Anda di halaman 1dari 13

Kisi-kisi pertanyaan saat wawancara Sertifikasi frambusia

Dari KOMLI (perdoski)


A. Penyakit Frambusia
1. Bakteri penyebab penyakit frambusia
Jawaban : Treponema pertenue

2. Frambusia menyerang/merusak
Jawaban : kulit dan tulang

3. Masa inkubasi
Jawaban : Masa inkubasi rata-rata 9-90 hari

4. Cara penularan frambusia dan sumber penularannya


Jawaban : Kuman berasal dari cairan eksudat/serum, dan menular melalui
kontak langsung kulit-kulit, lalat, alat rumah tangga. Sumber penularan utama:
Manusia

5. Faktor-faktor yang menyebabkan penularan


Jawaban :
• Bergantian memakai pakaian yang sama dengan kasus
• Jarang berganti pakaian
• Kebersihan perorangan dan lingkungan yang buruk
• Tinggal di daerah yang kumuh
• Adanya penyakit kulit lain seperti kudis (scabies), pioderma
• Luka yang berulang-ulang selama kegiatan diluar rumah

B. Diagnosis klinis
1. Perjalanan penyakit frambusia
Jawaban :
 Kronik, dan dapat menyebabkan destruksi (kerusakan) jaringan  sembuh
dengan deformitas (kelainan bentuk/cacat)
 Masa inkubasi 9 – 90 hari (rerata 21 hari)
 Bakteri tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi masuk melalui luka lecet,
goresan, atau luka infeksi kulit lain.
 Terbagi dalam 3 stadium

2. Tanda-tanda dan gejala lesi primer


Jawaban :
Stadium I
 Lesi awal muncul di daerah port d’ entre (tempat masuk kuman): mother
yaw/ frambesioma
 Diawali timbulnya Papul/ nodul kecil: eritematosa, tidak nyeri, kadang2
gatal
 Timbul pada tungkai dan kaki, sebagian timbul di muka.
Gejala klinik:
a.Papul:
- Tunggal
- >1 (multipel)
b. Papiloma
c. Nodul
d. Ulkus basah (borok)
e. Krusto papiloma

3. Tanda-tanda dan gejala stadium 2


Jawaban :
Stadium 2
 Mother yaws biasanya diikuti dg periode laten selama 6 – 16 minggu (dapat
memanjang sampai 2 tahun), kmdn masuk ke stadium II.
 Timbul karena penyebaran bakteri ke peredaran darah dan jaringan getah
bening
 Lesi kulit diseminata (tersebar) dengan limfadenopati generalisata.
 Sering disertai gejala konstitusi: malaise, demam, anoreksia
 Sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut
Lesi kulit diseminata
 Papul tidak gatal, kemerahan, verukosa atau vegetasi
 Terjadi erosi dan basah, tertutup eksudat fibrin yang sangat infeksius,
mengering membentuk krusta
 menyerupai mother yaws tapi dalam ukuran lebih kecil
 Lesi eksudatif multiple, diseminata  eksudatnya menarik lalat utk
mendekat
 Lesi kulit dapat muncul dimana saja (termasuk daerah lipatan dan membran
mukosa)
 Pada daerah aksila, lipatan kulit, dan permukaan mukosa, lebih byk
ditemukan lesi papiloma
 Lesi terjadi di telapak kaki, permukaan mengalami penebalan
(hiperkeratosis), pecah-pecah (fisurasi) dan nyeri.
 Karena nyeri, penderita berjalan dg posisi aneh, ini disebut crab yaws.
 Dapat mengenai tulang muka, rahang, tungkai bawah: peradangan tulang
(osteoperiotitis)
 Morfologi dan jumlah lesi dipengaruhi iklim.
 Musim kemarau: lesi sedikit dan lebih macular.
 Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan dan sembuh secara spontan
Gejala klinik:
 Sama seperti stadium I, tersebar,banyak
 Selain itu dapat terkena:
 a. Penebalan, pecah pecah pd telapak tangan/kaki
 b. Kelainan tulang: osteoporosis,jari2 bengkak,nyeri
 c. Kelainan kuku
4. Tanda-tanda dan gejala stadium 3
Jawaban :
Stadium 3
 Sekitar 10 % kasus periode laten (setelah 5 – 10 th) masuk ke stad III
 Gejala pada kulit dan tulang, menyebabkan cacat: gumma, gangosa, gondou,
juxta articular nodes, hiperkeratosis telapak tangan dan kaki
 Cacat: dampak sosial ekonomi: anak2 tdk mau sekolah, orang dewasa sulit
mencari pekerjaan

Gejala klinik:
 Gumma(benjolan:perlunakan & merusak cacat)
 Ganggosa (hidung keropos)
 Juxta articular nodus (benjolan pd sendi)
 Kelainan tulang,seperti pedang
 Gondouw:benjolan di tulang
 Penebalan.pecah2,nyeri pada telapak tangan/kaki

5. Cara mendiagnosis penyakit frambusia


Jawaban :
Diagnosis ditegakkan melalui 2 cara:
1. Pemeriksaan Klinis
Kondisi membantu menetapkan diagnosis:
 Anak umur < 15 tahun
 Gejala klinis berupa lesi pada kulit/tulang
 Ciri dan lokasi lesi terjadi pada tungkai, kaki, bisa di lengan dan muka
Gejala klinis selama > 2 minggu:
 Papul atau Papilloma
 Ulkus frambusia (terdapat krusta dan tidak sakit)
 Makula papula
 Hiperkeratosis di telapak tangan dan kaki
 Perubahan pada tulang dan sendi
Berdasarkan pemeriksaan klinis, ditetapkan kasus suspek, probabel yg perlu
dilakukan pengujian serologi (RDT) utk konfirmasi diagnosis (terutama di
daerah non endemis).
2. Pemeriksaan Serologis
a. Treponemal test di antaranya :
TPHA (Treponema palidum haemagglutination test)
RDT (Rapid Diagnosis Test)
B. Non treponemal test (Reaginic antibody test) di antaranya :
VDRL (Venereal disease research laboratory
RPR (Rapid Plasma Reagin)
Pemeriksaan serologi yg ada tidak dapat membedakan dg infeksi treponema
lain.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang frambusia/labaoratorium
Jawaban :
Kebijakan program: TPHA-RDT dan dievaluasi dengan RPR/VDRL.
Pemeriksaan dilakukan pada anak < 5 th.
Berguna untuk:
 Mengkonfirmasi kasus suspek/probabel
 Menemukan penderita pada masa laten (sumber penularan tersembunyi)
 Survei serologi pada anak umur < 5 tahun untuk menentukan masih atau
tidak adanya penularan

2. Algoritma diagnosis frambusia


Jawaban :
 Pemeriksaan RDT dg sensitivitas 85-
98% dan spesifisitas 93-98%.
 Tidak dapat membedakan antara
infeksi aktif dan yg sudah mendapat
pengobatan.
 Apabila didapat RDT (+), diuji
kembali dg RPR utk mengetahui
apakah penyakit masih aktif

3. Hasil RDT (+) bedanya nentukan apakah sifilis atau frambusia


Jawaban : sifilis mengena pada dewasa muda, sedangkan frambusia mengena
<15 tahun

4. RDT (+) tidak tampak klinis apa yang harus dilakukan, jelaskan
Jawaban :
Pemeriksaan RDT ini tidak dapat membedakan antara kasus Frambusia dengan
infeksi aktif dan yang sudah mendapat pengobatan. Oleh karena itu, kasus
Frambusia yang pernah diobati dan sembuh, bisa saja dinyatakan positif dengan
pemeriksaan RDT. Dalam kegiatan penemuan kasus, jika ditemukan tanda klinis
yang khas, cukup dilakukan pemeriksaan RDT . Namun untuk survei serologi,
apabila didapatkan hasil RDT positif, sebaiknya diuji kembali dengan pemeriksaan
non treponemal Rapid Plasma Reagin (RPR) test untuk membuktikan apakah
penularan masih terus berlangsung.

5. Apakah semua kasus RDT (+) harus dilakukan pemeriksaan RPR


Jawaban : YA sebaiknya diuji kembali dengan pemeriksaan non treponemal
Rapid Plasma Reagin (RPR) test untuk membuktikan apakah penularan masih
terus berlangsung.

D. Pengobatan/POPM
1. Obat frambusia
Jawaban : Azitromisin

2. Dosis pemberian obat azitromisin berdasarkan berdasarkan BB dan Umur


Jawaban : Azitromisin oral dosis 30 mg/kg yang diberikan satu kali.

3. Efek samping obat azitromisin


Jawaban : DIARE, MUAL MUNTAH, KRAM PERUT

4. POPM total penduduk dan POPM kasus kontak


Jawaban :
Pemberian obat pencegahan massal total penduduk atau disebut POPM total
penduduk adalah memberikan obat pencegahan kepada semua penduduk di desa
endemis secara serentak (total penduduk) diikuti dengan intensifikasi surveilans
serta POPM kasus dan kontak agar mata rantai penularan Frambusia dapat
dihentikan di seluruh wilayah Kabupaten/Kota.

POPM Kasus Kontak


POPM kasus dan kontak dilaksanakan apabila ditemukan kasus setelah POPM total
penduduk, kecuali pada daerah dengan kasus banyak (≥10 kasus) dan terbatas pada
satu lokasi, POPM total penduduk wajib diulangi. POPM kasus kontak terus
dilaksanakan pada setiap kasus yang muncul hingga tidak lagi ditemukan kasus baru

5. Pengobatan kejadian ikutan pemberian obat (KIPO) pasca POPM


Jawaban :
E. Diagnosa banding
1. Beberapa diagnosis banding
Jawaban :
Diagnosa Banding Frambusia
a. Diagnosa Banding Frambusia Dengan Lesi Primer (Stadium 1)
1) Impetigo
Penyakit kulit yang disebabkan bakteri streptokokus atau stafilokokus. Dapat
terjadi pada sekujur badan, dan sering terjadi pada anak-anak dengan kondisi
lingkungan tidak sehat.
2) Ulkus tropikum
Ulkus tropikum terasa sakit dan biasanya terjadi pada tungkai bawah.
Berbeda dengan Frambusia, ulkus ini mempunyai batas tepi yang jelas/tegas,
bernanah, berbau busuk, dan terdapat reaksi jaringan nekrosis. Luka ulkus
bisa sangat dalam sampai ke daerah tendon dan tulang

b. Diagnosis Banding Frambusia Lesi Sekunder


1) Plantar warts
Jenis kutil, teraba lembut, berbentuk lesi datar pada telapak kaki yang
disebabkan oleh papovavirus. Kutil ini dapat rancu dengan plantar papilloma.
2) Kusta (Leprosy)
Dapat dibedakan dengan Frambusia, karena pada lepra terdapat mati rasa.
3) Psoriasis
Penyakit kulit turunan (herediter) kronis. Lesi banyak terdapat pada lutut,
siku, lengan, badan, dan kepala. Lesinya berwarna keputihan sampai keperak-
perakan pada bagian tepi.
4) Moluscum contagiosum
Penyakit kulit yang ditandai dengan papul/nodul dengan delle (lekukan) di
tengahnya, berisi massa seperti nasi. Pada anak-anak biasanya terjadi di
muka, badan, tangan, dan kaki, sedang pada orang dewasa terdapat di sekitar
kemaluan (pubis dan genitalia eksternal).

2. Lesi khas frambusia


Jawaban :
Ulkus fambusia (terdapat krusta, dan tidak sakit) kadang gatal

3. Beda frambusia dengan pyoderma


Jawaban :
pyoderma berupa papil gatal berisi cairan sampai nanah, kalau meluas bisa
sebabkan bengkak dan nyeri, bila pecah menjadi koreng (krusta) yang kering,
keras dan lengket
Frambusia berupa papil, papul hingga krusta, bisa terkelupas dasar merah yang
tidak nyeri dan tidak gatal (kadang gatal)

4. Beda frambusia dengan ulkus tropikum


Jawaban :
Ulkus tropikum terasa sakit dan biasanya terjadi pada tungkai bawah.
Berbeda dengan Frambusia, ulkus ini mempunyai batas tepi yang jelas/tegas,
bernanah, berbau busuk, dan terdapat reaksi jaringan nekrosis. Luka ulkus
bisa sangat dalam sampai ke daerah tendon dan tulang

5. Kasus penyakit yang sering dijumpai di tempat kerja anda


Jawaban : Atopic Dermatitis, terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi,
ekskoriasi, eksudasi, dan krusta pada lokasi predileksi

Dari KOMLI (PAEI)


A. Eradikasi frambusia
1. Definisi eradikasi frambusia
Jawaban :
Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang dilakukan
secara berkelanjutan untuk menghilangkan Frambusia secara
permanen sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat
secara nasional

2. Target dan strategi nasional program penanggulangan frambusia


Jawaban :
Target : Indonesia eradikasi frambusia tahun 2019 di tingkat global
Strategi nasional Eradikasi Frambusia adalah sebagai berikut:
1. Advokasi dan sosialisasi Eradikasi Frambusia.
2. Meningkatkan promosi penggunaan air dan sabun serta kesehatan
lingkungan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
3. Memperkuat sistem Surveilans Frambusia di semua wilayah Indonesia.
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam Penanggulangan
Frambusia.
5. Menyelaraskan komitmen nasional dan internasional dalam Eradikasi
Frambusia.
6. Meningkatkan upaya Penanggulangan Frambusia yang bermutu
7. Meningkatkan pembiayaan Penanggulangan Frambusia.

3. Tujuan program eradikasi frambusia


Jawaban :
Tujuan
1. Umum
Indonesia bebas Frambusia pada tahun 2019.
2. Khusus
a. Terhentinya penularan Frambusia di seluruh wilayah Indonesia.
b. Sertifikasi bebas Frambusia bagi seluruh kabupaten/ kota di
Indonesia.

4. Kabupaten/kota yang dinyatakan sebagai daerah bebas frambusia harus


menyelenggarakan kegiatan penanggulangan frambusia yaitu
Jawaban :
Kegiatan penanggulangan Frambusia pada daerah bebas Frambusia meliputi promosi
kesehatan, pengendalian faktor risiko, dan Surveilans Frambusia. Seperti halnya
kegiatan Penanggulangan Frambusia pada daerah endemis, kegiatan
Penanggulangan Frambusia pada daerah bebas dapat diselenggarakan secara
bersinergi dengan lintas program melalui pendekatan keluarga (active case finding)
dan mengedepankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

5. Permenkes tentang eradikasi frambusia


Jawaban : permenkes no. 8 tahun 2017 tentang eradikasi frambusia

B. Surveilans frambusia
1. Surveilans frambusia
Jawaban :
Surveilans Frambusia adalah kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus-menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
Frambusia dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan Frambusia untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien.
2. Tujuan surveilans frambusia
Jawaban :
a. Deteksi dini kasus dan kejadian (cluster) frambusia
b. Dapat terlaksanakannya penyelidikan dan penanggulangan kejadian
frambusia
c. Pemetaan endemisitas kabupaten/kota dan desa
d. Sertifikasi kabupaten/kota bebas frambusia

3. 3 kegiatan pokok surveilans bagi kab/kota bebas frambusia


Jawaban :
Surveilans Frambusia pada daerah bebas Frambusia terdiri dari 3
kegiatan pokok, yaitu:
1. Penemuan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus Frambusia
(surveilans kasus Frambusia puskesmas dan rumah sakit)
2. Upaya penemuan dini semua kasus Frambusia (kasus suspek yang
terkonfirmasi)
3. Penetapan kabupaten/kota bebas Frambusia

4. Kenapa daerah yg tidak ada kasus frambusia tetap melaporkan tiap bulan
Jawaban :
Kelengkapan dan ketepatan laporan setiap Puskesmas/rumah sakit
merupakan indikator kinerja surveilans utama (zero reporting) – lihat
Indikator Kinerja Surveilans

5. 3 indikator kinerja surveilans frambusia bagi kab/kota bebas frambusia


Jawaban :
Indikator Kinerja Surveilans
a. Kelengkapan Laporan Bulanan Register Frambusia di Puskesmas
dan RS (90 % Puskesmas per Kabupaten/Kota)
b. Tingginya Kasus Koreng ditemukan
c. Tingginya Kasus Frambusia RDT negatif (suspek dengan RDT
negatif), terutama dalam rangka penegakan diagnosis Frambusia di
Puskesmas

C. Upaya penemuan kasus frambusia pada daerah non endemis upaya penemuan kasus
frambusia dilakaukan secara aktif maupun pasif, sebutkan upaya penemuan kasus
frambusia tersebut
Jawaban :
Penemuan kasus Frambusia secara aktif dilaksanakan melalui
pemeriksaan suspek Frambusia pada anak usia kurang dari atau sama
dengan 15 (lima belas) tahun
Penemuan kasus Frambusia secara pasif dilaksanakan melalui
laporan kasus Frambusia dari fasilitas pelayanan kesehatan serta
laporan masyarakat.

1. Jelaskan kasus Suspek, kasus probable dan kanfirmasi frambusia ?


Jawaban :
Kasus Frambusia suspek yang selanjutnya disebut suspek adalah
seseorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis
selama > 2 minggu, sebagai berikut:
a. Papul atau papilloma
b. Ulkus fambusia (terdapat krusta, dan tidak sakit)
c. Makula papula
d. Hiperkeratosis di telapak tangan atau kaki (early)
e. Perubahan pada tulang dan sendi (early)
Kasus Frambusia probable yang selanjutnya disebut kasus
probable, adalah kasus suspek yang memiliki kontak erat dengan
kasus Frambusia.
Secara teknis, kontak erat dengan kasus Frambusia konfirmasi
diartikan sebagai:
a. Kontak lebih dari 20 jam per minggu
b. Waktu kontak antara 9-90 hari sebelum munculnya lesi
Frambusia
Kasus Frambusia konfirmasi yang selanjutnya disebut kasus adalah
kasus suspek atau kasus probable Frambusia dengan hasil positif
pada uji serologi (Rapid Diagnostic Test/RDT). Jika hasil tes tersebut
meragukan, dapat dilakukan tes Rapid Plasma Reagen (RPR) atas
rekomendasi pakar.

2. Apa yang harus dilakukan jika menjumpai kasus suspek


Jawaban : Kasus suspek dan probabel perlu dilakukan pengujian serologi (Rapid
Diagnostic Test/RDT) untuk kepastian diagnosis.

3. upaya penemuan kasus melalui berbagai kegiatan, yaitu Surveilans berbasis


indikator dan berbasis kejadian, jelaskan surveilans berbasis indikator
jawaban :
A. Surveilans Berbasis Indikator Pada Daerah Endemis
Kasus Frambusia ditemukan melalui kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya baik yang dilakukan secara aktif maupun pasif, antara lain:
1) Kasus Frambusia yang berobat ke Puskesmas
2) Kasus Frambusia berdasarkan laporan Puskesmas
Pembantu
3) Kasus Frambusia yang ditemukan pada kegiatan Puskesmas
Keliling
4) Kasus Frambusia ditemukan dalam kegiatan pemeriksaan
anak sekolah
5) Kasus Frambusia ditemukan dalam kegiatan POPM
Kasus-kasus yang ditemukan tersebut direkam oleh petugas
dimana kegiatan tersebut dilaksanakan dan datanya digabung
bersama kasus Frambusia lainnya dalam Register Frambusia
Puskesmas (Formulir 6). Khusus untuk kasus Frambusia yang datang
berobat ke Rumah Sakit, direkam dalam Register Frambusia Rumah
Sakit

B. Surveilans Berbasis Indikator Pada Daerah Bebas (Non Endemis)


Kasus Frambusia ditemukan melalui kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya baik yang dilakukan secara aktif maupun pasif, antara lain:
1) Kasus Frambusia yang berobat ke Puskesmas
2) Kasus Frambusia berdasarkan laporan Puskesmas
Pembantu
Kasus-kasus yang ditemukan tersebut direkam oleh petugas
dimana kegiatan tersebut dilaksanakan dan datanya digabung
bersama kasus Frambusia lainnya dalam Register Frambusia
Puskesmas. Khusus untuk kasus Frambusia yang datang berobat ke
Rumah Sakit, direkam dalam Register Frambusia Rumah Sakit.

4. jelaskan surveilans berbasis kejadian


jawaban :
Surveilans Berbasis Kejadian Pada Daerah Endemis dan Non Endemis
adalah sama
Masyarakat yang telah mendapat kampanye Eradikasi Frambusia
dapat berperan secara aktif menemukan dan melaporkan adanya kasus-
kasus Frambusia yang berada di sekitar tempat tinggalnya.
Adanya laporan kasus Frambusia oleh masyarakat atau
berkembangnya rumor adanya kasus Frambusia di tengah-tengah
masyarakat perlu dikonfirmasi kebenarannya. Adanya kasus Frambusia
berdasarkan laporan masyarakat ini, wajib direkam dan datanya
digabung bersama kasus Frambusia lainnya dalam Register Frambusia
Puskesmas (Formulir 6).

D. Pencatatan dan pelaporan


1. semua kasus suspek frambusia yang ditemukan dan pemeriksaannya segera
dicatat dalam form apa
jawab : dilakukan uji serologi menggunakan RDT, ditetapkan diagnosis di catat di
formulir bulanan

2. sebutkan alamat link online lapor bulanan frambusia


jawaban : https://s.id/laporframbusia

3. laporan bulanan dan register frambusia dilaporkan secara berjenjang, jelaskan


jawaban :
Pasal 16
(1) Puskesmas dan rumah sakit serta fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya wajib membuat laporan penemuan kasus Frambusia setiap
bulan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas
kesehatan provinsi, dan Direktur Jenderal secara berjenjang.
4. sebutkan formulir 6 dan formulir 7 sebagai laporan bulanan frambusi
jawaban : Formulir 6 adalah formulir Register frambusia, Formulir 7 adalah
formulir laporan bulanan eradikasi frambusia.

5. jika dalam pelaporan bulanan terdapat data RDT (+), ini artinya ? dan tugas
puskesmas dan kabupaten terhadap kasus tersebut
jawaban :
Setiap anak yang menunjukkan hasil RDT positif, segera dilakukan
pengambilan spesimen serum untuk pemeriksaan RPR dan
Pengobatan Azitromisin. Catat kembali hasil pemeriksaan dan
pengobatan
RDT (+) dan kasus konfirmasi harus segera dilaksanakan POPM.

E. Sertifikasi kab/kota bebas frambusia


1. apa maksud dari sertifikat kabupaten/kota bebas frambusia
jawaban : Sertifikat Kabupaten/Kota Bebas Frambusia adalah
kabupaten/kota yang telah terbukti tidak ditemukannya kasus
Frambusia baru berdasarkan surveilans berkinerja baik.

2. kriteria kabupaten/kota bebas frambusia mendapat sertifikat babas frambusia


jawaban :
Kriteria Kabupaten/Kota Bebas Frambusia Mendapat Sertifikat Bebas
Frambusia:
a. Surveilans berkinerja baik
b. Tidak ditemukan kasus konfirmasi baru selama minimal 6
bulan berturut-turut

3. untuk mendapatkan sertifikat bebas frambusia kabupeten/kota wajib


mendapatkan rekomendasi dari mana
jawaban : rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinisi

4. sertifikat bebas frambusia ditetapkan dan diberikan oleh siapa ? Dan kepada
siapa
jawaban : Menteri Kesehatan kepada kepala daerah (bupati/walikota)

5. perubahan status kabupaten/kota bebas frambusia dapat menjadi


kabupaten/kota endemis frambusia apabila ? Jelaskan
jawaban :
Kabupaten/kota bebas Frambusia dapat berubah menjadi
kabupaten/kota endemis Frambusia apabila ditemukan kasus
Frambusia konfirmasi baru dan penanggulangan gagal menghentikan
penularan. Gagal melaksanakan upaya penanggulangan adalah
masih ditemukannya kasus Frambusia lebih dari 6 bulan sejak kasus
pertama (kasus indeks) ditemukan berdasarkan surveilans kasus
Frambusia berkinerja baik.

Anda mungkin juga menyukai