Anda di halaman 1dari 31

ANTENATAL CARE (ANC) TERPADU "14 T" & "17 T"

1. Strandar Pelayanan pada Masa Kehamilan

a. Antenatal Care

1) Pengertian

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk

memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal

atau bermasalah. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)

2) Tujuan kunjungan

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang

bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial ibu dan bayi.

c) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama

hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan

bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)

3) Jadwal kunjungan

Sebaiknya setiap wanita hamil memeriksakan diri ketika haidnya terlambat

sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaandilakukan setiap 6 minggu sampai


kehamilan. Sesudah itu, pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu. Dan sesudah 36

minggu.

Kunjungan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.

a) Satu kali pada trimester pertama

b) Satu kali pada trimester kedua

c) Dua kali pada trimester ketiga. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)

b. Pelayanan antenatal terpadu

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan

berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain

yang memerlukan intervensi selama kehamilannya.

Tujuan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh

pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga mampu menjalani kehamilan dengan

sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat. (Sari, Ulfa, & Daulay,

2015)

c. Standar asuhan kebidanan

Standar asuhan minimal kehamilan termasuk dalam "14T".

1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung

dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap

minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan

ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum

hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat

badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni :


IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))2

Tabel 2.4 Klasifikasi Nilai IMT


Kategori IMT Rekomendasi
(kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 11,5 – 16
26
Tinggi 26 – 7 – 11,5
29
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
Sumber : (Prawirohadjo, 2013)

Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan bertahap, bukan

mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg.

Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan optimal, yaitu:

a) 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg

b) 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg

c) Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)

Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko

terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

2) Ukur Tekanan Darah (T2)

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan

tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah.

Tekanan darah yang normal 110/80 - 120/80 mmHg.

3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan

umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil

anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.
TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam

HPHT.

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat

dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe

pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat

seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi penigkatan

volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan

perkembangan janin.

5) Pemberian Imunisasi TT (T5)

Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai

upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus

yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Pemberian imunisasi tetanus toxoid

(TT) artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi

yang dikandungnya.

Umur kehamilan mendapat imunisasi TT :

a) Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan

imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).

b) TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada

kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).

Jadwal Imunisasi TT :

Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan imunisasi

tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan) selama
kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu

kemudian)Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu

(Saifuddin dkk, 2001 ; Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)

Tabel 2.5 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Lama %
Antigen Interval
perlindungan Perlindungan
Pada
kunjungan
antenatal
-
pertama
TT 1 -
4 minggu
3 tahun
setelah
TT 2 80
TT1
5 tahun
6 bulan
TT 3 95
setelah
10 tahun
TT2
TT 4 99
1 tahun
25
setelah
TT 5 tahun/seumur 99
TT3
hidup
1 taun
setelah
TT4
Sumber : (Saifuddin dalam Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)

6) Pemeriksaan Hb (T6)

Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara

Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu periksa

lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi

Anemia pada ibu hamil.

7) Pemeriksaan Protein urine (T7)

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil.

Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan

riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan protein urin ini untuk
mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.

8) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah untuk

mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara lain syphilis.

Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen darah vena

± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan pengobatan/rujukan.

Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan < 16 minggu, pada

kehamilan lanjut dapat menyebabkan premature, cacat bawaan.

9) Pemeriksaan urine reduksi (T9)

Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti

pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus Gestasioal.

Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa

pre-eklampsia, polihidramnion, bayi besar.

10) Perawatan Payudara (T10)

Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali

sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.

11) Senam Hamil ( T11 )

Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan

persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan

elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh

relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.

12) Pemberian Obat Malaria (T12)

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu hamil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang

positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda

dapt terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.

13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis

yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.

14) Temu wicara / Konseling ( T14 ).(Pantiawati & Suryono, 2010).

Pelayanan Standar Asuhan 17 T

Tabel 2.6 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu


Jenis Trim Trim Trim
N Ketera
Pemerik ester ester ester
o ngan
saan I II III
Keadaa
1    Rutin
n Umum
Suhu
2    Rutin
Badan
Tekanan
3    Rutin
Darah
Berat
4    Rutin
Badan
5 LILA  Rutin
6 TFU   Rutin
Present
7 asi   Rutin
Janin
8 DJJ   Rutin
Pemerik
9   Rutin
saan HB
1 Golonga
 Rutin
0 n Darah
1 Protein
   Rutin
1 Urin
Gula Atas
1
Darah/re    indikas
2
duksi i
Atas
1 Darah
   indikas
3 Malaria
i
Atas
1
BTA    indikas
4
i
Atas
1 Darah
   induka
5 Sifilis
si
Atas
1 Serologi
   indikas
6 HIV
i
Atas
1
USG    indikas
7
i
Sumber : (Kementrian Kesehatan RI, 2015)

Referensi :
Rukiah, A. Y., Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan.

Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Bogor: IN MEDIA.

Diposting 9th January 2016 oleh eka nurismiati


1

Lihat komentar
1.

bondan alriyanti6 Mei 2017 11.38

dapusnya gak lengkap.. -_-"

Balas

ekanurismiati

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

Apr

PAP SMEAR?
Papa smear merupakan deteksi dini yang sudah populer daan paling sering digunakan
oleh banyak wanita. Pap smear merupakan metode skrining ginekologi yang dilakukan
untuk menemukan proses premalignant (prakeganasan) dan malignancy (keganasan) di
ektoservix (leher rahim bagian luar), infeksi dalam endoservix (leher rahim bagian
dalam) dan endometrium. Pemeriksaan akan dilakukan dengan menggunakan mikroskop.
Tujuan pap smear adalah menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang
menjadi kanker termasuk virus HPV.
Metode pap smear lahir secara tidak sengaja dari tangan seorang ahli anatomi Yunani,
George N. Papanicolaou pada tahun 1924 silam. Secara tidak sengaja, ia mengganti
tingginya sel-sel abnormal pada sediaan yang diambil dari pasien kanker servix. Tes ini
berfungsi mendeteksi perubahan sifat sel pada leher rahim. Di Indonesia, pap smear
sendiri sudah dikenal sejak tahun 197p-an. Sayangnya, banyak motos menabukan area
genital, sehingga membuat tes jenis ini tidak dilakukan dan banyak wanita yang tidak tau
tentang jenis tes deteksi dini ini.
SIKILAS TENTANG ANTE NATAL CARE (ANC) TERPADU IBU HAMIL

Dr. Suparyanto, M.Kes

SIKILAS TENTANG ANTE NATAL CARE (ANC) TERPADU IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu atau AKI di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari
307/100.000 kelahiran hidup (KH), pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras
mencapai target RPJMN. 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan tujuan
pembangunan MDG’s yaitu AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015.

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab
langsung kematian ibu adalah factor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas seperti perdarahan, preeklamsi-eklampsi, infeksi, persalinan macet
dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah factor-faktor yang
memperberat keadaan ibu hamil seperti “EMPAT TERLALU( terlalu muda, terlalu tua,
terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002
sebanyak 22.5%, maupun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan
kehamilan, persalinan dan nifas seperti “TIGA TERLAMBAT”,(mengenali tanda bahaya
dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat
dalam penanganan kegawatdaruratan). Factor berpengaruh lainnya adalah ibu hamil
yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV AIDS, tuberculosis, sifilis.
Penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes mellitus, gangguan jiwa, maupun yang
mengalami kekurangan gizi.

Kekurangan gizi pada ibu hamil juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang perlu mendapatkan perhatian khusus.kurang asupan zat Besi pada perempuan,
khususnya ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang akan menambah resiko
perdarahan dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. selain penanganan
masalah kehamilan dan komplikasi yang menyertainya, perlu diupayakan peningkatan
kualitas bayi yang akan dilahirkan, melalui kegiatan brain booster meliputi stimulasi
otak, janin, dan asupan gizi seimbang pada ibu hamil.

Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadapa pelayanan
antenatal adalah cakupan K1-kontak pertama dan K4-kontak 4 kali dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. Secara nasional angka
Ckupan pelayanan antenatal saat ini sudah tinggi, K1 mencapai 94,24% dan K4 84,36
% (data kementrian kesehatan, 2009). Walaupun demikian, masih terdapat disparitas
antar propinsi dan antar kabupaten atau kota yang variasinya cukup besar.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui tentang kehamilan, dan tanda gejala kehamilan serta pemeriksaan
yang perlu dilakukan oleh ibu hamil.

1.2.2 Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui definisi hamil


2. Untuk mengetahui apa itu antenatal care terpadu dan tujuannya
3. Untuk mengetahui frekuensi dan jenis pemeriksaan antenatal care terpadu
4. Untuk mengetahui cirri-ciri kehamilan dengan resiko tinggi
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala tanda kehamilan
6. Untuk mengetahui menu makanan ibu hamil yang sehat
7. Untuk mengetahui pentingnya senam hamil
8. Untuk mengatahui kelas hamil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin dengan lama
kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. (Sarwono Prawirohardjo, 2006; 89)

2.2 Konsep Dasar Antenatal Care Terpadu

2.2.1 Pengertian
Adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada
semua ibu hamil.

2.2.2 Tujuan Antenatal Care


1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus

1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,


termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI.
2. Menghilang “missed oppprtunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan
antenatal terpadu,komprehensif, dan berkualitas.
3. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
4. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin.
5. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
rujukan yang ada.

2.2.3 Jadwal Antenatal Care

 Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau


tidak menstruasi.
 Pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia
kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan
setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.

a. Kunjungan I (16 minggu)

 Penapisan dan pengobatan anemia.


 Perencanaan persalinan.
 Pengenalan komplikasi akibat-akibat kehamilan dan pengobatannya.

b. Kunjungan II (24 – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)

 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.


 Penapisan pre-eklamsia, gemelli, infeksi, alat reproduksi saluran pencernaan
MAP.
 Mengulang perencanaan persalinan.

c. Kunjungan IV 36 minggu sampai lahir

 Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III.


 Mengenalinya ada kelainan letak dan presentasi.
 Memantapkan rencana persalinan.
 Mengenali tanda-tanda persalinan. (Sarwono, 2006; 98)

3. Pemeriksaan khusus. Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu


yang dirasakan oleh ibu .Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali
pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga
(Sarwono, 2006:90).

Pelayanan atau asuhan standart minimal termasuk 10 T (Kemenkes, 2010) :

1. Timbang berat badan


2. Ukur lingkar lengan atas (LILA)
3. Ukur tekanan darah
4. Ukur TFU
5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
6. Tentukan presentasi janin
7. Beri imunisasi TT
8. Beri tablet tambah darah ( tablet Fe)
9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

1) Pemeriksaan golongan darah


2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
3) Pemeriksaan protein dalam urine
4) Pemeriksaan kadar gula darah
5) Pemeriksaan darah malaria
6) Pemeriksaan tes sifilis
7) Pemeriksaan HIV
8) Pemeriksaan BTA

j. Tatalaksana atau penanganan kasus


Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan laboratorium,
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standart
dan kewenangan tenaga kesehatan.kasus- kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan system rujukan. (Kemenkes, 2010)

2.3 Ciri-Ciri Kehamilan Resiko Tinggi (Depkes, 2009)

1. Terlalu muda, hamil pertama usia < 16 tahun


2. Terlalu tua, hamil pertama usia > 35 tahun
3. Terlalu lambat hamil yang pertama, kawin 4 tahun baru mempunyai anak
4. Terlalu lama hamil lagi (> 10 tahun)
5. Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun)
6. Terlalu banyak anak , 4/ lebih
7. Terlalu tua umur > 35 tahun
8. Terlalu pendek < 145 cm
9. Pernah gagal kehamilan
10. Pernah melahirkan dengan : a.Tarikan tang/ vakum, b.Uri dirogoh, c.Diberi
infus/transfusi
11. Pernah operasi sesar
12. Penyakit pada ibu hamil : a.Anemia, b.TBC paru, c.Malaria, d.Payah jantung,
e.Diabetes mellitus, f.Penyakit menular seksual
13. Bengkak pada muka, tungkai dan tekanan darah tinggi
14. Hamil kembar dua atau lebih
15. Hamil kembar air (hidramnion)
16. Bayi mati dalam kandungan
17. Kehamilan lebih bulan
18. Letak sungsang
19. Letak lintang
20. Pendarahan dalam kehamilan ini
21. Preeklamsi berat/ kejang2.
2.4 Tanda bahaya pada kehamilan
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi
dalam keadaan bahaya.

Tanda Bahaya Kehamilan meliputi:


1.Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa
kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat
berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.

Macam–macam perdarahan pervaginam


a. Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16
minggu atau sebelum plasenta selesai.

Macam–macam abortus

1. Abortus spontan
2. Abortus provokatus
3. Abortus medisinalis
4. Abortus kriminalis
5. Abortus inkompletus
6. Abortus insipiens
7. Abortus imminens
8. Missed abortion

b. Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit
dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau
mioma uteri.(Sarwono, 2007 : 142)

2. Mual Muntah Berlebihan


Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Mual muntah dapat diatasi dengan:

1. Makan sedikit tapi sering


2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan
padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan
kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu
berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran
serta makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8. Istirahat cukup

Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika
penderita muntah.

3. Sakit Kepala Yang Hebat


Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu
masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan
gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.

4.Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang
hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang
mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri
kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat
bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan
ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang
mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah
dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan
spasme pembuluh darah).

5.Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan


Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu
akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah
beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang
muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi menunjukkan
adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan
tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik
lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat
merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.

6. Gerakan Janin Berkurang


Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama
persalinan.

7. Nyeri Perut Yang Hebat


Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada
kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98)

8. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya


Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm.

9.Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam
kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia

10. Demam Tinggi


Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi
dalam kehamilan.

2.5 Menu Ibu Hamil


Dianjurkan makan makanan yang bergizi seimbang. Sebagai pengawasan, kecukupan
gizi ibu dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat
badannya, kenaikan berat badan rata-rata antara 6,5 – 16 kg, kenaikan berat badan
yang berlebihan atau bila berat badan ibu turun ± 5 kg kehamilan TM III, haruslah
menjadi perharian.

Tabel kebutuhan makanan sehari-hari ibu hamil

Ibu Hamil
Bahan
Gram Gram
Beras 400 2 gelas
Daging 75 3x kotak korek api tebal
Tempe 100 4x kotak korek api tebal
Sayur 300 Pada 3 gelas/daun 6 gelas
Buah (pepaya) 200 8x kotak korek api tebal
Susu 100 ½ gelas

Tabel Kebutuhan zat Gizi

Jenis Zat Gizi Kegunaan Sumber


Protein - Membangun sel-sel tubuh janin Daging, telur, tahu,
- Pertumbuhan rahim dan payudara tempe dll.
- Pertumbuhan jumlah cairan darah
dan ketuban ibu
Kalsium - Pembentukan tulang dan gigi janin. Susu dan produk susu
- Berperan dalam kontraksi otot dan (yogurt, keju, dll)
pembukaan darah
Besi - Membentuk hemoglobn (zat merah Daging merah, kacang-
darah) yang bertugas mengangkut kacangan, kerang
oksigen ke seluruh tubuh.
Asam folat - Mencegah cacat bawaan pada janin Daging, sayuran dan
berupa kelainan saraf yang direbut buah-buahan kacang-
defek tabung neurol kacangan
Vitamin D - Membantu absorbsi kalsium dan Kuning telur, susu dan
fosfor produk susu, ikan dll
- Pertumbuhan dan menjaga kesehatan
tulang

2.6 Senam Hamil


Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam menghadapi persalinan dengan
tenang sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan mudah (normal).
Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur :

1. Memperbaiki sirkulasi darah


2. Mengurangi pembengkakan
3. Memperbaiki keseimbangan otot
4. Mengurangi resiko gangguan gastrointestinal
5. Mengurangi kram/ kejang kaki
6. Menguatkan otot perut
7. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

Cara Latihan Senam Hamil


a.Latihan Pendahuluan
Tujuan latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui daya kontraksi otot-otot tubuh,
luar gerakan persendian, dan mengurangi serta menghilangkan rasa nyeri dan
kekakuan tubuh.

Latihan 1
Sikap : Duduk tegak tersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki diluruskan
dan dibuka, seluruh tubuh lemas dan rileks
Gerakkan kaki kiri jauh ke depan,kaki kanan jauh ke belakang, lalu sebaliknya gerakan
kaki kanan jauh ke depan kaki kiri jauh ke belakang, lakukan masing-masing 8 kali.

1. Gerakkan kaki kanan dan kiri sama-sama jauh ke depan dan ke belakang (fleksi
plantar dan dorsal).
2. Gerakkan kaki kanan dan kiri bersama-sama ke kanan dan ke kiri.
3. Gerakan kaki kanan dan kiri bersama-sama dalam (endorotasi) sampai ujung jari
menyentuh lantai, lalu gerakan kedua kaki ke arah luar (eksorotasi).
4. Putarkan kedua kaki bersama-sama (sirkumduksi) ke kanan dan ke kiri masing-
masing 4 kali.
5. Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua tumit dan bokong, tekankan kedua
tungkai kaki ke lantai sambil mengerutkan otot dubur, lalu tarik otot-otot perut
sebelah atas simfisis ke dalam (kempiskan perut) kemudian relaks kembali.
Lakukan sebanyak 8 kali.

Latihan 2
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Letakkan tungkai kanan di atas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri dengan
kekuatan seluruh tungkai kanan sambil mengempeskan dinding perut bagian atas dan
mengerutkan liang dubur selama beberapa saat, kemudian istirahat.
Ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri di atas tungkai kanan. Lakukan gerakan-gerakan
tersebut masing-masing 8 kali

Latihan 3
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus, rapat dan rileks.

1. Angkat tungkai kanan ke atas, lalu letakkan kembali, angkat tungkai kiri ke atas,
lalu letakkan kembali, lakukan hal ini berganti-ganti sebanyak 8 kali.
2. Lakukan pula latihan seperti di atas dalam posisi berbaring telentang, kedua
tungkai kaki lurus angkat kedua tungkai bersama-sama, kedua lutut jangan
ditekuk, kemudian turunkan kembali perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini
sebanyak 8 kali.

Latihan 4
Sikap : duduk bersilah, badan tegak, kedua tangan di atas bahu, kedua lengan di
samping badan.

1. Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas


2. Lalu putarkan kedua tangan tersebut di depan, ke atas samping telinga
3. Teruskan sampai ke belakang , dan akhirnya kembali ke sikap semula. Lakukan
gerakan-gerakan di atas sebanyak 8 kali.

Latihan 5
Sikap : Berbaring telentang kedua lengan di samping badan dan kedua lutut ditekuk
Angkat panggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut dengan lantai
yang ditahan oleh kedua kaki dan bahu. Turunkan pelan-pelan lakukan sebanyak 8 kali.
Latihan 6
Sikap : Berbaringlah telentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada di samping
badan, keseluruhan badan relaks.
Panjangkan tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri mendekati bahu kiri, kembali
pada posisi semula. Ingat kedua lutut tidak boleh ditekuk (dibengkokkan). Keadaan dan
gerakan serupa dilakukan sebaliknya untuk tungkai kiri. Setiap gerakan dilakukan
masing-masing dua kali. Latihan ini diulangi sebanyak 8 kali.

Latihan 7
Panggul diputar ke kanan dan ke kiri masing-masing empat kali. Gerakan panggul ke
kiri yang dilakukan sebagai berikut : tekankan pinggang ke lantai sambil mengempiskan
perut dan mengerutkan otot dubur, gerakan panggul ke kanan, angkat pinggang,
gerakan panggul ke kiri dan seterusnya. Cara-cara latihan pendahuluan di atas
dilakukan beberapa hari sampai wanita hamil dapat menjalankan latihan-latihan inti.

b.Latihan Inti
Klasifikasi dan tujuan dari latihan ini adalah :

Latihan pembentukan sikap tubuh


Untuk mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil, karena sikap tubuh yang baik
menyebabkan tulang panggul naik sehingga, janin berada dalam kedudukan normal.
Sedangkan sikap tubuh yang tidak baik akan menyebabkan tulang panggul turun,
sehingga kedudukan janin kurang baik .

Latihan kontraksi dan relaksasi


Untuk memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang diperlukan.

Latihan pernafasan
Untuk melatih berbagai teknik pernafasan supaya dapat dipergunakan pada waktunya
sesuai kebutuhan.

Syarat guna mendapatkan pernafasan yang sempurna adalah relaksasi seluruh tubuh,
berkonsentrasi dan untuk melemaskan otot-otot dinding perut dan pernafasan maka
kedua lutut harus ditekuk.

Selama kehamilan bentuk-bentuk latihan ini dilakukan secara terpadu dan cara
latihannya dibagi menurut umur kehamilan, yaitu latihan pada kehamilan minggu ke22-
25, 26-30, 31-34 dan minggu ke-35 ke atas. ``

Minggu ke-31-34

Latihan pembentukan sikap tubuh


Sikap : Berdiri tegak, kedua lengan di samping, kedua kaki selebar bahu dan berdiri
relaks
Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan tetap lurus (Gambar 24-15), lalu tegak
berdiri perlahan-lahan.
Pada mula berlatih, supaya jangan jatuh kedua tangan boleh berpegangan pada
misalnya sandaran kursi. Lakukan sebanyak 8 kali.

Latihan kontraksi dan relaksasi


Sikap : Tidur telentang, kedua lengan disamping badan kedua kaki ditekuk dan
lemaskan badan.
Lakukan pernafasan diafragma dan pernafasan dada yang dalam seperti telah
dibicarakan.

Latihan pernafasan
Pernafasan seperti telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28 per-menit dan lebih
cepat.
Gunanya untuk menghilangkan rasa nyeri

Minggu ke-35 sampai akan Partus

Latihan pembentukan sikap tubuh


Sikap : berbaring telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada
lutut dan relaks.
Angkat badan dan bahu. Letakkan dagu di atas dada melihatlah ke arah vulva.
Kegiatan ini pertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan santailah.
Latihan ini diulang 8 kali dengan interval 2 menit.

Latihan kontraksi dan relaksasi


Sikap : tidur telentang, kedua lengan, di samping badan, kedua kaki lurus, lemeskan
seluruh tubuh, lakukan pernafasan secara teratur dan berirama.
Tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara : katupkan rahang kerutkan dahi, tegangkan
otot-otot leher, kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu, tegangkan otot-otot perut,
kerutkan dubur, tegangkan kedua tungkai kaki dan tahan nafas. Setelah beberapa saat,
kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan kegiatan ini 9 kali.

Latihan pernafasan
Sikap : Tidur telentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan (posisi litotomi) dan
relaks
Buka mulut sedikit dan bernafaslah sedalam-dalamnya, lalu tutup mulut. Latihan
mengejan seperti buang air besar (defikasi) ke arah bawah dan depan. Setelah lelah
mengejan, kembali ke posisi semula. Latihan ini diulang 4 kali dengan interval 2 menit.

c. Latihan Penenangan dan Relaksasi


Latihan penenangan
Tujuan: Latihan ini berguna untuk menghilangkan tekanan (stress) pada waktu
melahirkan. Dengan latihan ini diharapkan ibu dapat menjadi tenang dan memperoleh
relaksasi sempurna menghadapi persalinan.
Sikap : Berbaringlah miring ke arah punggung janin, misalnya ke kiri, maka lutut kanan
ditetakkan di depan lutut kiri keduanya di tekuk. Tangan kanan ditekuk di depan badan,
sedangkan tangan kiri di belakang badan.
Tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipicingkan, hilangkan semua suara yang
mengganggu, atasi tekanan. Kerjakan latihan ini selama 5-10 menit.

Latihan relaksasi
Syarat :
(a) Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian.
(b) Lemaskan seluruh otot-otot badan termasuk muka.
(c) Pilihlah tempat yang tenang dan tutuplah mata dan telinga.
(d) Pusatkan pikiran pada satu titik, misalnya pada irama pernafasan.
(e) Pilihlah posisi relaksasi yang paling anda senangi.

Ada 4 posisi relaksasi, yaitu (a) posisi telentang kedua kaki lurus, (b) berbaring
telentang, kedua lutut ditekuk, (c) berbaring miring, atau (d) posisi relaksasi sedang
duduk, yaitu dengan duduk menghadapi sendaran kursi dalam posisi membungkuk,
kedua kaki ke lantai, kedua tangan di atas sandaran kursi. Duduklah dengan tenang.
Pada ke-4 posisi di atas relaksasi dilakukan dengan jalan menutup/ memicingkan mata,
melemaskan otot-otot seluruh tubuh, tenang dan bernafas dalam dan teratur. Gunanya
untuk memberikan ketenangan dan mengurangi nyeri oleh his, karena itu dapat
dilakukan pada kala pendahuluan dan kala pembukaan.

2.7 Kelas Ibu Hamil

Definisi Kelas Ibu Hamil


Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan
perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan
Ibu anak) ( Depkes, 2009 : vii).

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara
20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu
hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan
anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan (Depkes RI, 2009).

Manfaat Kelas Ibu Hamil

1. Supaya ibu mengerti tentang kelas ibu hamil


2. Supaya ibu bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupannya sehari-hari
3. Menambah wawasan keluarga tentang kelas ibu hamil

Pertemuan Kelas Ibu Hamil di lakukan selama 3 pertemuan


1.Pertemuan kelas ibu hamil pertama
1) Informasi kelas ibu hamil
2) Perubahan tubuh selama kehamilan
3) Perawatan kehamilan

Tujuan

1. Memahami apa yang disebut kelas ibu hamil


2. Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan berpartisipasi aktif penting untuk
keberhasilan kelas ibu hamil
3. Memahami bahwa kelas ibu penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak
4. Memahami bagaimana terjadiya kehamilan
5. Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama kehamilan
6. Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat hamil
7. Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilan
8. Memahami pentingnya makanan sehat dan pencegahan anemia saat kehamilan
9. Memahami bahwa kesiapan psikologis diperlukan dalam menghadapi kehamilan
10. Memahami bagaimana hubungan suami istri semasa kehamilan
11. Mengetahui obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu semasa
kehamilan
12. Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan
13. Memahami perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat
memperlancar proses persalinan, hal ini adalah Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker:

 Tanggal taksiran persalinan


 Ibu dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal persalnan.
 Tempat dan penolong persalinan
 Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong bidan atau
dokter
 (Rencanakan bersalin di Polindes, Puskesmas, Rumah bersalin, Rumah sakit,
Rumah bidan atau dirumah).
 Tabulin (biaya persalinan)
 Suami / keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
 Transportasi
 Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jiwa sewaktu-waktu ibu dan bayi
perlu segera dirujuk ke rumah sakit.
 Calon donor darah
 Siapkan calon donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu.
 Menyiapkan kebutuhan persalinan

2.Pertemuan Kelas Ibu Hamil Yang Ke Dua

1. Persalinan
2. Perawatan nifas
Tujuan

1. Mengetahui apa saja tanda-tanda bahwa pesalinan telah dimulai.


2. Mengetahui apa yang di sebut dengan tanda-tanda bahaya pada persalinan.
3. Memahami poses persalinan yang dapat dialami oleh ibu dan mengapa proses
persalinan tersebut dipilih.
4. Memahami apa yang harus dilakukan ibu agar dapat menyusui bayinya secara
penuh.
5. Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat menjaga
kesehatnnya.
6. Mengetahui tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas.
7. Memahami manfaat vitamin A dosis tinggi bagi ibu dan bayinya
8. Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu ikut program KB
9. Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi dan cara kerjanya.

Waktu: 75 menit
Metode

1. Curah pendapat
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Partisipatif dan Praktek

Materi

1. Tanda-tanda persalinan
2. Tanda bahaya pada persalinan
3. Proses persalinan
4. Perawatan Nifas
5. Upaya agar dapat menyusui secara penuh
6. Tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas
7. KB Pasca Persalinan

Alat Bantu
Jika tersedia:

1. Alat bantu sesuai materi (boneka bayi, KB kit dll).


2. Tikar / matras , bantal untuk senam hamil.

Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil II


1. Lakukan review materi dan hasil evaluasi pra-test dan pasca-test pertemuan pertama.

2. Bagikan lembar quesioner kepada peserta untuk melakukan pra-test materi


pertemuan kedua.
3. Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada ibu yang tidak dapat
membaca dan menulis dengan cara membacakan soal dan pilihan jawaban,
serta mencatat jawaban yang diberikan ibu.
4. Mengumpulkan hasil para-tes dan evaluasi untuk mengetahui pengetahuan awal
peserta kelas ibu hamil untuk materi kedua.
5. Setelah pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-
materi mengenai persalinan dan perawatan nifas.
6. Meminta pendapat peserta kapan seorang ibu hmil tahu bahwa ia akan
melahirkan? Mendiskusikan tanda-tanda yng dapt menjadi pertanda bahwa
persalinan sudah dimulai.
7. Menjelaskan bahwa peserta perlu mengetahui tanda-tanda bahwa persalinan
sudah dimulai sesuai dengan ulasan materi 3.1
8. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 8 dan minta
salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja tanda-tanda persalinan?
9. Meminta pendapat peserta mengenai apa saja yang harus dilakukan ibu saat
persalinan? Mendiskusikan, sesuai dengan pengalaman peserta sebelumnya.
10. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 8 dan minta
salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja yang dilakukan ibu bersalin?
11. Meminta pendapat peserta keadaan apa saja yang menjadi pertanda bahwa
persalinan dalam bahaya? Mendiskusikan bersama peserta.
12. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada persalinan sesuai dengan ulasan materi
3.2.
13. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 9 dan minta
salah satu peserta untuk membacakan: Apa saja tanda- tanda bahaya pada ibu
bersalin?
14. Meminta pendapat peserta mengenai proses persalinan yang mungin akan
dialami oleh ibu. Mendiskusikan sesuai dengan apa yang pernah dialami oleh
peserta selama ini. Apa peran suami dalam membantu pesalinan.
15. Menjelaskan berbagai proses persalinan sesuai dengan ulasan materi 3.3
16. Apakah yang dimaksud Inisiasi Menyusui Dini (IMD)? Buku KIA halaman.
Menjelaskan sesuai dengan ulasan materi 3.4
17. Meminta pendapat peserta mengenai hal-hal yang harus dilakukan ibu agar
dapat menyusui bayinya secara eksklusif? Mendiskusikan bersama peserta.
18. Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
eksklusif ? uraikan sesuai dengan ulasan materi 4.1.
19. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 9 dan minta
salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja yang dilakukan ibu nifas?
20. Menjelaskan tanda-tanda posisi dan pelekatan menyusui yang baik dan benar.
21. Meminta pendapat peserta mengenai bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas
dan manfaat pemberian vitamin A pada ibu di masa nifas? mendiskusikan
bersama peserta.
22. Menjelaskan bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas dan manfaat pemberian
vitamin A dosis tinggi pada ibu dan bayinya. Uraikan sesuai dengan ulasan
materi 4.2.
23. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 10 dan minta
salah satu peserta untuk membacakan: Bagaimana menjaga kesehatan ibu
nifas?
24. Meminta pendapat peserta keadaan apa saja yang menjadi pertanda bahwa
terdapat bahaya atau penyakit pada ibu nifas? Mendiskusikan sesuai dengan
pengalaman peserta.
25. Menjelaskan tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas sesuai dengan
ulasan materi 4.3.
26. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 10 dan minta
salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja tanda-tanda bahaya dan
penyakit pada ibu nifas?
27. Meminta pendapat peserta mengapa ibu perlu ikut KB dan mendiskusikan alat
kontrasepsi yang dapat digunakan pada masa nifas.
28. Menjelaskan manfaat Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi
29. sesuai dengan ulasan materi 4.3.
30. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 11 dan minta
salah satu peserta untuk membacakan : Mengapa setelah bersalin ibu perlu ikut
KB dan apa saja alat kontrasepsi ? cara ber KB.
31. Akhiri pertemuan II dengan pasca test kemudian dievaluasi sehingga dapat
diketahui apakah materi yang disampaikan sudah dipahami oleh
peserta.Peragakan senam hamil II (Lembar Balik pilihan 2-5).
32. (Depkes RI, 2009 : 27)

3.Pertemuan Kelas Ibu Hamil III

1. Perawatan Bayi
2. Mitos
3. Penyakit Menular
4. Akte kelahiran

Tujuan
1. Mengetahui tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit berat.
2. Memahami apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir.
3. Memahami manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir.

2. Memahami apa saja tanda bahaya bayi baru lahir.


3. Memahami manfaat pengamatan perkembangan bayi/ anak.
4. Memahami manfaat imunisasi dan mengetahui jadwal pemberian imunisasi yang
benar.
5. Memahami apa yang disebut dengan mitos dan bagaimana mengatasinya.
6. Memahami apa yang disebut dengan IMS
7. Memahami apa itu HIV dan AIDS dan tahu bagaimana menghindarinya.
8. Memahami apa yang harus dilakukan jika ibu hamil terinfeksi HIV.
9. Memahami apa yang disebut penyakit malaria dan tahu bagaimana
menghindarinya.
10. Memahami pentingnya untuk segera mengurus akte kelahiran bagi bayi yang
baru lahir.

Waktu: 75 menit
Metode

1. Curah pendapat
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Partisipatif dan Praktek

Materi

1. Perawatan bayi baru lahir


2. Tanda bayi lahir sehat dn tanda bayi sakit berat
3. Manfaat pemberian K1 injeksi pda bayi baru lahir
4. Tanda bahaya bayi baru lahir
5. Perkembangan bayi atau anak
6. Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir
7. Penggalian dan pelurusan mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
8. IMS
9. Informasi dasar Hiv dan AIDS
10. Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil
11. Pentingnya akte kelahiran

Alat bantu
Jika tersedia :

1. Sesuai materi (metode kanguru dll)


2. Tikar atau matras, bantal untuk senam hamil.

Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil III


1. Melakukan review materi dan hasil evaluasi pra-test dan pasca test pertemuan kedua.

2. Membagikan lembar quesioner kepada peserta untuk melakukan pra-test materi


pertemuan ketiga
3. Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada ibu yang tidak dapat
membaca dan menulis dengan cara membacakan soal dan pilihan jawaban,
serta mencatat jawaban yang diberikan ibu.
4. Mengumpulkan hasil pra-test dan evaluasi untuk mengetahui awal peserta kelas
ibu hamil untuk materi pertemuan ketiga.
5. Setelah pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-
materi mengenai perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
6. Meminta pendapat peserta apa tanda-tanda bayi yang lahir sehat?
Mendiskusikan mengapa bayi perlu menangis saat baru dilahirkan.
7. Menjelaskan apa yang merupakan tanda bayi yang lahir sehat dan manfaat
pernafasan pertama bayi sesuai dengan ulasan materi 5.1
8. Minta peserta untuk membuka buku KIA halaman 20 dan minta salah satu
peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda bayi lahir sehat?
9. Minta pendapat peserta apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir?
Mendiskusikan bersama peserta.
10. Menjelaskan apa saja yng harus diperhatikan untuk merawat bayi baru lahir.
Menguraikan sesuai dengan ulasan materi 5.1
11. Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 20-22 dan minta salah satu
peserta untuk membacakannya: Apa yang dilakukan pada bayi baru lahir?
12. Meminta pendapat peserta mengenai manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi
baru lahir? Mendiskusikan bersama peserta.
13. Menjelaskan manfaat pemberian K1 sesuai dengan ulasan materi 5.2
14. Meminta pendapat peserta mengenai tanda bayi sakit berat? Mendiskusikan
bersama peserta.
15. Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir sasuai dengan ulasan materi 5.3
16. Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 23 dan minta salah satu
peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda bayi sakit berat?
17. Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan apa saja yang diamati pada bayi
?
18. Menjelaskan hal-hal yang harus diamati pada bayi agar dapat tumbuh sehat
sesuai dengan ulasan materi 5.4
19. Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 24 dan minta salah satu
peserta untuk membacakannya: Amati pertumbuhan anak secara teratur.
20. Meminta pendapat peserta tentang imunisasi dan curah pendapat mengenai
berapa jenis imunisasi untuk bayi.
21. Menjelaskan mengenai imunisasi sesuai dengan ulasan materi 5.5.
22. Mengali dari peserta mitos-mitos apa saja yang banyak beredar dimasyarakat
yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan perawatan anak.
23. Menjelaskan dan meluruskan mitos-mitos tadi sesuai dengan ulasan materi 6.1
24. Meminta pendapat peserta mengenai IMS? Mendiskusikan jenis IMS dan tanda-
tanda serta gejala-gejala yang ada? mendiskusikan bagaimana mengatasi dan
menghindarinya
25. Menjelaskan apa yang disebut IMS sesuai dengan ulasan materi 7.1
26. Meminta pendapat peserta mengenai HIV dan AIDS? Dan mendiskusikan
bagaimana mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya?
27. Menjelaskan apa yang disebut HIV dan AIDS, penularannya dan bagaimana
mengetahui status HIV sesuai dengan ulasan materi 7.2
28. Meminta pendapat peserta mengenai penyakit malaria pada ibu hamil.
Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.
29. Menjelaskan mengenai malaria sesuai dengan ulasan materi 7.3
30. Meminta pendapat peserta mengenai akte kelahiran dan apakah dikeluarga
paserta ada yang sudah mempunyai akte kelahiran.
31. Menjelaskan pentingnya untuk mempunyai akte kelahiran sesuai dengan ulasan
materi 8.1
32. Membuka Buku KIA dan menjelaskan halaman Keerngan lahir
33. Mengakhiri peremuan III dengan pasca test kemudian dievaluasi sehingga dapat
diketahui apakah materi yang disampaikan sudah dipahami oleh peserta.
34. Memperagakan senam hamil I dan II (lembar balik 1-5).

2.8 Persiapan Laktasi


Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi
bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Bra yang dipakai harus sesuai
dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong buah dada dari
bawah suspension, bukan menekan dari depan. Dua bulan terakhir dilakukan masase,
kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Perawatan payudara sebelum
lahir bertujuan memelihara higiene payudara, melenturkan/ menguatkan puting susu,
dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk kedalam.

Teknik perawatan payudara Pranatal

1. Kompres puting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas/ lap yang
dibasahi minyak.
2. Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang bersih.
3. Pegang kedua puting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar kedalam 20 kali,
keluar 20 kali.
4. Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari pangkal
menuju puting susu sebanyak 30 kali.
5. Kemudian pijat daerah areola sehingga keluar cairan 1-2 tetes untuk memastikan
saluran susu tidak tersumbat
6. Pakailah bra yang menopang payudara. (Manuaba, 2010)

Cara lain perawatan payudara selama hamil


Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia 5-6 bulan.
Pemijatan
Hal ini bisa dilakukan kala mandi. Sebelumnya siapkan di waskom air hangat dan air
dingin, minyak kelapa yang bersih (paling baik jika bikinan sendiri) atau baby oil,
handuk, dan kapas.
Cara :
Bersihkan payudara memakai air, lalu massage memakai minyak. Pemijatan dilakukan
dengan memakai kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam
dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari
bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu di-massage karena tak
berkelenjar tapi hanya merupakan saluran air susu belaka.
Usai massage, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ujung ruas jari.
Gunanya agar sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya puting dibersihkan dengan
menggunakan kapas dan minyak. Minyak ini berguna melenturkan dan melembabkan
puting agar saat menyusui kelak puting sudah tak gampang lecet.
Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin. Tujuannya
untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan pakai handuk.

Senam Teratur
Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Gunanya untuk
memperkuat otot pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara dan merangsang
produksi ASI agar lebih baik.
Bisa dilakukan sebelum atau sesudah mandi. Ada dua macam senam yang bisa
dilakukan para ibu, yaitu:

1. Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat siku,
sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang
bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara mempererat
pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar payudara.
Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali.
2. Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke depan
sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas.
Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan kembali pada posisi semula.
Lakukan latihan ini 20 kali putaran.

Jika payudara sangat besar, ada baiknya untuk memilih yang memakai penyangga
kawat. Karena bra yang tak menopang dengan baik pada payudara besar cenderung
akan turun dan membentuk lipatan di bagian bawah payudara. Sementara jika ibu tak
menjaga kebersihan dan kekeringan di bawah lipatan tersebut, maka jamur biasanya
akan tumbuh.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah masa dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin dengan lama
kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir.

Pelayanan atau asuhan standart minimal termasuk 10 T


1. Timbang berat badan

2. Ukur lingkar lengan atas (LILA)


3. Ukur tekanan darah
4. Ukur TFU
5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
6. Tentukan presentasi janin
7. Beri imunisasi TT
8. Beri tablet tambah darah ( tablet Fe)
9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus): a.Pemeriksaan golongan darah,
b.Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB), c.Pemeriksaan protein dalam
urine, d.Pemeriksaan kadar gula darah, e.Pemeriksaan darah malaria,
f.Pemeriksaan tes sifilis, g. Pemeriksaan HIV, h.Pemeriksaan BTA
10. Tatalaksana atau penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan laboratorium,
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standart
dan kewenangan tenaga kesehatan.kasus- kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan system rujukan. (Kemenkes, 2010)

3.2 Saran
ANC Terpadu masih perlu ditingkatkan sosialisasinya dan pelayanan seperti senam ibu
hamil maupun kelas ibu hamil masih sedikit, masih perlu pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan, 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes
dan JICA.
2. Depkes RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2009. Pegangan
Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
3. Kemenkes, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2010. Pedoman
Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta : Kemenkes.
4. Manuaba, Ida Bagus Gde, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandung dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
5. Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta; YBP-SP.
6. http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/02/trend-dan-isu-terkini-asuhan-
kebidanan.html
7. http://lkc.eramuslim.com/index.php/berita/detail/96/7t-pada-pemeriksaan-ibu-
hamil-anc.htm

Anda mungkin juga menyukai