Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA

MANAJEMEN RESIKO
No. Dokumen : /V/SOP/NOS
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPTD Puskesmas Hasnia,SKM,.MM


Nosarara Nip. 19810829 200211 2 001

I. PENDAHULUAN
Setiap upaya medik umumnya mengandung resiko, sebagian di antaranya
beresiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang
memberikan konsekuensi medik yang cukup berat. Resiko didefinisikan sebagai
kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat
memberikan pengaruh kepada hasil akhir.
Resiko yang dicegah berupa resiko klinis dan resiko non klinis. Resiko klinis
adalah resiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain
yang dialami pasien selama di Puskesmas. Sementara resiko non medis ada yang
berupa resiko bagi organisasi maupun resiko finansial. Resiko organisasi adalah yang
berhubungan langsung dengan komunikasi produk layanan, proteksi data, sistem
informasi dan semua resiko yang dapat mempengaruhi pencapaian organisasi. Resiko
finansial adalah resiko yang dapat mengganggu kontrol finansial yang efektif, salah
satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang
baik.
Manajemen resiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen
resiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di
Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan.

II. LATAR BELAKANG


Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan
Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Puskesmas
yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan Puskesmas yang bias berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan
“bisnis” Puskesmas yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas. Kelima
aspek keselamatan Puskesmas terebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap
Puskesmas, yang harus dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya,
beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan
berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak
dikelola dengan baik, beresiko menimbulkan insiden. Karena itu Puskesmas Nosarara
perlu melakukan pengelolaan resiko dalam suatu manajemen resiko yang
professional, komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisasi dan
dicegah.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui
penerapan manajemen resiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. untuk keselamatan pasien dan petugas
b. untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang paling aman untuk pelanggan Puskesmas.

IV. PERAN PIHAK-PIHAK TERKAIT


a. Kepala Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan upaya
keselamatan pasien dan manajemen resiko di Puskesmas.
b. Kepala Puskesmas membentuk tim yang bertanggung jawab untuk mengelola
upaya keselamatan pasien dan manajemen resiko.

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan tim Manajemen Resiko Puskesmas Nosarara antara lain adalah untuk
mengidentifkasi seluruh potensial resiko yang dapat terjadi disetiap lini Pelayanan
Puskesmas baik itu administrasi dan UKP
Tim manajemen resiko dalam setiap kegiatannya baik itu identifikasi, pencatatan,
pelaporan dan analisa hingga monitoring evaluasi akan berkoordinasi dengan seluruh
komponen pelayanan Puskesmas Nosarara. Hal ini agar mencapai tujuan yang dapat
menjaga keamanan dan kenyamanan baik karyawan maupun pengguna jasa layanan
Puskesmas Nosarara dari seluruh resiko bahaya atau kasus yang tidak diinginkan.
Berikut rincian kegiatan yang dilakukan oleh tim manajemen resiko, antara lain:
a. Melakukan identifikasi potensial resiko setiap pelayanan di Puskesmas Nosarara.
b. Menerima laporan dari seluruh pelayanan mengenai insiden Resiko dan dilaporkan
pada kepala puskesmas untuk rencana tindak lanjutnya.
c. Laporan tindak lanjut kejadian.
d. Melakukan analisa data.
e. Melakukan perhitungan dengan metode FMEA.
f. Melakukan perhitungan dan analisa RCA untuk menentukan prioritas
penyelesaian masalah.
g. Melakukan monitoring terhadap kejadian.
h. Melakukan laporan evaluasi.

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Rapat Tim manajemen resiko beserta penanggung jawab pelayanan dan program
untuk menentukan potensial resiko setiap 1 tahun sekali.
b. Seluruh pelayanan/program/Admen melakukan pencatatan kejadian yang terjadi
dan dikelompokkan dalam kriteria KTD, KTC, KNC dan KPC dalam buku dan form
yang sudah disiapkan.
c. Tim menejemen resiko melakukan pengecekan buku setiap bulannya atau ketika
ada kejadian resiko yang dilaporkan dari setiap pelayanan/program/admen.
d. Tim menejemen resiko melakukan identifikasi akan kejadian resiko lalu
melaporkan pada kepala puskesmas untuk pembahasan kejadian resiko tersebut.
e. Tim menejemen resiko mengevaluasi dan melakukan analisa dengan metode FMEA
lalu menentukan prioritas masalah dengan menggunakan teknik RCA.
f. Tim menejemen resiko melakukan perencanaan tindak lanjut.
g. Pelaporan hasil monitoring dilakukan setiap 3 bulan sekali pada rapat Tim
menejemen resiko dan evaluasi setiap 1 tahun sekali baik pada mini lokakarya
atau Rapat Tinjauan Manajemen.

VII. SASARAN
1. Seluruh Staf/Pegawai.
2. Seluruh pasien yang berada dalam lingkup kerja di Puskesmas Nosarara.
3. Keluarga pasien.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan
No
Kegiatan
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Rapat Tim Manajemen Risiko bersama pelayanan/


1 X
program menentukan potensial resiko

Pelayanan dan program melakukan pencatatan


2 kejadian resiko dalam buku dan form yang sudah X X X X X X X X X X X X
disiapkan

3 Pengecekkan Buku kejadian resiko (monitoring) X X X X X X X X X X X X

melakukan identifikasi akan kejadian resiko yang


.4 Bila ada laporan kejadian resiko
terjadi

Pelaporan pada kepala puskesmas dan koordinasi


5 Bila ada laporan kejadian resiko
dengan tim mutu puskesmas

Mengevaluasi dan melakukan analisa dengan


6 X X X X
metode FMEA lalu menentukan prioritas masalah

Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien


7 X X X X
(PMKP) melakukan perencanaan tindak lanjut
yang sudah disepakati

Pelaporan hasil evaluasi setiap 3 bulan


8 X X X X
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 3 bulan sekali setelah dilakukan
perhitungan menggunakan metode FMEA terhadap risiko yang kemungkinan terjadi di
setiap unit pelayanan/poli maupun di setiap program. Tim manajemen risiko selalu
memantau frekuensi risiko yang mungkin akan terjadi melalui metode FMEA.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi akan dilakukan setiap 3 bulan sekali kepada
Kepala Puskesmas baik melalui mini lokakarya atau Rapat Tinjauan Manajemen.
.

Kepala UPTD
Puskesmas Nosarara

Hasnia,SKM,.MM
Nip. 19810829 200211 2 001

Anda mungkin juga menyukai