Anda di halaman 1dari 33

RUK

Rencana Usulan Kegiatan

PROGRAM KUSTA FRAMBUSIA

Oleh : Ilham Munaf, S.Kep., Ns

UPTD PUSKESMAS KOKOP KEC. KOKOP

KABUPATEN BANGKALAN

JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan rencana usulan kegiatan ini sebagai upaya untuk
mempermudah kami melakukan kegiatan ini.
Puskesmas Kokop dan beberapa program kesehatan didalamnya yang di
laksanakan di Puskesmas di bebani dengan target program yang di harapkan dapat
tercapai dengan baik dalam kurun waktu yang telah ditentukan, salah satunya
program kusta frambusia.
Sebagai upaya memenuhi target tersebutlah di harapkan adanya suatu
sistem yang terarah yang berisi susunan rencana kegiatan pokok Puskesmas yang
akan di laksanakan selama satu tahun yang dikenal dengan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK). R U K berfungsi mengontrol atau memberi petunjuk bagi petugas
untuk melaksanakan kegiatan , di mana dan bagaimana kegiatan itu dilakukan.
Terwujudnya R U K tahun ini dengan tepat waktu berkat bantuan dari semua
pihak, untuk itu kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan R U K ini kami
ucapkan terimakasih.
Mudah-mudahan apa yang telah kami buat ini dapat di pergunakan sebagai
bahan yang bisa di pertimbangkan sebagai alat pemantau program, demi
kesempurnaan penyusunan R U K di masa yang akan datang.

Kokop, Februari 2023


Penanggung Jawab
Program Kusta Frambusia

Ilham Munaf, S.Kep., Ns

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................3
1.3 Manfaat........................................................................................................3
1.3.1 Bagi Puskesmas.............................................................................3
1.3.2 Bagi Dinas Kesehatan....................................................................3
1.4 Visi, Misi.......................................................................................................3
1.4.1 Visi..................................................................................................3
1.4.2 Misi..................................................................................................3
1.5 Tugas Pokok Puskesmas............................................................................4
1.6 Motto............................................................................................................4
1.7 Tata Nilai......................................................................................................4
BAB 2 ANALISIS SITUASI...........................................................................................5
2.1 Data.............................................................................................................5
2.2 Data Khusus..............................................................................................10
BAB 3 ISU STRATEGIS.............................................................................................16
3.1 Identifikasi Masalah...................................................................................16
3.2 Rumusan Masalah.....................................................................................16
3.3 Penentuan Prioritas Masalah....................................................................16
BAB 4 ANALISIS PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH.........19
4.1 Analisis Penyebab Masalah......................................................................20
4.2 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah...................................................23
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah.................................................................25
BAB 5 RENCANA KEGIATAN....................................................................................28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................31
6.1 Kesimpulan................................................................................................31
6.2 Saran.........................................................................................................31
iii
6.2.1 Bagi Puskesmas...........................................................................31
6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan.................................................................31
BAB 7 PENUTUP.......................................................................................................32

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri Mycobacterium leprae kronis
yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, hingga saluran napas. Biasanya ditandai
melemahnya atau mati rasa pada tungkai tangan, kaki, dan diikuti lesi di kulit. Kusta
bisa menular ke orang lain melalui percikan ludah atau dahak yang keluar (droplet)
saat batuk atau bersin yang mengandung bakteri penyebab kusta.
Kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium leprae (M.leprae). Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat
menyebabkan kusta menjadi progresif dan menyebabkan kecacatan pada kulit, saraf,
anggota gerak dan mata.
Kecacatan dan kelumpuhan merupakan hal yang paling ditakuti oleh penderita
kusta, karena hal tersebut akan mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi
penderita. Penderita ini pada umumnya, sering ditemui merasa rendah diri, merasa
tertekan batin, takut terhadap penyakit dan kecacatan serta kelumpuhan, takut
menghadapi keluarga dan masyarakat karena sikap penerimaan terhadap dirinya.
Segan berobat karena malu, 3 apatis, bahkan kecacatan dan kelumpuhan sehingga
tidak dapat mandiri akan menjadi beban bagi orang lain (beberapa mereka menjadi
pengemis, gelandangan dan sebagainya.

Saat ini Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan dalam


pencegahan dan pengendalian penyakit Kusta. Data WHO tahun 2020 menunjukkan
Indonesia masih menjadi penyumbang kasus baru Kusta nomor 3 terbesar di dunia
dengan jumlah kasus berkisar 8% dari kasus dunia. Melihat kembali pencapaian
program  hingga 13 Januari 2021, tercacat sebanyak 26 provinsi dan 401
kabupaten/kota mencapai eliminasi ditandai dengan angka prevalensi kurang dari 1
kasus per 10.000 penduduk

Penderita kusta di Jatim adalah 24% dari penderita kusta di Indonesia.


Meskipun demikian, tingkat prevalensi kusta di Jatim mengalami penurunan sebesar
0,8 per 10 ribu penduduk tercatat tahun 2018 sebesar  0,92 menjadi 0,84 pada 2019.
Saat ini, ada 2.668 penderita kusta baru di Jatim dan 3.351 penderita kusta yang
masih berobat. Dari 2.668 penderita kusta baru, sebanyak 255 menderita cacat
kelihatan akibat terlambat terdeteksi dan sebanyak 194 (7,3%) adalah penderita usia
anak.

Puskesmas penyumbang kusta di tahun 2021 meliputi, Puskesmas Konang 15


penderita, Tanjung Bumi 13 penderita, Bangkalan dan Galis 9 penderita, Kokop dan
Modung 7 penderita, Klampis, Geger dan Tanah Merah 6 penderita, Kwanyar 5
penderita, Sepulu dan Tongguh 4 penderita, Burneh dan Kedungdung 3 penderita,
Blega dan Kamal 2 penderita, Arosbaya, Socah dan Banjar 1 penderita.

Sebagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan


penemuan kusta secara dini. Ada beberapa cara dari program kusta ini untuk menuju
program Indonesia bebas kusta, mulai dari penyuluhan di desa endemis kusta ,

1
pemeriksaan kontak, sampai memberikan sosialisasi bagi tenaga kesehatan di wilayah
kerja puskesmas kokop dan kader-kader kesehatan puskesmas kokop.

Metode yang akan dilakukan dalam program kusta dan masalah yang
menghambat dalam program kusta akan di cari solusinya agar penemuan kusta dan
program lainnya berjalan dengan lancar. Deteksi penyakit kusta secara dini akan
membantu menurunkan angka kecacatan pada penderita dimana kecacatan tersebut
dapat menjadi cacat permanen apabila tidak mengkonsumsi obat secara rutin. Peran
serta masyarakat diarahkan untuk merdayakan dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan Penanggulangan Kusta. Peran serta masyarakat dapat
dilakukan dalam bentuk: keikutsertaan sebagai kader, menjadi pengawas minum obat,
keikutsertaan dalam kegiatan promosi kesehatan dan deteksi dini Penderita Kusta,
dan partisipasi dan dukungan lainnya dalam pelaksanaan kegiatan Penanggulangan
Kusta.

Kecamatan Kokop merupakan Kecamatan di Wilayah Kabupaten Bangkalan


dengan jumlah penduduk yang cukup banyak yaitu sebanyak 75215 jiwa, tingkat
pendidikan paling banyak adalah SMP dan pekerjaan pada umumnya sebagai petani
dengan mobilitas yang cukup tinggi. Tahun 2021 di temukan sebanyak 7 penderita
kusta, dibagi beberapa desa diantaranya Desa Durjan, Desa Mandung, Desa dupok,
dan Desa Katol Timur, adanya penduduk yang menderita kusta, dimungkinkan
terjadinya penularan ke penduduk yang lain sehingga di prioritaskan untuk kegiatan
penemuan kasus baru.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta frambusia
sesuai dengan masalah yang ada, sehingga dapat meningkatkan
penemuan secara dini penderita kusta baru dan bisa mengobati pasien
kusta frambusia secara sempurna di wilayah kerja puskesmas kokop.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendeteksi
suspect kusta frambusia.
b. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya
deteksi dini Kusta frambusia.
c. Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan
dalam tata laksana pasien kusta.
d. Mewujudkan pengembangan desa sehat yang berorientasi promotif
dan preventif terutama dalam penanggulangan KLB
e. Peningkatan pengembangan media informasi dan komunikasi
tentang kesehatan.
2
f. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada provider dan masyarakat.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Puskesmas
a. Sebagai acuan puskesmas dalam melaksanakan kegiatan di tahun 2023
b. Sebagai acuan puskesmas untuk melakukan monitoring dan evaluasi

1.3.2 Bagi Dinas Kesehatan


Sebagai bahan masukan bagi perencanaan tingkat Dinas Kesehatan
kabupaten Bangkalan

1.4 Visi, Misi


1.4.1 Visi
Terwujudnya masyarakat Kecamatan Kokop yang sehat melalui
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berbasis pemberdayaan
masyarakat.
1.4.2 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standart
pelayanan
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan
kesehatan individu, keluarga dan kelompok.

3. Meningkatkan kompetensi petugas melalui pelatihan dan pendidikan.

Dengan visi dan misi tersebut diharapkan masyarakat kita khususnya


masyarakat wilayah kerja puskesmas Kokop mempunyai kesadaran, kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat mandiri.

1.5 Tugas Pokok Puskesmas Kokop


a. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan di wilayah kerja
Puskesmas Kokop, dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
Kokop sehat
b. Fungsi Puskesmas
1. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerja UPTD

3
Puskesmas Kokop
2. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah UPTD Puskesmas
Kokop

1.6 Motto
“ Melayani dengan RAPI “

1.7 Tata Nilai Puskesmas Kokop


“RAPI”
Ramah :Memberikan pelayanan sesuai dengan etika pelayanan
Amanah :Melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab
Profesional :Memberikan pelayanan sesuai dengan standart pelayanan
Inovatif :Melakukan inovasi dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan

4
BAB 2

ANALISIS

SITUASI

2.1 Data
a. Identitas Puskesmas
1. Nama Puskesmas :Puskesmas Kokop
2. Kecamatan :Kokop
3. Kabupaten :Bangkalan
4. Propinsi :Jawa Timur
5. No. Kode Puskesmas :3526150101
6. Alamat :
7. No.Telp/fax 082330210803
8. Pimpinan :
9. Jenis Puskesmas : Puskesmas (dengan Perawatan)

b. Peta Wilayah/Data Geografis

1. Batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Kokop


Sebelah Utara : Kecamatan Tanjung Bumi
Sebelah Timur : Kecamatan Konang dan Kab. Sampang
Sebelah Selatan : Kecamatan geger
5
Sebelah Barat : Kecamatan Tanjung Bumi

6
2. Posisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Kokop.
1. Luas Wilayah : 125,75 Km

- Wilayah Dataran Rendah : %

- Wilayah Dataran Tinggi : %

2. Jumlah desa : 13 Desa /


kel
3. Yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 13 Desa /
kel
4. Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 13 Desa /
kel
5. Yang tidakdapat dijangkau kendaraan roda 4 & 2 : 0 Desa /
kel
6. Jumlah Desa sebanyak 13 desa, terdiridari :

Tabel 2.1: Nama-nama desa di wilayah kerja Puskesmas Bangkalan


PUSKESMAS INDUK,
NO. DESA/KELURAHAN Luas
PUSTU, POLINDES,
(Km2)
PONKESDES
1. Dupok 10,0 Poskesdes
2. Batokorogan 3,4 Polindes
3. Bandasoleh 4,7 Polindes
4. Tramok 18,9 Ponkesdes
5. Katol Timur 11,5 Ponkesdes
6. Lembung G 4,7 Ponkesdes
7. Ampara’an 5,2 Pustu
8. Kokop 8,3 Polindes
9. Mano’an 13,1 Pustu
10. Tlokoh 9,8 Ponkesdes
11. Durjan 18,9 Pustu
12. Mandung 12,5 Pustu
13. Bandang Laok 13,6 Ponkesdes

2.2 DATA KEPENDUDUKAN

1. Jumlah penduduk seluruhnya : 71.988

Orang Laki – laki : 36.942

Orang
Perempuan : 35.046 Orang
2. Rincian Jumlah Penduduk ( Usia dan Jenis Kelamin)

7
Laki-laki Umur Perempuan
575 0-1 577
2351 1-4 2289
2627 5-9 2254
2749 10-14 2893
2637 15-19 2476
2828 20-24 2923
2710 25-29 2571
2792 30-34 2910
2769 35-39 2667
2693 40-44 2597
2651 45-49 2643
2859 50-54 2742
2743 55-59 2894
934 60-64 992
915 >65 979

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas KokopTahun 2020

3. Jumlah kepala keluarga : 29.681 KK

4. Jumlah penduduk total miskin ( jamkesmas ) :65.341 jiwa

5. Jumlah kepala keluarga miskin ( KK ) :19.904 KK

6. Jumlah anggota keluarga miskin ( jamkesmas ) :65341 orang

7. Jumlah yang mempunyai kartu jamkesmas :65.341 orang

8. Jumlah ibu hamil : 1261 orang

9. Jumlah ibu hamil miskin : 819 orang

10. Jumlah bayi ( < 1 tahun ) : 1099 bayi

11. Jumlah anak balita ( 1-4 tahun ) : 4599 anak

12. Jumlah wanita usia subur : 15.243 orang

13. Jumlah pasangan usia subur :11.779 pasang

14. Jumlah ibu bersalin :1206 orang

15. Jumlah ibu nifas : 1206 orang

16. Jumlah ibu meneteki n : 887


Orang

8
2.3 PENDIDIKAN

a. Jumlah Sekolah : 153 Buah


1. TK/PAUD : 56 Buah

2. SD / MI yang ada : 58 Buah

3. SLTP / MT yang ada : 27 Buah

4. SMU / MA yang ada : 12 Buah

5. Akademi yang ada :0 Buah

6. Perguruan tinggi yang ada :0 Buah

7. Jumlah ponpes yang ada :12 Buah

b. Jumlah murid yang ada


1. TK/PAUD : 1748 Murid

2. SD / MI : 7255 Murid

3. SLTP / MTs : 3012 Murid

4. SMU / MA : 1362 Murid

5. Akademi : 0 Mahasiswa

6. Perguruan Tinggi : 0 Mahasiswa

7. Jumlah santri Ponpes yg ada : 1612 Santri

c. Data Sarana Kesehatan


Tabel 2. 1 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kokop
JENIS PELAYANAN PEMERINTAH SWASTA TOTAL
Puskesmas Induk 1 - 1
Puskesmas Pembantu 4 - 4
Polindes 9 - 9
Dokter Umum/Dokter 3 1 4
Gigi 1 -
Bidan Praktek 24 3 27

d. Data Sumber Daya


1. Kondisi SDM
Tabel 2. 2 Kondisi Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kokop
9
No. Jenis Tenaga PKM PUSTU/POLINDES Jumlah
INDUK
1 Dokter 3 0 3
2 Dokter Gigi 1 0 1
3 Bidan 8 24 32
4 Perawat 21 - 21
5 Perawat Gigi 1 0 1
Sumber : 6 Petugas Gizi 2 0 2
Laporan 7 Petugas 1 0 1
Sanitarian
8 Analis 2 0 2
Kesehatan
9 Apoteker - - -
10 Asisten Apoteker 2 0 2
11 Promosi 1 0 1
Kesehatan
12 Perekam Medis 6 0 6
13 Staff 13 0 13
TOTAL 61 24 85
Puskesmas Kokop Tahun 2022

Data Sarana dan Prasarana Puskesmas


Puskesmas mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut :
 Ambulance : 2 Unit
 Sepeda Motor : 2 Unit
 Fasilitas PAM/Sumur : ada
 Fasilitas PLN : ada
 Fasilitas Telepon dan internet : ada
 Sistem informasi Puskesmas (Simpus) : tidak ada
 Jenset : 1 Unit
 IUD Kit : 5 Unit
 Bad Ginekologi : 1 Unit

10
 Lampu Sorot : 1 Unit
 Implant Kid : 2 Unit
 Minilaparatomi : 1 Unit
 Stirilisator Rebus : 1 Unit
 Lembar balik ABPK/Alat Peraga : 1 Unit
 Almari dokumentasi : 1 Unit
2. Data Peran Serta Masyarakat
 Jumlah Posyandu Balita : 65 Pos
 Jumlah Kader Posyandu Balita : 154 Orang
 Jumlah Posyandu Lansia : 13 Pos
 Jumlah Kader Posyandu Lansia : 13 Orang
 Jumlah Posbindu : 13 Kelompok
 Jumlah Kader Posbindu : 13 Orang
 Jumlah Kader Jumantik : 26 Orang
 Jumlah Kader Tiwisada : - Orang
 Jumlah KKR : - Orang
 Jumlah BAGAS : - Orang
 Jumlah Santri Husada : 20 Orang
 Jumlah Poskesdes : 12 Kelompok
 Jumlah Pos UKK : 3 Pos
 Jumlah Kader Kesehatan Jiwa : 13 Orang
 Jumlah Taman Posyandu : 2 Kelompok
 Jumlah Kader Tapos : 4 Orang

2.2 Data Khusus


a. Jumlah Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Kokop
Tabel 2. 3 Jumlah Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Kokop

No. Desa Jumlah KK


1. Dupok 461
2. Banda soleh 410
3. Batokorogan 378
4. Tramok 404
5. Katol Timur 435
11
6. Lembung Gunung 318
7. Amparaan 401
8. Kokop 396
9. Tlokoh 510
10. Durjan 841
11. Manoan 425
12. Mandung 529
13. Bandang Laok 430
Jumlah 5.938

Sumber : Laporan Puskesmas Kokop Tahun 2020

b. Hasil Kegiatan
Tabel 2. 4 Hasil Pencapaian Penemuan Kusta frambusia Baru
Target
No. Indikator dalam 1 Capaian %Capaian Kesenjangan
tahun

Screening Kusta
1. frambusia di desa 2084 537 25,8% 74,2%

Screening Kusta
2. frambusia di sekolah 54 27 50% 50%

Penemuan kusta
3. 7 7 100% -
Baru sukarela

Sumber : Laporan Puskesmas Kokop Tahun 2021

Tabel 2. 5 Hasil Pencapaian Penyuluha n Program Kusta Frambusia


No. Indikator Target Capaian %Capaian Kesenjangan

Penyuluhan
tentang Kusta
1. frambusia di 5938 1168 19,7% 80,3%
desa endemis
kusta

Penyuluhan
2. Kusta frambusia
54 27 50% 50%
di sekolah
12
Sumber : Laporan Puskesmas Kokop Tahun 2021
Tabel 2. 6 Hasil Pencapaian Sosialisasi bagi nakes dan kader kesehatan

Target
No. Indikator dalam Capaian %Capaian Kesenjangan
1
tahun
Sosialisasi tenaga
kesehatan di wilayah
1 kerja puskesmas 103 84 81,6% 18,4%
kokop

Sosialisasi
2 kader 46 40 87% 13%
kesehatan

Sumber : Laporan Puskesmas Kokop Tahun 2021

13
BAB 3

ISU STRATEGIS

3.1 Identifikasi Masalah


Tabel 3. 1 Identifikasi Masalah Program Kusta Frambusia di Wilayah Kerja
Puskesmas Kokop
No. JENIS KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN % MASALAH
1 Penemuan kusta
65 7 10,8% 89,2%
baru di wilayah kerja
puskesmas kokop

2 Penyuluhan tentang 13 7 53,8% 46,2%


kusta frambusia di
desa endemis kusta

3 Sosialisasi bagi
149 124 83,2% 16,8%
smua tenaga
kesehatan dan
kader kesehatan di
wilayah kerja
puskesmas kokop

3.2 Rumusan Masalah


1. Ada 89,2% kasus belum ada penemuan kusta baru di wilayah kerja
Puskesmas Kokop tahun 2021
2. Terdapat 46,2% desa yang belum dilakukan penyuluhan tentang kusta
frambusia di wilayah Puskesmas kokop pada tahun 2021
3. Masih ada 16,8% nakes yang belum mendapatkan sosialisasi tentang kusta
frambusia di wilayah kerja Puskesmas Kokop tahun 2021.

3.3 Penentuan Prioritas Masalah


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah
sekaligus, ketidak tersediaan teknologi atau adanya keterkaitan satu masalah
dengan masalah lainnya maka digunakan kriteria Matriks (USG) untuk
memprioritaskan masalah yang ada dalam wilayah kerja program Kusta
frambusia. Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1-5, nilai semakin
besar bila tingkat urgensinya makin mendesak atau tingkat perkembangannya
dan keseriusannya semakin memprihatinkan apabila tidak diatasi, kemudian
kalikan U dengan S dan G. Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil
14
perkalian yang paling besar
Penentuan prioritas masalah menggunakan metode scoring dengan kriteria
USG (Urgent, Serioudness, Growth)
1. Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, artinya apabila masalah
tidak segera ditanggulangi akan semakin gawat.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat gawat
b. 4 = gawat
c. 3 = cukup gawat
d. 2 = kurang gawat
e. 1 = tidak gawat
2. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila
masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lain.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat serius
b. 4 = serius
c. 3 = cukup serius
d. 2 = kurang serius
e. 1 = tidak serius
3. Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan
atau perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak
segera ditangani pertumbuhannya akan berjalan terus.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat gawat
b. 4 = gawat
c. 3 = cukup gawat
d. 2 = kurang gawat
e. 1 = tidak gawat

15
Berikut adalah matriks penentuan prioritas masalah yang akan diselesaikan
Tabel 3. 2 Matriks Penentuan Prioritas Masalah
No. Masalah U S G Total Prioritas
1
Ada 89,2% kasus belum ada
penemuan kusta baru di
wilayah kerja Puskesmas
4 4 3 11 1
Kokop tahun 2021

2 Terdapat 46,2% desa yang


belum dilakukan penyuluhan
tentang kusta frambusia di 3 3 3 9 2
wilayah Puskesmas kokop
pada tahun 2021

3 Masih ada 16,8% nakes


yang belum mendapatkan
sosialisasi tentang kusta 2 3 2 7 3

frambusia di wilayah kerja


Puskesmas Kokop tahun
2021.

Berdasarkan tabel di atas diketahui ada tiga prioritas masalah tertinggi yaitu :
1. Ada 89,2% kasus belum ada penemuan kusta baru di wilayah kerja
Puskesmas Kokop tahun 2021
2. Terdapat 46,2% desa yang belum dilakukan penyuluhan tentang kusta
frambusia di wilayah Puskesmas kokop pada tahun 2021
3. Masih ada 16,8% nakes yang belum mendapatkan sosialisasi tentang kusta
frambusia di wilayah kerja Puskesmas Kokop tahun 2021.

16
BAB 4
ANALISIS PENYEBAB DAN
ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH

4.1 Analisis Penyebab Masalah


Berdasarkan dari analisis permasalahan di atas maka perlu ditentukan prioritas
penyebab masalah agar terwujud pelaksanaan kegiatan yang menganut prinsip
efektif, efisien, proporsional serta rasional dengan menggunakan alat analisis
manajemen yaitu fishbone.

17
1. Ada 89,2% kasus belum ada penemuan kusta baru di wilayah kerja Puskesmas Kokop tahun 2021

Metode

Keterbatasan kunjungan Manusia


rumah karena masa
pandemi
Kurangnya pemahaman
Penolakan masyarakat tentang kusta frambusia
Dengan kunjungan petugas
Ada 89,2% kasus belum ada penemuan
kusta baru di wilayah kerja Puskesmas
Terjadi
Kurang adanya Kokop tahun 2021
Belum dianggarkan di Pandemi covid-19
tahun 2021 media
penyuluhan
dalam bentuk
Akses jalan
leaflet dan poster
ke lokasi sulit
untuk program
kusta frambusia

Lingkungan Keuangan Material


2. Terdapat 46,2% desa yang belum dilakukan penyuluhan tentang kusta frambusia di wilayah Puskesmas kokop pada tahun
2021

Metode

Penyuluhan belum bisa


Manusia
dilakukan karena pandemi
covid 19

Kurangnya Petugas
Tidak boleh mengumpulkan
kusta frambusia
Masa saat pandemi Terdapat 46,2% desa
yang belum dilakukan
penyuluhan tentang
kusta frambusia di
Kurang adanya wilayah Puskesmas
Kurang adanya Kurang adanya penyuluhan kokop pada tahun 2021
dukungan dari kepala bantuan ADD dalam bentuk
desa untuk izin
leaflet dan
pelaksanaan
Biaya untuk poster untuk
masing masing program kusta
Terjadi pandemi covid-19 desa cukup besar frambusia
Lingkungan
Keuangan Material
3. Masih ada 16,8% nakes yang belum mendapatkan sosialisasi tentang kusta frambusia di wilayah kerja Puskesmas Kokop
tahun 2021

Metode Manusia

Kurang tepatnya metode dalam


Kurangnya minat tentang
menyampaikan sosialisasi
sosialisasi kusta
tentang kusta

Belum memungkinkan
Kurangnya Masih ada 16,8% nakes yang
sosialisasi lewat online
anggota Petugas belum mendapatkan
kusta frambusia sosialisasi tentang kusta
frambusia di wilayah kerja
Puskesmas Kokop tahun 2021
Terjadi pandemi
covid-19 sehingga Kurangnya media promosi
Lingkungan
kegiatan sosialisasi belum tentang kusta frambusia
bisa dilakukan adalah milik desa dan
masyarakat

Material
2.2 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan metode scoring dengan
kriteria:
1. Besar Masalah (BM)
Besarnya masalah dikaitkan dengan tingkat status kesehatan masyarakat,
contohnya besarnya angka kesakitan (morbiditas) pada suatu waktu
tertentu.
a. 5 = sangat besar
b. 4 = besar
c. 3 = cukup besar
d. 2 = kurang besar
e. 1 = tidak besar
2. Kegawatan Masalah (KM)
Kegawatan masalah diukur atas pengaruhnya terhadap individu dan
lingkungan yang umumnya dikaitkan dengan mati hidupnya seseorang
a. 5 = sangat gawat
b. 4 = gawat
c. 3 = cukup gawat
d. 2 = kurang gawat
e. 1 = tidak gawat
3. Perhatian Masyarakat (PM)
Perhatian masyarakat ditjukan pada pengetahuan, sikap dan keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah dan urgensinya menurut mereka
untuk segera dipecahkan.
a. 5 = sangat besar perhatian dari masyarakat
b. 4 = besar perhatian dari masyarakat
c. 3 = cukup perhatian dari masyarakat
d. 2 = kurang perhatian dari masyarakat
e. 1 = tidak ada perhatian dari masyarakat

Berikut ini adalah matriks prioritas penyebab masalah yang akan diselesaikan dari
masing-masing masalah yang ada :

21
1. Ada 89,2% kasus belum ada penemuan kusta baru di wilayah kerja Puskesmas Kokop
tahun 2021

Tabel 4. 1 Penyebab Masalah belum ada penemuan kusta baru di wilayah


Kerja puskesmas kokop
No. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS
1. Kurang adanya media 3 2 2 7 5
penyuluhan dalam bentuk leaflet
dan poster untuk program kusta
frambusia

2. Kurangnya pemahaman tentang 4 3 2 9 2


kusta frambusia

3. Keterbatasan kunjungan rumah 3 3 1 7 4


karena masa pandemi covid-19

4. Penolakan masyarakat 5 4 3 12 1
Dengan kunjungan petugas

5 Akses jalan ke lokasi sulit 3 2 3 7 3

Dari tabel di atas diketahui bahwa penyebab Masih Ada 89,2% kasus belum ada
penemuan kusta baru di wilayah kerja Puskesmas Kokop tahun 2021 adalah banyak
penolakan masyarakat dengan kunjungan rumah.

2. Terdapat 46,2% desa yang belum dilakukan penyuluhan tentang kusta frambusia di
wilayah Puskesmas kokop pada tahun 2021
Tabel 4. 2 Penyebab masalah belum dilakukan penyuluhan di desa wilayah kerja
puskesmas kokop
No. Penyebab Masalah BM KM PM TOTAL PRIORITAS
1. Terjadi pandemi Covid-19 4 4 4 12 1
2. Kurang adanya bantuan ADD 3 2 1 6 4
dari desa

3. Kurang adanya penyuluhan 3 3 2 8 2


dalam bentuk leaflet dan
poster untuk program kusta
frambusia

4. Kurang adanya dukungan 3 2 1 6 3


dari kepala desa untuk izin
pelaksanaan

22
Dari tabel di atas diketahui bahwa penyebab masalah Terdapat 46,2% desa yang
belum dilakukan penyuluhan tentang kusta frambusia di wilayah Puskesmas kokop
pada tahun 2021 adalah Belum memungkinkan dilakukan penyuluhan kusta di
karenakan pandemi covid-19

3. Masih ada 16,8% nakes yang belum mendapatkan sosialisasi tentang kusta frambusia
di wilayah kerja Puskesmas Kokop tahun 2021.
Tabel 4. 3 Penyebab Masalah Nakes belum mendapatkan sosialisasi kusta frambusia

No. Penyebab Masalah BM KM PM TOTAL PRIORITAS


1. Terjadi pandemi covid-19 -19 5 5 5 15 1
sehingga kegiatan sosialisasi
belum bisa dilakukan

2. Kurangnya minat tentang 4 3 3 10 2


sosialisasi kusta

3. Kurang tepatnya metode 3 2 2 7 3


dalam menyampaikan
sosialisasi tentang kusta

4. Belum memungkinkan sosialisasi 2 2 2 6 4


lewat online

Dari tabel di atas diketahui penyebab masalah Masih ada 16,8% nakes yang belum
mendapatkan sosialisasi tentang kusta frambusia di wilayah kerja Puskesmas
Kokop tahun 2021 adalah Terjadi pandemi covid-19 sehingga kegiatan sosialisasi
tentang kusta terhadap nakes wilayah kerja puskesmas kokop secara langsung
belum bisa dilakukan.

a. Alternatif Pemecahan Masalah


Untuk menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah yang ada,
digunakan metode MEER (Metodologi, Efektivitas, Efisiensi, Relevansi). Bobot
skor tiap kriteria MEER adalah sebagai beirkut:
i. Metodologi (M)
1. 5 = sangat bagus
2. 4 = bagus
23
3. 3 = cukup bagus
4. 2 = kurang bagus
5. 1 = tidak bagus
ii. Efektitivitas
1. 5 = sangat efektif
2. 4 = efektif
3. 3 = cukup efektif
4. 2 = kurang efektif
5. 1 = tidak efektif
iii. Efisiensi
1. 5 = sangat efisiensi
2. 4 = efisiensi
3. 3 = cukup efisiensi
4. 2 = kurang efisiensi
5. 1 = tidak efisiensi
iv. Relevansi
1. 5 = sangat relevan
2. 4 = relevan
3. 3 = cukup relevan
4. 2 = kurang relevan
5. 1 = tidak relevan

Berikut adalah matriks alternatif pemecahan masalah:


1. Alternatif Pemecahan Masalah banyak penolakan masyarakat dengan
kunjungan rumah
No. ALTERNATIF M Et Es R TOTAL PRIOITAS
PEMECAHAN
1 Bekerja sama dengan
perangkat desa atau tokoh 5 3 4 4 16 1
agama setempat.
2 Melakukan hubungan
saling percaya antar 4 3 3 3 13 2
nakes di desa dan
masyarakat

Dari tabel di atas dapat diektahui bahwa alternatif pemecahan masalah urutan
24
yang pertama adalah Bekerja sama dengan perangkat desa atau tokoh agama
setempat.
2. Alternatif Pemecahan Masalah Belum memungkinkan dilakukan penyuluhan kusta
di karenakan pandemi covid-19
No. ALTERNATIF M Et Es R TOTAL PRIOITAS
PEMECAHAN
1 Memberikan penyuluhan 5 3 4 4 16 1
lewat online
2 Menyebarkan brosur atau 3 3 3 3 12 2
poster tentang kusta lewat
nakes desa atau kader
kesehatan

Dari tabel dia atas diketahui alternatif pemecahan masalah urutan pertama
adalah Memberikan penyuluhan lewat online

3. Alternatif Pemecahan Masalah Terjadi pandemi covid-19 sehingga kegiatan


sosialisasi tentang kusta terhadap nakes wilayah kerja puskesmas kokop
secara langsung belum bisa dilakukan
No. ALTERNATIF M Et Es R TOTAL PRIOITAS
PEMECAHAN
1 Menganggarkan kegiatan 5 5 5 5 20 1
Sosialisasi kusta di tahun
2023
2 Pembuatan media 5 5 5 4 19 2
sosialisasi kusta secara
online

Dari tabel dia atas diketahui alternatif pemechan masalah urutan pertama Menganggarkan
kegiatan
Sosialisasi kusta di tahun 2023.

25
BAB 5

RENCANA KEGIATAN
Rencana usulan kegiatan untuk meningkatkan capaian program Kusta Frambusia adalah sebagai berikut:
SUMBER
N UPAYA
KESEH TARGET PENANGGUN KEBUTUHA
N SUMBER MITRA WAKTU
PELAKSA KEBUTUHAN INDIKATOR
KEGIATAN TUJUAN SASARAN SASARAN G JAWAB ANGGARAN KERJA PEMBIAY
O ATAN DAYA KERJA NAAN AAN
1 PJ. Kusta Penemuan Menemuk Masyarakat Masyarakat Pemegang ATK, Buku Dokter, Kader, 13 x 2 org x 13 desa x 1 Terjaringnya
Frambusia Suspek an & Anak- Kec Kokop Program Register TOMA dan setahun kali x penderita kusta
Penderita penderita Anak TOGA Rp 100.000 oleh petugas
Kusta Kusta BOK
Sekolah = 2.600.000

PJ. Kusta Pemeriksaan Untuk Masyarakat Masyarakat Pemegang ATK, Buku Dokter dan 13 x 2 org x 13 desa x 1 Penderita
2 Frambusia Kontak menget dan Anak- Kec Kokop Program Register Kader Setahun kali x Terobati
ahui Anak Rp 100.000
adanya BOK
= 2.600.000
penular
an
3 PJ. Kusta Penyuluhan Meningkat Masyarakat Masyara Pemegang ATK, Buku Dokter, Kader, 13 x 2 org x 13 desa x 1 Meningkatnya
Frambusia tentang Kusta kan Peran dan Anak kat Kec Program Register, TOMA dan Setahun kali x pengetahuan
Serta sekolah di Kokop Laptop, TOGA Rp 100.000 Masyarakat dan
pengetahua daerah pamflet atau = 2.600.000
anak sekolah
n endemik lembar balik tentang kusta
Masyarakat Kusta BOK
dan anak
sekolah
Tentang
Penyakit
Kusta
4 PJ. Kusta Sosialisasi Meningkat Tenaga Semua Pemegang ATK, laptop, Dokter dan 1 x setahun 27 nakes x 1 kali x Meningkatnya BOK
Frambusia bagi nakes kan kesehatan di nakes di program proyektor, penanggung Rp 50.000 pengetahuan
pengetahua desa wilayah brosur atau jawab progam = 1.350.000 nakes tentang
n tentang maupun di kerja leaflet peny. Kusta
kusta induk puskesm lain frambusia
frambusia as kokop
bagi nakes
yang
melakukan
pelayanan
5 PJ. Kusta Sosialisasi Memberika Kader Masyara Pemegang ATK, laptop, Dokter dan 1 x setahun 26 Kader x 1 kali Meningkatnya
Frambusia bagi kader n kesehatan di kat kec. program proyektor, penanggung x Rp 100.000 pengetahuan
kesehatan pengetahua desa kokop brosur atau jawab progam = 2.600.000 tentang peny.
n tentang leaflet Kusta frambusia
kusta lain bagi kader BOK
frambusia kesehatan desa

6 PJ. Kusta Screening Untuk Anak anak Masyara Pemegang ATK, Buku Dokter, kader, 54 x 2 org x 54 sekolah Terjaringnya
Frambusia kusta mengetahui sekolah di kat kec. program Register guru, pj. UKS setahun x 1 kali x Rp penderita kusta
frambusia di adanya kec. kokop kokop 100.000 oleh petugas
penularan
sekolah di sekolah = 10.800.000 BOK
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Dengan adanya RUK maka puskesmas memiliki rencana program yang baik,
terpadu dan terarah.
2. Kegiatan yang diusahakan dalam rangka untuk meningkatkan mutu
pelayanan di Puskesmas Kokop
3. Apabila kegiatan program dan inovasinya telah dilaksanakan dengan baik
maka indikator SPM akan semakin mudah dicapai
4. Dampak dari keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah
meningkatnya derakat kesehatan masyarakat terutama masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Kokop.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Puskesmas
a. Kegiatan program akan dilaksanakan sebisa mungkin sesuai dengan
RUK yang telah dibuat
b. Puskesmas dalam melaksankan kegiatan monitoring dan evaluasi
kegiatan di tahun 2023 juga harus berdasarkan RUK yang ada.

6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan


a. Dinas Kesehatan senantiasa mengevaluasi dan memonitoring jalannya
kegiatan program dan inovasi yang telah dilaksanakan Puskesmas.
b. Dinas Kesehatan hendaknya juga melengkapi sarana dan prasarana
kesehatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan sesuai dengan
RUK yang ada.
BAB 7

PENUTUP

Demikian RUK tahun 2023 yang diusulkan oleh Puskesmas Kokop


berdasarkan hasil penggalian gagasan dan aspirasi hasil kegiatan minilokakarya
Puskesmas Kokop. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat telah menjadi tekad
yang dicanangkan dengan motto : “Melayani Dengan RAPI” sebagai bukti dukungan
pada pemerintah dalam mengembangkan program-program kesehatan baik secara
promotif, preventif maupun kuratif dan rehabilitatif.
Sebagi bentuk konsekwensinya maka perjalanan secara menyeluruh kepada
semua program yang ada dengan menitik beratkan pada pelayanan tentang isu
strategis dengan prioritas masalah guna mendongkrak pencapaian program secara
optimal.
Selain itu dengan adanya isu strategis dan prioritas masalah diharapkan dapat
memperoleh proses pencapaian yang telah dilakukan, serta bisa melakukan
pembenahan terhadap program –program yang belum bisa berjalan dengan baik.
Namun demikian hal ini tergantung pada SDM yang ada seta didukung
dengan sarana dan prasarana yang ada sehingga dengan disusunnya RUK ini,
harapan kami bisa melaksanakan dan tercapai sesuai harapan. Meskipun demikian
untuk program prioritas mungkin masih perlu RUK khusus.
Demikian semoga apa yang telah disusun oleh Team Puskesmas Kokop ini
bermanfaat bagi kita semua dan dapat atau mampu mengangkat derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kokop.

Anda mungkin juga menyukai