Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

MENEJEMEN RESIKO

Ditetapkan

Kepala puskesmas savanajaya

Muhamad Yasin Wael, SKM


NIP : 19800424 200604 1
013

PUSKESMAS SAVANAJAYA
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BURU
2023
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
MANAJEMEN RESIKO

A. PENDAHULUAN
Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di
antaranya berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis.
Namun tidak sedikit pula yang memberikan konsekuensi medik
yang cukup berat. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan
sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat
memberikan pengaruh kepada hasil akhir. Risiko yang dicegah
berupa risiko klinis dan risiko non klinis.
Risiko klinis adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan
layanan medis maupun layanan lain yang dialami pasien selama di
Puskesmas. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi
organisasi maupun risiko finansial.
Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan
komunikasi produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan
semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian organisasi.
Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu kontrol
finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya
dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang baik.
Manajemen risiko Jemursariut adalah aktivitas klinik dan
administratif yang dilakukan oleh Puskesmas untuk melakukan
identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau
kerugian pada pasien pengunjung dan institusi Puskesmas.

B. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah terjadi isu global termasuk
keselamatan Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan (safety) Puskesmas yaitu: keselamatan pasien,
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan puskesmas yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas., keselamatan lingkungan yang
berdampak pada pencemaran lingkungan dan keselamatan
puskesmas yang terkait dengan kelangsungan hidup puskesmas.
Karena banyaknya risiko yang kemungkinan timbul yang
diakibatkan oleh karakteristik pasien misalnya kondisi (keparahan
dan kegawatan), bahasa dan komunikasi serta faktor sosial. Oleh
karena itu puskesmas perlu melakukan pengelolaan risiko dalam
suatu manajemen risiko yang profesional, komprehensif, dan
terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisir dan dicegah sedini
mungkin.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya budaya keselamatan pasien dan petugas di
Puskesmas savanajaya
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui manajemen risiko di
Administrasi Manajemen.
b. Untuk mengetahui manajemen risiko di Upaya Kesehatan
Masyarakat.
c. Untuk mengetahui manajemen risiko di Upaya Kesehatan
Perseorangan.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan tim Manajemen Resiko Puskesmas Rijali antara lain
adalah untuk mengidentifikasi seluruh potensial resiko yang dapat
terjadi disetiap lini Pelayanan Puskesmas baik itu administrasi, UKP
maupun UKM. Tim manajemen resiko dalam setiap kegiatannya baik
itu identifikasi, pencatatan, pelaporan dan analisa hingga
monitoring evaluasi akan berkoordinasi dengan seluruh komponen
pelayanan Puskesmas savanajaya. Hal ini agar mencapai tujuan yang
dapat menjaga keamanan dan kenyamanan baik karyawan maupun
pengguna jasa layanan puskesmas savanajaya dari seluruh resiko
bahaya atau kasus yang tidak diinginkan. Berikut rincian kegiatan
yang dilakukan oleh tim manajemen resiko, antara lain:
1. Melakukan identifikasi potensial resiko setiap pelayanan dan
UKM di puskesmas savanajaya.
2. Menerima laporan dari seluruh pelayanan atau UKM mengenai
insiden Resiko dan dilaporkan pada kepala puskesmas untuk
rencana tindak lanjutnya.
3. Laporan tindak lanjut kejadian.
4. Melakukan analisa data
5. Melakukan perhitungan dengan metode FMEA.
6. Melakukan perhitungan dan analisa RCA untuk menentukan
prioritas penyelesaian masalah.
7. Melakukan monitoring terhadap kejadian
8. Melakukan laporan evaluasi

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Rapat Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP)
beserta penanggung jawab pelayanan dan program untuk
menentukan potensial resiko setiap 1 tahun sekali.
b. Seluruh pelayanan/program/Admen melakukan pencatatan
kejadian yang terjadi dan dikelompokkan dalam kriteria KTD,
KTC, KNC dan KPC dalam buku dan form yang sudah disiapkan.
c. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) melakukan
pengecekan buku setiap bulannya atau ketika ada kejadian resiko
yang dilaporkan dari setiap pelayanan/program/admen.
d. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) melakukan
identifikasi akan kejadian resiko lalu melaporkan pada kepala
puskesmas dan dikoordinasikan kepada ketua tim mutu untuk
pembahasan kejadian resiko tersebut.
e. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP)
Mengevaluasi dan melakukan analisa dengan metode FMEA lalu
menentukan prioritas masalah dengan menggunakan teknik RCA.
f. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) melakukan
perencanaan tindak lanjut
g. Pelaporan hasil monitoring dilakukan setiap bulan pada rapat Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Paien (PMKP) dan evaluasi
setiap 3 bulan baik pada mini lokakarya atau Rapat Tinjauan
Manajemen.

F. SASARAN
Seluruh Staf/Pegawai beserta Pasien yang berada dalam lingkup
kerja di Puskesmas savanajaya

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No. Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Rapat Tim x
Manajemen Risiko
bersama pelayanan/
program
menentukan
potensial resiko
2. Pelayanan dan x x x x x x x x x x x x
program melakukan
pencatatan kejadian
resiko dalam buku
dan form yang sudah
disiapkan
3. Pengecekkan Buku x x x x x x x x x x x x
kejadian resiko
(monitoring)
4. melakukan x x x x x x x x x x x x
identifikasi akan
kejadian resiko yang
terjadi Bila ada
laporan kejadian
resiko
5. Pelaporan pada x x x x x x x x x x x x
kepala puskesmas
dan koordinasi
dengan tim mutu
puskesmas Bila ada
laporan kejadian
resiko
6. Mengevaluasi dan x x
melakukan analisa
dengan metode
FMEA lalu
menentukan
prioritas masalah
7. Tim Peningkatan x
Mutu dan
Keselamatan Pasien
(PMKP) melakukan
perencanaan tindak
lanjut yang sudah
disepakati
8. Pelaporan hasil x x
evaluasi setiap
3
bulan

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi


pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 3 bulan sekali setelah
dilakukan perhitungan menggunakan metode FMEA terhadap risiko
yang kemungkinan terjadi di setiap unit pelayanan/poli maupun di
setiap program. Tim manajemen risiko selalu memantau frekuensi
risiko yang mungkin akan terjadi melalui metode FMEA.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan,


pelaporan dan evaluasi akan dilakukan setiap 3 bulan sekali kepada
Kepala Puskesmas baik melalui mini lokakarya atau Rapat Tinjauan
Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai