Anda di halaman 1dari 35

BAGIAN ILMU KESEHATAN MAYARAKAT MAKALAH

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2017


UNIVERSITAS PATTIMURA

ERADIKASI FRAMBUSIA

Disusun oleh:
Sekar Indah Setyarini (2010-83-044)

Pembimbing:
dr. Deborah, E. H. Lantang, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MAYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
FRAMBUSIA
Sinonim

Pian
Puru Buba

Patek Paru
Parangi
Pendahuluan
Frambusia = Frambesia tropika
penyakit infeksi kronis residif non-venereal
yang disebabkan oleh Treponema palidum
pertenue, dapat melibatkan kulit, tulang,
sendi, saraf, dan juga mata.
Frambusia
daerah tropis & lembab
terutama anak-anak (< 15 tahun)
Epidemiologi sosial ekonomi rendah dan higiene
buruk

Kekebalan tidak ada kekebalan tubuh yang


menetap

tidak fatal
Prognosis cacat penampilan dan fisik,
gangguan sosialisasi, diskriminasi
Penularan

Sumber manusia
penularan
Berasal dari cairan eksudat /serum
kontak langsung kulit-kulit
Cara
kontak melalui lalat, alat rumah
penularan: tangga, keluarga
ASI dari Ibu ke anak

9-90 hari
Inkubasi rata-rata 3 minggu
Faktor Risiko Penularan
Bergantian memakai pakaian yang sama dengan pasien
Jarang berganti pakaian
Kebersihan perorangan dan lingkungan yang buruk
Tinggal di daerah yang kumuh
Adanya Penyakit kulit lain seperti kudis (scabies), pyoderma
Luka yang berulang-ulang selama kegiatan diluar rumah dan
kehidupan di hutan (forest)
Terapi
CARA LAMA
UMUR NAMA OBAT DOSIS
PEMBERIAN PEMBERIAN

Pilihan Utama

< 10 tahun Penisilin benzatin 600.000 IU IM Dosis tunggal

10 tahun Penisilin benzatin 1.200.000 IU IM Dosis tunggal

Alternatif (untuk kasus alergi penisilin)

< 12 tahun Eritromisin 8-10mg/kgBB/6jam oral 15 hari

8 15 tahun Tetrasiklin atau eritromisin 250 mg, 4x1 tab oral 15 hari

> 15 tahun Tetrasiklin atau eritromisin 500 mg, 4x1 tab oral 15 hari

> 8 tahun Doksisiklin 2-5 mg/kgBB/ 6jam oral 15 hari

Dewasa Doksisiklin 100 mg, 2x1 tab oral 15 hari


Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati

Kasus di Jayapura, 9 October 2008


PROVINSI YANG MEMILIKI RIWAYAT PENYAKIT
FRAMBUSIA TAHUN 2010-2014
NO Provinsi Kabupaten / Kota
1 Sumatra Utara (5 Kab/Kota) Deli Serdang, Labuan Batu, Humbang
Hasundutan, Samosir, Padang Lawas
Utara
2 Sumatra Barat (1kab/kota) Padang pariaman
3 Riau (1 kan/kota) Indragiri Hilir
4 Jambi (2 kab/kota) Tanjung Jabung Timur dan Barat
5 Lampung (1kab/kota) Lampung Utara
6 Bengkulu (3 kab/kota) Seluma, Bengkulu Selatan, Muko-Muko
7 Banten (1 kab/kota) Lebak
8 Jawa Timur (2 kab/kota) Sampang, Sumenep
9 Kalimantan Tengah (2 kab/kota) Kotawaringin Timur, Pulang Pisau
10 Kalimantan Barat (1 kab/kota) Kayong Utara
11 Gorontalo (2 kab/kota) Pohuwato
No q Provinsi Kabupaten / Kota
12 Sulawesi Tengah (4 kab/kota) Parigi Moutang, Donggala, Tojo Una-Una, Sigi

13 Sulawesi Tenggara (3 kab/kota) Buton, Muna, Konawe


14 Bali (1 kab/kota) Klungkung
15 Nusa Tenggara Timur (15 kab/kota) Timor tengah selatan, timor tengah utara, belu,
alor, flores timur, sikka, ende, nagekeo, rote
ndao, sumba barat, sumba tengah, sumba timur,
kupang, lembata, sumba barat daya

16 Maluku (5 kab/kota) SBB, Buru, Malteng, Tual, Malara

17 Maluku Utara (2 kab/kota) Halmahera selatan, Halmahera Utara

18 Papua Barat (7 kab/kota) Sorong, Sorong Selatan, Raja Ampat,


Manokwari, Fak-fak, Kaimana, Teluk Wondama
19 Papua (17 kab/kota) Keerom, Kota Jayapura, Jayapura, Meruke,
Nabire, Kep. Yapen/Serul, Biak, Numfor, Paniai,
Timika, Boven Digul, Mappi, Asmat, Yahukimo,
Sarmi, Waropen, lanny Jaya, Irian Jaya
Fambusia di Maluku
PROGRAM ERADIKASI FRAMBUSIA
Desa/kelurahan kelurahan berisiko rendah penularan
frambusia, atau disebut desa Berisiko Rendah, adalah
desa/kelurahan yang berada di Kabupaten/Kota endemis
frambusia, yang memenuhi salah satu kriteria sebagai
berikut:

Tidak ditemukan kasus frambusia (probable/konfirmasi) dalam


setahun terakhir atau
Ditemukan kasus frambusia (probable/komfirmasi) tetapi sedikit,
jarang dan tidak terus menerus. Secara teknis ditemukan kasus
frambusia (probable/konfirmasi) 1-10 kasus dalam setahun terakhir
(estimasi rate insidens kurang dari 0.5 % pertahun)
Penetapan Desa Endemis Tinggi dan Wilayah Implementasi
Pengobatan Massal :
(1) Siapkan Daftar Desa dan Peta Menurut Desa Setiap
Puskesmas
(2) Siapkan daftar kasus frambusia (bersumber Laporan Bulanan
Kasus Frambusia Puskesmas)
(3) Hitunglah (melidi) jumlah kasus frambusia
(probable/konfirmasi) setiap desa dan catat hasilnya pada
dalam Tabel Distribusi Kasus Frambusia Menurut Desa di
Setiap Puskesmas (seperti contoh dibawah ini)
Langkah langkah pelaksanaan
kegiatan pengendalian Frambusia
1. Penemuan kasus
Aktif
Pasif
Pelacakan
2. Promosi eradikasi frambusia
Penemuan Aktif

Pemeriksaan anak sekolah


Pemeriksaan melalui survei desa di daerah
endemis
Pelacakan :Pencarian kontak penderita
(sekolah,sepermainan,tetangga)100%
Pelaksana penemuan aktif: Petugas puskesmas

Dibantu oleh:
1. Disekolah:
Guru sekolah
Komite sekolah / Madrasah/Pesantren
2. Survei desa
Tokoh masyarakat formal & non formal
Lembaga keagamaan
Kader

Yang terpenting program pencarian dilaksanakan secara


regular (teratur)
Waktu pencarian sebaiknya segera setelah musim hujan
Penemuan kasus secara pasif
1. Datang sendiri
2. Pemberitahuan dari:
- Kepala desa
- Kader
- Masyarakat desa
- Guru sekolah
Ke sarana kesehatan (Pustu,Puskesmas,RS)
Pelacakan
Dilakukan bila menemukan kasus frambusia baik
secara aktif maupun pasif Tujuan mencari kontak
Dilakukan terhadap:
Kontak serumah
Kontak sekeluarga (kontak 3 bl terakhir)
Kontak tetangga
Kontak sekolah
Kontak sekerja (kontak 3 bl terakhir)
Langkah pelacakan
Buat daftar kontak
Membuat rencana kunjungan
Memberitahu instansi terkait
Melaksanakan pemeriksaan kontak
Melakukan pengobatan pada kontak dan
penderita baru yang ditemukan
Membuat laporan
Promosi eradikasi frambusia
Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari oleh untuk dan bersama
masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri dalam upaya eradikasi frambusia serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan yang terkait eradikasi
frambusia.
Pesan pokok untuk kelompok
sasaran
Kelompok Pesan Pokok
Sasaran
Primer Tanda dan gejala awal penyakit

(Penderita, frambusia
kontak, Komplikasi dan kecacatan akibat

keluarga) penyakit frambusia


Pentingnya pengobatan pada penderita
dan kontak
Cara penularan dan pencegahan infeksi

penyakit frambusia
Kelompok Pesan Pokok
Sasaran

Sekunder Tanda dan gejala awal penyakit


(Masyaraka frambusia
t & ptgs Komplikasi dan kecacatan akibat

kes di penyakit frambusia


daerah Pentingnya pengobatan pada penderita
endemis) dan kontak
Cara penularan dan pencegahan infeksi

penyakit frambusia
Peran aktif yang harus dilakukan

masyarakat
Kelompok Pesan Pokok
Sasaran

Tertier (Para Pemerintah daerah bertanggung


pengambil jawab atas bebasnya frambusia di
kebijakan di wilayahnya.
daerah endemis) Peran aktif yang harus dilakukan
masyarakat
PENGORGANISASIAN

Pusat (Pusat Pengendali Operasi)

Menyiapkan rumusan kebijakan, peraturan dan pedoman operasional


pelaksanaan Eradikasi Frambusia.
Melakukan advokasi dan sosialisasi eradikasi frambusia ke propinsi,
kabupaten/kota, lintas program dan lintas sektor.
Melakukan advokasi untuk memantapkan komitmen dengan pengambil
kebijakan di daerah endemik tinggi.
Menyediakan obat azitromisin/benzatin penisilin untuk keperluan
Pengobatan Massal Frambusia, dan Pengobatan Kasus-Kontak.
Melaksanakan survei dan penelitian lain yang diperlukan berkoordinasi
dengan provinsi
Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan eradikasi
frambusia.
Provinsi (Pengendali Wilayah)
Melaksanakan kebijakan, peraturan dan pedoman program eradikasi
frambusia di wilayah propinsi.
Melakukan analisa situasi dan kegiatan surveilans eradikasi frambusia
di tingkat propinsi.
Melaksanakan advokasi untuk memantapkan komitmen dengan
pengambil kebijakan di tingkat propinsi.
Advokasi dan sosialisasi eradikasi frambusia ke dinas kesehatan
kabupaten/kota dan lintas sektor
Memfasilitasi kegiatan penemuan dan pengobatan penderita dan
kontak penderita frambusia di kabupaten dan kecamatan.
Memfasilitasi kegiatan KIE
Memfasilitasi kegiatan pemeriksaan laboratorium dan sistem
rujukannya.
Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program pengendalian penyakit frambusia
kepada kabupaten/kota dan puskesmas.
Menetapkan status endemisitas kabupaten/kota
Sertifikasi nol kasus kabupaten/Kota
Surveilans pasca nol kasus
Kabupaten/Kota (Pengendali Operasi)

Melaksanakan kebijakan, peraturan dan pedoman program


eradikasi frambusia di wilayah kabupaten/kota.
Melakukan analisa situasi dan kegiatan surveilans
eradikasi frambusia di tingkat kabupaten/kota.
Meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas dalam
eradikasi frambusia bersama tim eradikasi frambusia desa
untuk melaksanakan penemuan dan tatalaksana penderita.
Melakukan advokasi dan sosialisasi untuk memantapkan
komitmen dengan pengambil kebijakan di tingkat
kabupaten/kota.
Memfasilitasi kegiatan KIE
Melaksanakan kegiatan pemeriksaan laboratorium (RPR) dan
rujukan laboratorium ke propinsi atau laboratorium lain sesuai
dengan kondisi wilayah.
Melakukan kegiatan penemuan dan pengobatan penderita
frambusia bersama-sama dengan puskesmas.
Menetapkan wilayah implementasi Pengobatan Massal
Frambusia
Melaksanakan Pengobatan Massal Frambusia
Melaksanakan monitoring Wilayah Sentinel, Wilayah Acak dan
Wilayah Kontrol pasca Pengobatan Massal Frambusia
Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
eradikasi frambusia kepada puskesmas.
Puskesmas
(Pelaksana operasional Eradikasi)

Sosialisasi dan mobilisasi eradikasi frambusia kepada stake


holder (lintas sektor/aparat desa, toma, toga).
Melakukan advokasi kepada aparat kecamatan dan desa
untuk mendapat dukungan dalam eradikasi frambusia.
Orientasi seluruh petugas puskesmas tentang program dan
tatalaksana penderita frambusia.
Melaksanakan penemuan dan pengobatan kasus dan kontak
di sekolah dan di masyarakat, terutama terhadap penderita
dan kontak yang tidak ditemukan pada kegiatan pengobatan
sebelumnya.
Melakukan surveilans eradikasi frambusia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai