Anda di halaman 1dari 82

PENYAKIT FRAMBUSIA

di
Indonesia
Sub-Directorate, Kusta & Frambusia
Jakarta
I. Epidemiologi:

> Frambusia adalah penyakit menular,


menahun yang sering kambuh, pada
awalnya ditandai dengan adanya luka
(lesion) terutama pada kulit.

>Pada tahap lanjut dapat


mengakibatkan luka pada kulit, tulang
dan membuat orang tersebut cacat.
 Penyebab: Treponema Pertenue
 Sumber penularan: Manusia
 Cara penularan:
- Secara langsung kontak dengan penderita
frambusia yang tidak diobati.
- Secara tidak langsung melalui benda atau
serangga.
Misalnya memakai pakaian yang terkontaminasi
dan lalat
 Masa inkubasi: 9 – 90 hari (Rata-rata 21 hari)
 Distribusi umur: anak umur < 15 tahun (50%)
 Rasio jenis kelamin:
Laki-laki:perempuan= 1: 0.73
 Penduduk yang beresiko:
- Penduduk desa endemik dengan
sosial ekonomi rendah
- Kebersihan diri dan lingkungan kurang
 Variasi musiman: Kasus meningkat pada
musim hujan
Faktor yang mendukung (favouring)
transmisi frambusia        

•Pakaian sedikit  Berganti pakaian dengan


saudara
• Kurangnya kebersihan diri dan lingkungan
• Adanya Penyakit kulit lain seperti kudis
(scabies), pyoderma   
• Luka yang berulang-ulang selama kegiatan
diluar rumah dan kehidupan di hutan (forest)  
  SKEMA PERJALANAN Infeks
PENYAKIT FRAMBUSIA i

Gejala
pertama
(initial
lesion)

Masa Gejala
laten dini frambusia
dini
Gejala
frambusia
lanjut
Masa
Sembu Laten
h Lanjut
sendiri
Gejala klinik menurut stadium
Stadium I Stadium II Stadium III
Gejala klinik: Gejala klinik: Gejala klinik:
a.Papul: Sama seperti stadium I, - Gumma(benjolan:perlunakan
- Tunggal tersebar,banyak & merusak cacat)
- >1 (multipel) Selain itu dapat terkena: - Ganggosa (hidung keropos)
b. Papilom a. Penebalan, pecah - Juxta articular nodus (benjolan

c. Nodul pecah pd telapak pd sendi)


tangan/kaki - Kelainan tulang,seperti pedang
d. Ulkus basah
(borok) b. Kelainan tulang: - Gondouw:benjolan di tulang
osteoporosis,jari2 - Penebalan.pecah2,nyeri pada
e. Krusto papiloma bengkak,nyeri telapak tangan/kaki
c. Kelainan kuku
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan melalui 3 cara:
1. Berdasarkan gejala klinis berupa:
 Papul
 Papilloma
 Ulkus(luka) dengan kerak (Scab)
 Telapak tangan /telapak kaki
menebal( hyperkeratosis)
2. Pemeriksaan Laboratorium
 Metode mikroskop lapangan gelap

 Pengecatan dengan Giemsa

3. Pemeriksaan Serologis
RPR/VDRL dan dikonfirmasi dengan
TPHA  yang diperiksa anak < 5 th
Berguna untuk:
 Menemukan penderita pada masa laten

 Konfirmasi diagnosis untuk kasus

meragukan
KLASIFIKASI
1. Menular
 Tanda – tanda stadium 1 & 2
 Gejala Dini
2. Tidak menular/Kurang menular
 Tanda – tanda stadium 3
 Gejala lanjut
Stadium Dini: Menular

Papillomata Papilloma Ulceropapillo


matous lesion
Papilloma

12

Frambusia Menular
Early Yaws Early to late Late Yaws

Pathogenic fracture
Ulcerpapillomateous
and malunion
lesions on the leg
causing deformity of
both hands and legs

Plantar papillomata
with hyperkeratotic
macular lesions
(crab yaws)
Frambusia
tidak/Kurang menular
Differential Diagnosis
(Diagnosa Banding)

Molluscum
Impetigo
Contagiosum
Lichen Planus Leprosy
Tinea Versicolor Scabies
Psoriasis
PENGOBATAN

Pilihan Utama:
Benzatin Penicilin
< 10 th : 600.000 IU,
Dosis tunggal,
Intra Muskuler
>10 th : 1.200.000 IU,
Dosis tunggal,
Intra Muskuler
Pengobatan alternatif:
Jika penderita alergi penicilin
Umur Nama Obat Dosis Cara Lama
< 8 th Eritromisin 30mg/kgBB Oral 15 hr
Dibagi 4 dosis
8 – 15 th Tetrasiklin/ 250 mg Oral 15 hr
Eritromisin 4 x sehari
> 15 th Tetrasiklin/ 500 mg Oral 15 hr
Eritromisin 4 x sehari
> 8 th Doxiciclin 2-5 mg/Kg BB Oral 15 hr
Dibagi 4 dosis
Dewasa 100 mg Oral 15 hr
2 x sehari
Reaksi Simpang
(Efek samping)
Tanda-tanda:
 Keringat keluar dalam waktu 3 jam sesudah

penyuntikan
 Timbul bentol-bentol yang terasa gatal

(urticaria)
 Terasa pusing disertai kesulitan bernafas

 Denyut nadi meningkat

 Gangguan lebih berat: pucat,keringat

dingin,pingsan
Tatalaksana reaksi simpang
 Baringkan penderita segera,kaki lebih tinggi dari
kepala dan bebaskan saluran nafas
 Berikan adrenalin 0,3 ml subkutan (pijat tempat
suntikan)
 Monitor tekanan darah
 Bila tidak ada perbaikan (tekanan darah sistolik
kurang dari 90 mmHg dan frekuensi jantung melebihi
120/menit) dalam 15 menit lakukan pemberian
ulangan adrenalin 0,3 ml subkutan. Pemberian
lanjutan adrenalin 0,3 ml subkutan dapat dilakukan
bila dalam 15 menit tidak ada respon
Obat –obatan Seperti
- Adrenaline,
- Anti-histamine,
- Steroids

Harus selalu dibawa oleh tim.

Kasus dan kontak harus selalu di beritahu


tentang kemungkinan reaksi simpang dari
Penicillin
Respon untuk Inj. B. Penicillin

Sebelum Pengobatan Setelah 15 hari pengobatan

Photo by : Dr. R. Panda, Dy. Director, NICD, Jagdalpur


Respon untuk Inj. B. Penicillin

Sebelum Pengobatan Setelah 15 hari


pengobatan
Langkah – langkah
pelaksanaan kegiatan
1. Penemuan kasus
 Aktif
 Pasif
 Pelacakan
2. Promosi eradikasi frambusia
Penemuan Aktif
 Pemeriksaan anak sekolah
 Pemeriksaan melalui survei desa di daerah
endemis
 Pelacakan :Pencarian kontak penderita
(sekolah,sepermainan,tetangga)100%
Pelaksana penemuan aktif:
Petugas puskesmas
 
Dibantu oleh:
1. Disekolah:
• Guru sekolah
• Komite sekolah / Madrasah/Pesantren
2. Survei desa
• Tokoh masyarakat formal & non formal
• Lembaga keagamaan
• Kader
Yang terpenting program pencarian dilaksanakan secara
regular (teratur)
Waktu pencarian sebaiknya segera setelah musim hujan
Penemuan kasus secara pasif
( Passive surveillance)
1. Datang sendiri
2. Pemberitahuan (informers)
-Kepala desa
-Kader
-masyarakat desa
-sekolah
Ke sarana kesehatan (Pustu,Puskesmas,RS)
Pelacakan
 Dilakukan bila menemukan kasus frambusia
baik secara aktif maupun pasif Tujuan
mencari kontak
 Dilakukan terhadap:
 Kontak serumah
 Kontak sekeluarga (kontak 3 bl terakhir)
 Kontak tetangga
 Kontak sekolah
 Kontak sekerja (kontak 3 bl terakhir)
Langkah pelacakan
 Buat daftar kontak
 Membuat rencana kunjungan
 Memberitahu instansi terkait
 Melaksanakan pemeriksaan kontak
 Melakukan pengobatan pada kontak
dan penderita baru yang ditemukan
 Membuat laporan dan RTL
Promosi eradikasi frambusia
Upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari oleh
untuk dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri dalam upaya
eradikasi frambusia serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat
sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan yang terkait eradikasi
frambusia.
Pesan pokok untuk kelompok
sasaran
Kelompok Pesan Pokok
Sasaran
Primer Tanda dan gejala awal penyakit

(Penderita, frambusia
kontak, Komplikasi dan kecacatan akibat

keluarga) penyakit frambusia


Pentingnya pengobatan pada penderita

dan kontak
Cara penularan dan pencegahan infeksi

penyakit frambusia
Kelompok Pesan Pokok
Sasaran

Sekunder Tanda dan gejala awal penyakit


(Masyara frambusia
kat & Komplikasi dan kecacatan akibat

ptgs kes penyakit frambusia


di daerah Pentingnya pengobatan pada
endemis) penderita dan kontak
Cara penularan dan pencegahan

infeksi penyakit frambusia


Peran aktif yang harus dilakukan

masyarakat
Kelompok Pesan Pokok
Sasaran
Tertier Pemerintah daerah bertanggung

(Para jawab atas bebasnya frambusia di


pengambil wilayahnya.
kebijakan Peran aktif yang harus dilakukan
di daerah masyarakat
endemis)
Eradikasi

Frambusia
GLOBAL
EPIDEMIOLOGY
Total Estimasi Penderita di Dunia
2,5 juta; 460.000 diantaranya kasus
menular

Sisa Fokus :
 Afrika Tengah & Barat

 Asia Tenggara (termasuk Indonesia)

 Pacific

 Amerika Tengah & Amerika Selatan


I. Beban Penyakit Frambusia:
1.SEA Regional:
Indonesia, Timor Leste dan India.
Sekitar 5000 kasus dilaporkan dari
negara ini sejak tahun 2000.
India : sejak tahun 2003, tidak ada kasus
baru.
 Indonesia:
Tahun 2005 : 5300 kasus.
Terutama di NTT, Sulawesi tenggara,
Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat.

 Ada 10 propinsi yang masih melaporkan


kasus frambusia
Tren kasus Frambusia yang dilaporkan dari 13 provinces

6000
5219
5000 4987

4000
No.of cases

3489
3283
3000
2491
2000 2112

1000

0
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Angka Prevalensi Frambusia (December 2005*)
National : 0.24/10000
Central
Sulawesi

0.28

Total cases: 5219

NAD

0.02

South
Sumatera

0.09

South East
NTT Maluku Papua
<1 Sulawesi

4.00 1.52 1.97 1.27


1–3
>3

Data as of May 2006


Tren kasus frambusia di 4 propinsi
endemik tinggi di Indonesia (2000-2005)

Province 2000 2001 2002 2003 2004 2005


1.SE Sulawesi 323 181 189 380 1231 1565
2.NTT 917 923 3708 2197 1625 2980
3.Maluku 324 257 171 199 272 249
4.Papua+IJB 417 269 244 416 239 294
Trend: Kasus Frambusia di 4
propinsi endemik
4000
2980
No.of

3000
2000
1565
1000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005
4 provinces(9.8 m population):

SESul NTT Maluku Papua


Apa itu Eradikasi
 Eradikasi Frambusia:
Upaya untuk memberantas penyakit
frambusia di suatu wilayah

ERADIKASI = ELIMINASI
Eradikasi frambusia:
- Tidak ada penderita frambusia di
Kab/kota selama 3 tahun
berturut - turut
- Pemeriksaan serologi negatif
pada anak 1-5 th

Eliminasi:
Penderita menurun sampai jumlah
tertentu sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat
Frambusia:
Penyakit yang bisa di Eradikasi
 Hanya sedikit daerah fokus frambusia di
Indonesia (NTT, Sulawesi Tenggara, Papua,
Maluku)
 Ada obat yang manjur(potent) dan cost-
effective dengan pengobatan sekali suntik
(single dose)  Benzathine penicillin
 Keterangan (evidence) yang jelas serta
banyaknya penduduk untuk men- deteksi dan
mengobati kasus & kontak, menurunkan angka
prevalence dan transmisi
 Penyakit bisa di diagnosa secara klinis minimal
oleh petugas yang sudah dilatih
TUJUAN

Tercapainya Eradikasi Frambusia


di seluruh Indonesia pada
tahun 2009
SASARAN
 90 % masyarakat didaerah endemis
diperiksa
 Ditemukannya seluruh penderita
frambusia & kontaknya
 Diobatinya seluruh penderita frambusia
& kontaknya
 Tidak ada kasus baru frambusia di
kab/kota
 Meningkatnya PHBS sampai 60 %
STRATEGI
 Advokasi kepada stakeholder
 Sosial mobilisasi masyarakat
 Pelatihan tenaga kesehatan untuk semua tingkat
administrasi
 Penemuan kasus secara dini dan kontak penderita
 Pengobatan kasus dan kontak penderita
 Penguatan jejaring surveilans frambusia
 Kerjasama lintas batas antar negara, propinsi dan
kabupaten
 Bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
 Riset operasional
KEBIJAKAN
 Program eradikasi dilaksanakan dengan
meningkatkan komitmen stakeholders
 Eradikasi frambusia dilaksanakan berlandaskan
kemitraan.
 Penemuan penderita dan kontak dilakukan
secara profesional oleh tenaga yang terlatih
dengan memperhatikan etika dan hak azasi
manusia
 Pengobatan penderita dan kontak
dilaksanakan secara profesional sesuai
kode etik kedokteran.
 Pelayanan penderita frambusia
dilaksanakan dengan bebas biaya (gratis)
 Terjaminnya ketersediaan obat dan
logistik
 Tersedianya data dan informasi frambusia
yang akurat, tepat waktu, realtime dan
berkesinambungan.
TAHAPAN ERADIKASI FRAMBUSIA
Tahap Persiapan: 2007
 Pembentukan National Task Force
 Pembentukan Satgas frambusia
 Advokasi
 Pengembangan Jejaring kemitraan
 Sosialisasi strategi dan langkah-langkah eradikasi
 Peningkatan keterampilan petugas
 Pemetaan
 Peningkatan pengetahuan dan peran serta
masyarakat
 Penyiapan dan kesiapan logistik kesehatan
 Penjabaran rencana kerja setiap jenjang
administrasi
Tahap Intensif : 2009 - 2011
 Mobilisasi sarana dan prasarana
 Sosialisasi dan advokasi
 Kordinasi intensif NTF dan Satgas
 Peningkatan keterampilan petugas
 Intensifikasi penemuan dan pengobatan
penderita dan kontak
 Supervisi intensif
 Monitoring dan Evaluasi
Tahap Eradikasi: 2011 - 2013
 Intensive surveillance
 Respon cepat
 Survei serologi di daerah yang pernah
ada kasus untuk melihat endemisitas
penyakit frambusia
Tahap Sertifikasi
 Pemberian sertifikat bebas frambusia ke
propinsi yang selama 3 tahun berturut-
turut tidak ditemukan kasus baru dan
hasil survei serologi negatif.
PENGORGANISASIAN
Pusat (Pusat Pengendali Operasi)

 Menyiapkan rumusan kebijakan, peraturan dan


pedoman operasional pelaksanaan Eradikasi
Frambusia.
 Melakukan sosial mobilisasi eradikasi frambusia ke
propinsi, kabupaten, lintas program dan lintas sektor.
 Melakukan advokasi untuk memantapkan komitmen
dengan pengambil kebijakan di daerah endemik
tinggi.
 Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan eradikasi frambusia.
Provinsi (Pengendali Wilayah)
 Melaksanakan kebijakan, peraturan dan pedoman
operasional Eradikasi Frambusia di tingkat propinsi.
 Sosialisasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan lintas
sektor.
 Melaksanakan advokasi untuk memantapkan
komitmen dengan pengambil kebijakan di tingkat
propinsi.
 Memfasilitasi kegiatan penemuan dan pengobatan
penderita dan kontak penderita frambusia di
kabupaten dan kecamatan.
 Memfasilitasi kegiatan KIE
 Memfasilitasi kegiatan pemeriksaan Laboratorium
 Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program pengendalian penyakit
frambusia kepada kabupaten dan puskesmas.
Kabupaten/Kota (Pengendali Operasi)
 Melaksanakan kebijakan, peraturan dan pedoman
operasional Eradikasi Frambusia.
 Melakukan analisa situasi eradikasi frambusia.
 Meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas dalam
eradikasi frambusia bersama tim pengendali operasi
wilayah untuk melaksanakan penemuan dan tatalaksana
penderita.
 Melakukan advokasi.
 Memfasilitasi kegiatan KIE
 Melaksanakan kegiatan pemeriksaan Laboratorium (RPR
dan TPHA)
 Melakukan kegiatan penemuan dan pengobatan
penderita frambusia bersama-sama dengan puskesmas.
 Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan eradikasi frambusia kepada puskesmas.
Puskesmas
(Pelaksana operasional Eradikasi)
 Sosialisasi dan mobilisasi eradikasi frambusia kepada
stake holder (lintas sektor/aparat desa, toma, toga).
 Melakukan advokasi kepada aparat kecamatan dan
desa untuk mendapat dukungan dalam eradikasi
frambusia.
 Orientasi seluruh petugas puskesmas tentang
program dan tatalaksana penderita frambusia.
 Melaksanakan penemuan dan pengobatan penderita
dan kontak di sekolah dan di masyarakat serta
pelacakan terhadap penderita dan kontak yang lolos
dalam pengobatan sebelumnya.
 Melakukan surveilans eradikasi frambusia
INDIKATOR DAN TARGET

 Jumlah kasus baru terdeteksi


 Proporsi kasus baru yang sudah di obati
diantara yang terdeteksi
 Proporsi kontak diobati
 Proporsi desa di daerah endemik yang mana
ada penemuan kasus
Catat dan laporkan

1.Kartu penderita
2.Catatan survey desa
3.Daftar pasien desa
4.Laporan puskesmas,
kabupaten, dan propinsi
setiap 3 bulan
Team work
Terima
Kasih
Program
Pemberantasan
Frambusia ..........
Pemberantasan

Sebelum
Kemerdekaan
Setelah
Kemerdekaan
Neo Salvarsan
1912
TCP
Repeated 1950-1952
Neosalv. 1930-
TCPS Crash
1942
1952-56-80 Crash
PR ProgrCrash
Progr
1980-1985
Progr
16.2% 1980-1985
1980-2000
Integrated
Progr 2003-
4.11%-0.45%

0.15% <0.001%
Frambusia ...
Penyakit kuno yang
masih ada di Indonesia

Ini menunjukkan ……...


negara kita ……….
masih terbelakang
2003 Kantong-2 Frambusia di Indonesia

7
SASARAN & TARGET
Sasaran:
 Propinsi dan kabupaten dengan PR >

1/10.000 pddk

Target Tahun 2005:


 Propinsi dgn eliminasi frambusia 100%

 Kabupaten dgn eliminasi frambusia

100%
PEMBAGIAN WILAYAH
1. WILAYAH BEBAS FRAMBUSIA, YAITU
WILAYAH YANG TIDAK ADA KASUS.

2. WILAYAH PENGAWASAN FRAMBUSIA


(MAINTENANCE), YAITU WILAYAH YANG
ADA KASUS DENGAN PREV < 1 PER 10.000
PENDUDUK.

3. WILAYAH PENANGGULANGAN YAITU


WILAYAH YANG ADA KASUS
DENGAN PREV > 1 PER 10.000 PENDUDUK.
ESSENSI
PEMBERANTASAN FRAMBUSIA

Tidak hanya mengidentifikasi dan


mengobati penderita klinis

Juga

Segera mencari dan mengobati penderita


laten dan kontak.
ESTIMASI PENDERITA
 High Endemik
Ratio penderita klinis : laten = 1:4

 Low Endemik
Ratio penderita klinis : laten > 1:4
PERMASALAHAN PROGRAM
P2 FRAMBUSIA
Surveilans :
Pelaporan khusus program tidak ada, data gabung dgn
SP2TP.
SDM:
Tidak ada khusus, biasanya gabung dengan salah satu program
di P2ML
Teknis Pemberantasan:
Tidak semua kontak penderita diobati
Follow up pengobatan dilakukan bila ada uang
Penganggaran:
Tidak semua daerah mempunyai dana operasional.
Pengadaan obat Program (Benzatine Penicillin):
Sesuai dengan permintaan daerah (Kab) : 24.000 vial,
Frambusia ...
kenapa masih
harus ada…..?
Penyakit Frambusia
Penyebab Treponema pertenue
Anak-2 < 15 tahun
• Daerah tropis, kelembaban tinggi
• Kebersihan diri & lingkungan kurang

Pddk miskin, gizi kurang


Papilloma

12
Frambusia .....
Jika tidak
diobati

Kecacatan dapat
terjadi
Tujuan Kita Bersama….

Eradikasi Frambusia di
seluruh Indonesia
tahun 2010
gan cara……..
 Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan
dalam pemberantasan frambusia

 Menemukan & mengobati penderita dan kontak

 Meningkatkan peran serta masyarakat untuk


mencari penderita dini

 Memberi informasi kepada seluruh masyarakat

 Memperbaiki pengadaan SAB dan kebersihan


perorangan
Kesimpulan
PEMBERANTASAN Frambusia bukan program prioritas,
karena persepsi sudah dapat dikendalikan
 Eliminasi tingkat nasional sudah
tercapai, tapi di beberapa daerah
masih ada kantong frambusia
 Diperlukan dukungan berbagai pihak
& pengambil kebijakan untuk mencapai
ERADIKASI FRAMBUSIA

Pemberantasan frambusia merupakan salah satu upaya


PENGENTASAN KEMISKINAN dan upaya mencegah
kecacatan pada anak-2
Marilah kita bekerjasama supaya
Eradikasi Frambusia dapat tercapai
tahun 2010

Indonesia Bebas Frambusia ...


Tanggung jawab kita bersama

Anda mungkin juga menyukai