2. Frambusia menyerang/merusak
Jawaban : kulit dan tulang
3. Masa inkubasi
Jawaban : Masa inkubasi rata-rata 9-90 hari
B. Diagnosis klinis
1. Perjalanan penyakit frambusia
Jawaban :
Kronik, dan dapat menyebabkan destruksi (kerusakan) jaringan sembuh
dengan deformitas (kelainan bentuk/cacat)
Masa inkubasi 9 – 90 hari (rerata 21 hari)
Bakteri tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi masuk melalui luka lecet,
goresan, atau luka infeksi kulit lain.
Terbagi dalam 3 stadium
Gejala klinik:
Gumma(benjolan:perlunakan & merusak cacat)
Ganggosa (hidung keropos)
Juxta articular nodus (benjolan pd sendi)
Kelainan tulang,seperti pedang
Gondouw:benjolan di tulang
Penebalan.pecah2,nyeri pada telapak tangan/kaki
4. RDT (+) tidak tampak klinis apa yang harus dilakukan, jelaskan
Jawaban :
Pemeriksaan RDT ini tidak dapat membedakan antara kasus Frambusia dengan
infeksi aktif dan yang sudah mendapat pengobatan. Oleh karena itu, kasus
Frambusia yang pernah diobati dan sembuh, bisa saja dinyatakan positif dengan
pemeriksaan RDT. Dalam kegiatan penemuan kasus, jika ditemukan tanda klinis
yang khas, cukup dilakukan pemeriksaan RDT . Namun untuk survei serologi,
apabila didapatkan hasil RDT positif, sebaiknya diuji kembali dengan pemeriksaan
non treponemal Rapid Plasma Reagin (RPR) test untuk membuktikan apakah
penularan masih terus berlangsung.
D. Pengobatan/POPM
1. Obat frambusia
Jawaban : Azitromisin
B. Surveilans frambusia
1. Surveilans frambusia
Jawaban :
Surveilans Frambusia adalah kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus-menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
Frambusia dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan Frambusia untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien.
2. Tujuan surveilans frambusia
Jawaban :
a. Deteksi dini kasus dan kejadian (cluster) frambusia
b. Dapat terlaksanakannya penyelidikan dan penanggulangan kejadian
frambusia
c. Pemetaan endemisitas kabupaten/kota dan desa
d. Sertifikasi kabupaten/kota bebas frambusia
4. Kenapa daerah yg tidak ada kasus frambusia tetap melaporkan tiap bulan
Jawaban :
Kelengkapan dan ketepatan laporan setiap Puskesmas/rumah sakit
merupakan indikator kinerja surveilans utama (zero reporting) – lihat
Indikator Kinerja Surveilans
C. Upaya penemuan kasus frambusia pada daerah non endemis upaya penemuan kasus
frambusia dilakaukan secara aktif maupun pasif, sebutkan upaya penemuan kasus
frambusia tersebut
Jawaban :
Penemuan kasus Frambusia secara aktif dilaksanakan melalui
pemeriksaan suspek Frambusia pada anak usia kurang dari atau sama
dengan 15 (lima belas) tahun
Penemuan kasus Frambusia secara pasif dilaksanakan melalui
laporan kasus Frambusia dari fasilitas pelayanan kesehatan serta
laporan masyarakat.
5. jika dalam pelaporan bulanan terdapat data RDT (+), ini artinya ? dan tugas
puskesmas dan kabupaten terhadap kasus tersebut
jawaban :
Setiap anak yang menunjukkan hasil RDT positif, segera dilakukan
pengambilan spesimen serum untuk pemeriksaan RPR dan
Pengobatan Azitromisin. Catat kembali hasil pemeriksaan dan
pengobatan
RDT (+) dan kasus konfirmasi harus segera dilaksanakan POPM.
4. sertifikat bebas frambusia ditetapkan dan diberikan oleh siapa ? Dan kepada
siapa
jawaban : Menteri Kesehatan kepada kepala daerah (bupati/walikota)