2. Frambusia menyerang/merusak
Jawaban: kulit dan tulang
3. Masa inkubasi
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 21 dan paparan
Masa inkubasi antara 10-90 hari (rata-rata 21 hari).
Gambar 2.
Stadium Sekunder dan Tersier
Pemeriksaan RDT dg
sensitivitas 85- 98% dan
spesifisitas 93-98%.
Tidak dapat membedakan
antara infeksi aktif dan yg
sudah mendapat pengobatan.
Apabila didapat RDT (+), diuji
kembali dg RPR utk
mengetahui apakah penyakit
masih aktif
4. RDT (+) tidak tampak klinis apa yang harus dilakukan, jelaskan
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 27 dan paparan
Pemeriksaan RDT ini tidak dapat membedakan antara kasus Frambusia dengan
infeksi aktif dan yang sudah mendapat pengobatan. Oleh karena itu, kasus
Frambusia yang pernah diobati dan sembuh, bisa saja dinyatakan positif dengan
pemeriksaan RDT. Dalam kegiatan penemuan kasus, jika ditemukan tanda klinis yang
khas, cukup dilakukan pemeriksaan RDT. Namun untuk survei serologi, apabila
didapatkan hasil RDT positif, sebaiknya diuji kembali dengan pemeriksaan non
treponemal Rapid Plasma Reagin (RPR) test untuk membuktikan apakah penularan
masih terus berlangsung.
5. Apakah semua kasusu RDT (+) harus dilakukan pemeriksaan RPR
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 27 dan paparan
YA sebaiknya diuji kembali dengan pemeriksaan non treponemal Rapid Plasma
Reagin (RPR) test untuk membuktikan apakah penularan masih terus berlangsung.
D. Pengobatan/POPM
1. Obat frambusia
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 42 dan paparan
Azitromisin
E. Diagnosa banding
1. Beberapa diagnosis banding
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 28
Diagnosa Banding Frambusia
a. Diagnosa Banding Frambusia Dengan Lesi Primer (Stadium 1)
1) Impetigo
Penyakit kulit yang disebabkan bakteri streptokokus atau stafilokokus. Dapat
terjadi pada sekujur badan, dan sering terjadi pada anak-anak dengan
kondisi lingkungan tidak sehat.
2) Ulkus tropikum
Ulkus tropikum terasa sakit dan biasanya terjadi pada tungkai bawah.
Berbeda dengan Frambusia, ulkus ini mempunyai batas tepi yang jelas/tegas,
bernanah, berbau busuk, dan terdapat reaksi jaringan nekrosis. Luka ulkus
bisa sangat dalam sampai ke daerah tendon dan tulang
b. Diagnosis Banding Frambusia Lesi Sekunder
1) Plantar warts
Jenis kutil, teraba lembut, berbentuk lesi datar pada telapak kaki yang
disebabkan oleh papovavirus. Kutil ini dapat rancu dengan plantar
papilloma.
2) Kusta (Leprosy)
Dapat dibedakan dengan Frambusia, karena pada lepra terdapat mati rasa.
3) Psoriasis
Penyakit kulit turunan (herediter) kronis. Lesi banyak terdapat pada lutut,
siku, lengan, badan, dan kepala. Lesinya berwarna keputihan sampai
keperak- perakan pada bagian tepi.
4) Moluscum contagiosum
Penyakit kulit yang ditandai dengan papul/nodul dengan delle (lekukan) di
tengahnya, berisi massa seperti nasi. Pada anak-anak biasanya terjadi di
muka, badan, tangan, dan kaki, sedang pada orang dewasa terdapat di
sekitar kemaluan (pubis dan genitalia eksternal).
B. Surveilans frambusia
1. Surveilans frambusia
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 3
Surveilans Frambusia adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus-
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian Frambusia dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan Frambusia untuk memperoleh
dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien
4. Kenapa daerah yg tidak ada kasus frambusia tetap melaporkan tiap bulan
Jawaban:
Kelengkapan dan ketepatan laporan setiap Puskesmas/rumah sakit merupakan
indikator kinerja surveilans utama (zero reporting) – lihat Indikator Kinerja
Surveilans
5. 3 indikator kinerja surveilans frambusia bagi kab/kota bebas frambusia
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 122
Indikator Kinerja Surveilans
a. Kelengkapan Laporan Bulanan Register Frambusia di Puskesmas dan RS (90 %
Puskesmas per Kabupaten/Kota)
b. Tingginya Kasus Koreng ditemukan
c. Tingginya Kasus Frambusia RDT negatif (suspek dengan RDT negatif), terutama
dalam rangka penegakan diagnosis Frambusia di Puskesmas
C. Upaya penemuan kasus frambusia pada daerah non endemis upaya penemuan kasus
frambusia dilakaukan secara aktif maupun pasif, sebutkan upaya penemuan kasus
frambusia tersebut
Jawaban: permenkes no.8/2017, Hal 10
Penemuan kasus Frambusia secara aktif dilaksanakan melalui pemeriksaan suspek
Frambusia pada anak usia kurang dari atau sama dengan 15 (lima belas) tahun
Penemuan kasus Frambusia secara pasif dilaksanakan melalui laporan kasus Frambusia
dari fasilitas pelayanan kesehatan serta laporan masyarakat.
3. Upaya penemuan kasus melalui berbagai kegiata, yaitu Surveilans berbasis indikator
dan berbasis kejadian, jelaskan surveilans berbasis indikator
jawaban: permenkes no.8/2017, hal 66 (daerah endemis), Hal 112 (daerah non
endemis)
A. Surveilans Berbasis Indikator Pada Daerah Endemis
Kasus Frambusia ditemukan melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya baik yang dilakukan secara
aktif maupun pasif, antara lain:
1) Kasus Frambusia yang berobat ke Puskesmas
2) Kasus Frambusia berdasarkan laporan Puskesmas Pembantu
3) Kasus Frambusia yang ditemukan pada kegiatan Puskesmas Keliling
4) Kasus Frambusia ditemukan dalam kegiatan pemeriksaan anak sekolah
5) Kasus Frambusia ditemukan dalam kegiatan POPM
Kasus-kasus yang ditemukan tersebut direkam oleh petugas dimana kegiatan
tersebut dilaksanakan dan datanya digabung bersama kasus Frambusia lainnya
dalam Register Frambusia Puskesmas (Formulir 6). Khusus untuk kasus
Frambusia yang datang berobat ke Rumah Sakit, direkam dalam Register
Frambusia Rumah Sakit
4. sertifikat bebas frambusia ditetapkan dan diberikan oleh siapa ? Dan kepada siapa
jawaban : Menteri Kesehatan kepada kepala daerah (bupati/walikota) permenkes
no.8/2017, Hal 5