IgM Campak/
Rubela/ KINERJA SURVEILANS
Isolasi Virus
Pos
MINIMAL 2/100.000
INDIKATOR
PENDUDUK

EVALUASI KINERJA IMUNISASI :


Cakupan Imunisasi CAMPAK
Kualitas Vaksinasi KLINIS
DISCARDED:
BUKAN
Campak
IgM Campak/ BUKAN Rubela
Rubela/
Isolasi Virus
Neg
KLASIFIKASI KASUS

CAMPAK
KLINIS

Kasus Campak-
Rubela Pasti
Hub epid (+) dg secara Epid
kasus pasti sec
LAB / Epid yang
lain
STRATEGI SURVEILANS CAMPAK-RUBELA
• Melibatkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang potensial,
baik puskesmas, rumah sakit, termasuk fasyankes swasta seperti
RS, klinik dan praktek mandiri (dokter, bidan, perawat, mantri)
dalam penemuan dan pelaporan setiap kasus pada semua usia
dengan gejala demam dan ruam makulopapular ;
• Melakukan PE dalam waktu 1 x 24 jam setelah laporan diterima
serta dilakukan pemeriksaan laboratorium dan dicatat secara
individual menggunakan form MR-01;
• Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu (Case
Based Measles Surveillance/CBMS) dengan pemeriksaan serologi
terhadap seluruh (100%) suspek campak di seluruh
kabupaten/kota;
• Melakukan pengambilan spesimen urin/swab tenggorok terhadap
kasus suspek campak yang ditemukan dalam periode 5 hari
setelah onset, terutama kasus dengan gejala tambahan batuk,
pilek atau conjunctivitis, minimal satu (1) kasus per kab/kota/tahun.
• Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat dan tenaga
kesehatan untuk melaporkan setiap kasus pada semua usia
03/03/2023 dengan
dr. CORNELIA K gejala demam dan ruam maculopapular 14
B. SURVEILANS CRS

❑ Salah satu strategi untuk mengetahui dampak jangka


panjang pelaksanaan program imunisasi campak-rubela
adalah dengan melakukan surveilans CRS secara
sentinel di rumah sakit (RS).
❑ Pelaksanaan surveilans CRS di RS sentinel akan
melibatkan beberapa RS baik milik Pemerintah maupun
daerah yang memenuhi kriteria yang ditentukan.
❑ Saat ini lokasi surveilans sentinel CRS terdapat di 22
rumah sakit di 19 provinsi terpilih. Secara bertahap lokasi
sentinel akan diperluas sehingga akan diperoleh data
yang lebih representatif dan komprehensif.
❑ Adalah pemantauan secara terus menerus dan
sistematis terhadap penyakit CRS pada bayi usia <1
bulan; dimulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis
dan interpretasi data serta diseminasi informasi
sehingga menghasilkan rekomendasi.

03/03/2023 dr. CORNELIA K 15


DEFINISI OPERASIONAL KASUS CRS
1. Suspek CRS : Bayi usia <12 bln dengan
minimal satu gejala klinis pada kelompok A
2. CRS klinis: Bayi usia < 12 bln dengan: Manifestasi klinis CRS
• Dua manifestasi klinis kelompok A; ATAU Kelompok A
• Satu manifestasi klinis kelompok A DAN satu manifestasi
klinis kelompok B • Gangguan pendengaran
Yang TIDAK dilakukan pemeriksaan LAB • Penyakit jantung kongenital
• Katarak kongenital ATAU
3. CRS Pasti :
Glaukoma kongenital
Kasus suspek CRS dengan hasil pemeriksaan LAB salah satu
• Pigmentary retinopathy
diantara berikut:
• jika usia bayi <6 bulan: IgM rubela (+) Kelompok B
• jika usia bayi 6 - <12 bulan: • Purpura
➢IgM dan IgG rubela (+); atau • Splenomegali
➢IgG dua kali pemeriksaan dengan selang waktu 1 bulan (+) • Microcephaly
• Retardasi mental
4. Bukan CRS (Discarded CRS) : • Meningoensefalitis
Suspek CRS yang tidak memenuhi kriteria CRS klinis dan tidak • Penyakit “Radiolucent bone”
• Ikterik yang muncul dalam waktu 24 jam
memenuhi kriteria CRS pasti setelah lahir

03/03/2023 dr. CORNELIA K 16


Materi Pokok 2:
PENEMUAN KASUS SUSPEK CAMPAK

03/03/2023 dr. CORNELIA K 17


✓ Penyebab: virus campak
CAMPAK
✓ Penularan: melalui droplet (percikan ludah saat batuk, bersin, bicara)
atau melalui cairan hidung atau penggunaan alat makan/minum bersama
✓ Sangat menular pada 4 hari sebelum dan 4 hari sesudah munculnya
bintik-bintik (ruam) kemerahan ➔ 1 kasus campak menular pada 18
orang sekitarnya
✓ Gejala:
o Gejala awal: Demam, batuk, pilek, radang mata (konjungtivitis)
o Bintik-bintik kemerahan (ruam maculopapular) muncul 2-4 hari setelah gejala awal.
✓ Komplikasi : diare, pneumonia (radang paru), ensefalitis (radang
otak),otitis media (radang telinga), ulkus mukosa mulut, malnutrisi,
kebutaan.
Berat-ringannya tergantung usia (usia muda), status gizi (malnutrisi) dan
gangguan kekebalan tubuh ➔ KEMATIAN
06/06/2023 dr. Cornelia K 18
RUBELLA
✓ Penyebab: virus rubela ➔ dapat menembus plasenta dan
menginfeksi janin.
✓ Penularan: melalui droplet (percikan ludah saat batuk, bersin,
bicara) atau melalui cairan hidung atau penggunaan alat
makan/minum bersama
✓ Sangat menular pada 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah
munculnya bintik-bintik (ruam) kemerahan ➔ 1 kasus
rubela menular pada 12 orang sekitarnya
✓ Gejala: demam ringan, bercak merah/ruam makulopapular,
disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening pada
belakang telinga / leher belakang.
Ruam
✓ Risiko tinggi jika menginfeksi ibu hamil trimester 1 :
abortus, lahir mati atau cacat berat bawaan (Congenital
Rubella Syndrome/CRS → kelainan jantung, kebutaan,
ketulian)
06/06/2023 dr. Cornelia K 19
PENULARAN MELALUI PERCIKAN LUDAH
KECIL SAAT BICARA, BATUK, BERSIN

TEMAN BERMAIN. ANAK-ANAK DI SEKOLAH.


SATU RUMAH ATAU TETANGGA, TEMPAT
IBADAH, SATU KAMPUNG

PENULARAN CEPAT, 1 KASUS BISA MENULAR KE 12-18


ORANG DAN SETERUSNYA ➔ LEBIH CEPAT DARI COVID-19
WAKTU PALING MENULAR DARI CAMPAK
MENULAR

Onset
-1 -2 -3 -4 ruam
1 2 3 4
MENULAR

4 HARI SEBELUM MUNCUL BINTIK-BINTIK/RUAM DAN 4 HARI SESUDAH MUNCUL BINTIK-BINTIK/RUAM

WAKTU PALING MENULAR DARI RUBELA


MENULAR

Onse
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 t 1 2 3 4 5 6 7
ruam
MENULAR

7 HARI SEBELUM MUNCUL BINTIK-BINTIK/RUAM DAN 7 HARI SESUDAH MUNCUL BINTIK-BINTIK/RUAM


KALAU ANAK KENA CAMPAK,
SEMUA KEKEBALAN HILANG
BINTIK HILANG/
GEJALA
KEHITAMAN ->
AWAL, VIRUS BINTIK
VIRUS “SEMBUH”,
INFEKSI BANYAK, MERAH
MELUAS KEKEBALAN
AWAL MENULAR MELUAS TURUN/LUPA
WASPADA : KOMPLIKASI MUNCUL 2-3 MINGGU
SETELAH RUAM/BINTIK-BINTIK MERAH

PNEUMONIA/ INFEKSI
PARU-PARU
DIARE BERAT
“SEMBUH” PENURUNAN PENGLIHATAN
DAN KEBUTAAN
RADANG OTAK
JANGKA PANJANG

“HARUS TETAP DIPANTAU DAN PASTIKAN DAPAT VITAMIN A”


TINDAKAN AWAL DOSIS VIT A
1. Lakukan ISOLASI kasus dan KARANTINA kontak erat
➔ minimal 7 hari;
1. Konsultasi dengan dokter terkait perawatan medis ➔ berikan obat-
obatan sesuai anjuran dokter;
2. Siapkan vitamin A ➔ berikan sesuai dosis;
3. Dipakaikan masker untuk menghindari penularan (minimal selama 7
hari sejak munculnya ruam) dan terapkan PROKES & PHBS;
4. Jika muncul komplikasi seperti sesak nafas, demam tetap tinggi TANDA BAHAYA
atau diare ➔ SEGERA rujuk ke Rumah Sakit.

PENGAMBILAN SPESIMEN:
1. Koordinasi dengan petugas laboratorium;
2. Spesimen serum sebanyak 1 mL (dari 3-5 cc darah) diambil sebelum
hari ke-28 sejak munculnya ruam;
3. Satu spesimen urine 60 mL /spesimen apus tenggorok diambil pada
hari ke-0 sampai ke-5 sejak muncul ruam (pada kasus suspek
campak yang disertai dengan batuk/pilek/konjungtivitis) SEGERA RUJUK KE RS
4. Segera dikirimkan dalam suhu 2-8O C.
03/03/2023 dr. CORNELIA K 24
UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI CAMPAK-RUBELA
Pasien:
1. Tempatkan di ruangan terpisah dengan pasien lain (ISOLASI)
2. Batasi pergerakan pasien keluar ruang isolasi
3. Jika harus ada pergerakan keluar ruang isolasi ➔ pastikan pasien menggunakan masker medis

Keluarga:
1. Hand hygiene
2. Menggunakan masker jika kontak dengan pasien.
3. Cuci tangan pakai sabun setelah kontak dengan pasien
4. Menggunakan peralatan makan/minum khusus untuk satu pasien (terpisah dengan anggota keluarga lainnya). Lakukan pembersihan dan
disinfeksi setelah pemakaian peralatan tersebut.
5. Hindari memegang mata, hidung atau mulut dengan tangan yang terkontaminasi
6. Hindari/cegah kontaminasi pada permukaan-permukaan seperti gagang pintu, tombol lampu, telepon dsb.

Petugas Kesehatan:
1. Hand hygiene
2. Menggunakan ADPD sesuai standar, minimal masker medis dan gloves, jika melakukan pemeriksaan pada pasien.
3. Lepaskan APD sesuai prosedur setelah melakukan pemeriksaan pasien
4. Menggunakan alat-alat sekali pakai atau khusus untuk satu pasien. Jika tidak lakukan pembersihan dan disinfeksi setelah pemakaian dari
satu pasien ke pasien lain.
5. Hindari memegang mata, hidung atau mulut dengan gloves yang terkontaminasi atau tanpa gloves.
6. Hindari/cegah kontaminasi pada permukaan-permukaan seperti gagang pintu, tombol lampu, telepon dsb.
03/03/2023 dr. CORNELIA K 25
PENEMUAN KASUS SUSPEK CAMPAK BISA
DILAKUKAN RUMAH SAKIT DAN MASYARAKAT
DUA JENIS SURVEILANS STRATEGI PENEMUAN KASUS

SURVEILANS BERBASIS RUMAH SAKIT (HBS) - Tugas


- Sosialisasi dokter, bangsal anak/saraf, poli
DINKES KAB./KOTA untuk meyakinkan semua kasus anak/dewasa/saraf, fisioterapi, UGD.
PD3I yang datang ke RS sudah dilaporkan
- Surveilans aktif rumah sakit (SARS) dinkes
dan RS
- Review rekam medis (HRR)

SURVEILANS BERBASIS MASYARAKAT (CBS) - Tugas - Sosialisasi di masyarakat : pertemuan


PUSKESMAS untuk meyakinkan semua kasus PD3I yang masyarakat.
datang ke unit-unit pelapor berikut sudah dilaporkan: - Pelapor-pelapor baru : tokoh
• Masyarakat (rumah, kepala desa) agama/adat, kader, kepala kampung, dukun
• Puskesmas bayi, klinik dokter/perawat/bidan, dst
• PKK
• Praktek swasta - Pelaporan rutin SKDR oleh puskesmas
• Fasyankes lain, bidan - Terintegrasi dengan promkes, imunisasi
dst di puskesmas

03/03/2023 dr. CORNELIA K 26


SATU KASUS SUSPEK CAMPAK ➔ LAKUKAN INVESTIGASI
KLB Campak-Rubela dimulai dari 1 kasus SUSPEK CAMPAK
Setiap kasus SUSPEK CAMPAK yang dilaporkan berguna untuk mengidentifikasi terjadinya KLB lebih dini.
SUSPEK CAMPAK
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI MENYELURUH
SEMUA KASUS pada SEMUA USIA dengan gejala DEMAM (FULLY INVESTIGATED)
dan RUAM MAKULOPAPULAR

KLB SUSPEK CAMPAK LAKUKAN 1.Kunjungan rumah ke rumah: Setiap kasus suspek
campak dilacak untuk mencari kasus tambahan
Adanya 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4 2.Pencatatan secara individual menggunakan form MR-01
minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan 3.Pengambilan 10 spesimen serum dan 5 spesimen urin.
mempunyai hubungan epidemiologi Jika kasus suspek campak tersebut <10 ➔
semua kasus diambil serumnya

03/03/2023 dr. CORNELIA K 27


INVESTIGASI KASUS
FORM MR 01

1. IDENTITAS PASIEN (NAMA, ALAMAT, UMUR,


JENIS KELAMIN)
2. TANGGAL MULAI SAKIT / MUNCUL GEJALA
RUAM-BINTIK2 (ONSET)
3. RIWAYAT IMUNISASI
4. VITAMIN A
5. PENGAMBILAN SPESIMEN
6. YANG MELAKUKAN INVESTIGASI
Target 2023
No. Provinsi Kasus AFP dalam Suspek Campak
setahun dalam setahun
1 ACEH 112 246
2
3
SUMATERA_UTARA
SUMATERA_BARAT
278
114
638
248
TARGET PENEMUAN
4 RIAU 128 306
5
6
KEPULAUAN_RIAU
JAMBI
44
68
106
158
KASUS TAHUN 2023
7 BENGKULU 38 92
8 SUMATERA_SELATAN 158 370
9 BANGKA_BELITUNG 28 68
10 LAMPUNG 142 368

• Sesuai dengan kaidah surveilans, maka


11 DKI JAKARTA 150 438
12 BANTEN 206 546
13 JAWA_BARAT 752 2078
14
15
JAWA_TENGAH
YOGYAKARTA
494
52
1446
170
seluruh kasus yang ditemukan di fasyankes
16
17
JAWA_TIMUR
KALIMANTAN_BARAT
536
96
1658
224 ataupun di masyarakat HARUS
18
19
20
KALIMANTAN_TENGAH
KALIMANTAN_SELATAN
KALIMANTAN_TIMUR
54
84
66
126
190
162
DILAPORKAN.
21
22
KALIMANTAN_UTARA
SULAWESI_UTARA
16
46
34
118
➔ KITA TIDAK TAHU KASUS MANA
23
24
GORONTALO
SULAWESI_TENGAH
24
60
56
140 YANG TERNYATA POSITIF.
25 SULAWESI_SELATAN 156 384
26
27
SULAWESI_BARAT
SULAWESI_TENGGARA
30
64
62
130 • Target adalah untuk kepentingan program di
28
29
BALI
NUSA_TENGGARA_BARAT
66
94
190
228 tingkat kab/provinsi/pusat ➔ memudahkan
perencanaan dan evaluasi
30 NUSA_TENGGARA_TIMUR 122 254
31 MALUKU 42 86
32 MALUKU_UTARA 28 64
33 PAPUA 22 46
34 PAPUA_BARAT 16 26
35 PAPUA_TENGAH 22 50
36 PAPUA_SELATAN 14 26
37 PAPUA_PEGUNUNGAN 26 56
38 PAPUA_BARAT_DAYA 16 28
INDONESIA 4464 11616

CAMPAK
DIAGNOSIS DENGUE
HAEMOR
RHAGIC-
RUBELA


FEVER
BANDING
Epstein-
DEMAM VARICELLA
Barr virus


DAN RUAM DEMAM
Roseola
HFMD DAN Infantum
RUAM

Other
Viral Scarlet
Exanthem Fever
a

DIAGNOSIS INI DAPAT DILAPORKAN SEBAGAI Meningoc


SUSPEK CAMPAK ➔ LAKUKAN PENGAMBILAN Kawasaki Early occal
disease Rocky infection
SPESIMEN SERUM SEBANYAK MINIMAL 1 ML (early)
Mountain
spotted
fever

03/03/2023 dr. CORNELIA K 30


Materi Pokok 3:
MANAJEMEN SPESIMEN

03/03/2023 dr. CORNELIA K 31


JENIS SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
SUSPEK CAMPAK
Waktu
No Jenis Spesimen Pemeriksaan
pengambilan
1. Darah/Serum 4-28 hari Serologi IgM
sejak Rash Measles & Rubella
2. Urine 0-5 hari Isolasi virus, PCR
sejak Rash Squencing Measles
& Rubella
3. Swab tenggorokan 0-5 hari Isolasi virus, PCR
sejak Rash Squencing Measles
& Rubella

03/03/2023 dr. CORNELIA K 32


PERALATAN
PERALATAN
PERSIAPAN PENGAMBILAN
PENGAMBILAN
Dokumen SPESIMEN URINE DAN
- Form MR-01 SPESIMEN DARAH
- Form MR-04 SWAB
- Jas lab 1. Spuit disposable 3 mL atau 5 1. Vial 1,8 ml atau tabung
APD
- Sarung tangan mL atau sistem vaccutainer set Urin
- Masker tanpa koagulan/tanpa EDTA 2. Container steril spesimen
- Kantong biohazard (tutup merah atau kuning) urine (air kemih)
- Desinfektan (alkohol 70%)
2. Wing needle (jika diperlukan) 3. Plastik klip
3. Kapas alkohol 70%
4. Parafilm
PERALATAN 5. Virus transpor media
PENGIRIMAN SPESIMEN 4. Kapas Kering (Hanks BSS atau
sejenisnya)
1. Ice pack 5. Cryotube tutup ulir Luar
6. Dacron swab
2. Cool box 6. Pipet plastik
7. Tongue spatel/penjepit
3. Label pengiriman 7. Label specimen lidah
4. Plastik klip 8. APD sesuai standar 8. Label specimen
5. Gunting 9. APD sesuai standar
6. Alat tulis
7. 03/03/2023
Tissue dr. CORNELIA K 33
PERALATAN PERALATAN
PENGAMBILAN PENGAMBILAN
SPESIMEN SPESIMEN
URINE SWAB
PERALATAN
PENGAMBILAN
SPESIMEN DARAH

TABUNG URINE

VTM Swab Dacron/Rayon

03/03/2023 dr. CORNELIA K 34


CARA PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
• Gunakan APD sesuai standar, Catatan:
• Lakukan pelabelan pada tabung/wadah spesimen ❖ Pada kasus tidak tersedianya sentrifus,
sesuai dengan formulir MR01 (Variabel : Nama; Jenis Darah dapat disimpan dulu pada suhu 2-
Kelamin; Umur dan Tanggal ambil) 8°C selama 24 jam sebelum dipisahkan
• Lakukan vena punksi untuk mengambil darah vena serumnya
sebanyak 3–5 ml lalu dimasukkan dalam Vaccutainer. ❖ Darah tidak boleh dibekukan dalam
Pengambilan darah dilakukan secara aseptik freezer.
menggunakan spuit disposable. (bayi cukup diambil
sebanyak 1 ml) ❖ Isi formulir MR-01 sesuai data pasien
disertai surat pengantar
• Tabung berisi darah didiamkan selama 10 - 30 menit
pada suhu kamar. Kemudian lakukan sentrifugasi 1500- ❖ Tiga tanggal yang penting yang perlu
2000 rpm atau 1000xg selama 5-10 menit untuk dilengkapi
memisahkan serumnya. Pisahkan serum secara ✓ Tanggal imunisasi campak-rubela
aseptik dengan menggunakan pipet, lalu dimasukkan
terakhir
ke dalam cryo vial yang sudah diberi identitas pasien.
Hindari menggunakan tabung kaca untuk mengirim ✓ Tanggal timbulnya rash (kemerahan)
spesimen serum ke laboratorium rujukan. ✓ Tanggal pengambilan spesimen
03/03/2023 dr. CORNELIA K 35
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH

DENGAN SPUIT DENGAN VACUTAINER


1. setelah pengambilan darah, tutup
jarum kembali. 1. darah langsung masuk ke
tabung vacutainer tanpa harus
2. lepaskan jarum dari spuit perlahan-
lahan, dipindah lagi.
3. tekan ujung jarum pelan-pelan 2. tab vacutainer diberi label
sehingga darah bisa mengalir identitas pasien dan tanggal
melalui dinding tab vacutainer /tab pengambilan.
reaksi, jangan disemprotkan.
4. tabung vacutainer diberi label
identitas pasien dan tanggal
pengambilan

03/03/2023 dr. CORNELIA K 36


PENGOLAHAN SERUM
TANPA SENTRIFUS
DENGAN SENTRIFUS
1. Tabung vacutainer/tabung reaksi yg
1. Tabung didiamkan dlm posisi sudah berisi darah didiamkan dalam
vertikal selama ½ - 1 jam suhu ruang posisi vertikal selama 2 jam (tutup
→ terjadi pemisahan serum di bagian jangan dibuka).
atas.
2. Sentrifus selama 5-10 menit dg 2. Jika serum belum bisa dipisahkan,
kecepatan 1000 rpm (5 menit dengan maka simpan pada suhu 2-8°C selama
kecepatan 5000 rpm) 24 jam.
INGAT: darah tidak boleh langsung
disentrifus segera setelah diambil. 3. Pisahkan serum dgn menggunakan
3. Pisahkan serum dengan pipet plastik →masukkan ke dalam
menggunakan pipet plastik ke tabung cryotube, beri label.
reaksi lain / cryotube

03/03/2023 dr. CORNELIA K 37


03/03/2023 dr. CORNELIA K 38
Sampel hemolisis
pemindahan darah dr spuit ke
tabung reaksi kotor atau masih
tab dg tekanan dan tdk melalui
basah / lembab
dinding tabung

PENYEBAB
SPESIMEN
HEMOLISIS

darah segera dipindahkan ke


tempat lain sesaat setelah sampel darah disimpan di
pengambilan (blm terbentuk freezer
serum)

03/03/2023 dr. CORNELIA K 39


PENGAMBILAN SPESIMEN URIN

1. Gunakan APD sesuai standar, lakukan pelabelan


pada tabung/wadah spesimen sesuai dengan
formulir MR01 (Variabel : Nama; Jenis Kelamin;
Umur dan Tanggal ambil)
2. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
(Wadah Penampung Urine Steril)
3. Sebaiknya yang ditampung adalah urin pagi
(setelah bangun tidur) dengan Teknik Aliran
MidStream
4. Urine ditampung secara aseptis dengan volume
15 - 50ml (volume ideal urin adalah sebanyak ¾
dari wadah yang disediakan)
5. Segera disimpan dalam lemari es atau suhu 2-
8oC, sebelum dilakukan pengiriman ke
laboratorium rujukan

03/03/2023 dr. CORNELIA K 40


VTM (Virus Transport Medium)
Posisi
Pengambilan
Spesimen Swab
• Spesifikasi VTM sama pada Anak-anak
dengan VTM yang
digunakan untuk
Pengambilan
Spesimen COVID

• Pilih VTM yang tanpa


Lysis Buffer (BUKAN
Inactivated virus)
VTM dalam keadaan Beku

03/03/2023 dr. CORNELIA K 41


Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok

1. Gunakan APD sesuai standar


2. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml
media transport virus (Hanks BSS atau
sejenisnya), berikan label identitas
pasien.
3. Gunakan swab yang terbuat dari
Dacron/rayon steril dengan tangkai
plastik.
4. Lakukan usap pada lokasi yang diduga
terdapat koplik spot/bercak koplik
(biasanya belakang pharynx) dan Pengambilan spesimen Usap Tenggorok
hindarkan menyentuh bagian lidah.
03/03/2023 dr. CORNELIA K 42
Untuk lebih jelasnya “Cara pengambilan spesimen
usap/swab tenggorok” dapat diperhatikan video berikut

03/03/2023 dr. CORNELIA K 43


03/03/2023 dr. CORNELIA K 44
Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok
5. Kemudian masukkan swab tenggorok sesegera mungkin
ke dalam cryotube yang berisi virus transport medium.
6. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar
cryotube dapat ditutup dengan rapat.

03/03/2023 dr. CORNELIA K 45


Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok

7. Cryotube kemudian dililit parafilm.


8. Cryotube yang sudah berisi swab dibungkus dalam tissue bersih lalu
dimasukan ke dalam plastik klip.

7. Simpan dalam suhu 4-8°C sebelum dikirim. Jangan dibekukan dalam


Freezer.
03/03/2023 dr. CORNELIA K 46
HAL YANG PERLU DIHINDARI

SPESIMEN ADEKUAT ❑ Mengirim spesimen menggunakan


syringe;
❑ Mengirim spesimen dalam bentuk whole
➢ Spesimen adekuat untuk serologi adalah blood;
serum yang dikumpulkan dalam rentang
waktu 28 hari setelah onset ruam dengan ❑ Mengirim spesimen tanpa ditutup rapat
volume ≥ 0,5 mL dan diterima di (sebaiknya gunakan wadah tutup ulir);
laboratorium dalam kondisi dingin dengan
rentang waktu 5 hari sejak pengambilan. ❑ Mengirim spesimen tanpa data-data yang
➢ Spesimen adekuat untuk virologi adalah lengkap
urin atau usap tenggorok (dalam VTM)
yang diambil dalam rentang waktu 0-5 hari
setelah onset ruam dan diterima di
laboratorium dalam kondisi dingin dengan
rentang waktu 5 hari sejak pengambilan.

03/03/2023 dr. CORNELIA K 47


PENGEPAKAN SPESIMEN
1. Bungkus masing-masing sampel dengan plastik klip yang sudah
dengan tisu bersih. Jika tidak tersedia plastik klip, dapat digunakan
plastik biasa tetapi pastikan tertutup rapat.
2. Masukkan seluruh spesimen (sesuai no.1) dimasukkan ke dalam
cool box yang berisi Ice pack yang terlebih dahulu dibekukan. Ice
packs sebaiknya ditempatkan pada sisi kiri- kanan (ditambahkan
juga bagian atas-bawah jika memungkinkan). Harus dapat Labeling
dipastikan bahwa spesimen tetap terjaga kondisi suhunya tetap a. Wadah spesimen harus disertai label
dingin saat diterima di laboratorium. identitas yang jelas.
3. Jangan lupa masukkan juga formulir MR-01 dan MR-04 yang telah
diisi dan diberi label kedalam cool box dengan terlebih dahulu b. Identitas pada label terdiri dari:
dimasukkan dalam wadah plastik. • Nomor Epid
• Nama
4. Ke dalam cool box juga bisa dimasukkan kertas pengganjal (bisa
berupa kertas koran yang diremas remas) kemudian ditutup. • Umur
• Jenis kelamin.
5. Tutup cool box dengan selotip dan beri label pada sisi kanan dan • Asal Pengirim (Kabupaten dan Provinsi).
atau kiri cool box, yang ditujukan ke laboratorium rujukan.
• Jenis spesimen.
03/03/2023 dr. CORNELIA K • Tanggal dan Jam Pengambilan 48
PENGIRIMAN SPESIMEN
PUSKESMAS
1. Spesimen serum dikirim ke kabupaten/ kota/ provinsi setiap Senin dan Kamis disertai form MR-01.
2. Spesimen urin dikirim ke laboratorium dengan suhu 2-8 dalam waktu 5 hari setelah pengambilan.
3. Pengiriman dan pengepakan spesimen harus adekuat (volume) minimal 1 cc dan suhu 2-8 ˚C sampai ke laboratorium.

DINKES KAB/KOTA
1. Dinkes Kab/Kota mengrimkan specimen ke Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes Provinsi) atau ke Laboratorium Campak-
Rubela rujukan (menggunakan Form MR-04).
2. Selama pengiriman spesimen ke Dinkes Provinsi atau ke ke Laboratorium Campak-Rubela rujukan harus dipastikan
spesimen disimpan dalam suhu antara 2-8˚C dan dipertahankan sampai ke tempat tujuan.

DINKES PROVINSI
1. Bertanggung jawab mengirimkan spesimen dari Dinkes Kab/Kota ke Laboratorium CampakRubela rujukan dan
spesimen harus diterima di laboratorium tersebut dalam 5 hari setelah pengambilan.

03/03/2023 dr. CORNELIA K 49


JEJARING LABORATORIUM RUJUKAN CAMPAK-RUBELA/CRS
LAB NASIONAL LAB SUB NASIONAL
No Laboratorium Wilayah Kerja No Laboratorium Wilayah Kerja
1. Laboratorium Prof Sri Oemjati Seluruh Sumatera, 1. Balai Besar Laboratorium Jambi,
Pusat Kebijakan Sistem Ketahan Kesehatan DKI Jakarta,
Kesehatan Palembang Bengkulu,
dan Sumber Daya Kesehatan, Badan Banten
Sumatera Selatan
Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Seluruh Kalimantan.
Kemenkes Bangka Belitung.
2. PT. Bio Farma (Persero) Bandung Jawa Barat 2. Balai Besar Laboratorium D.I. Aceh,
3. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jawa Timur, Kesehatan Jakarta Sumatera Utara,
(BBLK), Surabaya Bali,
Sumatera Barat,
Nusa Tenggara Barat,
Riau
Nusa Tenggara Timur,
Kepulauan Riau.
Sulawesi Utara,
Maluku, 3. Balai Besar Laboratorium Sulawesi Tengah,
Maluku Utara, Makassar. Sulawesi Selatan,
Papua dan Sulawesi Barat
Papua Barat.
Sulawesi Tenggara.
4. Balai Laboratorium Kesehatan Jogjakarta. Jawa Tengah
DI Yogyakarta.

03/03/2023 dr. CORNELIA K 50


Materi Pokok 4:
PENCATATAN DAN PELAPORAN

03/03/2023 dr. CORNELIA K 51


Pusat
Alur Pencatatan (Subdit
• Melaporkan form MR01 ke Mengirim
dan Pelaporan Pusat SETIAP MINGGU Surveilans) database (MLIS)
• Merekap setiap laporan pemeriksaan
Surveilans List Penderita campak
Membuat ringkasan performa
surveilans PD3I dan
spesimen
dari Kab/Kota campak
Campak-Rubela • Merekap setiap laporan
diseminasi ke Dinkes Prov
List Rekap KLB Campak
dari Kab/Kota
Dinas
Kesehatan
LAPORAN
Laboratorium
Provinsi
MINGGUAN
• Melaporkan form MR01 dan
Melaporkan Kasus mengirimkan spesimen ke • Koordinasi dg Dinkes Mengirim
campak / Suspek Dinkes Prov SETIAP Kab/Kota untuk melakukan spsesimen ke
PD3I Lain ke Dinkes MINGGU investigasi jika ada laporan Lab Rujukan
CAMPAK- Kab/Kota dengan • Merekap kasus campak ke
List Penderita campak MR-02
kasus PD3I dari RS Nasional dengan
menggunakan form
RUBELA: • Memberikan feedback melampirkan
notifikasi RS untuk • Merekap setiap kejadian KLB
campak ke List Rekap KLB performa surveilans PD3I MR01 dan form
MR01, MR02, suspek PD3I
Campak (MR-05) permintaan
Dinas
MR05
pemeriksaan
Kesehatan spesimen
RSUP
Melaporkan Kasus Kab / Kota
campak / Suspek
Koordinasi dg
PD3I Lain ke Dinkes Melaporkan form MR01 dan
Puskesmas untuk
Kab/Kota dengan mengirimkan spesimen ke
melakukan investigasi
mengan Dinkes Kab/kota
jika ada laporan kasus
menggunakan form • Dokter Praktik Swasta
PD3I dari RS
notifikasi RS untuk • Bidan
suspek PD3I RSUD Puskesmas • Kader
Investigasi kasus dengan • Masyarakat
Form MR01 dan
pengambilan spesimen
03/03/2023 dr. CORNELIA K Suspek 52
Campak
• Mingguan ke Dinkes Kab/Kota: Alur Pencatatan
Puskesmas ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek Campak dan Pelaporan
Rubella
Surveilans
Campak-Rubela
• Mingguan ke Dinkes Prov:
Dinkes ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek Campak Rubella
Kab/Kota ⮚MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak Rubella Individu
⮚MR05 Form Rekap KLB Campak

• Mingguan ke Pusat:
Dinkes ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek
Campak Rubella
Provinsi ⮚MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak
Rubella Individu
⮚MR05 Form Rekap KLB Campak

Pusat

03/03/2023 dr. CORNELIA K 53


• Instrumen UTAMA dalam investigasi kasus suspek campak rubella
Form MR01 • Berisikan identitas kasus, riwayat penyakit, riwayat imunisasi, riwayat bepergian, dll.
• Sebagai dokumen pendukung dalam pemeriksaan spesimen
(Puskesmas)

SURVEILANS CAMPAK - RUBELLA


• Dilaporkan segera setelah kasus ditemukan

INSTRUMEN PELAPORAN
• Form rekapitulasi kasus suspek campak rubella yang ditemukan
Form MR02
• Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut
(Dinkes • Dapat berfungsi sebagai control nomor epid
Kab/Kota/Prov) • Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat: SETIAP MINGGU

• Form pemberitahuan untuk dinkes adanya suspek campak yang berobat di fasyankes (RS, bidan
Form MR03 praktek mandiri, klinik swasta)
• Dikirim ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam
(Fasyankes) • Dinkes Kab/Kota meneruskan ke Puskesmas tempat pasien berdomisili untuk dilakukan PE

Form MR04 • Form permohonan pemeriksaan specimen suspek campak rubella


• Sebagai surat pengantar dari Dinkes Kab/Kota/Prov pada saat mengirim specimen ke lab rujukan
(Dinkes
Kab/Kota/Prov)

Form MR05 • Form rekapitulasi kejadian KLB campak-rubella


• Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut
(Dinkes • Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat: SEGERA SETELAH KLB DITEMUKAN
Kab/Kota/Prov)

Form MR06 • Form factor resiko KLB campak rubella


(Dinkes • Berfungsi untuk mengetahui dan menilai factor resiko pada KLB campak rubela
Kab/Kota/Prov) • Hanya digunakan pada saat terjadi KLB campak rubela
03/03/2023 dr. CORNELIA K 54
KASUS KLB

PEMBERIAN NOMOR EPID


KASUS INDIVIDU

03/03/2023 dr. CORNELIA K 55


Tidak Boleh
kosong

Tanggal pelacakan
Tidak Boleh tidak boleh
kosong mendahului tanggal
mulai rash

Tanggal pengambilan
dan pengiriman
spesimen harus diisi
dan sesuai dengan
data pada form
pengiriman spesimen Tidak
Boleh
koson
g

03/03/2023 dr. CORNELIA K 56


Form MR-02, List Kasus

• Tugas petugas surveilans:


✓ Memeriksa kualitas data (cek table analisis!)
✓ Verifikasi ke Dinas Kab/Kota atau Puskesmas jika masih ada data yang salah
(Terutama: Nomor EPID, tanggal notifikasi dan investigasi, umur, tanggal
rash, status imunisasi, tanggal ambil dan kirim specimen)
03/03/2023
✓ Rutin mengupdate hasil lab → dr. CORNELIA K
Penting! agar table analisis terupdate juga 57
Form MR-04

03/03/2023 dr. CORNELIA K 58


Form MR-05, Rekap KLB
LAPORAN REKAPITULASI KEJADIAN KLB CAMPAK/RUBELLA
PROVINSI : Lampiran 8
Tahun : 2019
Tanggal rekam/update : :

Jumlah Kasus Campak Cakupan Imunisasi Campak 5 Apakah


Satus Gizi Hasil Laboratorium (IgM)
Desa < 1 tahun TOTAL Tahun terakhir ORI Pemeriksaa
Masyarakat
dilakuka n Lab *)

tidak imunisasi
*) Klasifikasi

belum lengkap
tidak / belum

Total Sampel
Tanggal n?

tidak jelas /

tidak jelas /

Tahun 2014

Tahun 2015

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018
tidak tahu

tidak tahu
meninggal

meninggal
Tanggal Minggu KLB Investigasi

imunisasi

Negative
imunisasi

imunisasi

imunisasi
lengkap

lengkap

Pending
Campak
NO No. KLB Kabupaten / Kota PROVINSI Berakhir

Rubela
TOTAL

TOTAL
Mulai KLB Ke: (Konfirmas Y/T
KLB

AR

AR
Urban / Periksa / i Lab)
Nama Ya / Baik /
Rural*) Tidak
Tidak Kurang
Periksa

1 011900419/K1 ACEH_TAMIANG ACEH 05/01/2019 20/01/2019 1 RANTAU 0 0 3 0 3 0 0 0 10 0 10 0 Periksa 8 4 3 1 0 Mix Y


KARANG
2 011901119/K2 ACEH_TAMIANG ACEH 03/01/2019 19/01/2019 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 9 0 Periksa 9 2 4 3 0 Mix Y
BARU
3 012300319/K1 PIDIE_JAYA ACEH 07/01/2019 28/01/2019 2 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 Periksa 3 0 2 1 0 Rubella Y

4 111201819/K1 TEMANGGUNG JAWA_TENGAH 07/01/2019 27/01/2019 2 GEMAWANG 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 16 0 Periksa 16 1 15 0 Negatif Y

5 132801719/K1 SUMENEP JAWA_TIMUR 08/01/2019 29/01/2019 2 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 10 0 Periksa 10 1 2 7 0 Rubella Y


SULAWESI_BA
6 340500119/K1 MAJENE 03/01/2019 28/01/2019 1 0 0 1 0 1 0 0 0 7 0 7 0 Periksa 7 7 0 Negatif Y
RAT
7 131601919/K1 TULUNGAGUNG JAWA_TIMUR 09/01/2019 14/01/2019 2 0 0 1 0 1 0 0 0 4 0 4 0 Periksa 4 1 2 1 Negatif Y
KARANG
8 011901119/K3 ACEH_TAMIANG ACEH 28/02/2019 28/02/2019 9 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 8 0 Periksa 6 4 2 0 Rubella Y
BARU
9 131202019/K1 PACITAN JAWA_TIMUR 20/01/2019 25/01/2019 5 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 Periksa 4 4 0 Negatif Y
KALIMANTAN_B
10 140100419/K1 KOTA_PONTIANAK 08/01/2019 22/01/2019 2 GANG SEHAT 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 6 0 Periksa 6 6 0 Campak Y
ARAT
NUSA_TENGGA
11 2419xxx19/K1 NAGEKEO 06/01/2019 10/01/2019 2 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 Periksa 3 2 1 0 Campak Y
RA_TIMUR
SUMATERA_BA
12 030900619/K1 AGAM 21/02/2019 22/02/2019 8 0 0 0 0 0 1 0 0 4 0 5 0 Periksa 5 5 Pending Y
RAT
BANGKA_BELIT
13 310400619/K1 BANGKA_TENGAH 04/04/2019 22/04/2019 16 Bukit Kijang Urban 0 1 0 0 1 0 0 1 11 0 12 0 Y B Periksa 8 8 0 Campak Y
UNG
14 011000619/K1 ACEH_SELATAN ACEH 18/03/2019 26/03/2019 11 Gunung Pulo Rural 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 11 0 Periksa 8 5 1 2 0 Campak Y
KALIMANTAN_B Tanjung
15 141400719/K1 KUBU_RAYA 26/04/2019 02/05/2019 17 Rural 0 4 0 0 4 0 1 4 0 0 5 Periksa 5 5 0 Negatif Y
ARAT Bunga
PEGUNUNGAN_BIN
16 C-262219/K1 PAPUA 08/05/2019 01/06/2019 18 Oksibil Rural 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 8 Tidak Periksa 0 T
TANG
BANGKA_BELIT
17 310400619/K2 BANGKA_TENGAH 10/05/2019 14/05/2019 18 Belilik Rural 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 13 Periksa 6 4 2 0 Campak Y
UNG
NUSA_TENGGA
18 2419xxx19/K2 NAGEKEO 20/01/2019 11/02/2019 4 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 4 Periksa 4 4 0 Campak Y
RA_TIMUR

• Tugas petugas surveilans:


✓ Memeriksa kualitas data (cek table analisis!)
✓ Verifikasi ke Dinas Kab/Kota atau Puskesmas jika masih ada data yang salah
(Terutama: Nomor KLB, tanggal mula dan berakhir KLB, desa, kelompok
umur, status imunisasi, jumlah specimen yang diperiksa)
✓ Rutin mengupdate hasil lab → Penting! agar table analisis terupdate juga
03/03/2023 dr. CORNELIA K 59
Form MR-06
Form Penilaian Faktor Risiko pada KLB campak-rubela

03/03/2023 dr. CORNELIA K 60


Materi Pokok 5:
ANALISIS DATA DAN REKOMENDASI

03/03/2023 dr. CORNELIA K 61


ANALISIS DATA

Tujuan Analisis data


• Evaluasi pelaksanaan surveilans campak-rubela
• Mengetahui besar masalah campak-rubela di
suatu wilayah tertentu
• Memahami pola penyebaran dan gambaran
epidemiologi campak-rubela Analisis data dilakukan :
• Memantau keberhasilan upaya pencegahan dan • Setiap minggu dilakukan analisis data untuk
mengetahui adanya peningkatan kasus
penanggulangan yang telah dilakukan
berdasarkan wilayah kejadian. Analisis data
• Menentukan strategi intervensi serta menyusun berdasarkan orang, tempat, dan waktu.
rencana upaya pencegahan dan penanggulangan • Setiap bulan dibuat rekapitulasi dan penyajian
lebih lanjut data menurut variable epidemiologi.
• Hasil kajian di pergunakan untuk menentukan
rencana tindak lanjut program surveilans dan
imunisasi. Hasil analisis data disampaikan pada
saat kegiatan minilokarya lintas program dan
03/03/2023 dr. CORNELIA K lintas sektor. 62
• Orang : Gap Immunity, sasaran dan kasus per
golongan umur

Analisis data dilakukan Kasus Berdasarkan Kelompok Usia


menurut :
Suspek Campak Campak Konfirmasi Rubela Konfirmasi Lab
• Waktu : Melihat tren N = 1448 Lab
N = 522
N = 16
dan kasus sdh <1y
berhenti atau belum 18 4% 14 8% 12%
1-4y
% 31%
% 31 34 13% 5 - 9 y
13
% % 10 - 14 y
% 34 40 19%
% % 25% 15+ y
Unknown
REKOMENDASI
• Membuat rekomendasi dan • Tempat : Melihat
tindak lanjut berdasarkan hasil sebaran kasus,
kajian data epidemiologi. pemetaan dan
• Hasil kajian dipergunakan untuk intervensi yang akan
dilakukan
membuat dan memberikan
rekomendasi dan menentukan
rencana tindak lanjut program
surveilans dan imunisasi.
• Membantu Kab/Kota dalam
menentukan strategi intervensi

03/03/2023 dr. CORNELIA K 63


Materi Pokok 6:
SISTIM KEWASPADAAN DINI (SKD) DAN RESPON

03/03/2023 dr. CORNELIA K 64


SISTEM KEWASPADAAN DINI
DAN RESPON ALERT

03/03/2023 dr. CORNELIA K 65


SKD DAN RESPON
Terlambat
dilaporkan atau
tidak dilaporkan

Verifikasi rumor
Deteksi dini dari
surveillans →
penanganan dini

ORI/Imunisasi
massal, pemberian
obat pencegahan

• Menemukan kasus sedini mungkin → mencegah terjadi penularan yang lebih luas
• Melakukan upaya containment → pelacakan kontak, karantina dan isolasi
• Upaya Eradikasi dan Eliminasi → menemukan suspek untuk dibuktikan secara laboratorium bukan karena pathogen yang
akan03/03/2023
di-eliminasi atau di-eradikasi dr. CORNELIA K 66
SKD DAN RESPON

Mengetahui tren potensial Melakukan deteksi dini


KLB penyakit potensial KLB

Menilai dampak program


Sebagai triger untuk verifikasi
pencegahan dan pengendalian
dan melakukan respons cepat potensial KLB

Meminimalkan kesakitan/
kematian akibat KLB
03/03/2023 dr. CORNELIA K 67
Materi Pokok 7:
PENANGGULANGAN KLB CAMPAK-RUBELA

03/03/2023 dr. CORNELIA K 68


MENGAPA BISA MUNCUL KLB DAN
KENAPA HARUS IMUNISASI DENGAN CAKUPAN TINGGI
TIDAK ADA IMUNISASI ADA IMUNISASI

PENULAR RENTAN PENULAR RENTAN PENULAR/SAKIT IMUNISASI RENTAN

Bakteri atau virus SANGAT MUDAH MENULAR Kelompok RENTAN secara tidak langsung
dari PENULAR ke populasi RENTAN (tidak ada imunisasi) TERLINDUNGI oleh anak/orang DENGAN IMUNISASI

03/03/2023 dr. CORNELIA K 69


PRINSIP DASAR
PRA-KLB KLB POST-KLB
• Penemuan kasus • Penemuan kasus • Penguatan
dini tambahan (fully surveilans
• Tatalaksana investigated) • Penguatan
kontak • Tatalaksana imunisasi rutin
• Imunisas rutin, kontak erat
kejar • Outbreak
Response
Immunisazation

03/03/2023 dr. CORNELIA K 70


DEFINISI KLB
KLB Suspek Campak : Apabila ditemukan lima (5) atau lebih suspek campak-
rubela dalam waktu empat (4) minggu berturut-turut dan ada hubungan
CAMPAK-
epidemiologi RUBELA
KLB Campak Pasti : Apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum dua (2)
spesimen positif IgM campak dari hasil pemeriksaan kasus pada KLB suspek
campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan minimum dua (2)
KLB dinyatakan berhenti
spesimen positif IgM campak dan ada hubungan epidemiologi apabila tidak ditemukan
kasus baru dalam waktu
KLB Rubela Pasti : Apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum dua (2) dua kali masa inkubasi
spesimen positif IgM rubela dari hasil pemeriksaan kasus pada KLB suspek
campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan minimum dua (2) atau rata-rata satu bulan
spesimen positif IgM rubela dan ada hubungan epidemiologi setelah kasus terakhir.

KLB Mix : Apabila ditemukan minimum dua (2) spesimen positif IgM campak
dan rubela

03/03/2023 dr. CORNELIA K 71


PENANGGULANGAN KLB
a. Penemuan KASUS ➔ form MR01 ➔ ISOLASI minimal 7 hari sejak timbul ruam

b. Tata laksana klinis kasus

c. Pelacakan KONTAK ERAT: semua orang yang berhubungan (kontak) dengan suspek campak pada fase
menular (7 hari sebelum dan 7 hari setelah timbulnya ruam) ➔ tinggal satu atap, tetangga / kerabat /
pengasuh, teman kelas / bermain / guru, teman kerja, petugas kesehatan yang merawat kasus tanpa APD
yang sesuai standar, dll ➔ form MR06 ➔ KARANTINA minimal 7 hari sejak timbul ruam

03/03/2023 dr. CORNELIA K 72


PENANGGULANGAN KLB lanjutan
4. Pencarian kasus aktif (kasus tambahan):

▪ Lakukan penyisiran (pencarian kasus aktif) di wilayah sekitar kasus

▪ Jika kasus sudah pernah berobat ke fasyankes ➔ luasan pencarian kasus dapat diperluas, minimal
dalam radius 50 meter

▪ Meningkatkan kewaspadaan di seluruh fasyankes

5. Mencari faktor risiko penyebab KLB ➔ form MR06

6. Komunikasi risiko ke masyarakat: bahaya penyakit campak dan pentingnya pencegahan terutama dengan
imunisasi

7. Imunisasi Respon KLB (Outbreak Response Immunization /ORI) berdasarkan hasil kajian epidemiologi.

03/03/2023 dr. CORNELIA K 73


Outbreak Response Immunization (ORI)

Luas wilayah ORI wilayah terjangkit dan wilayah sekitar


yang berisiko tinggi

Kelompok usia sasaran ➔ kajian epidemiologi


WILAYAH &
KELOMPOK USIA
pelaksanaan ORI TANPA MEMANDANG STATUS IMUNISASI
➔ berdasarkan SEBELUMNYA
KAJIAN
EPIDEMIOLOGI
Target cakupan ORI adalah MINIMAL 95%

Tindak lanjut:
RCA dan jadwalkan pemberian imunisasi bagi sasaran
yang belum mendapatkannya dan lakukan corrective
actions
03/03/2023 dr. CORNELIA K 74
REKOMENDASI KOMITE AHLI NASIONAL SURVEILANS PD3I

❖ MANAJEMEN KONTAK ERAT DAN POPULASI BERISIKO (GIZI BURUK, PENYAKIT KEKEBALAN, DLL)
DI WILAYAH KLB
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai kontak dengan suspek campak;
• Imunisasi pada kontak erat (bagi kontak erat yang sudah terinfeksi tidak perlu lagi imunisasi, namun
kontak erat yang remaja perlu dipertimbangkan untuk diberikan imunisasi);
• Untuk populasi berisiko dapat diberikan imunisasi campak-rubela maksimal 3 hari setelah kontak

❖ MANAJEMEN IBU HAMIL (TERUTAMA TRIMESTER PERTAMA) PADA WILAYAH KLB RUBELA
• Lakukan pemetaan ibu hamil dan usia kehamilan
• Lakukan pengambilan spesimen serum pada ibu hamil
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam
• Terapkan protocol kesehatan (menggunakan masker dan peralatan makan/minum sendiri, jaga jarak, dll)
• Pantau perkembangan janin pada ibu hamil dengan hasil laboratorium rubella positif

03/03/2023 dr. CORNELIA K 75


REKOMENDASI KOMITE AHLI NASIONAL SURVEILANS PD3I lanjutan

❖ INTERVENSI IMUNISASI CEPAT DI WILAYAH KLB


• Jika terdapat wilayah yang masuk kriteria KLB (meskipun belum dideklarasikan) ➔ lakukan
intervensi imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi
• Jika terdapat wilayah dengan peningkatan suspek campak-rubella➔ lakukan intervensi
imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi (imunisasi kejar/DOFU/Sweeping/Crash Program)
• Untuk wilayah berisiko tinggi yang berbatasan dengan wilayah terdampak KLB (cakupan
rendah dalam beberapa tahun terakhir) ➔ lakukan intervensi imunisasi sesuai hasil kajian
epidemiologi (imunisasi kejar/DOFU/Sweeping/Crash Program)
• Libatkan organisasi profesi untuk sosialisasi campak-rubela;

03/03/2023 dr. CORNELIA K 76


TERIMA KASIH
“JIKA ADA SESEORANG (ANAK/DEWASA)
DENGAN DEMAM+RUAM, SEGERA HUBUNGI
PETUGAS KESEHATAN/PUSKESMAS
TERDEKAT”

TIM KERJA IMUNISASI WUS, SURVEILANS PD3I DAN KIPI


Direktorat Pengelolaan Imunisasi
Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan
Email: survpd3i.kipi@gmail.com ; epidataino@gmail.com

03/03/2023 dr. CORNELIA K 77


PENUGASAN

03/03/2023 dr. CORNELIA K 78


03/03/2023 dr. CORNELIA K 79
03/03/2023 dr. CORNELIA K 80
03/03/2023 dr. CORNELIA K 81
03/03/2023 dr. CORNELIA K 82
SELAMAT
MENGERJAKAN
TERIMA KASIH
03/03/2023 dr. CORNELIA K 83

Anda mungkin juga menyukai