Anda di halaman 1dari 27

Dinas Perkebunan dan Peternakan Prov.

Kalbar

Penilaian Risiko Bersama


(Joint Risk Assessment)
Penyakit Rabies
Kalimantan Barat
Pontianak, 8 November 2022
PENILAIAN RISIKO
BERSAMA
(JOINT RISK ASSESSMENT)
PENYAKIT
ZOONOSA

Pemahamam dan pengelolaan risiko bersama antara


manusia-hewan-lingkungan

Pengambilan keputusan untuk menentukan & menerapkan


langkah pengendalian risiko berbasis ilmiah serta pesan
komunikasi lintas sektor yang selaras

04/12
Mengapa Kita Membutuhkan Penilaian
Risiko Bersama ?

• Penyakit zoonotik, baik endemik, emerging, berpotensi menimbulkan


risiko baik pada kesehatan hewan maupun kesehantan masyarakat.
• Kegiatan identifikasi, penilaian, mitigasi risiko dari penyakit zoonotik
membutuhkan koordinasi dan kolaborasi antar sektor
Penilaian risiko adalah proses
pengumpulan, penilaian, dan
dokumentasi informasi yang
dilakukan secara sistematik untuk
Prinsip Penilaian membuat estimasi tingkat risiko
pada periode waktu dan lokasi
Risiko tertentu.
Proses ini dapat diulang
berdasarkan informasi
terbaik/terupdate yang tersedia
pada waktu penilaian
Modul 1 : Mempersiapkan JRA
Langkah 1 : Membentuk dan mempertemukan Komite Pengaruh JRA tingkat Provinsi
Langkah 2 : Menentukan Penanggung Jawab JRA
Langkah 3 : Membentuk dan Mempertemukan Tim Teknis JRA
Langkah 4 : Membentuk dan Mempertemukan Kelompok Pemangku Kepentingan JRA

Modul 2: Pembingkaian Risiko dalam JRA


TAHAPAN JRA (Dilaksanakan oleh Kemite Pengarah JRA)
Langkah 5 : Pembingkaian Risiko

Modul 3 : Pelaksanaan JRA


(Dilaksanakan oleh Tim Teknis JRA)
Langkah 6 : Mengidentifikasi Jalur Risiko dan Membuat Diagramnya
Langkah 7 : Merumuskan dan Mendokumentasikan Pertanyaan Penilaian Risiko
Langkah 8 : Menentukan Karakteristik Risiko

Modul 4 : Penggunaan Hasil Keluaran JRA


Langkah 9 : Mengidentifikasi Pilihan dalm Pengelolaan Risiko dan Pesan Komunikasi
Langkah 10 : Mendokumentasikan Penilaian
INTRODUCTION
UU NO.18/TH.2009 JO UU
NO.41/TH.2014
PERUBAHAN ATAS UU NO.18/TH.2009 TENTANG
PETERNAKAN
PASAL 56 DAN KESEHATAN HEWAN
Kesehatan Masyarakat Veteriner merupakan penyelenggaraan kesehatan hewan
dalam bentuk :
• Pengendalian dan penanggulangan zoonosis
• Penjaminan keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalan produk hewan
• Penjaminan Higiene dan sanitasi
• Pengembangan kedokteran perbandingan
• Penanganan bencana

PP NO.95/TH
2012
KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN
KESEJAHTERAAN
PASAL 69 HEWAN
Manajemen risiko pada daerah wabah dan daerah tertular zoonosis

03/12
Lintas Sektor
Lingkungan • Direktorat Kesmavet Ditjen PKH
• Direktorat Keswan Ditjen PKH
• Balai Veteriner Banjarbaru
• Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak
• Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong
JRA • Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar
• Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalba
Kesehatan Manusia • Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Pro
• Biro Kesra Setda Prov. Kalbar
• Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov.
• Balai Konservasi SDA Kalimantan Barat
• UPT Lab Keswan, Kesmavet dan Klinik Hewan K
Kesehatan Hewan
Disbunak Prov. Kalbar 02/12
KOMITE PENGARAH /
STRUKTUR STEERING COMMITEE
• Terdiri atas focal point atau perwakilan dari lembaga
ORGANISASI JRA pemerintah terkait.
• Penanggung jawab JRA juga merupakan bagian dari komit
pengarang
PENANGGUNG JAWAB JRA
Merupakan pejabat terkait/individu dengan fungsi atau
jabatan tertentu di lembaga pemerintahan

TIM TEKNIS
Merupakan tim kecil yang beranggotakan tenaga ahli
yang relevan dengan penilaian risiko suatu kejadian
kesehatan atau sumber bahaya tertentu

STAKEHOLDER
Melibatkan sektor swasta,industri, pendidikan, dan
pemangku kepentingan lain dalam proses JRA
Memberikan dimensi multi-sektor dan lintas-disiplin
ilmu pada JRA dalam mendukung advokasi dan
komunikasi.
Komite Pengarah JRA
Bekerja dengan struktur, mekanisme dan tujuan yang ada:
• Definisikan cakupan dan linimasa proses JRA
• Tinjau dan interpretasikan hasil-hasil dari penilaian risiko
• Bertanggungjawab atas keputusan-keputusan pengelolaan
dan komunikasi
• Tidak melibatkan diri ke dalam aspek-aspek teknis
• Memastikan bahwa Tim Teknis tidak terpengaruh oleh
pertimbangan-pertimbangan kebijakan
Penanggung Jawab JRA
• Ditunjuk oleh Komite Pengarah JRA
• Bertanggungjawab terhadap dan ikut serta dalam Komite Pengarah
• Otoritas/otonomi serta cakupan kegitan ditentukan oleh Komite
Pengarah JRA
• Bertanggungjawab terhadap penyiapan dan pelaksanaan proses
JRA
• Mengelola dan memimpin aspek-aspek operasional proses JRA
untuk acara atau ancaman khusus
• Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan
dengan tantangan dan sumber-sumber daya
Tim Teknis JRA
• Merupakan kelompok kecil staf teknis yang akan melaksanakan penilaian
risiko
• Memberikan laporan kepada Komite Pengarah.

Catatan
JRA seringkali mencakup setidaknya keahlian dan
informasi dari ahli epidemiologi kesehatan hewan,
kesehatan manusia, laboratorium veteriner,
laboratorium kesehatan manusia, dan pada banyak
.kasus melibatkan juga para ahli satwa liar
 
Tanggung jawab, Tugas, dan Fungsi Tim Teknis JRA

• Mengidentifikasi data yang diperlukan dalam pelaksanaan JRA;


• Berbagi data, pengalaman, dan keahlian menyangkut kejadian/sumber bahaya yang dinilai;
• Merumuskan dan mendokumentasikan pertanyaan-pertanyaan risiko berdasarkan kerangka risiko dan
pertimbangan umum dari Komite Pengarah;
• Mengidentifikasi jalur risiko dan membuat diagramnya;
• Mengumpulkan informasi yang tersedia dalam rangka menentukan karakter peluang dan dampak masing-
masing pertanyaan risiko;
• Mengidentifikasi dan mencatat kesenjangan data yang ditemukan;
• Membuat interpretasi teknis dari estimasi risiko;
• Mengidentifikasi pilihan manajemen dan komunikasi risiko berdasarkan hasil JRA;
• Mendokumentasikan penilaian dengan menggunakan Format Laporan yang disepakati dan
menyampaikannya kepada Komite Pengarah melalui Penanggung Jawab JRA
Kelompok Pemangku
Kepentingan JRA

• Memberikan variasi sudut pandang


dan masukan atas permintaan
Komite Pengarah.

• Memberikan dimensi multi-sektoral


dan inter-disipliner terhadap JRA.
• Meningkatkan advokasi dan
komunikasi.
• Tidak memiliki fungsi teknis
ataupun pengambilan keputusan.
Tanggung jawab, Tugas, dan Fungsi
Pemangku Kepentingan JRA

• Memberikan sudut pandang dari luar pemerintahan mengenai potensi


dampak dari langkah manajemen;
• Memberikan kontribusi informasi yang relevan apabila memungkinkan
(misalnya data yang relevan/diperlukan seringkali dimiliki oleh sektor swasta
atau lembaga pendidikan);
• Memberikan kontribusi informasi yang relevan jika diminta oleh Komite
Pengarah dalam rangka memfasilitasi keputusan manajemen/komunikasi;
• Mendukung dan melaksanakan advokasi implementasi langkah manajemen,
serta dapat ikut memberikan kontribusi dalam implementasi;
• Mendukung dan mendiseminasikan pesan-pesan komunikasi.
PERSIAPAN
PENILAIAN RISIKO BERSAMA (JRA) PENYAKIT
RABIES KALIMANTAN BARAT
LATAR BELAKANG PELAKSANAAN JRA RABIES
DI KALIMANTAN BARAT
 Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah tertular rabies diantara 25 provinsi yang tertular rabies
di Indonesia. Rabies di Kalimantan Barat sejak tahun 2014 hingga November tahun 2022 telah mencatat
total kasus gigitan 19.806 dengan hasil lab positif rabies pada hewan 144 sampel dan kematian akibat rabies
di manusia (lyssa) sebanyak 112 orang. Kasus rabies sudah menyebar dan berjangkit di 84 (43%) dari 174
Kecamatan dan 192 (9%) dari 2130 Desa/Kelurahan pada 13 kabupaten/kota se Kalbar, kecuali Kota
Pontianak yang masih dinyatakan bebas.
 Kasus gigitan HPR di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2022 sampai dengan 7 November 2022 sebanyak
1.623 orang dengan hewan yang menggigit 1.556 ekor (Anjing : 1.381 ekor, Kucing : 158 ekor dan Kera : 17
ekor), dengan kasus kematian akibat rabies sebanyak 8 orang dan hasil lab positif sebanyak 12 kasus.
 Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian kasus rabies, maka perlu dilakukan Penilaian Risiko Bersama
Penyakit Rabies di Kalimantan Barat.
Situasi Rabies Kalimantan
Barat
7 November 2022
KOMITE PENGARAH /
STREERING COMMITTEE
• Direktorat Kesmavet Ditjen PKH (Koordinator Substansi Zoonosis)
• Direktorat Keswan Ditjen PKH (Koordinator Substansi P3H)
• Kepala Balai Veteriner Banjarbaru
• Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak
• Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong
• Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar
• Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar
• Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Prov. Kalbar
• Biro Kesra Setda Prov. Kalbar
• Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov. Kalbar
• Kepala Balai Konservasi SDA Kalimantan Barat
• Kepala UPT Lab Keswan, Kesmavet dan Klinik Hewan Kalbar
PENANGGUNG JAWAB
JRA RABIES KALBAR
Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet
Provinsi Kalimantan Barat
TIM TEKNIS JRA
NO TIM TEKNIS KETERANGAN
1 Staf Fungsional Medik Veteriner Bvet Banjarbaru
2 Staf Fungsional Medik Veteriner Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak
3 Staf Fungsional Medik Veteriner Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong
4 Staf Fungsional Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar
5 Staf Fungsional Medik Veteriner Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar
6 Staf Fungsional Balai Konservasi SDA Kalimantan Barat
7 Staf Fungsional UPT Lab Keswan, Kesmavet dan Klinik Hewan Kalbar
8 Staf Fungsional medik veteriner/Sub Koordinator yang menangani Fungsi Keswan &
Kesmavet di Kab/Kota
9 Staf Fungsional/Sub Koordinator yang menangani Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab/
Kota
10 Staf Fungsional Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalbar
11 Staf Fungsional BAPPEDA Prov Kalbar
12 Staf Fungsional Biro Kesra Setda Kalbar
Stakeholder •Perguruan Tinggi
JRA •PDHI Kalbar
•IDI Kalbar
•Tokoh Agama/Masyarakat/Adat
•TNI/POLRI
•Komunitas Pecinta Hewan
PEMBUATAN KERANGKA RISIKO (RISK FRAMING)

Dilakukan oleh Komite Pengarah JRA

01 Definisikan/tentukan bahaya yang spesifik

02 Definisikan/tentukan cakupannya, termasuk waktu

03 Sepakati tujuannya

Define Hazard > Define Scope > Agree


on Purpose and Key Objectives
22
KERANGKA RISIKO
•Hazard/ Bahaya adalah Virus Rabies
•Ruang Lingkup :
Risiko Kesehatan Pada interface manusia-hewan-lingkungan yang ditimbulkan oleH virus Rabies di Provinsi Kalimantan Barat selama 1 tahun
Kedepan
•Sasaran
1.
Menentukan dasar pengelolaan risiko dan komunikasi risiko terpadu
2.
Bagian dari kesiapsiagaan dan memastikan kerja sama yang berkelanjutan antara manusia, hewan dan sektor terkait untuk menanggapi
ancaman Rabies.

TUJUAN
3.
Tujuan penilaian risiko bersama ini untuk mendukung mitigasi risiko termasuk komunikasi risiko yang terkait dengan virus rabies di Provinsi
Kalimantan Barat
4.
Menilai apa kemungkinan dan dampak manusia yang meninggal akibat Virus Rabies
RENCANA TINDAK LANJUT (16 NOVEMBER 2022)

1. Menyiapkan data terkait Rabies sesuai dengan lingkup kerja


Contoh:
 Data populasi HPR (kab/kota)
 Jumlah Kasus (pada hewan) (range tahun?)
 Data Lalu lintas HPR (antar kab/kota, antar provinsi),
 Data eliminasi HPR
 Jumlah kasus gigitan pada manusia dan Lyssa (pada manusia)
 Data desa
 Data vaksinasi
 Hasil Lab terkait rabies
 Literatur penunjang lainnya
Tahapan JRA Penyakit Rabies Prov. Kalbar

8 November 2022 16 November 2022 22-23 November 2022

Penyampaian Hasil
Persiapan
PersiapanJRA.
JRA Pelaksanaan JRA
Pelaksanaan JRA Keluaran JRAHasil
Penyampaian
Presentation templates are Presentation templates are Keluaran
Presentation JRA
templates are
Komite Pengarah
communication JRA
tools that Penanggung
communicationJawab JRA
tools that communication tools that
can be used as lectures, canTimTeknis JRA
be used as lectures, Komite
can be usedPengarah
as lectures,JRA
reports and more. StakeHolder
reports and more. Penanggung Jawab JRA
reports and more.
Presentation templates are Presentation templates are Tim Teknis
Presentation JRA
templates are
communication tools that communication tools that communication tools that
can be used as lectures, can be used as lectures, can be used as lectures,
reports and more. reports and more. reports and more.

09/12
TERIMA KASIH
Goal Rapat Persiapan JRA
01 Pembentukan Komite Pengarah JRA
02 Penentuan Penanggung Jawab JRA
03 Membentuk dan menentukan Tim Teknis JRA
04 Melakukan Pembingkaian Risiko

02/12

Anda mungkin juga menyukai