Anda di halaman 1dari 63

1.

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepat

berkembangnya. Di US terdapat 18 juta pekerja terlibat didalamnya,

dan wanita merupakan 80% darinya. Bahaya (Hazard) dan insiden

yang terlibat dalam aktifitas ini sangat beragam, seperti needlestick

injuries, back injuries, latex allergy, violence, dan stres. Walaupun hal

ini sangat mungkin dicegah, namun kejadian injury maupun infeksi

tetap saja terjadi. Upaya pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan

kesehatan selama bekerja belum banyak dilakukan.

Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, ternyata 3 juta

diantaranya terpajan oleh bloodborne pathogen, dengan 2 juta

diantaranya tertular virus hepatitis B, dan 170.000 diantaranya

tertular virus HIV/AIDS. Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus yang

non-fatal baik injury maupun penyakit akibat kerja, sarana kesehatan

sekarang semakin meningkat, berbanding terbalik dengan sektor

konstruksi dan agriculture yang dulu paling tinggi, sekarang sudah

sangat menurun.

Selain itu Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan

dikalangan pelayanan kesehatan, sehingga pengembangan program

patient safety sangat relevan untuk dilakukan.Karena itu

pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sarana

kesehatan seperti rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya harus

dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam upaya melindungi

1
baik tenaga kesehatan sendiri maupun pasien.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program

yang dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan

penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi

menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan

antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di

rumah sakit serta metode pengembangan program kesehatan dan

keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti misalnya :

• perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-

infeksi,

• penanganan limbah medis,

• penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.

Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun

rumah sakit, kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit

juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk

kedalam program patient safety. Dalam Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa

upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus

diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja

yang : mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit

penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.

Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah

2
bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja

dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan

dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung

yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun

pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola

RS menerapkan upaya-upaya penanganan risiko-risiko di Rumah

Sakit.

2. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Islam Karawang merupakan suatu organisasi

yang memberikan layanan kesehatan pada pasien, dalam hal ini

adalah memberikan usaha jasa kesehatan yang akan berhadapan

dengan tantangan yang setara antara pertumbuhan pendapatan dan

pengelolaan risiko, sebab setiap keputusan usaha yang diambil

mengandung elemen risiko didalamnya.

Terdapat risiko yang saling meniadakan satu sama lain, ada

juga yang tidak saling terkait, namun ada yang saling menguatkan.

Untuk dapat mengelola risiko secara efektif, maka kita tidak hanya

harus mengenali risiko-risiko yang mendasar, tetapi juga keterkaitan

antar risiko-risiko tersebut. Pada dasarnya risiko (potensi risiko klinik

– non klinik) tidak dapat dihindari dari setiap aktivitas kegiatan

perumah sakitan, oleh karenanya diperlukan suatu manajemen

risiko yang cukup komprehensif untuk mengelolanya karena Rumah

3
Sakit sebagai corporat dan sebagai pengelola pasien, penuh dengan

risiko.

Oleh karena itu Rumah Sakit Islam Karawang melaksanakan

program manajemen risiko di tiap unit dilingkup rumah sakit melalui

tahapan : Identifikasi Daftar Risiko, Penyusunan Prioritas Risiko,

Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi,

Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP dan

Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko

di rumah sakit.

3. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit Islam

Karawang melalui pendekatan proaktif dan pengendalian

risiko- risiko yang ada di lingkungan kerja rumah sakit.

B. Tujuan Khusus

1) Rumah Sakit Islam Karawang mampu melakukan identifikasi

risiko unit.

2) Instalasi Laboratroium Klinik mampu melakukan analisis risiko

unit.

3) Instalasi Laboratroium Klinik mampu melakukan evaluasi risiko

unit.

4
4) Rumah Sakit Islam Karawang mampu melakukan kelola risiko

unit

5) Rumah Sakit Islam Karawang mampu melakukan pelaporan

pelaksanaan program manajemen risiko unit ke komite PMKP

Rumah Sakit Islam Karawang.

4. KEGIATAN

Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk

mengidentifikasi, menilai (risk assesment) dan menyusun prioritas

risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan

dampaknya.

Proses identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi

yang dapat menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara

finansial. Identifikasi akan membantu langkah-langkah yang akan

diambil manajemen terhadap risiko tersebut. Identifikasi risiko bisa

diperoleh dari:

a. Laporan Kejadian (KTD, KNC, Kejadian Sentinel, dan lain-lain

b. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa

dan mencari penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan

prosedur)

c. Pengaduan (Complaint) pelanggan

d. Survey atau Self Assesment, dan lain-lain

5
Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk

membantu unit di rumah sakit menilai tentang luasnya risiko yang

dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak dari risiko.

Semua risiko yang telah diidentifikasi unit-unit rumah sakit akan

dimasukan oleh komite PMKP RS dalam Program Risk Assessment

tahunan, yakni Risk Register:

a. Risiko yang teridentifikasi dalam 1 tahun

b. Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim litigasi dan komplain,

investigasi eksternal dan internal, asesmen eksternal dan Akreditasi

c. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual (menggunakan

RCA&FMEA).

Penilaian risiko dilakukan oleh seluruh unit rumah sakit Islam

Karawang. Aspek yang dinilai meliputi :

1. Operasional/kegiatan unit sehari-hari

2. Finansial

3. Sumber daya manusia

4. Strategik

5. Hukum/Regulasi

6. Teknologi

Setelah tahap penilaian risiko, maka tahap berikutnya adalah

menyusun prioritas risiko dengan menggunakan alat bantu risk matrix

grading. Dilakukan pendekatan dengan menentukan prioritas risiko pada

proses-proses risiko tinggi, mengutamakan keselamatan pasien dan staf

6
untuk kemudian secara proaktif melakukan analisis risiko dengan FMEA

(Failure Mode and Effect Analysis).

Dengan mengikuti analisa dan hasil yang didapatkan rumah sakit

menentukan rancang ulang proses atau tindakan yang sama untuk

mengurangi risiko dalam proses tersebut.

Keseluruhan tahapan manajemen risiko ini dilaksanakan paling

sedikit satu kali dalam satu tahun disertai dengan pendokumentasian

kegiatan yang baik.

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Identifikasi Daftar Risiko

2. Penyusunan Prioritas Risiko

3. Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi

4. Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP

5. Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai

risiko di rumah sakit

6. SASARAN DAN TARGET

Sasaran kegiatan program managemen risiko meliputi : seluruh unit

di lingkup Rumah Sakit Islam Karawang tahun 2018. Tercapainya

>80% program managemen risiko dalam tiap waktu 1 tahun.

7
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahun 2018 Penanggung


No Kegiatan Bulan jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Identifikasi Daftar Risiko unit dan koordinasi dengan komite Ka.Unit/
PMKP, PPI dan K3 rumah sakit Instalasi
2 Penyusunan Prioritas Risiko unit koordinasi dengan komite Ka.Unit/
PMKP, PPI dan K3 rumah sakit Instalasi

3 Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi unit


Ka.Unit/
koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 rumah sakit Instalasi
Ka.Unit/
4 Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP Instalasi

8
IDENTIFIKASI RESIKO DI RUMAH SAKIT ISLAM KARAWANG

Nama Instalasi : Gizi

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Nosokomial Terpapar cairan tubuh • Tidak memakai APD • Pada saat mencuc alat • Di ruang • Petugas gizi
(hepatitis) pasien dari sisa makanan (sarung tangan, makan pencucian alat bagian
pasien rawat inap masker, celemek) • Pada saat memberikan makan pencucian alat
• Tidak cuci tangan makanan ke pasien • Di ruang rawat makan
setelah dari ruang inap • Petugas gizi
pasien dan setelah bagian pramusaji
cuci alat makan pasien ke pasien
• Tidak menggunakan
cairan clorhexadin
dan air panas waktu
pencucian alat makan
2. Luka bakar/ • Minyak goreng panas • Posisi tidak benar • Pada saat pemasakan • Di ruang • Petugas
terkena terciprat ke permukaan waktu memasak dan (penggorengan dan pemeriksaan dan gizi bagian
cipratan minyak bagian tangan atau bagian tidak ditutupnya alat perebusan air) persiapan masak
panas tubuh masak dengan aman makanan
• Tidak hati-hati waktu
menggoreng
• Tidak hari-hati waktu
mengisi air panas
• Tidak menggunakan
APD (cempal tangan)
3. Cedera tangan • Pada saat pencucian • Tidak hati-hati • Pada saat pencucian • Di ruang • Petugas
atau luka alat makan, alat dan tergesa-gesa alat makan pencucian gizi bagian

9
makannya pecah dan dalam pencucian alat makan pencucian
licin terkena tangan alat makan pasien alat makan
atau lengan
4. Terjatuh • Pada saat pencucian • Lantai licin • Pada saat pencucian • Di ruang • Petugas
alat makan • Troly tidak • Pada saat membawa pencucian pencucian
• Pada saat membawa seimbang troly ke ruangan • Di ruang • Petugas
troly makanan dengan badan rawat inap rawat inap pramusaji
petugas
• Lantai rawat
inap terlalu
tinggi atau
menurun terlalu
tajam
5. Salah • tidak ada tercantum • perawat belum • pada saat pasien • ruangan • petugas
pemberian diet di DPMP (Daftar mencantumkan baru masuk rawat rawat inap pramusaji
pasien Pemesan Makanan DPMP & inap belum ada • perawat
Pasien) dan belum diagnosa pada tercantum di DPMP rawat inap
ada diagnosa pasien pasien baru dan diagnosa pasien
pada pasien baru masuk rawat baru ke instalasi gizi
masuk rawat inap inap • petugas gizi belum
menanyakan
informasi pasien baru
masuk rawat inap ke
petugas perawat
rawat inap
6. Gas elpiji bocor Kebocoran gas elpiji Tidak ada pengecekan Ketika akan digunakan gas Di ruang • petugas
sehingga kemungkinan gas elpiji dari bagian elpiji bocor jadi pemasakan IPSRS
terjadi kebakaran dan IPSRS waktu pengiriman menghambat pemasakan • Petugas
menghambat pelayanan gas elpiji datang dan pengolahan makanan masak
makanan pasien

10
7. Kerusakan alat • Piring pecah karena • Alat makan yang Ketika pengolahan • Di ruang • Petugas
makan dan alat terbentur satu sama selalu dipakai, makanan jadi terhambat distribusi pramusaji
masak lain begitu juga alat • Di ruang • Petugas
• Alat masak listrik dan masak listrik dan pemasakan masak
manual rusak manual yang
serin digunakan
rusak atau bocor
8. Makanan • Saat penyajian • Tidak ada • Pada saat penyajian, • Di ruang • Petugas
matang makanan matang lampu/alat makanan tidak penyajian pramusaji
terkontaminasi untuk pasien pengusir lalat ditutup atau tidak dan • Ahli gizi
hewan dihinggapi lalat, dan pengusir memasang distribusi • Petugas
serangga (lalat, semut dan tikus tikus di ruang lampu/alat pengusir makanan masak
semut, dan penyajian dan lalat dan serangga
tikus) disribusi
• Tidak ditutupnya
makanan
matang yang
telah diolah
• Tidak bersihnya
meja penyajian
dari semut atau
serangga lainnya
• Tidak adanya
pengawasan dari
petugas
distribusi
makanan/ahli
gizi di produksi
makanan

11
9. Kebakaran dari • Saat pemasakan dan • Tidak ada alat • Pada saat pemasakan • Di ruang • Petugas di
gas elpiji pengolahan makanan penrtukaran dan pengolahan pemasakan instalasi
tidak ada pertukaran udara makanan tidak ada dan gizi
udara ruangan/exhaust pertukaran udara pengolahan • Petugas
ruangan/exhaust fan fan yang ruangan/exhaust fan makanan IPSRS
menjadikan suhu memadai di menjadikan suhu dan ruangan
ruangan panas/tinggi ruang ruangan panas/tinggi gizi pada
• Saat pemasakan ada pemasakan dan • Pada saat pemasakan umumnya
kebocoran/kerusakan pengolahan ada
gas elpiji dan makanan kebocoran/kerusakan
selangnya • Gas elpiji dan gas elpiji dan
selangnya bocor selangnya
atau rusak
• Tidak adanya
pemeriksaan
kebocoran atau
kerusakan gas
elpiji dari IPSRS
dan petugas
masak atau dari
pihak kedua
yang ditunjuk RS
dalam hal ini
biogas dll
10. Masih • Pasien rawat inao • Tidak adanya • Ketika dihidangkan • Di ruangan • Petugas
banyaknya sisa tidak menghabiskan nafsu makan makanan dari rumah rawat inap pramusaji
makan pasien makananyang pasien rawat sakit hanya sedikit pasien dan • Pemasak
rawat inap disediakan sehingga inap dari yang dikonsumsi pencucian • perawat
masih banyak sisa penyakit yang pasien masih banyak alat makan ruangan
makanan dan tidak diderita untuk sisa makanannya

12
tercukupi kebituhan mengkonsumsi • pasien
gizi pasien rawat inap makanan yang sendiri,
disediakan • ahli gizi
rumah sakit ruangan
• Tidak adanya rawat inap
kemampuan
untuk menelan
atau mengunyah
bagi pasien
dengan diagnosa
tertentu
• Tidak atau
kurangnya
pengetahua
mengenai gizi
pasien rawat
inap dan
kebutuhannya
11. Lambatnya • dalam pemberian • telatnya • ketika ada pasien • di ruang • perawat
pemberian makanan ke pasien informasi atau beru masuk rawat rawat inap rawat inap
makanan atau rawat inap lambat/ DPMP (daftar inap, belum ada pasien • petugas
tidak sesuainya tidak sesuai jadwal permintaan informasi dari • di ruang instalasi
jadwal makan makan pasien makanan pasien) perawat rawat inap instalasi gizi gizi
ke pasien rawat dari perawat tentang DPMP
inap rawat inap ke (daftar permintaan
instalasi gizi makanan pasien)
untuk pasien • ketika proses
baru pengolahan dan
• telatnya proses pemasakanan
pengolahan dan makanan, distribusi

13
pemasakan di makanan lambat
instalasi gizi atau lama
serta proses • belum ada informasi
distribusi pasien yang mulai
makanan makan pos op?
• tidak adanya Operasi atau
informasi pasien pemeriksaan yang
yang mulai memerlukan puasa
makan pos op?
Operasi atau
pemeriksaan
yang
memerlukan
puasa

14
Nama Instalasi : Laundry

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Nosokomial Terpapar cairan tubuh • Tidak menggunakan • Pada saat perendaman • Di ruang • Petugas laundry
(hepatitis) pasien dari sisa makanan APD linen infeksius perendaman bagian
pasien rawat inap • Sarana APD tidak perendaman
lengkap
2. Terjatuh Pada saat berjalan • Karena lantai licin • Pada saat pencucian • Di ruang pencucian • Petugas laundry
linen bagian
pencucian
3. Dermatitis Pada saat pemberian • Tidak Di ruang pencucian linen Di ruang pencucian Petugas laundry
deterjen dan softener menggunakan linen bagian pencucian
APD
• Pengelolaan
linen belum
sesuai standar
4. Cedera Pada saat penyikatan linen • Posisi tidak • Pada proses • Di ruang Petugas laundry
punggung ergonomis (tidak penimbangan penimbangan bagian pencucian
benar) • Paa proses • Di ruang
• Pengelolaan pencucian pencucian
linen belum • Pengangkatan • Di ruang
sesuai standar jemuran penjemuran
5. Luka bakar Alat setrika menyentuh Tidak hati-hati dlam Pada saat menyetrika linen Di ruang Petugas laundry
pada saat permukaan bagian tangan menyetrika linen penyetrikaan linen bagian
penyetrikaan penyetrikaan
6. Kerusakan linen Sobek, warna linen pudar Pencucian tidak sesua Pada saat pencucia linen Di ruang pencucian Petugas laundry
prosedur linen bagian pencucian
7. Linen yang Pencatatan dan Kurang tertibnya sistem Pada saat pendistribusian Di ruang Petugas
hilang atau pendistribusian yang tidak pencatatan dan linen pendistribusian linen pendistribusian
tertukar benar pendistribusian linen

15
Nama Instalasi : Farmasi

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Salah pasien Ada nama pasien yang sama • Panggilan melalui mic • Di loket farmasi •
kurang jelas
• Petugas tidak
memastikan kembali
pasien yang dimaksud
dengan menanyakan
kembali alamat, usia,
dan lain-lain
2. Waktu tunggu • Kunjungan rawat jalan • • •
melebihi SPM tinggi
• Semua poli buka pada
waktu yang sama
• Resep dari semua poli
masuk pada waktu
yang bersamaan
• Jumlah
tenaga/petugas
kurang
3. Obat stock out • Pembiayaan telat
(kosong) • Pengiriman telat
• Kebutuhan tinggi
4. Obat • Terlalu banyak • •
kadaluarsa persediaan
• Jarang keluar
• Pengembalian dari
ruangan terlambat

16
Nama Instalasi : Rawat Jalan

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Pasien resiko Pasien jatuh di lobby • Lantai licin • Saat menuju ke ruang Lobby • Pasien
jatuh • Tidak ada papan poliklinik
peringatan
• Tidak memakai
gelang kuning
• Pasien tidak
memakai kursi
roda karena
kehabisan
2. Tertusuk jarum Perawat tertusuk jarum • Bekerja tidak sesuai • Tindakan infus dan Di ruang poliklinik • Perawat dan
suntik suntik SPO penyuntikan dokter
• Terburu-buru
• Terlalu banyak pasien
• Petugas poliklinik
masih kurang
3. Salah Pada saat memanggil • Nama dan Pada saat memanggil pasien Di ruang poliklinik Pasien
memanggil pasien, pasien yang masuk alamat pasien
pasien bukan pasien yang dipanggil sama
• Perawat
memanggil
dengan suara
pelan
• Pasien kurang
pendengarannya
4. Infeksi Penularan TBParu dari • Letak poliklinik • Pada saat jam • Di area • Pasien lain
nosokomial pasien ke petugas paru masih praktek paru poliklinik • Petugas
kesehatan, dari pasien ke bersatu dan dan lobby rumah sakit

17
(pasien TB pasien, dari pasien ke berdekatan • Keluarga
Paru) keluarga yang mengantar dengan poliklinik pasien
lainnya
• Pasien paru
tidak memakai
APD (masker)

5. Waktu tunggu Dokter datang terlambat Dokter masih praktek di Saat praktek di poliklinik Di poliklinik Pasien
lama rumah sakit lain spesialis RSIK

18
Nama Instalasi : OK

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Salah sisi • Tidak melaksanakan • Room over yang Pada saat sebelum insisi Di kamar operasi • Pasien
operasi SOP sign in terlalu cepat tidak melakukan time out
sepenuhnya

2. Kassa tertinggal Tidak melaksanakan SOP Tidak ada perawat Pada saat insisi akan ditutup Di kamar operasi Pasien
dalam tubuh sign out sirkuler
pasien
3. Salah prosedur Tidak melaksanakan SOP tidak ada perawat Pada saat akan dilakukan Di kamar bedah Pasien
tindakan surgical safety checklist sirkuler insisi
4. Salah pasien Tidak melaksanakan SOP Tidak ada perawat yang Pada saat di ruang persiapan Di ruang persiapan Pasien
sign in operan dengan perawat
rawat inap
5. Tertusuk jarum Kurang hati-hati dalam Kurang fokus/kelelahan Pada saat melakukan hecting Di kamar bedah • Dokter
hecting melakukan hecting • Perawat

6. Pasien jatuh Tidak ada pengaman • Tidak ada Pada saat pasien post Di ruangan RR Pasien
blankar/roda rusak pemeliharaan sedasi? Di ruang RR (recovery room)
alat (recovery room)
• Tidak ada
petugas RR
(recovery room)

19
Nama Instalasi : OK (anestesi)

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Salah Tidak membaca etiket obat • Terburu-buru • Pada saat memasukan • Di kamar • Pasien
memberikan • Etiket warnanya obat tidak mengecek ulang bedah
obat sama • Seharusnya dua orang • Di ruang
• Kurang teliti yang mengecek persiapan
2. Salah dosis obat Tidak melakukan SOP • Kurang teliti • Pada saat memasukan • Di kamar bedah • Pasien
kunjungan pre op dan SOP obat • Di ruang
sign in anestesi persiapan
3. Kebocoran gas Kurang pemeliharaan alat • Tidak ada SDM Ketika operasi sedang Di kamar operasi • Pasien
anestesi untuk berlangsung • Petugas
pemeliharaan
alat medis
4. Hight spinal Karena ada kelainan anatomi • Terlalu cepat • Pada saat tindakan • Di kamar Pasien
tulang belakang dalam spinal bedah
penyuntikan
obat spinal

20
Nama Instalasi : Rawat Inap

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Perawat Perawat menutup nedle Ketidakpatuhan Saat tindakan ke pasien • Di ruang • Perawat
tertusuk jarum (jarum) dengan dua tangan terhadap SPO perawat
• Di ruang
pasien
2. Nosokomial Terpapar cairan tubuh Tidak menggunakan Pada saat kontak langsung Di ruang pasien • Perawat
(hepatitis) pasien APD dengan pasien pelaksana
ruangan
• Pasien yang
dirawat
3. Pasien jatuh Tidak ada • Lantai licin Selama pasien di rawat • Kamar Pasien dengan
restraint/pegangan di kamar • Tidak diberikan pasien ROM? Terbatas
mandi tanda gelang • Kamar
kuning mandi
4. Salah Tidak ada identitas (gelang) • Belum ada SPO • Saat pasien dirawat • Ruang Pasien
pemberian obat • Komunikasi (jam pemberian rawat
dengan pasien obat) pasien
kurang
• Identifikasi
pasien kurang
5. Infeksi luka Teknik aseptik tidak • Perawatan luka • Sebelum op • Ruangan Pasien post op
operasi dilakukan tidak dilakukan • Saat operasi operasi
• Alat tidak steril • Setelah operasi • Ruangan
pasien
6. Plebitis • Tehnik pemasangan Tindakan tidak sesuai Saat pemasangan infus Ruangan pasien Perawat
infus SOP
• Posisi/letak
pemasangan infus

21
7. Kesalahan Kesalahan golongan darah Pengecekan labu darah Saat pemasangan transfusi Ruangan pasien Perawat
transfusi darah tidak sesuai tidak sesuai dengan darah
pasien

22
Nama Instalasi : Rekam Medis

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Ketidaklengkapan • Ketidaklengkapan • •
DRM terjadi karena dokter
belum melengkapi
catatan akhir
• Perawatan pasien di
rawat inap yang
tidak mematuhi SPO
yang sudah ada
2. Terjadi dua • Pada saat pasien • • •
nomor RM ganda mendaftar petugas tidak
atau lupa menanyakan KIB
maupun mengecek pada
data base SIMRS untuk
memastikan bahwa belum
pernah berkunjung ke
rumah sakit
3. Kesalahan • Saat pelayanan,
pengambilan, petugas kurang fokus
pendistribusia, terhadap apa yang
penyimpanan dikerjakan
• Kesalahan dalam
komunikasi antar
petugas
4. Kesalahan • Ketidakpahaman • •
pengkodean petugas dengan
diagnosa tulisan dokter yang
tidak jelas

23
• Ketidaklengkapan
catatan medis pasien
saat pelayanan

24
Nama Instalasi : Laboratorium

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Resiko Bahaya Fisik/ • Ringan =>Luka • menutup kembali Saat sampling dan • Di ruang • Petugas
Mekanik • Berat => atau menyentuh buang limbah jarum laboratorium laboratorium
1. Tertusuk, tergores terinfeksi Virus jarum suntik yang suntik dan ruang • Petugas
jarum suntik/ lanset HIV, Hepatitis B telah di pakai rawat inap kebersihan
• Pemasangan jarum pasien
lanset ke alat atau
mencabut jarum
lanset dari alat
• Pencahayaan yang
kurang cukup,
• Bekerja tidak sesuai
sesuai SOP
• Tidak disiplin dengan
APD
• Pemindahan
/pembuangan jarum
bekas /lanset ke bok
limbah.
2. 2. Terpeleset/ Jatuh 3. Ringan=> • Pada waktu bekerja • Saat berjalan di • Di ruang • Petugas
memar tidak menggunakan lantai yang dipel laboratorium laboratorium
4. Berat sepatu anti slip (basah dan Licin) dan ruang • Petugas
=>fraktura, • Bekerja dengan • Pada saat rawat inap kebersihan
dislokasi, sepatu hak tinggi bekerja pasien. Pasien
memar otak • Tidak hati-hati menggunakan
berjalan di lantai sepatu hak tinggi
yang licin/tidak rata / tidak anti slip
kontruksinya • Kontruksi lantai
tidak benar

25
• Pemeliharaan
lantai yang tidak
benar
3. 5. Cahaya kurang atau • Gangguan • Tidak di lakukan • Jika intensitas • Di ruang • Petugas
lebih penglihatan Pemantauan cahaya laboratorium laboratorium
dan tingkat kurang dari 75 • Petugas
kecelakaan pencahayaan LUX atau kebersihan
Kerja secara berkala Lebih dari 100 • pasien
oleh IPSRS LUX untuk
• Tidak adanya ruangan
perencanaan laboratorium
adanya
pencahayaan
buatan yang
harus
berdasarkan
tingakat iluminasi
yang di
persyaratkan
sesuai fungsi
ruangan
laboratorium di
rumah sakit..
• Adanya
gangguan dari
PLN
4. 6. Resiko bahaya Listrik • Kesetrum, • Jika rumah sakit Jika rumah sakit • Di ruang • Petugas
Konsleting arus tidak memiliki tidak mengikuti laboratorium laboratorium
listik/kebakaran gardu listrik aturan tentang • Petugas
sesuai standar sistem kelistrikan kebersihan
PLN sesuai standar • Pasien

26
• Kapasitas tidak • Seluruh
sesuai dengan karyawan
daya terpasang •
• Tidak ada
Peralatan
pembantu dan
sistem
pengaman atau
grounding
• penggunaan
kabel listrik tidak
memenuhi SNI,
• Tidak ada
pengecekan listik
secara rutin baik
fungsi dan
kelayakan,
• kalibrasi
peralatan medis
dan penggantian
peralatan yang
telah out off date
• Hubungan
pendek arus
listrik
• Percikan api dari
colokan listrik
5. 7. Resiko terjadi • Luka bakar dari • Konstruksi • Jika rumah • Di ruang • Petugas
kebakaran akibat ringan sampai bangunan yang sakit tidak laboratorium laboratorium
(bahan Kimia atau berat bahkan tidak tahan api mempunyai • • Petugas
kompor kematian. • Sistem sistim proteksi kebersihan
penyimpanan pasif terhadap

27
• Timbul yang tidak baik resiko bahaya • Pasien dan
keracunan terhadap bahan- kebakaran pengunjung
akibat kurang bahan yang yang berbasis • Seluruh
hati-hati. mudah terbakar pada desain karyawan
• Tidak ada atau
pengawasan pengaturan
terhadap komponen
kemungkinan arsitektur dan
timbulnya struktur
kebakaran rumah sakit
• Tidak ada sistem sehingga
tanda kebakaran dapat
• Tidak ada melindungi
manual yang penghuni dan
memungkinkan benda dari
seseorang kerusakan
menyatakan fisik saat
tanda bahaya terjadi
dengan segera kebakaran
• Tidak ada • Jika rumah
otomatis yang sakit tidak
menemukan memiliki
kebakaran dan sistem
memberikan proteksi aktif
tanda secara • Jika
otomatis penyimpanan
• TIdak ada Jalan bahan kimia
untuk tidak sesuai
menyelamatkan aturan
diri
• Kurang lengkap
untuk

28
penanggulangan
kebakaran.
• Penyimpanan
dan penanganan
zat kimia yang
kurang benar
dan tidak aman.
6. 8. Resiko bahaya akibat jika suhu tidak • Jika tidak • Pemantauan • Di ruang • Pihak RS
iklim kerja suhu dikendalikan dapat dilakukan suhu ruangan/ laboratorium • Pasien
ruangan dan tingkat mempengaruhi pemantauan suhu •
kelembaban lingkungan kerja dan terhadap suhu penyimpanan
kualitas hasil kerja ruangan, suhu reagen setiap
penyimpanan hari
reagen • Jika di
• Tidak dii lakukan temukan
pemantauan kondisi tidak
secara berkala, memenuhi
oleh IPSRS, persyaratan
akan di
lakukan
pengendalian
oleh IPSRS
7. Ergonomik • Cedera pada • Pada saat • Saat reagen • Di ruang • Petugas
1. Mengangkat Beban punggung mengangakat habis/ laboratorium laboratorium
Berat • Mudah lelah beban berat pergantian • Petugas
seperti reagen reagen baru kebersihan
diluent yang • Pada saat
bervolume lebih penampungan
dari 20 liter limbah penuh
• Pada saat dan perlu di
memindahkan buang ke
limbah saluran IPAL

29
8. 2. Postur yang salah • Ringan => • Pada saat • Saat reagen • Di ruang • Petugas
dalam melakukan Mudah lelah mengangakat habis/ laboratorium laboratorium
pekerjaan sehingga kerja beban berat pergantian • Petugas
menjadi kurang • Pada saat reagen baru kebersihan
efisien, memindahkan • Pada saat
• Berat => Stres, limbah penampungan
Low back pain • Pada saat limbah penuh
/ nyeri tindakan dan perlu di
pinggang kerja sampling buang ke
• Pada saat duduk saluran IPAL
lama • Pada saat
• pada saat mengambil
melakukan darah
pemeriksaan • Pada saat
duduk lama di
depan alat
karena pasien
banyak
9. 3. Pekerjaan berulang • jenuh , bosan, • Kegiatan • Setiap Di laboratorium • Petugas
setres pemeriksaan melakukan laboratorium
yang sama tindakan • Petugas
• Tidak membuat pemeriksaan kebersihan
pergantian posisi pasien
dalam
menjalankan
tugas pekerjaan
10. Psikososial • Gangguan 1. Tuntutan • Setiap • Di ruang • Petugas
1. Sering kontak dengan emosional pekerjaan melakukan laboratorium laboratorium
pasien • Gangguan 2. Tuntutan kegiatan di • Pasien
2. Pelayanan kesehatan komunikasi pekerjaan laboratorium • Petugas
sering kali bersifat • Gangguan 3. Tidak ada kebersihan
emergency/ cyto Konsentrasi pertukaran tugas

30
3. Pekerjaan yang • Gangguan 4. Konflik masalah • Pimpinan
monotan pelaksanaan 5. Kekurangan
4. hubungan Kerja yang tugas petugas
kurang harmonis sehingga harus
5. Kerja yang Berlebih lembur
6. Kerja yang bergilirlan/ 6. Tuntutan
shif pelayanan 24
7. kesalahan jam
memberikan hasil 7. Kurang
konsentrasi
11. Biologik • INOS • Pada saat kontak • Setiap • Di ruang • Petugas
1. Resiko dari kuman dengan pasien melakukan sampling laboratorium
Patogen Melalui • Pada saat kontak pekerjaan / laboratorium • Petugas
darah, cairan tubuh dengan cairan kegiatan • Di ruang kebersihan
dan udara tubuh pasien laboratorium pasien/
• Pada saat rawat inap
pembuangan • Di ruang
limbah pemeriksaan
laboratorium
12 2. Resiko dari • Pembawa • Jika di • Setiap Di area • Petugas
Binatang(tikus, kecoa, penyakit/ laboratorium kebersihan laboratorium laboratorium
lalat, kucing dll) vektor kotor maka dan • Petugas
• Merusak/ binatang vektor pengendalian kebersihan
mengganggu tersebut bisa tidak
ada. dilaksanakan
• Jika tidak dengan baik
dilakukan
pengendalian
melalui
hosekeeping
13 Kimia • terpercik • Jika • Ketika kontak Di area • Petugas
(amoniak, tertelan,terpercik, langsung laboratorium laboratorium

31
1. Kontak langsung dioksan) terhirup atau dengan zat • Petugas
dengan bahan (keton). terserap kimia kebersihan
kimia,terpecik,tumpah • Bahan toksik • Terpapar
jika tertelan,
trhirup atau
terserap
melalui kulit
dapat
menyebabkan
penyakit akut
atau kronik,
bahkan
kematian.
• Terhirup asam
atau basa
• terpercik
(amoniak,
dioksan)
(keton).
• Bahan toksik
jika tertelan,
trhirup atau
terserap
melalui kulit
dapat
menyebabkan
penyakit akut
atau kronik,
bahkan
kematian.
• Terhirup asam
atau basa

32
Nama Instalasi : Keamanan

No. WHAT HOW WHY WHEN WHERE WHO


1. Kehilangan • Tidak tersedia loker • Jika ada pasien kecelakaan • Pos satpam • Keluarga pasien
barang

33
RISK MATRIX DI RUMAH SAKIT ISLAM KARAWANG

Nama Instalasi : Gizi

No. POTENSIAL PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


RISK 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Kecipratan 4 2 3 24 1
minyak/luka
bakar
2. Masih 4 2 3 24 2
banyaknya sisa
makanan
pasien rawat
inap
3. Kerusakan alat- 3 2 3 18 3
alat makan &
alat masak
4. Nosokomial 2 3 3 18 4
5. Terjatuh 2 2 4 16 5
6. Cedera 2 2 3 12 6
tangan/luka
7. Makanan 2 2 3 12 7
matang
terkontaminasi
hewan
serangga (lalat,

34
semut) dan
tikus
8. Elpiji bocor 1 3 3 9 8
9. Kebakaran dari 1 4 2 8 9
gas elpiji
10. Lambatnya 1 2 3 6 10
pemberian
makanan/tidak
sesuai jadwal
makan ke
pasien rawat
inap
11. Salah 1 2 3 6 11
pemberian diet
pasien

35
Nama Instalasi : Laundry

No. POTENSIAL PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


RISK 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Nosokomial 3 5 2 30 3
2. Terjatuh 4 3 3 36 2
3. Dermatitis 2 2 2 8 6
4. Cedera 2 2 4 16 5
punggung
5. Luka bakar 2 2 2 8 7
pada petugas
penyetrikaan
6. Kerusakan 4 3 2 24 4
linen
7. Linen hilang 5 4 3 60 1
atau tertukar

36
Nama Instalasi : Farmasi

No. POTENSIAL PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


RISK 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Salah pasien
2. Waktu tunggu
melebihi SPM
3. Obat stock out
(kosong)
4. Obat
kadaluarsa

37
Nama Instalasi : Rawat Jalan

No. POTENSIAL PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


RISK 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Pasien resiko 2 2 4 16 5
jatuh
2. Tertusuk jarum 2 2 4 16 4
3. Salah 3 2 4 24 3
memanggil
pasien
4. Infeksi 3 3 3 27 2
nosokomial TB
5. Waktu tunggu 3 3 4 36 1
yang lama

38
Nama Instalasi : OK

No. POTENSIAL PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


RISK 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Salah sisi 2 3 2 12
operasi
2. Kassa tertinggal 2 3 2 12
dalam tubuh
pasien
3. Salah prosedur 2 3 4 24
tindakan
4. Salah pasien 2 3 4 24
5. Tertusuk jarum 2 2 1 4
hecting
6. Pasien jatuh 3 1 4 12

39
Nama Instalasi : OK (anestesi)

No. POTENSIAL PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


RISK 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Salah 2 2 2 8
memberikan
obat
2. Salah dosis 2 3 2 12
obat
3. Kebocoran gas 3 2 4 24
anestesi
4. High spinal 2 2 2 8
5. Kebocoran

40
Nama Instalasi : Rawat Inap

No. POTENSIAL PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


RISK 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Tertusuk jarum 3 2 5 30
2. Nosokomial 2 3 5 30
3. Pasien jatuh 2 2 5 20
4. Salah 2 5 2 20
pemberian
obat
5. Infeksi luka 2 3 2 12
operasi
6. Plebitis 2 2 2 8
7. Kesalahan 2 3 2 12
transfusi darah

41
Nama Instalasi : Rekam Medis

No. POTENSIAL RISK PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Ketidaklengkapan 5 3 2 30 1
DRM
2. Terjadi dua 2 2 2 8
nomor ganda
3. Kesalahan 2 2 2 8
pengambilan,
pendistribusian,
penyimpanan
4. Kesalahan 2 2 1 4
mengkode

42
Nama Instalasi : Laboratorium

No. POTENSIAL RISK PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SKOR RANKING


SYSTEM/REGULASI
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
Resiko Fisik/ Mekanik
1. Resiko
tertusuk,tergores
jarum suntik 2 2 1 4 6
2. Resiko Terpeleset/
Jatuh 2 2 2 8 5
3. Resiko Cahaya
kurang/lebih 3 2 5 30 1
4. Resiko bahaya listrik 3 2 5 30 1
5. Resiko terjadi
kebakaran 3 5 2 30 1
6. Resiko akibat iklim
kerja/suhu 3 2 2 12 3
Resiko Ergonomik
1. Resiko mengangkat
beban berat 3 2 2 12 3
2. Resiko postur yang
salah dalam
melakukan pekerjaan 2 2 5 20 2
3. Resiko Pekerjaan
berulang 2 3 5 30 1
Resiko Psikososial
1. Resiko sering kontak
dengan pasien 3 2 5 30 1
2. Resiko. Pelayanan
kesehatan sering kali 3 2 5 30 1

43
bersifat emergency
/cyto
3. Resiko. Pekerjaan
yang monotan 3 2 5 30 1
4. Resiko. hubungan
Kerja yang kurang
harmonis 3 2 5 30 1
5. Resiko. kerja yang
Berlebih 3 2 5 30 1
6. Resiko kerja yang
bergilirlan/ shif 3 2 5 30 1
7. Resiko kesalahan
memberikan hasil 3 2 5 30 1
Resiko Biologik
1. Resiko dari kuman
Patogen Melalui
darah, cairan tubuh
dan udara 4 5 1 20 2
2. Resiko dari
Binatang(tikus,
kecoa, lalat, kucing
dll) 3 2 2 12 3
Resiko Kimia
1. Resiko kontak
langsung dengan
bahan kimia,terpecik,
tumpahan 3 3 1 9 4

44
Nama Instalasi : Keamanan

No. POTENSIAL PROBABILITAS/FREKUENSI RISK/DAMPAK CURRENT SYSTEM/REGULASI SKOR RANKING


RISK 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Very High Medium Low Very Katatropik Mayor Moderat Minor Minimal None Poor Fair Good Solid
High low clinic
1. Kehilangan 2 1 5 10
barang

45
MANAJEMEN RISIKO

Nama Instalasi : Gizi

No. Jenis Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Kelompok
Resiko
1. Kecipratan 24 1 Tidak terjadi luka Mengurangi angka • pengelolaan pada saat Dilihat angka kejadian
minyak/luka bakar pada kejadian luka bakar pemasakan dalam kurun waktu
bakar petugas gizi pada petugas gizi • tersedia obat sebulan
pertolongan pertama
di ruangan instalasi
gizi
2. Masih 24 2 Rata-rata sisa Mengurangi angka • pengelolaan menu Dilihat angka rata-
banyaknya sisa makanan pasien rata-rata sisa makanan yang paling banyak rata sisa makanan
makanan masih batas pasien rawat inap disukai pasien sesuai pasien dalam kurun
pasien rawat normal (20%) dari diagnosa penyakit waktu sebulan
inap yang disajikan • edukasi dan
komunikasi dengan
pasien rawat inap
mengenai penyakit
dan jenis dietnya
• kerjasama dengan
perawat rawat inap
mengenai jenis diet
pasien
3. Kerusakan 18 3 Tidak adanya Mengurangi kerusakan • pengelolaan peralatan Dilihat angka kejadian
alat-alat kerusakan alat alat makan & aat makan & alat masak dalam kurun waktu
makan & alat sebulan

46
makan & alat masak sesuai masak sesuai dengan sesuai dengan
masak dengan fungsinya fungsinya fungsinya
• pengecekan peralatan
makan & alat masak
sesuai dengan
fungsinya dalam
waktu sebulan sekali
atau sebelum
pemakaian
• penyediaan stok
peralatan makan &
alat masak
4. Nosokomial 18 4 Tidak ada petugas Mengurangi angka • menggunakan APD Check-up karyawan
(TB Paru dan gizi yang terinfeksi kejadian petugas gizi (sarung tangan, intalasi gizi setiap
Hepatitis) terinfeksi TB dan masker) tahun mulai cek
Hepatitis • menggunakan cairan darah, rontgent, swab
disinfektan waktu anal karyawan
pencucian alat
• cuci tangan setelah
pencucian alat
• cuci tangan setelah
dari ruangan pasien
5. Terjatuh 16 5 Tidak terjadi Mengurangi angka • pemeriksaan/audit Dilihat angka kejadian
petugas yang kejadian petugas yang lantai pencucian dalam kurun waktu
terjatuh terjatuh • pemeriksaan troly sebulan
makan
• penggunaan alas kaki
anti licin

47
6. Cedera 12 6 Tidak terjadi Mengurangi angka • pengelolaan makanan Dilihat angka kejadian
tangan/luka cedera tangan kejadian cedera tangan pasien yang berisiko dalam kurun waktu
pada petugas gizi petugas gizi pecah sebulan
• kehati-hatian dalam
pencucian alat makan
7. Makanan 12 7 Tidak Menghindari • memasang lampu • dilihat apakah
terkontaminasi terkontaminasinya terkontaminasinya blue light anti lalat terpasangnya
hewan makanan matang makanan matang oleh dan serangga lainnya lampu anti
serangga oleh hewan hewan serangga (lalat, • memasang alat anti lalat dan
(lalat, semut) serangga (lalat, semut) dan tikus tikus di semua serangga dan
dan tikus semut) dan tikus ruangan gizi alat anti tikus
• membersihkan meja di ruangan gizi
penyajian dan • memeriksa
ruangan distribusi kebersihan
makanan meja
• menutup semua penyajian dan
makanan matang ruangan
sebelum dan sesudah distribusi
disajikan dan makanan
didistribusikan • memeriksa
• menutup ruangan tertutup
distribusikan tidaknya
• menutup ruangan tempat
distribusi dengan makanan
gorden steril/plastik matang dan
sebagai are higienis ruangan
distribusi
• mencuci
gorden plastik
setiap minggu

48
8. Gas elpiji 9 8 Tidak adanya Menghindari • mengecek setiap • dilihat angka
bocor kebocoran gas kebocoran gas elpiji kedatangan gas elpiji kejadian
elpiji baik petugas IPSRS kebocoran
maupun petugas gizi dalam kurun
yang menerima waktu sebulan
• mengecek setiap akan • evaluasi
memasang gas elpiji, pengecekan
regulator juga gas elpiji oleh
selangnya petugas IPSRS,
• bila ditemukan petugas gizi
indikator kerusakan maupun pihak
atau kebocoran gas kedua yang
elpiji, regulator ditunjuk
maupun selangnya rumah sakit
segera melapor ke
petugas IPSRS
9. Kebakaran dari 8 9 Tidak terjadinya • menghindari • memasang alat • dilihat angka
gas eloiji kebakaran dari resiko pertukaran udara/ kejadian
gas elpiji terjadinya exhaust fan di dalam kurun
kebakaran dari ruangan pemasakan waktu
gas elpiji • mengecek suhu setahun
ruangan setiap saat di • evaluasi
ruangan pemasakan pengecekan
• mengecek setiap 6 gas elpiji oleh
bulan sekali semua petugas IPSRS,
yng berhubungan petugas gizi
dengan gas elpiji, maupun pihak
regulator, selang oleh kedua yang
pihak kedua yang ditunjuk
rumah sakit

49
ditunjuk rumah sakit
dalam hal ini biogas
10. Lambatnya 6 10 Tidak terjadi Menghindari resiko • petugas gizi Dilihat angka kejadia
pemberian kelambatan kelambatan pemberian mengambil buku dalam kurun waktu
makanan/ pemberian makanan ke pasien DPMP (daftar sebulan
tidak sesuai makanan ke rawat inap sesuai permintaan makanan
jadwal makan pasien rawat inap/ jadwal makan pasien) bila perawat
ke pasien tidak sesuai belum memberi
rawat inap jadwal makan informasi ada pasien
baru masuk rawat
inap
• pengelolaan proses
pengolahan dan
pemasakan makanan,
sehingga proses
distribusi makanan
tidak lambat atau
lama
• petugas gizi
menanyakan
informasi pada
perawat rawat inap
bila ada pasien pos
op? Operasi atau
pemeriksaan yang
memerlukan puasa
11. Salah 6 11 Tidak adanya Menghindari resiko • petugas gizi Dilihat angka kejadian
pemberian kesalahan dalam kesalahan dalam mengambil buku dalam kurun waktu
diet pasien pemberian diet pemberian diet pasien DPMP (daftar sebulan
pasien mulai dari spesifikasi permintaan makanan

50
jenis, bentuk diet, pasien) bila perawat
jumlah kebutuhan belum memberi
kalorinya informasi ada pasien
baru masuk rawat
inap yang belum ada
diagnosanya
• petugas gizi/ ahli gizi
mengecek diet ketika
pasien baru masuk

51
Nama Instalasi : Laundry

No. Jenis Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Kelompok
Resiko
1. Terjatuh 36 2 Tidak ada insiden Mengurangi angka • perbaikan
petugas yang kejadian petugas kemiringan lantai
terjatuh laundry yang di tempat curam
terjatuh • penggunaan
keramik yang tidak
licin
2. Nosokomial 30 3 Tidak terjadi Mengurangi angka • pemberian vaksin
infeksi nosokomial kejadian infeksi hepatitis
nosokomial khusus • extra fooding
petugas laundry • sosialisasi
pentingnya
penggunaan APD
3. Cedera 16 5 Tidak terjadi Idem • pengelolaan linen
punggung cedera punggung sesuai standar
pada petugas • pengadaan mesin
laundry cuci sesuai standar
• diklat K3 RS
4. Dermatitis 8 6 Idem Idem • penggunaan APD
• sosialisasi
penggunaan APD
• audit penggunaan
APD
• pengadaan
kelengkapan APD

52
5. Luka bakar 8 6 Tidak ada insiden Mengurangi angka • harus lebih hati-
pada petugas petugas luka kejadian petugas hati
penyetrikaan bakar luka bakar
6. Kerusakan 24 4 Tidak ada linen Mengurangi angka • perbaikan pada
pada linen yang rusak kerusakan pada linen yang rusak
linen
7. Linen hilang 60 1 Tidak ada linen Mengurangi angka • pencatatan atau
atau tertukar yang rusak tau linen yang rusak pendistribusian
hilang atau hilang linen secara benar
dan teliti

53
Nama Instalasi : Farmasi

No. Jenis Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Kelompok
Resiko
1. Salah pasien •
2. Waktu tunggu •
melebihi SPM
3. Obat stock out •
(kosong)
4. Obat •
kadaluarsa

54
Nama Instalasi : Rawat Jalan

No. Jenis Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Kelompok
Resiko
1. Pasien resiko 16 5 Tidak ada kejadian • Tersedianya papan
jatuh pasien jatuh peringatan
• Bekerja sesuai
prosedur
• Tersedianya
fasilitas yang
menunjang
2. Tertusuk 16 4 Tidak ada kejadian • Bekerja sesuai
jarum tertusuk jarum dengan prosedur
• Penambahan
perawat poliklinik
3. Salah 24 3 Tidak ada • Memanggil pasien
memanggil kesalahan dengan suara yang
pasien pemanggilan keras dan
pasien disebutkan alamat
dan umur
• Mengulang
pemanggilan
untuk memastikan
4. Infeksi 27 2 Tidak terjadi • Pemisahan
nosokomial TB penularan dari poliklinik paru
pasien ke petugas dengan poliklinik
atau keluarga lain
pasien

55
• Menganjurkan
pasien untuk
memakai masker
5. Waktu tunggu 36 1 Dokter datang • Mempunyai
yang lama tepat waktu dokter spesialis
yang tetap
• Mempunyai
dokter spesialis
yang lebih banyak

56
Nama Instalasi : OK

No. Jenis Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Kelompok
Resiko
1. Kassa 24 1 Tidak ada kassa Tidak terjadi kassa Melaksanakan SOP
tertinggal yang tertinggal yang tertinggal surgical safety checklist
dalam tubuh dalam tubuh dalam tubuh pasien
pasien pasien
2. Salah prosedur 24 1 Tidak ada Tidak terjadi salah • Melakukan SOP
kesalahan dalam prosedur surgical safety
melakukan checklist
tindakan/prosedur • Menambah
perawat sirkuler
3. Salah pasien 24 1 Tidak ada Tidak terjadi salah • Operan dengan
kesalahan pasien pasien perawat rawat
inap
• Melakukan SOP
surgical safety
checklist
• Menambah
perawat sirkuler

57
Nama Instalasi : OK (anestesi)

No. Jenis Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Kelompok
Resiko
1. Kebocoran gas 24 1 Keselamatan Tidak terjadi • Ada petugas untuk
anestesi pasien dan kebocoran gas pemeliharaan alat
petugas anestesi medis

58
Nama Instalasi : Rawat Inap

No. Jenis Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Kelompok
Resiko
1. Tertusuk 30 Tidak ada kejadian • Menutup
jarum perawat yang jarum/nedle
tertusuk jarum dengan cara satu
arah (tidak
dipegang dua
tangan
2. Nosokomial 30 Tidak ada kejadian • Perawat memakai
nosokomial APD
• Alat kesehatan
yang kontak
langsung dengan
cairan tubuh
pasien dipakai
hanya oleh satu
pasien
3. Pasien jatuh 20 Tidak ada kejadian • Memasang
pasien jatuh restraint
• Memakai gelang
kuning
• Memasang
pegangan di
kamar mandi
• Hindari lantai licin

59
4. Salah 20 Tidak ada kejadian • 6 benar obat?
pemberian salah pemberian
obat obat
5. Infeksi luka Tidak ada kejadian • Gunakan tehnik
operasi luka operasi aseptik dan
antiseptik
6. Plebitis Tidak ada kejadian • Tehnik/tindakan
pasien plebitis untuk
pemasangan infus
harus sesuai
dengan SPO
7. Kesalahan Tidak ada kejadian • Dilakukan
transfusi darah kesalahan pengecekan pada
transfusi darah labu darah saat
akan memasang
transfusi ke pasien

60
Nama Instalasi : Rekam Medis

No. Jenis Kelompok Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Resiko
1. Ketidaklengkapan 30 1 Tertib Agar pelayanan • Menjadikan Belum efektif Tetap
DRM administrasi dapat berlangsung resume sebagai dilanjutkan
medis dengan baik form kontrol
• Memberi
surat/SP kepada
dokter bahwa
insentif tidak
keluar jika tidak
lengkap
2. Terjadi dua 8 Tertib Agar pengobatan • Meminta Sudah berjalan Membaik
nomor ganda administrasi dapat identitas dan
medis berkesinambungan mengecek pada
database SIMRS
3. Kesalahan 8 Tertib Agar memudahkan • Pengambilan • Belum • Segera
pengambilan, administrasi pencaria, perlu ada tracer berjalan terapkan
pendistribusian, medis pemahaman dan • Distribusi untuk • Sudah • Lanjutkan
penyimpanan penyimpanan selalu fokus membaik • Lanjutkan
kembali • Pemberian kode • Sudah
warna angka yang berjalan
sesuai
4. Kesalahan 4 Tertib Mendapatkan hasil • Menanyakan Sudah berjalan Membaik
mengkode administrasi pengeluaran yang kembali kepada
medis maksimal dokter yang
memberi
pelayanan

61
Nama Instalasi : Keamanan

No. Jenis Kelompok Skor Prioritas Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progres/Analisis
Resiko
1. Ketidaklengkapan 30 1 Tertib Agar pelayanan • Menjadikan Belum efektif Tetap
DRM administrasi dapat berlangsung resume sebagai dilanjutkan
medis dengan baik form kontrol
• Memberi
surat/SP kepada
dokter bahwa
insentif tidak
keluar jika tidak
lengkap

62
8. EVALUASI

Evaluasi dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi tiap

tribulan dengan komite PMKP rumah sakit

9. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Hasil dicatat dan hasilnya dilaporkan kepada komite PMKP Rumah Sakit

Islam Karawang setiap akhir tahun

63

Anda mungkin juga menyukai