Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PROGRAM MANAJEMEN RESIKO

I. Pendahuluan
Keselamatan pasien (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan
pasien di Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan Keselamatan pasien di
Puskesmas yaitu keselamatan pasien itu sendiri, Keselamatan petugas kesehatannya,
Keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak kepada
keselamatan pasien dan petugas, Keselamatan lingkungan yang berdampak kepada
pencemaran lingkungan, serta Keselamatan keberlangsungan kemajuan Puskesmas itu
sendiri. Kelima aspek inilah yang nantinya menjadi penentu dalam peningkatan mutu
Puskesmas khususnya dalam penanganan manajemen resiko di Puskesmas.
Puskesmas Rawat Inap Sungai Bahar VII merupakan Puskesmas terpencil
dimana pelayanan menjangkau masyarakat luas yang kompleks dari segi pendidikan,
pengetahuan, sosial , budaya serta ekonomi. Berkembangnya ilmu teknologi dan
tuntutan masyarakat akan pelayanan yang bermutu menyebabkan kemajuan yang
pesat di bidang kesehatan sehingga terdapat banyak jenis obat, alat-alat kesehatan
yang canggih,prosedur pemeriksaan yang lebih lengkap, serta penambahan jenis tenaga
profesi kesehatan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan apabila tidak dikelola dengan
baik bisa menyebabkan hal- hal yang tidak diinginkan.
a. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah
unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).
Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah wilayah tertentu (Azrul Azwar 1996).
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan
hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan
(Depkes, 2009).
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen risiko
untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di
Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan.
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan di
Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan
medis. Resiko klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal-hal yang merugikan pasien terkait dengan atau sebagai dampak
asuhan klinis yang diberikan kepadanya.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Puskesmas .
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Puskesmas yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas
yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas . Kelima aspek keselamatan
Puskesmas tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas yang
harus dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya,
beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih
dan berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan . Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut
apabila tidak dikelola dengan baik, berisiko menimbulkan insiden.Karena itu
Puskesmas Rawat inap sungai Bahar VII perlu melakukan pengelolaan risiko dalam
suatu manajemen risiko yang professional, komprehensif dan terintegrasi, agar
insiden dapat diminimalisasi dan dicegah

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya Manajemen resiko di Puskesmas Rawat Inap Sungai Bahar VII
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui manajemen risiko di Administrasi Manajemen.
b. Untuk mengetahui manajemen risiko di Upaya Kesehatan Masyarakat.
c. Untuk mengetahui manajemen risiko di Upaya Kesehatan
Perseorangan.
III. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN
1 Identifikasi 1. Melakukan identifikasi potensial resiko setiap
pelayanan dan UKM di puskesmas Rawat Inap Sungai
Bahar VII
2. Menerima laporan dari seluruh pelayanan atau UKM
mengenai insiden Resiko dan dilaporkan pada kepala
puskesmas untuk rencana tindak lanjutnya.

2 Pencatatan dan 1. Laporan tindak lanjut kejadian.


pelaporan
3 Analisa 1. Melakukan analisa data
2. Melakukan perhitungan dengan metode FMEA.
3. Melakukan perhitungan dan analisa RCA untuk
menentukan prioritas penyelesaian masalah.
4 Monitoring dan 1. Melakukan monitoring terhadap kejadian
evaluasi 2. Melakukan laporan evaluasi

IV. Cara Pelaksanaan Kegiatan


1. Rapat Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) beserta
penanggung jawab pelayanan dan program untuk menentukan potensial
resiko setiap 1 tahun sekali.
2. Seluruh pelayanan/program/Admen melakukan pencatatan kejadian yang
terjadi dan dikelompokkan dalam kriteria KTD, KTC, KNC dan KPC dalam
buku dan form yang sudah disiapkan.
3. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) melakukan
pengecekan buku setiap bulannya atau ketika ada kejadian resiko yang
dilaporkan dari setiap pelayanan/program/admen
4. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) melakukan
identifikasi akan kejadian resiko lalu melaporkan pada kepala puskesmas
dan dikoordinasikan kepada ketua tim mutu untuk pembahasan kejadian
resiko tersebut.
5. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) Mengevaluasi dan
melakukan analisa dengan metode FMEA lalu menentukan prioritas
masalah dengan menggunakan teknik RCA.
6. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) melakukan
perencanaan tindak lanjut
7. Pelaporan hasil monitoring dilakukan setiap 3 bulan sekali pada
rapat Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) dan evaluasi
setiap 3 bulan baik pada mini lokakarya atau Rapat Tinjauan Manajemen.

V. Sasaran

No Sasaran

1 Teridentifikasinya manajemen risiko di Administrasi Manajemen.

2 Teridentifikasinya manajemen risiko di Upaya Kesehatan Masyarakat.

3 Teridentifikasinya manajemen risiko di Upaya Kesehatan


Perseorangan.
IV. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
PROGRAM MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS RAWAT INAP SUNGAI
BAHAR VII TAHUN 2023
2023
N0 Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PROGRAM MANAJEMEN RESIKO

1 Rapat Tim Pertemuan Rutin Tim ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔


Manajemen Manajemen Resiko
Resiko
Membuat Pedoman
Penyusunan manajemen resiko
2 pedoman/panduan dan regulasi terkait ✔
MR manajemen resiko
1) Pengumpulan
identifikasi resiko
Identifikasi resiko FKTP dan register ✔
(Mengintegrasikan resiko dari masing-
3 identifikasi resiko masing unit
2) Hasil Audit ✔ ✔ ✔ ✔
berdasarkan usulan
masing-masing unit 3) Laporan insiden
KP, K3, PPI dll ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
1) Pengumpulan
register resiko dari ✔
unit kerja
2) Melakukan analisis ✔

4 Penyusunan register resiko


resiko FKTP 3) Melakukan
evaluasi dan langkah ✔
tindaklanjut sesuai
prioritas
1) Rapat Tim
Manajemen Resiko ✔
Pelaksanaan Failure dengan unit terkait
Mode Effect Analysis 2) Melakukan analisa ✔
5 (FMEA) untuk suatu
3) Melakukan tindak ✔
proses prioritas dst
lanjut
Pertemuan untuk ✔
pemahaman tentang
Sosialisasi bagi manajemen resiko
6 seluruh karyawan dengan agenda
presentasi sosialisasi
regulasi, diskusi dll

7 Monitoring menyusun hasil ✔ ✔ ✔ ✔


pelaksanaan tindak Monitoring
lanjut terhadap pelaksanaan tindak
resiko baik resiko lanjut terhadap resiko
terkait fasilitas dan baik resiko terkait
keamanan, resiko fasilitas dan
terkait keselamtan keamanan, resiko
pasien, resiko terkait terkait
PPI keselamtan pasien,
resiko terkait
Menyusun PPI
hasil ✔ ✔ ✔ ✔
Monitoring Monitoring
8 pengendalian resiko pengendalian resiko

Menyusun laporan Menyusun laporan


9 tahunan manajemen tahunan manajemen ✔
resiko resiko yang
dilaporkan kepada
ketua Mutu
VII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN


1 Identifikasi 1) Melakukan identifikasi potensial resiko setiap pelayanan dan UKM di
puskesmas Candilama
2) Menerima laporan dari seluruh pelayanan atau UKM mengenai
insiden Resiko dan dilaporkan pada kepala puskesmas untuk rencana
tindak lanjutnya.

2 Pencatatan Laporan tindak lanjut kejadian.


dan
pelaporan
3 Analisa 1) Melakukan analisa data
2) Melakukan perhitungan dengan metode FMEA.
3) Melakukan perhitungan dan analisa RCA untuk menentukan
prioritas penyelesaian masalah.
4 Monitoring 1) Melakukan monitoring terhadap kejadian
dan 2) Melakukan laporan evaluasi
evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan pada saat persiapan proses dan akhir kegiatan, dengan
pelaporan pelaksanaan manajemen resiko

VIII. Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan terhadap proses dan hasil serta hasil analisis dilaporkan
kepada kepala Puskesmas.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Rawat Inap Sungai Koordinator Manajemen Resiko,
Bahar VII

Azuardi,SKM Neki Ramanda Sari Putri,Amd.Kep


Nip.197103161995031002 Nip.199004082019032001

Anda mungkin juga menyukai