Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Anestesiologi Indonesia

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN ANESTESI PROSEDUR FONTAN


ANAESTHESIA MANAGEMENT IN FONTAN PROCEDURE
Akhmad Ridconi*, Budi Nugroho**
*Dokter anestesi divisi thoraks dan kardiovaskuler RSUD M. Ansari Saleh, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, Peserta program studi pendidikan fellowship/konsultan anestesi kardiovaskuler RS Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
**Dokter anestesi dan staff pengajar program studi pendidikan fellowship/konsultan anestesi kardiovas-
kuler RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

ABSTRACT
Introduction
Single ventricle is a complex congenital heart disease, and living with this has
numerous restrictions. The natural history of a univentricle heart without cardiac
surgery is calamity. Fontan procedure is a surgical option that can be offered to
patients with single ventricle. The outcome of Fontan procedure is affected by sevetal
factors including patients, procedure, management, and gradual increase in right-side
venous pressure. By the pass of time right ventricular failure deteriorate the function of
system include increased pulmonary vascular resistance, increased systemic venous
pressure, chronic low-cardiac output state, right ventricular dysfunction, and failure of
the single ventricle repair.
Case presentation
This study presents a 19 year old woman with Double outlet right ventricel, ventricular
septal defect, pulmonary stenosis, patent ductus arteriosus, bilateral superior cava vein,
who underwent a Fontan procedure.
Conclusion
Fontan procedure will increase the survival of patients. The long term outcomes of
patients are associated with numerous complications. The absence of patients
compliance and close follow up, the consequence is catastrophic.
Keyword : Congenital heart disease, Single ventricle, Fontan procedure, physiology

ABSTRAK
Pendahuluan
Single ventricle merupakan kelainan jantung kongenital kompleks, dan seseorang yang
hidup dengan kelainan ini akan disertai dengan sejumlah keterbatasan. Tanpa terapi
bedah, univentrikel akan menjadi malapetaka. Prosedur Fontan merupakan teknik
pembedahan terpilih yang dapat diterapkan pada pasien dengan single ventricle. Hasil
prosedur Fontan dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk faktor, prosedur,
pengelolaan, dan tekanan vena sisi kanan berangsur-angsur akan meningkat. Seiring
dengan berjalannya waktu gagal jantung kanan akan mengalami penurunan fungsi

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Volume IX,
Terakreditasi Nomor
DIKTI 3, Tahun
dengan masa2017
berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019 157
Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014
Jurnal Anestesiologi Indonesia

sistem, meliputi peningkatan resistensi pembuluh darah pulmoner (PVR), peningkatan


tekanan vena sistemik (SVR), low-cardiac output kronis, disfungsi ventrikel kanan,
dan kegagalan prosedur perbaikan single ventricle.
Presentasi Kasus
Wanita 19 tahun dengan Double Outlet Right Ventricle, Ventricular Septal Defect,
Pulmonal Stenosis, Patent Ductus Arteriosus, Bilateral Superior Vena Cava yang akan
menjalani prosedur Fontan.
Kesimpulan
Prosedur Fontan akan meningkatkan usia harapan hidup pasien. Keberhasilan jangka
panjang ditentukan oleh banyaknya komplikasi. Dalam kondisi tidak adanya ketaatan

PENDAHULUAN Superior dengan cabang arteri


pulmonalis pada sisi ipsilateral dan
Pada awal tahun 1699, Chemineau kemudian melakukan anastomosis
menggambarkan jantung yang terdiri antara Vena Cava Inferior dan Arteri
dua atrium tapi hanya memiliki satu Pulmonalis. Anastomosis antara Vena
ventrikel.1 Pada tahun 1971, Francis Cava Inferior dan Arteri Pulmonalis
Fontan dan Eugene Baudet pertama kali dapat dilakukan secara intrakardiak
yang mendeskripsikan prosedur yang (intra atrial lateral tunnel) maupun
mengalihkan semua darah balik vena ekstrakardiak. Tujuan prosedur ini
sistemik menuju ke arteri pulmonal adalah untuk meyiapkan jantung
tanpa perantara ventrikel sebagai dengan single ventricle agar dapat
tindakan bedah paliatif pada kasus mengalirkan darah ke sirkulasi sistemik
atresia trikuspid.2 Kemajuan teknik dan mengarahkan semua aliran darah
bedah dan manajemen anestesi balik ke sirkulasi pulmonal tanpa
menghasilkan survival rate 10 years melewati jantung.6
diatas 90% setelah tindakan paliatif
fontan sehingga pasien dengan kelainan KASUS
jantung kongenital bisa bertahan hingga
dewasa. Pemahaman tentang anatomi Seorang wanita umur 19 tahun dengan
dan fisiologi dibutuhkan untuk berat badan 34 kg dan tinggi badan 140
mendapatkan hasil yang optimal.3 cm dengan keluhan cepat lelah disertai
Seleksi pasien untuk tindakan fontan biru jika aktifitas berlebih sejak 2
sebaiknya irama jantung yang sinus, tahun, spell (+), riwayat RRTI
mempunyai ukuran arteri pulmonalis (Recurrent Respiratory Tractus
yang adekuat dan fungsi ventrikel yang Infection) (+), FFT (Failure to Thrive)
baik sehingga menghasilkan outcome (+). TD: 109/63, Nadi: 98x/m, RR: 20x/
yang baik.4,5 m, SpO2: 80%. S1-2 normal, murmur
+, akral hangat, edema -/-, sianosis +/
Prosedur fontan adalah suatu tindakan +, clubbing finger +. Pada pemeriksaan
yang menghubungkan Vena Cava elektrokardiografi menunjukkan irama

158 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

sinus. fentanyl 200 ug, propofol 50 mg,


vecuronium 10 mg iv. Tanda vital pra
induksi TD 90/60mmHg, HR 82 x/
menit, dilakukan intubasi endotrakeal
Ekokardiografi:
dengan ETT no 6,5, dengan kedalaman
Situs solitus, AV discordance, semua 18 cm. Pengaturan ventilator mode
PV ke LA volume kontrol (VC) dengan volume
tidal (TV) 320, RR 12 x/mnt, I:E = 1:2,
SVD (+), VSD inlet (+), PDA (-) Fi O2 50%. Maintenance anesthesia
dengan sevofluran 1-2 vol% pada
Kontraktilitas LV baik, Kontraktilitas
kombinasi 50% oksigen : 50%
RV baik, TAPSE 1,3 cm
udara.Setelah induksi dilakukan
Aorta dan PA keluar dari RV dengan pemasangan suhu (nasal), arteri line
Ao/PA anterior kiri/posterior pada arteri radialis sinistra, central
venous catheter di femoralis dextra.
PS infundibuler severe PG 75 mmHg, Pada saat itu didapatkan tekanan vena
PA konfluens sentral 12 cmH2O, SpO2 100%.

Arcus aorta di kiri, coartatio Ao (-) Durante operatif dilakukan


pemeriksaan langsung pada arteri
Kesimpulan: DORV, VSD inlet, PS pulmonal utama untuk menilai tekanan
infundibuler severe, SVD arteri pulmonal untuk mengambil
keputusan tindakan bedah. Nilai yang
Diagnosa kerja
didapatkan 10 mmHg sehingga
Double Outlet Right Ventricle keputusan yang diambil untuk tindakan
Ventricle septal defect bedah adalah prosedur fontan. Operasi
Pulmonal stenosis infundibular berlangsung selama 165 menit dengan
Malposisi Great Arteries Ao X time 46 menit; CPB time 165
Bilateral SVC menit, ischemic time 42 menit. Durante
Patent Ductus Arteriosus operasi dilakukan

Fontan ektrakardiak konduit goretex


Pada hari pelaksanaan operasi, pasien diameter 22 mm dengan fenestrated
dibawa ke kamar operasi dan
Bilateral BCPS
pemasangan jalur vena perifer pada
vena dorsum manus sinistra serta Potong MPA
pemasangan monitor elektrokardiografi
(EKG), pulse oximetry kemudian Ligasi dan potong PDA
dilakukan induksi anestesi. Pasien
diberi oksigenasi. Induksi dengan Atrial septektomi

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 159


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Post cross clamp off terjadi VF dan untuk melakukan perencanaan anestesi
dilakukan DC shock 1 x 10 joule, irama untuk anak dengan double outlet right
sinus bradikardi kemudian menjadi ventricle. Kelainan jantung yang
irama sinus. Setelah operasi, pasien signifikan secara klinis berdasarkan
dipindahkan ke ICU dalam pengaruh pada riwayat dan progresifitas penyakit
obat anestesi dan terintubasi dengan pasien. Manifestasi klinis dapat
support dobutamin 5 ug/kgbb/m. bervariasi dari sianosis sampai gagal
Ekstubasi dilakukan sekitar empat jam jantung kongestif, masalah pernapasan,
setelah masuk ruang PICU dan gagal tumbuh kembang.7 Disfungsi
jantung sangat penting untuk diketahui
PEMBAHASAN karena dapat mempengaruhi teknik
anestesi yang digunakan. EKG dan dan
Single ventricle digunakan pada
riwayat aritmia harus dievaluasi.
keadaan dimana percampuran komplet
Diskusi dengan ahli bedah tentang
darah dari vena pulmonal dan vena
rencana tindakan yang akan dilakukan
sistemik yang terjadi pada tingkat
dan hal-hal spesifik terhadap suatu
atrium atau ventrikel dan ventrikel
kasus merupakan hal penting.4,5,6,8
kemudian didistribusikan keluar
menuju jaringan sistemik dan Pemahaman lengkap tentang anatomi
pulmonal. Double outlet right ventricle dan fisiologi pasien yang didapat
merupakan suatu penyakit jantung dengan mengevaluasi ekokardiografi,
kongenital yang melibatkan right data kateterisasi jantung dan imaging
ventriclar outflow tract yang mana (MRI, CT scan). Pada beberapa kasus
kedua arteri besar muncul dari ventrikel anatomi single ventrikel selalu ada
kanan. Kejadian double outlet right obstruksi ke aliran darah pulmonal atau
ventricle adalah 0,09 kasus per 1.000 sistemik sebagai hasil obstruksi komplit
kelahiran.4 atau hampir komplit aliran masuk atau
aliran keluar. Pada keadaan ini terdapat
Berdasarkan lokasi ventricle septal
sumber aliran darah pulmonal dan
defect (VSD) dalam hubungan terhadap
sistemik untuk menjamin kelangsungan
arteri besar, double outlet right
hidup setelah lahir. Pada beberapa
ventricle dibagi atas 4 kategori: 7
contoh single ventricle terjadi
DORV dengan VSD subaortik hubungan langsung antara aorta dan
arteri Pulmonal melalui Patent Ductus
DORV dengan VSD subpulmonal Arteriosus (PDA) sebagai sumber
tunggal aliran darah sistemik atau dari
DORV dengan VSD doubly committed
aliran darah pulmonal.9
DORV dengan VSD noncommitted
Pasien bertahan hidup hingga dewasa
Evaluasi preoperatif sangat penting disebabkan ole adanya PDA dan

160 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

adanya stenosis pulmonal. Aliran darah yang memiliki akses intravena dapat
sistemik yang kembali ke atrium kanan menggunakan teknik induksi berbasis
yang mengandung kadar oksigen yang opioid, dibandingkan dengan sebagian
rendah akan dialirkan ke ventrikel besar bayi dengan induksi inhalasi
kanan. Aliran darah yang ada di atrium masker dengan sevofluran. Monitoring
dan ventrikel terjadi percampuran yang diperlukan seperti EKG, probe
antara darah yang teroksigenasi dan saturasi oksigen, ETCO2, suhu, arteri
tidak teroksigenasi. Kemudian darah line dan central line. Monitoring NIRS
dialirkan ke arteri pulmonal untuk digunakan pada sebagian besar
kembali ke paru dan ke sistemik neonatus dan bayi maupun dewasa.
melalui PDA (sianosis). Adanya Akses intravena diperlukan untuk
stenosis pulmonal sangat melakukan induksi. Beberapa pasien
menguntungkan pada pasien ini oleh mungkin dilakukan redo sternotomi
karena tidak terjadi hipertensi atau repair kompleks dan hal ini
pulmonal yang dapat menyebabkan penting untuk diketahui agar dapat
gagal jantung. memiliki akses vena untuk transfusi
cepat produk darah serta kanulasi
Anestesi dengan teknik balance femoral dilakukan bila sewaktu-waktu
anesthesia yang terdiri fentanyl dan terjadi perdarahan hebat.7
obat anestesi inhalasi. Strategi ventilasi
didasarkan pada fisiologi kasus pasien Intraoperatif, fokus utama adalah
dengan tujuan menyeimbangkan aliran mempertahankan curah jantung yang
darah sistemik dan paru. Konsentrasi cukup. Preload yang adekuat,
inspirasi oksigen, penggunaan hiper/ kontraktilitas dan pengisian ventrikel
hipoventilasi, dan pH dapat digunakan yang baik serta mencegah peningkatan
untuk mengatur tahanan pembuluh afterload. Ekokardiografi
darah paru. Pada pasien dengan aliran transesofageal sangat penting pada
darah sistemik tergantung patent ductus pasien dengan double outlet right
arteriosus, CO2 terinspirasi dapat ventricle dan dilakukan sebelum
digunakan untuk meningkatkan curah memulai operasi dan setelah
jantung sistemik.7 penyapihan dari cardiopulmonary
bypass (CPB).7,8
Anestesiologist sebaiknya melakukan
induksi yang mempunyai efek minimal Anatomi dan fisiologi single ventricle
terhadap kontraksi otot jantung, curah yang kompleks, memerlukan keputusan
jantung, dan aliran darah pulmonal. tindakan bedah yang tepat.
Induksi anestesi dapat dilakukan Pertimbangan dilakukan tindakan awal
dengan menggunakan anestesi inhalasi hanya BCPS menjadi fontan setelah
seperti sevofluran atau dengan dilakukan pemeriksaan tekanan arteri
intravena. Pada dewasa dan neonatus pulmonal dengan pemeriksaan

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 161


Jurnal Anestesiologi Indonesia

langsung pada arteri pulmonal utama. patensi dari ventricular outflow tracts,
Nilai yang diharapkan dibawah 15. dan katup AV yang adekuat. Setelah
Beberapa penilaian lain yang perlu tindakan bedah dan hemodinamik
dipertimbangkan berdasar ten optimal, protamin diberikan.
5
commandments:
Monitoring central line setelah
Umur > 4 tahun dilakukan tindakan fontan akan berubah
fungsi menjadi tekanan arteri pulmonal.
Irama jantung sinus Hal ini terjadi oleh karena vena cava
superior dan vena cava inferior
Venous return sistemik normal
dihubungkan langsung ke cabang arteri
Volume atrium kanan normal pulmonal.5,7 Aliran darah dari vena
sistemik ke sirkulasi pulmonal
Tekanan arteri pulmonal utama < 15 merupakan aliran pasif, yang mana
mmHg peningkatan tahanan pembuluh darah
pulmonal dapat mempengaruhi
Resistensi arteriol pulmonal < 4 Wood
pengisian ventrikel dan curah jantung.
units/m2
Hal ini harus dicegah terjadinya
Rasio arteri pulmonal-aorta > 0,75 peningkatan tahanan pembuluh darah
pulmonal yang diakibatkan oleh
LVEF normal > 0,60 hipoksia, hiperkarbia, asidosis,
hipotermia, anestesi atau analgetik yang
Katup mitral kompeten tidak adekuat dan pemakaian PEEP
yang tinggi.10
Tidak ada distorsi arteri Pulmonal
Prosedur bedah yang dilakukan adalah
Setelah tindakan bedah dan sebelum
tindakan fontan ekstrakardiak
penghentian CPB, obat inotropik
mempunyai keuntungan diantaranya
dimulai dan irama jantung dievaluasi.
mempertahankan tekanan atrium yang
Beberapa kasus menggunakan milrinon
normal, menghindari manipulasi
dan epinefrin dan neonatus
terhadap atrium dan eliminasi jahitan
membutuhkan pemberian kalsium.
yang pada atrium sehingga
Tindakan fontan dapat menyebabkan
menurunkan kejadian aritmia atrium
aritmia atrium dan ventrikel dan
dalam jangka pendek dan panjang.
pemasangan pacing sementara
Tindakan fenestrasi bertujuan untuk
diperlukan sebelum dilakukan
mengurangi tekanan vena cava inferior
pemisahan dari mesin CPB. TEE
jika tahanan vena pulmonal meningkat
digunakan untuk mengevaluasi
dan untuk menambah preload sistemik
tindakan bedah setelah penghentian
dan curah jantung.6,10
CPB dan fokus pada fungsi ventrikel,
adanya residual shunting intrakardiak, Memahami fisiologi sirkulasi Fontan

162 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

penting untuk manajemen anestesi yang (PEEP) diharapkan dapat menghasilkan


optimal. Perbedaan utama dari aliran darah pulmonal yang optimal. 6,10
kesuksesan sirkulasi Fontan adalah
tekanan vena sistemik, tahanan vena Ekstubasi dini setelah klinis dan
pulmonalis, fungsi katup hemodinamik stabil sangat bermanfaat
atrioventrikuler, irama jantung dan pada prosedur fontan. Hal ini oleh
fungsi ventrikel. Gangguan beberapa karena tekanan intrathorakal yang
faktor tersebut akan mempengaruhi menyebabkan tekanan negatif pada
curah jantung. Irama sinus untuk ventilasi spontan (inspirasi) akan
mempertahankan preload ventrikel dan menyebabkan aliran darah balik melalui
curah jantung. Disfungsi jantung dapat vena cava superior dan vena cava
diatasi dengan topangan inotropik dan inferior meningkat sehingga akan
pengurangan afterload sistemik. 6,10 memperbaiki aliran darah pulmonal.
Aliran darah pulmonal yang baik akan
Volume intravaskuler adalah penentu menghasilkan curah jantung yang
utama tekanan vena sentral, cukup pada tindakan prosedur fontan.
hipovolemia kurang ditolerir. Tekanan Monitoring post operatif terhadap
vena sentral yang berubah fungsi resiko komplikasi seperti perdarahan,
sebagai arteri pulmonal menjadi disritmia, tromboemboli, disfungsi
penentu aliran darah pulmonal. jantung. Pengaturan posisi untuk
Peningkatan tekanan gradient mencegah peningkatan tekanan vena
transpulmoner menggambarkan sistemik dan hipoperfusi serebral
peningkatan tahanan vena pulmonal. sehingga dapat mencegah komplikasi
Tekanan vena sentral yang tinggi (> 20 lanjut terhadap kejadian kegagalan
mmHg) dan berfungsi sebagai monitor prosedur fontan.6,10
arteri pulmonal setelah tindakan fontan
menggambarkan peningkatan tahanan Komplikasi setelah tindakan
vena pulmonal atau disfungsi fontan berhubungan dengan
jantung. 6,10 peningkatan tekanan vena dan kongesti
serta low cardiac output. Beberapa
Pemberian tekanan positif akan komplikasi tindakan fontan seperti
menurunkan preload dan meningkatkan intoleransi latihan, disfungsi ventrikel,
tahanan vena pulmonal. Tekanan gangguan konduksi dan irama jantung,
intrathorax sangat mempengaruhi aliran hepatomegali, gangguan limfatik
darah pulmonal yang bersifat pasif (protein losing enteropathy, efusi
sehingga pengaturan ventilasi dengan pleura, ascites dan oedem perifer).
mempersingkat waktu inspirasi, tidal Follow up yang berkesinambungan
volume yang optimal dan rendahnya diharapkan dapat memantau dan
frekuensi napas, meminimalkan mencegah komplikasi lanjut serta
positive end expiratory pressure meningkatkan kualitas hidup terhadap

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 163


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium 13-3-2015

Hb 13 SGOT 17 PH 7,43
Lekosit SGPT 17 pCO2 29
Hematokrit 45 Albumin 4,8 pO2 99
Trombosit 284.000 APTT 36,6 HCO3 19,3
Gol drh/Rhesus O/+ Glukosa 121 BE -3,3
BUN 23 Natrium 133 Sat O2 98
Ureum 11,54 Kalium 3,7 Kalsium 1,28
Kreatinin 0,71 Klorida 112 Magnesium 0,5

Tabel 2. Hemodinamik

164 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 1. Kateterisasi

Gambar 2. Elektrokardiografi: SR, Q di V1-V3, ST elevasi V1-V3, T inv V4-V5

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 165


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 3. Rontgen thorax: CTR 50%, segmen Ao Po normal, pinggang jantung mendatar, apex
downward, infiltrat (-), kongesti (-), oligemia (+)

166 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
1. Peacock TB. Malformations of the
heart. In: Peacock TB, ed. On
Malformations of the Human Heart:
With Original Cases. London, UK:
John Churchill: 1958;10-102.
2. Fontan F, Baudet E. Surgical repair
of tricuspid atresia. Thorax.
1971;26: 240-248.
3. Khairy P et al. Long-term survival,
modes of death, and predictors of
mortality in patients with Fontan
surgery. Circulation. 2008;117: 85-
92.
4. Das S et al. Perioperative
management of combined surgery
for phaechromocytoma and double
outlet right ventricle: a rare
combination. Indian J anaesth.
2015;59(6): 378-380.
5. Feinstein et al. HLHS: Current
consideration and Expectations.
JACC. 2012; S1-S42.
6. Nayak et al. The Fontan Circulation.
Continuing Education in
Anesthesia, Critical Care & Pain.
2008;8;1:26-30.
7. Spaeth PJ. Perioperative
management of DORV Case.
8. Cannesson M et al. Anesthesia for
noncardiac surgery in Adult with
congenital Heart disease.
Anestesiology. 2009;111: 432-40.
9. DiNardo AJ. Physiology of single
ventricle, birth and beyond. Revista
Mexicana de Anestesiologia.
2010;33: S275-277.
10. Kothandan H et al. Fontan
physiology: Anesthetic implications
for non cardiac surgery. Int J
Anesthetic Anesthesiol. 2015;1-4.
11. Gewillig M. The fontan circulation.
Heart. 2005;91(6): 839-46.
12. Deal JB et al. Management of the
Failing Fontan Circulation. Heart.
2012;98:1098-1104.

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 167

Anda mungkin juga menyukai